Anda di halaman 1dari 50

Nama : Habil Gymnastiar Abdul Matin

NIM : 2106008

Jurusan : Ilmu Komputer

Prodi : Teknik Informatika

Kelas :B

Pengantar Pendidikan Pancasila


 Landasan Yuridis Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
Pasal 35 ayat (5) UU No. 12 tahun 2012 yang menyatakan bahwa
kurikulum pendidiikan tinggi wajib memuat mata kuliah agama, pancasila,
kewarganegaraan, da bahasa Indonesia.
Pasal 2 UU No. 12 tahnun 2012, sistem pendidikan tinggi di
Indonesia harus berdasarkan Pancasila.

Visi Pendidikan pancasila


 Terwujudnya kepribadian Sivitas akademia yang bersumber pada nilai-
nilai pancasila
 Mengembangkan potensi akademia peserta didik (misi psikopedagogis)
 Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam
masyarakat, dan negara (misi psikososial)
 Membangun budaya berpancasila sebagai salah satu determinan kehidupan
(misi sosiokultural)
 Mengkaji dan mengembangkan pendidikan pancasila
(sumber: Tim Dikti)

Berdasarkan Sk Dirjen Dikti No. 38/Dikti/Kep/2002, pasal 3 ayat (2) kompanti


yang dapat diperoleh setelah belajar pendidikan pancasila, mahasiswa
 Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggungjawab sesuai
hati nuraninya
 Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan
serta cara-cara pemecahannya
 Mampu mengenali perubahan-perubahan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni
 Mampu memaknai peristiwa h dan nilai-nilai budaya bangsa untuk
menggalang persatuan Indonesia

Tujuan Pembelajaran
Memberikan wawasan kepada mahasiswa bahwa berperilaku koruptif
bertentangan dengan nlai-nilai pncila, tidak menjungjung tinggi nilai kemanusiaan
dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika.

Capaian Pembelajaran
Mampu memahami pentingnya pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara sebagai upaya dalam menangkal perilaku koruptif.
BAB 1
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

Perilaku Koruptif Sebagai Tantangan Dalam Penampilan Nilai-Nilai


Pancasila

Konsep/Pengertian Pendidikan Pancasila


Menurut penjelasan pasal 35 ayat (3) UU RI No. 12 tahun 2012 tentang
pendidikan tinggi, ytang dimaksud dengan mata kuliah pendidika pancasila adalah
pendidilkan untuk membeerikan pengalaman dan penghayatan kepada mahasiswa
mengenai ideologi bangsa Indonesia.

1.1 Mengganti Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila


 Sumber Historis Pendidikan Pancasila
Presiden Soekarno pernah mengatakan “Jangan sekali-kali
meninggalkan sejarah”
“Sejarah merupakan guru kehidupan” melalui pendekatan ini
 Mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran atau hikmah
dari berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah nasional maupun
sejarah bangsa-bangsa lain
 Anda diharapkan akan memperoleh inspirasi untuk
berpartisipasi dalam pembangunan bangsa sesuai dengan
program studi masing-masing
 Anda juga dapat berusaha menghindari perilaku yang bernuansa
mengulangi kembali kesalahan sejarah
 Sumber sosiologis Pendidikan Pancasila
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila bukan hanya
hasil konseptual seseorang saja, elainkan juga hasil karya besar bangsa
Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang
dimiliki oleh bangsa Indoensia sendiri melalui proses refleksi filosofis
para pendiri negara.
 Sumber Politik Pendidikan Pancasila
Melalui pendekatan politik ini, diharapkan mampu menafsirkan
fenomena politik dalam rangka menemukan pedoman yang bersifat
moral yang sesuai dengan nilai-nilai pancauntuk mewujudkan
kehidupan politik yang sehat.

1.2 Urgensi Pendidikan Pancasila


Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia,
memoerlihatkan telah tergerusnya nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, misalnya;
 Masalah kesadaran perpajakan
 Masalah korupsi
 Masalah pencemaran lingkungan
 Masalah disintegrasi bangsa
 Masalah dedikasi moral
 Masalah narkoba
 Masalah terorisme
 Masalah penegakan hukum yang berkeadilan

1.3 Korupsi dan Integritas


 Pengertian Korupsi dan Perilaku koruptif
 Korupsi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) korupsi
adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain.
 Perilaku Koruptif
Perilaku koruptif adalah tindakan seseorang atau kelompok
dalam menyelewengkan atau menyalahgunakan uang negara
(perusahaan, organisasi, yayasa, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain yang tercermin dalam tiap
tindakan dan pengetahuannya.
 Bentuk-Bentuk Korupsi
Menurut buku memahami untuk membasmi (kpk:2006) dijelaskan
secara rinci sebagai berikut:
 Merugikan keuangan negara
 Suap menyuap
 Penggelapan dalam jabatan
 Pemerasan
 Perbuatan curang
 Benturan kepentingan dalam pengadaan
 Gratifikasi

1.4 Korupsi dan Integritas


 Pengertian Integritas
Berdasarkan KBBI, kata integritas mempunyai pengertian “mutu,
sifat...” atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan
kejujuran.
Orang yang memiliki integritas diartikan dengan kualitas diri dan
kualitas interaksi dengan orang lain seperti mematuhi peraturan dan
etika organisasi, jujur, memegang teguh komitmen dan prinsip-prinsip
yang diyakini benar, tanggung jawab, konsisten antara ucapan dan
tindakan, kerja keras dan anti korupsi.
BAB 2
PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA

Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa


Indonesia

Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa:


1. Kebudayaan Indonesia Asli
 Nilai Religi
Adanya kerangka mayat yang menggambarkan adanya penguburan
serta dalam menghadapi tantangan alam tenaga ghaib sangat tampak.
Selain itu, alat-alat baik dari batu maupun perunggu yang digunakan untuk
aktivitas religi seperti acara/upacara mendatangkan hujan. Adanya
keyakinan terhadap pemujaan roh leluhur serta menempatkan menir di
tempat-tempat yang tinggi yang dianggap sebagai tempat roh leluhur.
Jelas bahwa masa ini sudah mengenal nilai-nilai kehidupan religi
makna animisme dan dinamisme sebagai wujud dari religius.
 Nilai Kemanusiaan
Nilai ini tampak dalam kehidupan saat itu misalnya penghargaan
terhadap hakekat kemanusiaan yang ditandai dengan penghargaan yang
tinggi terhadap manusia meskipun sudah meninggal. Hal ini
menggambarkan perilaku berbuat baik terhadap sesama manusia yang
hakekatnya merupakan wujud kesadaran akan nilai.
 Nilai Kesatuan
Adanya kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa
Aaustronesia sehingga muncul kesamaan dalam kosa kata dan
kebudayaan. Kecakapan berlayar karena menguasai pengetahuantang
laut, musim, perahu dan astronom abkan adanya ksamaan karakteristik
kebudayaan Indonesia.
 Nilai Musyawarah
Kehidupan bercocok tanam yang dilakukan secara bersama-sama
mereka sudah memiliki aturan untuk kepentingan bercocok tanam
sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya rasa sosial.
 Nilai Keadilan Sosial
Pola kehidupan bercocok tanam secara gotong royong berarti
masyarakat pada saat itu telah berhasil meninggalkan pola hidup Food
Ghatering menuju kepada hidup Food Producing. Hal ini menunjukan
bahwa pada saat itu kearah perwujudan kesejahteraan dan kemakmuran
bersama sudah ada.

2. Pengaruh Hindu Budha


 Kerajaan Sriwijaya
Pada saat itu Sriwijaya memiliki nilai-nilai yaitu:
 Nilai Ketuhanan : Pusat agama Hindu Budha di Asia
Tenggara
 Nilai Kemanusiaan : Bersifat terbuka terhadap budaya asing
yang masuk
 Nilai Persatuan :Wilayahnya tersebar didaerah Asia
Tenggara
 Nilai Kerakyatan : Rakyatnya makmur
 Nilai keadilan : Tidak membedakan latar belakang
 Kerajaan Kutai
Pada masa kerajaan kutai jiga sudah ada nilai-nilai pancasila
 Nilai Ketuhanan : Memeluk agama Hindu
 Nilai Kerakyatan : rakyat kutai hidup sejahtera dan makmur
 Nilai Persatuan : Wilayah kekuasaannya meliputi hampir
seuruh kawasan Kalimantan Timur
 Kerajaan Hindu-Budha
Nilai-nilai pancasila pada jaman kerajaan Hindu-Budha istilah
pertama ditemukan dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular.
Pada jaman kerajaan Majapahit. Pancasila diartikan sebagai perintah
kesulitan yang berjumlah 5 dan berisi larangan
3. Pengaruh Islam
 Sila Pertama
 Masyarakat Indonesia setelah datagnya Islam mereka lebih
dominan memeluk agama Islam
 Sila Kedua
 Kepribadian masyarakat Indonesia setelah datangnya Islam
menjadi lebih beradab seperti besarnya toleransi, kepada
pemeluk agama lain
 Sila Ketiga
 Persatuan Indonesia tercermin dan masyarakatnya yang selalu
gotong royong
 Usaha mempersatukan negri oleh penyebar agama Islam, salah
satunya saat walisongo menyebarkan ke daratan Jawa untuk
menyiarkan tentang Islam
 Sila Keempat
 Sistem musyawarah yang diperkenalkan Islam untuk mengatasi
persengketaan
 Sila Kelima
 Keadilan bagi seluruh umat merupakan hakekat Islam itu sendiri
semenjak dikenalkan sekarang
 Tidak lagi mengenal sistem kasta

4. Pengaruh Datangnya Orang Eropa


 Sila Pertama
Pada masa penjajahan, penjajah menyebarkan agama kristen,
masyarakat Indonesia juga sebagiannya ada yang memeluk agama
kristen
 Sila Kedua
Sila ini tercermin dengan meratannya pendidikan kesetiap elemen
masyarakat
 Sila Ketiga
Pada masa penjajahan sila ketiga ini terimplmentasikan dengan
masyarakat Indonesia yang saling bersatu untu melawan penjajah
 Sila Keempat
Pada masa penjajahan sebelum rakyat Indonesia

Perlawanan Masyarakat Pribumi Indonesia Terhadap Bangsa Belanja


 Perang Padri (Tuanku Imam Bonjol)
 Perang Patimura (Kapten Patimura)
 Perang Diponegoro (Pangeran Diponegoro)
 Perang Jaga Raga Bali (I Gusti Ketut jelatik)
 Perang Banjar (Pangeran Antasari)
 Perang Aceh (Cut Nyak Dien)
 Perlawanan Rakyat Batak (Sisingamangaraja XII)

Perlawanan Masyarakat Pribumi Indonesia Terhadap Portugis

 Perlawanan Kesultanan Malaka (Sultan Mahmud Syah)


 Perlawanan Kesultanan Ternate dan Keslutanan Tidore (Sultan Hairun,
Sultan Baabullah)
 Perlawanan Kesultanan Aceh (Sultan Ali Mughayat Syah)

Bukti Peninggalan
 Kebudayaan Indonesia Asli
 Tulisan prasasti
 Tulisan naskah kuno
 Adanya bahasa Austronesia, sehingga waktu itu muncul
kesamaan dalam kosa kata
 Adanya pola kehidupan bercocok tanam
 Pengaruh Hindu Budha
 Adanya bangunan kerajaan-kerajaan
 Candi Borobudur
 Pengaruh Islam
 Terdapat mesjid-mesjid
 Adanya keraten
 Adanya pemakaman Imogiri
 Pengaruh Datangnya Orang Eropa
 Gedung satu
 Lawang Sewu, Semarang
 Gereja Katedral Jakarta
 Museum seni rupa dan keramik

BPUPKI “Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan


Indonesia”
BPUPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan
balatentara Jepang pada 1 Maret 1945 dan diresmikan pada tanggal 29 April 1945
yang diketuai oleh Dr. Kadeng Raden Tumanggung (K.R.T) Radjiman
Wedyodiningrat dan wakil ketua (ketua I) Ichibangase Yosio, kepala
kesekretariatan oleh Rp. Soeroso Suroso (ketua II), sekretaris oleh AG
Pringgodigdo.
Tujuan dibentuknya BPUPKI ialah untuk mempelajari dan menyelidiki
hal-hal penting berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pembentukan
negara Indonesia.

Sidang Pertama BPUPKI


Pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945, pada sidang pertama yaitu
dirumuskan dasar negara.
 Muhammad Yamin yang disampaikan secara lisan pada tanggal 29 Mei
1945 yakni sebagai berikut;
 Peri Kebangsaan
 Peri Kemanusiaan
 Peri Ketuhanan
 Peri Kerakyatan
 Kesejahteraan Rakyat
Disampaikan secara tertulis, yaitu;
 Ketuhanan Yang Maha Esa
 Kebangsaan Persatuan Indonesia
 Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
 Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
 Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945, ia mengatakan negara yang
dibentuk hendaklah negara integralistik/negara persatuan
 Persatuan
 Kekeluargaan
 Keseimbangan Lahir Batin
 Musyawarah
 Keadilan Rakyat
 Usulan dari Ir. Soekarno, Abi Koesno Tjokrosoeroso, M. Soetardjo, Ki
Bagus Hadikusumo, dan Liem Koen Hiam disampaikan pada tanggal 1
Juni 1945.
Ir. Soekarno mengusulkan lima asas sebagai berikut;
 Nasionalisme kebangsaan
 Integralisme yang didasari kemanusiaan
 Musyawarah dengan mufakat maupun perwakilan
 Ketuhanan melalui kebudayaan

Dari kelima asas tersebut tercetuslah nama Pancasila (Panca=Lima, Sila=Dasar)


atsa bantuan dari seorang ahli bahasa dan jika tidak tersetujui, usulan dapat
kembali disaring menjadi Trisila (Sosio Demokrasi, Sosio Ketuhanan, dan
Demokratif) apabila ditolak kembali dapat menjadi Ekasila yakni gotong royong,
hanya satu poin penting tetapi dapat menjadi dasar negara yang utama bagi
Indonesia.
Sidang Kedua BPUPKI
Pada tanggal 10 Juli – 17 Juli 1945, pada sidang kedua yaitu merumuskan
Undang-Undang Dasar, bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan,
ekonomi, keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.

BPUPKI lalu membentuk panitia-panitia


 Panitia perancang UUD (Ir. Soekarno)
 Panitia pembelaan tanah air (Abikoesno Tjokrosoejoso)
 Panitia ekonomi dan keuangan (Mohammad Hatta)

Panitia perancang UUD membentuk kelompok kecil yang bertugas khusus


merumuskan UUD yang berisi 7 orang pada 11 Juli 1945

Ketua : Prof. Soepomo

Anggota :-Mr. Wongsonegoro

-Mr. Achmad Soebardjo

-Mr. A.A. Meramis

-Mr. R.P. Singgih

-H. Agus Salim

-Dr. Soekiman

Sampai akhir dari masa persidangan dengan BPUPKI yang pertama masih belum
ditemukan kesepakatan dalam perumusan dasar negara, sehingga dibentuklah
“panitia sembilan” yaitu;

Ketua : Ir. Soekarno

Wakil Ketua : Drs. Mohammad Hatta

Anggota :-Mr. Raden Achmad Soebardjo

-Mr. Prof Mohamad Yamin

-Kyai Haji Abdul Moezakir


-Raden Abikoesno Tjokrosoejoso

-Abdoel Kahar Mauzakir

-Haji Agus Salim

-Mr. Alexander Andries Maramis

Hasil rumusan dasar negara Republik Indonesia disetujui menjadi “Piagam


Jakarta” sebagai pembukaan UUD 1945. Pada tanggal 14 Juli 1945, menerima
laporan perancangan UUD di dalamnya tercantum tiga masalah pokok, yaitu;

 Pernyataan tentang Indonesia merdeka


 Pembukaan UUD
 Batang tubuh UUD yang kemudian dinamakan sebagai “Undang-Undang
Dasar 1945”

BPUPKI akhirnya resmi dibubarkan tanggal 7 Agustus 1945 karena


tugasnya dalam menyusun dasar negara dan UUD telah selesai.

