Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BERFIKIR KRITIS

Disusun oleh :
ISHAK M. SUPU
KELAS C.KEP 2020
Prodi S1 Keperawatan
Tahun ajaran 2020/2021
Kata pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang,segala puji bagi Allah tuhan semesta alam.sehingga makalah dengan materi
eliminasi urine ini dapat selesai tanpa halangan.

Makalah ini dengan usaha yang maksimal dan juga berkat bantuan dari berbagai
pihak.pihak-pihak yang berkenan meluangkan waktu,tenaga dan pikirannya untuk
menyelesaikan makalah ini.oleh karena itu,kami sampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah meembantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Maka dari itu kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah yang
kami buat. Mungkin dari segi bahasa,susunan kalimat atau hal lain yang tidak kami
sadari.oleh karena itu kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai
sarana perbaikan makalah yang baik.

Gorontalo, juni 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
Katapengantar .............................................................................................................................
Daftar isi........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latarbelakang...............................................................................................................................
Rumusan masalah......................................................................................................
Tujuan............................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1.Pengertian berfikir kritis..................................................................................................
2.Latar belakang berfikir kritis...........................................................................
3.Karakteristik berfikir kritis
4.Cara berfikir kritis yang baik..............................................................
5.Model berfikir kritis
BAB III PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................................................
Saran.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu berpikir
dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis
dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggung jawabkan profesionalisme
dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide,
pengaruh, asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas (Bandman
dan Bandman, 1988)

Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis dalam setiap hari
atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan proses berpikir, oleh karena itu sangat penting
bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum. Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah
seseorang yang mempunyai keterampilan pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar,
mencari informasi, menggunakan alasan rasional, memprediksi, dan melakukan transformasi
pengetahuan. Pemikir kritis dalam keperawatan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam berpikir,
yaitu: yakin, kontekstual, perspektif, kreatif, fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka,
refleksi, inquisitiviness, dan perseverance.

Menurut Wilkinson (1992), karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan pada prinsipnya merupakan
suatu kesatuan dari berpikir (thinking), merasakan (feeling), dan melakukan (doing). Mengingat profesi
perawat merupakan profesi yang langsung berhadapan dengan nyawa manusia, maka dalam
menjalankan aktivitasnya, perawat menggunakan perpaduan antara thingking, feeling, dan doing secara
konprehensif dan bersinergi. Perawat menerapkan keterampilan berpikir dengan menggunakan
pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungannya, menangani perubahan yang berasal dari stresor
lingkungan, dan membuat keputusan penting.

2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan?

2. Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?

3. Apa karakteristik dari berpikir kritis?

4. Bagaimana cara berpikir kritis yang baik?

5. Apa sajalah model dari berpikir kritis?

3. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui cara berpikir kritis dalam keperawatan.

2. Untuk menyusun kriteria hasil untuk berpikir kritis dan evaluasi dalam keperawatan.

3. Rencana intervensi yang spesifik dan untuk melaksanakan berpikir kritis dalam menangani klien.

4. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan.


5. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.

BAB II

PEMBAHASAN

1 Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut
didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi. Berpikir bukan merupakan
sebuah proses statis; berpikir dapat berubah setiap hari- hari atau bahkan setiap jam. Karna berpikir
sangat dinamis (berubah secara konstan) dan karena semua tindakan keperawatan memerlukan
pemikiran, maka penting untuk memahami secara umum. Penting juga untuk memahami gaya dan pola
unik seseorang serta mengidentifikasi tentang apa yang membantu seseorang untuk dapat berpikir lebih
baik.

Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu berpikir
dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis
dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggung jawabkan profesionalisme
dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.

2. Latar Belakang Berpikir Kritis dalam Keperawatan

Saat perawat bertemu clien, perawat akan selalu menggunakan pemikiran. Misalnya, menggunakan
pemikiran untuk mengumpulkan data dan membuat kesimpulan. Setelah membu at kesimpulan perawat
akan menerapkan prblemsolving dengan melakukan sesuatu pemecahan masalah guna memenuhi
kebutuhan dasar klein. Penerapan berpikik kritis dalam proses keperawatan diintregrasikan dalam
tahap-tahap proses keperawatan dan digunakan untuk pengkajian rumusan diaknusis perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.

●Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis

Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi apa yang
dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang kesesuaian informasi,
dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap kondisi sakitnya.

Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian dan mengandung
dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap masalah kesehatan klien. Perhatian
terhadap masalah meliputi kemampuan perawat untuk mengatasi masalah secara mandiri, an perlunya
keterlibatan profesi lain dan bekerja sama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan klien
yang harus dirujuk ke tenaga kesehatan lain. Dengan demikian, berpikir kritis pada tahap pengkajian
meliputi kegiatan mengumpulkan data dan validasi.

Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan yang paling kritis,
karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional. Oleh karena itu, perlu dilatih
sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi masalah.

●Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan

Berpikir dalam perencanaan brarti menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil


untuk diharapkan. Selain itu juga memerlukan keterampilan guna mensintesis ilmu yang dimiliki untuk
memilih tindakan yang tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan di mana dan
bagaimana menolong klien berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit. Bekerja dengan klien
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang paling prioritas, begitu juga
mengembangkan tujuan perawatan dan bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.

●Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi

Berfikir kristis pada tahap implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam
menguji hipotesis, karena tindakan keperawatn adalah tindakan nyata yang menentukan tingkat
keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas khusus, yaitu asuhan keperawatan untuk
membantu mencapai tujuan dalam perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran
tentang apa yang harus dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi keperawatan itu
dilakukan.

●Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi

Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di mana perawat harus
dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan memutuskan apakah
tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi tentang respons klien setelah
beberapa tindakan keperawatan dilakukan. Bekerja sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan
keperawatan adalah sangat penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan model konsep total recall.

3. Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan

Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.

Konseptualisasi

Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Dan konseptualisasi merupakan
pemikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan di dalam
otak.

Rasional dan Beralasan (reasonable)


Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta atau
fenomena nyata.

Reflektif

Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir atau
mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya
berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian.

Bagian dari suatu sikap

Yaitu bagian dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang
dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain, dengan menjawab pertanyaan mengapa
bisa begitu dan bagaimana seharusnya.

Kemandirian Berpikir

Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima pemikiran dan keyakinan
orang lain, menganalisis semua isu, memutuskan secara benar, dan dapat dipercaya.

Berpikir Kritis Adalah Berpikir Kreatif

Maksudnya yaitu selalu menggunakan ketrampilan intelektualnya untuk mencipta berdasarkan suatu
pemikiran yang baru dan dihasilkan dari sintesis beberapa konsep.

Berpikir Adil dan Terbuka

Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan menjadi benar
dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan penuh kesabaran dan kemauan, kemudian hasilnya
disosialisasikan beserta argumentasi mengapa memilih dan memutuskan seperti itu.

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan

Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta sesuatu
pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.

4. Cara Berpikir Kritis Yang Baik

Mengenali Masalah ( Defining and dlarifying problem)

1. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.

2. Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.

3. Memilih informasi yang relevan.

4. Merumuskan /memformulasikan masalah.


Menilai informasi yang relevan

1. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.

2. Mengecek konsistensi.

3. Mengidentifikasi asumsi.

4. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.

5. Mengenali kemungkinan emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat.

6. Mengenali kemungkinan perbedaan informasi orientasi nilai dan ideologi.

Pemecahan Masalah / Penarikan kesimpulan

1. Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.

2. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan/pemecahan


masalah/kesimpulan yang diambil.

5. Model Berpikir Kritis

Dalam berpikir kritis terdapat beberapa model, yaitu:

Ingatan Total (T)

Berarti mengingat atau mempelajari beberapa fakta atau tempat dan bagaimana cara untuk
menemukannya ketika dibutuhkan. Fakta-fakta ini disimpan dalam ingatan atau pikiran, baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang. Memori merupakan suatu proses yang kompleks. Beberapa
orang dapat mengingat banyak fakta-fakta yang tampaknya asing tanpa berupaya keras, sementara
orang lain harus berupaya keras.

Kebiasan (H)

Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang sehingga menjadi sifat alami kedua.
Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang dapat diterima dalam melakukan segala hal. Kebiasaan
memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan tanpa harus memikirkan sebuah metode dari
setiap kali ia akan bertindak. Ada kebiasaan lain yang asal pemikirannya tidak jelas, ini adalah proses
intuitif. Intuisi sering dijelaskan sebagai sebuah reaksi dari dalam diri. Polanyi (1964) menjelaskan
fenomena serupa, yang disebut pengetahuan yang diam, yaitu langkah penemuan pengetahuan itu tidak
dapat diidentifikasikan.

Penyelidikan (I)

Penyelidikan adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan mempertanyakan isu yang mungkin
segera tampak dengan jelas. Apabila anda menggunakan tingkat pertanyaan ini dalam situasi sosial,
anda akan disebut terlalu memaksa. Penyelidikan termasuk menggali dan mempertanyakan segala hal
terutama asumsi pribadi seseorang dalam situasi tertentu. Penyelidikan berarti tidak menilai sesuatu
berdasarkan bentuk luarnya, mencari faktor-faktor yang kurang jelas, meragukan semua pesan pertama,
dan memeriksa segala sesuatu, walaupun hal tersebut tampak tidak bermakna.

Ide baru dan Kreativitas (N)

Ide baru dan Kreativitas merupakan model berpikir yang sangat khusus bagi anda. Ide baru dan
Kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan akar dari asuhan yang diindividualisasi
atau asuhan yang sesuai dengan spesifikasi klien. Banyak hal yang dipelajari perawat yang harus
digabungkan, disesuaikan, dan dikerjakan ulang untuk menyesuaikan dengan setiap situasi klien yang
unik.

Mengetahui Bagaimana Anda Berpikir (K)

Bagaimana anda berpikir adalah model T.H.I.N.K. yang terakhir, tetapi bukan tidak penting, berarti
berpikir tentang pemikiran seseorang. Berpikir tentang pemikiran disebut metakognisi sebuah kata yang
terdiri dari kata awalan, meta, yang berarti diantara atau ditengah-tengah dari, dan kognisi, yang berarti
proses mengetahui. Apabila anda berada ditengah-tengah proses mencari tahu, Anda akan mengetahui
bagaimana Anda berpikir. Mengetahui bagaimana anda berpikir tidak sesederhana seperti yang
terdengar. Sebagian besar kita hanya berpikir, kita tidak menghabiskan banyak waktu untuk
merenungkan bagaimana kita berpikir.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggungjawabkan
profesionalisme dan kualitas pelayan asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan pengujian
rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prisip, argumen, kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan
aktivitas.

Proses keperawatan yang didasarkan pada paradigma model adaptasi dari Roy dan PNI mempunyai
kerangka berpikir kritis yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara koherensi. Sakit
terjadi jika individu tidak mampu beradaptasi secara holistis dari stresor yang didapatkan. Intervensi
keperawatan bertujuan sebagai stimulus terhadap stres (sakit) yang berperan memperbaiki jenis koping
(cognator) individu melalui proses pembelajaran. Perbaikan respons cognator berpengaruh terhadap
sistem hormonal yang dirambatkan melalui mekanisme HPA-Aksis mempunyai efek terhadap respons
imunitas (Th) dalam Roy disebut regulator.

Saran

Demikian atas ulasan dari makalah ini untuk memperjelas dalam pembahasan Berpikir Kritis Dalam
Bidang Keperawatan. apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya dalam membuat makalah ini dapat
menghubungi penyusun, dan apabila ada kekurangan dari materi ini diharapkan pembaca dapat
membantu dalam memperbaiki makalah ini.Terima Kasih.

Daftar Pustaka

Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika.

Rubenfeld, M, Gaie. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis Kompetensi. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai