Kelas M
Disusun Oleh Kelompok 3 :
PENJUALAN KREDIT
Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun
secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan
pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang
kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui
sistem penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh
perusahaan kepda pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Kegiatan penjualan
secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai.
Deskripsi Kegiatan
Perusahaan dapat melakukan penjualan kredit dengan kartu kredit yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Sistem penjualan kredit dengan menggunakan kartu kredit ini biasanya digunakan
oleh toko pengecer (retailer). Kartu kredit perusahaan (company credit cards) ini diterbitkan oleh
perusahaan tertentu untuk para pelanggannya. Pelanggan akan diberi kartu kredit perusahaan
setelah melalui seleksi berdasarkan kemampuan membayar kredit dan karakternya. Pelanggan
dapat menggunakan kartu debit ini untuk membeli barang hanya ke perusahaan yang menerbitkan
kartu kredit tersebut. Pada akhir bulan atau pada tanggal tertentu, perusahaan menagih jumlah
harga barang yang dibeli oleh pemegang kartu kredit selama jangka waktu tertentu yang telah
lewat.
a. Fungsi kredit. Dalam transaksi penjualan kredit dengan kartu kredit, fungsi ini
bertanggung jawab atas pemberian kartu kredit kepada pelanggan terpilih.
b. Fungsi penjualan. Dalam sistem penjualan dengan kartu kredit, fungsi penjualan
bertanggung jawab melayani kebutuhan pelanggan atas barang.
c. Fungsi gudang. Dalam sistem penjualan ini, fungsi gudang menyediakan barang yang
diperlukan oleh pelanggan sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur
penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi penjualan.
d. Fungsi pengiriman. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang yang
kuantitas, mutu, dan spesifikasinya sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur
penjualan kartu kredit yang diterima dan fungsi penjualan.
e. Fungsi akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi bertambahnya
piutang kepada pelanggan ke dalam kartu piutang berdasarkan faktur penjualan kartu
kredit yang diterima dari fungsi pengiriman.
f. Fungsi penagihan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan secara
periodik kepada pemegang kartu kredit.
1. Faktur Penjualan Kartu Kredit. Dokumen ini digunakan untuk merekam transaksi
penjualan kredit. Lembar ke-1 dan ke-2 berfungsi sebagai dasar pembuatan surat tagihan
yang secara periodik dibuat oleh fungsi penagihan dan dikirimkan kepada pelanggan. Oleh
karena itu, fungsi pengiriman harus mendapatkan tanda tangan di atas faktur penjualan
kartu kredit lembar ke-1 dan ke-2 pada saat fungsi tersebut menyerahkan barang kepada
pelanggan. Lembar ke-3 berfungsi sebagai perintah kepada gudang untuk menyiapkan
barang yang dibutuhkan oleh pelanggan, dan lembar ke-4 berfungsi sebagai perintah
pengiriman barang kepada fungsi pengiriman. Lembar ke-2 dokumen ini tetap disimpan di
dalam arsip fungsi akuntansi, dan lembar ke-1 dilampirkan pada surat tagihan yang
dikirimkan secara periodik kepada pelanggan.
2. Surat Tagihan. Surat tagihan ini merupakan turnaround document yang isinya dibagi
menjadi dua bagian: bagian atas merupakan dokumen yang harus disobek dan
dikembalikan bersama cek oleh pelanggan ke perusahaan, sedangkan bagian bawah berisi
rincian transaksi pembelian yang dilakukan pelanggan dalam periode tertentu.
3) Kartu Gudang. Catatan ini sebenarnya bukan termasuk dalam golongan catatan akuntansi.
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang dan hanya berisi barang yang disimpan di
gudang beserta mutasinya.
Kartu Persediaan
Bagian dari buku pembantu yang berisi rincian dan mutasi yang terjadi atas jenis
persediaan
Kartu Gudang
Merupakan dokmen yang dimiliki oleh fungsi Gudang untuk mencatat mutasi dan
persediaan fisik barang yang ada di Gudang
Jurnal Umum
Mencatat harga pokok atas produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu
Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan Kredit
1. Prosedur order penjualan: fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan
menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan
kemudian membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi
yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani
order dari pembeli
2. Prosedur persetujuan kredit: fungsi penjualan meminta pesetujuan penjualan kredit
kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit
3. Prosedur pengiriman: fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai
dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi
pengiriman
4. Prosedur penagihan: fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya
kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh fungsi penjualan
sebagai tembusan pada waktu bagian ini membuat surat order pengiriman
5. Prosedur pencatatan piutang: fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke
dalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan tertentu dan mengarsipkan dokumen
tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang
6. Prosedur distribusi penjualan: fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan
menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen
7. Prosedur pencatatan beban pokok penjualan: fungsi akuntansi mencatat secara periodik
total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu
Organisasi
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan
2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan
3. Transaksi retur penjualan harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi penerimaan,
dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi retur penjualan yang dilaksanakan secara lengkap
hanya oleh satu fungsi tersebut
Fungsi Penagihan:
a. Faktur penjualan
b. Tembusan piutang
c. Tembusan jurnal
d. Tembusan untuk analisis kegiatan pemasaran
e. Tembusan bagi wiraniaga
Kondisi yang cocok untuk prosedur order pengiriman dan penagihan terpisah:
a. Jika perusahaan mencantumkan berbagai macam informasi teknis yang bersangkutan
dengan produk di dalam surat order pengiriman, namun tidak menginginkan informasi
tersebut tercantum di dalam faktur penjualan
b. Jika perusahaan sering kali menghadapi masalah back order. Back order adalah bagian
dari order dari pelanggan yang tidak dapat dipenuhi pada saat sekarang, biasanya
karena tidak tersedianya barang di dalam Gudang. Dalam hal terjadi back order,
perusahaan akan membuat faktur untuk barang yang telah dikirimkan kepada
pelanggan
2. Prosedur order pengiriman satuan
Dalam prosedur ini, untuk setiap barang yang tercantum di dalam order dari pelanggan,
oleh fungsi penjualan dibuatkan surat order pengiriman. Jadi jika pelanggan memesan tiga
jenis barang, fungsi penjualan membuat tiga lembar surat order pengiriman yang
dikirimkan kepada fungsi gudang. Setelah semua barang yang dipesan oleh pelanggan
tersebut dikirimkan oleh fungsi pengiriman, fungsi penagihan kemudain membuat faktur
dan tembusannya.
Dalam sistem penjualan dengan menggunakan komputer, dokumen pengiriman (surat order
pengiriman dan tembusannya) dan faktur beserta tembusannya dapat dihasilkan dengan komputer.
Arsip pengendalian pengiriman dan arsip indeks silang tidak berupa arsip hard copy, namun dalam
bentuk arsip dalam komputer yang dapat dipanggil dan ditayangkan dalam monitor komputer
setiap saat jika diperlukan.
Prosedur pengendalian manual yang pokok dalam sistem penjualan tersebut adalah:
- Pembuatan batch totals oleh Bagian Penagihan
- Verifikasi dan pemasukan log oleh Grup Pengawas
- Keying dan verifikasi data oleh Konversi Data
BAB 8 SISTEM AKUNTANSI PIUTANG
Dokumen
Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang:
1. Faktur penjualan. Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit. Dokumen pendukungnya diantaranya surat
muat (bill of lading) dan surat order pengiriman.
2. Bukti kas masuk. Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur. Sebagai dasar pencatatan
ke dalam kartu piutang digunakan surat pemberitahuan (remittance advice) sebagai dokumen
sumber.
3. Memo kredit. Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan, merupakan
dokumen sumber untuk mencatat transaksi retur penjualan.
4. Bukti memorial. Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi ke
dalam jurnal umum. Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang.
Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang terkait dengan piutang:
1. Jurnal penjualan. Catatan ini digunakan untuk mencatat timbulnya piutang dari transaksi
penjualan kredit.
2. Jurnal retur penjualan. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang
dari transaksi retur penjualan.
3. Jurnal umum. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
transaksi penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih lagi.
4. Jurnal penerimaan kas. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang
dari transaksi penerimaan kas yang berasal dari debitur.
5. Kartu piutang. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang
kepada setiap debitur.
Organisasi
Pencatatan piutang dilakukan oleh fungsi akuntansi. Dalam struktur organisasi, fungsi akuntansi
berada di tangan Bagian Piutang di bawah Departemen Akuntansi Keuangan. Tugas fungsi
akuntansi terkait dengan pencatatan piutang adalah:
1. Menyelenggarakan catatan piutang untuk setiap debitur, yang dapat berupa kartu piutang yang
merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci akun kontrol piutang
dalam buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka (open invoice file), yang berfungsi sebagai
buku pembantu piutang.
2. Menghasilkan pernyataan piutang (account receivable statement) secara periodik dan
mengirimkannya ke setiap debitur.
3. Menyelenggarakan catatan riwayat kredit setiap debitur untuk memudahkan penyediaan data
untuk keputusan pemberian kredit kepada pelanggan dan mengikuti data penagihan dari setiap
debitur.
Metode Konvensional
Dalam metode ini, posting ke dalam kartu piutang dilakukan berdasarkan data yang dicatat dalam
jurnal. Secara garis besar, bagan alir dokumen pencatatan piutang dengan metode konvensional
dapat dilihat pada Gambar 8.2. Berbagai transaksi yang memengaruhi piutang adalah: transaksi
penjualan kredit, transaksi retur penjualan, transaksi penerimaan kas dari piutang, dan transaksi
penghapusan piutang.
Metode Posting Langsung
Metode ini dibagi menjadi dua golongan berikut ini:
a. Metode posting harian:
(1) Posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal hanya
menunjukkan jumlah total harian saja (tidak rinci).
(2) Posting langsung ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang.
b. Metode posting periodik:
(1) Posting ditunda.
(2) Penagihan bersiklus (cycle billing).
(1) Media diurutkan berdasarkan abjad sebelum di-posting, di-posting satu per satu ke dalam
kartu piutang, dan kemudian dibuat pita pembuktian ketelitian posting (proof tape) dari kartu
piutang. Proof tape ini dicocokkan dengan pita daftar total (pre-list tape) yang menyertai
media pada saat diterima dari Bagian Penagihan. Pencocokan ini dimaksudkan untuk
membuktikan ketelitian posting yang telah dilakukan.
(2) Media di-posting ke dalam kartu piutang sesuai dengan urutan pada waktu diterima dari
Bagian Penagihan. Pembuktian ketelitian posting dilakukan sama dengan butir 1 di atas.
Metode posting langsung kedalam pernyataan piutang dan pernyataan piutang lembar
kedua berfungsi sebagai catatan piutang.
Media
Pernyataan
piutang
Berfungsi sebagai
A catatan piutang
Metode posting langsung kedalam pernyataan piutang dengan kartu piutang, sebagai
tembusan
Kartu
piutang
Media Kartu piutang merupakan tembusan
yang dihasilkan dari posting kedalam
Pernyataan
pernyataan piutang
piutang
Dikirim ke pelanggan
Metode posting ditunda
Kartu
piutang
Media
A
Media disimpan sementara untuk dapat
diposting sekaligus dalam jumlah yang
banyak
Media Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (Ledgerless Bookeeping)
Ada dua cara yang dapat ditempuh :
1. Jika pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan, faktur
yang bersangkutan diambil dari arsip faktur yang belum dibayar (unpaid invoice file) dan
dicap “lunas” kemudian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah dibayar (Paid invoice
file).
2. Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalam faktur, jumlah kas yang diterima
dan sisa yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut. Kemudian dibuat
faktur tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur aslinya dan faktur tiruan
tersebut kemudian disimpan dalam arsip faktur yang telah dibayar dan faktur asli disimpan
kembali dalamn arsip yang belum dibayar.
Prosedur pencatatan piutang dengan pembukuan tanpa buku pembantu
Pernyataan Satuan
Berisi 1). Saldo utang dagang debitur pada awal bulan 2). Mutasi debit dan kredit selama sebulan
beserta penjelasan rinci setiap transaksi 3). Saldo utang dagang debitur pada akhir bulan.
Prosedur pembuatan pernyataan piutang:
a. Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar, lembar pertama akan
berfungsi sebagai pernyataan piutang, sedangkan lembar kedua akan berfungsi sebagai
catatan piutang (pengganti kartu piutang).
b. Saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip tembusan pernyataan
piutang bulan sebelumnya) dicamtumkam dalam formulir pernyataan piutang tersebut.
c. Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan kerekening debitur tersebut dicatat dalam
formulir pernyataan piutang (2 lembar) tersebut.
d. Pada akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang tersebut dipisahkan dari
lembar kedua. Kemudian dikirimkan kepada debitur yang bersangkutan. Lembar pertama
formulir tersebut berfungsi sebagai pernyataan piutang. Lembar kedua disimpan dalam
arsip menurut nama debitur dan berfungsi sebagai catatan piutang (buku pembantu piutang)
e. Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang baru (2lembar)
diambil dan diisi dengan saldo piutang kepada debitur yang bersangkutan pada akhir bulan
yang sebelumnya (diambilkan dari arsip tembusan pernyataan piutang)
Distribusi Penjualan
Distribusi berjalan adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam media (faktur
penjualan misalnya) dam pengumpulan total ringkasan tersebut untuk keperluan pembuatan
laporan. Apabila perusahaan menjual berbagai produk, diberbagai daerah pemasaran, kepada
berbagai jenis pelanggan, dengan berbagai variasi besaran pemesanan melalui berbagai saluran
distribusi dan melalui berbagai pramuniaga, maka laporan penjualan yang biasanya dibutuhkan
oleh manajer pemasaran adalah sebagaii berikut:
1. Hasil penjualan menurut produksi
2. Hasil penjulalan menurut pelanggan
3. Hasil penjualan menurut besaranya order
4. Hasil penjualan menurut daerah pemasaran
5. Hasil penjualan menurut saluran distribusi
6. Hasil penjualan menurut pramuniaga
2. Metode Rekening Tunggal Dan Rekening Berkolom (Unit Account And Columnar Acount
Methods).
Penggunaan rekening tunggal dan rekening berkolom merupakan jawaban untuk menampung
unsur klasifikasi yang banyak. Setiap unsur dalam klasifikasi disediakan satu rekening, dengan
demikian jumlah unsur berapapun dalam klasifikasi dapat ditampung dengan penyediaan rekening
ini.
3. Metode Summary Strip Dan Metode Tiket Tunggal (Summary Strip And Unit Ticket
Methods).
Dengan menggunakan metode summary strip faktur penjualan disortasi menurut klasifikasi yang
ditetapkan sebelumnya dan jumlah setiap unsur klasifikasi dihitung dan dicatat dalam summary
strip. Untuk membuat laporan periodik, misalnya mingguan, summary strip harian dijajarkan,
dilakukan penjumlahan setiap baris dalam summary strip secara mendatar, dan jumlahnya ditulis
pada summary strip akhir minggu.
Media campuran (mixed media) adalah media yang berisi lebuh dari satu pendebitan atau lebih
dari satu pengkreditan. Jika faktur penjualan dibatasi hanya digunakan untuk merekam satu macam
produk yang dijual, maka faktur penjualan ini merupakan media tunggal. Jika setiap faktur
penjualan dapat digunakan dengan merekam beberapa produk sekaligus, faktur ini merupakan
media campuran.
Register kas yang lebih canggih dapat memilki register sampai 16, sehingga memungkinkan
dihasilkannya laporan penjualan harian untuk 16 macamklasifikasi barang, jika register kas ini di
hubungkan dengan komputer, berbagai distribusi penjualan dapat dilkukan dengan komputer
tersebut, sehingga mmanajemen dapatmemperoleh laporan penjualan menurut informasi yang
dikehendakinya.
Dalam memilih metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus dipertimbangkan:
Informasi Yang Akan Dicantumkan Dalam Laporan.
Informasi yang dibtuhkan oleh manajemen sangat menentukan isi laporan yang akan dihasilkan
oleh kegiatan distribusi. Jika berbagai jenis klasifikasi perlu disajikan dalam laporan, metode
distribusi dengan menggunakan jurnla berkolom tidak dapat menghasilkan informasi tersebut.