Anda di halaman 1dari 24

Beberapa Proses Pembuatan Baja

Sebagai orang yang menggunakan baja, mungkin selama ini kita hanya mengetahui hasil
akhirnya saja. Agar pengetahuan kita lebih lengkap, yuk ketahui bagaimana caranya pembuatan
material satu ini.

1. Proses Konvertor

Konvertor yang digunakan dalam proses ini dibuat dari sambungan paku keling ataupun las. Di
dalamnya, tersemat batu khusus yang bisa menahan panasnya api saat proses pembentukan baja
berlangsung.

Tahapan pembuatan baja menggunakan teknik ini dimulai dengan pemanasan bahan baku,
kemudian konvertor dimiringkan agar bahan baku yang dimasukkan tak lebih dari 1/8 volume
konvertor. Setelah itu, konvertor kembali ditegakkan.

Saat proses pengolahan berlangsung, tekanan udara berada pada kisaran 1,5 sampai 2 atm dan
dihembuskan ke area kompresor. Baru setelah 20 menit hingga 25 menit, konvertor
dijungkirbalikkan agar baja olahan bisa keluar dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.

2. Pengolahan Menggunakan Dapur Listrik

Tahap awal pembuatan baja adalah pemurnian. Terdapat dua opsi pemurnian, dasar dan lanjutan.
Pada proses pemurnian lanjutan, diperlukan dapur listrik. Tujuannya adalah untuk mengontrol
temperatur saat peleburan maupun memperkecil unsur-unsur campuran yang ada pada baja.

Pemurnian menggunakan dapur listrik dapat menghasilkan baja berkualitas tinggi. Biasanya,
dapur listrik yang digunakan berjenis busur listrik. Penggunaan dapur listrik berfungsi untuk
mempercepat proses pemanasan baja. Temperatur pada dapur listrik dapat dengan mudah diatur.
Dengan begitu, produsen dapat menghindari intervensi dari kotoran yang bisa merusak kualitas
bahan baja.

3. Proses Siemens Martin

Nama proses pembuatan baja ini merujuk pada perintisnya, yakni Siemens dan Martin. Mereka
mengolah baja dengan cara memanfaatkan suhu tinggi yang ada pada tungku kerja. Kapasitas
tungkunya sendiri mampu memuat bahan baku seberat 30 ton hingga 50 ton.

Proses peleburan baja baru terjadi ketika suhunya mencapai 3.000 derajat Celsius. Alhasil, besi
tua dan besi bekas pun dapat dimasukkan dan diolah menjadi baja berkualitas. Biasanya, jenis
besi yang dilebur menjadi baja itu berasal dari besi kelabu dan besi putih.

4. Proses BOF
BOF atau Basic Oxygen Furnace adalah proses pembuatan baja yang memanfaatkan oksigen
murni dan panas. Oksigen ditiupkan ke areal besi kasar sehingga bisa membakar habis kotoran
yang tersisa.

Dapur pengolahan baja pada proses BOF biasanya berdiameter 5 meter dan berkapasitas 35 ton
hingga 200 ton. Durasi pembuatan baja dengan proses ini memakan waktu sekitar 50 menit.
Selain itu, biaya operasional untuk peralatan maupun pengerjaannya juga jauh lebih murah
ketimbang proses lain.

5. Proses Dapur Kupola

Proses peleburan besi kasar kelabu ataupun besi bekas menjadi baja berkualitas terjadi dalam
dapur kupola. Bentuk dapur kupola menyerupai kubah yang dioperasikan secara berpasangan.
Proses dalam dapur kupola dimulai dengan cara memanaskan area kubah agar terhindar dari uap
air, sedangkan proses pemanasan besi hingga menjadi baja kurang lebih memakan waktu selama
15 jam lamanya.

Bagian kokas pada area dapur yang sudah menyala kemudian ditip menggunakan blower.
Setelah kokas terbakar, besi bekas dan kepingan baja dimasukkan ke dalamnya. Setelah kurang
lebih lima belas menit, baja telah menjadi cair dan dapat dikeluarkan untuk dibentuk sesuai
kebutuhan.

6. Proses Bassemer

Proses pembuatan baja menggunakan teknik ini hampir mirip dengan BOF. Hanya saja, proses
bassemer tidak memakai oksigen murni melainkan uap air. Teknik bassemer merupakan teknik
yang paling umum diterapkan, baik dalam industri menengah maupun industri dengan skala
besar.

Bermacam Baja Konstruksi Rumah

Baja Wide Flange (IWF)

Baja jenis ini merupakan jenis baja yang paling sering digunakan dalam dunia konstruksi. Baja
wide flange ini biasanya digunakan untuk konstruksi kolom jembatan, tiang pancang, bottom
chord member, kanopi, dan berbagai konstruksi bangunan lainnya.

Baja Kanal U (UNP)


Hampir sama dengan jebis baja wide flange, baja kanal U ini juga biasa digunakan dalam
konstruksi kolom jembatan. Meskipun sangat jarang digunakan karena lebih mudah mengalami
lekukan.

Baja CNP (Lipped Channel)

Jenis baja CNP ini paling sering digunakan dalam konstruksi yang lebih rumit, antara lain untuk
balok dudukan penutup, girts atau elemen yang digunakan untuk pegangan penutup dinding, dan
konstruksi lainnya. Baja CNP ini juga biasa disebut dengan kanal C, balok purlin, profil C.

Baja H-Beam

Baja H-Beam biasa digunakan dalam konstruksi kolom jembatan, tiang pancang, kanopi, dan
berbagai jenis konstruksi lainnya. Nama dari baja H-Beam ini adalah baja IWF, WF, UB.

Baja Siku

Jenis baja ini memiliki 2 macam, yakni baja siku biasa dan siku berlubang. Ukuran yang dimiliki
pun  antara 50 mm sampai 250 mm. tipe baja jenis ini pun juga bermacam-macam, yakni tipe
equal angel dan unequal angel sedangkan jenis baja siku lubang biasanya digunakan untuk
sandaran buku dan rak lemari.

Steel Pipe

Jenis baja yang satu ini biasa digunakan untuk konstruksi bracing, baik secara horizontal maupun
secara vertical. Biasanya juga digunakan dalam pembuatan rangka atap, kolom arsitektur, serta
support komponen arsitektur lainnya karena memang baja steel pipe ini memiliki nilai artistic
yang bagus karena memilii bentuk silinder. Nama lain dari baja steel pipe ini adalah steel tube
dan pipa.

Baja T-Beam (Hot Rolled)

Jenis baja T-Beam ini memang dikhususkan untuk sebuah konstruksi yang membutuhkan
kekuatan bahan bangunan. Baja T-Beam ini memiliki sebuah struktur berupa load-bearing-logam
yang berbentuk seperti huruf  T. Bentuk T ini berfungsi untuk melawan adanya tegangan tekan,
sedangkan bagian baja yang berbentuk balok pada bagian flens berfungsi untuk melawan
tegangan tarik. Baja T-Beam ini biasanya digunakan untuk pembuatan rangka kanopi dan balok
lantai. Sebutan lain untuk Baja T-Beam ini adalah balok T.

Keuntungan Sebagai Material Konstruksi Rumah

Jenis-jenis baja dan penggunaannya yang sudah disebutkan di atas memang biasa digunakan
dalam konstruksi bangunan, termasuk bangunan rumah. Jenis-jenis baja dan penggunaan
konstruksi baja dalam bangunan rumah memang memiliki banyak keuntungan karena cepat, bisa
digunakan dalam skala besar, serta harganya lebih murah jia dibandingkan dengan material
beton, namun dalam pengerjaannya, material baja membutuhkan keakuratan yang cukup tinggi.

Material baja dibuat oleh pabrik, sehingga kualitas mutunya memang sudah bagus. Selain itu,
baja juga relatif lebih ringan dibandingkan dengan beton sehingga pengerjaannya lebih mudah.
Selain pengerjaan yang lebih mudah, juga dapat berfungsi untuk mengurangi berat dan
keseluruhan bangunan sehingga lebih meminimalkan kerusakan saat terjadi runtuhan (biasanya
disebabkan oleh gempa atau getaran lainnya).

Baja: Hemat untuk Rumah Impian Anda

Konstruksi baja yang digunakan untuk membangun rumah memang memiliki banyak
keuntungan. Keuntungan yang pertama yakni cepat. Penggunaan baja dalam konstruksi rumah
lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan beton cor yang lebih membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk pengeringannya. Keuntungan yang kedua yakni lebih menghemat biaya.
Penggunaan konstruksi baja untuk membangun rumah tidak diperlukan papan dari tripleks untuk
membangun tiang seperti yang dilakukan pada beton cor.

Sudah mengetahui tentang Jenis-jenis baja dan penggunaannya? Untuk mengetahui lebih lanjut,
anda bisa menanyakan hal ini dengan tukang bangunan langganan anda. Demikian informasi
terkait dengan jenis-jenis baja dan penggunaannya untuk konstruksi rumah. Semoga bermanfaat
untuk anda yang merencanakan untuk memperkuat bangunan rumah anda.

1. Korosi Atmosfer

Korosi ini terjadi akibat proses elektrokimia antara dua bagian benda padat

khususnya metal besi yang berbeda potensial dan langsung berhubungan dengan

udara terbuka.

