Deteksi Dini Kekurangan Zat Gizi Mikro Pada Usia Lanjut-1-1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

DETEKSI DINI KEKURANGAN ZAT GIZI MIKRO

PADA USIA LANJUT

DISUSUN

NUR AWALIA ANNISA PO.714231161056

NURUL AFIFAH PO.714231161060

NURUL AULIA ASLAN PO.714231161061

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI


JURUSAN GIZI DAN DITETIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
MAKASSAR
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia lanjut adalah suatu proses yang alami yang tidak dapat
dihindari oleh manusia. Lansia ditandai dengan perubahan fisik,
emosional, dan kehidupan seksual. Gelaja-gelaja kemunduran fisik seperti
merasa cepat capek, stamina menurun, badan menjadi membongkok, kulit
keriput, rambut memutih, gigi mulai rontok, fungsi pancaindra menurun,
dan pengapuran pada tulang rawan (Maramis, 2016).
Sedangkan menurut Bustan (dalam Maramis, 2016) perubahan
mental-emosional yaitu daya ingat menurun, sering lupa, emosi berubah,
sering marah-marah, rasa harga diri tinggi, dan mudah tersinggung. Selain
perubahan – perubahan yang bersifat negatif diatas lansia juga mengalami
perubahan yang bersifat positif seperti menurut Bastaman, (dalam
Septiningsih, 2013) lansia selalu berusaha meningkatkan iman dan
takwanya kepada tuhan, lansia mampu hidup mandiri dan tidak terlalu
tergantung pada keluarga. Selain itu lansia juga dapat menjalin hubungan
tetap rukun dengan pasangan, anak-anak, kerabat dekatnya dan lansia
memiliki teman dilingkungan untuk berkomunikasi dan bergaul.
Berdasarkan hasil survey dari Badan Pusat Statistik [BPS] (2013)
peningkatan usia harapan hidup dapat dilihat dari semakin meningkatnya
populasi lansia dari tahun ke tahun. Data pada tahun 2010 jumlah lansia
sekitar 7,56% dari jumlah penduduk Indonesia dan pada tahun 2015
meningkat menjadi 8,49%. Populasi lansia diprediksi akan terus meningkat
di tahun-tahun berikutnya. Berdasarkan survey tersebut telah diproyeksi
populasi lansia pada tahun 2020 sebesar 9,99%, pada tahun2025
meningkat menjadi 11,83% dan terus meningkat hingga 13,82% pada
tahun 2030.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas
Kata obesitas berasal dari bahasa latin: obesus, obedere yang
artinya gemuk atau kegemukan. Obesitas atau gemuk merupakan suatu
kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak
tubuh secara berlebihan. Ditinjau dari segi klinis, obesitas adalah
kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan
subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan
kedalam jaringan organnya. Obesitas merupakan salah satu bentuk salah
gizi yang banyak dijumpai di antara golongan masyarakat dengan sosial
ekonomi tinggi.
Menurut World Health Organization (WHO) 2006, obesitas
didefenisikan sebagai kumpulan lemak berlebih yang dapat mengganggu
kesehatan dengan Body Mass Index (BMI) ≥ 30 kg/m 2. Banyak metode
yang dapat dilakukan untuk menentukan kriteria overweight dan obesitas
pada seseorang diantaranya adalah pengukuran Indeks Massa Tubuh
(IMT), tebal lemak bawah kulit, dan dengan menghitung rasio lingkar
pinggang terhadap lingkar panggul. Dalam hal ini, untuk menentukan
overweight dan obesitas dapat diketahui dengan menghitung indeks massa
tubuh yang merupakan indikator status gizi. Nilai Indeks Massa Tubuh
(IMT) dihitung dengan menggunakan rumus :
Berat Badan(kg)
Indeks Massa Tubuh( IMT )= +…
Tinggi badan ( m ) 2
Atmarita (1992), mengemukakan batasan terhadap tingkat
kegemukan dengan menggunakan IMT, dimana berat badan dikatakan
normal bila IMT 20,1-25 untuk laki-laki dan 18,7-22,8 untuk perempuan.
Bila IMT di atas 25 maka digolongkan sebagai overweight dan bila di atas
30 dinyatakan sebagai obese. Seseorang dikatakan
kurus atau underweight bila IMT nya sekitar 18,5-20. Sedangkan bila IMT
nya 17,0-18,5 dinyatakan kurus dengan risiko tinggi terhadap infeksi.
2.2 Lansia
Lanjut Usia adalah suatu proses menjadi tua yang terjadi secara alamiah,
terus-menerus dan berkesinambungan yang selanjutnya akan
menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokemis pada jaringan
tubuh dan akhirnya fungsi dan kemampuan badan secara
keseluruhan.Lansia merupakan kelompok penduduk berumur tua yang
mendapat perhatian atau pengelompokan tersendiri lebih dari 60 tahun.
WHO mengelompokan lanjut usia atas tiga kelompok, yaitu :
a. Kelompok middle age(45-59 tahun)
b. Kelompok elderly age(60-74 tahun)
c. Kelompok old age(75-90 tahun)
Menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia,
lansia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Tua dapat dipandang dari
tiga segi yaitu segi kronologis (umur sama atau telah melampaui 65
tahun), biologis (berdasarkan perkembangan biologis yang umumnya
tampak pada penampilan fisik),
dan psikologis (perilaku yang tampak pada diri seseorang).
Klasifikasi Lanjut Usia (Lansia), yaitu :
a. Pralansia (Prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
b. Lansia (Lanjut Usia)
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Lansia Resiko Tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60
tahun
atau lebih dengan masalah kesehatan. (Depkes RI, 2003)
d. Lansia Potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang
dapat
mengahasilkan barang/jasa. (Depkes RI, 2003)
e. Lansia Tidak Potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung
pada bantuan orang lain. (Depkes RI, 2003)
DETEKSI DINI KEKURANGAN ZAT GIZI MIKRO PADA USIA LANJUT

