Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“MANAJEMEN TEKANAN DARAH TINGGI/ HIPERTENSI DI RUMAH”

OLEH :
AFRILITA PUTRI YUZA, A.Md.Kep
RISKA MAYANTI, Amd.Keb

PROGRAM LANSIA
PUSKESMAS SIGAPOKNA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik Penyuluhan : Manajemen Tekanan Darah Tinggi/ Hipertensi di Rumah
Sasaran : Lansia di dusun Sikuran dan Pilionan Desa Sigapokna
Tempat : Aula Kantor Desa
Hari/Tanggal : Sabtu/ 21 Desember 2019
Waktu : 09.00 – 09.30 WIB
Alokasi Waktu : 30 menit
Presentator : Afrilita Putri Yuza, A.Md.Kep
Metode : Ceramah dan diskusi

A. Latar belakang
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di dalam arteri. Batas normal tekanan darah adalah 120/80 mmHg. Seseorang
dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg (Iskandar,
2010). Hipertensi dapat meningkatkan resiko serangan jantung, gagal jantung, stroke dan
gagal ginjal (Adib, 2009).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes (2013),


menyebutkan bahwa hipertensi adalah penyakit nomor satu di Indonesia, yakni mencapai
25,6% dan sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi. Prevalensi
hipertensi berdasarkan terdiagnosis tenaga kesehatan dan pengukuran terlihat meningkat
dengan bertambahnya umur. Untuk provinsi Sumatera Barat hipertensi mencapai 22,6%
(Riskesdas, 2013).

Meskipun hipertensi primer belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun data-
data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan darah (Gunawan, 2007). Faktor resiko tersebut ada yang tidak bisa
dimodifikasi, antara lain riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, dan etnis serta faktor-
faktor resiko yang dapat diminimalisir seperti stress, berat badan, penggunaan kontrasepsi
oral pada wanita, kebiasaan merokok, dan asupan garam berlebihan (Nurrahmani, 2012)

Hipertensi biasanya bersifat asimptomatik, tetapi memiliki angka mordibitas dan


mortalitas yang relatif tinggi. Tekanan darah makin tinggi, makin beresiko terkena
Coronary Disease, Congestive Heart Failure (CHF), stroke dan kidney disease. Hipertensi
juga dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi yang dapat mengenai suatu target
organ, misalnya stroke dan penyakit jantung koroner (Borzecki, Kader & Berlowitz, 2010).

Kematian akibat kardiovaskuler secara global adalah sekitar 17 juta kematian per
tahun dan dari jumlah tersebut sekitar 9,4 juta kematian di seluruh dunia per tahun
disebabkan oleh komplikasi akibat hipertensi. Hipertensi bertanggungjawab untuk
setidaknya 45% kematian akibat penyakit jantung dan 51% akibat stroke. Pada tahun
2008, di seluruh dunia sekitar 40% dari total orang dewasa berusia 25 tahun ke atas teah
didiagnosis dengan hipertensi. Kondisi tersebut meningkat dari 600 juta orang pada tahun
1980 menjadi satu miliar orang pada tahun 2008 (WHO, 2013)..
B. Tujuan instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan peserta mampu mengetahui dan memahami tentang
manajemen tekanan darah tinggi/ hipertensi di rumah
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan ini diharapkan peserta akan mampu:
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Menjelaskan klasifikasi hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
d. Menjelaskan penyebab hipertensi
e. Menjelaskan akibat hipertensi
f. Cara penatalaksanaan hipertensi

C. Setting Tempat

Keterangan:
: Moderator : Peserta
: Penyaji : Media
: Observer : Fasilitator

D. Materi Penyuluhan
Terlampir
E. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode


Pembukaan 3 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan dan
3. Menjelaskan topik, tujuan memperhatikan Tanya
penyuluhan 3. Mendengarkan dan Jawab
4. Kontrak waktu dan bahasa memperhatikan

Penyajian 20 menit 1. Menggali pengetahuan peserta 1. Menjawab Ceramah


tentang hipertensi pertanyaan dan dan
2. Menjelaskan materi: memperhatikan Tanya
a. pengertian hipertensi 2. Memperhatikan Jawab
b. klasifikasi hipertensi
c. tanda dan gejala
d. penyebab hipertensi
e. akibat hipertensi
f. penatalaksanaan hipertensi
3. Memberikan kesempatan 3. Mengajukan
peserta untuk bertanya pertanyaan
4. Memberikan kesempatan 4. Mengemukakan
peserta lain untuk menjawab pendapat
5. Memberikan reinforcement 5. Mendengarkan

Penutup 7 menit a. Bersama peserta a. Bersama-sama Tanya


menyimpulkan atau menyimpulkan Jawab
merangkum kembali apa
yang telah disampaikan
b. Menjawab
b. Mengevaluasi pengetahuan
pertanyaan
peserta tentang materi yang
telah disampaikan
c. Memperhatikan
c. Melakukan terminasi
d. Menjawab salam
d. Memberi salam untuk
menutup pertemuan
F. Evaluasi
No Kriteria Evaluasi Ya Tidak
1. Evaluasi Struktur :
a. Peserta hadir di tempat pelaksanaan pada waktu
yang telah ditentukan
b. Alat dan media sesuai dengan rencana
c. Persiapan telah dilakukan minimal sehari
sebelum pelaksanaan penyuluhan
2. Evaluasi Proses :
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 4 orang
b. Media yang digunakan adalah lembar balik
c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
d. Presentator diharapkan menguasai materi
dengan baik
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan
saat kegiatan penyuluhan berlangsung
f. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti
kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan
50% peserta mampu menyebutkan :
a. pengertian hipertensi
b. klasifikasi hipertensi
c. tanda dan gejala hipertensi
d. penyebab hipertensi
e. akibat hipertensi
f. penatalaksanaan hipertensi
MATERI PENYULUHAN
MANAJEMEN TEKANAN DARAH TINGGI/ HIPERTENSI DI RUMAH

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di dalam arteri. Batas normal tekanan darah adalah 120/80 mmHg. Seseorang
dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90mmHg (Khairul
Anam, 2016).

B. Klasifikasi Hipertensi
1. Stadium 1 ( Hipertensi Ringan)
Sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg
2. Stadium 2 (Hipertensi Sedang)
Sistolik 160-179 mmHg dan diastolik 100-109 mmHg
3. Stadium 3 (Hipertensi Berat)
Sistolik 180-209 mmHg dan diastolik 110 - 119 mmHg
4. Stadium 4 (Hipertensi Maligna)
Sistolik 210 mmHg atau lebih dan diastolik 120 mmHg atau lebih

C. Tanda dan gejala hipertensi


Menurut Corwin (2009), sebagian besar manifestasi klinis terjadi setelah mengalami
hipertensi bertahun-tahun dan berupa :
a. Sakit kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium.

b. Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina.

c. Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.

d. Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.

e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

D. Penyebab Hipertensi
1. Genetik/Keturunan

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga tersebut
mempunyai resiko menderita hipertensi. Individu yang memiliki orang tua dengan
hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi
daripada individu yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.

2. Usia

Kejadian hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia. Individu yang


berumur di atas 60 tahun, 50-60 %-nya mempunyai tekanan darah lebih besar atau
sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi
pada orang yang bertambah usianya.

3. Jenis Kelamin

Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi menderita hipertensi lebih awal. Laki-laki juga
mempunyai risiko lebih besar terhadap morbiditas dan mortalitas beberapa penyakit
kardiovaskuler. Sedangkan untuk usia di atas 50 tahun, hipertensi lebih banyak
terjadi pada perempuan.

4. Stress

Stress meningkatkan retensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga
akan merangsang aktifitas saraf simpatik (Nurrahmani,2012).

5. Berat badan

Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat badan dan


tekanan darah, baik pada pasien hipertensi maupun normotensi. Obesitas terutama
pada tubuh bagian atas dengan peningkatan jumlah lemak pada bagian perut akan
meningkatkan resiko tekanan darah tinggi (Nurrahmani, 2012).

6. Kebiasaan merokok

Penelitian terakhir menyatakan merokok menjadi salah satu faktor hipertensi yang
dapat dicegah. Merokok meningkatkan tekanan darah melalui mekanisme pelepasan
Norepinefrin dari ujung-ujung saraf adrenergik yang dipicu oleh nikotin. Risiko
merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap perhari, tidak tergantung pada
lamanya merokok (Nurrahmani, 2012).

7. Asupan garam berlebihan

Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan


volume plasma, curah jantung dan tekanan darah perifer tanpa diikuti peningkatan
ekskresi garam, disamping pengaruh faktor-faktor lainnya. Pada individu yang diberi
garam berlebihan dalam waktu yang pendek akan didapatkan peningkatan tahan
perifer (TPR), sedangkan pengurangan garam ke tingkat 60-90 mmol/hari akan
menurunkan tekanan darah pada kebanyakan orang (Nurrahmani, 2012).

8. Asupan tinggi lemak dan penguat rasa makanan

Kandungan makanan cepat saji (junkfood) banyak mengandung lemak dan tingginya
kadar garam dapur dan penguat rasa seperti MSG atau vetsin memperoleh
monosodium atau natrium ion yang berasal dari MSG. Kedua unsur ini adalah salah
satu pencetus terjadinya hipertensi (Adib, 2009).

E. Akibat Hipertensi
Menurut Corwin (2009), komplikasi/akibat lanjut hipertensi antara lain :

a. Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang
terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi
pada hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi
dan penebalan, sehingga aliran darah ke area otak yang diperdarahi berkurang. Arteri
otak yang mengalami aterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma.

b. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardum atau apabila terbentuk trombus yang
menghambat aliran darah melewati pembuluh darah. Pada hipertensi kronis dan
hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardum mungkin tidak dapat dipenuhi
dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga
hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi
ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan risiko
pembentukan bekuan.

c. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan darah tinggi
pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah ke unit
fungsional ginjal, yaitu nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik
dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerulus, protein akan keluar melalui
urine sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema,
yang sering dijumpai pada hipertensi kronis.

d. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama pada hipertensi maligna


(hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi pada
kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke
ruang interstisial di seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps
dan terjadi koma serta kematian.

F. Penatalaksanaan Hipertensi dengan “PATUH”


P = Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
A = Atasi penyakit dengan pengobatam yang tepat dan teratur
T = Tetap diet dengan gizi seimbang
U = Upaya aktifitas fisik dengan aman
H = Hindari asap rokok, alkohol dan asap karsinogenik lainnya

Anda mungkin juga menyukai