Anda di halaman 1dari 36

MIKROEKONOMIKA-1

MATERI 6
Oleh: TIM DOSEN MIKROEKONOMIKA 1

Dosen Pengampu: Dr. Hermien Triyowati, M.S.


Materi
TEORI PERILAKU PRODUSEN.
 TEORI PERILAKU PRODUSEN membedah pola perilaku produsen dalam
hubungannya dengan proses pencapaian efisiensi produksi.
 PERILAKU PRODUSEN adalah aktivitas mengatur jalannya produksi hingga
hasil akhirnya adalah produk, dengan kualitas terjamin yang dapat
diterima oleh konsumen serta mendatangkan keuntungan.
 BEBERAPA PERILAKU PRODUSEN:
1. Form Changing Activity: Proses pengubahan bentuk dari sebuah material.
2. Transportation: Aktivitas pemindahan material dari satu wilayah ke wilayah
lainnya.
3. Storage: Aktivitas penyimpanan material, sehingga dapat digunakan untuk
kegiatan produksi di masa depan.
4. Merchandising: Aktivitas memperjualbelikan sebuah material, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan konsumennya.
5. Personal Service: Aktivitas individu yang mendapat pengakuan dari individu
lainnya.
TEORI PERILAKU PRODUSEN

 PERUSAHAAN / PRODUSEN adalah sebuah organisasi yang terdiri dari


satu atau sekumpulan orang untuk menghasilkan barang / jasa
dalam rangka memenuhi permintaan konsumen.
 PRODUSEN dianggap memiliki pengetahuan sempurna atas produk
yang dipilih untuk dibuat dan faktor produksinya.
 TUJUAN PRODUSEN adalah memaksimumkan laba. Untuk tujuan ini
produsen membuat keputusan dalam 3 hal mendasar:
1. Menentukan jenis barang/jasa yang akan dibuat (yang dibutuhkan
konsumen)
2. Menentukan jumlah barang / jasa yang akan diproduksi.
3. Menentukan cara / teknologi yang digunakan) dalam memproduksi output
(barang / jasa).
4. Menentukan jenis, ketersediaan input (dimana, input primer atau work in
process) dan jumlah input yang diperlukan untuk menghasilkan output.
I.A. PRODUKSI JANGKA PENDEK
1. PRODUKSI, INPUT TETAP & INPUT VARIABLE
 PRODUKSI adalah aktivitas produsen untuk menghasilkan barang / jasa
 proses dimana INPUT dikombinasikan dan ditransformasi, menjadi
OUTPUT (Q) yang lebih berñilai tambah
 KATEGORI INPUT & JENISNYA
1. Faktor produksi tetap (fixed input) faktor produksi yang jumlahnya tidak
bergantung pada jumlah output yang diproduksi, dan tetap ada
meskipun tidak ada aktivitas produksi.
2. Faktor produksi variabel (variable input) faktor produksi yang
jumlahnya bergantung pada jumlah output yang diproduksi. Semakin
banyak output yang diproduksi, semakin besar variable input dibutuhkan
3. Jenis input  Modal (K), Tenaga Kerja (L), Energi (G), Teknologi (T)
 BENTUK UMUM FUNGSI PRODUKSI
🌟 Q = f (K, L, G, T)
I. A. PRODUKSI JANGKA PENDEK
2. FUNGSI PRODUKSI JANGKA PENDEK
 Fungsi produksi JANGKA PENDEK, dipahami sebagai periode waktu di mana
perusahaan tidak dapat mengubah jumlah semua input. setidaknya satu
faktor produksi dianggap tetap dalam pasokan, tidak dapat ditingkatkan /
dikurangi, dan faktor-faktor lainnya bersifat variabel.
 FUNGSI PRODUKSI JANGKA PENDEK  pada proses produksinya, masih
terdapat atau menggunakan FIXED INPUT (yg jumlahnya konstan)
 BENTUK FUNGSI PRODUKSI JANGKA PENDEK
I. A. PRODUKSI JANGKA PENDEK

3. KONSEP TP, AP, MP, & THE LAW OF DIMINISHING MARGINAL PRODUCT

Produk total (Total Product)  keseluruhan output yang


dihasilkan dari penggunaan sejumlah input variabel TP = Q = f(L)
tertentu

Produktivitas rata-rata (Average Product)  produksi


AP = TP/L = Q /L
yang dihasilkan satu unit input variabel (tenaga kerja)

Produktivitas marjinal (Marginal Product)  tambahan MP = TP/L =


produk sebagai akibat bertambahnya satu input 𝝏𝑸
variable dimana factor produksi lain konstan Q/L =
𝝏𝑳
I. A. PRODUKSI JANGKA PENDEK

4. OUTPUT ELASTICITY (ELASTISITAS OUTPUT / PRODUKSI): Eo


 Output Elasticity  % perubahan output sebagai akibat berubahnya
(dalam %) salah satu factor produksi variable, sementara factor
produksi lain tetap (cateris paribus).
 Formula:
I. A. PRODUKSI JANGKA PENDEK
3.HUBUNGAN Eo ~ MARGINAL PRODUCT (MP); AVERAGE PRODUCT (AP).
 Dari rumus sebelumnya, dapat diperoleh rumus dibawah ini yang
menunjukkan hubungan antara Eo dengan MP dan AP.
 Dengan demikian Eo adalah ratio dari MP dengan AP untuk masing-
masing input.
 Sesuai hasil perhitungan nilai Eo bisa positif atau negative.
 Dengan memahami Eo, perusahaan bisa menentukan input mana yang
efisien atau tidak, sehingga bisa dibuat keputusan yang tepat, terkait
kinerja ini.
ΔQ Q 𝑀𝑃𝑘 ΔQ Q 𝑀𝑃𝑙
EoK = / = EoL= / =
ΔK K 𝐴𝑃𝑘 ΔL L 𝐴𝑃𝑙
ΔQ Q 𝑀𝑃𝑔 ΔQ Q 𝑀𝑃𝑡
EoG= / = EoT = / =
ΔG G 𝐴𝑃𝑔 ΔT T 𝐴𝑃𝑡
I. A. PRODUKSI JANGKA PENDEK
 The Law of Diminishing Return Production Function (Hukum Hasil
Lebih Yang Semakin Berkurang)
 Hukum ini hanya terjadi pada FUNGSI PRODUKSI JANGKA PENDEK
 Jika variable input terus menerus ditambah, maka pada awalnya
produksi total semakin naik , tetapi sesudah mencapai tingkat tertentu,
tambahan input variable akan menambah output, pada jumläh yang
semakin turun / berkurang.
Contoh:
 Pada Industri Pertanian, terdapat penggunaan fixed input (Lahan) dan
beberapa variable input (Bibit Unggul, Pupuk Urea, Obat2an Pembasmi
Hama, Tenaga Kerja).
 Walaupun variable input terus ditambah, tetapi ada input tetap lahan,
yang daya serapnya terbatas dan akan menjadi tidak produktif pada titik
tertentu, menyebabkan produktivitas terus menurun.
I. A. PRODUKSI JANGKA PENDEK

Terdapat 3 (Tiga) Skala Output Hubungan Skala Output


Perusahaan Perusahaan ~~ Elastisitas Output:
 IRS - INCREASING RETURN TO SCALE
(skala output menaik), terjadi jika 1. EO >1 → increasing return to scale
tambahan input akan menambah (IRS)
output pada proporsi lebih besar 2. EO <1 → decreasing return to scale
 DRS - DECREASING RETURN TO SCALE (DRS)
(skala output menurun), terjadi jika 3. EO =1 → constant return to scale
tambahan input akan menambah (CRS)
output pada proporsi lebih kecil 4. Untuk produksi JANGKA PANJANG,
 CRS - CONSTANT RETURN TO SCALE Eo dihitung dengan menjumlahkan
(skala output konstan), terjadi jika Eo dari masing- masing input:
tambahan input akan menambah
output pada proporsi sama
Eo = EoK + EoL + EoG + EoT
I. A. PRODUKSI JANGKA PENDEK

LAW OF RETURNS TO SCALE (HUKUM SKALA


USAHA/OUTPUT).
• Skala usaha, menggambarkan respon
dari output terhadap perubahan
proporsional dari input.

STAGE OF PRODUCTION
1. Stage I of Production  dari jumlah L
mulai Nol s.d APL maks.  ttk. H’ (
MPL=APL atau EoL =1)
2. Stage II of Production  dari jumlah L
pada APL maks s.d MPL = Nol  ttk
J’=0, dimana EoL = MPL/AP L= 0/APL=
0 atau EoL = 0
3. Stage III of Production,  dari jumlah L
mulai MPL = Nol s.d TP = Nol  EoL <0
I. A. PRODUKSI JANGKA PENDEK
PEMILIHAN TAHAP PRODUKSI YANG RASIONAL
 DALAM TAHAP I produk fisik marjinal meningkat, yaitu, setiap unit tambahan dari
faktor produksi variabel berkontribusi pada keluaran lebih dari unit factor
produksi sebelumnya; oleh karena itu menguntungkan bagi perusahaan untuk
terus meningkatkan penggunaan tenaga kerja.
 DALAM TAHAP III, kontribusi marjinal untuk output dari setiap unit tenaga kerja
tambahan adalah negatif. Oleh karena itu, tidak disarankan untuk mengguna-
kan tambahan apapun tenaga kerja. Bahkan jika biaya penggunaan tenaga
kerja nol, masih tidak menguntungkan untuk pindah ke Tahap III.
 Jadi, TAHAP II adalah satu-satunya rentang yang relevan untuk perusahaan
RASIONAl dalam situasi KOMPETITIF. Namun, jumlah pasti dari unit tenaga kerja
yang dipekerjakan hanya dapat ditemukan jika data terkait tentang tingkat
upah tersedia.
I. B. PRODUKSI JANGKA PANJANG
 FUNGSI PRODUKSI JANGKA PANJANG
 Dalam JANGKA PANJANG, perusahaan bisa merubah penggunaan
semua factor produksi tetap menjadi input variable
 PERBEDAAN FUNGSI PRODUKSI JANGKA PENDEK VS JANGKA PANJANG
I. B. PRODUKSI JANGKA PANJANG
 FUNGSI PRODUKSI JANGKA  Bentuk umum: Q = A Kα Lβ Gγ Tδ
PANJANG  semua input yang
digunakan input variable Q = jumlah output L = tenaga kerja
 MODEL FUNGSI  FUNGSI EXPONEN A = index efisiensi G = energi
 MODEL EMPIRIS  F. PRODUKSI K = modal T = teknologi
COBB DOUGLASS

JADI
Eo  pangkat
dari masing –
masing input
variabel.
I. B. PRODUKSI JANGKA PANJANG
ISOQUANT
 Isokuan menunjukkan kombinasi berbeda dari dua input yang digunakan perusahaan
untuk menghasilkan jumlah output tertentu
 Setiap titik pada Isokuan mewakili teknologi ; saat perusahaan berpindah dari satu titik
ke titik lainnya, artinya perusahaam beralih teknologi.
 Isokuan menggambarkan semua kemungkinan teknologi secara grafis dan
menunjukkan substitusi antara dua factor produksi, pada tingkat output yang sama.
I. B. PRODUKSI JANGKA PANJANG

KARAKTERISTIK ISOQUANT:
1. MIRING DARI KIRI ATAS KE KANAN BAWAH:
 Jika perusahaan mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja (L), maka harus
menggunakan lebih sedikit modal (K) atau sebaliknya, untuk mempertahankan
tingkat output sama.
 Ini berarti produktivitas marjinal bersifat POSITIF, yaitu lebih banyak factor
memberikan sumbangan positif dalam produksi dan lebih sedikit faktor lain
memberikan sumbangan negatif.
 Untuk tetap pada ISOKUAN SAMA atau untuk mempertahankan TINGKAT OUTPUT
SAMA, maka kontribusi faktor POSITIF = kontribusi faktor NEGATIF
 Ketika beralih dari titik A ke B, kontribusi tenaga kerja MENINGKAT sedangkan
modal TURUN. Maka:

MPL ΔK
MPK
= - ΔL
I. B. PRODUKSI JANGKA PANJANG

2. CEMBUNG KE TITIK ASAL:


 Karakteristik isokuan ini berarti bahwa
produsen bersedia mengorbankan
unit modal (K) yang semakin sedikit
untuk setiap unit tenaga kerja (L)
tambahan dan sebaliknya.
 Saat bergerak ke bawah dari titik A
ke titik F, kesediaan untuk
mengorbankan modal (K) untuk
setiap unit tambahan tenaga kerja
(L) turun dari 5 menjadi 1.
 Maka:
I. B. PRODUKSI JANGKA PANJANG

3. SEMAKIN TINGGI ISOQUANT


MENUNJUKKAN TINGKAT OUTPUT
YANG LEBIH TINGGI:
 Semakin besar jaraknya dari titik
asal, semakin tinggi tingkat
keluaran yang diwakilinya.
 Produktivitas marjinal di seluruh
panjang isokuan adalah positif,
titik B menunjukkan tingkat output
yang lebih tinggi daripada titik A
 Pada Gambar ditunjukkan
kombinasi B pada isokuan Q2
(OL2 + OK2) menunjukkan
kombinasi kedua input produksi
lebih banyak dibandingkan titik A
pada isokuan Q1 (OL1 + OK1).
I. B. PRODUKSI JANGKA PANJANG
4. DUA ISOQUANT TIDAK BERPOTONGAN
SATU SAMA LAIN:
 Dua isokuan mewakili tingkat
keluaran berbeda tidak akan
berpotongan.
 Jika terjadi, akan menghasilkan
output yang tidak masuk akal.
 Pada gambar:
 Dua isokuan Q1 (= 100 unit) dan Q2 (=
200 unit) berpotongan satu sama lain
di titik A  Artinya pada titik potong
kombinasi faktor OK + OL dapat
menghasilkan 100 unit sekaligus 200
unit output.
 Situasi ini tidak masuk akal karena satu
kombinasi faktor hanya dapat
menghasilkan satu tingkat keluaran.
 Kesimpulan: isokuan tidak akan
pernah berpotongan satu sama lain
I. B. PRODUKSI JANGKA PANJANG
ISOCOST
 Garis isocost  representasi grafis dari
berbagai kombinasi dua factor produksi
(tenaga kerja & modal) yang dapat dibeli
oleh perusahaan dengan sejumlah
pengeluaran total.
 Slope garis isocost sama dengan rasio harga
input faktor.
𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑻.𝑲 𝑾
Slope AB = 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 =
𝒐𝒅𝒂𝒍 𝒓

 Secara matematis, garis isocost dapat


dinyatakan s.b.b:i

C=wL+rK
 Dimana,
C = biaya produksi
w = harga tenaga kerja atau upah
L = satuan tenaga kerja
r = harga modal atau tingkat bunga
K = satuan modal
I. B. PRODUKSI JANGKA PANJANG

 Pergeseran ISOCOST LINE


 Garis isocost bergeser karena 2 alasan.
1. perubahan total pengeluaran
2. perubahan harga faktor-inpuT
 Perubahan TOTAL PENGELUARAN
 Perusahaan meningkatkan atau
mengurangi total uang belanja input,
sementara harga input tetap,
 AB adalah garis isocost awal.
 Perusahaan meningkatkan anggaran
pengeluaran, garis isocost bergeser ke kanan
(A'B ') yang lebih tinggi  membeli kombinasi
input L dan K lebih tinggi.
 Perusahaan mengurangi total anggaran
pengeluaran, garis isocost bergeser ke kiri (A
"B") yang lebih rendah  membeli kombinasi
input L dan K lebih rendah.
I. B. PRODUKSI JANGKA PANJANG
2. PERUBAHAN HARGA SUATU FAKTOR-INPUT
 Ketika harga input faktor berubah, garis isocost akan bergeser, kearah yang
tergantung pada factor input mana yang harganya berubah.

I: Perubahan Harga Tenaga Kerja II: Perubahan Harga Modal


KONSEP BIAYA PRODUKSI
BIAYA PRODUKSI: semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam
pembelian faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa.
1. BIAYA EKSPLISIT (EXPLICIT COST), pengeluaran yang secara nyata dikeluarkan
perusahaan dalam bentuk pembayaran kepada pemilik faktor-faktor produksi.
2. BIAYA IMPLISIT (IMPLICIT COST), taksiran besarnya nilai faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi, dgn menganalisis sumber daya saat ini dan
memperkirakan dampaknya terhadap bisnis jika dimanfaatkan berbeda.
3. OPPORTUNITY COST  nilai tertinggi faktor produksi u/ penggunaan alternatif
terbaik.
4. ACCOUNTING COST  seluruh biaya pengeluaran yang dibayar perusahaan
5. ECONOMICS COST  biaya akuntansi + biaya dampak - biaya implisit.
6. INCREMENTAL COST  biaya tambahan dalam rangka meningkatkan
produksi, menambahkan variasi produk baru ke lini produk, dll.
7. SUNK COST  (biaya hangus) biaya yang telah dibelanjakan tidak memiliki
potensi pemulihan di masa mendatang dipulihkan.
II. A. BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK
 Terkait dengan PRODUKSI JANGKA PENDEK , maka BIAYA JANGKA PENDEK
yang dkeluarkan terdiri dari biaya faktor produksi tetap (Fixed cost / FC)
dan biaya faktor produksi variabel (Variabel cost / VC).

Total Fixed Cost (biaya tetap) = TFC


Total Variable Cost (biaya variable) = TVC
Total Cost (biaya total) = TC = TFC + TVC
𝑇𝑉𝐶
Average Total Cost (biaya variable rata-rata) = AVC =
𝑄
𝑇𝐹𝐶
Average Fixed Cost (biaya tetap rata-rata) = AFC =
𝑄
𝑇𝐶
Average Total Cost (biaya total) = TC = = AFC + AVC
𝑄

Marginal Cost l) = Tambahan biaya u/ menambah produksi satu unit


Δ𝑇𝐶 Δ𝑇𝑉𝐶
Marginal Cost (Biaya Margina) = MC = =
Δ𝑄 Δ𝑄
II. A. BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK
 KURVA BIAYA JANGKA PENDEK.
 Kurva TC = TVC + TFC
 Kurva TC dimulai dari titik O (origin), dengan bentuk mengikuti kurva TVC
 Jarak antara kurva TC dengan TVC menunjukkan nilai TFC.
II. B. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG

 Dalam jangka panjang perusahaan dapat merubah semua factor


produksinya. Jadi tidak terdapat biaya tetap. Semua biaya yang
dikeluarkan adalah biaya variable (variable cost).
 Ini menyebabkan, perusahaan dapat memperluas kapasitas
produksi, dan menentukan besarnya kapasitas produksi (plant size)
yang biayanya paling minimum.
 Beberapa istilah biaya dalam jangka panjang:
 LRTC  Biaya total jangka panjang (long run total cost)
 Kurva biaya total jangka panjang menggambarkan biaya total
jangka panjang minimum untuk memproduksi berbagai tingkat
produksi.
II. B. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG
 Dalam analisis ekonomi, kapasitas produksi digambarkan oleh kurva
biaya total rata-rata (AC).
 Kurva Biaya Total Rata-Rata Jangka Panjang (Long Run Average
Cost / LRAC)  kurva yang menunjukkan biaya rata-rata paling
minimum pada berbagai tingkat produksi, jika perusahaan selalu
mengubah kapasitas produksinya.
 Kurva LRAC dibentuk dari beberapa kurva AC (average cost) yang
jumlahnya tidak terhingga  menyebabkan bentuk kurva LRAC
seperti huruf U
 Kurva LRAC ini merupakan kurva yang menyinggung berbagai kurva
AC jangka pendek. Titik-titik persinggungan merupakan biaya
produksi paling minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan
dicapai perusahaan dalam jangka panjang.
II. B. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG

KURVA LRAC
Berbagai KURVA SRAC
II. B. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG
 Biaya rata-rata jangka panjang (long run average cost/ LRAC :
𝑳𝑻𝑪
LRAC =
𝑸

 Biaya marginal jangka panjang (long run marginal cost)/ LRMC:


𝚫𝑳𝑻𝑪 𝝏𝑳𝑻𝑪
LRMC = =
𝚫𝑸 𝝏𝑸

% 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝑻𝑪 %𝚫𝑻𝑪
 Elastisitas biaya = =
% 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝑸 %𝚫𝑸