Faktor-faktor yang menentukan tingkat karat atmosfer, yaitu :

         Jumlah zat pencemar di udara (debu, gas), butir-butir arang, oksida metal,

         Suhu

         Kelembapan kritis

         Arah dan kecepatan angin


         Radiasi matahari

         Jumlah curah hujan

2. Korosi Galvanis

Korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam metal yang berbeda

potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana elektron mengalir

dari metal kurang mulia (Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik),

akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion-ion positif karena

kehilangan elektron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion negative yang

berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa tersebut,

permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur-sumur

karat (Surface Attack) atau serangan karat permukaan.

Sel galvanic tidak berhubungan langsung walaupun keduanya berada di dalam

elektrolit yang sama (Open Circuit). Standar electromotive ini dapat berubah akibat

pengaruh perubahan suhu, perubahan konsentrasi zat-zat yang terlarut, kondisi

permukaan elektroda, kotoran/sampah pada elektroda dan lain-lain.

Contoh, suatu tube sheet atau sebuah alat penukar kalori (tube sheet terbuat

darikarbon steel/baja karbon) dan tubenya dari paduan tembaga (Aluminium

bronze), kalau ditinjau pada electromotive series jelas bahwa baja (ferrum) lebih

tinggi letaknya daripada tembaga, jadi baja dalam kondisi ini menjadi lebih anodic

terhadap paduan tembaga, karenanya terjadilah sel karat galvanic dan akibatnya

tube sheet baja tersebut berkarat dan kehilangan metal pada permukaannya.
3. Korosi Regangan

Korosi ini terjadi karena pemberian tarikan atau kompresi yang melebihi batas

ketentuannya. Kegagalan ini sering disebut Retak Karat Regangan (RKR) atau

stress corrosion cracking. Sifat retak jenis ini sangat spontan (tiba-tiba

terjadnya/spontaneous), regangan biasanya bersifat internal yang disebabkan oleh

perlakuan yang diterapkan seperti bentukan dingin atau merupakan sisa hasil

pengerjaan (residual) seperti pengelingan, pengepresan dan lain-lain.

Untuk material kuningan jenis RKR disebut Season Cracking, dan pada

materialLow Carbon Steel disebut Caustic Embrittlement (kerapuhan basa), karat

ini terjadi sangat cepat dalam ukuran menit, yakni jika semua persyaratan untuk

terjadinya karat regangan ini telah terpenuhi pada suatu moment tertentu yakni

adanya regangan internal dan terciptanya kondisi korosif yang berhubungan

dengan konsentrasi zat karat (Corrodent) dan suhu lingkungan.

Zat penyebab karat dan kondisi lingkungan penyebab RKR pada berbagai

sistem paduan :

Sistem Paduan Lingkungan

Paduan Aluminium      Klorida

  Udara industri yang lembab

  Udara laut

Paduan Tembaga (Kuningan dan


  Ion Amonium

lain-lain)
  Amine

Paduan Nikel   Hidroksida terkonsentrasi dan panas


  Uap asam Hidrofluroida

(hydrofluoric)

Baja Karbon Rendah   Hidroksida terkonsentrasi dan

mendidih

  Nitrat terkonsentrasi dan mendidih

  Produk penyuling destruktif dari

batu bara

Baja “Oil-Country/Oil Field”   H2S dan CO2

Baja paduan rendah berkekuatan


  Klorida

tinggi

Baja nir noda   Klorida mendidih

Baja Austentic (seri 300)   Hidroksida terkonsentrasi dan

mendidih

  Asam politionik

Baja feritik dan Baja martensitik


  Klorida

(seri 400)
  Air pendingin reactor

Baja “maraging” (18% Ni)   Klorida

Paduan Titanium   Klorida

  Metal alcohol

  Klorida padat suhu di atas 550° F


Contoh sebuah paku dimasukan dalam air asin/air laut maka paku tersebut akan

berkarat yang diawali dari bagian kepala dan bagian yang runcing. Bagian kepala

dan bagian runcing paku dibentuk secara paksa dengan sistem Cold

Forming (pembentukan dingin). Di dalam pengerjaan Cold Forming selalu dihasilkan

regangan sisa, akibatnya bagian tersebut akan menjadi anodic terhadap bagian

paku lainnya apabila dihubungkan melalui elektrolit.

4. Korosi Celah

Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan

oleh perbedaan konsentrasi zat asam. Karat ini terjadi, karena celah sempit

terisi dengan lektrolit (air yang pHnya rendah) maka terjadilah suatu sel korosi

dengan katodanya permukaan sebelah luar celah yang basah dengan air yang

lebih banyak mengandung zat asam daripada bagian sebelah dalam celah yang

sedikit mengandung zat asam sehingga akibatnya bersifatanodic.

Proses pengkaratan ini berlangsung cukup lama karena cairan elektrolitdi dalam

celah cenderung lama mengeringnya walaupun bagian luarpermukaan/celah telah

lama kering. Celah ini sangat banyak pada konstruksikaroseri kendaraan karena

fabrikasinya menggunakan pengelasanelectric resistance(tahanan listrik) system

spot pada pelat tipis yang disusun secara bertumpu (overlap). Overlap inilah yang

menimbulkan celah-celah.

Contoh, sebuah logam stainless steel di masukkan ke dalam air lautdalam waktu

yang cukup lama sehingga pada permukaan logam yang semularata dan bersih

tidak ada karat akan menjadi bergelombang pada permukaannyadan berkarat, hal
itu mencerminkan bahwa terjadi perbedaan konsentrasi zat asam antara logam dan

air laut.

5. Korosi Arus Liar

Korosi arus liar ialah merasuknya arus searah secara liar tidak disengajapada

suatu konstruksi baja, yang kemudian meninggalkannnya kembali menujusumber

arus. Prinsip serangan karat arus liar ini adalah merasuknya arus searahsecara liar

tidak disengaja pada suatu konstruksi baja, kemudianmeninggalkannnya kembali

menuju sumber arus. Pada titik dimana arus meninggalkan konstruksi, akan terjadi

serangan karat yang cukup serius sehingga dapat merusak konstruksi tersebut.

Terdapat dua jenis sel arus yang dipaksakan, yaitu :

1.      Sel arus liar yang terjadi secara eksidentil (tidak sengajja).

Seperti arus liarpada kereta apilistrik, yang melaju disamping atau berdekatan

dengan pipaair minum di dalam tanah yang terbuat dari baja bergalvanis atau

bajaberlapis beton sebelah dalam dan berbalut (wrapped) sebelah luar. Karatakan

terjadi pada daerah keluarnya arus luar yang berasal dari rel keretalistrik tersebut.

Tempat dimana arus liar masuk ke dlaam pipa, menjadikatoda, sedangkan dimana

arus liar meninggalkan pipa menjadi anoda dan berkarat. Karat akhirnya dapat

melubangi pipa PDAM tersebut.

2.      Sel arus paksa disengaja.

Seperti sel perlindungan katodik pada pipa bawahtanah. Arus berasal dari sumber

arus listrik searah menuju elektroda danmelalui tanah arus mengalir dari elektroda
ke pipa sehingga pipa menjadi katoda yang tidak berkarat. Selanjutnya arus

kembali ke sumber (rectifier)

6. Korosi Pelarutan Selektif

Korosi pelarutan selektif ini menyangkut larutnya suatu komponen darizat

paduan yang biasa disebut pelarutan selektif (Selective Dissolution) ataupartino /

de alloying. Zat komponen yang larut selalu bersifat anodic terhadapkomponen

yang lain. Walaupun secara visual tampak perubahan warna pada permukaaan

paduan namun tidak tampak adanya kehilangan materi berupa takik, perubahan

dimensi, retak atau alur. Bentuk permukaan tampaknya tetap tidak berubah

termasuk tingkatkehalusan/kekasarannya. Namun sebenarnya berat bagian yang

terkena jeniskarat ini menjadi berkurang, berpori-pori dan yang terpenting adalah

kehilangan sifat mekanisnya menjadigetas dan mempunyai kekuatan tarik sangat

rendah.

Karat ini biasa terjadi melalui struktur logam dalam dua macam :

1. Logam antara (unsur antara) unsur ini biasa bersifat anoda atau katoda terhadap

logam utama.

2. Senyawa (unsur-unsur bukan logam) unsur ini bersifat katoda terhadap ferit.

Contoh :

2.1.   Dezincification

Yaitu proses pelarutan seng dari metal paduan kuningan yang perpaduan antara

seng dengan tembaga. Mekanisme :


2.1.a. Logam paduan berkarat dan tembaga menuju ke permukaan

membentuk lapisan luar yang keropos.

2.1.b. Logam seng menuju ke permukaan paduan dan melakukan reaksi,sehingga

meninggalkan paduan.

2.2. Grafitasi

Yaitu proses karat yang terjadi pada grafit, contoh besi cor, dimana

besimeninggalkan paduan dari karbon dan grafit, sifat logam ringan, keropos dan

getas.

7. Korosi Erosi

Korosi erosi ialah proses perusakan pada permukaan logam yang disebabkan

oleh aliran fluida yang sangat cepat. Korosi erosi dapat dibedakan pada 3 kondisi,

yaitu :

1.Kondisi aliran laminar

2.Kondisi aliran turbulensi

3.Kondisi peronggaan

Korosi erosi disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :

1.Perubahan drastispada diameter lubang bor atau arah pipa

2.Penyekat pada sambungan yang buruk pemasangannya

3.Adanya celah yang memungkinkan fluida mengalir di luar aliran utama


4.Adanya produk korosi atau endapan lain yang dapat mengganggu aliran laminer

8. Korosi Bakteri

Korosi dipengaruhi oleh mikroba merupakan suatu inisiasi atau aktifitas korosi

akibat aktifitas mikroba dan proses korosi. Korosi pertama diindentifikasi

hampir100 jenis dan telah dideskripsikan awal tahun 1934. bagaimanapun korosi

yang disebabkan aktifitas mikroba tidak dipandang serius saat degradasi

pemakaian sistem industri modern hingga pertengahan tahun1970-an. Ketika

pengaruh serangan mikroba semakin tinggi, sebagai contoh tangki air stainless

steel dinding dalam terjadi serangan korosi lubang yang luas pada permukaan

sehingga para industriawan menyadari serangan tersebut. Sehingga saat itu, korosi

jenis ini merupakan salahsatu faktor pertimbangan pada instalasi pembangkit

industri, industri minyak dan gas, proses kimia, transportasi dan industri kertas

pulp. Selama tahun 1980 dan berlanjut hingga awal tahun 2000, fenomena tesebut

dimasukkan sebagai bahan perhatian dalam biaya operasi dan pemeriksaan sistem

industri. Dari fenomena tersebut, banyak institusi mempelajari dan memecahkan

masalah ini dengan penelitian-penelitian untuk mengurangi bahaya korosi tersebut.

Korosi ini hanya disebabkan oleh suatu bakteri anaerobic yang hanya bertahan

dalam kondisi tanpa ada zat asam. Bakteri ini disebut Mikroba Korosi.

Mikroba sendirimerupakan suatu mikrooranisme yang hidup di lingkungan secara

luas pada habitat-habitatnya dan membentuk koloni yang pemukaanya kaya

dengan air, nutrisi dan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan mikroba

terjadi pada rentang suhu yang panjang biasa ditemukan di sistem air, kandungan

nitrogen dan fosfor sedikit, konsentrat serta nutrisi-nutrisi penunjang

lainnya. Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga


dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab terhadap degradasi material di

lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme

umumnya berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada

permukaan logam dalam bentuklapisan tipis atau biodeposit.

Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari

bakteri.Bakteri ini mengubah garam sulfat menjadi asam yang reaktif dan

menyebabkan karat.

Adapun bakterinya Sporvobrio Desulfuricans, pencegahannya dengan memberi

aerasi ke dalam air.

Adapun mikro organisme yang lain yaitu bakteri yang membentuk lapisan

berlendir (slime) menyebabkan deposisi besi, jamur dan alga. Bakteri ini melubangi

filter, menyebabkan karat dengan cara membuntu pipa-pipa pendingin.

Pencegahannya dengan senyawa Quarternary Ammonium dan Phenol (Pengendali

slime), Curri Sulfat (Pengendali Alga).

Macam-macam bakteri yang dapat menimbulkan korosi :

Nama Jenis

       Flavobacterium Bakteri pembentuk lender penyebab

sel karat konsentrasi oksigen.


       Mucoids

       Aerobactery

       Pseudomanas

       B. Subtilis
       B. Cereus

       Desulfovibrio Closfridia Bakteri penyebab karat

       Gallionella Crenothrix Bakteri pendeposisi bakteri

       Chrococcus

       Oscillatoria

       Chlorococcus

Algae (Lumut)
       Ulothrix

       Scenedesmus

       Navicula

       Aspergillus

       Alternaria

       Penicillium Jamur

       Trichoderma

       Torula Monilia

Pada korosi bakteri secara umum merupakan gabungan dan pengembangan sel

diferensial oksigen, konsentrasi klorida dibawah deposit sulfida, larutan produk

korosidan depolarisasi katodik lapisan proteksi hidrogen.

Banyak sekali di dunia industri dan fasilitas umum terjadi proses korosi

disebabkan oleh fenomena biokorosi akibat adanya bakteri. Kasus-kasus tersebut

yaitu :a. Pipa-pipa bawah tanah di Industri minyak dan gas bumiDalam suatu
contoh kasus dari perusahaan Korea Gas Corporation (KOGAS) menggunakan pipa-

pipa gas yang dilapis dengan polyethylene (APL 5L X-65). Selama instalasi, pipa

dilas tiap 12 meter dan diproteksi dengan impressed current proteksi katodik

dengan potensial proteksi –850 mV (vs saturated Cu/CuSO4). Kemudian

beberapa tahun dicek kondisi lapis lindung maupun korosi aktif menggunakan

pengujian potensial gardien5, hasilnya berupa letak-letak coating defect di

sepanjang pipa. Kegagalan selanjutnya yaitu adanya disbonded coating area di

permukaan pipa yang disebabkan adanya arus proteksi katodik yang berlebihan

terekspos. Coating defect dan daerah disbonded coating sangat baik untuk

perkembangan mikroba anaerob. Pada disbonded coating area terjadi korosi local

(pitting), lubang pit berbentuk hemisspherikal dalam tiap-tiap kelompok.

Kedalaman pit 5-7 mm (0,22– 0,47 mm/tahun).

