Kimia Xii Mipa
Kimia Xii Mipa
Termokimia
Reaksi Eksoterm dan Endoterm
TERMOKIM
Hukum Hess
TERMOKIM
TERMOKIM
Data Entalpi Pembentukan
Zat pereaksi dianggap terlebih dahulu terurai menjadi
unsur- unsurnya kemudian unsur-unsur itu bereaksi
membentuk zat produk
TERMOKIM
Energi Ikatan
Energi yang diperlukan untuk memutuskan
Energi disosiasi
salah satu ikatan 1 mol suatu molekul dalam
ikatan (D) wujud gas
Orde Nol
Perubahan konsentrasi
pereaksi tersebut tidak
memengaruhi laju reaksi
LAJU
Orde Satu
Laju reaksi berbanding
lurus dengan konsentrasi
pereaksi
Orde Dua
Laju reaksi merupakan
pangkat dua dari
konsentrasi pereaksi
LAJU
Menentukan Persamaan Laju
LAJU
Contoh Soal :
Data percobaan untuk reaksi :
2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g)
adalah sebagai berikut :
ASAM DAN
Asam Kuat Asam yang menghasilkan
banyak ion H+ (derajat
ionisasi besar)
Contoh : HCl, H2SO4, HNO3, HClO4
Reaksi ionisasi : HX → H+ + X-
Pada larutan asam kuat, H+ hanya dianggap berasal dari
asam dan ion H+ dari air dapat diabaikan. Sehingga,
konsentrasi ion H+ dapat dihitung :
𝑚𝑜𝑙 a = kemolaran asam
+
[H ] = n × 𝑎 n = jumlah valensi asam
𝐿
ASAM DAN BASA
Basa Kuat Basa yang menghasilkan
banyak ion OH- (derajat
ionisasi besar)
Contoh : NaOH, KOH, Ba(OH)2,Ca(OH)2
[H + ] = 𝐾a × [HA]
Dimana :
Ka = tetapan ionisasi asam
[HA] = konsentrasi asam
ASAM DAN
Asam Poliprotik
Asam-asam tersebut terionisasi secara bertahap,
misalnya pada H2S.
Reaksi ionisasi :
H2S(aq) H+(aq) + HS-(aq) (Ka1)
HS-(aq) H+(aq) + S2-(aq) (Ka2)
Ka = Ka1 X Ka2
Nilai Ka1 >>> Ka2 sehingga :[H + ] = Ka1 × [HA]
ASAM DAN
Basa Lemah Basa yang didalam
larutannya hanya sedikit
terionisasi
Contoh : NH3 dan Al(OH)3
Konsentrasi ion OH- dalam larutan :
[OH− ] = 𝐾b × [BOH]
Dimana :
Kb = tetapan ionisasi basa
[BOH] = konsentrasi basa
ASAM DAN
Hubungan Derajat Ionisasi dengan
Tetapan Ionisasi dan Konsentrasi
Larutan
𝐾a 𝐾b
α= α=
[HA] [BOH]
Dimana :
α = derajat ionisasi
ASAM DAN
Derajat Keasaman (pH)
Larutan
Suatu parameter Asam
yang menunjukan (pH < 7)
tingkat keasaman Larutan
larutan pH netral
( pH = 7)
Larutan
basa
(pH > 7)
ASAM DAN
pH dan pOH
Derajat keasaman atau kebasaan larutan bergantung pada
konsentrasi ion H+ / OH- dalam larutan
Konsentrasi ion H+ +
sangat kecil sehingga
pH = −log[H ]
Sorensen mengusulkan
konsep pH/pOH pOH = −log[OH − ]
ASAM DAN
Hubungan pH dengan pOH
𝐾w = H + × OH−
− log 𝐾w = (−log H + + (−log OH− )
p𝐾w = pH + pOH
pH + pOH = 14
ASAM DAN
Identifikasi dengan Indikator
Asam Basa
Indikator Suatu zat yang mempunyai warna
asam basa tertentu pada pH tertentu
Indikator Alami
Indikator Asam
Basa Indikator
Buatan
ASAM DAN
Beberapa Indikator Asam Basa
Ion garam dianggap bereaksi dengan air jika ion tersebut dalam
reaksinya menghasilkan asam lemah atau basa lemah
HIDROLISIS GARAM
Garam Asam Kuat dan Basa Lemah
pH Larutan : +
𝐾w +
[H ] = 𝐾h × [B+ ] = [B ]
𝐾b
pH = − log[H + ]
Dimana : Kh = Tetapan hidrolisis
Kw = tetapan ionisasi air (10-14)
Kb = tetapan ionisasi basa BOH
[B+] = konsentrasi ion garam yang terhidrolisis
HIDROLISIS GARAM
Tentukanlah pH larutan NH4Cl 0,4 M, jika kb NH3 = 10-5
Garam Asam Lemah dan Basa Kuat
HIDROLISIS GARAM
Hanya anion yang
Hidrolisis Parsial
bereaksi dengan air
(Hidrolisis Anion)
pH Larutan : −
𝐾w −
[OH ] = 𝐾h × [A− ] = [A ]
𝐾a
pOH = − log[OH − ] pH = 14 − pH
Dimana : Kh = Tetapan hidrolisis
Kw = tetapan ionisasi air (10-14)
Ka = tetapan ionisasi asam HA
[A-] = konsentrasi ion garam yang terhidrolisis
HIDROLISIS
Garam Asam lemah dan Basa Lemah
Mengalami hidrolisis total, sehingga larutannya dapat
bersifat asam, basa atau netral bergantung pada
perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam
bereaksi dengan air.
HIDROLISIS
pH Larutan
Kw
𝐾a × 𝐾w Kh =
+
[H ] = Ka × Kb
𝐾b
pH = 14 − pH
Jika Ka > Kb, larutan bersifat asam
Jika Ka < Kb, larutan bersifat basa
Jika Ka = Kb, larutan bersifat netral
HIDROLISIS
Garam Asam kuat dan Basa kuat
Tidak ada ion yang berekasi dengan air (tidak
terhidrolisis)
CONTOH : NaCl → Na+ + Cl-
HIDROLISIS
Larutan Penyangga
Larutan yang pHnya relatif tetap (tidak
berubah) pada penambahan sedikit asam dan
atau sedikit basa
Larutan
Penyangga Asam
Larutan
Penyangga
Larutan
Penyangga Basa
LARUTAN
• Campuran berikut ini yang dapat membentuk larutan penyangga adalah …
• a,. 50 mL CH3COOH 0,2 M + 50 mL LiOH 0,1 M
CONTOH :
CH3COOH dan CH3COO-
Asam Lemah
Basa Konjugasi
dari CH3COOH
Menghitung pH Larutan
Penyangga Asam
+
[Asam]
[H ] = 𝐾a ×
[Basa Konjugasi]
Sistem merupakan campuran dalam satu wadah, maka volumenya
selalu sama, sehingga :
+
mol asam
[H ] = 𝐾a ×
mol basa konjugasi
pH = − log[H + ]
• 200 mL larutan CH3COOH 0,5 M dicampur dengan 100 mL larutan (CH3COO)2Ba
0,2 M. Jika Ka CH3COOH = 1,0 x 10-5, maka pH larutan yang terjadi, adalah ….
Larutan Penyangga Basa
Basa lemah (BOH) dan asam
konjugasinya (B+)
CONTOH :
NH3 dan NH4+
Basa Lemah
Asam Konjugasi
dari NH3
Menghitung pH Larutan
Penyangga Basa
−
[Basa]
[OH ] = 𝐾b ×
[Asama Konjugasi]
−
mol basa
[OH ] = 𝐾b ×
mol asam konjugasi
pOH = − log[OH − ] pH = 14 − pH
Larutan Penyangga dalam Kehidupan
Sehari-Hari
DARAH (H2CO3/
HCO3-)
Media untuk
Melibatkan
Cairan Sel reaksi
enzim
metabolisme
Enzim bekerja
pH cairan sel
dengan baik pada
harus dijaga
pH tertentu
Jenis - Jenis Koloid
Fase Medium Jenis (nama)
Contoh
terdispersi pendispersi koloid
Gerak Brown
Sifat - Sifat
Koloid
Adsorpsi
Koagulasi
Efek Tyndall
Efek penghamburan cahaya oleh partikel
koloid sehingga tampak lintasan berkas sinar
tersebut.
Contoh:
1. Sorot lampu mobil pada malam berkabut
2. Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berdebu
3. Berkas sinar matahari melalui celah-celah pohon
Gerak Brown
Gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus
dan arah yang acak karena adanya tumbukan
antarpartikel
57
Adsorpsi
Peristiwa penyerapan muatan oleh
permukaan-permukaan partikel koloid
Contoh aplikasi:
1) Pemutihan gula tebu
2) Kerja norit dalam menyerap
racun
3) Penyerapan keringat oleh
deodoran
Koloid Fe2O3.xH2O 58
Contoh aplikasi:
1) Pengendap Cottrel
2) Identifikasi DNA
Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid sehingga
membentuk endapan
Dialisis
Proses menghilangkan
muatan koloid dengan cara
memasukkan koloid ke
dalam membran
semipermeabel
B. Penambahan stabilisator koloid
EMULGATOR
Zat yang ditambahkan ke dalam suatu emulsi
(koloid cair dalam cair atau cair dalam padat)
dengan tujuan menjaga koloid agar tidak
mudah terpisah
Contoh :
KOLOID
PELINDUNG
Suatu koloid yang ditambahkan pada koloid
lain agar diperoleh koloid yang stabil
Contoh :
Koloid Liofil dan Liofob
Koloid yang fase terdispersinya suka
Koloid Liofil menarik medium pendispersinya
Cara Cara
Kondensasi Dispersi