Anda di halaman 1dari 27

Hukum Acara Perdata:

Apa itu matkul HAP?


Mempelajari mengenai proses berperkara perdata.
Mencari kebenaran formil, kalau pidana kebenaran materil.

Kebenaran formil – kebenaran yg diinginkan oleh para pihak.


Gaada aturannya berbeda dengan pidana. Co: kasus utang putang gaada tata cara menagih
utang piutang. (sesuka penggugat)

HAP banyak teori dan praktikum.

Pasal 118 HIR aturan pengadilan negeri mana dalam menyelesaikan kasus.

HIR – aturan hukum acara perdata

Belum ada UU Hukum acara perdata jadi pakai HIR peninggalan belanda.

HIR: Herzien Inlandsch Reglement.


Setelah merdeka “I” diganti menjadi Indonesis.

Sumber hukum HAP: HIR, UU mahkamah agung,

Proses: somasi – eksekusi.

Beda proses dan urutan: di urutan tidak ada somasi, kuasa dan sita jaminan.

Somasi: surat peringatan/surat teguran.

Perbedaan hukum acara perdata dan hukum acara pidana:


- Acara perdata kebenaran formil, pidana materil.
- Aturannya: hukum acara perdata belum ada unifikasi hukumnya, pidana sudah ada
KUHAP.
- Dalam hukum acara perdata eksekusi tidak selalu harus ditempuh tergantung pihak
yang kalah melaksanakan isi putusannya.
- Petitum berbeda antara hukum acara perdata dan hukum acara pidana

Baca psal 118 HIR, tugas perbedaan HAPerdata dan HAPidana.

Perdamaian – pasal 130 HIR diganti mediasi oleh PERMA terakhir 2016.

Pasal 130 HIR beda dg perma:


- Sebelum perma perdamaian hanya 1 pasal. Tidak ada aturannya untuk perdamaian,
sidang dihentikan oleh hakim untuk damai tanpa batas waktu. Kalau damai dibuat
surat keputusan damai.
- Perma setelah hakim menyatakan untuk berdamai ada aturannya dalam perma,
siapa mediatornya, berapa bayarnya, waktunya berapa lama, prosesnya bagaimana.
Pengadilan menyediakan ruang mediasi.

Eksekusi dilakukan di HAPerdata maupun pidana, tapi berbeda prosesnya. Sudah ada
keputusan tetap/inkrah.

- Proses secara keselruhan proses perkara perdata – dalam dan luar pengadilan
negeri. Diawali dengan somasi, pemberian kuasa. Proses ada yang dilakukan diluar
pengadilan.
- Urutan udah masuk pengadilan negeri. Dimulai dengan gugatan. Urutan bagian dari
proses.

Perbedaan proses dan urutan:


- Proses dimulai dari luar pengadilan negeri dan diawali dengan somasi dan
pemberian kuasa.
- Dimulai saat masuk pengadilan negeri dan diawali dengan gugatan.
- Dalam proses ada sita jaminan, dalam urutan tdk ada karena dilakukan diluar
pengadilan.

Sejarah Hukum Acara Perdata:


- Dimulai dengan Peraturan2 hukum acara perdata – HIR (peninggalan hindia belanda)
- HIR – berlaku untuk jawa dan madura.
- HIR: Herzien Inlandsch Reglement.
- Setelah merdeka “I” diganti menjadi Indonesis.
- RBG (Rechtsreglement Buitengewesten) – untuk luar jawa dan madura.
- Hukum acara perdata menggunaka HIR & RGB digunakan krn blm mempunyai
unifikasi hukum/UU nasionalnya.

Pengertian Hukum Acara Perdata:


sekumpulan peraturan-peraturan yang mengatur tentang cara begaimana seseorang harus
bertindak terhadap orang lain, atau bagaimana seseorang harus bertindak terhadap negara
atau terhadap badan-badan hukum begitu juga sebaliknya, kalau seandainya hak-hak dan
kepentingan- kepentingan mereka terganggu, melalui suatu badan yang disebut badan
peradilan, sehingga terdapat tertib hukum.

Apa yang dimaksud sekumpulan peraturan2 dalam pengertian Hukum Acara Perdata:
- Sumber hukum acara perdata/dasar hukum acara perdata/peraturan2 hukum acara
perdata: HIR, UU kekuasaan kehakiman, UU Mahkamah Agung, Perma 1 tahun 2016.

Hak2 dan kepentingan2 mereka yang terganggu/dirugikan:


- Kenapa ada acara perdata? Kenapa ada perkara di pengadilan?
- Karena ada pihak2 yang pihak2nya dirugikan/terganggu (penggugat)

Badan Peradilan:
- Yang mana?
- Proses perkara hukum acara perdata di peradilan umum saja (pengadilan negeri).
- Macam peradilan di Indonesia: peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer,
peratun.
- UU kekuasaan kehakiman pasal 1 angka 8 diperbolehkan ada peradilan lain tapi
masuk kedalam peradilan yang sudah ada tidak boleh berdiri sendiri. (pengadilan
pajak masuk TUN; PIH masuk peradilan umum).

Sumber hukum acara perdata: terdiri dari UU yang harus diuraikan.


- UU darurat nomor1 tahun 1951
- Peraturan peninggalan jaman hindia belanda Rechtsvordering hanya digunakan oleh
bangsa eropa.

Hukum acara perdata dari somasi sampai eksekusi hanya berupa surat. Saat sidang dianggap
telah dibacakan.

Tujuan hukum acara perdata:


- Untuk kepastian hukum (ada aturannya)
- Mempertahankan hukum perdata materil (KUHPerdata)
-
Sifat hukum acara perdata:
- Memaksa: harus dipatuhi/ada akibatnya jika tidk dipatuhi
Pasal 118 HIR:
Pasal 178 HIR: hakim tidak boleh memutus
Pasal 179 HIR: sahnya putusan harus dibacakan dimuka umum.
- Terbuka: diperiksa menurut aturan hukum apa?
- Privat: pribadi dengan pribadi/badan pribadi.

Para pihak diberikan mengemukakan dalil2nya 2x.


Penggugat diberikan dalam tahap gugatan, replik, pembuktian, kesimpulan.
Tergugat dalam jawaban, duplik, pembuktian, kesimpulan.
Kesimpulan dibuat oleh penggugat dan tergugat. Isinya penggugat gugatan, replik, bukti.
Tergugat jawaban, duplik, bukti.
Putusan dibuat oleh majelis hakim tapi dasarnya dari para pihak.
Kebijakan hakim semuanya berdasarkan dan ditulis di pertimbangan hukum
(peraturan2nya).
Putusan sah sejak dibacakan dimuka umum.
Kalau ada pihak mau banding/masih ada upaya hukum berarti tandanya belum
inkrah/selesai, tunggu 14 hari.

Putusan selesai/inkrah jika:


- Tidak melakukan upaya hukum lagi
- Tulisan kepala putusan

Eksekusi dalam hk perdata apa perlu dilakukan?


Tergantung, apa bila pihak yang dikalahkan melakukan putusan dilaksanakan secara
sukarela tidak perlu, tapi jika tidak maka mengajukan permohonan eksekusi ke pengadilan.
Proses perkara perdata:
Diawali dg somasi dan diakhiri dg eksekusi (berjalan dr sblm beracara di pengadilan)
- Somasi: ppt slide 26: surat yg dibuat oleh pihak yg dirugikan, co: A punya hutang kpd
B, B bisa memberikan somasi kpd A. tata cara membuat somasi ada di kuhperdata.
Pasa penting dlm perjanjian ada dlm pasal terakhir, kalo ga diindahkan maka akan
diajukan ke pengadilan.

Istilah somasi: teguran/aan maning (istilah dlm hukum acara


perdata/HIR/RBG/RV)/kelalaian.
Yg membuat somasi pihak yg dibuat pihak yg dirugikan/pejabat berwenang. Somasi
bkn akta otentik.

Bentuk dr somasi: akta otentik/ akta di bawah tangan.

Somasi boleh dibuat 3x. kl tergugat bijak dikasih kesempatan 1x lagi.