9. Karat Titik Embun

Karat titik embun ini diesebabkan oleh factor kelembababn yang menyebabkan

titik embun (dew point) atau kondensasi. Tanpa adanya unsurekelembaban

relative, segala macam kontaminan (zat pencemar) tidak akan atausedikit sekali

menyebabkan pengkaratan. Titik embun ini sangat korosifterutama di daerah dekat

pantai dimana banyak partikel air asin yang terhembusdan mengenai permukaan

metal, atau di daerah kawasan industry yang kaya dengan zat pencemar udara.

Saat jarang jatuh hujan, maka zat pencemar di permukaan metal

tidakterganggu, sehingga sewaktu terjadi kondensasi di permukaan dengan

factorcuaca yang relative dingin dan factor kelembaban relative cukup tinggi ( di

atas80%), maka air embun tersebut tercampur dengan zat pencemar yang
adamenjadi larutan elektrolit yang sangat baik, sehingga mempercepat

prosespengkaratan atmosfer. Tingkat pengkaratan akan sangat ganas apabila

di samping keberadaan zat pengkarat (corrodent) yang tinggi, kelembaban

yang tinggi juga suhu yang bersifatcyclic (baik turun secara teratur).

Dengan suhu yang relative hangat dan terlarut di dalam embun yang cukup

banyak maka akan tercipta larutan asam belerang yang sangat reaksif.

1. Pengecatan

Pengecatan merupakan salah satu cara mencegah korosi yang mudah untuk dilakukan. Dengan
mengecat besi baja, kita bisa menghindarkan kontak langsung besi dengan lingkungan. Hal
tersebut dapat mencegah terjadinya kontak langsung dan juga oksidasi pada besi baja sehingga
tidak akan terjadi korosi. Selain untuk melindungi dari korosi, pengecatan juga akan menambah
keindahan tersendiri pada barang yang berbahan besi.

2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk

Cara mencegah korosi selanjutnya yaitu dengan pelumuran oli atau gemuk. Pelapisan besi baja
dengan menggunakan oli atau gemuk ini bisa dilakukan untuk bahan-bahan yang tidak
berhubungan dengan estetika karena akan merusak pemandangan.

3. Pembalutan Dengan Plastik

Besi dan baja cukup banyak digunakan untuk oleh beberapa orang. Hal ini disebabkan karena
kemampuan pertahanannya yang cukup tinggi. Cara mencegah korosi selanjutnya yakni bisa
menggunakan pembalutan dengan plastik. Pencegahan korosi pada besi baja dengan
menggunakan plastik ini merupakan ide yang sangat cocok untuk pelapisan bahan-bahan besi
baja yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan membutuhkan unsur estetika atau
keindahan.

4. Tin Plating

Tin plating merupakan cara mencegah korosi selanjutnya yang bisa untuk digunakan. Tin plating
merupakan sebuah proses elektrolisis yang dilakukan untuk menghindarkan bahan dari
kerusakan. Bahan yang bisa di lindungi dengan menggunakan proses ini adalah bahan-bahan besi
serta besi baja dan juga bahan-bahan yang tidak terbuat dari besi. Tin plating memang sangat
bermanfaat untuk melindungi barang berbahan besi yang mudah mengalami korosi.

3 dari 4 halaman
Cara Mencegah Korosi
Cara Mencegah Korosi, Ketahui Penyebabnya. (Sumber: seputarilmu.com)

5. Chromium Plating

Selain pelapisan-pelapisan yang disebutkan sebelumnya, Chromium plating merupakan cara


mencegah korosi selanjutnya yang dapat digunakan untuk mengamankan besi baja. Plating krom
atau chromium plating adalah pelapisan bahan seperti besi dan juga besi baja dengan bahan
krom. Bahan krom merupakan bahan yang dapat di lapiskan pada bahan-bahan seperti yang telah
disebutkan sebelumnya untuk perlindungan. Sifat perlindungan yang diberikan oleh krom ini
mirip dengan zink. Pelapisan besi dan juga baja dengan menggunakan bahan ini bisa dilakukan
untuk bagian-bagian seperti bumper mobil dan lain-lainnya.

6. Pengorbanan Anode

Satu lagi cara untuk mencegah korosi yaitu dengan pengorbanan anode atau sacrificial
protection. Perlindungan ini dilakukan dengan melapisi besi baja dengan bahan yang lebih
mudah berkarat. Salah satu bahan yang digunakan adalah bahan magnesium. Bahan ini
merupakan bahan yang aktif sehingga lebih mudah berkarat, jika anda menggunakan bahan ini
untuk melapisi besi maka bahan ini akan berkarat sedangkan besinya tidak.

7. Galvanisasi

Galvanisasi adalah cara mencegah korosi selanjutnya yang bisa digunakan. Galvanisasi
merupakan pelapisan yang dilakukan dengan zink plating. Setelah proses galvanisasi, besi dapat
dilindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Besi galvanis sering digunakan untuk badn mobil-
mobil, pisa besi, tiang telpon, dan lain sebagainya.

8. Mengontrol Kelembapan Udara

Mengontrol kelembapan udara merupakan cara mencegah korosi secara alami yang dapat dicoba
untuk dipraktikkan. Anda bisa membuat lingkungan yang terbebas dari oksigen sehinggan
mencegah terjadinya korosi.

Contoh, pada puncak cerobong suhu udara cukup rendah sehingga berada di
bawah suhu kondensasi (titik embun). Karenanya di daerah tersebut
terjadikondensasi dari gas bekas yang banyak mengandung uap air, panas
akibat pembakaran di puncak cerobong telah mendingin karena diserap oleh
metaldinding cerobong yang bersuhu lebih rendah sepanjang cerobong,
akibatnyaterjadilah karat titik embun di daerah tersebut, yang sanggup
melubangididinding cerobong (perforasi). Karena di dalam gas bekas (Flue
gas) banyak mengandung CO, CO2, COx dan SO2s, yang memiliki butir-butir
kondensat yang tercemar dan bersifat asam.

Terdapat beberapa jenis kayu yang biasa digunakan untuk kepentingan konstruksi, antara lain:

1. Kayu Jati. Jenis kayu yang banyak dicari dalam dunia furnitur dan berharga mahal. Hal
itu karena kayu jati memiliki ketahanan yang kokoh dan kuat, tahan lama, tahan terhadap
jamur, rayap, dan serangga lainnya. Di samping itu juga karena kayu ini memiliki
keindahan dekoratif dengan teksturnya yang halus dan warna yang memikat seiring
bertambahnya umur kayu. Selain diolah menjadi perabot rumah dan elemen dekorasi,
kayu jati juga digunakan sebagai pelapis lantai, dinding, dan bahan konstruksi bangunan
lainnya.
2. Kayu Merbau. Dengan teksturnya yang cukup keras dan stabil, kayu ini nyaris tidak
memiliki kekurangan sehingga digunakan sebagai alternatif pengganti kayu jati. Seperti
halnya kayu jati, kayu merbau juga tergolong mahal. Dalam bidang konstruksi, kayu ini
cocok dijadikan penyangga dan atap rumah.
3. Kayu Meranti Merah. Kerap digunakan sebagai material bangunan, terutama untuk area
dalam ruangan dan interior. Hal ini karena kayu meranti memiliki sifat yang peka
terhadap cuaca sehingga kurang bagus jika digunakan di luar ruangan atau eksterior.
Terdapat 2 jenis kayu meranti, yaitu meranti muda dan merah tua, di mana dari segi
kualitas keduanya sama-sama bagus untuk digunakan sebagai material bangunan.
4.  Kayu Kamper. Mempunyai keunggulan kuat terhadap serangga. Jika dibandingkan
dengan kayu jati, kayu ini lebih ringan dan harganya lebih terjangkau. Aromanya yang
khas membuatnya dinamakan kayu kamper. Kayu yang memiliki serat halus dan indah
ini biasa dijadikan bahan untuk membuat jendela dan pintu.
5. Kayu Kelapa. Diambil dari pohon kelapa yang sudah berumur 60 tahun lebih dan sudah
tidak menghasilkan lagi. Keunggulannya sebagai material bangunan adalah kayu ini
mudah dijadikan balok sehingga cocok sebagai tiang penyangga atap rumah.
6. Kayu Gaharu. Dianggap sebagai salah satu kayu termahal di dunia karena kayu ini
memiliki ketahanan yang kuat dan kokoh, serta mempunyai manfaat yang beragam. Kayu
gaharu kebanyakan tumbuh di daerah Kalimantan dan memiliki karakteristik berwarna
kehitaman, serta mengandung resin yang berbau harum khas. Kayu pohon gaharu selain
sangat baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan atau perabot interior rumah,
resinnya juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar oleh produsen kosmetik,
shampoo hingga parfum.
7. Kayu Ulin. Dikenal juga sebagai kayu besi atau bulian, serta memiliki nilai ekonomis
yang sangat tinggi. Hal tersebut dikarenakan karakteristiknya yang kuat dan tahan
terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan tahan terhadap pengaruh air laut. Pohon ulin
banyak tumbuh secara alami di Pulau Kalimantan, Sumatera bagian Timur dan Selatan,
serta Pulau Bangka dan Belitung. Berdasarkan warna batangnya, kayu ulin memiliki
empat varietas, yaitu ulin tando dengan warna batang coklat kemerahan, ulin lilin dengan
batang coklat gelap, ulin tembaga dengan warna batang kekuningan, serta ulin kapur
dengan warna batang coklat muda.
8. Kayu Bangkirai. Karakteristiknya adalah sebagai kayu yang kuat, awet, dan tahan
terhadap berbagai cuaca. Oleh karena itu, kayu ini cocok digunakan pada area luar
ruangan atau ekterior dan sering digunakan sebagai material konstruksi berat, seperti atap
kayu.

