UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
GOWA
RANGKUMAN
SOLAS merupakan ketentuan yang paling penting berkenaan dengan keselamatankapal-
kapal niaga dan juga yang tergolong paling tua. Versi pertama disetujui oleh 13negara tahun
1914, setelah peristiwa tenggelamnya kapal TITANIC pada tahun 1912.Dalam perjalanan
sejarahnya SOLAS mengalami perubahan-perubahan dan BadanInternasional yang sangat
berperan dalam hal ini adalah IMCO. IMCO (Inter-Governmental Maritime Consultative
Organization), suatu badan (organisasiinternasional), pada tahun 1959 telah mengambil alih
beberapa konvensi yang telah ada,termasuk Safety of Life at Sea (Keselamatan Jiwa di Laut)
1948 dan Prevention of thePollution of the Sea by Oil (Pencegahan Polusi di Laut oleh Minyak)
1954.
Sejarah SOLAS
Terjadinya suatu kecelakaan kapal, yaitu tenggelamnya “S.S. TITANIC” milik theWhite Star
Liner pada pelayaran perdananya dalam tahun 1912 menelan korban lebihdari 1500 penumpang
dan awak kapal meninggal dunia dan musibah ini memunculkanbanyak pertanyaan tentang
standar-standar keselamatan yang ada. Konferensi dihadiri oleh 13 negara dan Konvensi yang
dihasilkan disahkan padatanggal 20 Januari 1914, menjadi SOLAS yang pertama 1914, yang
kedua disahkantahun 1929 dan diberlakukan tahun 1933; yang ketiga disahkan tahun 1948
dandiberlakukan tahun 1952; yang keempat disahkan oleh IMO tahun 1960 dandiberlakukan
tahun 1965; yang kelima adalah versi sekarang (SOLAS 1974) disahkan IMO tahun 1974 dan
diberlakukan tahun 1980. Konvensi SOLAS dalam bentuk berturut-turut adalah umumnya
dianggap sebagai yangpaling penting dari semua perjanjian internasional tentang keselamatan
kapal dagang Versi pertama diadopsi tahun 1914, sebagai tanggapan terhadap bencana Titanic,
yang kedua pada tahun 1929, ketiga tahun 1948, dan keempat pada tahun 1960. Konvensi 1960 -
yang diadopsi pada tanggal 17 Juni 1960 dan mulai berlaku padatanggal 26 Mei 1965 - adalah
tugas utama dari IMO setelah Organisasi penciptaan dan merupakan langkah yang cukup maju
dalam modernisasi peraturan dan seiring dengan perkembangan teknis di industri pelayaran.
Tujuannya adalah untuk menjaga Konvensiup to date dengan perubahan periodik tetapi dalam
prakteknya prosedur amandemen terbukti sangat lambat. Ini menjadi jelas bahwa tidak mungkin
untuk mengamankan berlakunya perubahan dalam jangka waktu yang wajar. Sebagai hasilnya,
baru benar-benar Konvensi diadopsi pada tahun 1974 yangmencakup tidak hanya perubahan
yang telah disepakati sampai tanggal tersebut tetapi perubahan prosedur baru - prosedur
penerimaan diam-diam ± dirancang untuk memastikan bahwa perubahan bisa dilakukan dalam
waktu yang ditetapkan (dan bisaditerima pendek) jangka waktu tertentu.
Alih-alih membutuhkan bahwa amandemen akan berlaku setelah diterima oleh,misalnya,
dua pertiga dari Para Pihak, prosedur penerimaan diam-diam menyatakan bahwa suatu
perubahan mulai berlaku pada tanggal tertentu, kecuali jika, sebelum tanggal tersebut, keberatan
terhadap amandemen diterima dari jumlah yang disepakatiPara Pihak. Sebagai hasilnya
Konvensi 1974 telah diperbarui dan diubah pada berbagai kesempatan. Konvensi berlaku saat ini
adalah kadang-kadang disebut sebagai SOLAS 1974, sebagaimana telah diubah.Konvensi
SOLAS yang secara terus menerus diperbaiki telah mencakup banyak aspek tentang keselamatan
jiwa dilaut.
SOLAS 1974
Konferensi SOLAS di tahun 1974 diadakan di markas IMO di London sejak 21 Oktober hingga
1 November, dan dihadiri oleh 71 negara. Menghasilkan konvensi SOLAS 1974 yang formatnya
berlaku hingga saat ini.
Selain berisi tentang persyaratan keselamatan, SOLAS 1974 juga menetapkan prosedur
penerimaan terhadap sebuah perubahan (amandemen) atau disebut the tacit acceptance. Prosedur
ini dirancang untuk memberi kepastian bahwa perubahan terhadap konvensi dapat dilakukan dan
diterima dalam jangka waktu yang ditentukan.
Prosedur acceptance menetapkan bahwa suatu amandemen akan mulai berlaku (enter into force)
pada tanggal tertentu, kecuali dalam kurun waktu sebelum enter into force, ada penolakan dari
sejumlah tertentu negara anggota. Konvensi SOLAS sendiri, walau diadopsi pada 1 November
1974, namun baru diberlakukan (enter into force) pada 25 Mei 1980.
Dengan adanya pemberlakuan prosedur acceptance di atas, IMO dapat bekerja secara sistematis
membahas usulan perbaikan konvensi sesuai perkembangan industri pelayaran. Itulah mengapa
konvensi SOLAS 1974 pada perjalanannya mengalami beberapa kali amandemen. Hampir setiap
dua tahun sekali terjadi perubahan terhadap SOLAS 1974. Usulan perubahan dibahas di MSC
(Marine Safety Commitee) yang merupakan badan kelengkapan IMO. (Daftar amandemen
SOLAS 1974 dapat dilihat di sini).
Sekilas Isi SOLAS 1974
Format SOLAS 1974 mengatur standar keselamatan pelayaran pada tiga aspek: konstruksi kapal,
peralatan, dan operasional, yang tersebar dalam 14 bab (chapter), plus code yang menjadi
derivasinya. Isi dari SOLAS 1974 cetakan tahun 2014 (Consolidated Edition 2014), adalah
sebagai berikut:
Bab I: Ketentuan Umum, berisi tentang peraturan-peraturan survei berbagai jenis kapal, dan
ketentuan pemeriksaan kapal oleh negara lain.
Bab II-1: Konstruksi, berisi persyaratan konstruksi kapal, sekat-sekat kedap air, stabilitas kapal,
permesinan kapal dan kelistrikan.
Bab II-2: Perlindungan dari kebakaran, deteksi kebakaran dan pemadam kebakaran. Berisi
tentang ketentuan tentang sekat kedap api, sistim deteksi kebakaran, dan peralatan, jenis dan
jumlah pemadam kebakaran diberbagai jenis kapal. Detail bab ini dapat dilihat di FP Code.
Bab III: Alat-alat keselamatan dan penempatannya. Dari Bab ini kemudian diberlakukan LSA
Code.
Bab IV: Komunikasi Radio (Radio Communications), berisi ketentuan pembagian wilayah laut,
jenis dan jumlah alat komunikasi yang harus ada di kapal serta peroperasiannya. Derivasi dari
bab ini adalah GMDSS.
Bab V: Keselamatan Navigasi (Safety of Navigation), berisi ketentuan tentang peralatan navigasi
yang harus ada di kapal, termasuk Radar, AIS, VDR dan mesin serta kemudi kapal.
Bab VI: Pengangkutan muatan (Carriage of Cargoes), berisi ketentuan tentang bagaimana
menyiapkan dan penanganan ruang muat dan muatan, pengaturan muatan termasuk lashing.
Derivasinya adalah IG (International Grain) Code.
Bab VII: Pengangkutan muatan berbahaya (Carriage of dangerous goods), berisi ketentuan
tentang bagaimana menyiapkan dan menangani muatan berbahaya yang dimuat di kapal.
Turunan dari bab ini kita kenal dengan nama IMDG Code.
Bab VIII: Kapal nuklir (Nuclear ships), berisi ketentuan yang harus dipenuhi oleh kapal yang
menggunakan tenaga nuklir, termasuk bahaya-bahaya radiasi yang ditimbulkan.
Bab IX: Manajemen keselamatan dalam mengoperasikan kapal (Management for the Safe
Operation of Ships), berisi ketentuan tentang manajemen pengoperasian kapal untuk menjamin
keselamatan pelayaran. Bab ini hadir karena peralatan canggih tidak menjamin keselamatan
tanpa manajemen pengoperasian yang benar. Dari Bab inilah lahir ISM Code.
Bab X: Keselamatan untuk kapal berkecepatan tinggi (Safety measures for high-speed craft),
berisi ketentuan pengoperasian kapal yang berkecepatan tinggi. Dari sini kemudian diberlakukan
HSC Code.
Bab XI-1: Langkah khusus untuk meningkatkan keselamatan maritim (Special measures to
enhance maritime safety), berisi ketentuan tentang RO (Recognized Organization), yaitu badan
yang ditunjuk pemerintah sebagai pelaksana survey kapal atas nama pemerintah, nomor identitas
kapal dan Port State Control (Pemeriksaan kapal berbendera asing oleh suatu negara).
Bab XI-2: Langkah khusus untuk meningkatkan keamanan maritim (Special measures to
enhance maritime security), berisi ketentuan bagaimana meningkatkan keamanan maritim, oleh
kapal, syahbandar dan pengelola pelabuhan. Dari Bab ini kemudian diberlakukan ISPS Code.
Bab XII: Langkah keselamatan tambahan untuk kapal pengangkut muatan curah (Additional
safety measures for bulk carriers), berisi ketentuan tambahan tentang konstruksi untuk kapal
pengangkut curah yang memiliki panjang lebih dari 150 meter.
Bab XIII: Verifikasi kesesuaian (Verification of compliance), berisi ketentuan tentang
implementasi SOLAS 1974 di negara-negara yang telah meratifikasi. Penambahan Bab ini untuk
mendukung pemberlakuan Triple I Code (IMO Instrument Implementation Code).
Bab XIV: Langkah keselamatan untuk kapal yang beroperasi di perairan kutub (Safety measures
for ships operating in polar waters), berisi ketentuan yang harus dipenuhi oleh kapal yang
berlayar di wilayah kutub dan sekitarnya. Derivasi bab ini adalah Polar Code.
Referensi:
Solas Consolided Edition 2014, First published in 1992 by the INTERNATIONAL
MARITIME ORCANIZATION 4 Albert Embankment, London SEl 7SR
Bambang Setiono Adi, (2008), ´Nautika Kapal Penangkap Ikan, Untuk SMKJilid 3´,
Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan, Jakarta.
http://www.imo.org