NCP
NCP
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Sampai saat ini masalah gizi pada balita masih merupakan tantangan yang harus diatasi
dengan serius, diantaranya masalah gizi kurang dan buruk serta balita pendek. Menurut
UNICEF (1990), terdapat dua factor penyebab utama kurang gizi pada balita
yaitu:1)Penyebab langsung, factor penyebab utama kurang gizi pada balita disebabkan
kurangnya asupan makanan bergizi dalam tubuh balita baik secara kualitas dan kuantitas.
Selain itu, adanya infeksi penyakit yang menyertai seringkali juga merupakan penyebab
yang sangatberpengaruhterhadapkeadaankesehatandangizibalita, 2) Penyebab tidak
langsung, faktor yang bukan penyebab utama terjadinya kurang gizi pada balita namun dapat
berpengaruh seperti pola asuh, ketersediaan pangan dalam keluarga serta pelayanan
kesehatan individu dan sanitasi lingkungan.
Dampak masalah gizi pada usia dini tidak saja berakibat terganggunya pertumbuhan dan
perkembangan anak seperti meningkatnya kematian balita, kecerdasan yang rendah,
keterbelakangan mental, ketidakmampuan berprestasi, produktivitas yang rendah di mana
mengakibatkan yang rendahnyakualitassumberdayamanusia (SDM) (Dep.Kes, 2009).
Gizi kurus merupakan masalah gizi yang sifatnya akut, sebagai akibat dari peristiwa yang
terjadi dalam waktu yang tidak lama seperti kekurangan asupan makanan. Dampak gizi
kurus pada balita dapat menurunkan kecerdasan, produktifitas, kreatifitas, dan sangat
berpengaruh pada kualitas SDM. Tingginya prevalensi gizi kurang dan buruk pada balita
dipengaruhi oleh tiga factor utama yaitu buruknya kualitas dari kuantitas konsumsi pangan
sebagai akibat masih rendahnya ketahanan pangan keluarga, buruknya pola asuh dan
rendahnya akses pada fasilitas kesehatan (Hendrayati. dkk, 2013).
Salah satu faktor yang berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan itu adalah status
gizi baik. Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas tumbuh
kembang seseorang yang pada akhirnya berpengaruh terhada pkualitas sumber daya manusia
(SDM). Status gizi masyarakat sering digambarkan dengan besaran masalah gizi pada
kelompok anak balita yang merupakan kelompok yang rawan gizi (Adriani, dkk, 2012).
Penilaian status gizi yang dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan berat badan
menurut panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang
menggambarkan perolehan gizi kurus (Depkes RI, 2013).
Perlu upaya pemecahan masalah pada balita dengan status gizi kurang dan sangat kurang.
Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan intervensi berupa peningkatan berat badan,
peningkatan asupan, peningkatan jenis konsumsi makanan dan sebagainya.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat
dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi
terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi,
kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Balita pendek (stunted) dan
sangat pendek (severely stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi
badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS
(Multicentre Growth Reference Study) 2006. Sedangkan definisi stunting menurut
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari
-2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted). Di Indonesia,
sekitar 37% (hampir 9 Juta) anak balita mengalami stunting (Riset Kesehatan Dasar/
Riskesdas 2013) dan di seluruh dunia, Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting
kelima terbesar. Balita/Baduta (Bayi dibawah usia Dua Tahun) yang mengalami stunting
akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak menjadi lebih rentan
terhadap penyakit dan di masa depan dapat beresiko pada menurunnya tingkat produktivitas.
Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan.
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang
kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi
badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari
WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor
seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya
asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan
dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemecahan masalah yang tepat pada balita kurus
2. Untuk memperbaiki asupan makanan yang dikonsumsi anak tersebut
3. Untuk meningkatkan berat badan anak tersebut mencapai normal.
A. Hasil
I. Identitas Subyek
• Imunisasi : Lengkap
(2,6 x 2) + 8 = 13,2
P: 15 % x 1346.4 / 4 = 50,49 gr
L: 25 % x 1346.4 / 9 = 37,4 gr
Bahan
Waktu Menu BB BK BDD E P L KH
makanan
Pagi nasi putih beras 50 50 100 180 3.4 0.35 39.45
33.3333
telur goreng telur ayam 30 90 48.6 3.84 3.45 0.21
3
minyak
21.75 0.025 2.45 0
goreng 2.5 2.5 100
Jumlah 250.35 7.265 6.25 39.66
Siang nasi putih beras giling 50 50 100 180 3.4 0.35 39.45
tumis labu 23.5294
3.8 0.16 0.02 0.9
siam kunyit labu siam 20 1 85
minyak
21.75 0.025 2.45 0
goreng 2.5 2.5 100
ikan goreng 20.8333
10 1.88 0.22 0
selar ikan selar 10 3 48
minyak
21.75 0.025 2.45 0
goreng 2.5 2.5 100
Jumlah 237.3 5.49 5.49 40.35
Malam nasi putih beras giling 60 60 100 216 4.08 0.42 47.34
tempe saus
29.8 3.66 0.8 2.54
tomat tempe 20 20 100
minyak
21.75 0.025 2.45 0
goreng 2.5 2.5 100
tomat 6 6.31578 95 1.2 0.06 0.018 0.252
9
tumis labu 23.5294
3.8 0.16 0.02 0.9
siam kunyit labu siam 20 1 85
minyak
21.75 0.025 2.45 0
goreng 2.5 2.5 100
Jumlah 294.3 8.01 6.158 51.032
Tot. zat gizi 781.95 20.765 17.898 131.042
rata-rata hari 1&2 770.07 22.74 19.2 124.98
kebutuhan 1346.4 50.49 37.4 201.96
45.0386
% 57.19474 2 51.3369 61.88354
V. AsupanZatGizi
Intsalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietesien Indonesia. 2010.
Penuntun Diet. PT Gramedia PustakaUtama: Jakarta
Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang. 2014. Buku Pedoman Praktis
Diagnosa Gizi Dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar. Malang
http://www.tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/Buku%20Ringkasan%20Stunting.pdf
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/Buletin-Stunting-
2018.pdf
LAPORAN HASIL PRAKTEK
OLEH :
TRELVANIA PALINGGI
PO714231161076
DIV B
JURUSAN GIZI
2019