PPKI “Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia”

PPKI adalah panitia yang bertugas untu mempersiapkan kemerdekaan


Indonesia dibentuk pada tanggal 13 Juli 1945. Hasil sidang PPKI;

 Sidang 18 Agustus 1945


 Mengesahkan UUD 1945
 Memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden dan
Moh. Hatta sebagai wakil presiden
 Tugas presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional
Indonesia Pusat sebelum dibentuknya MPR dan DPR
 Sidang 19 Agustus 1945
 Membentuk 12 kementrian dan 4 mentri
 Membentuk pemerintahan daerah (8 provinsi dan gubernur)
 Sidang 22 Agustus 1945
 Membentuk Komite Nasional Indonesia (KNI)
 Membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI)
 Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)

Periodisasi Konstitusi Yang Pernah Berlaku di Indonesia

1. UUD 1945 (17 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)


Sistem pemerintahan ; Presidensial
Bentuk negara : Kesatuan
Konstitusi : UUD 1945
Lama Periode : 17 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
Presiden dan W. Presiden : Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
 Sistem presidensial artinya kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan sehingga pengambilan keputusan, kebijakan, pengaturan
negara dan lain-lain ditentukan oleh presiden.
 Berdasarkan maklumat wakil presiden No. 10 tahun 1945 ada
pembagian kekuasaan, kekuasaan legislatif dijalankan oleh Komisi
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan yang lainnya tetap ditangan
presiden.
 Pemerintahan mengekuarkan:
 Maklumat wakil presiden No. 10 tanggal 10 Oktober 1945 KNIP
menjadi lembaga legislatif
 Maklumat pemerintahan tanggal 3 November 1945 pembentukan
partai politik
 Maklumat pemerintahan 14 November 1945 presidensial menjadi
parlementer
 Kekuasaan eksekutif tanggal 14 November 1945 sebagai konsekuensi
dibentuknya sistem sistem pemerintahan parlementer
 Terbentuknya kabinet parlementer dengan M Sultan Syahir
 Akhir tahun 1945 sistem pemerintahan kembali ke sistem pemerintahan
presidensial

2. Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) 1949-1950


Diawali adanya Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 27
Desember 1949 yang secara jelas menyebutkan keberadaan dari Republik
Indonesia Serikat salah satu hasil KMB sendiri menyebutkan dibentuknya
UNI Indonesia Belanda, yang terdiri dari dua negara yaitu RIS dan
Belanda.
RIS merupakan negara hukum yang berdasarkan demokrasi dan
berbentuk federasi artinya sebuah bentuk pemerintahan dimana beberapa
negara bagian bekerja sama dan membentuk kesatuan yang disebut
federal. Masing-masing negara bagian memiliki beberapa otonom khusus
dan pemerintahan pusat mengatur beberapa urusan yang dianggap
nasional.
 Daerah otonomnya – Jawa Tengah, Bangka Belitung, Riau,
Kalimantan Barat, daerah Banjar, Kalimantan Tenggara, dan
Kalimantan Timur.
 Bendera kebangsaan – Merah Putih
 Lagu Kebangsaan – Indonesia Raya
 Bahasa Resmi – bahasa Indonesia
 Pemerintahan menetapkan materai dan lambang Negara
 Kewarganegaraan dan pewarganegaraan (naturalisasi) serta
penduduk diatur oleh undang-undang federal

Sistem alat kelengkapan RIS


 Presiden
 Mentri-mentri
 Senat
 DPR
 MA
 Dewan Pengawasan Keuangan
3. UUD 1950 (Undang-Undang Dasar Sementara)
Berlaku sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya dekret
presiden 5 Juli 1959
 Pasal 1 ayat 1 UUDS 1950 menyatakan bahwa negara Republik
Indonesia adalah hukum yang demokratif dan berbentuk kesatuan.
 Kepala pemerintahan perdana mentri
Pada masa ini menghasilkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959;
 Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
 Pembubaran konstituante
 Pembentukan MPRS dan DPAS

 Dikeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959 sistem pemerintahan dari


parlementer diubah menjadi presidensial
 Sistematika UUDS 1950
Mukodimah 14 alinea berbeda rumusannya
Batang tubuh (6 bab dan 146 pasal)
 Sistem politik UUDS 1950
Sering terjadi pembagian kabinet, penyebab kabinet mengalami
jatuh bangun pada masa demokrasi parlementer adalah kebijakan-
kebijakan yang dalam pandangan parlemen tidak menguntungkan
Indonesia atau dianggap tak mampu meredam pemberontakan di
daerah. Sementara itu keberlangsungan pemerintahan sangat
bergantung pada basis dukungan parlemen.
4. UUD 1945 (5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999)
 Orde Lama (1959-1966)
Dibawah presiden Ir. Soekarno
 Demokrasi terpimpin penyelenggaraan pemerintahan
berpusat pada kekuasaan seseorang presiden.
 Pembentukan DPR
 Fungsi DPR sebagai pengontrol kebijakan pemerintahan
sangat lemah
 NASAKOM : Nasionalis, agama, komunis, menimbulkan
pertentangan politik dan konflik
 Terjadinya G30S/PKI dengan tewasnya 7 jendral besar
Indonesia
 Orde Baru (1966-1999)
Dibawah presiden Soeharto
Latar belakang : terjadinya oleh partai komunis
 Semboyan : melaksanakan pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen tidak dijalankan dengan
baik/gagal
 Pelaksanaan :
Kekuasaan presiden sangat luas
Mempertahankan dan tidak merubah UUD 1945
KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)
 Supersemar : perintah kepada letjen Soeharto untuk
mengambil segala tindakan yang diperlukan bagi
terjaminnya stabilitas pemerintahan
 Penyimpanan pada masa orde baru
Maraknya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)
Pembantahan terhadap hak-hak politik warga negara
Penyelewengan dalam pemilu

5. UUD 1945 (Masa Reformasi) 19 Oktober 1999 - sekarang


 Latar belakang : tuntutan reformasi (agenda reformasi) dan tuntutan
mahasiswa agar Soeharto lengser dari jabatan presiden.
 Dasar pemikiran melakukan perubahan
 UUD 1945 memberikan kekuasaan yang luas terhadap
presiden
 Adanya beberapa pasal yang terlalu luwes/fleksibel
sehingga menimbulkan multi tasking
 Kedudukan penjelasan sering diperlakukan seperti pasal
yang memiliki kekuasaan hukum

Presiden di Masa Reformasi-Sekarang


1. B.J. Habibie
Puncak karir terjadi pada tahun 1998, dimana dia diangkat sebagai
presiden RI (2 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
 Kebijakan ekonomi yaitu melakukan restruktur dan rekapitulasi
perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit pengelola aset
negara.
 Kebijakan politik yaitu mencabut larangan berdirinya buruh
independen, memberikan kebebasan rakyat untuk menyalurkan
aspirasi.
2. Abdurahman Wahid
Menjabat dari 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001. Gusdur
dilantik sebagai presiden ke-4 RI pada 20 Oktober 1999 menggantikan
B.J. Habibie. Dikenal sebagai bapak pluralisme dan hak-hak kaum
minoritas (keberagaman). Prestasi yang dicapai : mengesahkan hari raya
imlek sebagai hari libur nasional.
3. Megawati Soekarno Putri
Menjabat dari 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004. Dyah Permata
Megawati Setyawati Soekarno Putri menjadi presiden ke-5 menggantikan
Gusdur dan merupakan presiden perempuan pertama di Indonesia. Prestasi
Megawati diantaranya : membentuk KPK, membentuk mahkamah
konstitusi, UU KPK, UU terorisme dan UU KDRT.
4. Susilo Bambang Yudhoyono
Menjabat pada 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014 SBY
terpilih sebagai presiden dalam pilpres 2004 dan pertama kali presiden
dipilih oleh rakyat. SBY menjabat dua periode. Prestasinya :
mengeluarkan program JKN, mendirikan Universitas Pertahanan di
Indonesia, anggaran pendidikan 20%.
5. Joko Widodo
Menjabat pada 20 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2024
berpasangkan dengan Jusuf Kalla pada 2014-2019 dan berpasangan
dengan K.H. Ma’ruf Amien, Jokowi akan menjalani periode kedua.
Prestasinya : dalam bidang infrastruktur.

Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila Dalam


Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 Sumber Historis Pancasila
Nilai pancasila sudah ada dalam adat istiadat kebudayaan dan
agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak jaman
kerajaan dahulu. Misalnya sila Ketuhanan sudah ada pada jaman dahulu
meskipun dalam praktik pemujaan yang beraneka ragam, tetapi pengakuan
tentang adanya Tuhan sudah diakui.
 Sumber Sosiologis Pancasila
Nilai-nilai pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, keadilan) secara sosiologis telah ada dalam masyarakat
Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Salah satu nilai yang dapat
ditemukan dalam masyarakat Indonesia sejak jaman dahulu hingga
sekarang adalah nilai gotong royong.
 Sumber Politis Pancasila
Bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila
bersumber dan digali dari local wisdom, budaya, dan pengalaman bangsa
Indonesia, termauk pengalaman dalam berhubungan dengan bangsa-
bangsa lain.

Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila Dalam


Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa
Masa Ir. Soekarno – Naskom lebih populer dibanding pancasila
Masa SBY – pengalaman pancasila (D-4) / Ekaprasetia Pancakarsa Era
Reformasi – pancasila cenderung ditinggalkan
 Tantangan Pancasila dalam Sejarah Bangsa
Tantangan terhadap pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
apabila meletakan nilai-nilai pancasila tidak pada posisi sebenarnya.
Contohnya masa orde lama pengangkatan presiden seumur hidup.
BAB 3
TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DALAM
MENANGGULANGI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KORUPSI DAN
DAMPAK MASIF KORUPSI

1. Sumber Yuridis, Historis, Sosiologi, dan Politik Pancasila Sebagai Dasar


Negara
 Sumber Yuridis Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia sebagaimana
terdapat pada pembukaan undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan perundang-
undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum
negara
 Sumber Historis Pancasila Sebagai Dasar Negara
 Sidang BPUPKI 1 sampai sidang PPKI 1
 Sumber Sosiologis Pancasila Sebagai Dasar Negara
 Nilai-nilai ketuhanan negara melindungi terhadap semua agama
dan keyakinan serta dapat mengembangkan politiknya yang Pandu
oleh nilai-nilai agama
 Nilai-nilai kemanusiaan, bersifat horizontal sebagai fundamental
etika-politik kehidupan bernegara dalam perdaulatan dunia
 Nilai persatuan Indonesia dapat mempertemukan kemajemukan
masyarakat untuk tidak tercerabut dari akar tradisi dan
kesejahteraan masing-masing
 Nilai ketuhanan, kemanusiaan dan nilai persatuan dalam
aktualisasinya harus menunjang tinggi kedaulatan rakyat yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
 Nilai ketuhanan,nilai kemanusiaan,nilai dan otak kebangsaan serta
demokrasi permusyawaratan itu memperoleh artinya sejarah dalam
mewujudkan keadilan sosial
 Sumber Politis Pancasila Sebagai Dasar Negara
 Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang 1945 kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
 Pasal 36 a Undang-Undang 1945 lambang negara ialah Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika

2. Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara


Menulusuri Konsep Dan Urgensi Dasar Negara
 Konsep Dasar Negara
Konsep dasar negara versi baru secara terminologis atau secara istilah
dasar negara dapat diartikan sebagai landasan dan sumber dalam bentuk
dan menyelenggarakan negara cara titik dasar negara juga dapat diartikan
sebagai sumber dari segala sumber hukum negara.
 Urgensi Dasar Negara
Dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam penyelenggaraan
bernegara yang menjadi sumber, dari segala sumber hukum sebagai Orta
hukum(rechtsidee) baik tertulis maupun tidak tertulis. Dalam suatu negara
dalam undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan
peraturan perundang-undangan yang tercermin pada pasal 7 yang
Menyebutkan jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan yaitu
sebagai berikut:
 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
 Undang-Undang atau peraturan pemerintah pengganti UU
 Peraturan pemerintah
 Peraturan Presiden
 Peraturan daerah provinsi
 Peraturan daerah kabupaten atau kota
3. Faktor-Faktor Penyebab Korupsi
Faktor Internal :
a) Sifat Tamak Atau Rakus
Korupsi yang dilakukan bukan karena kebutuhan primer atau
kebutuhan pangan pelakunya adalah orang yang berkecukupan tetapi
memiliki sifat tamak rakus, mempunyai hasrat memperkaya sendiri.
b) Gaya Hidup Yang Konsumtif
Kehidupan di kota-kota besar sering mendorong gaya hidup
seseorang konsumtif, perilaku konsumtif bila tidak diimbangi
dengan pendapatan yang memadai akan membuka peluang seseorang
untuk melakukan berbagai tindakan yang memenuhi hajat, salah satu
kemungkinan tindakan itu adalah dengan korupsi.
c) Moral
Seseorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk
melakukan korupsi, godaan itu bisa berasal dari atasan teman
setingkat, bawahannya, atau pihak yang lain yang memberi
kesempatan untuk itu.
d) Keimanan Rendah
Lemahnya iman kepada Allah dan hari akhir atau Hari pembalasan
mereka menganggap semua titik tindakannya tidak tidak akan pernah
dipertanggungjawabkan, di hadapan Allah kelak Oma orang yang
memiliki keimanan yang lemah sangatlah mudah untuk melakukan
tindakan kejahatan yang menyebabkan terjerumusnya dalam
perbuatan perbuatan perbuatan yang melanggar hukum seperti
korupsi.
Faktor Eksternal :
a) Aspek Sosial
Lingkungan sekarang juga dapat mempengaruhi seseorang untuk
melakukan korupsi korupsi merupakan budaya dari pejabat lokal dan
adanya tradisi memberi yang disalahgunakan oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawab.

b) Aspek Politik Atau Pemerintah


Menjadi kekuasaan merupakan sumber korupsi, karena tidak adanya
kontrol oleh lembaga yang mewakili kepentingan masyarakat faktor
yang sangat dekat dengan terjadinya korupsi adalah budaya
penyalahgunaan wewenang yang berlebihan dalam hal ini terjadinya
KKN korupsi kolusi dan nepotisme. KKN yang masih sangat tinggi
dan tidak adanya sistem kontrol yang baik menyebabkan masyarakat
menganggap bahwa korupsi merupakan suatu hal yang sudah biasa
terjadi.
c) Aspek Hukum
Sistem hukum di Indonesia untuk memberantas korupsi masih sangat
lemah hukum tidak dijalankan sesuai prosedur yang benar, aparat
mudah disogok sehingga pelanggaran sangat mudah dilakukan oleh
masyarakat.
d) Aspek Ekonomi
Kondisi ekonomi yang membuka peluang bagi seseorang untuk
korupsi titik pendapatan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan atau
saat sedang terdesak titik masalah ekonomi membuka ruang bagi
seseorang untuk melakukan jalan pintas dan salah satunya adalah
dengan melakukan korupsi.
e) Aspek Organisasi
Organisasi dalam arti yang luas adalah yang dimaksud termasuk
sistem pengorganisasian lingkungan masyarakat organisasi biasanya
memberi andil pada proses terjadinya korupsi karena membuka
peluang atau kesempatan terjadinya korupsi. Aspek-aspek penyebab
korupsi dalam sudut pandang organisasi meliputi:
 Kurang adanya sikap keteladanan pemimpin
 Kurang adanya kultur budaya organisasi
 Kurang memadainya sistem akuntabilitas
 Kelemahan sistem pengendalian manajemen

