Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PENELITIAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING PADA MATA


PELAJARAN BAHASA ARAB DI MTS DARUL FALAH KEDUNGPRIMPEN
KELAS VII

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

Dosen Pembimbing: Giati Anisah, M. Pd

Disusun oleh:

Ahmad Supras Styyo

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULMA SUNAN GIRI BOJONEGORO (UNUGIRI)

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian


Belajar merupakan suatu proses yang menghasilkan perubahan perilaku yang
dilakukan sengaja untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan dan pengalaman baru ke
arah yang lebih baik. Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri aturannya (termasuk
konsep, teori, dan definisi). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka guru tidak hanya
mentransfer pengetahuan yang dimilikinya ke siswa, akan tetapi guru harus bisa
menumbuhkan semangat dan keaktifan siswa sehingga siswa dapat membangun
pengetahuannya sendiri. Guru juga harus dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
proses belajar, dengan menghadapkan siswa dengan pengalaman nyata sehingga siswa
dapat memiliki kemampuan berpikir kritis.
Dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan media pembelajaran sangatlah penting
dan memiliki nilai tinggi dalam dunia pendidikan. Terutama untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa dan prestasi siswa. Oleh karena itu pengetahuan tentang media
pembelajaran harus dimengerti dan dilaksanakan oleh guru.
Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
Madrasah Tsanawiyah. Mata pelajaran ini di rasakan sebagai mata pelajaran yang sulit
bagi siswa, karena Bahasa Arab bukan bahasa percakapan yang kita lakukan dalam
sehari-hari dan Bahasa Arab merupakan Bahasa Asing. Sehingga dalam mata pelajaran
Bahasa Arab yang diajarkan dalam Madrasah Tsanawiyah, siswa disuruh untuk
memahami dan menghafalkan kosa kata dalam Bahasa Arab, sehingga pembelajaran
tersebut kurang menarik dan bervariasi.
Metode yang sering digunakan guru dalam mengajar adalah metode ceramah, karena
persiapannya sangat mudah. Metode ceramah merupakan suatu cara mengajar yang
digunakan untuk menyampaikan keterangan, informasi, atau uraian tentang suatu pokok
persoalan serta masalah secara lisan. Untuk memperjelas uraian masalah ceramah guru
menggunakan media atau alat bantu, seperti: papan tulis, gambar atau audio visual
lainnya. Dan peranan siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti
dan mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh guru.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di MTs
Darul Falah Kedungprimpen, Sebagian besar siswa menganggap pelajaran Bahasa Arab
sulit, sehingga mengakibatkan mereka cenderung tidak berkonsentrasi, mengantuk,
bermain dan mencari kesibukan sendiri saat pembelajaran berlangsung. Sesekali guru
pernah mengajar dengan model diskusi tetapi siswa kurang tertarik dan bersemangat. Jika
diberi pertanyaan cenderung siswa tidak menjawab pertanyaan dan jika diberikan
kesempatan bertanya siswa tidak ada yang bertanya. Akibatnya siswa tidak bisa
memperoleh materi pelajaran yang diberikan secara optimal. Terbukti pada saat ulangan
harian siswa kurang mampu menjawab soal dan diketahui banyaknya siswa yang
mencontek.
Diperoleh dari sikap dan semangat antusias harian siswa kelas VII MTs Darul Falah
Kedungprimpen adalah banyaknya siswa yang tidak berminat mengikuti pembelajaran
Bahasa Arab dibandingkan siswa yang berminat mengikuti pembelajaran Bahasa Arab.
Hal tersebut terjadi karena beberapa factor diantaranya: pertama, siswa kurang dilibatkan
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajan siswa lebih berperan sebagai
penerima informasi pasif, bukan sebagai subjek yang melakukan aktivitas belajar. Hal
tersebut mengakibatkan aktivitas siswa baik secara fisik maupun mental sering teralih
pada hal-hal lain di luar materi. Kedua, model pembelajaran kurang meningkatkan
keaktifan dan prestasi siswa terhadap materi yang disajikan. Sehingga diperlukan suatu
strategi pembelajaran yang tepat sekaligus dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar Bahasa Arab siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan tindakan perbaikan
dalam proses pembelajaran. Tindakan tersebut berupa penerapan model pembelajaran
Team Teaching. Team Teaching merupakan suatu system mengajar yang dilakukan oleh
dua orang guru atau lebih. Team teaching menjadi sarana aktualisasi bagi guru dalam
berkolaborasi dalam pembelajaran. Satu mata pelajaran bisa dikerjakan oleh dua orang
