Anda di halaman 1dari 65

Materi kimia

Termokimia
Reaksi Eksoterm dan Endoterm

Reaksi yang melepaskan kalor (H = -)

Reaksi yang membebaskan kalor


(H = +)
Perubahan Entalpi Standar Ho
1. Entalpi Pembentukan Standar (Hof)
Perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol suatu
senyawa dari unsur-unsurnya yang paling stabil pada keadaan
standar (298 K dan 1 atm.)
Contoh: C(grafit) + O2(g) → CO2(g) Hf = -393,5 kJ

2.Entalpi Penguraian (Hod )


Perubahan entalpi pada penguraian 1 mol suatu senyawa
menjadi unsur-unsurnya yang paling stabil pada keadaan standar
(Hod = - Hof)
Contoh: CO2(g) → C(grafit) + O2(g) Hd = + 393,5 kJ
TERMOKIM
3.Entalpi Pembakaran Standar (Hoc)
Perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat
secara sempurna keadaan standar.
Contoh:
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l) Hc = -802 kJ

4.Entalpi Netralisasi Standar (Hon )


Perubahan entalpi yang dihasilkan (selalu eksoterm) pada reaksi
penetralan asam atau basa pada keadaan standar.
Contoh:
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) H = -890.4 kJ

TERMOKIM
Hukum Hess

Menurut Henry Germain Hess, “Perubahan entalpi reaksi


hanya bergantung pada keadaan awal (zat-zat pereaksi) dan
keadaan akhir (zat-zat hasil reaksi) dari suatu reaksi dan
tidak tergantung bagaimana jalannya reaksi”

Kalor reaksi total sama dengan jumlah kalor tahap-tahap reaksinya,


maka :

H = H1 + H2 + ... + Hn


TERMOKIM
Diagram Siklus Reaksi
Pembakaran Karbon

TERMOKIM
TERMOKIM
Data Entalpi Pembentukan
Zat pereaksi dianggap terlebih dahulu terurai menjadi
unsur- unsurnya kemudian unsur-unsur itu bereaksi
membentuk zat produk

Pada reaksi : mAB + nCD → pAD + qBC

Hreaksi = nHof produk - nHof reaktan


= (p.HofAD + q.HofBC) – (m.HofAB + n.HofCD )

TERMOKIM
Energi Ikatan
Energi yang diperlukan untuk memutuskan
Energi disosiasi
salah satu ikatan 1 mol suatu molekul dalam
ikatan (D) wujud gas

Energi rata – rata yang diperlukan untuk


Energi Ikatan memutuskan sebuah ikatan dari seluruh ikatan
Rata-Rata suatu molekul gas menjadi atom – atom gas

Reaksi kimia antarmolekul dianggap melalui 2 tahap, yaitu :


1) Menguraikan senyawa menjadi unsurnya
2) Mengubah unsur menjadi atom gas

∆H reaksi = Σ energi pemutusan ikatan – Σ energi pembentukan ikatan


TERMOKIM
Persamaan Laju Reaksi
Pada reaksi kimia : mA + nB → pC + qD
Persamaan laju :
𝐯 = 𝒌[𝐀]𝐱 [𝐁]𝐲
Dimana :
k = tetapan jenis reaksi
x = orde reaksi terhadap A
y = orde reaksi terhadap B
Orde reaksi total = x + y
LAJU
Makna Orde Reaksi

Besarnya pengaruh konsentrasi pada laju reaksi

Orde Nol
Perubahan konsentrasi
pereaksi tersebut tidak
memengaruhi laju reaksi

LAJU
Orde Satu
Laju reaksi berbanding
lurus dengan konsentrasi
pereaksi

Orde Dua
Laju reaksi merupakan
pangkat dua dari
konsentrasi pereaksi

LAJU
Menentukan Persamaan Laju

Laju diukur pada awal


Metode Laju
reaksi dengan konsentrasi
Awal
yang berbeda-beda

LAJU
Contoh Soal :
Data percobaan untuk reaksi :
2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g)
adalah sebagai berikut :

No [NO] M [Br2] M Laju det -1


1 0,1 0,1 4
2 0,1 0,2 8
3 0,2 0,1 16
4 0,3 0,1 36

Tentukan persamaan laju !


LAJU
Jawab =
Data 1 dan 3 Data 1 dan 2
v1 𝑘 NO x Br2 y v1 𝑘 NO x Br2 y
= =
v3 𝑘 NO x Br2 y v2 𝑘 NO x Br2 y
y
4 1
x 4 1
= =
16 2 8 2
y
x 1 1
1 1 =
= 2 2
4 2
y=1
x=2
Persamaan laju : v = 𝑘[NO]2 [Br2 ]
LAJU
ASAM - BASA
Pengaruh Asam dan Basa terhadap Kesetimbangan Air

Asam Kuat Basa Kuat

Asam Lemah Basa Lemah

ASAM DAN
Asam Kuat Asam yang menghasilkan
banyak ion H+ (derajat
ionisasi besar)
Contoh : HCl, H2SO4, HNO3, HClO4

Reaksi ionisasi : HX → H+ + X-
Pada larutan asam kuat, H+ hanya dianggap berasal dari
asam dan ion H+ dari air dapat diabaikan. Sehingga,
konsentrasi ion H+ dapat dihitung :
𝑚𝑜𝑙 a = kemolaran asam
+
[H ] = n × 𝑎 n = jumlah valensi asam
𝐿
ASAM DAN BASA
Basa Kuat Basa yang menghasilkan
banyak ion OH- (derajat
ionisasi besar)
Contoh : NaOH, KOH, Ba(OH)2,Ca(OH)2

Reaksi ionisasi : BOH → B+ + OH-


Konsentrasi ion OH- pada larutan basa kuat dapat
dihitung :
𝑚𝑜𝑙 b = kemolaran basa

[OH ] = n × 𝑏 n = jumlah valensi basa
𝐿
ASAM DAN
Asam Lemah Asam yang didalam
larutannya hanya sedikit
terionisasi
Contoh : CH3COOH, H2CO3, H2S, HCN
Reaksi ionisasi : HA H+ + A-

[H + ][A− ] Nilai Ka menunjukkan


𝐾𝑎 = kekuatan asam
[HA]
“Semakin besar nilai Ka, semakin banyak ion H+
yang dihasilkan , semakin kuat asam tersebut”
ASAM DAN
Konsentrasi ion H+ yang berasal dari HA
akan selalu sama dengan konsentrasi ion A-
sehingga :

[H + ] = 𝐾a × [HA]
Dimana :
Ka = tetapan ionisasi asam
[HA] = konsentrasi asam

ASAM DAN
Asam Poliprotik
Asam-asam tersebut terionisasi secara bertahap,
misalnya pada H2S.
Reaksi ionisasi :
H2S(aq) H+(aq) + HS-(aq) (Ka1)
HS-(aq) H+(aq) + S2-(aq) (Ka2)

Ka = Ka1 X Ka2
Nilai Ka1 >>> Ka2 sehingga :[H + ] = Ka1 × [HA]
ASAM DAN
Basa Lemah Basa yang didalam
larutannya hanya sedikit
terionisasi
Contoh : NH3 dan Al(OH)3
Konsentrasi ion OH- dalam larutan :
[OH− ] = 𝐾b × [BOH]
Dimana :
Kb = tetapan ionisasi basa
[BOH] = konsentrasi basa

ASAM DAN
Hubungan Derajat Ionisasi dengan
Tetapan Ionisasi dan Konsentrasi
Larutan

𝐾a 𝐾b
α= α=
[HA] [BOH]

Dimana :
α = derajat ionisasi
ASAM DAN
Derajat Keasaman (pH)

Larutan
Suatu parameter Asam
yang menunjukan (pH < 7)
tingkat keasaman Larutan
larutan pH netral
( pH = 7)
Larutan
basa
(pH > 7)

ASAM DAN
pH dan pOH
Derajat keasaman atau kebasaan larutan bergantung pada
konsentrasi ion H+ / OH- dalam larutan

Konsentrasi ion H+ +
sangat kecil sehingga
pH = −log[H ]
Sorensen mengusulkan
konsep pH/pOH pOH = −log[OH − ]

ASAM DAN
Hubungan pH dengan pOH

𝐾w = H + × OH−
− log 𝐾w = (−log H + + (−log OH− )
p𝐾w = pH + pOH

𝐾w = 1 × 10−14 maka p𝐾w = 14

pH + pOH = 14
ASAM DAN
Identifikasi dengan Indikator
Asam Basa
Indikator Suatu zat yang mempunyai warna
asam basa tertentu pada pH tertentu

Indikator Alami
Indikator Asam
Basa Indikator
Buatan
ASAM DAN
Beberapa Indikator Asam Basa

Indikator Perubahan Warna Trayek pH


Metil Jingga (MO) Merah – Kuning 3,1 – 4,4
Metil Merah (MM) Merah – Kuning 4,4 – 6,2
Bromtimol Biru (BTB) Kuning – Biru 6,0 – 7,6
Fenolftalein (PP) Tak Berwarna – Merah Ungu 8,3 – 10,0
ASAM DAN
HIDROLISIS GARAM

