Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP USIA


PERTENGAHAN (VII)
Di susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

KELOMPOK 7
Disusun Oleh :
1. Cucu Cahyani (2006005)
2. Dea Lany (2006006)

3. Heni Nur Muharomi (2006009)

4. Yayang Agil Pangestu (2006029)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU
2022
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada Tahap Usia Pertengahann (VII) dengan tepat waktu tanpa halangan apapun.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Keluarga. Dengan dituliskannya makalah ini diharapkan mahasiswa maupun
tenaga kesehatan dapat memahami Makalah Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tahap Usia
Pertengahan (VII). Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Suci Nurjanah, S.Kep.Ns.M.Kes Selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu serta kelurga yang telah mendukung,
mendorong memberikan fasilitas kepada penulis sehingga terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
penyusunan makalah selanjutnya. Penulis berharap semoga Makalah ini dapat memberikan
kontribusi yang positif bagi perkembangan pendidikan khususnya keperawatan. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita, Aamiin.

Indramayu, 15 Maret 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang ...............................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................................2

2.1. Konsep Tahapan Keluarga .............................................................................2

2.2. Masalah kesehatan ..........................................................................................2

2.3. Tugas Perkembangan .....................................................................................2

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP USIA


PERTENGAHAN .....................................................................................................................4

3.1. Kasus ..............................................................................................................4

3.2. Pengkajian ......................................................................................................4

3.3. Analisa Data ......................................................................................................13

3.4. Rumusan Diagnosa Keperawatan .................................................................15

3.5. Skoring Prioritas Masalah ............................................................................15

3.6. Rencana Keperawatan ..................................................................................18

3.7. Implementasi Keperawatan ..........................................................................25

3.8. Evaluasi Keperawatan ..................................................................................30

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................33

A. Kesimpulan...................................................................................................33

B. Saran .............................................................................................................33

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan
bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan
keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti,
memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan
fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi
jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam
pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para
anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar
meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimana orang
tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga
ini juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat sangat
berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan kepada
keluarga.
Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa pertengahan, maka
disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik tentang konsep dan asuhan
keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan, agar dapat memenuhi kebutuhan akan
informasi yang mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya akan
kami bahas secara rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Konsep Tahapan Keluarga


Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi
oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia
45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
2.2.Masalah kesehatan
Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat terjadi
pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
1. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan tidur
yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur, pengurangan
berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau
mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
2. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
3. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang berusia
lanjut.
4. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua yang lanjut
usia atau tidak mampu merawat diri.

2.3.Tugas Perkembangan
1. Pertahankan kesehatan Individu dan Pasangan Usia Pertengahan
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih menonjol
bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-
kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan
sekarang, karena “lebih baik sekarang dari pada tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya
terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu banyak perubahan- perubahan fisiologis yang
telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang
berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup mereka adalah
karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dibangkitkan bila seorang teman atau
anggota keluarga mengalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan
bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara - cara yang
efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan
pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua pertiga dari semua
penyebab kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke
empat.
2. Hubungan Serasi Dan Memuaskan Dengan Anak- Anaknya Dan Sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan
meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan penghargaan
yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas perkembangan ini
memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti sebuah keluarga dan
mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung
jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup meningkat, menjadi

2
seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan
Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan besar
kepada anak dan cucu mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui
pemberian dorongan dan dukungan (Bengston dan Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988,
hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan membantu orang
tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang lebih tua. Delapan puluh enam
persen pasangan usia pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad,
1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi orang
tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak
wanita yang merasa berada dalam “himpitan generasi” dalam upaya mereka mengimbangi
kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-cucu mereka.
Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti
keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
3. Meningkatkan Keakraban Pasangan Atau Hubungan Perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-bertahun
dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan- hubungan. Meskipun muncul sebagai
sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan
untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang tua.
Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan
ini sebagai “reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang
terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji
kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu sama lain yang
penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun dalam tahun-
tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan, melainkan menimbulkan
“kebohongan”. Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para konselor
perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam perkawinan selama
tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas
traumatiknya. Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan
berada dalam kebahagiaan yang membosankan.
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau harapan
sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap
memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus
mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat dua hal pokok yang
mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan
tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi yang
membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan
berkeluarga.

3
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP USIA PERTENGAHAN

3.1.Kasus
Sebuah keluarga dengan kepala keluarga berinisial bapak H usia 54 tahun. Memiliki
seorang istri berinisial ibu I berusia 50 tahun. Anak pertama bernama saudara W, berjenis
kelamin laki-laki, berusia 27 tahun dan baru 6 bulan menikah dan berprofesi sebagai guru SD.
Anak kedua bernama saudari F, berjenis kelamin perempuan, berusia 25 tahun, sekarang sudah
bekerja sebagai pegawai swasta dan sudah tidak tinggal dengan orang tuanya. Bapak H. bekerja
sebagai Guru SMP dan ibu I sebagai ibu rumah tangga. Sebagai Guru SMP, bapak H mendapat
gaji Rp. 3.000.000 per bulan. Tahun depan bapak H akan pensiun.
Bapak. H merasa sedikit bingung dengan apa kegiatan yang akan ia lakukan setelah
pensiun dan memikirkan bahwa penghasilan juga akan berkurang. Bapak H merasa kebingungan
sudah persiapan masa pensiun dan sudah ditinggalkan kedua anaknnya, sehingga bapak H
serkarang jarang berkomunikasi dengan istrinya serta keluarga bingung akan tugas
perkembangan yang dijalaninya saat ini.
Bapak. H memiliki penyakit hipertensi sejak 3 tahun lalu. bapak H sering merasa pusing
dan terasa berat pada tengkuk saat bapak. H merasa terlalu lelah. Akan tetapi bapak H tidak
segera berobat ke puskesmas, bapak H hanya beristirahat dan meminum obat warung karena
beranggapan bahwa sakit tersebut akan hilang dengan sendirinya.
3.2.Pengkajian
1. Data umum
a. Nama kepala keluarga : Bpk. H
b. TTL : Sidoarjo, 14 Juni 1965
c. Usia : 54 Tahun
d. Alamat : Sidoarjo
e. Pekerjaan KK : Guru SMP
f. Pendidikan KK : S1 Pendidikan
g. Komposisi keluarga : Ayah, ibu dan dua orang anak

No. Nama JK TTL Hubungan Pekerjaan Pendidikan


Sidoarjo, 14 Juni 1965 Kepala
1. Bpk. H L Guru SMP S1
(Usia 54 Tahun) Keluarga
Mojosari,12 Agustus 1969
2. Ibu. I P Istri IRT SMA
(usia 50 tahun)
Probolinggo, 25 Juni 1989
3. Sdr. W L Anak Guru SD S1
(27 tahun)
Sidoarjo,10 April 1991 Pegawai
4. Sdr. F P Anak S1
(25 tahun) Bank

4
Genogram

Bp.H
Ib. I
54 th
50 th

Sdr W
Nn. F
27 th
25 th

Keterangan :
: Laki-Laki : Perempuan meninggal

: Perempuan : Laki-laki meninggal

: Terdapat Hubungan darah/perkawinan

: Tinggal serumah

5
h. Tipe keluarga
Tipe keluarga adalah keluarga inti (Nuclear Family) dengan orang tua dan dua anak
kandung tetapi sekarang hanya tinggal berdua Bapak H dan Ibu I.
i. Latar belakang budaya
Keluarga ini adalah keluarga dengan latar belakang budaya Jawa Timur baik Bpk. H
maupun Ibu. I. Keluarga ini memegang adat budaya Jawa Timur dalam praktik kehidupan
sehari-hari. Budaya tentang kesehatan yaitu apabila sakit keluarga menyarankan untuk
istirahat tidak dibawa ke rumah sakit.
j. Identifikasi agama
Keluarga memeluk agama islam dan aktif dalam kegiatan keagamaan di lingkungan
sekitar. Ibu. I sering mengikuti pengajian ibu-ibu setiap satu minggu sekali. Menurut Ibu.
I, keluarganya melaksanakan shalat dan puasa.
k. Status sosial ekonomi keluarga
Bpk. H merupakan pencari nafkah di keluarga, ia bekerja sebagai Guru SMP. Status
ekonomi tergolong sederhana dengan penghasilan Rp. 3.000.000 per bulan dan Ibu I
tidak bekerja hanysa sebagai ibu rumah tangga. Menurut Ibu. I, penghasilan Bpk. H
sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari terkadang apabila membutuhkan sesuatu yang
darurat keluarga biasanya dibantu oleh anaknya sudah berkerja tetapi akhir-akhir ini
anknya sibuk untuk bekerja sehingga lupa untuk mengirimkan uang. Keluarga Bpk. H
tidak memiliki tabungan yang dikhususkan untuk kesehatan dan Bapak H. Sedang
menjalani persiapan pensiun/masa tuanya.
l. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Pada hari libur, biasanya keluarga Bpk. H berkumpul di rumah untuk membersihkan
kebun kecil dibelakang rumah mereka dan menonton televisi bersama. Waktu luang juga
biasa digunakan Ibu. I untuk berbincang dengan tetangga. Tetapi pada akhir-akhir ini Ibu
I. merasa Bpk H. sering tidur selesai bekerja, dan saat hari libur digunakan untuk
menjalankan tugasnya sebagai guru SMP sehingga apabila ada permasalahan tidak
diungkapkan secara terbuka. Bapak H dan Ibu Y jarang untuk berkomunikasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Keluarga Bpk. H dalam tahap keluarga dengan usia pertengahan. Tugas
perkembangan saat ini adalah mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan,
mengolah minat social dan waktu santai, memulihkan hubungan antara generasi
muda dan tua, keakraban dengan pasangan, memelihara hubungan atau kontak
dengan anak dan keluarga, persiapan masa taua atau pensiun.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menurut Ibu. I, suaminya saat ini sedang menjalang masa pensiun. Bpk.
H bingung dengan kegiatan apa yang akan ia lakukan setelah pensiun. Karena
selama ini sebagai Guru SMP adalah satu-satunya kegiatan Bpk. H. Saat ditanya
bagaimana perasaan Bpk. H menjelang masa pensiun oleh Ibu I, Bpk. H langsung
membentak Ibu I. karena merasa tidak bisa memenuhi kebutuhannya lagi dan
tidak mempunyai cukup tabungan di hari tuanya. Bapak H menjelaskan bahwa
pensiun adalah kejadian di mana seseorang harus berhenti dari pekerjaannya,
6
karena usia yang sudah lanjut dan harus diberhentikan ataupun atas permintaan
sendiri. Bapak. H dan Ibu I mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui tahap
perkembangan keluarga usia pertengahan. Bapak H tidak mempunyai banyak
waktu dan kebebasan untuk bersama keluarga sehingga komunikasi antar
pasangan tidak terjalin dengan baik dengan baik. Bapak H tidak mengetahui tugas
perkembangan keluarga saat ini.
c. Riwayat keluarga inti
Kedua orang tua saat ini hidup di lingkungan yang sama. Mereka
berpacaran terlebih dahulu sebelum menikah. Saat menikah, keduanya berada
pada usia yang sudah matang yaitu Bapak H 31 tahun dan Ibu I berusia 27 tahun.
Keluarga dikaruniai anak setelah 1 tahun menikah yaitu Sdr W. Setelah itu
Saudari F mengikuti keluarga berencana dan baru mempunyai anak lagi setelah
anak pertama berusia 2 tahun.
Saat ini kondisi Bapak. H pusing dan berat pada tengkuk. Bapak. H sudah
di diagnosis hipertensi sejak 3 tahun lalu saat berobat ke puskesmas. Saat ditanya
mengenai hipertensi, Ibu. I dapat menjelaskan dengan sederhana bahwa
hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Bpk. H dan Ibu I tidak mengetahui
penyebab dari hipertensi, selain itu Bpk. H dan Ibu. I tidak mengetahui tanda dan
gejala hipertensi selain pusing dan berat pada tengkuk. Menurut Bapak. H,
keluhan Bpk. H tidak terlalu mengkhawatirkan karena Bpk. H tidak terlihat sakit,
dan tetap dapat menjalankan aktivitas seperti biasa. Bpk. H tidak mau berobat ke
puskesmas karena merasa bahwa keluhan tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Ibu H. mengatakan sering makan yang mengandung tinggi garam misalnya
rumput laut, ikan asin bersambal.
d. Riwayat keluarga sebelumya
Bapak H memiliki riwayat hipertensi dari kedua orang tuanya, ibu Bapak
H sudah meninggal dan ibu I tidak memiliki riwayat kesehatan turunan. Menurut
Ibu I saudara Bapak H pernah mengalami stroke dikarenakan hipertensi.
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Status kepemilikan rumah yang ditempati sekarang adalah milik keluarga
sendiri. Luas rumah yang ditempati 70 m2 terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kamar
tidur, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi dan WC. Bangunan rumah berbentuk rumah
permanen. Lantai rumah terbuat dari ubin dengan keadaan bersih. Penataan alat /
perabot rumah tangga rapi, pencahayaan dan ventilasi cukup baik. Sumber air
minum dan untuk keperluan cuci dan mandi menggunakan air sumur (Sanyo).
Keluarga membuang sampah di tempat sampah yang ditaruh di depan rumah, lalu
ada petugas yang mengangkut. Lingkungan sekitar rumah tampak bersih. Jarak
anatara rumah Tn. H dengan tetangga 2 Meter.

7
Denah Rumah

b. Karakteristik tetangga dan lingkungan RW


Lingkungan di mana keluarga Bpk. H tinggal merupakan tempat hunian
yang padat. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya hanya kurang
dari 2 meter. Terdapat banyak rumah petak atau rumah kontrakan disekitar rumah
Ibu. I. Antar tetangga sangat rukun, mereka terkadang menghabiskan waktu untuk
mengobrol di teras salah satu rumah. Kelas social ekonomi masyarakat adalah
menengah kebawah. Status pekerjaan masyarakat berbagai macam, yaitu
pedagang, buruh, PNS dan Swasta. Jarak masjid hanya sekitar 50 meter dari
rumah Ibu. I. Menurut Ibu. I, sebelumnya terdapat klinik dokter akan tetapi
sekarang sudah tidak ada. Sehingga apabila ada anggota keluarga yang sakit,
mereka pergi ke puskesmas yang berjarak 300 meter. Kegiatan posyandu biasa
diadakan di rumah RT. Keadaan Lingkungan masyarakat cukup baik. Untuk
fasilitas umum, lingkungan rumah Ibu. I sangat strategis karena dekat dengan
Pasar Indralaya yang berjarak kurang lebih 1 KM.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga sudah menetap dan menempati rumah sejak tahun 1950. Sejak
menikah, mereka sudah tinggal di lingkungan yang saat ini mereka tempati dan
tidak pernah pindah rumah.

8
d. Hubungan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Anak-Anak Bapak H. Jarang berkumpul karena semua sudah
meninggalkan rumah, Ibu. I mengatakan Saudara W tinggal di malang dan untuk
Saudari F tinggal di jember. Menurut keluarga anak-anaknya berkumpul pada
saat lebaran saja. Keluarga terkadang berinteraksi dengan tetangganya dan aktif
dalam kegiatan masayarakat
e. Sistem pendukung sosial keluarga
Ibu I sangat memperhatikan kesehatan Bapak H. semua kegiatan rumah
tangga dikerjakan oleh Ibu I. Dukungan dari keluarga besar terkadang sangat
membantu keluarga Bapak. H dan Ibu. I. Apabila ada anggota keluarga yang
sakit, maka orang tua dari Ibu. I akan membantu pekerjaan rumah. Tempat
berobat yang sering dipakai keluarga adalah Puskesmas tetapi jarak antar
puskesmas cukup jauh sehingga kelurga tidak bisa memeriksakan kesehatan
secara berkala. Fasilitas penunjang kesehatan yang dimiliki keluarga masih
kurang misalnya tidak tersedia obat P3K dalam rumah serta tidak menganggarkan
biaya untuk pemeliharaan kesehatan.
4. Struktur lingkungan
a. Pola komunikasi
Ibu I mengatakan setelah bapak H ditinggalkan anak keduanya bapak H.
sering tertutup dengan permasalahan. Apabila ada masalah tidak dibicarakan
dengan terbuka. Komunikasi anatara Bapak H. dan Ibu H. telah mengalami
kesulitan, karena Bapak H merasa sekarang lebih sensitive semenjak Bpk H. di
kasih informasi sama kepala sekolah bahwa Bpk H dalam persiapan masa pensiun
dan akhir – akhir ini Bpk.H sering beristirahat karena takut darah tinggi nya naik
sehingga bapak H. kurang membuka perasaan atau masalah dengan Ibu I.
b. Struktur kekuatan keluarga
Di keluarga Bpk. H, kekuasaan dibagi menurut peran masing- masing.
Untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan kepentingan rumah tangga,
Bpk. H menyerahkan sepenuhnya pada Bpk. I namun apabila tidak bisa diatasi,
Ibu. I selalu meminta bantuan dan pertimbangan Bpk. H. Bpk. H selalu
memberikan tanggung jawab keuangan kepada Ibu. I. Apabila terdapat keputusan
penting dan mendesak, Bpk. H lah yang bertanggungjwab mengambil keputusan
dan semua keluarga akan mematuhi. Tetapi akhir-akhir ini Bapak. H tertutup
dalam pengambilan keputusan dan ibu I bingung ingin mengatasi masalah ini tapi
Ibu I lebih baik diam karena sang suami banyak masalah sehingga akhir-akhir ini
kurang berkomunikasi dengan suami.
c. Struktur peran (formal dan informal)
Bapak. H: Ayah dan suami, ia merupakan pencari nafkah satu-satunya dan
merupakan pemimpin keluarga. Perannya di keluarga dilakukan sebaik-baiknya,
menurut Ibu I, ia selalu berusaha memenuhi keinginan istri dan anaknya. Tetapi
akhir-akhir ini Bpk. H mengambil keputusan secara sepihak, ia tidak melibatkan
Ibu. I untuk mengambil keputusan dan akhir-akhir ini Bpk. H tidak pernah
mengungkapkan perasaan nya setelah anak yang kedua sudah meninggalkan
rumah dan di beritahu bahwa Bpk.H persiapan masa pensiun

9
Ibu. I: Ibu dan istri, merupakan ibu rumah tangga. Ia selalu berusaha
memberikan yang terbaik dan mengasuh anak-anaknya dengan sebaik-baiknya.
Saudara W: Merupakan anak pertama. Menurut Ibu I, Bpk. H merupakan
tumpuan harapan keluarga. Saudara W biasanya mengirimkan uang bulanan
kepada orang tua tetapi akhir-akhir bulan ini tidak mengirimkan uang bulanan.
Begitupun dengan Nn. F.
d. Nilai atau norma dalam keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai jawa timur karena mereka
berasal dari suku yang sama. Namun menurut Ibu. I ia tidak tahu seperti apa nilai
Jawa Timur sehingga mereka menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa.
Norma yang dianut adalah norma agama. Apabila menurut agama tidak baik,
maka mereka tidak akan melakukan hal tersebut.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Bapak. H dan Ibu. I selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang
baik antara mereka berdua untuk anak-anaknya. Tidak ada perbedaan antara anak
pertama dan kedua. Mereka selalu berusaha menerapkan komunikasi terbuka
dalam segala hal sehingga jarang jarang terjadi perselisihan antara Bpk. H dan
Ibu. I. Semenjak anaknya meninggalkan rumah Bpk H. tidak menerapkan
komunikasi terbuka karena merasa keluarganya sudah tidak ada dirumah dan
tidak perlu berkomunikasi terbuka lagi.
b. Fungsi sosialisasi
Dalam hal pengasuhan anak, Bpk. H menyerahkan sepenuhnya pada Ibu.
I namun apabila ada masalah yang mendesak biasanya mereka membicarakan
bersama teapi akhir-akhir ini jarang untuk membicarakan dengan terbuka.
Menurut keluarga, anak adalah amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya.
Keluarga mencoba menerapkan kedisiplinan kepada semua anak mereka,
sosialisasi keluarga dengan lingkungan sekitar berjalan dengan baik. Begitu juga
dengan anak-anak mereka. Bapak H dan. Ibu Y dapat bersosialisasi dengan
masyarakat.
c. Fungsi perawatan keluarga
Keluarga mendefinisikan sehat apabila semua anggota keluarganya tidak
ada keluhan dan tidak punya penyakit tertentu. Definisi sakit adalah apabila
anggota keluarga mempunyai keluhan sakit dan hasil pemeriksaan dokter
menderita sakit. Sumber informasi kesehatan bagi keluarga adalah televisi dan
petugas kesehatan apabila ke Puskesmas
Keluarga dapat mengidentifikasi penyakit yang diderita Bapak H yaitu
menderita tekanan darah tinggi semenjak tahun 2016-an. Bapak H dan Ibu I
mengertahui Bapak H mengalami hipertensi saat diperiksakan di Puskesmas.
Menurut Ibu I. Bapak H tidak sakit, tetapi Bapak H sering mengeluh Pusing dan
terasa berat di tekuk. Persepsi keluarga sakit hipertensi apabila dibiarkan untuk
istirahat akan sembuh sendiri. Keluarga belum mengetahui tentang pengertian
penyakit hipertensi, penyebab, tanda-tanda dan perawatannya. Menurut keluarga
tanda-tanda hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari normal,
10
namun keluarga tidak mengetahui berapa tenanan darah normal dan tidak normal.
Penyebab hipertensi adalah terlalu banyak makanan yang asin tetapi Bapak H
tidak bisa menghindari makan-makanan yang asin. Bapak H tidak pernah control
secara teratur ke puskesmas.
Praktik diet keluarga : Menurut keluarga makanan yang dapat disediakan sesuai
kemampuannya. Komposisinya adalah nasi, sayur, tahu/tempe kadang-kadang
beli ikan apabila mempunyai uang. Tetapi bapak selalu mengkonsumsi makanan
yang asin.
Kebiasaan tidur dan istirahat : Jumlah jam tidur per 24 jam pada Bp H dan Ibu I
8 jam. Tidak ada keluhan tidur dari masing-masing anggota keluarga.
Latihan dan rekreasi : Keluarga belum mengetahui kegunaan olahraga untuk
mencegah komplikasi pada hipertensi. Keluarga juga belum dapat
mengidentifikasi jenis olah raga yang dapat dilakukannya setiap hari. Keluarga
belum pernah mendapat informasi tentang senam hipertensi.
Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga: saat ini tidak ada obat yang
diminum oleh Bp H Ib I. Keluarga kadang-kadang beli obat di warung apabila
ada keluhan pilek, kepala pusing dan sakit perut. Obat disimpan di laci lemari.
Peran keluarga dalam praktek perawatan diri : Pengambil keputusan dibidang
kesehatan adalah Bp H. Keluarga mengemukakan bahwa apabila ada anggota
keluarga yang sakit, diobati dengan obat yang beli di warung, apabila tidak
sembuh baru dibawa ke Puskesmas.
Praktik lingkungan : Lingkungan keluarga bersih dari polusi baik udara dan air.
Lingkungan keluarga juga tenang, jauh dari kebisingan. Keluarga juga senantiasa
menjaga kebersihan diri dari seluruh anggota keluarga, misalnya semua anggota
keluarga mandi 2 kali sehari dan ganti pakaian setiap hari. Dari hasil observasi,
keluarga tampak bersih.
Praktik kesehatan gigi : Semua anggota keluarga terbiasa gosok gigi 2 kali sehari,
yaitu pada saat mandi pagi dan sore.
Pelayanan kesehatan yang diterima keluarga adalah pelayanan kesehatan
dari Puskesmas dan pernah dirawat di rumah sakit swasta. Bp. H tidak pernah
kontrol ke Puskesmas baik untuk hipertensinya. Demikian juga dengan Ibu I,
tidak pernah periksa ke Puskesmas atau tempat lain. Keluarga tidak memiliki
perencanaan khusus untuk kesehatan. Menurut keluarga, sakit itu datangnya dari
Tuhan jadi tidak ada perencanaan yang mengarah kesana. Transportasi yang
digunakan oleh keluarga adalah sepeda dan transportasi umum.
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga Bapak H sudah mempunyai anak 2 yang sudah meninggalkan
rumah dan keluarga sudah menjalani Keluarga Berencana.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Bapak H terolong keluarga Pra sejahtera jarena banyak hal yang
harus terpenuhi tetapi belum terpenuhi.

11
6. Stress dan Koping keluarga
a. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
Ibu I mengatakan bahwa Bapak H mulai kebingungan akan masa pensiun di tahun
depan, Bapak H merasa cemas kegiatan apa saja yang harus dilewati karena
kegiatan sehari-harinya adalah sebagai guru SMP dan Bapak H takut tidak bisa
memenuhi kebutuhan istrinya lagi. Bapak H merasa sedih karena ditinggalkan
kedua anaknya.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stessor
Keluarga memiliki sumber daya untuk berespon terhadap stressor yaitu:
1. Sistem dukungan sosial istri kuat akan tetapi Bapak H kesulitan untuk
membantu Bapak H karena Bapak H tidak mengungkapkan perasaannya.
2. Tempat tinggal yang memadai dengan sarana kesehatan yang tersedia
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa
lalu dan berpusat pada Bapak H. untuk menangani masalah kesehatan pada
keluarga. Keluarga juga menggunakan sistem dukungan sosialnya yaitu dari
keluarga besar dalam membantu mereka saat membutuhkan pertolongan.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Bapak H. secara sadar telah melakukan adaptasi
disfungsional yaitu apabila Bapak H mempunyai masalah tidak bisa diungkapkan
secara terbuka. Sehingga apabila ada masalah dipendam sendiri.
7. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan perawat ke rumahnya adalah keluarga
dapat mengetahui status kesehatan keluarga. Dengan demikian keluarga berharap akan
selalu berada dalam kondisi sehat lahir dan batin. Mereka juga berharap akan banyak
mendapatkan banyak pengetahuan tentang berbagai macam penyakit dan cara
perawatannya.
8. Pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, pada keluarga secara umum kondisi
kesehatan secara fisik, Ibu. I tidak memiliki gangguan. Sedangkan Bpk. H merasa pusing
dan berat pada tengkuk. Sdr. W dan Sdr. F belum terkaji karena mereka tidak ada dirumah
saat dilakukan pengkajian. Dibawah ini akan dijabarkan hasil pemeriksaan fisik Bpk. H
dan Ibu .

12
3.3. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1. Data subjektif: Ketidakmampuan Managemen regimen
a. Bapak H mengatakan kepalanya terasa pusing keluarga dalam terapeutik tidak
b. Terasa berat pada tengkuk mengenal,mengambil efektif Bapak H.
c. Sudah didiagnosis hipertensi sejak 3 keputusan, merawat keluarga Bapak H.
tahun lalu dan memanfaatkan
d. Bapak H tidak pernah berobat, bila keluhan pelayanan kesehatan
datang Bapak H hanya istirahat atau membeli dalam mengatasi
obatwarung masalah hipertensi
e. Saat ditanya mengenai hipertensi, Bapak H dan
Ibu. I dapat menjelaskan secara sederhana
bahwa hipertensi adalah tekanandarah tinggi
f. Bapak. H dan Ibu I tidak mengetahui penyebab
hipertensi
g. Bapak H dan Ibu I tidak mengetahui tanda dan
gejala hipertensi selain pusing dan berat pada
tengkuk
h. Menurut Ibu I dan Bapak H tidak terlalu
mengkhawatirkan karena keluhan akan hilang
dengan sendirinya
i. Keluarga tidak mengetahuicara merawat Bapak
H. saat nyeri.
Data Objektif:
a. TD 140/90 mmHg
b. Nadi 88 kali per menit
c. Tidak memiliki obathipertensi

2. Data Subyektif: Ketidakefektifan Ketidakefektifan


- Ibu I. mengatakan semenjak tinggal kedua komunikasi dengan Proses Keluarga
anaknya Bapak H. selalu diam apabila ada pasangan Bapak H.
masalah.
- Ibu I. merasa bapak H. banyak beban apalagi
tahun depan akan pensiun dalam pekerjaanya.
- Ibu I. mengatakan sering membentaknya saat
ingin bercerita tentang anaknya karena merasa
anaknyameninggalkan beliau.
- Ibu I. merasa bahwa apabila Bapak H
mendapatkan masalahkurang berkomunikasi
Dalam memecahkanmasalahnya.
- Bapak H dan Ibu I jarang untuk berkomunikasi.

Data Obyektif :
- Bapak H. tidak dapatmengekspresikan
masalahnya karena yangmeluapkan apa yang
dirasakan dalam keluargaadalah Ibu I.

13
3. Data Subyektif: Kurangnya Perubahan
- Ibu I. mengatakan bahwameskipun bapak H di pengetahuan Pemeliharaan
diagnose oleh dokterhipertensi 3 tahun yang tentang penyakit Kesehatan Bapak H
lalu Bapak H sering makan diluar yang Hipertensi Keluarga Bapak H
banyak garam dan suka agar-agar rumput laut.
- Ibu. I bahwa Bapak Atidak pernah berobat,
bila keluhan datang Tn. A hanya istirahat atau
membeli obat warung.
Fasilitas penunjang kesehatan yang dimiliki
keluarga masih kurang misalnya tidak tersedia
obat P3K dalam rumah serta tidak
menganggarkan biaya untuk pemeliharaan
kesehatan

Data Obyektif
- TD 140/90 mmHg
- Nadi 88 kali per menit
- Tidak memiliki obat hipertensi
- Bapak H terlihat bingung
- Bapak H sering bertanyatentang penyakitnya
4. Data Subjektif: Ketidakmampuan Risiko kesepian pada
a. Ibu I mengatakan suaminya saat ini sedang keluarga mengenal Bapak H Keluarga
menjalang masa pensiun. tahap Bapak H
b. Bapak H mengatakan bahwa ia bingung dan perkembangan
merasa sedih. Karena selama ini ia menjalani keluarga dengan
profesi sebagai guru tetapisebentar lagi ia tidak usia pertengahan
akanmenjalankan kegiatantersebut lagi.
c. Bapak H menjelaskan bahwa pensiun adalah
kejadian di mana seseorang harus berhenti dari
pekerjaannya, karena usia yang sudah lanjut
danharus diberhentikan ataupun atas
permintaan sendiri.
d. Bapak H. berkata bahwa pensiun bukanlah
suatu masalah, akan tetapi masasetelah pensiun
yang merupakan suatu masalah, disamping
tidak memiliki kegiatan, penghasilan pun akan
berkurang
Bapak H dan Ibu I mengatakan bahwa mereka
tidak mengetahui tahap perkembangan pada
keluarga usia
pertengahan.

Data Objektif:
a. Bapak H. terlihat bingung
b. Bertanya mengenai tugas perkembangan
keluarga pada usia pertengahan.

14
3.4. Rumusan Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan Managemen Regimen Terapeutik Bapak H pada keluarga Bapak H.
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
Hipertensi.
2. Ketidakefektifan Proses Keluarga Bapak H berhubungan dengan ketidakefektifan
komunikasi dengan pasangan
3. Perubahan Pemeliharaan Kesehatan Bapak H pada Keluarga Bapak H berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi.
4. Resiko kesepian pada bapak H keluarga bapak H berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga mengenal tahap perkembangan keluarga dengan usia pertengah

3.5. Skoring Prioritas Masalah


Ketidakefektifan Managemen Regimen Terapeutik Bapak H pada keluarga Bapak H.
berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan Hipertensi.
No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
Masalah hipertensi telahterjadi pada Bpk. H,
sejak di diagnosa hipetensi 3 tahun lalu. Saat ini
1. Sifat masalah:aktual 3/3 x 1 = 1 1
Bpk. H mengeluh pusing dan berat
pada tengkuk
Keluarga memiliki sumberdaya yang cukup kuat
untuk mengatasi masalah yaitu:
a. Tersedianya pelayanankesehatan yaitu
Kemungkinan untuk
2. 2/2 x 2 = 2 2 puskesmas yang berjarak 300 meter
diubah:mudah
b. Ibu. I tidak bekerja di luar rumah sehingga
memiliki banyak waktu untuk merawat Bpk.
H
Masalah sudah berlangsungcukup lama, yaitu 3
Potensial untuk tahun lalu. Jarak rumah dengan pelayanan
3. 3/3 x 1 = 1 1
dicegah: Tinggi kesehatan cukup
dekat.
Saat Bpk. H mengeluh pusing dan berat pada
Menonjolnya masalah:
tengkuk, keluarga tidak langsung membawa ke
masalah ada
4. 1/2 x 1 = ½ 1 palayanan kesehatan. Bpk. Hhanya istirahat dan
tetapi tidak
meminum obat warung. Ibu. I mengatakan
perlu segera ditangani
keluhan akanhilang dengan sendirinya.

Total 4½

15
Ketidakefektifan Proses Keluarga Bapak H berhubungan dengan ketidakefektifan komunikasi dengan
pasangan.
No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
Bpk. Jarang berkomunikasi dengan keluarga,
saatpengambilan keputusan juga terkadang acuh
1. Sifat masalah:aktual 3/3 x 1 = 1 1 karena Bpk H. merasa bingung sudah
ditinggalkan anak dan melakukan persiapan
Pensiun
Ibu I sering menanyakan permasalahannya
Kemungkinanuntuk Bapak H, tetapi dibentak oleh bapak H sehingga
2. 1/2 x 2 = 1 2
diubah:sebagian ibu I lebih baik diam dan semakin tidak ada
komunikasi
Ibu I. Ingin Bapak H. bisakembali seperti biasa
Potensial untukdicegah:
3. 3/3 x 1 = 1 1 sehingga Ibu I. maumelakukan apa saja demi
tinggi
kesembuhan Bpk. H
Bpk. H Merasa pusing sehingga sering untuk
beristirahat, terkadangmengerjakan tugas
Menonjolnyamasalah:
pekerjaandirumah dan merasakebingungan
masalah ada tetapi
4. 1/2 x 1 = 1/2 1 sendiri sehingga kurangnya komunikasi dengan
tidak perlu segera
pasangan. Tetapi pasanganmenanggapi bahwa
ditangani
itu adalah hal biasa dan tidak menganggap
sebuah masalah.

Total 3½

Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan kurangnyapengetahuan tentang


penyakit hipertensi.

No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran

Bapak H seringmengkonsumsi makanan yang


tinggi garam dan apabila tekanan darah tinggi
1. Sifat masalah:aktual 3/3 x 1 = 1 1 tidak dibawa ke rumah sakit hanya diberikan
obat warungsaja.

Ibu. A. tidak bekerja di luar rumah sehingga


memilikibanyak waktu untuk merawatBpk. H.
Kemungkinanuntuk
2. 2/2 x 2 = 2 2 dan keinginan Ibu I untuk menyelesaikan
diubah:mudah
masalah bersama dengan
suami lagi.

16
3. Potensial untukdicegah: 2/3 x 1 = 2/3 Ibu I. Ingin Bapak H. bisakembali seperti biasa
cukup sehingga Ibu I. maumelakukan apa saja demi
1 kesembuhan Bpk. H

4. Menonjolnya masalah: 1/2 x 1 = ½ Bpk. Sering mengkonsumsi makanan tinggi


Masalah Dirasakan garam dan apabila pusing dikasing obat diwarung
tetapi tidak perlu saja tanpa dibawa ke pelayanan kesehatan
ditanganisegera
1

Total 4 1/6

Resiko kesepian pada bapak H keluarga bapak H berhubungan dengan


Ketidakmampuan keluarga mengenal tahap perkembangan keluarga dengan usia
pertengahan

No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran

Bpk. H saat ini merasa


1. Sifat masalah:risiko 2/3 x 1 = 2/3 1
bingung dan sedih menjelangpensiun.

Keluarga memiliki sumber daya yang cukup


Kemungkinanuntuk kuat untukmengatasi masalah yaitu:
2. 1/2 x 2 = 1 2
diubah:sebagian Sistem dukungan keluargayang sangat
kuat.

Bapak H dan Ibu I memilikikebun di


Potensial untukdicegah: halaman belakang sehingga berkebun bisa
3. 3/3 x 1 = 1 1
tinggi dijadikan kegiatan setelah
Bpk. H pensiun.

Menonjolnya masalah: Masalah tidak dirasakandirasakan oleh


4. 0/2 x 1 = 0 1
tidak dirasakan keluarga

Total 2 2/3

17
3.6. Rencana Keperawatan

DiagnosaKep. Tujuan KH
No. Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Hipertensi pada Setelah dilakukan Tujuan Khusus : Respon a. Hipertensi adalah 1. Diskusikan bersama keluarga mengenai
Bapak intervensi Setelah verbal keadaandi mana pengertianhipertensi
H. Keluarga keperawatan melakukan tekanandarah di 2. Jelaskan pada keluarga mengenai
Bapak H. selama 2x45 kunjungan 2 x 45 atas130/90 mmHg penyebab dan keadaan hipertensi serta
berhubungan menit, Masalah menit keluarga b. Penyebab hipertensi klasifikasi dari hipertensi dengan
dengan hipertensi Bapak dapat mencapai: antaralain pola hidup menggunakan lembar balik dan poster
ketidakmampuan H. yang tidak 3. Jelaskan tanda gejalahipertensi
cara keluarga Bapak TUK 1 : sehat, rokok, 4. Jelaskan kepada keluarga mengenai
merawat keluarga H. 1. Mengenal alhokol, obesitas, dampak bila seseorang terkena
dengan hipertensi teratasi. masalah keturunan, dll hipertensi
a. Mejelaskan c. Tanda gejala 5. Beri kesemppatan kepada keluarga
kembali hipertensi adalah untuk bertanya
pengertian sakit 6. Bantu keluarga untuk mengulangi apa
hipertensi kepala, suing, yang telah didiskusikan
b. Menjelaskan telinga berdengung, 7. Beri pujian atas perilaku yang benar
kembali mata berkunang.
penyebab d. Dampak hipertensi
hipertensi lebihlanjut adalah
c. Menjelaskan gagal ginjal
kembali tanda kronik dan stroke.
dan gejala
hipertensi

18
d. Menjelaskan
kembali
dampak yang
dapat terjadi
bila seseorang
menderita
hipertensi
TUK 2 Respon verbal Keluarga menyatakan 8. Jelaskan kepada keluarga mengenai
2. Mengambil keputusannya dalam tindakan yang harus dilakukan saat
keputusan mengatasi hipertensi keluarga menderita hipertensi
untuk 9. Bimbing dan motivasi keluarga untuk
mengatasi mengambil keputusan dalam
hipertensi menanganimasalah hipertensi
10. Beri pujian atas keputusan yang
diambil untuk mengatasi masalah
hipertensi
TUK 3 Respon Keluarga dapat 11. Berikan penjelasan pada keluarga
3. Diharapkan verbal danre menjelaskan dan tentang caramengurangi nyeri
keluarga demonstrasi mendemonstrasik an 12. Demonstrasikan pada keluarga tentang
mampu cara merawatkeluarga cara mengurangi nyeri
memberikan dengan 13. Berikan penjelasan pada keluarga
perawatan hipertensi yaitu tentang diit hipertensi
pada Tn. A dengan teknik yaitu diit rendah garam, rendah lemak
dengan nyeri relaksasi napas dan kolesterol
akut hipertensi dalam, kompres

19
dingin pada leher 14. Ajurkan keluarga untuk mengkonsumsi
bagian belakang, makanansesuai dengan diit hipertensi
menghindari 15. Anjurkan keluarga untuk memeriksaan
perubahan posisi Tn. A secara teratur ke pelayanan
secara mendadakdan kesehatan
pengobatan
secara teratur
TUK 4 Psikomotor Keluarga membawa 16. Jelaskan pentingnya
4. Keluarga Tn. Ake puskesmas memonitor tekanan darah secara rutin
mampu 17. Diskusikan dengan keluarga manfaat
memanfaatkan membawa anggota keluarga ke
pelayanan puskesmas
kesehatan 18. Berikan pujian atas tindakan positif
untuk yang telah dilakukan
memonitor
tekanan darah

20
DiagnosaKep. Tujuan KH
No. Intervensi
J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
2. Perubahan Setelah Setelah Respon verbal a. Keluarga mampu 1. Diskusikan kembali tentang
pemeliharaankesehatan dilakukan dilakukan mengetahui tentang pengertian hipertensi, tanda dan
berhubungandengan intervensi intervensi selama penyakithipertensi gejala, factor pencetus dan
kurangnya pengetahuan keperawatan 3x45 dengan menyebutkan komplikasi
tentang penyakit selama 3x45 menit pengertian hipertensi 2. Diskusikan pengetahuan
hipertensi menit, ,keluarga adalah penayakit tentang pencegahan primer
perubahan mampu: tekanan darahtinggi,  Diet yang sehat ( misalnya,
pemeliharan 1. Mengenal dengantanda dan gejala “empat dasar”,rendah lemak
kesehatan yang masalah pusing di dan garam, tinggi
baik a. Mejelaska tengkuk, terasalemas karbohidrat kompleks,
terjadi nkembali denganfactor asupan
Penyakit pencetusnya adalah vitamin, mineral yang
Hipertensi stress, mencukupi, air 2-3 liter
b. Menjelaska makanan tinggi garam sehari)
n serta  Kontrol berat badan
pengetahuan komplikasinya bisa  Hindari penyalahguanaan
tentang terkenastroke zat(misalnya alcohol, obat-
pencegahan b. Kelurga mampu obatan, tembakau)
primer  Pola olahraga teratur
hipertensi  Penatalaksanaan stress
c. Menjelaska  Ajarkan pentingnya
npentingnya pencegahan sekunder
mencegah 3. Tentukan pengetahuan yang
hipertensi diperlukan untuk mengatasi
kondisi penyakit

21
menjelaskan tentang 4. Diskusikan apakah sumber daya
pencegahan primer ada yang dibutuhkan dirumah
olahraga, diit rendah tersedia (pemberi asuhan,
garam,dll keuangan,peralatan)
c. Keluarga mampu
mengetahui mengatasi
kondisi penyakit
dengancara istirahat,
mengkompres air
hangat dibagian
tengkuk
d. Keluarga mampu
menentukan sumber
daya yang tersedia
dirumah

22
DiagnosaKep. Tujuan KH
No. Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
3. Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan Respon verbal a. Keluarga mampu Family Integrity Promotion
ProsesKeluarga Bapak dilakukan intervensi selama mengambil keputusan 1. Tentukan pemahaman tentang
H.Berhubungan intervensi 3 x 45 menit, dengan cara kondisi keluarga
denganketidakefekti keperawatan keluarga mampu: berkomunikasi terbuka 2. Tentukan perasaan keluarga
fan komunikasi selama 3x45 a. Melakukan denganpasangan tentang situasi mereka.
dengan pasangan menit, masalah tindakan b. Keluarga dapat 3. Identifikasi tipikal keluarga
ketidakefektif yangtepat memahami keadaan dalam mekanisme koping
an proses dengancara yangdihadapi dengan 4. Bantu keluarga
keluarga bapak pengambilan baik dalam penyelesaian konflik
H.Dapat keputusan c. Keluarga mampu 5. Anjurkan anggota keluarga
teratasi. mengenai memodifikasi untuk menambah skill koping
ketidakefektifa pemecahan masalah yang efektif untuk mereka
nkomunikasi dalamkeluarga gunakan
dengan
pasangan Family Therapy
b. Memahami 6. Identifikasi bagaimana
danmenerima keluargamemecahkan masalah.
keadaan 7. Tentukan bagaimana
sesuaidengan keluargamembuat keputusan
realitayang 8. Identifikasi peran yang
dihadapi biasanyadilakukan dalam
c. Memodifikasi system keluarga
pemecahan 9. Identifikasi ketidakpuasan
masalah ataukonflik dalam keluarga
dalamkeluarga 10. Fasilitasi diskusi
padakeluarga.

23
DiagnosaKep. Tujuan KH
No. Intervensi
J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
4. Risiko kesepian pada Setelah Setelah dilakukan Respon verbal a. Tahap perkembangan 1. Diskusikan bersama
keluarga Bpk. H dilakukan intervensi selama keluarga ada 8 yaitu keluarga tentang pengertian
khususnya Bapak H intervensi 2x45 menit, Tahap keluarga pemula, tahap keluarga dengan usia
berhubungandengan keperawatan keluarga mampu: tahap keluargasedang pertengahan
ketidakmam puan selama 2x45 2. Mengenal mengasuh anak,tahap 2. Jelaskan kepada keluarga
keluarga mengenal menit, risiko masalah keluargadengan anak tentang tugas perkembangan
tahap perkembangan kesepian tidak d. Mejelaskan usiapra sekolah,tahap keluarga pada tahap ini
keluargausia terjadi kembali keluargadengan anak 3. Jelaskan kepada keluarga
pertengahan tahap usiasekolah, tahap mengenai masalah yang sering
perkembang keluarga dengananak terjadi dengan usia
an keluarga remaja,tahap keluarga pertengahan
e. Menjelaskan dengan anak dewasa, 4. Bantu keluarga untuk
kembali tugas tahap keluarga usia mengidentifikasi tugas
perkembang pertengahan, dantahap perkembangan yang telah atau
pada keluarga keluargalanjut usia. belum dilakukan
dengan anak b. Tugas perkembangan 5. Beri kesempatan padakeluarga
remaja pada keluarga dengan untuk bertanya
f. Menjelaskan usia pertengahan adalah 6. Beri kesempatan keluarga
kepada menyediakan lingkungan untuk bertanya
keluarga yangdapat meningkatkan 7. Bantu keluarga untuk
tentang kesehatan,mempertahan mengulangapa yang telah di
masalah kan hubungan yang diskusikan
Yang sering memuaskan dan penuh 8. Beri pujian atas perilaku yang
terjadi pada arti dengan para orang benar
anak remaja tua (lansia) dananak-
anak, memperkokoh
hubungan perkawinan,
persiapan masatua/
pensiun.

24
3.7. Implementasi Keperawatan

No Diagnosa Implementasi Hari/

Keperawatan Asuhan Keperawatan Keluarga tanggal

1 Hipertensi pada ImplementasiTuk 1


Bapak H. Selasa, 30
Keluarga Bapak 1. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai pengertian
H. berhubungan hipertensi April 2019
dengan Hasil : Keluarga mengatakan hipertensi adalah penyakit
ketidakmampuan tekanan darah tinggi dengan nilai tekanan darahnya diatas
cara merawat 130/80 mmHg, Keluargamemperhatikan (kooperatif)
keluarga dengan 2. Menjelaskan pada keluarga mengenai penyebab dan
hipertensi keadaan hipertensi serta klasifikasi dari hipertensi dengan
menggunakan lembar balik dan poster
Hasil : keluarga memperhatikan (Kooperatif)
3. Menjelaskan tanda gejala hipertensi
Hasil : keluarga memperhatikan (Kooperatif)
4. Menjelaskan kepada keluarga mengenai dampak bila
seseorang terkena hipertensi
Hasil : keluarga memperhatikan (Kooperatif)
5. Memberikan kesempatan kepada keluarga untukbertanya
Hasil : Keluarga bertanya apakah anaknya bisa terkena
hipertensi?
6. Membantu keluarga untuk mengulangi apa yang telah
didiskusikan
Hasil : Keluarga mampu mengulangi hasil diskusi
7. Memberikan pujian atas perilaku yang benarHasil :
Keluarga tampak senang

Tuk 2

8. Menjelaskan kepada keluarga mengenai tindakan yang


harus dilakukan saat keluarga menderita hipertensi Selasa, 30
Hasil : keluarga mampu mejelaskan dan mampumelalukan
tindakan terhadap keluarga yang April 2019

25
mengalami hipertensi yaitu apabila bapak sakit kepala
dikompres dikompres hangat.
9. Membimbing dan motivasi keluarga untuk mengambil
keputusan dalam menangani masalahhipertensi
Hasil :keluarga mampu mengambil keputusan dalam
menangani masalah hipertensi dalam keluarga.
10. Memberi pujian atas keputusan yang diambil untuk
mengatasi masalah hipertensi
Hasil : Keluarga terlihat senang

Tuk 3
Rabu, 1
11. Memberikan penjelasan pada keluarga tentang cara
mengurangi nyeri Mei 2019
Hasil : Keluarga kooperatif, mengerti bahwa cara
mengurangi nyeri dengan mengkompres air hangat, teknik
relaksasi.
12. Mendemonstrasikan pada keluarga tentang cara
mengurangi nyeri
Hasil : keluarga kooperatif dapat mengerti apa yang
disampaikan
13. Memberikan penjelasan pada keluarga tentang diit
hipertensi yaitu diit rendah garam, rendah lemak dan
kolesterol
Hasil : keluarga kooperatif dapat mengerti apa yang
disampaikan
14. Menganjurkan keluarga untuk mengkonsumsi makanan
sesuai dengan diit hipertensi
Hasil : Keluarga dapat mengerti diit hipertensi yaitu
rendah kadar garam.
15. Menganjurkan keluarga untuk memeriksaanBapak
H. secara teratur ke pelayanan kesehatan Hasil : Keluara
mengerti bila pemeriksaan secararutin harus dilakukan

Tuk 4
Rabu, 1
16. Menjelaskan pentingnya memonitor tekanan darah
secara rutin Mei 2019
Hasil: Keluarga dapat mengerti pentingnya memonitor
tekanan darah agar tidak terjadi komplikasi missal stroke.
17. Mendiskusikan dengan keluarga manfaat
membawa anggota keluarga ke puskesmas
Hasil : Keluarga memahami manfaat membawa anggota
keluarga ke puskesmas untuk mencegah terjadinya angka
kesakitan.
18. Berikan pujian atas tindakan positif yang telah
dilakukan Hasil : Keluarga terlihat senang
26
No Diagnosa Implementasi Hari/

Keperawatan Asuhan Keperawatan Keluarga tanggal

2 Perubahan Implementasi
pemeliharaan
kesehatan 1. Mendiskusikan kembali tentang pengertian hipertensi, Jum’at, 3
berhubungan tanda dan gejala, factor pencetus dan komplikasi
dengan Hasil : Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang Mei 2019
kurangnya hipertensi, tanda dan gejala, factor pencetus dan
pengetahuan komplikasi.
tentang penyakit 2. Mendiskusikan pengetahuan tentang pencegahan primer
hipertensi Hasil : Keluarga dapat memahami tentang pencegahan
primer yaitu dengan cara diit hipertensi, olahraga,
mengontrol berat badan.
3. Menentukan pengetahuan yang diperlukan untuk
mengatasi kondisi penyakit
Hasil : Keluarga dapat memahami pengetahuan kondisi
penyakit yang ditentukan
4. Mendiskusikan apakah sumber daya yangdibutuhkan
Hasil : Keluarga dapat mendiskusikan sumberdaya yang
dibutuhkan

27
No Diagnosa Implementasi Hari/

Keperawatan Asuhan Keperawatan Keluarga tanggal

3 Ketidakefektifan Implementasi
Proses Keluarga
Bapak H.
Family Integrity Promotion Jum’at, 3
1. Menentukan pemahaman tentang kondisi keluarga Hasil :
Berhubungan Keluarga dapat menentukan pemahamantentang kondisi Mei 2019
dengan keluarga bahwa bapak H sekarangmengalami gangguan
ketidakefektifan kesehatan yaitu hipertensidan persipan untuk
komunikasi menjalankan pensiun.
dengan pasangan 2. Menentukan perasaan keluarga tentang situasimereka.
Hasil : Keluarga Bapak H. sedang terjadi ketidak
terbukaan satu sama lain
3. mengidentifikasi tipikal keluarga dalam
mekanisme koping
Hasil : Penyelesaian masalah keluarga secara tertutup dan
apabila ada permasalahan dibiarkan menumpuk.
4. Membantu keluarga dalam penyelesaian konflik Hasil :
keluarga dapat menyelesaikan konflik satupersatu.
5. Menganjurkan anggota keluarga untuk menambahskill
koping yang efektif untuk mereka gunakan Hasil:
Keluarga dapat memahami koping yangefektif dalam
keluarga

Family Therapy
6. Mengidentifikasi bagaimana keluarga
memecahkan masalah.
Hasil : Keluarga dalam memecahkan masalahsecara
tertutup dengan pasangan
7. Menentukan bagaimana keluarga membuat
keputusan
Hasil : Keluarga mengatakan Keputusan yangmembuat
adalah suami tetapi tidak secara terbuka
8. Mengidentifikasi peran yang biasanya dilakukandalam
system keluarga
Hasil : Peran keluarga adalah peran formal
9. Mengidentifikasi ketidakpuasan atau konflikdalam
keluarga
Hasil : Ibu I mengatakan bahwa bapak Hmengalami
konflik yang dipecahkan sendiri.
10. Memfasilitasi diskusi pada keluarga.
Hasil : Keluarga dapat saling terbuka tentang
permasalahan.

28
No Diagnosa Implementasi Hari/

Keperawatan Asuhan Keperawatan Keluarga tanggal


4 Risiko kesepian Implementasi
pada keluarga Tn. 11. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian
A khususnya Tn. Jum’at, 3
A berhubungan tahap keluarga dengan usia pertengahan
dengan Hasil : Keluarga dapat mengerti tahap keluarg Mei 2019
ketidakmampuan
keluarga perkembangan usia pertengahan
mengenal tahap 12. Menjelaskan kepada keluarga tentang tugas
perkembangan perkembangan keluarga pada tahap ini
keluarga usia Hasil : Keluarga dapat memahami tugasperkembangan.
pertengahan 3. Menjelaskan kepada keluarga mengenai masalahyang
sering terjadi dengan usia pertengahan Hasil : Keluarga
dapat memahami masalah yangsering terjadi
4. Membantu keluarga untuk mengidentifikasi tugas
perkembangan yang telah atau belum dilakukan Hasil :
Keluarga dapat mengidentifikasi tugasperkembangan
yang belum dan telah dilakukan
5. Memberikan kesempatan keluarga untuk
bertanya
Hasil : Keluarga bertanya tahap perkembanganyang
harus dilalui dahulu itu apa?
6. Membantu keluarga untuk mengulang apa yangtelah
di diskusikan
Hasil : Keluarga dapat mengulangi hasil yangtelah
diskusikan
7. Memberikan pujian atas perilaku yang benarHasil :
Keluarga terlihat senang

29
3.8. Evaluasi Keperawatan

Dx
Waktu dan tanggal
No Evaluasi
1. Rabu, 1 Mei 2019 Subyektif :
13.00 - 13.45 WIB a. Keluarga mengatakan pengertian darah tinggi adalah Keluarga
mengatakan hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi
dengan nilai tekanan darahnya diatas 130/80 mmHg, tanda
gejalanya yaitu tekanan darah akan tinggi dan nyeri terasa di
daerah tengkuk, apabila tidak ditangani akan menyebabkan
stroke
b. Keluarga mengatakan bahwa apabila Bapak H sakit segera
dibawa kepelayanan kesehatan
c. Keluarga mengatakan bahwa Bapak H apabila sakit akan
diberikan kompres hangat, dan tarik nafas dalam
d. Keluarga mengatakan apabila ada keluarga yang sakit harus
diantar ke pelayanan kesehatan sehingga mencegah terjadinya
penyakit semakin parah

Obyektif
a. Ibu I menjelaskan kembali tentang penyakit hipertensi
meliputi pengertian, tanda dan gejala,komplikasi dan
penyebab.
b. Ibu I sebelumnya terlihat kurang antusias saat dijelskan
mengenai hipertensi, namuan setelah terlibat diskusi Ibu I
banyak melontarkan pertanyaan

Analisa
Masalah teratasi

Planing
Lakukan pemantauan terhadap kegiatan Bapak H.melalui
keluarga

30
Dx
Waktu dan tanggal
No Evaluasi
2. Jum’at, 1 Mei 2019 Subyektif :
13.00 - 13.45 WIB a. Keluarga mengatakan dapat memahami pencegahanprimer
b. Keluarga mengatakan dapat mengatasi penyakit
hipertensi

Obyektif
a. Keluarga mampu menjelaskan kembali tentanghipertensi, tanda
dan gejala, factor pencetus dan komplikasi.keluarga dapat
menyelesaikan konflik satu persatu.
b. Keluarga dapat memahami tentang pencegahan primer yaitu
dengan cara diit hipertensi, olahraga, mengontrolberat badan.

Analisa
Masalah teratasi sebagian

Planing
Lakukan pemantauan terhadap kegiatan Bapak H.melalui
keluarga

Dx
Waktu dan tanggal
No Evaluasi
3. Jum’at, 1 Mei 2019 Subyektif :
13.00 - 13.45 WIB a. Keluarga dapat menentukan pemahaman tentang kondisi
keluarga bahwa bapak H sekarang mengalami gangguan
kesehatan yaitu hipertensi dan persipan untuk menjalankan
pensiun.
b. Keluarga mengatakan Keputusan yang membuat adalah suami
tetapi tidak secara terbuka
c. Ibu I mengatakan bahwa bapak H mengalami konflik yang
dipecahkan sendiri.
Obyektif
a. Keluarga dapat memahami koping yang efektif dalam
keluarga
b. keluarga dapat menyelesaikan konflik satu persatu.
Analisa
Masalah teratasi sebagian
Planing
Lakukan pemantauan terhadap kegiatan Bapak H.melalui
keluarga

31
Dx
Waktu dan tanggal
No Evaluasi
4. Sabtu, 1 Mei 2019 Subyektif :
13.00 - 13.45 WIB a. Ibu I mengatakan ia sekarang mengerti mengenaitahap
perkembangan keluarga dengan usia pertengahan
b. Ibu I mengatakan memahami tugas perkembangan
keluarga dengan usia pertengahan
c. Ibu I mengatakan memahami masalah yang terjadipada
usia pertengahan
d. Bapak H mengatakan akan melakukan kegaiatan-
kegiatan yang dulu tidak sempat ia lakukan, untukmengisi
masa pensiunnya.
Obyektif :
a. Ibu I. menjelaskan kembali tugas perkembangan
keluarga dengan usia pertengahan
b. Ibu I sebelumnya terlihat kurang antusias saat dijelskan
mengenai hipertensi, namuan setelah terlibat diskusi Ibu I
banyak melontarkan pertanyaan
Analisa :
Keluarga sudah mengetahui tentang tugas
perkembangan keluarga dengan usia pertengahan dan sudah
mengambil keputusan untuk melakukan kegiatan untuk mengisi
masa pensiun seperti berkebun.
Planing :
Lakukan pemantauan terhadap kegiatan Bapak A melaluikeluarga

32
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem sosial. Keluarga


merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari individu-individu yang memiliki hubungan
erat satu salam alin, saling tergantung yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam
rangka mengcapai tujuan tertentu.
Terdapat 8 tahap perkembangan keluarga yaitu tahap keluarga pemula, tahap
keluarga sedang mengasuh anak, tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah, tahap
keluarga dengan anak usia sekolah, tahap keluarga dengan anak remaja, tahap keluarga
dengan anak dewasa, tahap keluarga usia pertengahan, dan tahap keluarga lanjut usia.
Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa
keperawatan, prioritas masalah, rencana asuhan keperawatan keluarga, catatan
perkembangan dan evaluasi.
B. Saran

1. Mahasiswa agar menambah pengetahuan sengan membaca berbagai referensi sehingga


menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan keluarga.
2. Seluruh perawat agar meningkatkan pengetahuan tanteng asuhan keperawatan
keluarga, agar dapat diaplikasikan di lingkungan sekitar serta dikembangkan di tatanan
pelayanan kesehatan.

33

Anda mungkin juga menyukai