Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN CURETASE ABORTUR INKOMPLIT

Untuk Memenuhi tugas


Praktik Klinik Maternitas

Oleh :

NAMA : DEA NATASYA WANDA FRANSISKA


NIM : P17230203083
KELAS : TK-2B

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGAM STUDI D-III KEPERAWATAN BLITAR
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan ini telah diresponsi dan disetujui pembimbing


pada:

Hari :
Tanggal :
Judul : Asuhan Keperawatan Pasien Curetase Abortus Inkomplit

Pembimbing Institusi Pembimbing Ruangan

Surachmindari,SST.,M.Pd Ira Yulianti,Amd.Keb

NIP NIP

LAPORAN PENDAHULUAN
Asuhan Keperawatan Pasien Maternitas dengan gangguan rasa Nyeri dan Kenyamanan :
Nyeri Akut.

BAB I
TINJAUAN TEORI
1.1 DEFINISI
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup diluar
kandungan (Nugroho, 2012).
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup diluar
Rahim, jika beratnya kurang dari 500gr, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu
karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang
mengalami abortus, hamper selalu didahului dengan matinya janin dalam Rahim
( Manuaba, 2007:683)
Abortus inlomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil
konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikal yang tertinggal pada
desidua atau plasenta ( Ai Yeyeh,2010 )
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Reproduksi manusia
relative tidak efisien, dan abortus adalah komplikasi tersering pada kehamilan, dengan
kejadian keseluruhan 15% dari kehamilan yang ditemukan. Namun angka kejadian
abortus sangat tergantung kepada riwayat obstetri terdahulu, dimana kejadiannya lebih
tinggi pada wanita yang mengalami keguguran daripada pada wanita yang hamil dan
berakhir dengan kelahiran hidup ( Manuaba,2007:683 ).
Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus. Pada
pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum
uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium. Pada USG didapatkan
endometrium yang tipis dan irregular ( Dr. M. Hakim, Phd, keadaan darurat ginekologi
umum )
Abortus inkomplitus yaitu pengeluaran produk konsepsi secara spontan sebelum
minggu ke 24 kehamilan ( lebih sering terjadi minggu ke 8-12, lebih jarang trimester II
karena mungkin etiologinya berbeda ) ( Dr. M. Hakim, Phd, keadaan darurat ginekologi
umum ).
1.2 ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi beberapa faktor
yang berpengaruh adalah :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan
cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan, gangguan
pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena :
a. Faktor kromosom : gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom,
termasuk kromosom seks.
b. Faktor lingkungan endometrium.
Endometrium belum siap untuk menerima implasi hasil konsepsi, Gizi ibu
kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
2. Pengaruh luar
a. Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima konsepsi.
b. Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan
hasil konsepsi terganggu.
3. Kelainan pada plasenta
a. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak
berfungsi.
b. Gangguan pembuluh darah plasenta, diantaranya pada diabetes mellitus.
c. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga
menimbulkan keguguran.
4. Penyakit Ibu. Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan
janin dalam kandungan melalui plasenta :
a. Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdomalis, malaria, sifilis.
b. Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi
retroplasenter.
c. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati,
penyakit diabetes mellitus
5. Kelainan yang terdapat dalam Rahim
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal
dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviks
inkompeten, bekas operasi pada serviks ( konisasi, amputasi serviks ) robekan
serviks post partum.
6. Faktor antibody autoimun, terutama :
Antibody antiphosfolipid :
a. Menimbulkan thrombosis, infrakplasenta, perdarahan
b. Gangguan sirkulasi dan nutrisi menuju janin dan diikuti abortus.
c. Antibody anticardiolipin, dalam lupus anticoagulant ( LAC ).
d. Menghalangi terbentuknya jantung janin sehingga akan menyebabkan abortus.
1.3 PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basaliskemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebutmenyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya, sehinggamerupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang
dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villikorialis
belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilanantara 8 sampai 14
minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam,sehingga umumnya plasenta tidak
dilepaskan sempurna yang dapatmenyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan
14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin,
disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasentasegera
terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam
bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada
kalanya kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang
jelas dan mungkin pula janin telah matilama. Apabila mudigah yang mati tidak
dikeluarkan dalam waktu yangcepat maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan
darah, isi uterusdinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apaila
pigmendarah telah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi sehinggasemuanya
tampak seperti daging. Bentuk lain adalahmola tuberose, dalamhal ini amnion tampak
berbenjol – benjol karena terjadi hematoma antaraamnion dan korion.
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapatterjadi proses
mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairanamnion berkurang maka ia
jadi gepeng ( fetus kompressus). Dalam tingkatlebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas
perkamen ( fetus papiraseus).
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera dikeluarkan adalah
terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar
karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah – merahan dan dapat
menyebabkan infeksi pada ibu apabila perdarahan yangterjadi sudah berlangsung lama.
(Prawirohardjo, 2005).
1.4 PATHPAY
1.5 KLASIFIKASI
Klasifikasi abortus digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Abortus spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan tidak didahuluifaktor-
faktor mekanis atau medisinalis, tetapi karena faktor alamiah.Aspek klinis abortus
spontaneus meliputi:
a. Abortus Imminens.
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahandari uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasilkonsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.Diagnosis abortus imminens
ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam pada paruh pertama
kehamilan. Yang pertama kalimuncul biasanya adalah perdarahan, dari
beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri
abortusmungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat
berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai perasaantertekan di
panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul digaris tengah suprapubis.
Kadang-kadang terjadi perdarahan ringanselama beberapa minggu.
b. bortus insipiens
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus padakehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteriyang meningkat tetapi
hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalamhal ini rasa mules menjadi lebih
sering dan kual perdarahan bertambah.
c. Abortus inkompletus
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilansebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.Apabila plasenta (seluruhnya
atau sebagian) tertahan di uterus,cepat atau lambat akan terjadi perdarahan
yang merupakan tandautama abortus inkompletus. Pada abortus yang lebih
lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehinggamenyebabkan
hipovolemia berat.
d. Abortus kompletus
Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudahdikeluarkan.
Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostiumuteri telah menutup, dan
uterus sudah banyak mengecil. Diagnosisdapat dipermudah apabila hasil
konsepsi dapat diperiksa dan dapatdinyatakan bahwa semuanya sudah keluar
dengan lengkap.
e. Abortus Servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterusdihalangi oleh
ostium uteri eksternum yang tidak membuka,sehingga semuanya terkumpul
dalam kanalis servikalis dan serviksuteri menjadi besar, kurang lebih bundar,
dengan dinding menipis.Pada pemeriksaan ditemukan serviks membesar dan di
atas ostiumuteri eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri atas dilatasi
serviksdengan busi Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsidari
kanalis servikalis.
f. Missed Abortion
Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20minggu, tetapi
janin yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8minggu atau lebih. Etiologi
missed abortion tidak diketahui, tetapididuga pengaruh hormone
progesterone. Pemakaian Hormone progesterone pada abortus imminens
mungkin juga dapatmenyebabkan missed abortion.
g. Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3kali atau lebih
berturut turut. Pada umumnya penderita tidak sukarmenjadi hamil, tetapi
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.

2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat) yaitu menghentikankehamilan


sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Padaumumnya dianggap bayi
belum dapat hidup diluar kandungan apabilakehamilan belum mencapai umur
28 minggu, atau berat badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus
bahwa bayi dibawah 1000gram dapat terus hidup. Abortus ini terbagi menjadi dua
yaitu :
a. Abortus medisinalis
(abortus therepeutika) adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan
alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu ( berdasarkan
indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuandua sampai tiga tim
dokter ahli
b. Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan – tindakan
yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
1.6 PENATALAKSANAAN MEDIS
Penanganan umum:
1. Kuretase dapat dilakukan untuk mengeluarkan sisa hasil konsepsidalam
uterus Sebelum dilakukan kuretase, biasanya pasien akandiberikan obat
anestesi (dibius) secara total dengan jangka waktusingkat, sekitar 2-3 jam.
Setelah pasien terbius, barulah proses kuretasedilakukan.Ketika melakukan kuret,
ada 2 pilihan alat bantu bagidokter. Pertama, sendok kuret dan
kanula/selang. Sendok kuret biasanya dipilih oleh dokter untuk mengeluarkan
janin yang usianyalebih dari 8 minggu karena pembersihannya bisa lebih
maksimal.Sedangkan sendok kanula lebih dipilih untuk mengeluarkan janin yang
berusia di bawah 8 minggu, sisa plasenta, atau kasus endometrium.Alatkuretase
baik sendok maupun selang dimasukkan ke dalam rahimlewat vagina. Bila
menggunakan sendok, dinding rahim akan dikerokdengan cara melingkar searah
jarum jam sampai bersih. Langkah iniharus dilakukan dengan saksama supaya
tak ada sisa jaringan yangtertinggal. Bila sudah berbunyi “krok -krok”
(beradunya sendok kuretdengan otot rahim) menunjukkan kuret hampir selesai.
Sedikit berbedadengan selang, bukan dikerok melainkan disedot secara
melingkarsearah jarum jam. Umumnya kuret memakan waktu sekitar 10-
15menit (Fajar, 2007).
2. .Lakukan penilaian awal untuk menentukan kondisi pasien (gawatdarurat,
komplikasi berat atau masih cukup stabil)
3. Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi pasien sebelummelakukan
tindakan lanjutan (yindakan medic atau rujukan)
4. Penilaian medic untuk menentukan kelaikan tindakan di fasilitaskesehatan
setempat atau dirujuk kerumah sakit.
a. Bila pasien syok atau kondisinya memburuk akibat perdarahanhebat segera
atasi komplikasi tersebut
b. Gunakan jarum infuse besar (16G atau lebih besar) dan berikantetesan cepat
(500 ml dalam 2 jam pertama) larutan garamfisiologis atau Ringer
Penatalaksanaan berdasarkan jenis abortus (abortus inkomplitus)
1. Bila disertai syok karena perdarahan segera pasang infuse dengancairan NaCl
fisiologis atau cairan Ringer Laktat, bila perlu disusuldengan transfuse darah
2. Setelah syok teratasi, lakukan kerokan
3. Pasca tindakan berikan injeksi metal ergometrin maleat intra muscularuntuk
mempertahankam kontraksi otot uterus
4. Perhatikan adanya tanda – tanda infeksi
5. Bila tak ada tanda – tanda infeksi berikan antibiotika prifilaksis(ampisilin 500
mg oral atau doksisiklin 100 mg)
6. Bila terjadi infeksi beri ampisilin I g dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam.
Penatalaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Melakukan vulva hygiene untuk mengurangi terjadinya infeksi padaarea vagina
minimal 2x sehari
2. Menganjurkan pasien istirahat yang cukup
3. Menjelaskan kepada klien tentang penyebab abortus dan penagananterhadap
abortus
4. Monitor intake dan output cairan klien

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
Pengumpulan data pada tanggal 22 Februari 2022 pukul 17.00 WIB
Ruangan : Ruang Bersalin
No.Register : 05.35.81
Tanggal MRS : 23 Februari 2022 pukul 14.30 WIB
 Identitas Klien
Nama Ny. N, umur 41 tahun, suku Jawa, bangsa Indonesia, status menikah, agama Islam,
pendidikan terakhir SD, pekerjan ibu rumah tangga, alamat Sukorejo, Blitar. Identitas
penanggung jawab pasien suami Nama Tn. M, umur 41 tahun, pekerjaan swasta,
Sukorejo kota Blitar.
 Keluhan Utama
Klien tiba-tiba keluar darah dari vagina yang cukup banyak dan bergumpal, dan nyeri
perut pada bagian bawah.
 Riwayat Kesehatan/Penyakit sekarang
Klien datang ke RSK Budi Rahayu Blitar tanggal 22 Februari 2022 pukul 10.30 WIB
dengan G7 usia kehamilan 10 minggu. Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah skala
nyeri 4 (0-5), keluar darah dari vagina yang cukup banyak, badan terasa lemas.
Merasakan nyeri bawah perut sejak kemarin. Klien sudah pernah menjalani Abortus 2x,
Partus 4x. Ibu akan dilakukan kuretase pada 23 Februari 2022 14.30 WIB dan ditangani
oleh dr, Bambang.
 Riwayat Kesehatan/Penyakit dahulu
Klien tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi dan
penyakit yang mempengaruhi kehamilannya seperti hipertensi, diabetes mellitus.
 Riwayat Kesehatan/Penyakit keluarga
Keluarga klien memiliki riwayat Vertigo keluarga suami klien tidak ada yang pernah
mengalami abortus dan penyakit menular atau keturunan.
 Riwayat Menstruasi
- Menarchea : Umur 13 th
- Siklus : setiap 21-25 hari
- Jumlah : > 30 mililiter.
- Lamanya : 5 sampai 7 hari.
- Keteraturan : Kadang teratur kadang Tidak.
- Dismenorhea : Merasakan kram pada hari pertama dan kedua haid kadang terasa
nyeri dibagian pinggul.
- Masalah Khusus : -

 Riwayat Perkawinan
- Status Perkawinan : Kawin
- Jumlah Perkawinan ; 1 ( SATU )
- Lama Perkawinan : 20 tahun

 Riwayat KB
Klien mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan, lamanya
4,5 tahun.
 Pola Fungsi Kesehatn
- Pola Aktivitas
SMRS = Klien selama di rumah dapat melakukan aktivitas sebagai ibu rumah
tangga seperti mencuci, menyapu dan memasak.
MRS = Klien selama dirumah sakit hanya tiduran saja dan semua keperluan di
bantu sama anak dan petugas karena nyeri perut dan keluar darah dari vagina.
- Pola Nutrisi dan Metabolisme
SMRS = Klien selama dirumah, makan 3 kali sehari secara teratur, porsi sedang
dengan nasi, sayur, lauk pauk, minum air putih 7-8 gelas perhari, tidak minum jamu-
jamuan. Klien tidak ada pantangan makanan.
MRS = Klien selama dirumah sakit tidak mengalami penurunan nafsu makan,
minum air putih  6-7 gelas perhari. Mendapatkan diet dari RS TKTP, BB : 83 kg,
TB : 160 cm.
- Pola Eliminasi
SMRS = BAB : Klien selama dirumah buang air besar 1 kali sehari dengan
konsistensi lembek, warna coklat dan tidak ada keluhan saat buang air besar.
BAK : Klien selama dirumah buang air kecil 5-6 kali , warna kuning jernih, dan tidak
ada keluhan nyeri saat berkemih.
- e. Pola Tidur dan Istirahat
SMRS = Klien selama dirumah tidur siang 2 jam (13.00-15.00) dan tidur malam 7
jam (22.00-05.00).
MRS = klien tidak bisa tidur karena merasa tidak nyaman dan merasakan nyeri
bawah perut.
- Pola Hubungan Dan Peran
Klien mengatakan hubungan dengan suami dan keluarganya baik, terbukti saat
dirumah sakit selalu didampingi suami, anak dan keluarga. Klien dan keluarga
kooperatif dengan semua tindakan keperawatan.
 Pemeriksaan Fisik

a. Status Kesehatan Umum


Kesadaran : Kompos mentis
Suara bicara : Jelas
Pernafasan : Frekuensi : 20x/menit irama : Reguler
Suhu tubuh : 36,0°C
Nadi : 128 x/menit
Tekanan darah : 110/70 mmHg
GCS : 4-5-6
BB : 83 kg
TB : 160 cm
b. Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan, rambut bersih, berwarna hitam, tidak ada
nyeri tekan pada kepala.
c. Muka
Bentuk muka simetris, wajah tampak gelisah dan menyeringai kesakitan, dan tidak ada
odema pada wajah.
d. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan nadi carotis teraba.
e. Mata
Bentuk mata simetris, tidak ada odema, konjungtiva tidak anemis, sklera warna putih.
f. Telinga
Bentuk telinga simetris, telinga bersih,tidak terdapat serumen.
g. Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat sekret, lubang hidung bersih, tidak terdapat
pernapasan cuping hidung, dan tidak terdapat polip.
h. Mulut dan faring
Bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak terdapat gigi berlubang, dan tidak
terdapat stomatitis.
i. Dada
Bentuk dada simetris, bentuk payudara simetris, terdapat hiperpigmentasi pada areola
mamae, tidak terdapat nyeri tekan pada dada dan payudara tidak terdapat pembengkakan
pada payudara dan tidak ada suara nafas tambahan seperti ronchi dan wheezing.
j. Abdomen
Inspeksi :
Bentuk abdomen simetris, dan tidak terdapat bekas jahitan post operasi.
Palpasi :
Tinggi fundus uteri satu jari atas symphisis.
k. Genetalia
Mengeluarkan darah yang bergumpal berwarna merah ±50 cc pada saat kencing di kamar
mandi. Anus tidak terdapat haemoroid. Bentuk punggung simetris, tidak didapatkan
kifosis atau lordosis.
l. Ekstremitas
Terdapat keterbatasan gerak waktu berjalan aktivitas sehubungan
dengan nyeri/perut mulas dan adanya perdarahan.
m. Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit sedikit menurun , tidak ada nyeri tekan dan tidak
ada benjolan.
n. Pemeriksaan Penunjang
Test HIV dan test Kehamilan
o. Terapi/Pengobatan/Penatalaksanaan
Diit TKTP

Anda mungkin juga menyukai