A. Identitas subjek
Nama : Hj. Jaweria
Tanggal lahir : 21 februari 1944
Alamat : Jln. Nuri Lama lrg. 301 No. 6
Usia : 75 tahun 1 bulan 4 hari
Status : menikah
Riwayat penyakit : tekanan darah tinggi, dan diabetes
Keluhan : 1. Rabun
2. Sakit pada persendian lutut
Aktivitas : sangat ringan
B. Profil keluarga
Jumlah anak : 3 orang (2 wanita, 1 pria)
Jumlah cucu : 7 orang
Tingkat ekonomi : mampu
Perumahan : rumah permanen
C. Status gizi (LILA)
BB : 55,8 kg
TB : 150,1 cm
LILA : 25,5
IMT : 24,76
D. Kebutuhan gizi
BBI = TB – 100 x 90%
= 150,1 x 90%
= 45,09 kg
BEE = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 55,8) + (1,8x 150,1) – (4,7 x 75)
= 655 + 535,68 + 270,18- 352,5
= 1108,36 kkal x Aktivitas
= 1108,36 x 1,55
= 1717,97 – 500
= 1217,95 kkal
Protein = 15% x 1217,95/4 = 45,67 gr
Lemak = 20% x 1217,95/9 = 27,06 gr
Karbohidrat = 65% x 1217,95/4 = 197,91 gr
E. Tingkat asupan makanan
Recall hari pertama (I)

WAKT MEN BAHA BB E P L KH


U U N
08.00 Nasi Beras 10 360 6,8 0,7 78,9
kuning 0
Telur Telur 30 48,6 3,84 3,45 0,21
rebus ayam
Mi Mi 2 8,4 0,14 0,36 1,14
goreng
Sayur Labu 5 0,85 0,041 0,0065 0,195
bening siam
Teh Gula 5 19,7 0 0 4,7
manis pasir
Biskuit Roma 7 32,06 0,483 1,008 5,257
kelapa
13.00 Nasi Beras 30 108 2,04 0,21 23,67
putih
TelurTelur 30 48,6 3,84 3,45 0,21
dadarayam
Minyak 2,5 22,55 0 2,5 0
kelapa
16.00 Biskuit Roma 7 32,06 0,483 1,008 5,257
kelapa
19.00 Nasi Beras 30 108 2,04 0,21 23,67
putih
Ayam Daging 50 151 9,1 12,5 0
goreng ayam
(sayap)
Tepung 15 54,75 1,335 0,15 11,58
terigu
Minyak 5 45,1 0 5 0
kelapa
Panada Wortel 5 2,1 0,06 0,015 0,465
Tepung 15 54,75 1,335 0,15 11,58
terigu
Minyak 5 45,1 0 5 0
kelapa
TOTAL KONSUMSI 1141,6 31,53 35,717 166,83
2 7 5 4
KEBUTUHAN 1217,9 45,67 27,06 197,91
5
PERSENTASE KEBUTUHAN 93,732 69,05 131,99 84,297
4
//////////////////// Ca P Fe Vit. Vit. Vit Na K
// A B .C
//////////////////// 6 140 0,8 0 0,1 0 5 100
//
16,2 54 0,81 270 0,03 0 57 42,3
//////////////////// 0,28 0,26 0,016 0 0 0 0 0
//
0 0 0 0 0 0 0 0
//////////////////// 0,7 1,25 0,025 1 0 0,9 0 0
//
0,25 0,05 0,005 0 0 0 0 0,025
//////////////////// 0 0 0 0 0 0 0 0
//
1,8 42 0,24 0 0,03 0 1,5 30
//////////////////// 16,2 54 0,81 270 0,03 0 57 42,3
//
0 0 0 0 0 0 0 0
//////////////////// 0 0 0 0 0 0 0 0
//
1,8 42 0,24 0 0,03 0 1,5 30
//////////////////// 7 100 0,75 405 0,05 0 0 0
//
2,4 15,9 0,18 0 0,01 0 0,3 60
5
//////////////////// 0 0 0 0 0 0 0 0
//
1,95 1,85 0,04 0 0,00 0,3 3,5 12,25
5
//////////////////// 2,4 15,9 0,18 0 0,01 0 0,3 60
// 5
0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 56,9 467,2 4,096 946 0,30 1,3 126, 376,87
KONSUMSI 8 1 5 1 5
KEBUTUHA 1000 700 12 500 1 75 1200 2000
N
% 5,69 66,74 34,13 189, 30,5 1,6 10,5 18,843
KEBUTUHA 8 4 3 2
N

Recall hari kedua (II)

WAKT MENU BAHAN BB E P L KH


U
08.00 Nasi Beras 10 360 6,8 0,7 78,9
kuning 0
Telur Telur 30 48,6 3,84 3,45 0,21
rebus ayam
Mi Mi 2 8,4 0,14 0,36 1,14
goreng
Sayur Labu 5 0,85 0,041 0,006 0,195
bening siam 5
Teh Gula 5 19,7 0 0 4,7
manis pasir
13.00 Nasi Beras 30 108 2,04 0,21 23,67
putih
Telur Telur 30 48,6 3,84 3,45 0,21
dadar ayam
Minyak 2,5 22,55 0 2,5 0
kelapa
16.00 Buah Rambuta 7 32,06 0,483 1,008 5,257
n
20.00 Nasi Beras 30 108 2,04 0,21 23,67
putih
Indomi Indomie 50 150 3,5 5 23
e
Telur
Telur 30 48,6 3,84 3,45 0,21
dadar
ayam
Minyak 2,5 22,55 0 2,5 0
kelapa
Teh Gula 5 19,7 0 0 4,7
manis pasir
TOTAL KONSUMSI 997,61 26,56 22,84 165,86
4 4 2
KEBUTUHAN 1217,9 45,67 27,06 197,91
5
PERSENTASE KEBUTUHAN 81,90 58,16 84,41 83,80

///////////////////// Ca P Fe Vit. Vit. Vit. Na K


/ A B C
///////////////////// 6 140 0,8 0 0,1 0 5 100
/
16,2 54 0,81 270 0,03 0 57 42,3
///////////////////// 0,28 0,26 0,01 0 0 0 0 0
/ 6
0 0 0 0 0 0 0 0
///////////////////// 0,7 1,25 0,02 1 0 0,9 0 0
/ 5
0 0 0 0 0 0 0 0
///////////////////// 1,8 42 0,24 0 0,03 0 1,5 30
/
16,2 54 0,81 270 0,03 0 57 42,3
///////////////////// 0 0 0 0 0 0 0 0
/
1,12 1,12 0,03 0 0 4,0 0 0
5 6
///////////////////// 1,8 42 0,24 0 0,03 0 1,5 30
/
7 6,5 0,4 0 0 0 0 0
///////////////////// 16,2 54 0,81 270 00,0 0 57 42,3
/ 3
0 0 0 0 0 0 0 0
///////////////////// 0 0 0 0 0 0 0 0
/
TOTAL 67,3 395,1 4,18 811 0,25 4,9 179 286,
KONSUMSI 3 6 6 9
KEBUTUHA 100 700 12 500 1 75 1200 2000
N 0
% 6,73 56,44 34,8 162, 25 6,6 14,9 14,3
KEBUTUHA 8 2 1 1 4
N

F. Frekuensi makan makanan sumber Vitamin A, Zinc, Zat Besi, Iodium dan
Kalsium
Lebih 1x sehari

1x sehari

3-6 x sepekan

1-2 x sepekan

Kurang 1 x sepekan

Tidak pernah

Bahan Makanan

Sumber Vit. A Ubi jalar merah Ѵ


Wortel Ѵ
Semangka Ѵ
Kuning telur ayam Ѵ
Kacang hijau Ѵ
Ѵ
Pisang raja masak
Sumber Zink Daging Ѵ
Ayam Ѵ
Ikan Ѵ
Susu Ѵ
Ѵ
Gandum sereal
Sumber Fe Bayam Ѵ
Daging Ѵ
Hati Ѵ
Ayam Ѵ
Kacang kering Ѵ
Ѵ
Kuning telur
Sumber Iodium Produk susu Ѵ
Seafood Ѵ
Garam beriodium Ѵ
Sumber Kalsium Keju Ѵ
Susu Ѵ
Yogurt Ѵ
Salmon Ѵ
PEMBAHASAN

Pertambahan usia melemahkan seluruh sistem yang bekerja di


dalam tubuh. Secara tidak langsung, pertambahan usia juga menurunkan
kapasitas antioksidan yang tersedia di dalam tubuh. Karena itu,
pertambahan usia membuat seseorang rentan terhadap berbagai pernyakit.
Faktor usia menjadi pembatas untuk memasok nutrisi yang
memadai dari makanan. Kinerja pencernaan makanan di tubuh manula
yang tidak lagi efektif, menyebabkan kecukupan nutrisi yang dibutuhkan
tubuh tidak terpenuhi.
Berdasarkan hasil recall 2 hari kelompok kami dapat diketahui
asupan gizi makro dan mikro ibu Jw tidak seimbang. Hal tersebut
dikarenakan kurangnya nafsu makan ibu dan kemampuan untuk mengolah
bahan makanan. Seiring bertambahnya usia pun juga mempengaruhi
kemampuan indra pengecap dan semangat dalam mengolah bahan
makanan.
Apabila seseorang kurang mengonsumsi zat gizi makro, tentunya
juga asupan zat gizi mikro akan berkurang. Dilihat dari hasil recall selama
2 hari, zat gizi mikro tidak pernah mencapai persentase kebutuhan yaitu
90-110%, kecuali pada Vitamin A yang selalu lebih dari 150% dari
kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh seringnya mengonsumsi telur tiap kali
makan, yang dimana telur merupakan bahan makanan yang mengandung
vitamin A yang cukup tinggi. Walau demikian, rabun mata yang dialami
ibu Jw tidak mampu diatasi sepenuhnya oleh asupan karena saat usia
beranjak semakin tua, kemampuan lensa mata menjadi kurang lentur
sehingga lensa tidak lagi dapat berubah bentuk agar fokus pada gambar
yang dekat sehingga membuat gambar terlihat tidak fokus.
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang dialami ibu Jw salah satu
faktornya karena ibu dari ibu Jw pun mengalami penyakit yang sama.
Berdasarkan hasil recall asupan energi dan karbohidrat tidak melebihi
ambang batas persentase kebutuhan, oleh karena itu kami menyimpulkan
penyakit DM yang diderita disebabkan oleh 2 faktor, yaitu penyakit
bawaan/degeneratif dan aktivitas yang sangat kurang sehingga terjadi
penimbunan kalori di dalam tubuh.
Adapun riwayat penyakit lainnya yang diderita yaitu hipertensi.
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan
sistolik yang intermiten atau menetap. Insiden hipertensi meningkat
seiring bertambahnya usia (Stockslager, 2008). HT yang dialami ibu Jw
merupakan akibat dari berat badan lebih, overthinking/banyak fikir dan
pengaruh dari penyakit lainnya yaitu DM.

Pada tubuh manusia, beban berat badan terutama ditanggung oleh


tulang-tulang belakang daerah punggung bawah, sendi panggul/pinggul,
sendi lutut, sendi pergelangan kaki dan tulang tumit. Sendi lutut pun
termasuk salah satu sendi yang sering menanggung atau menahan beban
berat badan, terutama pada saat berdiri, saat akan duduk, saat akan bangun
dari duduk, berjongkok, dan sebagainya. Oleh larena itu, apa yang dialami
oleh ibu Jw merupakan akibat dari beratnya sendi menanggung kelebihan
berat badan karena adanya beban atau tekanan oleh sendi lutut. Selain
daripada itu pengapuran (Osteoarthritis, sering disingkat OA), penyebab
tersering dari keluhan sakit lutut, merupakan penyakit yang berkaitan
dengan proses penuaan. Semakin tua seseorang maka tulang akan semain
rapuh dan mengalami penyusutan. Namun yang perlu diketahui bahwa OA
tidak ada hubungannya dengan defisinsi Ca, hal ini dikutip dalam edukasi
kesehatan di RS Pondok Indah oleh dr. L. Andre Pontoh, Sp. OT (K),
spesialis beda Orthopedih Center (JKOSC) mengatakan bahwa “Ca itu
hubungannya dengan osteoporosis. Kalau pengapuran sendi lutut atau OA
tidak berhubungan.”.
KESIMPULAN
1. Mikronutrien (zat gizi mikro) adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah sedikit, namun mempunyai peran yang sangat
penting dalam pembentukan hormon, aktivitas  enzim serta mengatur
fungsi sistem imun dan sistem reproduksi. Yang termasuk
mikronutrien adalah vitamin (baik yang larut air maupun larut lemak)
dan mineral.
2. Penyakit yang dialami oleh ibu Jw akibat pola makan yang tidak
seimbang yang sudah berlangsung cukup lama. Sehingga pada usia
senja barulah timbul berbagai penyakit. Selain daripada itu juga
dipengaruhi oleh aktivitas yang kurang.
3.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/mengenal-lebih-jauh-presbiopi-gangguan-mata-tua

https://www.academia.edu/22195156/HIPERTENSI_PADA_LANSIA

https://www.kompasiana.com/dr.kosasi/5529a48c6ea834b133552d2a/sakit-lutut-asam-urat-
atau-rematik-atau-apa#

https://www.medcom.id/rona/kesehatan/nbwJxqDN-kurang-kalsium-bukan-penyebab-
pengapuran-sendi-lutut
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai