Anda di halaman 1dari 35

RMK BAB 7&8 SISTEM AKUNTANSI

SISTEM PENJUALAN KREDIT & SISTEM AKUNTANSI PIUTANG

Kelas M
Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Amalia Anan Tasiah (21013010009)


2. Brighita Alexandra Titis Yolanda (21013010178)
3. Ikhsan Danu Nugroho (21013010196)
4. Nadhira Irfanaja Rohim (21013010328)
5. Sheva Rajaby Eliya Trenggono (21013010334)
6. Moch.Naufal Hafidz Setyawan (21013010366)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
TAHUN AJARAN 2022
BAB 7 SISTEM PENJUALAN KREDIT

PENJUALAN KREDIT
Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun
secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan
pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang
kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui
sistem penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh
perusahaan kepda pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Kegiatan penjualan
secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai.

Dalam transaksi penjualan, tidak semua penjualan berhasil mendatangkan pendapatan


(revenue) bagi perusahaan. Ada kalanya pembeli mengembalikan barang yanng telah dibelinya
kepada perushaan. Transaksi pengembalian barang pembeli ini ditangani perusahaan melalui
sistem retur penjualan.

PENJUALAN KREDIT DENGAN KARTU KREDIT PERUSAHAAN

Deskripsi Kegiatan
Perusahaan dapat melakukan penjualan kredit dengan kartu kredit yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Sistem penjualan kredit dengan menggunakan kartu kredit ini biasanya digunakan
oleh toko pengecer (retailer). Kartu kredit perusahaan (company credit cards) ini diterbitkan oleh
perusahaan tertentu untuk para pelanggannya. Pelanggan akan diberi kartu kredit perusahaan
setelah melalui seleksi berdasarkan kemampuan membayar kredit dan karakternya. Pelanggan
dapat menggunakan kartu debit ini untuk membeli barang hanya ke perusahaan yang menerbitkan
kartu kredit tersebut. Pada akhir bulan atau pada tanggal tertentu, perusahaan menagih jumlah
harga barang yang dibeli oleh pemegang kartu kredit selama jangka waktu tertentu yang telah
lewat.

Fungsi yang Terkait


Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan adalah:

a. Fungsi kredit. Dalam transaksi penjualan kredit dengan kartu kredit, fungsi ini
bertanggung jawab atas pemberian kartu kredit kepada pelanggan terpilih.
b. Fungsi penjualan. Dalam sistem penjualan dengan kartu kredit, fungsi penjualan
bertanggung jawab melayani kebutuhan pelanggan atas barang.
c. Fungsi gudang. Dalam sistem penjualan ini, fungsi gudang menyediakan barang yang
diperlukan oleh pelanggan sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur
penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi penjualan.
d. Fungsi pengiriman. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang yang
kuantitas, mutu, dan spesifikasinya sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur
penjualan kartu kredit yang diterima dan fungsi penjualan.
e. Fungsi akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi bertambahnya
piutang kepada pelanggan ke dalam kartu piutang berdasarkan faktur penjualan kartu
kredit yang diterima dari fungsi pengiriman.
f. Fungsi penagihan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan secara
periodik kepada pemegang kartu kredit.

Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen


Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari transaksi penjualan dengan kartu kredit adalah:
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka
waktu tertentu.
2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4. Nama dan alamat pembei.
5. Kuantitas produk yang dijual
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
7. Otorisasi pejabat yang berwenang.

Dokumen yang Digunakan


Dokumen yang digunakan untuk melaksanakan sistem penjualan kredit dengan kartu kredit
perusahaan adalah:

1. Faktur Penjualan Kartu Kredit. Dokumen ini digunakan untuk merekam transaksi
penjualan kredit. Lembar ke-1 dan ke-2 berfungsi sebagai dasar pembuatan surat tagihan
yang secara periodik dibuat oleh fungsi penagihan dan dikirimkan kepada pelanggan. Oleh
karena itu, fungsi pengiriman harus mendapatkan tanda tangan di atas faktur penjualan
kartu kredit lembar ke-1 dan ke-2 pada saat fungsi tersebut menyerahkan barang kepada
pelanggan. Lembar ke-3 berfungsi sebagai perintah kepada gudang untuk menyiapkan
barang yang dibutuhkan oleh pelanggan, dan lembar ke-4 berfungsi sebagai perintah
pengiriman barang kepada fungsi pengiriman. Lembar ke-2 dokumen ini tetap disimpan di
dalam arsip fungsi akuntansi, dan lembar ke-1 dilampirkan pada surat tagihan yang
dikirimkan secara periodik kepada pelanggan.
2. Surat Tagihan. Surat tagihan ini merupakan turnaround document yang isinya dibagi
menjadi dua bagian: bagian atas merupakan dokumen yang harus disobek dan
dikembalikan bersama cek oleh pelanggan ke perusahaan, sedangkan bagian bawah berisi
rincian transaksi pembelian yang dilakukan pelanggan dalam periode tertentu.

Catatan Akuntansi yang Digunakan


1) Jurnal Penjualan. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan,
baik secara tunai maupun kredit. Jika perusahaan menjual beberapa macam produk dan
manajemen memerlukan informasi penjualan menurut jenis produk, dalam jurnal penjualan
dapat disediakan kolom-kolom untuk mencatat penjualan menurut jenis produk tersebut.
2) Kartu Piutang. Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian
mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya. Dalam metode pencatatan piutang
tertentu (ledgerless bookkeeping), buku pembantu piutang ini tidak diselenggarakan dan
digantikan, fungsinya dengan arsip faktur penjualan menurut abjad.

3) Kartu Gudang. Catatan ini sebenarnya bukan termasuk dalam golongan catatan akuntansi.
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang dan hanya berisi barang yang disimpan di
gudang beserta mutasinya.

Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem


Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan dengan kartu kredit adalah:
a) Prosedur Order Penjualan. Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari
pembelian dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi
penjualan kemudian membuat faktur penjualan kartu kredit dan mengirimkannya kepada
berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi
dalam melayani order dari pembeli.
b) Prosedur Pengiriman Barang. Dalam prosedur ini fungsi gudang menyiapkan barang
yang diperlukan oleh pembeli dan fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli
sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan kartu kredit yang diterima
dari fungsi gudang. Pada saat penyerahan barang, fungsi pengiriman meminta tanda tangan
penerimaan barang dari pemegang kartu kredit di atas faktur penjualan kartu kredit.
c) Prosedur Pencatatan Piutang. Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan
faktur penjualan kartu kredit ke dalam kartu piutang.
d) Prosedur Penagihan. Dalam prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur penjualan
kartu kredit dan mengarsipkannya menurut abjad. Secara periodik, fungsi penagihan
membuat surat tagihan dan mengirimkannya kepada pemegang kartu kredit perusahaan,
dilampiri dengan faktur penjualan kartu kredit.
e) Prosedur Pencatatan Penjualan. Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat transaksi
penjualan kartu kredit ke dalam jurnal penjualan.

Unsur sistem pengendalian internal


Unsur sistem pengendalian internal dalam sistem penjualan dengan kartu kredit sama dengan
sistem penjualan kredit.

Bagan alir dokumen sistem penjualan kredit dengan kartu kredit


Bagan alir dokumen yang menggambarkan aliran dokumen dalam sistem penjualan kredit dengan
kartu kredit perusahaan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Sistem Penjualan Kredit
Penjualan kredit dilakukan perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang
diterima dari pembeli untuk jangka waktu tertentu dimana perusahaan memiliki piutang terhadap
pembeli. Untuk menghindari kredit macet, hal yang dilakukan perusahaan adalah melakukan
penilaian kelayakan pembelian kredit terhadap pembeli. Umumnya sistem penjualan kredit pada
perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut:

Fungsi yang terkait


 Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi pennualan bertanggungjawab untuk menerima
surat order dari pembeli, menyesuaikan surat order dari pelanggan, serta sebagai bahan
pengisian surat pengiriman barang dari Gudang yang ditentukan. Selain itu, fungsi
penjualan juga berfungsi untuk menjadi “back order” jika memang persediaan barang tidak
bisa memenugi seluruh pesanan dari pembeli.
 Fungsi Kredit
Fungsi kredit bertanggung jawab untuk meneliti status kredit dari pelanggan dan
memberikan penilaian kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan. Sehingga pembelian
baru akan diproses jika pembeli dinilai layak menggunakan opsi kreditm tetapi jika tidak,
maka permintaan pembelian oleh pembeli bisa dibatalkan/ditolak oleh otoritas yang
berwenang dalam perusahaan.
 Fungsi Gudang
Berfungsi untuk menyimpan barang dan memproses barang yang diminta oleh pembeli di
dalam Gudang untuk kemudian dikirim ke tujuan.
 Fungsi Pengiriman
Fungsi Pengiriman berfungsi dan bertanggung jawab pada penjaminan barang yang dikirim
serta untuk memastikan bahwa semua barang yang keluar dari Gudang adalah legal dan
sudah mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang atau dari fungsi gudang
 Fungsi Penagihan
Dalam sistem penjualan kredit, fungsi penagihan berfungsi untuk mengirimkan faktur
penjualan yang telah dibuat kepada pihak pembeli. Sehingga baik perusahaan dan pembeli
punya dokumen legal yang merekam terjadinya suatu transaksi
 Fungsi Akuntansi
Dalam transaksi kredit, fungsi akuntansi akan mencatat dan mengarsipkan transaksi yang
terjadi serta piutang yang timbul dari transaksi kredit yang terjadi. Selanjutnya dibuatlah
surat pernyataan piutang dan dikirim ke pembeli sebagai salah satu dasar untuk
dilakukannya penagihan piutang

Informasi yang diperlukan oleh manajemen


 Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka
waktu tertentu
 Jumlah piutang pada setiap pembeli dari transaksi penjualan kredit
 Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu
 Nama dan alamat pembeli
 Kuantitas/jumlah produk yang dibeli
 Nama wiraniaga yang melayani penjualan
 Otoritasi pejabat yang berwenang
Dokumen yang digunakan

 Surat Order Pengiriman dan tembusannya


Tembusan pada surat order pengiriman terdiri dari:
 Surat Order Pengiriman
Merupakan bagian atau lembar pertama dari dokumen order pengiriman yang
memberikan kewenangan pada pejabat di lingkungan perusahaan untuk menyetujui
pengiriman barang kepada pembeli sesuai dengan spesifikasi yang diminta
 Tembusan Kredit
Memperoleh status kredit pelanggan dan mendapatkan otoritasisasi atas penjualan
kredit yang terjadi
 Surat Pengakuan
Bagian penjualan mengirim surat pengakuan kepada pelanggan untuk memberitahu
bahwa ordernya sedang diproses atau telah diterima
 Surat Muat
Merupakan Bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada pihak pengirim
barang.
 Slip Pembungkus
Dokumen yang ditempelkan pada pembungkus barang untuk memudahkan bagian
penerimaan diperusahaan dalam mengidentifikasi barang yang mereka terima
 Tembusan Gudang
Sebagai penjelasan atas rincian barang yang tercantum dalam dokumen serta
supaya bagian Gudang menyerahkannya ke bagian pengiriman untuk mencatat
keluar masuk barang dalam kartu Gudang
 Arsip Pengendalian Pengiriman
Jika fungsi penjualan sudah menerima embusan surat order pengiriman dari fungsi
pengiriman, maka itu artinya barang sedang atau sudah dikirim sehingga dibuatlah
arsip pengendalian pengiriman untuk membuat laporan mengenai pesanan
pelanggan
 Arsip indeks silang
Tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan secara urut berdasarkan abjad
unuk memudahkan menjawab pertanyaan pelanggan mengenai pesanan mereka
 Faktur dan tembusannya
Berbagai tembusan dalam faktur, khususnya faktur penjualan antara lain:
 Faktur Penjualan
Dokumen yang berisi spesifikasi barang yang dijual kepada pelanggan
 Tembusan piutang
Dikirimoleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar dalam pencatatan
piutang dalam penjualan kredit di dalam kartu piutang
 Tembusan jurnal penjualan
Dikirim fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar atas pencatatan
transaksi penjualan dalam jurnal penjualan
 Tembusan Analisis
Dikirimkan oleh fungsi penagihan kepada fungsi akuntansi sebagai dasar
perhitungan beban pokok penjualan yang dicatat dalam kartu persediaan untuk
analisis penjualan serta dasar penetapan komisi bagi wiraniaga atau sales
 Tembusan Wiraniaga
Dikirim oleh fungsi penagihan ke wiraniaga untuk memberikan informasi bahwa
order dari pelanggan yang melalui suratnya telah diproses sehingga bisa dilakukan
penghitungan komisi atas penjualan
 Rekapitulasi Beban Pokok Penjualan
Bertujusn untuk mrnghitung brbsn pokok prnjuslsn stsd total harga produk yang terjual
selama kurun waktu tertentu. Dokumen sumber dalam rekapitulasi beban pokok penjualan
adalah berupa bukti memorial
 Bukti Memorial
Bukti memorial merupakan dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu

Catatan Akuntansi yang digunakan dalam penjualan kredit


 Jurnal Penjualan
Catatan Akuntansi yang berisi transaksi penjualan yang dilakukan perusahaan dengan
pembeli
 Kartu Piutang
Catatan Akuntansi yang merupakan bagian dari buku pembantu berisi rincian dan catatan
mutasi piutang yang terjadi pada perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya

 Kartu Persediaan
Bagian dari buku pembantu yang berisi rincian dan mutasi yang terjadi atas jenis
persediaan
 Kartu Gudang
Merupakan dokmen yang dimiliki oleh fungsi Gudang untuk mencatat mutasi dan
persediaan fisik barang yang ada di Gudang

 Jurnal Umum
Mencatat harga pokok atas produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu
Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan Kredit
1. Prosedur order penjualan: fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan
menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan
kemudian membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi
yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani
order dari pembeli
2. Prosedur persetujuan kredit: fungsi penjualan meminta pesetujuan penjualan kredit
kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit
3. Prosedur pengiriman: fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai
dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi
pengiriman
4. Prosedur penagihan: fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya
kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh fungsi penjualan
sebagai tembusan pada waktu bagian ini membuat surat order pengiriman
5. Prosedur pencatatan piutang: fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke
dalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan tertentu dan mengarsipkan dokumen
tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang
6. Prosedur distribusi penjualan: fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan
menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen
7. Prosedur pencatatan beban pokok penjualan: fungsi akuntansi mencatat secara periodik
total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu

Unsur Pengendalian Internal


Organisasi
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit
2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit
3. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas
4. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi
pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit
yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan


1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan
formulir surat order pengiriman
2. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh funsgi kredit dengan membubuhkan tanda
tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman)
3. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara
menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim: pada copy surat order pengiriman
4. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan
penjualan erada di tangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan
mengenai hal tersebut
5. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan
pada faktur penjualan. Dengan dibubuhkannya tanda tangan otorisasi oleh fungsi
penagihan pada faktur penjualan berarti:
- Fungsi penagihan telah memeriksa kelengkapan bukti pendukung (copy surat order
pengiriman yang ditandatangani oleh fungsi pengiriman dan copy surat muat yang
ditandatangani oleh perusahaan angkutan umum)
- Fungsi penagihan telah mencantumkan harga satuan barang yang dijual berdasarkan
harga satuan yang tercantum dalam surat keputusan Direktur Pemasaran
- Fungsi penagihan telah mendasarkan pencantuman informasi kuantitas barang yang
dikirim dalam faktur penjualan berdasarkan kuantitas barang yang tercantum dalam
copy surat pengiriman barang dan surat muat (bill of lading)
6. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas,
dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan
pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit)
7. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan
surat order pengiriman dan surat muat

Praktik yang Sehat


1. Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakainya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi penjualan
2. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakainya dipertanggungjawabkan oleh
fungsi penagihan
3. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable
statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang
diselenggarakan oleh fungsi tersebut
4. Secara periodik diadakan rekonsilasi kartu piutang dengan akun kontrol piutang dalam
buku besar

Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit


SISTEM RETUR PENJUALAN
Transaksi retur penjualan terjadi jika perusahaan menerima pengembalian barang dari pelanggan.
Pengembalian barang oleh pelanggan harus diotorisasi oleh fungsi penjualan dan diterima oleh
fungsi penerimaan.
Fungsi yang terkait:
1. Fungsi penjualan: bertanggung jawab atas penerimaan pemberitahuan mengenai
pengembalian barang yang telah dibeli oleh pembeli. Otorisasi penerimaan Kembali
barang yang telah dijual tersebut dilakukan dengan cara membuat memo kredit yang
dikirimkan kepada fungsi penerimaan
2. Fungsi penerimaan: bertanggung jawab atas penerimaan barang berdasarkan otorisasi yang
terdapat dalam memo kredit yang diterima dari fungsi penjualan
3. Fungsi gudang: bertanggung jawab atas penyimpanan Kembali barang yang diterima dari
retur penjualan setelah barang tersebut diperiksa oleh fungsi penerimaan. Barang yang
diterima dari transaksi retur penjualan ini dicatat oleh fungsi gudang dalam kartu gudang
4. Fungsi akuntansi: bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur penjualan ke dalam
jurnal umum (atau jurnal retur penjualan) dan pencatatan berkurangnya piutang dan
bertambahnya persediaan akibat retur penjualan dalam kartu piutang dan kartu persediaan.
Di samping itu, fungsi ini juga bertanggung jawab untuk mengirimkan memo kredit kepada
pembeli yang bersangkutan

Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen


1. Jumlah rupiah dari retur penjuala menurut jenis produk atau kelompok produk selama
jangka waktu tertentu
2. Jumlah piutang yang berkurang karena adanya retur penjualan
3. Jumlah harga pokok produk dari persediaan yang dikembalikan oleh pembeli
4. Nama dan alamat pembeli
5. Kuantitas produk yang dikembalikan oleh pembeli
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan produk yang dikembalikan oleh pembeli
7. Otorisasi dari pejabat yang berwenang

Dokumen yang digunakan


1. Memo kredit: dokumen sumber sebagai dasar pencatatan transaksi tersebut dalam kartu
piutang dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi
penjualan yang memberi perintah kepada fungsi penerimaan untuk menerima barang yang
dikembalikan oleh pembeli
2. Laporan penerimaan barang: dokumen pendukung yang melampiri memo kredit. Dokumen
ini dikeluarkan oleh fungsi penerimaan sebagai laporan telah diterima dan diperiksanya
barang yang dikembalikan oleh pembeli
Catatan Akuntansi yang Digunakan
1. Jurnal umum dan/atau jurnal retur penjualan: berkurangnya pendapatan penjualan dan
piutang dagang akibat dari transaksi retur penjualan dicatat dalam jurnal umum, atau jika
perusahaan menggunakan jurnal khusus, dicatat dalam jurnal retur penjualan.
Berkurangnya beban pokok penjualan dan bertambahnya harga pokok persediaan produk
jadi akibat transaksi retur penjualan dicatat dalam jurnal umum
2. Kartu piutang: buku pembantu piutang yang dalam transaksi retur penjualan digunakan
untuk mencatat berkurangnya piutang kepada debitur tertentu akibat dari transaksi tersebut
3. Kartu persediaan: buku pembantu persediaan yang dalam transaksi retur penjualan
digunakan untuk mencatat bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu akibat dari
transaksi tersebut
4. Kartu gudang: catatan ini diselenggarakan oleh Bagian Gudang untuk mencatat
bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu akibat dari transaksi retur penjualan

Jaringan Prosedur dalam Sistem Retur Penjualan


1. Prosedur pembuatan memo kredit: berdasarkan pemberitahuan retur penjualan dari
pembeli, dalam prosedur ini fungsi penjualan membuat memo kredit yang memberikan
perintah kepada fungsi penerimaan untuk menerima barang dari pembeli tersebut dan
kepada fungsi akuntansi untuk mencatat pengurangan piutang kepada pembeli yang
bersangkutan
2. Prosedur permintaan barang: fungsi penerimaan menerima dari pembeli berdasarkan
perintah dalam memo kredit yang diterima dari fungsi penjualan. Atas penerimaan barang
tersebut fungsi penerimaan membuat laporan penerimaan barang untuk melampiri memo
kredit yang dikirim ke fungsi akuntansi
3. Prosedur pencatatan retur penjualan: dalam prosedur ini transaksi berkurangnya pituang
dagang dan pendapatan penjualan akibat dari transaksi retur penjualan dicatat oleh fungsi
akuntansi ke dalam jurnal umum atau jurnal retur penjualan ke dalam buku pembantu
piutang. Dalam prosedur ini pula berkurangnya beban pokok penjualan dan bertambahnya
harga pokok persediaan dicatat oleh fungsi akuntansi ke dalam jurnal umum dan dalam
buku pembantu persediaan

Unsur Pengendalian Internal

Organisasi
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan
2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan
3. Transaksi retur penjualan harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi penerimaan,
dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi retur penjualan yang dilaksanakan secara lengkap
hanya oleh satu fungsi tersebut

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan


1. Retur penjualan diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan membubuhkan tanda tangan
otorisasi dalam memo kredit
2. Pencatatan berkurangnya piutang karena retur penjualan didasarkan pada memo kredit
yang didukung dengan laporan penerimaan barang
Praktik yang Sehat
1. Memo kredit bernomor urut tercetak dan pemakainya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
penjualan
2. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada setiap debitur untuk
menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut
3. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan akun kontrol piutang dalam
buku besar
Bagan Alir Dokumen Sistem Retur Penjualan

KOMBINASI PROSEDUR ORDER PENGIRIMAN DAN PROSEDUR PENAGIHAN


1. Prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan terpisah
Fungsi Penjualan:
a. Surat order pengiriman
b. Tembusan kredit
c. Surat pengakuan
d. Surat muat
e. Slip pembungkus
f. Arsip pengendalian pengiriman
g. Arsip indeks silang

Fungsi Penagihan:
a. Faktur penjualan
b. Tembusan piutang
c. Tembusan jurnal
d. Tembusan untuk analisis kegiatan pemasaran
e. Tembusan bagi wiraniaga

Kondisi yang cocok untuk prosedur order pengiriman dan penagihan terpisah:
a. Jika perusahaan mencantumkan berbagai macam informasi teknis yang bersangkutan
dengan produk di dalam surat order pengiriman, namun tidak menginginkan informasi
tersebut tercantum di dalam faktur penjualan
b. Jika perusahaan sering kali menghadapi masalah back order. Back order adalah bagian
dari order dari pelanggan yang tidak dapat dipenuhi pada saat sekarang, biasanya
karena tidak tersedianya barang di dalam Gudang. Dalam hal terjadi back order,
perusahaan akan membuat faktur untuk barang yang telah dikirimkan kepada
pelanggan
2. Prosedur order pengiriman satuan
Dalam prosedur ini, untuk setiap barang yang tercantum di dalam order dari pelanggan,
oleh fungsi penjualan dibuatkan surat order pengiriman. Jadi jika pelanggan memesan tiga
jenis barang, fungsi penjualan membuat tiga lembar surat order pengiriman yang
dikirimkan kepada fungsi gudang. Setelah semua barang yang dipesan oleh pelanggan
tersebut dikirimkan oleh fungsi pengiriman, fungsi penagihan kemudain membuat faktur
dan tembusannya.

Kondisi yang cocok untuk penggunaan prosedur order pengiriman satuan


a. Jika dikehendaki untuk menyediakan informasi bagi setiap departemen dengan
menggunakan surat order pengiriman yang hanya mencakup unsur yang terkait dengan
departemen tersebut
b. Jika barang-barang yang dipesan oleh pelanggan mempunyai tanggal pengiriman yang
berbeda-beda, sesuai dengan jadwal pengiriman yang disanggupi oleh perusahaan
c. Jika perusahaan menghadapi masalah back order
d. Jika perusahaan memerlukan analisis pesanan yang diterima menurut jenis produk
3. Prosedur pra-penagihan lengkap
Dalam prosedur ini, faktur penjualan dan tembusannya dibuat secara lengkap bersamaan
dengan pembuatan surat order pengiriman dan tembusannya.

Kondisi yang cocok untuk penerapan prosedur pra-penagihan lengkap


a. Karena surat order pengiriman dan faktur penjualan dibuat pada saat yang sama, semua
informasi yang akan dicantumkan di dalam faktur harus sudah dapat diketahui oleh
fungsi penjualan pada saat surat order pengiriman dibuat. Informasi tersebut meliputi
rute pengiriman, berat atau jumlah barang yang dikirim dan harga jual per satuan
b. Kondisi persediaan harus memungkinkan pengiriman barang ke pelanggan sejumlah
yang tertulis di dalam surat order pengiriman. Jika sering kali perusahaan mendalami
back order, prosedur pra-penagihan lengkap tidak cocok digunakan
4. Prosedur pra-penagihan tidak lengkap
Faktur penjualan dan tembusannya dibuat oleh funsgi penjualan bersamaan dengan
pembuatan surat order pengiriman, namun faktur penjualan belum diisi dengan informasi
yang lengkap oleh fungsi tersebut. Informasi mengenai jumlah barang yang sesungguhnya
dikirim kepada pembeli, harga dan perkalian jumlah dengan harga diisikan ke dalam faktur
penjualan dan tembusannya oleh fungsi penagihan setelah barang dikirim kepada
pelanggan.

Kondisi yang cocok untuk penerapan prosedur pra-penagihan tidak lengkap


a. Pada saat surat order pengiriman dibuat oleh fungsi penjualan, informasi yang harus
tercantum di dalam faktur penjualan belum dapat diketahui seluruhnya. Informasi
mengenai nama pelanggan dan alamatnya serta nama barang yang akan tercantum baik
pada surat order pengiriman maupun faktur penjualan diisikan oleh fungsi penjualan
pada saat pembuatan surat order penjualan
b. Jika terjadi back order atau produk harus diproduksi lebih dahulu untuk memenuhi
pesanan dari pelanggan

SISTEM PENJUALAN DALAM LINGKUNGAN PENGOLAHAN DATA

Dalam sistem penjualan dengan menggunakan komputer, dokumen pengiriman (surat order
pengiriman dan tembusannya) dan faktur beserta tembusannya dapat dihasilkan dengan komputer.
Arsip pengendalian pengiriman dan arsip indeks silang tidak berupa arsip hard copy, namun dalam
bentuk arsip dalam komputer yang dapat dipanggil dan ditayangkan dalam monitor komputer
setiap saat jika diperlukan.
Prosedur pengendalian manual yang pokok dalam sistem penjualan tersebut adalah:
- Pembuatan batch totals oleh Bagian Penagihan
- Verifikasi dan pemasukan log oleh Grup Pengawas
- Keying dan verifikasi data oleh Konversi Data
BAB 8 SISTEM AKUNTANSI PIUTANG

PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG


Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap
debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur,
retur penjualan, dan penghapusan piutang.

Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen


Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah:
1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur.
2. Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur.
3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu.

Dokumen
Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang:

1. Faktur penjualan. Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit. Dokumen pendukungnya diantaranya surat
muat (bill of lading) dan surat order pengiriman.
2. Bukti kas masuk. Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur. Sebagai dasar pencatatan
ke dalam kartu piutang digunakan surat pemberitahuan (remittance advice) sebagai dokumen
sumber.
3. Memo kredit. Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan, merupakan
dokumen sumber untuk mencatat transaksi retur penjualan.
4. Bukti memorial. Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi ke
dalam jurnal umum. Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang.

Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang terkait dengan piutang:
1. Jurnal penjualan. Catatan ini digunakan untuk mencatat timbulnya piutang dari transaksi
penjualan kredit.
2. Jurnal retur penjualan. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang
dari transaksi retur penjualan.
3. Jurnal umum. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
transaksi penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih lagi.
4. Jurnal penerimaan kas. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang
dari transaksi penerimaan kas yang berasal dari debitur.
5. Kartu piutang. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang
kepada setiap debitur.

Organisasi
Pencatatan piutang dilakukan oleh fungsi akuntansi. Dalam struktur organisasi, fungsi akuntansi
berada di tangan Bagian Piutang di bawah Departemen Akuntansi Keuangan. Tugas fungsi
akuntansi terkait dengan pencatatan piutang adalah:

1. Menyelenggarakan catatan piutang untuk setiap debitur, yang dapat berupa kartu piutang yang
merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci akun kontrol piutang
dalam buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka (open invoice file), yang berfungsi sebagai
buku pembantu piutang.
2. Menghasilkan pernyataan piutang (account receivable statement) secara periodik dan
mengirimkannya ke setiap debitur.
3. Menyelenggarakan catatan riwayat kredit setiap debitur untuk memudahkan penyediaan data
untuk keputusan pemberian kredit kepada pelanggan dan mengikuti data penagihan dari setiap
debitur.

Metode Pencatatan Piutang


Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:
1. Metode konvensional.
2. Metode posting langsung ke dalam kartu piutang atau pernyataan piutang.
3. Metode pencatatan tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping).
4. Metode pencatatan dengan menggunakan komputer.

Metode Konvensional
Dalam metode ini, posting ke dalam kartu piutang dilakukan berdasarkan data yang dicatat dalam
jurnal. Secara garis besar, bagan alir dokumen pencatatan piutang dengan metode konvensional
dapat dilihat pada Gambar 8.2. Berbagai transaksi yang memengaruhi piutang adalah: transaksi
penjualan kredit, transaksi retur penjualan, transaksi penerimaan kas dari piutang, dan transaksi
penghapusan piutang.
Metode Posting Langsung
Metode ini dibagi menjadi dua golongan berikut ini:
a. Metode posting harian:
(1) Posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal hanya
menunjukkan jumlah total harian saja (tidak rinci).
(2) Posting langsung ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang.
b. Metode posting periodik:
(1) Posting ditunda.
(2) Penagihan bersiklus (cycle billing).

Metode Posting Langsung ke dalam Kartu Piutang dengan Tulisan Tangan


Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di-
posting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Setiap bulan, jurnal penjualan di-
posting ke akun kontrol Piutang dalam buku besar. Setiap bulan pula, diadakan rekonsiliasi antara
akun kontrol Piutang dengan neraca saldo yang disusun dari kartu piutang. Lihat bagan alir
dokumen prosedur pencatatan piutang dengan metode posting langsung dengan tulisan tangan ini
pada Gambar 8.5.
Ada dua cara menangani media yang akan di-posting ke dalam kartu piutang:

(1) Media diurutkan berdasarkan abjad sebelum di-posting, di-posting satu per satu ke dalam
kartu piutang, dan kemudian dibuat pita pembuktian ketelitian posting (proof tape) dari kartu
piutang. Proof tape ini dicocokkan dengan pita daftar total (pre-list tape) yang menyertai
media pada saat diterima dari Bagian Penagihan. Pencocokan ini dimaksudkan untuk
membuktikan ketelitian posting yang telah dilakukan.
(2) Media di-posting ke dalam kartu piutang sesuai dengan urutan pada waktu diterima dari
Bagian Penagihan. Pembuktian ketelitian posting dilakukan sama dengan butir 1 di atas.

Metode Posting Langsung ke dalam Kartu Piutang dan Pernyataan Piutang


Dalam metode ini, media di-posting ke dalam pernyataan piutang dengan kartu piutang sebagai
tembusannya atau tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang. Lihat bagan alir
dokumen metode posting langsung ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang pada Gambar
8.6 dan 8.7.
Metode Posting Ditunda (Delayed Posting)
Dalam keadaan tertentu, posting ke dalam kartu piutang akan lebih praktis jika dilakukan sekaligus
setelah faktur terkumpul dalam jumlah yang banyak. Dengan demikian faktur penjualan yang
diterima dari Bagian Penagihan, oleh Bagian Piutang disimpan sementara, menunggu beberapa
hari, untuk nantinya secara sekaligus di-posting ke dalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali
periode posting dengan menggunakan mesin pembukuan. Lihat bagan alir dokumen metode
posting ditunda ini pada Gambar 8.8.
Metode Penagihan Bersiklus (Cycle Billing)
Dalam kurun waktu sebulan media diurutkan dan diarsipkan menurut nama pelanggan.
Pada akhir bulan akan dilakukan kegiatan posting yang meliputi :
1. Posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut kedalam pernyataan piutang dan
kartu piutang
2. Menghitung dan mencatat saldo setiap kartu piutang

Metode posting langsung kedalam pernyataan piutang dan pernyataan piutang lembar
kedua berfungsi sebagai catatan piutang.

Media
Pernyataan
piutang
Berfungsi sebagai
A catatan piutang

Metode posting langsung kedalam pernyataan piutang dengan kartu piutang, sebagai
tembusan

Kartu
piutang
Media Kartu piutang merupakan tembusan
yang dihasilkan dari posting kedalam
Pernyataan
pernyataan piutang
piutang

Dikirim ke pelanggan
Metode posting ditunda

Kartu
piutang
Media

A
Media disimpan sementara untuk dapat
diposting sekaligus dalam jumlah yang
banyak
Media Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (Ledgerless Bookeeping)
Ada dua cara yang dapat ditempuh :

1. Jika pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan, faktur
yang bersangkutan diambil dari arsip faktur yang belum dibayar (unpaid invoice file) dan
dicap “lunas” kemudian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah dibayar (Paid invoice
file).
2. Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalam faktur, jumlah kas yang diterima
dan sisa yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut. Kemudian dibuat
faktur tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur aslinya dan faktur tiruan
tersebut kemudian disimpan dalam arsip faktur yang telah dibayar dan faktur asli disimpan
kembali dalamn arsip yang belum dibayar.
Prosedur pencatatan piutang dengan pembukuan tanpa buku pembantu

Metode Pencatatan Piutang Dengan Komputer


Dengan menggunakan batch system, dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan
sekaligus diposting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang. Dalam computer dibentuk
dua macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master file).
Prosedur Pernyataan Piutang
1. Pernyataan saldo akhir bulan (balance-end-of-month statement)
2. Pernyataan satuan (unit statement)
3. Pernyataan saldo berjalan dengan akun konvensional (running balance statement with
conventional account)
4. Pernyataan faktur belum dilunasi (open item statement)
Pernyataan Saldo Akhir Bulan
Pernyataan piutang ini hanya menyajikan saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan saja.

Media Kartu Pernyataan


Berisi saldo piutang
piutang piutang
kepada debitur pada
akhir bulan

Pernyataan Satuan
Berisi 1). Saldo utang dagang debitur pada awal bulan 2). Mutasi debit dan kredit selama sebulan
beserta penjelasan rinci setiap transaksi 3). Saldo utang dagang debitur pada akhir bulan.
Prosedur pembuatan pernyataan piutang:

a. Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar, lembar pertama akan
berfungsi sebagai pernyataan piutang, sedangkan lembar kedua akan berfungsi sebagai
catatan piutang (pengganti kartu piutang).
b. Saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip tembusan pernyataan
piutang bulan sebelumnya) dicamtumkam dalam formulir pernyataan piutang tersebut.
c. Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan kerekening debitur tersebut dicatat dalam
formulir pernyataan piutang (2 lembar) tersebut.
d. Pada akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang tersebut dipisahkan dari
lembar kedua. Kemudian dikirimkan kepada debitur yang bersangkutan. Lembar pertama
formulir tersebut berfungsi sebagai pernyataan piutang. Lembar kedua disimpan dalam
arsip menurut nama debitur dan berfungsi sebagai catatan piutang (buku pembantu piutang)
e. Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang baru (2lembar)
diambil dan diisi dengan saldo piutang kepada debitur yang bersangkutan pada akhir bulan
yang sebelumnya (diambilkan dari arsip tembusan pernyataan piutang)

Pernyataan Saldo Berjalan Dengan Akun Konvensional


Prosedur pembuatan pernyataan piutang saldo berjalan dengan akun konvensional sebagai berikut:

a. Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 1 lembar


b. Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat dalam
formulir pernyataan piutang yang sebagai tembusanya adalah kartu piutang
c. Pada akhir bulan, pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang bersangkutan
d. Pada awal bulan berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru sebanyak 1 lembar
dan selama kartu piutang debitur yang bersangkutan belum penuh, pendebitan dan
pengkreditan ke rekening debitur tersebut kedalam pernyataan piutang tetap menggunkan
kartu piutang yang dipakai bulan sebelumnya sebagai tembusanya. Dengan demikian kartu
piutang dalam bentuk pernyataan piutang ini dapat berisi informasi mutasi beberapa bulan
sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi dalam bentuk pernyataan piutang satuan, yang catatan
piutangnya hanya berisi mutasi setiap bulan saja.

Pernyataan Faktur Yang Belum Dibayar


Prosedur pembuatan faktur yang belum dibayar

Media Kartu Pernyataan piutang Berisi saldo piutang


piutang kepada debitur pada
akhir bulan

Distribusi Penjualan
Distribusi berjalan adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam media (faktur
penjualan misalnya) dam pengumpulan total ringkasan tersebut untuk keperluan pembuatan
laporan. Apabila perusahaan menjual berbagai produk, diberbagai daerah pemasaran, kepada
berbagai jenis pelanggan, dengan berbagai variasi besaran pemesanan melalui berbagai saluran
distribusi dan melalui berbagai pramuniaga, maka laporan penjualan yang biasanya dibutuhkan
oleh manajer pemasaran adalah sebagaii berikut:
1. Hasil penjualan menurut produksi
2. Hasil penjulalan menurut pelanggan
3. Hasil penjualan menurut besaranya order
4. Hasil penjualan menurut daerah pemasaran
5. Hasil penjualan menurut saluran distribusi
6. Hasil penjualan menurut pramuniaga

Metode Distribusi Penjulan


Ada 5 metode distribusi penjualan :

1. Metode Berkolom (Columnar Methods).


Dalam metode ini, distribusi data penjualan dilakukan dengan menyediakan satu kolom untuk
setiap unsur dalam klasifikasi, atau satu kolom untuk setiap kelompok unsur dalam klasifikasi.
Dengan demikian metode ini ditentukan oleh dua faktor:

1) jumlah unsur dalam klasifikasi, dan


2) frekuensi kegiatan setiap unsur dalam klasifikasi tersebut. Metode berkolom ini terdiri dari:
a. Metode Jurnal Berkolom, dalam metode in jurnal penjualan dipakai sebagai alat
distribusi. Dalam junal disediakan kolom-kolom sesuai dengan unsur klasifikasi
yang diinginkan tercantum dalam laporan penjualan.
b. Metode worksheet. Umlah kolom yang disediakan oleh jurnal sangat terbatas,
worksheet akan mampu menampung tambahan unsur dalam klasifikasi, lebih
banyak yang dapat ditampung oleh jurnal berkolom. Namun jumlha unsur dalam
kasifikasi yang dapat ditampun oleh worksheet inipun terbatas. Faktur penjuaan
dicatat kedalam worksheet yang bersangkutan ssetiap hari dan pada akhir bulan
setiap kolom worksheet dijumlah, dan jumlah tersebut disajikkan dalam laporan
hasil penjualan menurut jenis produk.
c. Metode jurnal berkolom yang diselenggarakan dengan mesin pembukuan. Dalam
metode ini jurnal berkolom merupakan alat untuk menampung data sesuai dengan
klasifikasi yang diinginkan dan merupakan sumber informasi untuk membuat
laporan penjualan.

2. Metode Rekening Tunggal Dan Rekening Berkolom (Unit Account And Columnar Acount
Methods).

Penggunaan rekening tunggal dan rekening berkolom merupakan jawaban untuk menampung
unsur klasifikasi yang banyak. Setiap unsur dalam klasifikasi disediakan satu rekening, dengan
demikian jumlah unsur berapapun dalam klasifikasi dapat ditampung dengan penyediaan rekening
ini.
3. Metode Summary Strip Dan Metode Tiket Tunggal (Summary Strip And Unit Ticket
Methods).
Dengan menggunakan metode summary strip faktur penjualan disortasi menurut klasifikasi yang
ditetapkan sebelumnya dan jumlah setiap unsur klasifikasi dihitung dan dicatat dalam summary
strip. Untuk membuat laporan periodik, misalnya mingguan, summary strip harian dijajarkan,
dilakukan penjumlahan setiap baris dalam summary strip secara mendatar, dan jumlahnya ditulis
pada summary strip akhir minggu.
Media campuran (mixed media) adalah media yang berisi lebuh dari satu pendebitan atau lebih
dari satu pengkreditan. Jika faktur penjualan dibatasi hanya digunakan untuk merekam satu macam
produk yang dijual, maka faktur penjualan ini merupakan media tunggal. Jika setiap faktur
penjualan dapat digunakan dengan merekam beberapa produk sekaligus, faktur ini merupakan
media campuran.

Media tunggal dapat diperoleh dengan cara berikut ini:

 Membuat media asli sebagai media tunggal.


 Membuat tiket tunggal dari faktur penjualan melalui kegiatan tersendiri.
 Membuat media tunggal sebagai produk sampingan dalam pembuatan faktur penjualan.

4. Metode Register (Register Methods).


Metode register dalam distribusi penjualan dilakukan dengan alat register kas. Register kas yang
sederhana dilengkapi dengan dua register yang memungkinkan setiap hari register kas ini
menyajikan jumlah penjualan dengan dua macam klasifikasi.

Register kas yang lebih canggih dapat memilki register sampai 16, sehingga memungkinkan
dihasilkannya laporan penjualan harian untuk 16 macamklasifikasi barang, jika register kas ini di
hubungkan dengan komputer, berbagai distribusi penjualan dapat dilkukan dengan komputer
tersebut, sehingga mmanajemen dapatmemperoleh laporan penjualan menurut informasi yang
dikehendakinya.

5. Metode Dengan Komputer.


Metode ini menghasilkan informasi penjualan yang luar biasa, kita hanya perlu memberikan kode
yang benar terhadap transaksi penjualan yang terjadi, sperti klasifikasi informasi yang dikehendaki
tampak pada laporan dan dengan menggunakan metode ini juga pekerjaan sortasi dan sortasi
kembali dilakukan dengan program komputer yang memerlukan waktu yang singkat, dengan
ketelitian yang tinggi.

Dalam memilih metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus dipertimbangkan:
 Informasi Yang Akan Dicantumkan Dalam Laporan.

Informasi yang dibtuhkan oleh manajemen sangat menentukan isi laporan yang akan dihasilkan
oleh kegiatan distribusi. Jika berbagai jenis klasifikasi perlu disajikan dalam laporan, metode
distribusi dengan menggunakan jurnla berkolom tidak dapat menghasilkan informasi tersebut.

 Jumlah Unsur Dalam Klasifikasi


Jumlah unsur dalam klasifikasimenentukan metode distribusi yang akan digunakan. Apakah
klasifikasi terdiri dari 5 unsur,100 unsur atau lebih dari 1000 unsur, hal ini akan menentukan
jumlah kolom, rekening, atau register yang harus disediakan dalam distribusi.

 Media Yang Dipakai Sebagai Sumber Data


Jika media yang dipakai sebagai dasar berupa media camouran, hal ini memerlukan pengubahan
media tersebut menjadi media tunggal untuk memudahkan sortasi bagi keperluan pembuatan
laporan. Jika media berupa media tunggal,hal ini akan mendorong orang untuk memilih metode
distribusi yang berisi didalamnya kegiatan sortasi penjualan.

Anda mungkin juga menyukai