∆𝑻𝑪 ∆𝑸 ∆𝑻𝑪 𝑸 ∆𝑻𝑪 𝑻𝑪 𝑪


Ec = / = / = / =
𝑻𝑪 𝑸 𝑻𝑪 ∆𝑸 ∆𝑸 𝑸 𝑪

Ec <1 (economies of scale); Ec >1 (disseconomies of scale);


II. B. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG
Skala Ekonomi (economics of scale)
 Kegiatan produksi jangka panjang bersifat skala ekonomi apabila pertambahan
produksi (1%) menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah
(<%).
 Dari gambar LRAC, kondisi skala ekonomi ini diperlihatkan oleh daerah dari A ke
B atau dari QA ke QB.
 Faktor-faktor yang dapat menimbulkan skala ekonomi diantaranya adalah:
1. Spesialisasi faktor-faktor produksi
2. Pengurangan harga faktor produksi
3. Memungkinkan memproduksi produk sampingan
4. Mendorong perkembangan usaha lain.
Skala Tidak Ekonomi (Diseconomics of scale)
 Kegiatan produksi jangka penjang bersifat skala tidak ekonomi apabila pertambahan
produksi (1%) menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi. (>1%)
 Skala tidak ekonomi ini diperlihatkan oleh daerah dari B ke C atau dari QB ke QC.
II. B. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG
 KOMBINASI INPUT PALING MURAH
 Titik singgung antara garis ISOCOST dan ISOKUAN menunjukkan cara paling
murah untuk menghasilkan tingkat keluaran tertentu.
 Titik singgung menunjukkan KELUARAN MAKSIMUM yang dicapai dgn biaya
tertentu dan minimum, yg diperlukan u/ menghasilkan keluaran itu.
 Syarat minimalisasi biaya  perusahaan harus menggunakan input sedemikian,
sehingga PRODUK MARJINAL per s.m.u yang dibelanjakan SAMA di semua input

MPL / w = MPK / r
 Jika MPL / w > MPK / r,  perusahaan meningkatkan output tanpa
meningkatkan biaya produksi dengan menggeser pengeluaran dari modal ke
tenaga kerja.
 Jika MPL / w < MPK / r, perusahaan meningkatkan output tanpa meningkatkan
biaya produksi dengan menggeser pengeluaran dari tenaga kerja ke modal.
II. B. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG

Garis Isocost Lines dan Expansion Path


 JALUR EKSPANSI adalah kurva yang dibentuk dengan menghubungkan titik-titik
singgung antara garis ISOCOST dan ISOKUAN tertinggi yang dapat dicapai masing-
masing.
II. B. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG

 Perubahan Harga Input dan Kurva Biaya

• Expansion path –
jalur perluasan
produksi
• Kurva expansion
path menggam-
barkan kombinasi
faktor produksi
yang paling
optimal (output
maksimum dgn
biaya minimum)
pada berbagai
tingkat produksi
tertentu.
PERTANYAAN FUNGSI PRODUKSI
1. Apa yang dimaksud dengan Average Average Product (AP) dan Marginal
Product (MP).
2. Apa yang dimaksud dengan 'Jangka Pendek' dan 'Jangka Panjang' dalam
konteks produksi pada analisis suatu perusahaan.
3. Bagaimana total produk, produk rata-rata dan produk marjinal berubah
karena perubahan dalam penggunaan satu input, menjaga input lainnya
konstan?
4. Apa yang dimaksud dengan fungsi produksi?
5. Apa yang dimaksud dengan skala produksi?
6. Jelaskan tentang IRS, CRS dan DRS.
7. Apa itu isokuan?
8. Bagaimana menentukan tingkat substitusi teknis (MRTS) marjin?
9. Apa itu garis biaya (isocost)?
10. Apa yang Anda maksud dengan jalur ekspansi perusahaan?
QUESTIONS COST FUNCTION
1. Say some of the main cost concepts.
a. Actual costs and opportunity costs
b. Incremental costs and sunk costs
c. Explicit costs and implicit costs
d. Accounting costs and economic costs
e. Direct cost and indirect cost
f. Private costs and social costs
g. Controllable costs and non controllable costs
h. Fixed costs and variable costs
i. Short run and long run costs
2. What the different between incremental cost and marginal cost?
3. What are the determinants of cost?
4. What are the terms involved in cost output relationship?

Anda mungkin juga menyukai