BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Selain unsur-unsur diatas, dalam suatu kredit juga dapat melibatkan beberapa pihak
lainnya, seperti Notaris, Appraisal/Perusahaan penilai agunan, Perusahaan Asuransi, Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT), Lembaga Fiducia/Departemen Kehakiman, Kantar Badan
Pertanahan (BPN), dan lain lain.
Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut:
1. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut
terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk untuk
kelangsungan hidup bank yang terus-menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan
bank tersebut akan dilikuidasi (dibubarkan).
2. Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana
investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan
dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.
3. Membantu pemerintah
Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarkan pemberian kredit adalah sebagai berikut:
Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank
Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau
perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja
yang masih menganggur.
Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang
disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat
Menghemat devisa Negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan
apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan
dapat menghemat devisa Negara
Meningkatkan devisa Negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan
ekspor
Kemudian di samping tujuan diatas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya
disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit
uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah
lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka
daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
1. Kredit investasiYaitu kredit yang diberikan untuk pengadaan barang modal maupun
jasa yangdimaksudkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa bagi usaha yang
bersangkutan.Kredit ini diberikan kepada perusahaan yang baru akan berdiri untuk
keperluanmembangun pabrik baru.
2. Kredit modal kerjaYaitu kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan usaha,
termasuk gunamenutupi biaya produksi dalam rangka peningkatan produksi atau
penjualan. Kredit inidiberikan kepada perusahaan yang telah berdiri, namun
membutuhkan dana untuk meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Misalnya
dalam hal membayar gaji pegawai atau unutk membeli bahan baku.
1. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk
menghasikan barang atau jasa. Contoh kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan
barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan bahan
tambang atau kredit industry lainnya.
2. Kredit Konsumtif
Adalah kredit yang diberikan digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini
tidak akan menembah barang atau jasa yang dihasilkan karena memang untuk digunakan
ataudipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit
mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga, kredit komsumsi lainnya.
3. Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagang yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering
diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam
jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.
1. Character
2. Capacity
kemampuan pelanggan membayar kewajiban berdasarkan aspek likuiditas & proyeksi aliran
kas. Pada analisa ini bank berusaha mengetahui kemampuan manajemen
mengoperasikan perusahaannya sehingga dapat memenuhi kewajibannya terhadap bank
secara rutin dan pada saat jatuh tempo. Kapasitas ini menunjukkan kemampuan riil dari
perusahaan untuk merealisasikanrencana yang telah dibuatnya.
3. Capital
posisi keuangan perusahaan yang ditunjukkan oleh rasio keuangan & besarnya modal sendiri.
Analisis aspek capital ini meliputi struktur modal yang disetor, cadangan-cadangan danlaba
yang ditahan dalam struktur keuangan perusahaan. Besarnya modal sendiri ini
menunjukkantingkat resiko yang ikut dipikul oleh debitur dalam pembiayaan suatu proyek.
4. Collateral
aset milik pelanggan yang dijadikan jaminan, seperti surat berharga. Penilaian ini meliputi
penilaian terhadap jaminan yang diberikan debitur sebagai pengaman kredit yang diberikan
bank. Penilaian tersebut meliputi kecenderungan nilai jaminandi masa depan dan tingkat
kemudahan mengkonversikannya menjadi uang tunai (marketability).
5. Condition
kondisi ekonomi secara umum yang memengaruhi kebijakan ekonomi perusahaan. Analisis
terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variabel ekonomi makro yangmelingkupi
perusahaan baik variabel regional, nasional, maupun internasional. Variabel yangdiperhatikan
terutama adalah variabel ekonomi (walaupun tidak terlepas juga bank perlumemperhatikan
variabel lainnya seperti kondisi politik, perundang-undangan, dan lain-lain)
2. . Parti
Bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan
karakternya.Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal pemberian
fasilitas
3. Purpose
Mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit. Apakah akandigunakannya
untuk berdagang, atau untuk membeli rumah atauuntuk tujuan lainnya.
Selain itu apakah tujuan penggunaan kredit itu sesuai dengan line of business kredit yang
bersangkutan.Misalnya, tujuan atau keperluan kredit untuk perkapalan sedangkan line of
business bank dalam bidang pertanian.
4. Prospect
Yang dimaksud dengan prospect adalah harapan masa depan dari bidang usaha ataukegiatan
usaha si peminjam. ini dapat diketahui dari perkembangan usaha peminjam selama beberapa
bulan/tahun, perkembangan keadaan ekonomi perdagangan, keaadaanekonomi/perdagangan
sektor usaha si peminjam, kekuatan keuangan perusahaan yang dibuat dariearning power
(kekuatan pendapatan/keuntungan) masa lalu dan perkiraan masa mendatang.
5. Payment
Mengetahui bagaimana perkiraan pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan.Hal ini
dapat diperoleh dari perhitungan tentang prospek, kelancaran penjualan dan
pendapatansehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari
waktu serta jumlah pengambilannya.
6. Profitability
Menilai berapa tingkat keuntungan yang akan diraih calon debitur, bagaimana
polanya,apakah makin lama makin besar atau sebaliknya.
7. Protection
Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan usaha.
Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi.
1. Pengajuan berkas-berkas
Dalam hal ini permohonan kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam
suatu proposal, kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan.
Pengajuan proposal kredit henfaknya yang berisi antara lain sebagai berikut:
3. Wawancara 1
Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon
peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti
dengan yang diinginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan
nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat serileks mungkin
sehingga diharapkan hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
4. On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan
dijadikan usaha dan jaminan. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil
wawancara I. pada saat hendak melakukan on the spot hendaknya jangan diberitahu kepada
nasabah. Sehingga apa yang kita lihat di lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
5. Wawancara 2
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat
setelah dilakukan on the spot dilapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada
wawancara I dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan
mengandung suatu kebenaran.
6. Keputusan kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolk,
jiak di terima maka akan disiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit yang akan
mencakup:
Jumlah uang yang diterima
Jangka waktu kredit
Biaya-biaya yang harus dibayar
8. Realisasi kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan
membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
Dengan jaminan
1) Jaminan benda berwujud yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti
tanah,bangunan, kendaraan bermotor, peralataan, brang dagangan,tanaman, kebun dan sawah
2) Jaminan benda tak berwujud, yaitu perupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti
sertifikat saham, sertifikat obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito, rekening tabungan
yang dibekukan, rekening giro yang dibekukan, promnes, wesel dan surat tagihan lainnya
3) Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut
macet, maka orang memberikan jaminan itulah yang menanggung resikonya.
Tanpa jaminan
Maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang
tertentu.biasanya diberikan untuk perusahaan yang memang benar-benar bonafit dan
professional sehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil.
Jaminan kredit bank dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi berdasarkan sudut
pandang tertentu, misalnya cara terjadinya, sifatnya kebendaan yang dijadikanobjek jaminan,
dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Pemahaman masing-masing jenis usaha yang akan dibiayai dengan kredit, hal ini
dapat dimengerti bahwa dimasyarakat terdapat ribuan usaha yang mengandung
permasalahan yang satu sama lainnya jelas berbeda, sedangkan di lain pihak aparat
perbankan tetap dituntut untuk selalu akrab dengan permasalahan-permasalahan
tersebut.
2. Masalah perkreditan bersifat “ Kasuasistis” artinya masalah yang ada pada satu
debitur akan berbeda dengan debitur lainnya, dari kondisi ini maka aparat perbankan
harus mempunyai daya analistis yang cukup tajam dan secara cepat harus mampu pula
mengadakan identifikasi dari permasalahan yang dihadapi para nasabahnya.
3. Dalam kegiatan perkreditan banyak tersangkut dengan ketentuan-ketentuan
perundang-undangan, peraturan-peraturan pemerintah maupun kebijakan-kebijakan
pemerintah yang sering berubah dari suatu periode ke periode yang lainya.