Reaksi terbentuknya garam :


Asam + Basa → Garam + Air

Asam Kuat dan Basa


Lemah

Asam Lemah dan Basa


Kuat
JENIS-JENIS GARAM
Asam Lemah dan Basa
Lemah

Asam Kuat dan Basa


Kuat
Didalam air, garam terionisasi menjadi ion-
ionnya :
GARAM → KATION + ANION

Reaksi antara ion garam dengan air disebut


HIDROLISIS

Ion garam dianggap bereaksi dengan air jika ion tersebut dalam
reaksinya menghasilkan asam lemah atau basa lemah

HIDROLISIS GARAM
Garam Asam Kuat dan Basa Lemah

Jika dilarutkan dalam air menghasilkan kation


yang berasal dari basa lemah

CONTOH : NH4Cl NH4+ + Cl-


Larutan
Reaksi dengan air :
Bersifat
NH4+ + H2O NH4OH + H+ Asam
Cl- + H2O (Tidak ada reaksi)
Hanya kation yang
Hidrolisis Parsial
bereaksi dengan air
(Hidrolisis Kation)

pH Larutan : +
𝐾w +
[H ] = 𝐾h × [B+ ] = [B ]
𝐾b

pH = − log[H + ]
Dimana : Kh = Tetapan hidrolisis
Kw = tetapan ionisasi air (10-14)
Kb = tetapan ionisasi basa BOH
[B+] = konsentrasi ion garam yang terhidrolisis
HIDROLISIS GARAM
Tentukanlah pH larutan NH4Cl 0,4 M, jika kb NH3 = 10-5
Garam Asam Lemah dan Basa Kuat

Jika dilarutkan dalam air menghasilkan anion


yang berasal dari asam lemah

CONTOH : CH3COONa CH3COO- + Na+


Larutan
Reaksi dengan air :
Bersifat
CH3COO- + H2O CH3COOH + OH- Basa
Na+ + H2O (Tidak ada reaksi)

HIDROLISIS GARAM
Hanya anion yang
Hidrolisis Parsial
bereaksi dengan air
(Hidrolisis Anion)

pH Larutan : −
𝐾w −
[OH ] = 𝐾h × [A− ] = [A ]
𝐾a

pOH = − log[OH − ] pH = 14 − pH
Dimana : Kh = Tetapan hidrolisis
Kw = tetapan ionisasi air (10-14)
Ka = tetapan ionisasi asam HA
[A-] = konsentrasi ion garam yang terhidrolisis
HIDROLISIS
Garam Asam lemah dan Basa Lemah
Mengalami hidrolisis total, sehingga larutannya dapat
bersifat asam, basa atau netral bergantung pada
perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam
bereaksi dengan air.

CONTOH : NH4CN NH4+ + CN-

NH4+ + H2O NH4OH + H+

CN- + H2O HCN + OH-

HIDROLISIS
pH Larutan

Kw
𝐾a × 𝐾w Kh =
+
[H ] = Ka × Kb
𝐾b
pH = 14 − pH
Jika Ka > Kb, larutan bersifat asam
Jika Ka < Kb, larutan bersifat basa
Jika Ka = Kb, larutan bersifat netral
HIDROLISIS
Garam Asam kuat dan Basa kuat
Tidak ada ion yang berekasi dengan air (tidak
terhidrolisis)
CONTOH : NaCl → Na+ + Cl-

Na+ + H2O (Tidak ada reaksi)

Cl- + H2O (Tidak ada reaksi)


Larutan bersifat netral karena konsentrasi ion H+ dan ion OH- tidak
terganggu

HIDROLISIS
Larutan Penyangga
Larutan yang pHnya relatif tetap (tidak
berubah) pada penambahan sedikit asam dan
atau sedikit basa

Larutan
Penyangga Asam
Larutan
Penyangga
Larutan
Penyangga Basa
LARUTAN
• Campuran berikut ini yang dapat membentuk larutan penyangga adalah …
• a,. 50 mL CH3COOH 0,2 M + 50 mL LiOH 0,1 M

• b. 50 mL CH3COOH 0,2 M + 100 mL LiOH 0,1 M


Larutan Penyangga Asam
Asam lemah (HA) dan basa
konjugasinya (A-)

CONTOH :
CH3COOH dan CH3COO-

Asam Lemah
Basa Konjugasi
dari CH3COOH
Menghitung pH Larutan
Penyangga Asam
+
[Asam]
[H ] = 𝐾a ×
[Basa Konjugasi]
Sistem merupakan campuran dalam satu wadah, maka volumenya
selalu sama, sehingga :

+
mol asam
[H ] = 𝐾a ×
mol basa konjugasi
pH = − log[H + ]
• 200 mL larutan CH3COOH 0,5 M dicampur dengan 100 mL larutan (CH3COO)2Ba
0,2 M. Jika Ka CH3COOH = 1,0 x 10-5, maka pH larutan yang terjadi, adalah ….
Larutan Penyangga Basa
Basa lemah (BOH) dan asam
konjugasinya (B+)

CONTOH :
NH3 dan NH4+

Basa Lemah
Asam Konjugasi
dari NH3
Menghitung pH Larutan
Penyangga Basa

[Basa]
[OH ] = 𝐾b ×
[Asama Konjugasi]


mol basa
[OH ] = 𝐾b ×
mol asam konjugasi

pOH = − log[OH − ] pH = 14 − pH
Larutan Penyangga dalam Kehidupan
Sehari-Hari

DARAH (H2CO3/
HCO3-)

pH darah sebesar 7,4. Apabila pH terlalu rendah,


tubuh mengalami asidosis, sedangkan apabila pH
terlalu tinggi, tubuh mengalami alkalosis
Cairan Sel
(H2PO4- / HPO42-)

Media untuk
Melibatkan
Cairan Sel reaksi
enzim
metabolisme

Enzim bekerja
pH cairan sel
dengan baik pada
harus dijaga
pH tertentu
Jenis - Jenis Koloid
Fase Medium Jenis (nama)
Contoh
terdispersi pendispersi koloid

Padat Sol padat Mutiara, kaca warna


Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega
Gas Buih padat Batu apung, kerupuk
Padat Sol Pati dalam air, cat
Cair Cair Emulsi Susu, santan
Gas Buih Krim, pasta
Padat Aerosol padat Debu, asap
Gas
Cair Aerosol cair Awan, kabut
Efek Tyndall

Gerak Brown
Sifat - Sifat
Koloid
Adsorpsi

Koagulasi
Efek Tyndall
Efek penghamburan cahaya oleh partikel
koloid sehingga tampak lintasan berkas sinar
tersebut.

Contoh:
1. Sorot lampu mobil pada malam berkabut
2. Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berdebu
3. Berkas sinar matahari melalui celah-celah pohon
Gerak Brown
Gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus
dan arah yang acak karena adanya tumbukan
antarpartikel

57
Adsorpsi
Peristiwa penyerapan muatan oleh
permukaan-permukaan partikel koloid

Adsorpsi menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik

Contoh aplikasi:
1) Pemutihan gula tebu
2) Kerja norit dalam menyerap
racun
3) Penyerapan keringat oleh
deodoran
Koloid Fe2O3.xH2O 58

mengadsorpsi ion Fe3+


Jika koloid diletakkan dalam
medan listrik, partikelnya Elektroforesis
akan bergerak ke arah
muatan listrik yang
berlawanan dengan muatan
koloid tersebut

Contoh aplikasi:
1) Pengendap Cottrel
2) Identifikasi DNA
Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid sehingga
membentuk endapan

Penyebab Koagulasi : Contoh aplikasi:


1. Pembentukan delta muara
sungai
1.Pencampuran koloid 2. Karet dalam lateks
yang berbeda digumpalkan dengan asam
format
muatan 3. Lumpur dalam air
2.Adanya elektrolit digumpalkan dengan tawas
60
Kestabilan Koloid
A. Menghilangkan muatan koloid

Dialisis

Proses menghilangkan
muatan koloid dengan cara
memasukkan koloid ke
dalam membran
semipermeabel
B. Penambahan stabilisator koloid

EMULGATOR
Zat yang ditambahkan ke dalam suatu emulsi
(koloid cair dalam cair atau cair dalam padat)
dengan tujuan menjaga koloid agar tidak
mudah terpisah

Contoh :
KOLOID
PELINDUNG
Suatu koloid yang ditambahkan pada koloid
lain agar diperoleh koloid yang stabil

Contoh :
Koloid Liofil dan Liofob
Koloid yang fase terdispersinya suka
Koloid Liofil menarik medium pendispersinya

Koloid yang fase terdispersinya tidak


Koloid Liofob suka menarik medium pendispersinya

Contoh koloid hidrofil:


Jika medium pendispersi koloid Protein, sabun, detergen, agar-agar,
kanji, dan gelatin.
tersebut adalah air, koloid
tersebut disebut koloid hidrofil Contoh koloid hidrofob:
dan koloid hidrofob. Susu, mayones, sol belerang, sol
Fe(OH)3, sol-sol sulfida, dan sol-sol
logam
Pembuatan Koloid

Larutan Koloid Suspensi

Cara Cara
Kondensasi Dispersi

Anda mungkin juga menyukai