Dampak masif korupsi


 Bidang Ekonomi
 Tidak adanya motivasi pertumbuhan ekonomi dan investasi
 Berkurangnya legitimasi dan peran pasar
 Barang dan jasa berkualitas rendah
 Mereduksi peran fundamental pemerintah (misalnya pada
penerapan dan pembuatan kontak proteksi)
 Hutang negara semakin meningkat
 Angka kemiskinan semakin meluas
 Sosial dan Kemiskinan
 Perilaku korupsi yang tertanam pada anak di bawah umur
 Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
 Akses bagi masyarakat miskin semakin terbatas
 Kriminalitas semakin meningkat
 Lambatnya pemberantasan kemiskinan
 Birokrasi Pemerintah
 Peraturan dan perundang-undangan yang tidak efektif
 Etika sosial politik yang kurang hidup
 Tidak efisiensinya birokrasi
 Memperlambat peran negara dalam pengaturan alokasi 4.Politik
dan demokrasi
 Kepemimpinan yang berjiwa korup
 Mahalnya biaya politik
 Hilangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara
 Hancurnya kedaulatan rakyat
 Penegakan Hukum
 Tidak terwujudnya suatu keadilan dalam masyarakat
 Fungsi pemerintah tidak dapat berjalan dengan maksimal
 Hilangnya kepercayaan publik terhadap proses dan lembaga
hukum
 Hukum yang bisa dibeli

 Pertahanan dan Keamanan


 Lemahnya Alusista sehingga dapat menimbulkan kerawanan
harbamiras
 Garis batas yang lemah
 Kekerasan dalam masyarakat semakin menguat
 Kerusakan Lingkungan
 Menurunnya ekosistem bagi tumbuhan dan hewan
 Berkurangnya kualitas lingkungan
 Kualitas hidup yang rendah
 Merosotnya kualitas tanah

4. Tindak Pidana Korupsi


Tindakan pidana korupsi dalam perundang-undangan tindakan
pidana korupsi adalah setiap orang yang secara cara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
koperasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara. Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling sedikit 4 tahun paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp
200 juta dan paling banyak 1 miliar rupiah. (Undang-undang nomor 20
tahun 2001 undang-undang Tipikor)
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan
yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara titik
dipidana dengan pidana seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1
tahun dan paling lama 20 tahun dan atau denda paling sedikit lima puluh
juta rupiah. Dan paling banyak 1 miliar rupiah. (Undang-undang nomor 20
tahun 2001, UU Tipikor)
BAB 4
TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DALAM
UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI

1. Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara


 Konsep Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
a) Pengertian Ideologi

Secara Etimologi, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri


atas 2 kata, yaitu idea dan logos. Idea yang berarti gagasan, cita-cita
atau konsep. Logos yang berarti pemikiran. Jadi, secara etimologi
ideologi berarti ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan
hakikat ide atu gagasan.
b) Makna Ideologi bagi bangsa & Negara
Pengertian pancasila sebagai ideologi bangsa yaitu, ajaran nilai-
nilai yang terkandung didalam pancasila dijadikan sebagai landasan
atau pedoman dikehidupan sehari-hari. Makna ideologi pancasila
adalah sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita keyakinan dan nilai
bangsa indonesia yang secara normatif perlu diwujudkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
1) Ideologi Fascis
Fasisme adalah sebuah paham politik kekuasaan absolut tanpa
demokrasi, paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan
memandang rendah bangsa lain.
Inti ajaran ideologi fasisme :
- Tidak percaya pada kemampuan nalar
Bagi fasisme, keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatik
adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak bleh lagi
didiskusikan.
- Pengingkaran derajat kemanusiaan
Bagi fasisme, manusia idaklah sama karena ketidaksamaan
itu yang justru bisa mendorong munculnya idealisme mereka.
- Kode perilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan
Bagi fasisme, jika ada pertentangan dengan kehendak negara,
maka penentang adalah musuh yang harus dimusnahkan.
- Pemerintahan oleh kelompok elit
Dalam prinsip fasis, pemerintah harus dipimpin oleh
segelintir elit yang lebih tahu keinginan anggota masyarakat. Jika
terdapat pertentangan pendapat maka yang berlaku adalah
pendapat kelompok elit tersebut.
- Totaliterisme
Untuk mencapai tujuannya, fasisme adalah total atau
menyeluruh dalam menyingkirkansesuatu yang dianggap “Kaum
Pinggiran”. Hal ini dialami kaum wanita dimana mereka hanya
ditempatkan di wilayah 3 K yakni kinder (anak-anak), kuche
(dapur), dam kirche (gereja).
- Rasialisme dan Imperialisme
Menurut doktrin fasis, dalam suatu negara, kaum elit lebih
yang lebih unggul dari dukungan masa dapat memaksakan
kekerasan kepada rakyatnya.
- Berani menentang hukum dan ketertiban internasional.
Jika konsensus internasional diciptakan agar tercipta pola
hubungan antar negara yang sejajar dan damai, maka hal itu
berbanding terbalik dengan prinsip fasis yang menolak adanya
persamaan.
2) Ideologi Liberal
Liberalisme atau liberal adalah sebuah faham ideologi, pandangan
filsafat, dan tradisi bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai
politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu
masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para
individu.
Inti ajaran ideologi liberal ada 4 yaitu : individualisme,
materialisme, empirisme dan rasionalisme.
- Individualisme, berarti mengedepankan kepentingan pribadi yang
sejalan dengan kepentingan umum. Bahkan individualisme
merupakan sebagian dari jatidiri bangsa tersebut disamping nilai-
nilaibudaya lainnya seperti materialisme dan sekulerisme. Contoh
individualisme : tidak peduli terhadap orang dan lingkungan
sekitar, merasa dirinya lebih baik dari orang lain, dan lain
sebagainya.
- Materialisme, adalah faham dalam filsafat yang menyatakan
bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi.
Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena
adalah hasil iteraksi material. Materialisme tidak mengakui
entitas-entitas nonmaterial seperti roh, hantu, setan dan malaikat.
Contoh materialisme : menilai orang lain hanya berdasarkan
materi yang dimilikinya.
- Empirisme, adalah teori bahwa pengalaman adalah sumber
pengetahuan, bukan akal budi, dan dalam pengertian ini
bertentangan dengan rasionalisme. Contoh empirisme : ketika
seseorang memperoleh kepandaian atau pengetahuan dari
pengalaman yang ia jalani. Kepandaian atau kecakapan atau
pengetahuan tersebut bukan muncul begitu saja pada dirinya.
- Rasionalisme, doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran
haruslah ditentukan atau didapatkan melalui pembuktian, logika,
dan analisis yang berdasarkan fakta bukan berasal dari
pengalaman inderawi. Contoh rasionalisme : jika ingin nilai bagus,
harus belajar dengan maksimal.
3) Ideologi Komunis
Komunis atau komunisme merupakan ideologi yang berkenaan
dengan filosofi, politik, sosial, dan ekonomi yang tujuan utamanya
adalah terciptanya masyarakat komunis dengan aturan sosil ekonomi
berdasarkan kepemilikan bersama alat produksi dan tidak adanya
kelas sosial, uang dan negara.
Inti ajaran ideologi komunis :
- Atheis (tidak percaya adanya Tuhan)
- Menentang persamaan manusia dan tidak diakuinya HAM
- Tindakan kekerasan oleh negara dilegalkan
- Kekuasaan dipegang oelh satu golongan
- Sistem ekonomi diatur oleh pusat (sentralistik)
Negara yang menganut ideologi komunisme anatara lain Korea
Utara, Vietnam, Tiongkok, Laos, Kuba, dan Transnistria. Yang dulu
adalah negara Unisoviet.
4) Ideologi Islam
Pokok-pokok ajaran dalam Al-qur’an :
- Berbicara tentang keyakinan, keimanan. Iman kepada Tuhan
- Mengajarkan tentang kesatuan dan persatuan, bahwa orang
mukmin itu adalah bersaudara
- Mengajarkan tentang musyawarah
- Di negara yang berideologi islam mengajarkan tentang persamaan
dasar manusia, jadi manusia diciptakan oleh Tuhan itu sama tidak
di beda bedakan (mengajarkan kesetaraan
- Etika tingkah laku, ketika berhubungan dengan sesama manusia
harus saling tolong menolong
- Mengajarkan tentang keadilan, hak asasi manusia
2. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Dan Politis Pancasila Sebagai
Ideologi Bangsa
 Historis pancasila sebagai ideologi bangsa

1. Masa Pemerintahan Presiden Soekarno


Soekarno memahami kedudukan Pancasila sebagai ideologi
bangsa. Namun dalam perjalanan pemerintahannya, ideologi Pancasila
mengalami pasang surut karena dicampur dengan ideologi komunisme
dalam konsep Nasakom.
2. Masa Pemerintahan Presiden Soeharto
Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden
Soeharto diletakkan pada kedudukan yang sangat kuat melalui TAP
MPR No. II/1978 tentang pemasayarakatan P-4. Pada masa Soeharto
ini pula, ideologi Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi
politik (Orpol) danorganisasi masyarakat (Ormas).

3. Masa Era Reformasi Presiden Habibie


Pada pemerintahan Habibie lebih disibukkan masalah politis, baik
dalam negeri maupun luar negeri.

4. Masa Era Reformasi Presiden Abdurrahman Wahid


Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid muncul
wacana tentang penghapusan TAP NO.XXV/MPRS/1966 tentang
pelarangan PKI dan penyebarluasan ajaran komunisme. Di masa ini,
yang lebih dominan adalah kebebasan berpendapat sehingga perhatian
terhadap ideologi Pancasila cenderung melemah.
5. Masa Era Reformasi Presiden Mega Wati
Pada masa Megawati, Pancasila sebagai ideologi semakin
kehilangan formalitasnya dengan disahkannya Undang-Undang
SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 yang tidak mencantumkan pendidikan
Pancasila sebagai mata pelajaran wajib dari tingkat Sekolah Dasar
sampai perguruan tinggi.
6. Masa Era Reformasi Presiden Susilo Bambang Yudoyono
Pemerintahan SBY yang berlangsung dalam dua periode dapat
dikatakan tidak terlalu memperhatikan pentingnya Pancasila sebagai
ideologi negara. Suasana politik lebih banyak ditandai dengan
pertarungan politik untuk memperebutkan kekuasaan atau meraih
suara sebanyakbanyaknya dalam pemilu. Mendekati akhir masa
jabatannya, Presiden SBY menandatangani Undang-Undang RI No. 12
tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang mencantumkan mata
kuliah Pancasila sebagai mata kuliah wajib pada pasal 35 ayat (3).
7. Masa Era Reformasi Presiden Joko Widodo
Pada tanggal 1 Juni diperingati lahirnya Pancasila diberlakukan
kembali di era pemerintahan Jok Widodo. Alasannya karena agar
bangsa Indonesia tahu asal usul dari sejarah pancasila dari waktu ke
waktu dan antar generasi.

 Unsur Sosiologis & Politis Pancasila Sebagai Ideologi Negara


1. Sila I diwujudkan dalam bentuk semangat toleransi antarumat
beragama.
Masih berlangsungnya sistem penyembahan dari berbagai
kepercayaan dalam agama-agama yang ada di Indonesia
2. Sila II diwujudkan penghargaan terhadap pelaksanaan HAM di
Indonesia.
Faktanya masih banyak warga Indonesia yang tidak mendapatkan
hak-haknya sebagai warga negara. Contohnya seperti hak untuk hidup,
hak untuk memiliki, hak kemerdekaan, dan hak mengerluarkan
pendapat. Dapat diambil contoh, pada golongan pejabat saat kasus
Puan Mahari mematikan mikrofon saat Fraksi Demokrat berinterupsi.
3. Sila III diwujudkan dalam mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara daripada kepentingan kelompok atau golongan,termasuk partai.
Dari bunyi sila ke-3 yaitu “Persatuan Indonesia”. Nyatanya
bukannya terbentuk persatuan malah banyak perpecahan. Dan juga
dijaman in bahkan lebih mementingkan kepentingan kelompok/
golongan, terutama partai. Contohnya saja di partai PDIP, itu sudah
jelas bahwa lebih mementingkan orang-orang dari partai, pada
kenyataanya banyak sekali kerugian bagi masyarakat karena banyak
sekali kasus oleh partai tersebut/ oleh para pejabat.
4. Sila IV diwujudkan dalam mendahulukan pengambilan keputusan
berdasarkan musyawarah.
Kenyataanya, pengambilan keputusan lebih banyak diambil dari
sepihak atau satu golongan saja. Tidak mengambil dari suara rakyat,
bahkan diabaikan.
5. Sila V diwujudkan dalam bentuk tidak menyalahgunakan kekuasaan
untuk memperkaya diri atau kelompok.
Banyak sekali para pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan,
contohnya saja banyak sekali kasus korupsi yang dilakukan oleh para
pejabat. Tujuannya memang betul untuk menghidupi keluarganya,
namun caranya yang salah.

3. Upaya Pemberantasan Korupsi


Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian tindakan untuk
mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi,
supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di
sidang pengadilan, dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku[1]. Karenanya ada tiga hal yang perlu
digarisbawahi yaitu “mencegah”, “memberantas” dalam arti menindak pelaku
korupsi, dan “peran serta masyarakat”.
Strategi&upaya pemberantasan korupsi
● Preventif → suatu tindakan pengendalian sosial yang dilakukan untuk
mencegah atau mengurangi kemungknan ternyadiny ahal-hal yan tidak
diinginkan di masa mendatang.
Contoh :
- Tindakan orang tua membatasi anaknya yang dibawah umur dalam
menggunakan gadget, merupakan tindakan preventif agar si anak
tidak kecanduan bermain gadget.
- Mencegah terjadinya banjir dengan cara pembersihan saluran air
dan membuang sampah pada tempatnya.
● Detektif → usaha yang diarahkan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi
terjadinya kasus-kasus korupsi dengan cepat, tepaet, dan biaya murah
sehingga dapat ditindaklanjuti.
Contoh :
- Perbaikan sistem dan tidak lanjut ata pengaduan dari masyarakat.
- Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu
- Pelaporan kekayaan pribadi pemegang jabatan dan fungsi publik
● Refresif → suatu tindakan pengendalian sosial yang dilakukan setelah
terjadinya suatu pelanggaran atau peristiwa buruk. Dengan kata lain,
tindakan dilakukn setelah peristiwa terjadi, misalnya pelanggaran.
Tindakan represif sapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Persuasif, suatu bentuk pengendalian sosial yang dilakukan dengan
cara membujuk atau juga mengarahkan individu atau juga masyarakat
supaya mau mematuhi nilai-nilai serta juga norma yang berlaku.
Contoh persuasif :
- Himbauan serta arahan dari pemerintahan supaya masyarakat itu
sadar dan menjaga kebersihan lingkungan dengan melalui media
televisi, internet, atau juga spanduk.
- Seorang dokter gigi memberikan himbauan serta juga nasehat
kepada pasien supaya rajin membersihkan gigi dan menghindari
makanan yang dapat merusak gigi.
2. Koersif, suatu bentuk pengendalian sosialyang bersifat keras serta
tegas. Dengan kata lain, tindakan yang dilakukan dalam
mengendalikan sosial ini ialah dengancara kekerasan serta juga
memberikan sanksi tegas.
Contoh koersif :
- Polis memberikan surat tilang yang sudah ditetapkan
- Satpol PP menangkap pedagang kaki lima yang berjual dilokasi
yang tidak seharusnya

4. KorupsiGerakan Kerjasama dan Instrumen Nasional Pencegahan Korupsi


 Gerakan kerjasama
- Sektor public/pemerintahan
- Sektor swasta dan BUMN
- Gerakan dan kerjasama masyarakat
● Instrumen Nasional
- UU No 28/1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan
bebas dari KKN
- UU No 31/1999 tentang Tipikor Jo UU No 20/2001 tentang
Tipikor
- UU No 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor)
- UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
- UU No. 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Koroupsi
- Ketetapan MPR No. X/ MPR/ 1998 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas KKN
- UU No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
- Intruksi Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi
- Peraturan Pemerintahan No. 71 Tahun 2000 Tata Cara
Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian penghargaan
dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
- Peraturan Pemerintahan No. 63 Tahun 2005 tentang Sistem
Manajemen

5. Tantangan Terhadap Ideologi Pancasila


 Atheisme
Atheisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak
mempercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan
terhadap teisme. Dalam pengertian yang luas, ia adalah ketiadaan
kepercayaan dewa atau Tuhan.
 Individualisme
Individualisme yang mementingkan diri sendiri, egois tidak peduli
dengan lingkungannya terutama lingkungan masyarakat ataupun
organisasi.
 Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan
penuh pada semua orang untuk melakukan kegiatan ekonomi untuk
memperoleh keuntungan.
 Terorisme
Perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimblkan korban yang bersifat massal, dan/ atau menimbulkan
kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital strategis, lingkungan
hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi,
politik, atau gangguan keamanan.
 Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat
terlarang. Selain “narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan khususnya
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Nafza yang
merupakan dinigkatan dari narkotika, prikotropika, dan zat adiktif.
BAB 5
NILAI DAN PRINSIP ANTIKORUPSI DALAM PANCASILA SEBAGAI
SISTEM ETIKA

1. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai


Sistem Etika.
● Secara Histroris
 Orde Lama
Masyarakat dalam masa orde lama telah mengenal nilai-nilai
kemandirian bangsa yang oleh Presiden Soekarno disebut dengan
istilah berdikari (berdiri di atas kaki sendiri).
 Orde Baru
Pancasila sebagai sistem etika disosialisasikan melalui penataran P-4.
 Reformasi
Pancasila sebagai sistem etika tenggelam dalam hirukpikuk perebutan
kekuasaan yang menjurus kepada pelanggaraan etika politik
● Secara Sosiologis
Secrara sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan
dalam kehidupan masyarakat berbagai etnik di Indonesia. Misalnya, orang
Minangkabau dalam hal bermusyawarah memakai prinsip “bulat air oleh
pembuluh, bulat kata oleh mufakat.
● Secara Politis
Secara politis Pancasila sebagai sistem etika sebagai sumber
penyusunan berbagai peraturan perundangan-undangan di Indonesia.

2. Konsep Dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika


● Pengertian Etika
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang
berarti tampak dari suatu kebiasaan. Pengertian etika secara khusus adalah
ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan
pergaulannya yang kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku
yang dianggap benar.
● Pembagian Etika
Etika di bagi menjadi 4 yaitu, etika deskriptif, etika normatif, etika
individual dan etika sosial.
 Etika Deskriptif
Etika deskriptif, yakni jenis etika yang berupaya melihat sikap dan
perilaku manusia serta apa yang ia kejar dalam kehidupan ini sebagai
hal yang memiliki nilai. Contoh etika deskriptif adalah menjaga sopan
santun ketika berbicara di depan publik, berpikir rasional dalam
pengambilan keputusan.
 Etika Normatif
Etika normatif, yakni jenis etika yang berupaya menetapkan beragam
sikap dan perilaku ideal yang semestinya dimiliki oleh setiap orang
dalam kehidupan ini. Contoh etika normatif adalah etika yang bersifat
individual seperti kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab.
 Etika Indivial
Etika individual, yakni jenis etika yang berkaitan dengan
kewajiban dan sikap dari manusia terhadap diri mereka sendiri. Contoh
etika individual adalah menjaga kesehatan, memelihara kerapihan diri
dan lingkungan, berlaku tenang, meningkatkan pengetahuan.
 Etika Sosial
Etika sosial, yakni jenis etika yang berkaitan dengan kewajiban,
sikap dan juga perilaku manusia sebagai umat manusia. Contoh etika
sosial adalah etika terhadap sesama seperti tidak bernada keras saat
berbicara dengan orang yang lebih tua, etika dalam keluarga seperti
pamitan danmencium tangan orang tua sebelum keluar rumah.
● Pancasila Sebagai Etika
Pancasila sebagai etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari
sila-sila pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat,
berabngsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, di dalam etika
pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan.
Tidak mencontek merupakan salah satu etika dalam melaksanakan
ujian sekolah. Meminta doa restu orang tua merupakan salah satu etika
sebelum berangkat sekolah.

Question
 Pentingkah Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan problem yang
dihadapi bangsa Indonesia saat ini ?
Pancasila merupaka ideologi negara yang mencerminkan perilaku
negara Indonesia. Tentu saja kin banyak masyarakat yang tidak
mencerminkan pancasila. Pancasila harusnya dijadikan pandangan hidup
dan modal untuk berperilaku dalam masyarakat, sesuai nilai-nilai yang
tercermin setiap sila-sila.
 Apa saja problem yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini ?
Bangsa Indonesia saat in masih menghadapi masalah berat seperti
korupsi, utang luar negeri, eksploitasi sumber data alam, kesenjangan
sosial-ekonomi, konflik antarkonponen, oligarki politik, serta masalah-
masalah lainnya.
 Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila sebagai Sistem Etika
Pentingnya pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia
ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur perilaku kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Dengan demikian,
peplanggaran kehidupan bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan
kekuasaan), dekadensi moral, pelanggaran HAM, kerusakan lingkungan
dapat diminimalisir.

3. Nilai dan Prinsip Antikorupsi


● Nilai Antikorupsi
1) Kejujuran
Kejujran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai
sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak
curang.
2) Kepedulian
Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan
sekitar dan berbagai hal berkembang didalamnya. Nilai kepedulian sebagai
mahasiswa dapat diwujudkan dengan berusaha memantau jalannya proses
pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber daya dikampus serta
memantau kondisi infrastruktur di kampus.
3) Kemandirian
Kemandirian dianggap sebagai suatu hal yang penting harus
dimiliki oleh setiap pemimpin, karena tanpa kemandirian seseorang tidak
akan mampu memimpin orang lain.
4) Tanggung Jawab
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan
diperkarakan). Seseorang yang memiliki tanggung jawab akan memiliki
kecenderungan menyelesaikan tugas dengan lebih baik.
5) Kerja Keras
Kerja keras didasari denagn adanya kemauan. Di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendiri
keberanian, ketabahan, keteguhan, dan pantang mundur. Bekerja keras
merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan
target.
6) Keberanian
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan
dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani tanggung
jawab, dan sebagainya. Keberanian sanagt diperlukan untuk mencapai
kesuksesan dan keberanian akan semakin matang jika diiringi dengan
keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika pengetahuannya juga
kuat.
7) Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat
sebelah dan tidak memihak. Keadilan adalah penilaian dengan
memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya,
yakni dengan bertindak proposional dan tidak melanggar hukum. Keadila
berkaitan erat dengan hak, dalam konsepsi bangsa Indonesia hak tidak
dapat dipisahkan dengan keadilan.
8) Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
interaksi dengan masyarakat disekitar. Dengean gaya hidup yang
sederhana manusia dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak sesuai
dengan kemampuannya.

4. Prinsip-Prinsip Anti Korupsi


1) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan
kerja. Akntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang
digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi
dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat memberikan jawaban
kepada sejumlah otoritas eksternal.
2) Transparan
Prinsip transparan penting karena pemberantasan korupsi dimulai
dari transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan
secara terbuka, sehingga seagala bentuk penyimpanan dapat diketahui
publik. Dalam prosesnya transparan dibagi menjadi 5, yaitu:
- Proses penganggaran,
- Proses penyusunan kegiatan,
- Proses pembahasan,
- Proses pengawasan, dan
- Proses evaluasi
3) Kewajaran
Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah
terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, abik dalam
bentuk lainnya. Sifat-sifat prinsip ketidakwajaran ini terdiri dari lima hal
penting komperehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran dan
informatif.

4) Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur data interaksi agar tidak
terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
Kebijakan anti korupsi tidak selalu identik dengan undang-undang anti
korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses
informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-monopoli,
maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui
sekaligus mengntrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara
oleh para pejabat negara.
5) Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat
betul-betul eektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Bentuk
kontrol kebijakan berupa partisipasi, evolusi, dan reformasi.

5. Peran Mahasiswa Dalam Upaya Pencegahan Korupsi


Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatid dengean memberikan
bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan
kuliah kerja lapangan mengernai masalah korupsi dan mendorong masyarakat
berani melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak yang
berwenang.
BAB 6
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

 Pengertian Sistem
Secara Etimologis = Bahasa Yunani yaitu : Systema yang artinya suatu
kesatuan yang terdiri dari beragam komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama. Bagian-bagian tersebut satu sama lain berada dalam satu keterikatan
yang saling berkaitan dan fungsional. Contohnya sistem pemerintahan yang
mencakup badan eksekutif, meliputi Presiden, wakil Presiden dan mentri yang
berkaitna satu sama lain.

 Pengertian Filsafat
Secara Etimologis = Bahasa Yunani yaitu : Philosophia
(Philein=mencintai, Shopia=kebijaksanaan) yang artinya hasil pemikiran
manusia berupa ajaran yang berwujud pandangan hidup yang dianut
masyarakat atau negara.

 Apakah Pancasila Sebagai Sistem?


Benar, pancasila sebagai sistem karena ada keterkaitan antara sila yang
satu dengan yang lainnya.

 Bukti Hubungan Sila Pancasila


Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Keadilan sosiial bagi seluruh rakyat Indonesia

Artinya sila ke-1 meliputi sila ke 2, 3, 4, 5. Dengan sila Ketuhanan tentu


rakyat Indonesia dapat memanusiakan manusia lain, dan pasti persatuan
tercipta. Sehingga kerakyatan dan musyawarah mufakat akan diperlakukan
karena persatuan yang dimiliki. Dan hasilnya, keadilan akan didapat oleh
seluruh rakyat Indonesia.

 Apakah Pancasila Sebagai Filsafat?


Benar, karena terdapat filosofis dan diciptakan oleh pendahulu negara.

 Sila-Sila Pancasila Sistematis Hierarkhis Maksudnya?


Urutannya tidak bisa digeser karena harus sistematis agar tidak merubah
maksud sila-sila Pancasila.

 Sila-Sila Pancasila
1) Sila pertama
 Ketuhanan (Tuhan) Pencipta alam semesta dan isinya
 Yang Maha Esa  Satu atau tunggal
 Jadi Ketuhanan Yang Maha Esa  Bangsa Indonesia harus Bertuhan
atau Berkeyakinan
 Alinea ke 3 pasal 28E dan 29

2) Sila Kedua
 Kemanusiaan (Manusia)  Makhluk ciptaan Tuhan yang diberi akal
 Adil beradab (Adab)  Adil = Perlakuan rata tanpa memihak
Adab = Berkaitan dengan sopan santun
 Jadi Kemanusiaan yang adil dan beradab  Memanusiakan siapapun
tanpa memandang latar belakang
 Negara berkemanusiaan yang adil dan beradab  Alinea 1 Pasal 27,
28, 29, 30, 31

3) Sila Ketiga
 Persatuan (Satu)  Tidak terpecah, bersatunya beragam corak
 Indonesia makna geografis & politis  Samudera Pasifik & Hindia,
Benua Asia & Australia,
 Jadi Persatuan Indonesia  Semua rakyat Indonesia bersatu dari
beragam suku, budaya, agama, ras, dll.
 Negara Persatuan Indonesia  Alinesa 4 Pasal 1, 32, 35, 36 A-B

4) Sila Keempat
 Kerakyatan (Rakyat)  Suatu kelompok orang yang mendiami
suatu wilayah pemerintahan tertentu
 Hikmat kebijaksanaan  Semua pikiran yang mempertimbangkan
kepentingan rakyat
 Permusyawaratan (Musyawarah)  sesuatu hal yang dilakukan dengan
berembug untuk mendapat kesepakatan
 Perwakilan  Yang diwakili = DPR
 Jadi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan  Semua anggota wilayah pemerintahan
(rakyat) dipimpin oleh suatu kebijaksanaan yang sesuai kepentingan
rakyat dengan musyawarah mufakat
 Negara berkerakyatan  Alinea 4 Pasal 2, 3, 28 A-J, 37 I ayat 2

5) Sila Kelima
 Keadilan sosial  Semua warga negara memiliki hak yang
dsama, tanpa penindasan
 Seluruh rakyat Indonesia  Semua warga yang berkewarganegaraan
Indonesia
 Jadi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia  Memiliki hak
keadilan yang sama tanpa memandang latar belakang
 Negara berkeadilan sosial  Alinea 2 Pasal 23, 27, 28, 31, 33, 34

Negara yang memberikan keadilan dalam semua bidaang kepada sleuruh wagra
negaranya tanpa melihat latar apapun.
BAB 7
PANCASILA MENJADI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU

1. Konsep Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


 Iptek yang dikembangkan di Indonesia tidak bertentangan dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila
 Nilai-nilai pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan
Iptek di Indonesia
 Pengembangan Iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa
sendiri

2. Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan


Ilmu
 Kerusakan lingkungan sebagai dampak pengembangan Iptek
 Sila-sila pancasila sebagai dasar nilai pengembangan Iptek dapat menjadi
sarana untuk mengendalikan kemajuan Iptek
 Nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai
daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global
3. Sumber Historis Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Di
Indonesia
 Sumber Historis
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia dapat
ditelusuri pada awalnya dalam dokumen negara, yaitu Pembukaan UUD
1945. Alinea 4 Pembukaan UUD 1945.
 Sumber Sosiologis
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia dapat
ditemukan pada sikap masyarakat manakala Iptek tidak seja;an dengan
nilai ketuhanan dan emanusiaan, biasanya terjadi penolakan.
 Secara Politis
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia dapat
dirumuskan kedalam berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para
penyelenggara negara.
4. Bentuk Tantangan Terhadap Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Iptek Di
Indonesia
Fragmatisme : Sifat seseorang yang cenderung berfikir praktis, sempit dan
instansi. Dengan kata lain meninginkan segala sesuatu yang dikerjakan ingin
segera tercapai tanpa mau berfikis panjang dan tanpa melalui prioses yang
lama.
Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh
pada semua orang untuk melakukan kegiatan ekonomi untuk memperoleh
keuntugan.
Globalisasi adalah proses internasional yang terjadi karen apertukaran
pandangan dunia, pemikiran dan aspe kebudayaan.
Konsumerisme adlaah idoelogi yang menjadikan seseorangan atau
kelompok yang menjalankan proses konsumsi atau pemaaian barang-barang
hail produksi secara berlebihan, tanpa sadar dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai