Anda di halaman 1dari 16

KD 3.

5 Menganalisis Sistematika dan Kebahasaan Karya Tulis Ilmiah

Struktur Makalah

Struktur Makalah

Sebelum menggarap makalah simak lebih dulu seperti beberapa kelengkapan struktur-struktur makalah
yang wajib banget ada di dalam penyusunan makalahmu nanti.

1. Cover/Sampul Makalah

Cover adalah sampul dari makalah yang memuat judul logo, identitas penulis, serta tempat dan tahun
terbit. Untuk bagian cover, sebaiknya kamu menggunakan pengaturan rata tengah (center) agar cover
terlihat lebih rapi.

2. Kata pengantar

Kata pengantar sebagai pengantar agar pembaca memiliki pandangan umum terhadap makalah yang
kamu buat dan berisikan sambutan atau ucapan syukur karena telah menyelesaikan makalah
tersebut terselesaikan dengan baik .
3. Daftar isi

Daftar isi susunan sebuah halaman yang memuat informasi halaman dari isi makalah yang kamu buat.

4. Bab I : Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan biasanya terdiri atas 3 sub-bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, dan
tujuan.,, selain memuat jawaban dari sebuah pertanyaan, latar belakang juga harus memuat data-data
atau fakta yang mendukung. Di bagian rumusan masalah, kamu bisa mengisinya dengan beberapa
pertanyaan yang nantinya akan kamu jelaskan di bagian pembahasan nanti. Pada isi tujuan, kamu bisa
menuliskannya secara singkat dan menggambarkan secara jelas manfaat dari makalah yang kamu buat

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai salah satu negara tropis sudah pasti memiliki sumber daya yang berlimpah, termasuk dalam
kekayaan alam. Salah satu hasil kekayaan alam yang bisa dijadikan bisnis adalah serat alam. Bahkan, sebagian besar
dari serat alam tersebut hanya bisa ditemukan di Indonesia. Hal ini bisa dijadikan sebagai potensi bisnis tidak hanya di
dalam negeri, melainkan juga di luar negeri.

Beberapa serat alam yang bisa digunakan sebagai bahan kerajinan tangan adalah eceng gondok, daun pandan, sabut
kelapa, pelepah pisang, rotan, dan lain sebagainya. Setiap serat alam yang sudah disebutkan tersebut memiliki
karakteristik masing-masing yang khas. Hal ini mampu menarik minat wisatawan mancanegara untuk membeli
kerajinan ini, karena memang unik dan tidak ada di negaranya.

1.2 Rumusan Masalah

Tidak semua serat alam akan dibahas dalam makalah ini. Hal ini dibatasi dengan adanya rumusan masalah berikut.
1. Apa sajakah serat alam yang berpotensi dijadikan kerajinan tangan?
2. Bagaimana proses pembuatan kerajinan tangan tersebut?
3. Apa saja jenis produk yang bisa dibuat dari serat alam?

1.3 Tujuan Penulisan

Pembuatan Makalah ini ditujukan untuk berikut:

1. Berbagi wawasan mengenai bermacam-macam jenis serat alam untuk kerajinan tangan.
2. Berbagi informasi mengenai proses pembuatan kerajinan tangan dari serat alam.
3. Membagi informasi mengenai produk apa saja yang bisa dibuat dari serat alam.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Untuk menyelesaikan tugas dari PKK.


2. Berbagi wawasan kepada pembaca.
3. Membagi informasi tentang kekayaan Indonesia berupa serat alam.
4. Meningkatkan nilai jual serat alam khas Indonesia.
5. Bab II : Pembahasan

Pembahasan merupakan bagian yang paling penting dari sebuah makalah. Ini adalah bagian yang berisi
uraian pokok dari permasalahan yang akan kamu bahas. Bagian pembahasan harus sesuai dengan latar
belakang, rumusan masalah, dan tujuan membuat makalah. Biasanya pembahasan mencakup tentang
landasan teori uraian materi, solusi dan penyelesaian dari suatu permasalahan.

Contoh

Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan Daftar Pustaka atauBibliografi adalah sebuah daftar
yang berisi judul buku-buku. artikel-artikel. dan bahan-bahan penerbitan lainnya. yang mempunyai pertalian
dengan sebuah karangan atausehagian dan karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam. Daftar Pustaka
mungkintidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau seorang cendekiawan.
daftar kepustakaan itu merupakan suatu hal yang sangat penting.

Terruwe menyatakan bahwa pernikahan merupakan suatu persatuan.

Persatuan itu diciptakan oleh cinta dan dukungan yang diberikan oleh seorang pria

pada isterinya, dan wanita pada suaminya.

Menurut Goldberg pernikahan merupakan suatu lembaga yang sangat

populer dalam masyarakat, tetetapi sekaligus juga bukan suatu lembaga yang

tahan uji. Pernikahan sebagai kesatuan tetap menjanjikan suatu keakraban yang

bertahan lama dan bahkan abadi serta pelesatarian kebudayaan dan terpenuhinya

kebutuhan-kebutuhan interpersonal (http://smktpi99.blogspot.com/2013

/01/pernikahan/15.html diakses pukul 11.34 WIB, 26 Februari 2013).

Menurut Kartono (1992), pengertian pernikahan merupakan suatu institusi

sosial yang diakui disetiap kebudayaan atau masyarakat. Sekalipun makna

pernikahan berbeda-beda, tetetapi praktek-prakteknya pernikahan dihampir semua

kebudayaan cenderung sama pernikahan menunujukkan pada suatu peristiwa saat

sepasang calon suami-istri dipertemukan secara formal dihadapan ketua agama,

para saksi, dan sejumlah hadirin untuk kemudian disahkan secara resmi dengan

upacara dan ritual-ritual tertentu.


6. Bab III : Penutup

Pada bagian penutup biasanya berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisikan tentang ringkasan dari
hasil pembahasan rumusan makalah. Pada bagian ini, kamu bisa mengambil poin penting pada setiap
bagian sebelumnya untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Saran merupakan suatu bagian dalam
makalah yang ditujukan untuk si penulis. Saran dapat berisikan harapan kamu sebagai penulis makalah
agar makalah yang kamu buat bisa bermanfaat untuk pembaca. Berikut adalah contoh kesimpulan dan
saran.

7. Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisikan daftar referensi yang kamu pakai sebagai sumber atau bahan penelitian di
dalam penulisan makalah. Referensinya bisa dari buku, jurnal, atau informasi valid yang kamu dapatkan
dari internet maupun dari perpustakaan.

Nah, berikut ini contoh cara menulis daftar pustaka

1. Cara menulis daftar pustaka dari buku yang perlu diperhatikan adalah tanda batas dari tiap urutan
unsur. Pastikan untuk menggunakan tanda (.)

Contohnya:
Laksamana, Adhi Bambang. 2016. Panduan Perang. Jakarta: Gramedia.

Husein, Hasan. dkk. 2007. Kumpulan Doa-Doa. Edisi Kedua. Jakarta.

Setiyaningsih, Ika, 2014. Ensiklopedia Bahas dan Sastra Indonesia: Terampil Berbicara, Klaten: Intan
Pariwara

( jika dalam penulisan daftar pustaka telalu panjang dan harus disambung ke bawah seperti contoh di
atas, maka penulisan katanya harus di ketengahkan 5 sampai 7 spasi seperti contoh di atas)

2. Contoh Daftar Pustaka dari Internet/website (Artikel Daring)

Data Artikel:
Judul : Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global?
Penulis : Jeko Iqbal Reza
Tanggal Tayang : 29 Agustus 2015
Waktu Akses : 10 Februari 2016, pukul 10.27
URL : http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-
global
Cara Penulisan:
Reza, Jeko Iqbal. 2015. “Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global”,
http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global, diakses pada
10 Februari 2016 pukul 10.27.

sumber : www[dot]studiobelajar[dot]com

Kebahasaan Penulisan Makalah

Penulisan kutipan

Definisi kutipan

Berdasarkan KBBI, kutipan adalah pengambilan satu atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan
ilustrasi atau untuk memperkuat argumen dalam tulisan sendiri.

Biasanya kamu dapat menemukan kutipan langsung di berbagai tulisan ilmiah seperti jurnal, makalah,
hingga skripsi.

Dalam sebuah tulisan, kutipan adalah kalimat yang ditandai atau diapit menggunakan tanda kutip.

Kutipan memiliki dua fungsi, yaitu

• memperkuat fakta melalui sumber data atau gagasan dengan topik yang sama, dan

• memberi penjelasan tambahan mengenai suatu istilah

1. Kutipan Langsung (Teks yang dikutip adalah teks asli tanpa pengurangan atau penambahan.)

Contoh kutipan langsung pendek

Untuk meningkatkan peluang diplomasi budaya tersampaikan dengan baik, sebuah aktivitas harus
memiliki karakteristik diplomasi budaya. Menurut Schneider (2003:3), “ Karakteristik tersebut adalah
fleksibel atau kreatif dalam upaya diplomasinya.”

Contoh kutipan langsung Panjang

Menurut Sukawarsini Djelantik, tujuan dari diplomasi adalah untuk mencapai kepentingan nasional
negara, sehingga diplomat akan saling tukar menukar informasi secara terus menerus dengan negara
lain atau rakyat di negara lain (Djelantik, 2012: 14).
2. Kutipan Tidak Langsung (Kutipan tidak langsung merupakan jenis kalimat yang ditulis kembali.
Kalimat-kalimatnya juga disesuaikan dengan bahasa sendiri agar terlihat berbeda dengan tulisan
aslinya.)

Contoh kutipan tidak langsung

Schneider (2003) mengatakan Untuk meningkatkan peluang diplomasi budaya tersampaikan dengan
baik, sebuah aktivitas harus memiliki karakteristik yang fleksibel atau kreatif dalam upaya diplomasinya.”

Sumber:

http://www.smkn1perhentianraja.sch.id/read/10/cara-menulis-daftar-pustaka, diakses pada 21 Januari


2022 pukul 21.30.

https://www.gramedia.com/best-seller/cara-membuat-makalah/, diakses pada 21 Januari 2022 pukul


22.00.

https://www.99.co/blog/indonesia/contoh-makalah-singkat/, diakses pada 24 Januari 2022 pukul 22.00

https://www.99.co/blog/indonesia/contoh-kutipan-langsung-tidak-langsung/, diakses 24 Januari 2022


pukul 22.15
Cara Penulisan Judul yang Benar Sesuai
dengan PUEBI

1. Setiap Huruf di Awal Kata Ditulis Dengan Huruf Kapital

Ada beberapa ragam cara penulisan judul, di antaranya adalah menulis keseluruhan huruf dengan huruf
kapital (contoh: ANAK PERAWAN DI SARANG PENYAMUN). Cara itu tidak salah, tetapi menimbang dari
segi kerapian, banyak yang lebih memilih cara konvensional. Cara penulisan judul yang benar adalah
menulis setiap awal kata dengan huruf kapital, terutama huruf pada kata paling depan (perhatikan: Siti
Nurbaya, Salah Asuhan, Ronggeng Dukuh Paruk). Aturan ini berlaku untuk hampir semua jenis kata
termasuk nama, tempat, sifat, keterangan.

. Gunakan Huruf Kecil untuk Preposisi, Konjungsi, dan Interjeksi

Yang dimaksud dengan preposisi adalah kata depan yang diikuti oleh kata lainnya. Dilihat dari fungsinya,
kata ini memiliki fungsi untuk menjelaskan dan memberikan kesinambungan antara kata sebelum dan
kata selanjutnya. Yang termasuk dalam preposisi adalah: di, ke, pada, dalam, yaitu, kepada, daripada,
untuk, bagi, ala, bak, tentang, mengenai, sebab, secara, terhadap, dst.

Contoh judul menggunakan preposisi:

1. Tips Memasak Daging ala Chef Juna

2. Surat dari Praha

3. Anak Perawan di Sarang Penyamun

Sedangkan konjungsi adalah nama lain dari kata sambung. Kata ini memiliki fungsi untuk
menghubungkan kata-kata, kalimat-kalimat, dan ungkapan-ungkapan dan tidak memiliki makna khusus
jika berdiri sendiri. Kata-kata yang termasuk konjungsi termasuk dan, atau, tetapi, ketika, seandainya,
supaya, pun, seperti, oleh, karena, sehingga, bahwa, kalau, untuk, kemudian.

Contoh konjungsi dalam suatu judul:

1. Si Jamin dan Si Johan

2. Dahulu Kaya, kemudian Miskin: Sebuah Antologi Kisah


Terakhir, interjeksi, adalah istilah lain untuk kata seru yang mengungkapkan isi hati dari si pembicara.
Kata ini relatif jarang ditemui pada judul karya-karya tulis serius, tetapi banyak menjadi pilihan untuk
narasi yang bersifat ekspresif. Contoh interjeksi adalah Alhamdulillah, duh, ih, cih, yuk, wah, wow,
amboi, ah, lho, dan lain-lain.

Perhatikan judul-judul berikut:

1. Gaya Busana Adik Alyssa Soebandono Ini Tidak Kalah dengan Kakaknya, lho!

2. Jalan-Jalan ke Maldives, yuk!

Meskipun demikian, ketiga jenis kata partikel tersebut harus tetap ditulis dengan huruf kapital apabila
letaknya di kata pertama sebuah judul, sesuai dengan kaidah awal. Kita bisa menjadikan sejumlah karya
besar sebagai contoh pengecualian ini, termasuk Dari Ave Maria sampai Jalan Lain ke Roma, Kalau Tak
Untung, atau judul-judul berita yang sering kita lihat seperti: Wow, Lihat Nasib Artis Ini Sekarang!

3. Perhatikan Kaidah Huruf Kapital pada Kata Ulang

Terkadang, kita menemukan kata ulang pada judul yang akan kita gunakan. Untuk mengetahui cara
penulisannya, pertama-tama kita harus mengenali bentuk kata ulang tersebut. Pada dasarnya, kata
ulang bisa didefinisikan sebagai kata yang telah mengalami pengulangan (reduplikasi) pada kata
dasarnya. Kata ulang murni (dwilingga) dan kata ulang semu harus ditulis dengan huruf kapital di setiap
awal kata karena sifatnya yang bisa dibilang tidak mengalami perubahan apapun. Seperti contoh-contoh
berikut:

1. Pengalamanku Menyembelih Biri-Biri di Hari Raya Kurban

2. Hidup Si Kupu-Kupu Malam

3. Sayap-Sayap Kenangan

4. Kecil-Kecil Jadi Manten

Sedangkan bentuk kata ulang sebagian, kata ulang berimbuhan, kata ulang dwipurwa, dan kata ulang
perubahan—semua yang sederhananya sudah mengalami perubahan bentuk—hanya ditulis kapital pada
huruf pertama kata ulang. Seperti pada judul-judul berikut ini:

1. Kapolres Situbondo: Gerak-gerik Ibu Korban Mencurigakan

2. Berjalan-jalan di Kota Surabaya

3. Cerai-berai Negeriku
Penulisan Huruf Kapital
1 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.

Misalnya:

• Apa maksudnya?

• Dia membaca buku.

• Kita harus bekerja keras.

• Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.

2 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

Misalnya:

• Amir Hamzah

• Dewi Sartika

• Halim Perdanakusumah

Catatan:

(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau
satuan ukuran.

Misalnya:

• ikan mujair

• mesin diesel

• 5 ampere

• 10 volt

(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna 'anak dari',
seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.

Misalnya:

• Abdul Rahman bin Zaini

• Siti Fatimah binti Salim

• Indani boru Sitanggang


• Charles Adriaan van Ophuijsen

Catatan

PUEBI 2015 menambahkan (1) penjelasan "termasuk julukan" , misalnya Jendral Kancil dan Dewa
Pedang; serta (2) penjelasan "yang bermakna 'anak dari'" pada catatan kedua. Kedua tambahan ini
tampaknya bertujuan untuk memperjelas pedoman sebelumnya.

3 Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.

Misalnya:

• Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"

• Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!"

• "Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.

• "Besok pagi," katanya, "mereka akan berangkat."

4 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.

Misalnya:

• Islam • Weda • Ya, Tuhan,


bimbinglah hamba-
• Alquran • Allah Mu ke jalan
• Kristen • Tuhan yang Engkau beri
rahmat.
• Alkitab • Allah akan
menunjukkan jalan
• Hindu kepada hamba-Nya.

5.a Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama
orang.

Misalnya:

• Sultan Hasanuddin • Nabi Ibrahim • Agung


Permana, Sarjana Hu
• Mahaputra Yamin • Raden Ajeng Kartini kum
• Haji Agus Salim • Doktor Mohammad
• Irwansyah, Magister
Hatta Humaniora
• Imam Hambali
5.b Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.

Misalnya:

• Selamat datang, Yang Mulia. • Selamat pagi, Dokter.

• Semoga berbahagia, Sultan. • Silakan duduk, Prof.

• Terima kasih, Kiai. • Mohon izin, Jenderal.

6 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya:

• Wakil Presiden Adam Malik • Proklamator Republik Indonesia


(Soekarno-Hatta)
• Perdana Menteri Nehru
• Sekretaris Jenderal Kementerian
• Profesor Supomo Pendidikan dan Kebudayaan
• Laksamana Muda Udara Husein • Gubernur Papua Barat
Sastranegara

7 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Misalnya:

• bangsa Indonesia

• suku Dani

• bahasa Bali

Catatan: Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan
tidak ditulis dengan huruf awal kapital.

Misalnya:

• pengindonesiaan kata asing

• keinggris-inggrisan

• kejawa-jawaan
8.a Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari
raya.

Misalnya:

• tahun Hijriah • bulan Maulid • hari Lebaran

• tarikh Masehi • hari Jumat • hari Natal

• bulan Agustus • hari Galungan

8.b Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.

Misalnya:

• Konferensi Asia Afrika

• Perang Dunia II

• Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Catatan: Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf
kapital.

Misalnya:

• Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.

• Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

9 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Misalnya:

• Jakarta • Jalan Sulawesi • Pegunungan Himalay


a
• Asia Tenggara • Gunung Semeru
• Teluk Benggala
• Pulau Miangas • Ngarai Sianok
• Tanjung Harapan
• Amerika Serikat • Jazirah Arab
• Terusan Suez
• Bukit Barisan • Selat Lombok
• Kecamatan Cicadas
• Jawa Barat • Lembah Baliem
• Gang Kelinci
• Dataran Tinggi • Sungai Musi
• Kelurahan Rawaman
• Dieng Danau Toba gun

Catatan:

(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.

Misalnya:

• berlayar ke teluk mandi di sungai

• menyeberangi selat berenang di danau

(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf
kapital.

Misalnya:

• jeruk bali (Citrus maxima)

• kacang bogor (Voandzeia subterranea)

• nangka belanda (Anona muricata)

• petai cina (Leucaena glauca)

Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan
dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.

Misalnya:

• Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan
gula anggur.

• Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.

Contoh berikut bukan nama jenis.

• Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.

• Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.

• Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur,
dan tarian Sulawesi Selatan.

Catatan

PUEBI 2015 menambahkan cara pembedaan unsur nama geografi yang menjadi bagian nama diri
(proper name) dan nama jenis (common name).
10 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk
ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata
tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.

Misalnya:

• Republik Indonesia

• Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

• Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia

• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010


tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden
serta Pejabat Lainnya

• Perserikatan Bangsa-Bangsa

• Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

11 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di
dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata
tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.

Misalnya:

• Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

• Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.

• Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.

• Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata".

12 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.

Misalnya:

• S.H. = sarjana hukum • M.Hum. = magister • Pdt. = pendeta


humaniora
• S.K.M. = sarjana • Dg. = daeng
kesehatan • M.Si. = magister
• Dt. = datuk
masyarakat sains
• R.A. = raden ayu
• S.S. = sarjana sastra • K.H. = kiai haji
• St. = sutan
• M.A. = master of arts • Hj. = hajah
• Tb. = tubagus
• Mgr. = monseigneur
• Dr. = doktor • Tn. = tuan • Sdr. = saudara

• Prof. = profesor • Ny. = nyonya

Catatan

PUEBI 2015 menambahkan contoh gelar lokal Daeng dan Datuk.

13 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam
penyapaan atau pengacuan.

Misalnya:

• "Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan. Dendi bertanya, "Itu apa, Bu?"

• "Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.

• Surat Saudara telah kami terima dengan baik.

• "Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?"

• "Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak."

Catatan

PUEBI 2015 menambahkan penjelasan penulisan kata atau ungkapan lain yang digunakan sebagai
penyapaan ditulis dengan huruf kapital, misalnya Kutu Buku.

Catatan:

(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.

Misalnya:

• Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

• Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.

Sumber:

https://blog.typoonline.com/cara-penulisan-judul-yang-benar/, diakses pada 24 Januari 2022 pukul


15.00

https://ivanlanin.github.io/puebi/huruf/huruf-kapital/, diakses pada tanggal 24 Januari 2022 Pukul


15.15

Anda mungkin juga menyukai