guru atau lebih untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembelajaran baik guru,
sisiwa dan pihak sekolah.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mengadakan penelitian berjudul
“Penerapan Metode Pembelajaran Team Teaching Pada Mata Pelajaran Bahasa
Arab di MTs Darul Falah Kedungprimpen Kelas VII”. Dengan menggunakan teori
dasar yang dilakukan untuk menemukan suat teori atau menguatkan teori yang sudah ada
dengan mengkaji prinsip dan kaidah dasar yang ada lalu dibuat kesimpulan dasar yang
membentuk prinnsip dasar dari suatu teori.
1.2 Fokus Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas dapat difokuskan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana cara penerapan Metode Team Teaching pada mata pelajaran Bahasa Arab
materi kata ganti tunggal, kata tunjuk dan kata depan di MTs Darul Falah
Kedungprimpen?
2. Bagaiamana pelaksanaan Metode Team Teaching pada mata pelajaran Bahasa Arab
materi kata ganti tunggal, kata tunjuk dan kata depan di MTs Darul Falah
Kedungprimpen?
3. Bagaimana Hasil Evaluasi Metode Team Teaching pada mata pelajaran Bahasa Arab
materi kata ganti tunggal, kata tunjuk dan kata depan di MTs Darul Falah
Kedungprimpen?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan siswa lebih aktif dalam mengikuti mata pelajaran Bahasa Arab pada
materi kata ganti tunggal, kata tunjuk dan kata depan.
2. Mengenalkan kepada siswa bahwa pembelajaran Bahasa Arab pada materi kata ganti
tunggal, kata tunjuk dan kata depan lebih menarik dan menyenangkan
3. Menghasilkan banyak pengetahuan pada siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa
Arab pada materi kata ganti tunggal, kata tunjuk dan kata depan.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Dibawah ini manfaat
penelitian adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan ilmu dan pengetahuan kepada pendidik tentang pembelajaran team
teaching.
b. Sebagai sumbangan pemikiran dan pertimbangan penelitian tentang implementasi
pembelajaran team teaching.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk mengoreksi
diri, sekaligus usaha untuk memperbaiki kualitas diri sebagai guru yang
profesional dalam meningkatkan mutu, proses dan hasil belajar siswa dengan
menerapkan pembelajaran methode team teaching. Sekaligus, dapat memahami
makna kerjasama antar guru.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat meningkatkan makna kerjasama
dalam sebuah tim dan dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran Bahasa Arab sehingga memperoleh hasil belajar yang maksimal.
c. Peneliti
Hasil penelitian diharapkan peneliti dapat menambah pengetahuan dan
wawasan tentang pendidikan, strategi pembelajaran serta macam-macam methode
pembelajaran.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Untuk mempermudah pemahaman terhadap pembahasan isi penulisan proposal
penelitian agar tidak melebar pembahasannya, maka penulis perlu memberikan ruang
lingkup pembahasan yang akan dibahas sebagau berikut:
1. Penerapan pembelajaran team teaching dikelas VII MTs Darul Falah Kedungprimpen
pada mata pelajaran Bahasa Arab.
2. Pelaksanaan pembelajaran team teaching dikelas VII MTs Darul Falah Kedungprimen
pada mata pelajaran Bahasa Arab.
3. Evaluasi pembelajaran team teaching dikelas VII MTs Darul Falah Kedungprimpen
pada mata pelajaran Bahasa Arab.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk memperoleh gambaran global terhadap keseluruhan pembahasan proposal
penelitian, maka berikut dikemukakan beberapa pembahasan pokok dalam tiap-tiap bab,
yaitu:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini dibagi menjadi beberapa sub bab yaitu: Pertama, latar belakang
masalah yang menguraikan tentang alasan pemilihan judul; Kedua, rumusan
masalah, yang menguraikan pokok-pokok maslalah dari proposal penelitian
ini; Ketiga, tujuan penulisan proposal penelittian; Keempat, manfaat
peneleitian; Kelima, ruang lingkup penelitian; Keenam, sistematika
penulisan; Ketujuh, keaslian penelitian; dan Kedelapan, definisi istilah.
BAB II : Kajian Pustaka
Pada bab kajian pustaka meliputi: sub bab pertama menjelaksan
pembelajaran yang meliputi: pengertian belajar, pengertian pembelajaran,
pengertian bahasa dan pengertian Bahasa Arab, sub bab kedua menjelaskan
team teaching meliputi: pengertian team teaching, penerapan model
pembelajaran team teaching, dan pelaksanaan model pembelajaran team
teaching.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ketiga ini memaparkan beberapa sub meliputi: pendekatan dan jenis
penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, data dan sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengecekan keabsahan temuan.

1.7 Keaslian penelitian


Peneliti mendapat beberapa refrensi penelitian terdahulu yang pernah dilaksanakan
dan berhubungan dengan tema yang digunakan oleh peneliti, dari hasil penelitian
Rofiqotul Muawiyah jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2019. Dengan judul
“Penerapan Startegi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Kelas VIII Mata Pelajaran IPS SMP I Sabillurrosyad Kota Malang”
Peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, sehingga peneliti tersebut
menngunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai prosedur
pengumpulan datanya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rofiqotul Muawiyah adalah
melalui perencanaan dengan melakukan diskusi dengan guru yang dimulai dari
mengadakan pertemuan, pembagian tugas, dan tanggung jawab, kemudian, menentukan
materi dalam pelaksanaan team teaching meliputi peneliti dan guru merancang RPP agar
materi yang disampaikan sesuai dengan RPP yang tekah dibuat.
Pada pelaksanaan team teaching di kelas VIII SMP I Sabilullrasyid Malang
menggunakan jenis model team teaching penuh yakni seluruh kegiatan pembelajaran
dilakukan bersama-sama oleh guru. Ada yang bertugas menyampaikan materi didepan
kelas dan ada yang bertugas mengawasi serta membantu siswa yang belum bisa
memahami penjelasan tersebut.
Evaluasi pembelajaran team teaching di kelas VII SMP sabilullrasyid Malang yaitu
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Evaluasi ini juga dilakukan
dengan pembagian menjadi 2 kelompok dan dilaksanakan hingga II siklus, setiap
kelompok didampingi satu guru, dan berdasarkan hasil pengamatan bahwa evaluasi
menunjukkan tingkat keaktifan dan antusias bertanya lebih baik.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Liulin Nuha, jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Malik Ibrahim Malang,
2016. Judul “Implementasi Pembelajaran Team Teaching di Kelas 1 Sekolah Dasar Islam
Terpadu Ahmad Yani Malang”
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, sehingga peneliti
tersebut menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai prosedur
pengumpulan datanya. Hasil penelitian Liulin Nuha adalah perencanaan pembelajaran
team teaching di kelas 1 SDIT Ahmad Yani Malang dilakukan dengan bersama-sama
oleh kedua guru baik dalam melakukan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembeljaran) dari
silabus yang telah ada, dan penentuan media dan methode yang digunakan. Dalam
perencanaan pembelajaran juga dilakukan pembagian tugas yang akan digunakan dalam
proses pelaksanaan. Guru inti bertugas memberikan materi sedangkan yang lain ada yang
bertugas memgawasi siswa dan ada yang membantu siswa yang belum faham materi yang
disampaikan.
Pada pelaksaan pembelajaran team teaching dikelas 1 SDIT Ahmad Yani Malang
menggunakan jenis model team teaching penuh yakni seluruh kegiatan pembelajaran
dilakukan bersama-sama oleh guru team teaching. Dalam pelaksanaannya penyampaian
materi didepan kelas dilakukan oleh satu guru dan guru yang lainnya mengawasi dan
membantu siswa jika terdapat siswa yang belum bisa memahami penjelasan guru utama
di depan kelas.
Evaluasi pembelajaran team teaching di kelas 1 SDIT Ahmad Yani yaitu evaluasi
guru yang dilakukan oleh kedua guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan
memeberika kritikan serta memberi saran kepada masing-masing guru sehingga kedua
guru dapat melakukan perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya. Evaluasi siswa kelas 1
menggunakan dua system yaitu evaluasi sumatiuf dan evaluai formatif. Evaluasi sumatif
seperti melaksanakan ulangan harian, UTS dan UAS. Sedangkan evaluasi formatif
biasanya dilakukan oleh guru untuk mengulangi pembelajaran yang telah disampaiakn
guru di akhir pembelajaran dengan memberikan pertanyaan langsung maupun
memberikan test yang harus dikumpulkan harinitu juga.
Kendala yang dihadapi dlam pelaksanaan team teaching yaitu perbedaan antar guru
dalam menentukan metode pembelajaran. Hal ini dapat diatasi dengan dengan solusi
meminta pendapat gurun ketiga. Kendala lain yang dihadapi yaitu kecemburuan antar
siswa dikarenakan guru hanya memperhatikan beberapa siswa saja, solusi yang dilakukan
yakni membagi keklas menjadi dua sehingga guru akan kebih mudah dalam mengawasi
siswa. Kendala lain yakni beberapa siswa menggantungkan kepada guru pendamping
pada saat pembelajaran berlangsung. Solusi yang dilakukan yakni mendiamkan siswa
selam beberapa menit untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih mandiri
dalam menyelesaikan tugas.

1.8 Definisi Istilah


Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penulisan penelitian ini,
penulis menjelaskan terlebih dahulu kata kunci yang terdapat dalam pembahasan ini
sekaligus penggunaan secara operasional.
1. Penerapan atau pelaksanaan adalah kemampuanan menggunakan materi yang telah
dipelajari kedalam situasi kongkret atau nyata.
2. Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan
siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu.
3. Team teaching adalah suatu sistem mengajar yang dilakukan oleh dua orang guru atau
lebih, dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pembelajaran Bahasa Arab


Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang.
Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan sendiri aturannya (termasuk konsep, teori dan
definisi). Hal-hal pokok dalam pengertian belajar adalah belajar itu membawa
perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan, pengalaman dan latihan itu
merupakan suatu usaha terencana. Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berlangsung di mana saja,
misalnya di lingkungan keluarga, di sekolah dan di masyarakat, baik disadari maupun
tidak disadari, disengaja maupun tidak disengaja.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
membawa perubahan tingkah laku seseorang yang dihasilkan dari kegiatan yang
dinyatakan dalam bentuk pengetahuan, penguasaan, dan pemahaman yang diperoleh
melalui pengetahuan dan pengalaman. Jadi, orang yang belajar akan mengalami suatu
perubahan dan perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap dan penyesuaian
diri.
Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung
proses belajar siswa-siswi, dengan memperhitungkan kejadiab-kejadian ekstrim yang
berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dialami siswa.1
Pembelajaran adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru
sebagai pemegang peranan utama. Pembelajaran merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses
pembelajaran, baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya
tujuan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah interaksi dua arah antara guru dan siswa, dalam proses belajar mengajar yang
diorganisasikan dalam suatu pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh
1
Eveline Siregar & Hartini Nara, Teori Belajar & Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) hal 12
karena itu guru tidak cukup berceramah menjelaskan materi akan tetapi siswa perlu
dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan melakukan
percobaan atau penelitian.
Pendidikan seperti halnya seperti lembaga-lambaga penting lainya bagi umat
orang, seperti agama, hukum, politik, perdagangan, dan bisnis adalah produk dari
bahasa dan bergantung pada bahasa. Hal ini dikarena pendidikan melibatkan
komunikasi, interpretasi, analisis, sintensis, internalisa, dan aplikasi konsep-konsep,
ide-ide sekaligus merefleksikan realitas, yang kesemuanya itu memerlukan perana
bahasa.2
“Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.”
“Bahasa” dalam bahasa Indonesia, sama dengan istilah “taal” dalam bahasa
belanda, “language” dalam bahasa inggris, “langue” dalam bahasa prancis, “sprach”
dalam bahasa jerman, “kokugo” dalam bahasa jepang, dan “ ‫ “ ڶݟة‬dalam bahasa arab.3
Berikut adalah beberapa pengertian “ bahasa” antara lain adalah:
a) Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang lebih banyak dipahami sebagai
sistem bunyi, kendati ada yang berbentuk simbol-simbol terlulis ( bahasa tulis).
b) Dalam buku strategi pembelajaran aktif, mendefinisikan bahasa adalah ucapan yang
digunakan setiap kaum untuk mengemukakan maksud mereka.4
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat
komunikasi bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota-anggota masyarakat,
berupa lambing bunyi- suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Pengertian Bahasa Arab merupakan alat komunikasi berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan antara anggota masyarakat di
wilayah Jazirah Arab.
Menurut Al-Ghalayin, bahasa arab adalah kalimat-kalimat yang dipergunakan oleh
orang arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan (pikiran dan perasaan) mereka.
Bahasa arab adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur dalam
keluarga bahasa simitik. Bahasa Arab adalah kalimat yang dipergunakan oleh orang
Arab untuk menyampaikan maksud dan tujuan mereka. Yang berbentuk huruf hijaiyah

2
Muhajir AS’aril, Psikologi Belajar Bahasa Arab. (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), hal. 12
3
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: Humaniora, 2007), hal. 2
4
Anin Nurhayati, Diklat Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Tulungagung: STAIN Tulungagung, 2006),
hal. 1
yang dipergunakan oleh orang Arab dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial baik
secara lisan maupun tulisan.
Mata pelajaran bahasa arab cenderung dilakukan dengan tindakan siswa yang
mengarahkan pada kreativitas dan penguasaan dalam bahasa arab. Pembelajaran bahasa
arab adalah suatu upaya pendidik terhadap siswa dalam interaksi belajar bahasa
arab supaya siswa dapat mempelajari sesuatu dengan efektif dan efisien.

2.2 Pembelajaran Team Teaching


a) Penerapan Model Pembelajaran Team Teaching
Pengertian model pembelajaran Team Teaching. Team Teaching merupakan suatu
sistem mengajar yang dilakukan oleh dua orang guru atau lebih, mengajar sejumlah
anak yang mempunyai perbedaan-perbedaan baik minat, kemampuan maupun tingkat
kelasnya.
Metode pengajaran Team Teaching merupakan metode yang melibatkan beberapa
unsur dalam pelaksanaan proses mengajar. Unsur-unsur tesebut bisa menggunakan
kuantitas guru atau pendidik yang jumlahnya lebih dari satu untuk menangani satu
mata pelajaran atau memiliki pembagian tanggung jawab di dalam proses mengajar.
Tim tidak hanya terdiri atas guru formal saja, tetapi juga atas guru nonformal dan
orang-orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian dan tujuan
pembelajaran yang dibutuhkan. (Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah : 2013,
hlm. 97)
Tujuan model pembelajaran Team Teaching untuk mengefektifkan proses belajar
dan mengajar. Hal ini didasarkan pada konsep dan anggapan bahwa jika proses
pembelajaran dipandu oleh sebuah team, dan tidak hanya satu orang guru, maka
pendampingan terhadap belajar anak menjadi lebih maksimal. Satu orang guru
memberikan bimbingan teknis, sedangkan guru yang satunya lagi memberikan aspek
lainnya. Selain itu, masing-masing guru dapat saling melengkapi kekurangan dan
kemampuan masing-masing.
Inilah sisi kebaikan yang diharapkan. Tujuan utama penerapan team teaching
tidak lain adalah untuk peningkatan kualitas hasil proses pembelajaran. Dan, untuk
mencapai keberhasilan tersebut, harus ada pengembangan manajemen ataupun
prosesnya.
Sistem pembelajaran yang baik seharusnyaa dapat membantu siswa
mengembangkan diri secara optimal serta mampu mencapai tujuan-tujuan belajarnya.
Meskipun proses belajar-mengajar tidak dapat sepenuhnya berpusat pada siswa
seperti pada sistem pendidikan terbuka tetapi perlu diingat bahwa pada hakekatnya
siswalah yang harus belajar.5
Dengan demikian, proses belajar mengajar perlu berorientasi pada kebutuhan dan
kemampuan siswa, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan disini harus dapat
memberikan pengalaman belajar yang mennyenangkkan dan berguna baginya. Guru
perlu memberikan bermacam-macam situasi belajar yang memadai untuk materi yang
disajikan dan menyesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik serta gaya belajae
siswa. sebagai konsekuensi logisnya, guru dituntut harus kaya metodologi mengajar
sekaligus terampil menerapkannya, tidak monoton dan variatif dalam melaksanakan
pembelajaran.
b) Pelaksanaan Model Pembelajaran Team Teaching
Setiap metode pembelajaran mempunyai tahapan-tahapan, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga tahap evaluasi. Metode pembelajaran Team
Teaching mempunyai tiga tahap dalam pembelajaran, yaitu:
a. Tahap awal
(1) Perencanaan pembelajaran disusun bersama
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), harus disusun secara bersama
sama oleh setiap guru yang tergabung dalam Team Teaching. Tujuannya agar
guru memahami semua isi yang tercantum dalam komponen RPP.
(2) Metode pembelajaran disusun bersama
Perencanaan metode secara bersama ini dilakukan agar setiap guru
mengetahui alur dan proses pembelajaran, dan tidak kehilangan arah
pembelajaran.
(3) Partner Team Teaching memahami materi dan isi pembelajaran
Guru sebagai partner bukan hanya mengetahui materi yang akan disampaikan
kepada siswa. Mereka juga harus sama-sama memahami isi dari materi
pembelajaran tersebut. Hal ini agar keduanya bisa saling melengkapi
kekurangan dalam diri masing-masing.
(4) Pembagian peran dan tanggung jawab secara bersama
Dalam Team Teaching, pembagian peran dan tanggung jawab masing- masing
guru harus dibicarakan secara jelas ketika merencanakan proses pembelajaran

5
Muhibm Syah, “psikologi pendidikan”, (bandung; remaja rosdakarya 2000)
yang akan dilaksanakan. Hal tersebut agar ketika proses pembelajaran, mereka
tahu peran dan tanggung jawab masing-masing.
b. Tahap Inti
(1) Satu guru sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran penuh, sedangkan satu
guru lainnya sebagai pengawas dan pembantu tim.
(2) Dua orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran. Dalam
hal ini, tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada.
c. Tahap Evaluasi
(1) Evaluasi guru
Evaluasi guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh partner tim setelah
jam pelajaran berakhir. Evaluasi dilakukan oleh masng-masing partner dengan
cara memberikan kritikan-kritikan dan saran yang membangun untuk
perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.
(2) Evaluasi siswa
Evaluasi terhadap siswa mencakup pembuatan soal evaluasi dan
merencanakan metode evaluasi. Semua dilakukan bersama-sama oleh guru
dalam Team Teaching. Atas kesepakatan bersama, guru harus membuat soal-
soal evaluasi yang akan diberikan kepada siswa.