- Pemberian kuasa
Dasar hk pemberian kuasa:
Psl 1792-1916 KUHP;
Psl 1313-1338 KUHP;
Psl 123HIR/147 RBG;
Psl 56-57 UU No. 48 Thn 2009;
Psl 106 dan 109 RV- verplichtig procureur stelling

Apa hukum acara perdata hrs pk pengacara?


Kata KUHPerdata, HIR, RBG tidak
RV harus – akibat hk, apabila penggugat tdk menggunakan pengacara maka akan
diputus gugur krn merupakan kewajiban, kalau tergugat tdk menggunakan
pengacara/advokat akan diputus verstek.
Jadi, tergantung menggunakan hukum yg mana.

Pasal 1792 pengertian pemberian kuasa.


Pemberian kuasa ialah suatu perjanjian dengan mana seorang memberikan
kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanya, untuk atas namanya
menyelenggarakan suatu urusan.

 Perjanjian: harus disepakati para pihak (pemberi kuasa dan penerima kuasa)
 Untuk atas namanya: untuk kepetingan orang lain (tergugat/penggugat)
 Urusan: pengacara tugasnya apa? Tugasnya mendapingi dlm gugatan, replik,
pembuktian, kesimpulan/upaya hukum (pengacara penggugat) atau dalam
jawaban, duplik, pembuktian, kesimpulan (tergugat) tp hrs buat surat
perjanjian/kuasa baru yg jelas atas nama siapa dan untuk urusan apa (hanya
mendampingi saat gugata, atau pembuktian dll).

Macam macam surat kuasa;


Surat perjanjian pemberian kuasa khusus: yg berhubungan dg pengadilan negeri.
Surat kuasa umum: membuat surat surat penting, menghadap penjabat,

Urutan beracara di pengadilan:


- Gugatan dibuat oleh pihak yg dirugikan, yg hak dan kepentingannya terganggu.
Pengertian gugatan:

Gugatan dlm proses ada dlm urutan ke3 dan urutan 1 dlm urutan beracara di
pengadilan.

Surat gugatan pengaturan dimana?

Perbedaan gugatan dan permohonan:


- Gugatan ada para pihak, ada sengketa/kasus/masalah.
- Permohonan tidak ada sengketa/kasus/masalah. Hanya satu pihak yaitu pemohon.

Kompetensi/kewenangan

Kompetensi/kewenangan mutlak/absolut: tergantung


Kompetensi/kewenangan relative: pengadilan negeri yang setingkat.

Pasal 118 HIR:


- Kompetensi relative: pengadilan negeri yg setingkat.

Eksekusi perlu jika pihak yg dikalahkan tdk melaksanakan putusan secara sukarela

Mediasi menurut perma harus dilakukkan di pengadilan negeri, seharusnya dilaksanakan di


ruang mediasi tetapi dlm praktiknya sering dilakukan di ruang sidang. Jika tdk ada
perdamaian maka dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap jawaban (bagian tergugat).
Jawaban hrs didaftarkan ke kantor kepaniteraan pengadilan negeri (ruang pendaftaran).

Tata cara pendaftaran replik duplik sama dengan tata cara pendaftaran gugatan.
Yang mengajukan gugatan -> pihak yg berkepentingan/pihak yg dirugikan/pihak yang hak
dan kepentingannya diganggu -> penggugat.

Proses pendaftaran gugatan:


- Mengajukan surat gugatan
- Jika memenuhi syarat dipersilkan utk membayar tdk ditentukan brp biayanya hanya
disebutkan sbg persekot /uang muka. Dibayarkan oleh pihak penggugat ataupun
tergugat (karena tergugat juga mempunyai kepentingan jadi saat mendaftarkan
jawaban pihak tergugat yg bayar).
- Setelah bayar ditentukan tanggal sidangnya.

Proses replik/duplik juga harus didaftarkan.

Kalau saat ada pengunduran sidang itu harus dilakukan pendaftaran lagi.
Kalau gaada pendaftaran tdk akan ada sidang.
Apa itu jawaban?
Gugatan -> penggugat
Jawaban -> tergugat -> tertulis -> bisa berisi bantahan/pengakuan/diam saja (referte).
Pengakuan: mengiyakan/membenarkan
Bantahan: (1) pokok perkara/sangkalan
(2) bukan pokok perkara/tangkisan.

Macam2 alat bukti dlm hukum acara perdata salah satunya pengakuan. Ada pengakuan dlm
tahap jawaban atau pengakuan dlm tahap pembuktian.

Pengakuan: membenarkan isi gugtan baik seluruhnya atau sebagian, sehingga jika tergugat
membantah maka harus membuktikan.

Perbedaan pengakuan dlm jawaban dan pembuktian:


- Pengakuan dlm jawaban kalau sdh mengakui maka selesailah masalahnya maka
dibuatkan putusan.
- Pengakuan dlm alat bukti/pembuktian maka masalahnya tidak selesai, masih dilanjut
sampai kesimpulan, upaya hukum, dll.

Bantahan (eksepsi): suatu pengingkaran thd apa yg dikemukakan penggugat dan dali
gugatannya.

Referte (diam saja): hanya menunggu saja, tidak membantah dan tidak mengakui tapi
menyerahkan pada putusan hakim.

Kalaupun jawabannya diam saja tetap bisa mengajukan upaya hukum selanjutnya saat
adanya putusan.

Replik -> penggugat -> jawaban balasan atas jawaban tergugat -> berupa penegasan.

Duplik -> tergugat -> jawaban tergugat atas replik penggugat -> berupa penegasan juga.

Pembuktian

Kesimpulan:
dlm gugatan x punya utang, dlm jawaban x tidak punya utang. Dlm replik benar x punya
utang, dlm duplik tidak punya utang.
- Kesimpulan penggugat: gugatan, replik dan pembuktian.
- Kesimpulan tergugat: jawaban, duplik dan pembuktian.
MATERI ULANG:
PERTEMUAN 1

Matkul Hukum Acara Perdata: Proses berperkara perdata yang mencari kebenaran formil.
Berbeda dgn hukum acara pidana yang mencari kebenaran materil.

Kebenaran formil: Kebenaran yang diinginkan oleh para pihak, khususnya pihak yang
dirugikan (tidak ada aturannya)

Contoh kasus: Utang Piutang (tidak ada tata cara bagaimana menagih utang)

Pasal yang berlaku mulai dari Pasal 118 HIR – aturan hukum acara perdata

Sidang perdata: hanya surat-surat jarang dibacakan karena surat sudah disampaikan
sebelumnya kepada para pihak

Aturan Hukum Acara Perdata peninggalan hindia belanda: HIR


Hukum Acara Perdata belum ada UU Nasionalnya/belum ada unifikasi hukum.

Sumber hukum acara perdata:


- HIR
1. HIR merupakan singkatan dari Herziene Inlandsch Reglement, huruf “I”
berubah menjadi Indonesische setelah kemerdekaan Indonesia.
2. Diatur dalam Staatsblad No. 16 dan 57 Tahun 1848 dan berubah menjadi HIR
Tahun 1941 dan diubah tahun 1944 sampai sekarang.
3. HIR berlaku untuk jawa dan madura

- RBG
1. RBG merupakan singkatan dari Rechtsreglement voor de Buitengewesten.
2. Diatur dalam staatsblad No. 277.
3. RBG berlaku untuk luar jawa dan madura.

- UU Mahmakamah Agung
diatur dalam UU No. 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung Jo. UU No. 8/2004
Jo. UU No. 49/2009

- UU Kekuasaan kehakiman
diatur dalam UU No. 14 Tahun 1970 Tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman Jo.
UU No. 35/1999 dicabur UU No. 4/2004 dicabut UU No. 48/2009

- PERMA
PERMA No. 1/2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

- KUHPerdata
KUHPerdata (Buku I: Orang, dicabut dengan UU perkawinan = formil & materil; Buku
II: benda = materil; Buku III: perikatan = materil; Buku: Bukti dan Daluwarsa = formil)
-> KUHPerdata disebut mempunyai dua muka karena mengatur formil dan materil.
Perbedaan Proses dan Urutan:
Proses Perkara Perdata: materi utama dari hukum acara perdata
Dimulai Somasi sampai dengan eksekusi.
Merupakan keseluruhan beracara perdata
Ada sita jaminan

Urutan Perkara Perdata:


Dimulai dari Gugatan
Merupakan proses yang ada di pengadilan
Tidak ada sita jaminan – karena tidak diperiksa di pengadilan
Tidak ada somasi, kuasa dan sita jaminan

Somasi: surat peringatan/teguran/kelalaian.


Tata cara somasi: ada di KUHPerdata
Dalam somasi yang terpenting ada di pasal terakhir yaitu apabila tidak ada itikad baik maka
akan diajukan ke pengadilan negeri setempat/yang berwenang.
Somasi cukup dilakukan 3x – tapi pasal selanjutnya mengatakan bahwa jika bijak boleh
dilakukan 1x lagi.
(somasi belum masuk proses pengadilan – tapi sudah masuk proses perkara)

Pemberian Kuasa: aturan KUHPerdata


Mencari advokat: wajib/tidak -> tergantung aturannya
Pengadilan menyiapkan bantuan hukum -> pengacara

Gugatan: sudah masuk pengadilan


Tergantung pihak yang dirugikan/yang berkepentingan untuk masuk ke pengadilan.
Perdamaian: istilah ini muncul dari pasal 130 HIR sudah diganti menjadi mediasi oleh
PERMA.
Dlm pasal 130 pengetian perdamaian berbeda dengan mediasi dalam PERMA:
Sebelum ada PERMA, perdamaian itu hanya ada 1 pasal. Perdamaian itu ada kewajiban dari
hakim untuk menanyakan apakah para pihak akan berdamai, dan dipersilahkan berdamai
sendiri (tidak ada hubungannya dengan hakim & pengadilan).

Setelah PERMA: setelah hakim mengatakan akan berdamai ada aturannya di PERMA.
Pengadilan menyediakan ruang mediasi.

Sita jaminan: supaya tidak menang di atas kertas saja.


Di awal pada saat mengajukan gugatan sekalian di dalamnya ada surat permohonan surat
sita jaminan. Yang melakukan sita jaminan harus pejabat yang berwenang (saat mengajukan
permohonan ditulis dalam berita acara oleh panitera) dan pada eksekusi dilakukan oleh juru
sita.

Eksekusi: dilakukan di hukum acara perdata dan hukum acara pidana ada.

Tapi proses dari hukum acara perdata:


- Mengajukan gugatan
- Mencari pengacara
- Proses
- Keputusan – harus membayar sekian misalnya.
- Hakim membacakan putusan - sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap –
sudah inkrah
- Setelah putusan tidak membayar juga maka dapat mengajukan eksekusi
- Tapi jika setelah putusan dengan sukarela membayar maka tidak perlu dilakukan
eksekusi

Jadi dalam hukum acara perdata apakah perlu dilakukan eksekusi?


Tergantung, apabila pihak yang dikalahkan melaksanakan putusan secara sukarela tidak
perlu eksekusi, tapi jika tidak maka dapat mengajukan permohonan eksekusi ke pengadilan.

Perbedaan Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana:


1. hukum acara perdata mencari kebenaran formil, hukum acara pidana mencari
kebenaran materil.
2. Hukum acara perdata belum ada unifikasi hukumnya/belum ada UU nasionalnya,
hukum acara pidana sudah yaitu KUHAP.
3. Dalam hukum acara perdata eksekusi tidak selalu harus ditempuh tergantung pihak
yang dikalahkan melaksanakan putusan secara sukarela berbeda dengan hukum
acara pidana.
4. Petitum dalam hukum acara perdata dan hukum acara pidana berbeda, khususnya
dalam petitum subsider. Petitum subsider dalam hukum acara perdata hanya satu
kalimat sedangkan dalam hukum acara pidana banyak.
5. Alat bukti dalam hukum acara perdata dan hukum acara pidana berbeda. Dalam
hukum acara perdata alat bukti menurut UU adalah surat/tulisan sedangkan dalam
hukum acara pidana keterangan saksi;
6. Testimonium de auditu: keterangan saksi menurut pihak ketiga, hukum acara
perdata boleh sedangkan hukum acara pidana tidak boleh.
7.

PERTEMUAN 2

Perbedaan proses dan urutan:


Proses – keseluruhan dari proses perkara perdata (ada yang dilakukan diluar pengadilan),
dimulai dari somasi dan pemberian kuasa,
Urutan – sudah masuk di pengadilan negeri, urutan adalah bagian dari proses, dimulai
dengan gugatan,

Sejarah Hukum Acara Perdata:


- Dimulai dengan peraturan-peraturan: diantaranya sejarah HIR
- HIR: peraturan Hukum Acara Perdata
- HIR = Herziene Inlandsch Reglement
- Setelah kemerdekaan berubah menjadi Herziene Indonesische Reglement
- HIR pernah dilakukan beberapa kali perubahan diantaranya diatur dalam staat no. 16
dan 57 tahun 1848 dan berubah menjadi HIR tahun 1941 dan diubah lagi pada tahun
1944 sampai sekarang
- HIR berlaku untuk jawa dan madura
- RBG (Rechtsreglement voor de Buitengewesten) untuk luar jawa dan madura

Kenapa kita menggunakan HIR/RBG yang merupakan peninggalan hindia belanda?


 Karena kita belum mempunyai unifikasi hukumnya/UU nasional untuk hukum acara
perdata, maka yang berlaku HIR/RBG.

Apa perbedaan HIR dan RBG?


- HIR untuk jawa dan madura
- RBG untuk luar jawa dan madura
- Jika didalam aturannya ada garis miringnya (HIR no. xx/ RBG no. xx) berarti
aturannya sama.

Pengertian Hukum Acara Perdata:


sekumpulan peraturan-peraturan yang mengatur tentang cara begaimana seseorang harus
bertindak terhadap orang lain, atau bagaimana seseorang harus bertindak terhadap negara
atau terhadap badan-badan hukum begitu juga sebaliknya, kalau seandainya hak-hak dan
kepentingan- kepentingan mereka terganggu, melalui suatu badan yang disebut badan
peradilan, sehingga terdapat tertib hukum.

Yang digaris bawahi:


- Sekumpulan peraturan-peraturan:
Maksudnya yaitu mengenai sumber hukum acara perdata/peraturan-peraturan
hukum acara perdata/dasar hukum hukum acara perdata.

Peraturan hukum acara perdata: HIR (staatblar 1941 No. 44 ttg HIR)/RBG (staatblar
1927 No. 227 ttg RBG), Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman, UU Mahkamah
Agung, PERMA No. 1 tahun 2016.

- Hak-hak dan kepentingan-kepentingan mereka yang terganggu:


Maksudnya yaitu hukum acara perdata & perkara di pengadilan ada karena ada
pihak-pihak yang dirugikan/kepentingannya terganggu. Siapa pihak-pihak yang
dirugikan? -> penggugat; Para pihak siapa? -> penggugat dan tergugat.
Sehingga yang mengajukan perkara ke pengadilan ada pihak-pihak yang
kepentingannya terganggu yaitu penggugat.

- Badan Peradilan:
Badan peradilan menurut UU ada 4, tetapi dalam hukum acara perdata hanya akan
membahas proses perkara di pengadilan negeri saja.

Macam-macam lingkungan peradilan:


UUD 1945 Pasal 24 ayat (2) Amandemen ke 3 Jo. UU No. 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakimn Pasal 25 ayat (1):
1. Peradilan Umum – p. anak, p. niaga, p. HAM, p. tipikor, p. hub. indus
2. Peradilan Agama
3. Peradilan Militer
4. Peradilan Tata Usaha Negara
Pasal 1 angka 8 UU Kekuasaan Kehakiman: boleh ada peradilan-peradilan lain tapi
masuk ke dalam peradilan yang sudah ada tidak boleh berdiri sendiri. Tapi ada juga
peradilan yang lain tidak berdasarkan peradilan yang sudah ada: p. pajak (hakim,
aturan, gedung, dll tidak berdasarkan peradilan TUN)

Sumber Hukum Acara Perdata:


Setelah Indonesia merdeka setiap peraturan pennggalan dari hindia belanda diperbolehkan
berlaku menurut Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945. Dalam bidang hukum acara perdata
diatur dalam UU Darurat No. 1 Tahun 1951. Selain itu, adapula peraturan hukum acara
perdata peninggalan hindia belanda yaitu RV. Tapi tidak dituliskan karena hanya dipakai
sebagai pedoman saja (dipakai untuk orang Eropa dan Timur Asing pada saat masa hindia
belanda). Apabila aturannya tidak ada di HIR/RBG maka boleh melihat RV. Co: Cara
membuat surat gugatan; tidak ada di HIR/RBG adanya di RV.

Hukum acara perdata dari somasi sampai eksekusi hanya berupa surat. Saat sidang dianggap
telah dibacakan.

Tujuan Hukum Acara Perdata:


- Kepastian hukum -> ada aturannya untuk ditaati/dilaksanakan
- Menjamin/memelihara/mempertahankan hukum perdata materil
Hukum perdata materil: KUHPerdata (Buku I: Orang, dicabut dengan UU perkawinan
= formil & materil; Buku II: benda = materil; Buku III: perikatan = materil; Buku: Bukti
dan Daluwarsa = formil) -> KUHPerdata disebut mempunyai dua muka karena
mengatur formil dan materil.

Sifat hukum acara perdata:


- Bersifat memaksa = terikat oleh peraturan yang sudah baku sehingga harus dipatuhi
dan ada akibatnya jika tidak dipatuhi.
Co: Pasal 118 HIR/142 RBG (pengajuan gugatan harus diajukan di pengadilan negeri
yg ditentukan sesuai pasal 118 jika tidak dipatuhi maka berakibat gugatan tidak
diterima oleh pengadilan negeri yang bersangkutan karena dianggap tdk
berwenang); Pasal 178 ayat (2) dan (3) HIR/189 RBG (hakim tidak boleh memutus
apa yg tdk diajukan oleh para pihak maka berakibat putusan tidak sah); Pasal 179
HIR/190 RBG (sahnya putusan hrs dibacakan di muka umum jika tdk dilakukan maka
berakibat tidak sahnya putusan).
- Terbuka = HIR/RBG menyesuaikan dengan suasana hukum adat. [Bisa diperiksa
menurut hukum yang diinginkan (hukum adat/hukum islam) karena hukum acara
perdata mencari kebenaran formil sehingga bebas sesuai dengan para pihak.]
- Privat = bersifat pribadi antara perorangan atau perorangan dengan badan hukum
privat.

Urutan hukum acara perdata:


Gugatan:
Diajukan oleh penggugat sbg pihak yg merasa dirugikan/yang terganggu kepentingannya.
Lawannya = tergugat.
Penggugat bisa lebih dari 1; begitu juga tergugat.

Para pihak: penggugat & tergugat.


Masing-masing pihak diberikan kesempatan untuk mengemukakan dalil-dalilnya masing-
masing 2x.
Penggugat = tahap gugatan & replik.
Tergugat = tahap jawaban & duplik.
Setelah itu masing2 mempunyai kewajiban untuk mengajukan alat bukti.
Setelah itu kesimpulan yang dibuat oleh kedua belah pihak.
Isi Surat Kesimpulan penggugat: gugatan, replik, bukti
Isi Surat Kesimpulan tergugat: jawaban, duplik, bukti.
Setelah itu keputusan dibacakan oleh hakim.
 Putusan dilakukan oleh hakim dengan dasar dari para pihak. Karena hukum acara
perdata mencari kebenaran formil yang mana sesuai dengan kehendak para pihak.
Sehingga hakim tidak boleh memutus apa yang tidak diajukan oleh para pihak (pasal
178 HIR). Semua itu ditulis dalam pertimbangan hukum.
 Putusan tersebut sah jika telah dibacakan di muka umum. Jika setelah dibacakan
putusan pihak yang dikalahkan mengajukan upaya hukum (banding/kasasi) sesuai
jangka waktu yang ditentukan (14 hari) maka putusan belum selesai.
 Tanda bukti putusan sudah selesai:
1. Tidak ada upaya hukum
2. Ada tulisan kepala putusan: demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang
maha esa.

Putusan verstek: tanpa kehadiran tergugat


Verzet: perlawanan/upaya hukum
Derden verzet: upaya hukum yang dilakukan pihak ketiga

Eksekusi:
Jika tidak melaksanakan isi putusan secara sukarela maka eksekusi harus ditempuh dengan
mengajukan permohonan eksekusi. Yang melaksanakan eksekusi adalah pengadilan.
Tahap eksekusi tidak perlu dilakukan jika pihak yang dikalahkan melaksanakan isi putusan
dengan sukarela.

PERTEMUAN 3

Proses Perkara Perdata:


Somasi:
Surat yang dibuat oleh pihak yang dirugikan, contoh pihak yang dirugikan: orang yang tidak
dibayarkan utang piutangnya atau pihak yg benda bergerak/tdk bergeraknya tidak
diserahkan.
Misal: A punya utang kepada B dan tidak dibayar-bayar, maka pihak B bisa membuat surat
somasi kepada A.
Teguran dari si berpiutang (kreditur) kepada si berutang (debitur) agar dapat memenuhi
prestasi sesuai denga nisi perjanjian yang telah disepakati antara keduanya – Salim HS

Tata cara membuat surat somasi ada di KUHPerdata.


Pasal penting dalam somasi ada dalam pasal terakhir yang berbunyi: “apabila surat tsb tidak
diindahkan maka akan diajukan ke pengadilan”.

Istilah somasi bisa diterjemahkan dengan teguran/kelalaian/aan maning (istilah yang


seharusnya berlaku dalam hukum acara perdata, somasi muncul dalam hukum pajak)

Siapa yang membuat somasi:


- Kreditur
- pejabat yang berwenang.

Somasi bukan akta otentik.


Akta otentik: bentuknya baku, diatur UU, dibuat dihadapan pejabat yg berwenang, dan
dibuat oleh pejabat yang berwenang.
Somasi merupakan surat biasa yang bisa dibuat oleh pejabat yang berwenang/bukan
pejabat yang berwenang.
Contoh pejabat yg berwenang: PPAT

Bentuk dari somasi:


- akta otentik
- akta di bawah tangan

Surat somasi bisa dibuat 3x apabila kreditur bijak maka bisa dibuatkan 1x lagi.
Jika tidak mendapatkan jawaban bisa mengajukan ke pengadilan.

Pemberian Kuasa:
Membicarakan mengenai pengacara/advokat.

Dasar hukum pemberian kuasa:


Diatur dalam beberapa peraturan yakni KUHPerdata, HIR/RBG, UU Kekuasaan Kehakiman,
RV. Kenapa diatur dlm bbrp peraturan? Karena hukum acara perdata belum ada unifikasi
hukumnya/UU nasionalnya.
Pasal 1792-1916 KUHP;
Pasal 1313-1338 KUHP;
Pasal 123 HIR/147 RBG;
Pasal 56-57 UU No. 48 Tahun 2009;
Pasal 106 dan 109 RV – verplichtig procureur stelling

Bolehkah/haruskah di dalam proses perkara perdata menggunakan pengacara?


Tergantung aturannya, menurut KUHPerdata/HIR/RBG/UU Kekuasaan Kehakiman tidak
harus, tetapi menurut RV harus, jika harus berarti ada akibat hukumnya. Akibat hukumnya
adalah apabila penggugat tdk menggunakan pengacara/advokat maka akan diputus gugur.
Apabila tergugat tidak menggunakan pengacara/advokat maka diputus verstek.

Istilah yg digunakan sebenarnya advokat karena adanya UU advokat.

Pengertian pemberian kuasa – Pasal 1792 KUHPerdata:


Pemberian kuasa ialah suatu perjanjian dengan mana seorang memberikan kekuasaan
kepada seorang lain, yang menerimanya, untuk atas namanya menyelenggarakan suatu
urusan.

Yang digaris bawahi:


- Perjanjian:
Pemberian kuasa merupakan perjanjian; dimana perjanjian terdiri dari/harus
disepakati para pihak. Minimal terdiri dari 2 pihak.
Para pihak:
Pemberi kuasa: penggugat & tergugat.
Penerima kuasa: pengacara/advokat.
Penggugat & tergugat bisa sama/berbeda pengacara/advokatnya.

- Untuk atas namanya:


Pengacara/advokat bekerja untuk atas nama/demi kepentingan penggugat/tergugat
dengan pembayaran tertentu.

- Urusan:
Harus jelas untuk urusan apa/tugasnya apa dalam surat kuasa.
Tugas pengacara penggugat: mendampingi di pengadilan dalam tahap gugatan,
replik, pembuktian dan kesimpulan serta dalam upaya hukum seterusnya.
Tugas pengacara tergugat: mendampingi di pengadilan dalam tahap jawaban, duplik,
pembuktian dan kesimpulan serta upaya hukum seterusnya.

Setiap melakukan upaya hukum diharuskan membuat surat kuasa baru. Ms: surat
kuasa untuk mendampingi dalam gugatan; surat kuasa untuk mendampingi dalam
replik; dll. Sehingga dalam surat kuasa untuk atas nama siapa dan urusannya harus
jelas.

Macam-macam surat pemberian kuasa:


- Surat kuasa umum: meliputi segala kepentingan si pemberi kuasa. Co: membuat
surat-surat penting, menghadap pejabat berwenang, dll.
- Surat kuasa khusus: hanya mengenai satu kepentingan tertentu atau lebih. Co: surat
kuasa dalam perkara perdata/berhubungan dengan perkara di pengadilan negeri

Bentuk surat kuasa:


- Akta otentik
- Akta dibawah tangan
- Surat biasa
- Lisan – saat bertemu di pengadilan dan secara lisan memberikan kuasa
- Secara diam-diam

Apakah semua berperkara di pengadilan harus menggunakan pengacara?


Ada yang tidak boleh menggunakan pengacara:
- Saat menjadi saksi biasa/saksi ahli
- Saat pembuatan testament dan pengangkatan anak

Berakhirnya pemberian kuasa: PPT pertemuan 2 hal. 47


Keuntungan & kerugian memberikan kuasa ke pengacara: PPT pertemuan 2 hal. 48

Gugatan:
Pihak yang mengajukan gugatan adalah pihak yang dirugikan/kepentingan dan hak-haknya
terganggu yakni penggugat.
Gugatan asti ada para pihak, min. 2 pihak: tergugat dan penggugat.
Ada masalah/konflik/sengketa.
Bentuknya putusan.
Co: utang/waris/wanprestasi

Permohonan:
Tidak ada para pihak, hanya satu pihak yakni pemohon.
Tidak ada masalah/konflik/sengketa.
Bentuknya penetapan.
Co: pengangkatan anak/pengangkatan wali/perbaikan akte kelahiran

Surat gugatan diajukan ke pengadilan negeri yang berwenang (ada aturannya):


Kompetensi kewenangan -> kalau tidak sesuai akan ditolak/tidak diterima (sesuai pasal 118
HIR), macam kompetensi:
- Kompetensi/kewenangan absolut/mutlak: kewenangan berdasarkan macam-macam
lingkungan peradilan (peradilan negeri, agama, militer atau TUN)
- Kompetensi/kewenangan relative: kewenangan berdasarkan yurisdiksi pengadilan
negeri yang setingkat. (PN Bandung, PN Cianjur, PN Jakarta Selatan, dll)

Menurut pasal 118 HIR/142 RBG:


- Kompetensi relative: diajukan pengadilan negeri setingkat.
1. Actor sequitur forum rei: gugatan diajukan di pengadilan negeri tempat
tinggal tergugat, kalau tergugat banyak pilih salah satu aja; tempat salah satu
yang berutang; tempat barang tetap/tidak bergerak; tempat akta, jika ia
suka.
- Cara mengajukan gugatan secara tertulis (pasal 120 HIR – untuk yang buta huruf)

Tata cara mendaftarkan gugatan:


- Membuat surat gugatan
- Mendaftarkan gugatan ke kantor kepaniteraan pengadilan negeri
- Setelah syarat-syarat lengkap maka membayar biaya perkara
Siapa yang membayar:
Dibayarkan oleh penggugat dan tergugat (pihak yang berkepentingan – kalau pihak
penggugat mau mendaftarkan gugatan maka penggugat yang membayar; kalau
pihak tergugat mendaftarkan jawaban maka tergugat yang bayar)
Besar kecilnya biaya perkara tergantung banyaknya para pihak; lamanya proses
persidangan; ada sita jaminan. Sehingga biaya tidak dapat ditentukan tetapi pada
awal pendaftaran penggugat akan diminta biaya persekot/uang muka. Pada asasnya
yang membayar biaya gugatan adalah penggugat (yang hak2 & kepentingannya
terganggu), tetapi pada tahap jawaban tergugat yang membayar karena menjadi
pihak yang berkepentingan. (intinya yang membayar adalah pihak yang memiliki
kepentingan baik itu penggugat/tergugat) atau bisa dibayarkan oleh pemerintah jika
tidak mampu. Dalam petitum dan dalam putusan hakim ditentukan pihak mana yang
membayar.
- Setelah bayar uang muka maka bisa ditentukan tanggal sidang.

Isi gugatan: pengaturannya di Pasal 8 RV.


- Identitas para pihak: untuk menunjukan arti.
Nama -> untuk menentukan laki-laki/perempuan
Alamat -> untuk menentukan bahwa tujuan dari gugatan mau dibawa ke PN mana
(kompetensi relative)
TTL -> untuk menentukan cakap hukum/tidak
- Fundamentum petendi/posita: menceritakan peristiwa/kronologis kasus
1. Teori individualishering: pada saat menguraikan peristiwa harus detail & rinci.
2. Teori substantiering: diuraikan secara ringkas & jelas
- Petitum: apa yang diinginkan oleh penggugat, Co: ingin dibayarkan utangnya.
1. Primer: tuntutan pokok
2. Subsider: hanya satu kalimat -> mohon kepada hakim untuk memutus
dengan seadil-adilnya.
Di dalam membuat petitum ada yang harus diperhatikan agar tidak menang di atas
kertas saja dengan menyantumkan sita jaminan.
Contoh petitum: PPT Gugata hal. 25 -> poin 2 ttg sita jaminan
Sita jaminan digunakan agar bisa dibayarkan utangnya.
Sita jaminan bisa diajukan bersamaan dalam surat gugatan; atau boleh kapan saja
saat persidangan berjalan (saat replik, pembuktian & kesimpulan untuk penggugat,
dan dalam jawaban, duplik, pembuktian & kesimpulan untuk tergugat). Asal sebelum
ada putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap (inkracht van
gewijsde)

Contoh petitum primer:


1. Menerima dan mengabulkan gugatan tergugat/penggugat seluruhnya.
2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan pengadilan.
3. Menyatakan bahwa tergugat/penggugat diizinkan berperkara tidak mampu,
co: tidak mampu membayar pengacara/advokat maka akan disediakan oleh
pengadilan.
4. Menghukum para tergugat/penggugat membayar kerugian, co: berapa
banyak utang yang harus dibayarkan dirinci secara detail.
5. Menghukum para tergugat/penggugat untuk membayar biaya perkara, co:
pada asasnya yang membayar biaya perkara adalah penggugat sebagai pihak
yang hak2 dan kepentingannya terganggu dengan membayar uang
persekot/uang muka pada saat mendaftarkan gugatan. Tetapi jika pihak
tergugat merasa mempunyai kepentingan untuk mendaftarkan jawaban,
duplik, dll maka ia yang akan membayar biaya pendaftaran sesuai
kepentingannya. Tetapi dalam petitum dan dalam putusan hakim bisa
ditentukan pihak mana yang berkewajiban membayar biaya perkara. Jika
tidak mampu biaya tersebut bisa dibayarkan oleh pemerintah.

Surat gugatan bukan akta otentik tidak harus sama seperti di Pasal 8 RV/tdk ada pengaturan
bakunya. Tetapi harus dibuat dengan benar karena ada akibat hukumnya jika dibuat dengan
tidak benar yaitu gugatan ditolak/gugatan tidak diterima/putusan gugur/putusan verstek.

PERTEMUAN 4
Gugatan: urutan pertama yang diperiksa di pengadilan, sedangkan dalam proses ada di
urutan ketiga.

Dalam hukum acara perdata semuanya berbentuk surat-surat.

Gugatan -> bentuknya surat gugatan


Jawaban -> surat jawaban
Dst

Pihak gugat mendaftarkan surat gugatan dan akan diberikan kepda para pihak dan hakim.
Surat gugatan biasanya tidak dibacakan oleh hakim karena dianggap telah dibaca/dianggap
telah mengetahui.

Bagaimana cara membuat surat gugatan?


Surat gugatan sampai dengan kesimpulan bukan merupakan akta otentik sehingga tidak ada
aturan baku hanya ada pengaturan sbg pedoman dlm RV. Boleh pakai RV karena tidak ada
dalam HIR/RBG, tidak sesuai RV juga tidak apa-apa. Tapi harus benar membuatnya. Kalau
tidak benar maka berakibat hukum tidak diterima/ditolak/putusan gugur/putusan verstek.

Penggabungan gugatan: penggabungan beberapa masalah dalam satu gugataan, baik


menyangkut subjek atau objek.
Pencabutan gugatan: tindakan untuk menarik kembali suatu gugatan yang telah didaftarkan
di kepaniteraan PN, co: dalam sidang perceraian para pihak memutuskan untuk mencabut
gugatan dan tidak jadi bercerai.

Perubahan gugatan: karena ada kesalahan baik disengaja/tdk disengaja karena kesalahan
pengetikan dll. Bisa dengan ditambahkan (para pihak & petitum), dikurangi (posita), atau
diperbaiki (pengetikan). Perubahan harus diajukan sebelum putusan.

Mediasi:
Setelah gugatan diperiksa -> barangkali pemeriksaan gugatan tdk sekali krn pihak tidak hadir
atau ada lain halnya. Sehingga gugatan pertama, kedua, dan ketiga harus diundur karena
alasan pihak yang diperiksa tidak hadir utk pemeriksaan surat gugtan. Sehingga
mempengaruhi biaya perkara (untuk mengirimkan surat gugatan kepada para pihak dan
biaya akomodasi untuk persidangan).

Tahap selanjutnya mediasi/perdamaian:


Ada kewajiban dari hakim pd saat sidang dimulai/dibuka mengajukan pada para pihak mau
mediasi atau tidak.

Pengertian perdamaian:
 Suatu perjanjian dengan mana kedua belah pihak, dengan menyerahkan,
menjanjikan atau menahan suatu barang, mengakhiri suatu perkara yang sedang
bergantung ataupun mencegah timbulnya suatu perkara.
 istilah awalnya pada ps 130 HIR adalah perdamaian. Yang menyatakan bahwa hakim
wajib untuk mengajukan perdamaian. Pasal selanjutnya menyatakan tidak boleh
dilakukan apel (banding) jika telah melakukan perdamaian.

Pengertian mediasi:
 Cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan utk memperoleh
kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator.
 Istilah diganti dengan mediasi dengan adanya PERMA yang sudah diganti beberapa
kali. Tapi sebenarnya istilah mediasi sudah ada jauh sebelum adanya mediasi di
pengadilan negeri, jadi peraturan2 yang lain pun sudah mempunyai aturan sendiri
mengenai mediasi. Dalam penyelesaian arbitrase ada istilah mediasi (Dasar hukum
mediasi; PPT MEDIASI hal. 4). Sehingga setelah ada aturan mengenai mediasi di PN,
maka instansi2 membuat aturan sendiri ttg mediasi dan diperbolehkan tapi harus
ada aturannya. Co: kantor pertanahan mempunyai aturan sendiri mengenai mediasi.
 Pengajuan perdamaian/mediasi harus dilakukan kalau tidak dilakukan maka aka
nada akibatnya yaitu batal demi hukum. Itu dicantumkan dalam pertimbangan
hukum. Tapi pada praktiknya terkadang tidak dilakukan.
 Pertimbangan hukum itu ada di dalam putusan berisi mengenai aturan2

Perbedaan perdamaian & mediasi:


- Perdamaian isinya hanya harus diajukan perdamaian dan tidak boleh melakukan
apel/banding jika telah dilakukan perdamaian.
- Pada saat menggunakan pasal 130 HIR: ketuk palu, sidang dibuka utk umum, hakim
mengajukan kepada para pihak untuk berdamai/memberikan kesempatan kpd para
pihak utk berdamai, jika tidak mau berdamai maka sidang dilanjutkan tetapi jika para
pihak ingin melakukan pedamaian maka hakim/pengadilan tidak ikut campur dalam
proses perdamaian tsb hanya nanti jika sudah selesai perdamaiannya akan dibuatkan
surat perdamaiannya dan hakim akan menyalin surat perdamaian tersebut kedalam
putusan. Sehingga tidak ada tata cara tertentu untuk proses perdamaian maupun
jangka waktunya, para pihak dipersilahkan melalukan perdamaian sendiri.
- Setelah ada perma ada pengaturannya mediasi harus dilakukan di pengadilan negeri.
Aturannya dimulai dari biayanya, ada mediator disediakan oleh pengadilan
(mediator hakim/mediator non hakim: dokter, notaris, advokat, akuntan, dll),
tempat mediasi disediakan oleh pengadilan, tata cara dan berapa lamanya (tidak
boleh lebih 40 hari), sehingga pengaturannya lengkap dalam PERMA. Dalam
praktiknya terkadang mediasi dilakukan di ruang sidang.

Jika tidak ada mediasi maka akan lanjut ketahap selanjutnya yaitu jawaban.

PERTEMUAN 5
Jawaban adalah bagian tergugat. Jawaban harus didaftarkan ke kantor kepaniteraan PN.
Begitu juga dengan replik dan duplik harus didaftarkan. Tata cara pendaftarannya sama
dengan gugatan, yang berbeda adalah pihak yang mendaftarkan (pihak yang
berkepentingan).

Awalnya pihak yang mempunyai kepentingan ada penggugat tapi untuk jawaban pihak yang
berkepentingan adalah tergugat.

Kalau tidak ada pendaftaran gugatan/sidang diundur maka harus dilakukan pendaftaran lagi,
kalau tidak ada pendaftaran maka tidak akan ada tanggal sidang.

Jawaban dibuat oleh tergugat dapat berupa pengakuan, bantahan, atau referte (diam saja).
- Pengakuan: membenarkan isi gugatan baik seluruhnya atau sebagian, sehingga jika
tergugat membantah maka harus membuktikan.
 Salah satu alat bukti dlm hukum acara perdata salah satunya ada pengakuan.
 Ada pengakuan dalam tahap jawaban ada pengakuan dalam tahap pembuktian.
 Definisi pengakuan dalam jawaban dan pembuktian sama, perbedaannya:
1. Pengakuan dalam jawaban maka selesai masalahnya dan dibuatkan
putusan oleh hakim.
2. Pengakuan dalam pembuktian maka masalahnya belum selesai dan akan
dilanjutkan proses selanjutnya yakni kesimpulan, putusan dan upaya
hukum lainnya.
- Bantahan/eksepsi: suatu pengingkaran terhadap apa yang dikemukakan penggugat
dan dalil gugatannya.
1. Pokok perkara/sangkalan
2. Bukan pokok perkara/tangkisan, co: tempat gugatan diajukan.
- Referte (diam saja): hanya menunggu saja, tidak membantah dan tidak mengakui
tapi menyerahkan pada putusan hakim. Bisa karena tidak mengerti ataupun karena
tidak menyangkut langsung kpd tergugat. Tergugat bisa diam saja selama perkara
berjalan dan dikalahkan dalam putusan maka tetap bisa melakukan upaya hukum.

Replik:
Jawaban balsan atas jawaban tergugat sehingga dikembalikan kepada penggugat lagi berupa
penegasan.
Co: benar A mempunyai utang, sedangkan digugatan hanya berupa A mempunyai utang.

Jika masing-masing pihak tetap pada pendiriannya maka akan diminta alat bukti.
Duplik:
Jawaban tergugat atas replik penggugat.

Kesimpulan:
Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat oleh masing-masing pihak (penggugat & tergugat)
sesudah terjadinya jawab menjawab dan pembuktian, sehingga akhirnya dapat diambil
suatu kesimpulan.

Isi kesimpulan:
- Kesimpulan jawab menjawab
- Kesimpulan dari bukti tertulis
- Kesimpulan dari saksi
- dll
Co. isi kesimpulan:
dalam gugatan A punya utang, dalam jawaban A tidak punya utang, dalam replik benar A
punya utang, dalam duplik A tidak punya utang. Maka penggugat mengajukan alat bukti,
begitu juga dengan tergugat.
- Kesimpulan penggugat: gugatan, replik, bukti
- Kesimpulan tergugat: jawaban, duplik, bukti.

Rekonvensi:
Gugatan yang diajukan oleh tergugat terhadap penggugat dalam sengketa yang sedang
berjalan antara mereka baik secara tertulis/lisan dalam jawaban tergugat.
Tujuan:
- Menghemat biaya/tenaga/waktu
- Mempermudah prosedur
- Menghindarkan putusan yang bertentangan
Pengecualian:
- Bila penggugat d/k bertindak karena kualitas tertentu, sedangkan tuntutan
rekonvensi mengenai diri penggugat d/k
- Bila PN yang memeriksa gugatan konvensi tidak berwenang memeriksa gugatan
rekonvensi
- Dalam perkara yang berhubungan dengan eksekusi (pelaksanaan putusan)

PERTEMUAN 6

Pembuktian:
Mengajukan dasar-dasar yang cukup untuk memberikan kepastian kepada hakim tentang
suatu peristiwa.

Alat bukti berdasarkan hukum acara perdata:


- Alat bukti berdasarkan UU (pasal 164 HIR – alat bukti surat/1866 KUHP – alat bukti
tertulis)
1. alat bukti langsung: surat/tulisan, saksi;
2. alat bukti tidak langsung: persangkaan, pengakuan, sumpah.
 Penulisan macam2 alat bukti harus berurutan karena ada artinya. Artinya bahwa
yg harus diajukan pertama kpd hakim itu adalah surat setelah itu saksi,
persangkaan, pengakuan dan sumpah.
 Alat bukti langsung: alat bukti tsb langsung diajukan di hadapan hakim.
 Alat bukti tidak langsung: alat bukti tsb harus melalui alat bukti lain, co:
persangkaan disebut melalui alat bukti yang lain, yakni surat berupa sertifikat,
akte, surat nikah dan bisa dilihat dan diajukan ke hakim.
 Co. persangkaan sbg alat bukti tidak langsung: A melihat ada 2 orang yang
sedang mengobrol dan membawa HP dan sedang menulis. A berprasangka
kepada 2 orang tsb sedang jual beli HP. Persangkaan ini melalui alat bukti surat
yakni surat perjanjian jual beli atau saksi yang melihat peristiwa tersebut.
- Alat bukti yang diakui oleh UU (diakui oleh UU dengan adanya yurisprudensi yaitu
pasal 153 HIR/dulunya tidak diakui– Pemeriksaan setempat)
- Alat bukti sbg perbandingan/dibandingkan dengan saksi (pasal 154 HIR – saksi ahli
dan saksi biasa)

Alat bukti surat: apapun tulisan yang mengandung arti.


- Akta: surat yang akan dijadikan alat bukti dan ditanda tangani.
 Otentik:
Unsur akta otentik:
1. dibuat bedasarkan peraturan perundang-undangan (bentuk baku
ditentukan, co: akta nikah, putusan, berita acara, AJB, dll)
2. dibuat dihadapan pejabat yang berwenang (berarti para pihak yang
membuat surat harus datang ke pejabat yang berwenang, co: akta
jual beli tanah).
3. dibuat oleh pejabat yang berwenang (pejabat yang berwenang harus
menandatangani)

Jenis akta otentik:


1. Ambtelijk: dibuat oleh pejabat yang berwenang, co: akta kelahiran,
akta nikah, sertfikat.
2. Partij : dibuat oleh para pihak & kehendak para pihak sehingga
pejabat hanya perlu menandatangani.
 Dibawah tangan: akta yang dibuat tanpa pejabat yang berwenang.
- Bukan akta: tidak ditanda tangani dan tidak sengaja dikumpulkan tapi bisa dijadikan
alat bukti, Co: struk.

Alat bukti saksi:


- Saksi: orang yang melihat, mendengar dan mengalami sendiri.
- Unus testis nullus testis: satu saksi bukan saksi, artinya tidak boleh satu alat bukti
saja tapi harus lebih dari 1 alat bukti.
Contoh: A mempunyai saksi A saja tidak bisa, kalau mempunyai saksi A dan
pengakuan (alat bukti lain) maka bisa.
- Testimonium de auditu: keterangan saksi menurut pihak ketiga, hukum acara
perdata boleh sedangkan hukum acara pidana tidak boleh.
- Siapa yang boleh dijadikan saksi:
Batasan-batasan
 Diatur UU -> HIR
1. Batasan mutlak: tidak boleh keluarga sedarah & semenda lurus.
2. Relative: anak dibawah umur/pengampu; orang kadang terang
ingatan (gila).
 Mempunyai hak undur diri: saudara laki-laki dan perempuan; ipar laki dan
perempuan karena pekerjaan/jabatan, co: A melihat B keluar dari PPAT dan A
menanyakan apa kepentingan B. pihak PPAT boleh tidak memberikan
keterangan karena jabatannya.

- Saksi istimewa:
- Valetudinaire anquete: saksi sementara, co: saat persidangan replik pihak A
mengajukan saksi C karena mau pergi keluar negeri dan tidak diketahui alamatnya
atau tua & sakit pdahal belum proses pembuktian. Tapi jika saat proses pembuktian
saksi C bisa hadir maka kesaksian sebelumnya tidak sah.
- Rogatoire commissi: saksi di luar yuridiksi (permintaan untuk mendengar saksi/saksi
yang berdomisili di luar wilayah hukum pengadilan dimana perkara itu sedang
diperiksa). Co: saksi tinggal di luar negeri sedangkan gugatan diajukan di PN Bandung
maka dikirimkan berita acara kesaksian dari pengadilan tempat ia berada.

Sumpah: suatu pernyataan yg hikmat yg diberikan/diucapkan pd waktu memberi


janji/keterangan dg mengingat akan sifat maha kuasa kpd tuhan, dan percaya bhw siapa yg
memberi keterangan/janji yg tdk benar akan dihukum oleh-Nya.

- Sumpah assertoir/confirmatoir: sumpah yg diucapkan para pihak (penggugat,


tergugat, pihak ketiga).
- Sumpah promisoir: sumpah yg diucapkan saksi/saksi ahli.

Sumpah assertoir/confirmatoir dibagi menjadi 3:


- Sumpah decissoir (sumpah pemutus): sumpah yg diperintahkan salah satu pihak kpd
pihak lawannya, meskipun blm ada alat bukti sama sekali.
- Sumpah suppletoir (pelengkap/tambahan): sumpah yg diperintahkan kpd salah satu
pihak oleh hakim utk melengkapi/menyempurnakan alat-alat bukti yg sudah ada.
- Sumpah aestimatoir (penaksiran): sumpah yang diperintahkan oleh hakim kpd
penggugat.

Perbedaan sumpah decissoir & suppletoir:


- Sumpah decissoir diperintahkan oleh para pihak, sumpah suppletoir diperintahkan
oleh hakim kepada salah satu pihak
- Sumpah decissoir boleh belum ada alat bukti sama sekali, sumpah suppletoir harus
sudah ada alat bukti.

Persamaan sumpah decissoir & suppletoir: sama-sama diucapkan oleh para pihak.

Pasal 381 HIR: tata cara utk melaksanakan sumpah.


Pasal 153 HIR: pemeriksaan setempat.
Pemeriksaan setempat: pemeriksaan spt di pengadilan tetapi dilakukan di luar gd
pengadilan, yg dimaksud sama spt dipengadilan karena ada panitera, hakim, dll. Tapi
dilakukan di objek perkara (biasanya benda tidak bergertak – tanah/bangunan). Dilakukan
untuk mengetahui dengan jelas dan pasti letaknya dimana, luas tanah brp, punya siapa,
tanahnya tanah apa (rumah/pertanian/kebun).

Pasal 154 HIR: Alat bukti saksi ahli sbg perbandingan dengan alat bukti saksi biasa.
Saksi biasa: pasal 164 HIR.
Saksi ahli: harus mempunyai pengetahuan khusus dlm bidang ilmu pengetahuan tertentu.
Co: dokter, notaris, akuntan.

Perbedaan:
Saksi biasa:
- tdk hrus ada keahlian khusus tetapi dia harus melihat, mendengar dan menyaksaikan
sendiri;
- mendapatkan keterangan sebelum sidang;
Saksi ahli:
- harus punya keahlian khusus -> kapan dia mendapatkan fakta-fakta/kenyataan-
kenyataan/peristiwa-peristiwa;
- mendapatkan keterangan-keterangan dari sidang;

Cara pengangkatan ahli:


- Oleh hakim karena jabatannya
- Atas permintaan para pihak

Syarat menjadi saksi ahli:

Perkembangan alat bukti: Pasal 5 UU IT, UU Pajak, -> diperbolehkan.


- Bukti m-banking
- Bukti dokumen elektronik
Tetapi harus hati-hati dalam pembuktian, karena ada pembatasan misalnya untuk akta
otentik yg harus menghadap pejabat berwenang tidak bisa dilakukan scr elektronik/online.

Sabtu, 11 Desember 2021


PUTUSAN GUGUR :
Putusan secara patut
• Panggilan secara terus menerus
• Dipanggil juru sita
• Menandatangani berita acara
• Disampaikan kpd yg bersangkutan tidak boleh kpd pihak lain
Putusan verstek :
Tergugat tidak hadir meskipun dipanggil secara patut
SITA JAMINAN
Ada di tahapan proses, di urutan ga ada.
Bisa di ajukan bersama gugatan, bisa dicantumkan di dalam gugatan atau dibuat secara
terpisah bisa kapan saja asal sebelum putusan/ kekuatan hukum yg tetap (incracht)
• SITA REVINDICATOR PASAL 226 HIR Sita jaminan milik sendiri (penggugat), yg
mengajukan sita jaminan adalah penggugat, tidak perlu ada dugaan, di dalam permohonan
harus secara rinci/detail barang nya, diakhiri dengan penyerahan, dan dinyatakan secara
sah, utk kekuatan eksekutorial.
• SITA CONSERVATOR Bisa sita terhadap milik orang lain (tergugat), PASAL 227 HIR,
sita jaminan yg diajukan oleh penggugat tapi barangnya milik orang lain, diajukan secara
tertulis, barang bergerak atau tidak bergerak. Benda tidak bergerak harus ada peralihan
benda tidak bergerak mengenai sertifikat, dinyatakan sah dan berharga supaya bisa di
eksekusi, tapi diakhiri dengan penjualan
Persamaan kedua jenis SITA :
• Diajukan penggugat
• Sifatnya disimpan (masih bisa ditempati atau digunakan)
• Sah dan berharga

SITA MARITAL : Sita yg berasal dari KUHPer buku 1, yg muncul dari perkawinan harta (sudah
dicabut UU Perkawinan)

Upaya hukum, ada yg disebut


• Biasa, PN, PT, MA Kasasi, Ma Peninjauan kembali
• Luar biasa,
o Verzet, Perlawanan Tergugat atas Putusan yang dijatuhkan secara Verstek
o derden verzet, perlawanan (dari) pihak ketiga

UPAYA HUKUM: untuk meminta keadilan karena adanya ketidakadlian


1. Biasa: upaya hukum yg menangguhkan eksekusi.
 Verzet: upaya hukum bagi pihak tergugat yg dikalahkan dlm putusan verstek.
Dalam putusan verstek tdk selalu pihak tergugat dikalahkan, walaupun pihak
tergugat tidak hadir saat jawaban.
 Banding:
uraian banding kasasi PK
Siapa yang Diajukan oleh yang
mengajukan berkepentingan/pihak
permohonan/upaya yang hak dan
hukum diajukan kepentingannya
oleh siapa? terganggu yaitu pihak
yang dikalahkan
(penggugat/tergugat
atau dua-duanya
tergantung putusannya).
Co:
- tergugat -> dilihat
dari bentuk-
bentuk putusan –
mengabulkan
gugatan/tuntutan
penggugat.
- Kalau
mengambulkan
jawaban/tuntutan
tergugat maka yg
melakukan upaya
hukum
penggugat.
- Mengambulkan
gugatan/tuntutan
penggugat
sebagian maka
dapat dua2nya
melakukan upaya
hukum.
Apa yang diajukan
Kepada siapa
diajukan
Apa yang diperiksa
Siapa yang
memeriksa

 Kasasi:
2. Luar biasa: eksekusi tetap harus dilaksanakan. Co: penyerahan sejumlah benda tdk
bergerak.
 Derden Verzet:
 PK:

Apabila dalam putusan verstek pihak yg dikalahkan maka dapat upaya hukum verzet.
Apabila tergugat yang dikalahkan maka dinamakan upaya hukum verzet.
Apabila penggugat yang dikalahkan maka dinamakan upaya hukum banding.

Kebenaran formil

Sumber hukum acara perdata

Perbedaan Proses dan Urutan

Gugatan

Jadi dalam hukum acara perdata apakah perlu dilakukan eksekusi?

Pengertian Hukum Acara Perdata:


Sifat hukum acara perdata:

Pengakuan:

Mediasi:

Menurut pasal 118 HIR/142 RBG:

Bagaimana cara membuat surat gugatan?

Siapa yang membayar:

Kisi-kisi UTS:
- Dari bahan kuliah bukan dr internet.
- Pasal 118 HIR (teorinya)
- Pasal 164 HIR
- Tugas persidangan -> bisa mengambil manfaat dari praktikum hukum acara perdata
-> urutan beracaranya seperti apa (lagi proses/tahap apa)
1. Manfaat:
- Membantu masyarakat untuk menyelesaikan perkaranya di
pengadian negeri
2. Yang di dapat:
- Jadi mengetahui perbedaan proses persindangan permohonan ganti
nama dengan hakim tunggal dan gugatan wanprestasi dengan majelis
hakim.
- Jadi mengetahui bagaimana proses persidangan permohonan ganti
nama dalam tahap pemeriksaan berkas bukti dan saksi.
- Jadi mengetahui bagaimana proses persidangan gugatan wanprestasi
dalam tahap pemeriksaan bukti dan saksi dari pihak penggugat.
- Jadi mengetahui persidangan permohonan dihadiri oleh pihak
pemohon, dua saksi, satu hakim, satu panitera, satu petugas
pengadilan sedangkan persidangan gugatan dihadiri oleh tiga hakim,
tiga pengacara penggugat, dua pengacara tergugat, dua saksi dari
pihak penggugat, satu panitera, dan satu petugas pengadilan.
- Jadi mengetahui perbedaan sumpah seorang saksi yang beragama
muslim dan saksi yang beragama katolik.
- Jadi mengetahui biaya perkara permohonan ganti nama dengan
panjar biaya perkara sebesar 345.000 sedangkan untuk gugatan
wanprestasi sebesar 3.535.000.
- Sumber hukum acara perdata/dasar hukum: peraturan perundang-undangan.
HIR/RBg, UU MA, UU kekuasaan, PERMA, KUHPerdata – mempunyai dua muka: 1/2
- RV itu bukan sumber hukum tapi hanya sbg pedoman. Artinya apabila tidak ada
aturannya di HIR/RBg boleh digunakan, tetapi boleh juga tidak digunakan. Co: pasal 8
RV ttg isi gugatan.
- Perbedaan hukum acara perdata: mengenai perbedaan aturan hukum acara perdata.
- Pengertian hukum acara perdata: yg digarisbawahi. (d)
Hak2 dan kepentingan yg terganggu: siapa mengajukan gugatan? Siapa yg membayar
biaya perkara? Siapa yang mendaftarkan?
- Proses hukum acara perdata dan urutan beracara:
Dlm urutan masing2 pihak diberikan dalil2 2x, siapa yg membuat kesimpulan, apakah
eksekusi pasti dilaksanakan atau tidak? (d)
- Sifat hukum acara perdata: memaksa, kenapa? Berikan contoh 3 (ps 118 HIR –
tempat pengadilan, ps 179 – putusan hrs dibacakan, ps ) (d)
Memaksa artinya aturan itu harus dipatuhi jika tidak maka ada akibat hukumnya.
- Biaya perkara dibayar oleh siapa
- Gugatan didaftarkan oleh siapa
- Mediasi PERMA dan perdamaian 130 HIR (d)
- Pengakuan dalam jawaban dan pembuktian (d)

Sifat hukum acara perdata -> merujuk ke aturan -> memaksa.

PERTEMUAN 1

Pembuktian:

Pasal 164 , ada 5 alat bukti:

Anda mungkin juga menyukai