Adapun Beberapa hal yang harus dilalui dalam proses pembelajaran dengan Team
Teaching adalah sebagai berikut:
a. Dalam mengambil keputusan dilakukan oleh kelompok yang mencakup dalam
perencanaan, pelaksanaan maupun untuk mengatasi masalah konflik di dalam
kelompok. Pembuatan keputusan dan control tentang siswa dilakukan oleh guru.
Pembuatan keputusan merupakan bagian yang penting dalam perencanaan dan
pelaksanaan Team Teaching.
b. Pengelompokan para siswa dalam Team Teaching bersifat fleksibel dengan
mempertimbangkan faktor besarnya kelompok dan faktor diversitas kelompok.
Fleksibilitas ini diperlukan untuk memecahkan berbagai masalah yang bertalian
dengan besarnya kelas, tujuan-tujuan kurikuler, kompetensi para guru, pilihan
metode mengajar dan perbedaan individual para siswa.
c. Pengawasan terhadap siswa. Pengawasan sangat diperlukan karena para siswa
melakukan bermacam-macam kegiatan instruksional dan sering timbul konflik di
sekolah. Sumber terjadinya konflik-konflik itu adalah:
(1) Tujuan-tujuan sekolah tidak serasi dengan kebutuhan dan keinginan siswa
sehingga terjadi konflik antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan
masyarakat.
(2) Adanya pengaruh antara kelompok satu dengan yang lainnya,
(3) Karena perbedaan individual, guru sering salah tafsir mengenai tingkah laku
siswa yang menyebabkan tindakan yang baru terhadap mereka,
(4) Disebabkan oleh masalah-masalah personel pada diri siswa sendiri. Dengan
adanya konflik ini dilakukan pengawasan yang bersifat korektif.6

Dari uraian-uraian di atas dapat dirangkum bahwa penerapan metode


pembelajaran Team Teaching merupakan salah satu bentuk tindakan pembelajaran
yang melibatkan dua orang guru atau lebih dalam proses pembelajaran siswa, dengan
pembagian peran dan tanggungjawab secara jelas dan seimbang.

Penerapan metode pembelajaran Team Teaching terdiri dari beberapa komponen


yaitu (a) tahap awal, yang terdiri dari perencanaan pembelajaran, metode
pembelajaran, pemahaman materi dan isi pelajaran, serta pembagian peran dan
tanggung jawab; (b) tahap inti yaitu pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara
bergantian dalam penyampaian materi, atau bisa juga satu orang guru menyampaikan
materi selama jam pelajaran dan guru satunya bertindak sebagai pengawas; (c)
tahap evaluasi, terdiri dari evaluasi guru dan evaluasi siswa selama proses
pembelajaran.

Adapun beberapa langkah-langkah yang dilalui dalam pembelajaran team


teching method diantaranya: mengambil keputusan dilaksanakan oleh kelompok
bukan secara individual, pengelompokkan siswa bersifat fleksibel, dan pengawasan
terjadap siswa.

2.3 Evaluasi Model Pembelajaran Team Teaching


Team Teaching merupakan proses pembelajaran dengan dua orang guru atau
lebih, yang bertujuan agar siswa memiliki ketrampilan dalam penguasaan berbahasa arab

6
Syamsudin, dkk, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta, Pokja Akademik
UIN Sunan Kalijaga) 2006, hal 108-110.
dengan baik. Percobaan dilakukan sesuai dengan instruksi yang ada pada langkah-
langkah penerapan model pembelajaran team teaching, dalam kegiatan pembelajaran,
salah satu guru yang tergabung dalam team teaching memberikan penjelasan mengenai
materi yang akan dipelajari, sedangkan siswa memperhatikan atau bertanya jika ada
materi yang kurang jelas. Kegiatan praktik dilakukan setelah guru memberikan penjelasan
mengenai hal-hal penting dalam materi yang sedang dipelajari. Kegiatan praktik
dilakukan dengan cara guru memberikan demonstrasi langkahlangkah yang harus
dikerjakan, dan siswa mengikuti langkah-langkah yang dilakukan guru. Sedangkan guru
yang lain (kolaborator) berkeliling memonitoring dan membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam pembelajaran.
Keaktifan adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.7 Keaktifan adalah
kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang
terjadi baik fisik maupun non fisik. Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik
semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual, dan
emosional. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus saling terkait. Keaktifan yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pada siswa, karena dengan adanya keaktifan
siswa akan menciptakan situasi belajar yang aktif. Pada dasarnya siswa sudah memiliki
keinginan untuk berbuat dan mencari sesuatu dalam belajar. Oleh karena itu, secara alami
siswa bisa menjadi aktif. Dalam hal ini guru memiliki peran sebagai fasilitator dan
motivator dengan menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa
tidak merasa bosan.
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan. Perlu
diperhatikan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa.8 faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:
1. Faktor internal (faktor dari dalam) Meliputi:
a. Keadaan jasmani.
b. Kebutuhan rasa aman.
c. Kebutuhan kemampuan.
d. Minat
2. Faktor eksternal (faktor dari luar)
a. yang datang dari sekolah meliputi: guru, sarana dan prasarana.

7
Saifudin Azwar, “Metode Penelitian”, (yogyakarta: Pustaka Belajar 2009) hal.53
8
Syarifudin, “Pengantar Apresiasi Karya Sastra”, (Bandung; Sinar Baru 2010) hal.43-45
b. yang datang dari masyarakat meliputi: media massa, teman bergaul, kegiatan lain,
cara hidup lingkungan.
c. yang datang dari keluarga meliputi: cara mendidik, suasana keluarga, pengertian
orang tua, keadaan sosial ekonomi keluarga.
Penerapan model pembelajaran team teaching pada pelajaran bahasa arab materi
kata ganti tunggal, kata tunjuk dan kata depan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar siswa. Hal ini dikarenakan model pembelajaran team teaching menuntut siswa
untuk benar-benar memahami materi yang diajarkan karena siswa diminta untuk sesering
mungkin berkomunikasi dengan guru. Beberapa tahap belajar bersosialisasi dan
mengemukakan pendapat, selain itu pembelajaran team teaching dapat meningkatkan
indikator oral activities yaitu bertanya dan mengeluarkan pendapat, selain itu belajar tim
juga dapat meningkatkan indikator motor activities yaitu menyiapkan dan melakukan
percobaan, karena dalam tahap belajar tim siswa juga dihadapkan dengan eksperimen.
Kemudian pada tahap penyampaian materi tepatnya pada pemberian latihan soal dapat
meningkatkan mental activities.
Di dalam hasil evaluasi yang kita peroleh dalam penerapan model pembelajaran
metode team teaching inin juga memiliki kelebihan dan kekurangan diantaranya sebagai
berikut:
Kelebihan dari team teaching adalah:
a. Melalui metode sistem regu ini banyak menguntungkan, karena interaksi mengajar
akan lebih lancar.
b. Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan dapat
mendalam. Karena masing-masing guru bidang studi dapat memberikan/kajian yang
berbeda-beda sesuai dengan spesialisasi mereka masing-masing.
c. Unsur kerja sama antar siswa dan guru masing-masing bidang studi sangat menonjol,
sehingga dimungkinkan adanya kerja sama yang harmonis, yang justru sangat
diperlukan dalam proses belajar mengajar.
d. Tugas mengajar guru sedikit lebih ringan, sehingga cukup waktu untuk merencanakan
persiapan mengajar yang lebi baik.
e. Pelajaran yang diberikan oleh guru, melalui metode sistem regu ini
dipertanggungjawabkan, karena unit pelajaran ditangani oleh beberapa orang guru.

Sedangkan kekurangan dari team teaching adalah :


a. Sebagian guru resistat terhadap satu macam metode pengajaran saja, yaitu pengajaran
single teacher teaching. Sehingga, strategi team teaching dirasakan oleh mereka
sebagai suatu hal yang mengungkung.
b. Sebagian guru tidak suka terhadap prilaku atau hal lain anggota timnya. Sehingga, hal
ini akan menghambat kerjasama diantara anggota team. Sehingga, hal ini akan
menghambat kerjasama diantara anggota team.
c. Sebagian lainnya merasa bahwa mereka bekerja lebih banyak dan lebih keras, namun
gajinya sama dengan anggota timnya yang notabene kinerjanya lebih buruk.
d. Adapula guru yang tidak mau berbagi ilmu sesama anggota tim karena mereka merasa
bahwa mendapatkan ilmu itu sangat susah. Sehingga, mereka lebih memilih untuk
menikmati sendiri pengetahuan yang dimiliki.
e. Team teaching memerlukan energi dan pemikiran lebih banyak dibanding dengan
mengajar secara individu.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena
keadaan yang diteliti memenuhi karakteristik kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan
pendekatan yang lebih diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok.
Jenis penelitian ini adalah fenomenologi karena sebuah penelitian yang
mengkhususkan pada fenomena dan realitas yang tampak untuk mengkaji penjelasan
didalamnya. latar belakang penelitian ini berangkat dari permasalahan di kelas dan
selanjutnya dilakukan tindakan perbaikan untuk menghasilkan semangat belajar siswa.9
Menjelaskan penelitian methode team teaching yaitu suatu sistem mengajar yang
dilakukan oleh dua orang guru atau lebih, yang bertujuan agar siswa memiliki
ketrampilan memecahkan masalah yang terkait materi pokok dan persoalan yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat meningkatkan kualitas hasil proses
belajar.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTS Datul Falah Kedungprimpen yang beralamat di
Desa Kedungprimpen Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur 62193.
MTS Darul Falah Kedungprimpen merupakan salah satu sekolah yang sudah berdiri
sejak lama didesa Kedungprimpen, yang berdiri dibawah naungan Yayasan Pendidikan
Islam L.P. Sabilull Muttaqin, Kedungprimpen, Kanor, Bojonegoro.
Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Arab. Subjek penelitian ini
adalah siswa Kelas VII semester genap tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 24
siswa.
3.3 Kehadiran Peneliti
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berfungsi sebagai instrumen kunci sekaligus
sebagai pengumpul data, maka didalam upaya untuk memperoleh data yang dibutuhkan,
peneliti berperan sebagai pengamat penuh, artinya peneliti disamping sebagai pengamat

9
Arikunto. ” prosedur penelitian suatu pendekatan praktik”, (jakarta: Rineka cipta 2010) hal. 135
juga ikut berbaur dengan responden, sehingga terbina hubungan kerja sama dan memberi
kemudahan didalam pengumpulan data informasi yang diperlukan.
Kehadiran peneliti di lapangan yaitu di Sekolah MTS Darul Falah Kedungprimpen
pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Kelas VII ini guna mendapatkan data atau
oinformai yang sebanyak-banyaknya tentang data yang aktual dan dapat dipercayai
keabsahannya, kemudian menganalisa data itu dan menarik kesimpuln dari Analisa itu.
3.4 Data dan Sumber Data
Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dianalisis dan ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini seorang peneliti menggunakan data primer.
Sumber data merujuk pada dari mana data penelitian itu diperoleh. Data dapat berasal
dari orang maupun bukan orang. Jenis data harus diungkap dalam bagian ini melalui
wawancara antara guru melalui via online, dikarekanakan adanya kendala pandemi
covid-19.
Adapun sumber data pada penelitian ini adalah seorang guru karena yang lebih
mengetahui bagaimana masalah yang telah dialami oleh siswa serta bagaimana cara
mengatasinya ialah guru sendiri.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara a) study dokumentasi,
b) observasi, dan c) catatan lapangan.
1. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh hasil semangat belajar yang
diperoleh melalui sikap kebiasaan siswa
2. Observasi (pengamatan), meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2010:199). Pengamatan
dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam pengamatan ini digunakan
instrumen pedoman keterlaksannan pembelajaran dan instrumen keaktifan siswa.
3.6 Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode analisis

data kualitatif. Metode analisis kualitatif meliputi: a) mereduksi data, b) menyajikan

data, dan c) menarik kesimpulan. Ketiga tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Mereduksi data

Mereduksi data adalah proses yang meliputi kegiatan menyeleksi informasi-

informasi, memfokuskan, meringkas dan mengubah data mentah yang diperoleh dari
catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan pemfokusan, menyisihkan data yang

kurang bermakna dan menata sedemikian rupa sehingga memberi kemungkinan

penarikan kesimpulan sementara.

b. Menyajika data

Menyajikan data dilakukan untuk mengorganisasi hasil reduksi data dengan

menyusun sekumpulan informasi. Informasi yang dimaksud adalah uraian kegiatan

pembelajaran, hasil observasi, hasil evaluasi.

c. Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan adalah kegiatan memberikan kesimpulan terhadap hasil

penafsiran dan evaluasi. Penyimpulan data ini diambil dari pemberian tugas dan hasil

diskusi kelompok kecil. Yaitu melalui pengamatan dan obeservasi.

3.7 Pengecekan Keabsahan Temuan


Proses penelitian ini dilakukan dengan wawancara langsung melalui via online
(whatsApp) dengan Ibu Sri Kusmiatin, S. Pd. selaku guru Bahasa Indonesia di MTS
Darul Falah Kedungprimpen Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro.

Anda mungkin juga menyukai