Sifat – Sifat Kayu


Februari 4, 2020Februari 4, 2020 admin 0 Komentar

Sifat-sifat kayu adalah sifat-sifat spesifik kayu yang dihasilkan dari proses pertumbuhan. Dengan
demikian maka sifat-sifat kayu sangat beraneka ragam karena selama proses pertumbuhannya
dipengaruhi oleh banyak faktor:

Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Asal atau lokasi tempat tumbuh (alam, tanaman, letak geografi, jenis baru)

b. Letak kayu di dalam satu batang (arah radial dan aksial, gubal dan teras, kayu awal dan akhir,
batang dan cabang)

c. Asalnya dari beberapa batang (umur, diameter)

d. Bentuk dan kondisi batang pohon (normal dan abnormal, kayu reaksi, adanya mata kayu)

e. Kecepatan tumbuh pohon (riap, zat dalam kayu)

f. Pengaruh lingkungan (bonita, jenis tanah, iklim, hama dan penyakit, intensitas matahari, lebar
tajuk, pengaruh angin, letak dalam hutan)

g. Adanya perlakuan silvikultur (pemupukan, jarak tanam, perlakuan pemeliharaan dan


penjarangan, teknik penanaman, adanya sadapan)

h. Tindakan pemuliaan pohon (genetik dan macam-macam perlakuan pemuliaan)

Tanaman pohon yang tumbuh dari bibi yang unggul, ditanam dan dipelihara dengan baik
diharapkan dapat menghasilkan kayu dengan sifat-sifat yang memadai.

Sifat-sifat kayu ada 3 macam yaitu sifat fisika, sifat mekanika dan kimia kayu

Berikut ini diberikan informasi singkat satu persatu:

1. Sifat Fisik Kayu

Sifat fisika kayu merupakan satu bagian daripada sfiat-sifat kayu, yaitu sifat-sifat fisika, sifat
mekanika dan sifat kimia kayu. Sifat fisika kayu adalah spesifik karena peranan faktor dalam
dari pada struktur kayu sangat menentukan, di samping peran lingkunan dimana kayu tersebut
berada.

Yang termasuk siat fisika kayu ini antara lain adalah: kadar air kayu, penyusutan atau perubahan
dimensi kayu, berat jenis kayu, sifat elektrisnya, sifat-sifat resonasi dan akustiknya, daya apung
dan layang, sifat energi dan sebagainya.

Tiga sifat kayu yang dianggap mendasar yaitu:

1. Kadar Air Kayu yaitu banyaknya air dalam sepotong kayu yang dinyatakan secara kuantitatif
dalam persen terhadap berat kering tanurnya.

2. Perubahan dimensi kayu, kondisi kayu sangat ditentukan oleh kandungan air didalam kayu
tersebut. Kandungan air kayu dapat berkurang dapat pula bertambah.

3. Berat jenis kayu, adalah nilai perbandingan berat suatu kayu terhadap volume air/akuades
yang sama dengan kayu tersebut.

4. Sifat fisik kayu lainnya

2. Sifat Mekanika Kayu

Sifat mekanika kayu atau mekanika kayu, sering disebut uga dengan kekuatan kayu yaitu: sifat-
sifat kayu yang dihubungkan dengan kemampuan kayu dalam menahan suatu beban atau muatan
yang diberikan kepada kayu tersebut.

Dalam berbagai penggunaan kayu, kekuatan kayu sangat penting untuk diketahui, terutama jenis-
jenis kayu yang diperdagangkan dan kegunaannya untuk konstruksi/bangunan.

a. Penetapan Sifat Mekanika Kayu

Gaya-gaya yang mengenai (diberikan) pada kayu dapat berupa:

1. Gaya-gaya yang dapat memperbesar dimensi kayu

2. Gaya-gaya yang dapat memperkecil dimensi kayu

3. Gaya-gaya yang dapat menggeser dimensi kayu. Penetapan mekanika kayu biasanya setelah
melalui pengujian (test standar)

Adapun macam-macam tes/pengujian:

1. Keteguhan lengkung statik

2. Keteguhan tekan
3. Keteguhan pukul

4. Keteguhan sorong/geser

5. Keteguhan tarik

6. Keuletan kayu

7. Kekerasan kayu

8. Keteguhan belah

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Kayu

Kekuatan kayu tergantung pada faktor-faktor:

1. Suhu lingkungan

2. Sifat struktur anatomi kayu

3. Berat jenis

4. Kadar air

5. Lamanya pemberian gaya/muatan

6. Umur pohon dan kecepatan tumbuhnya

c. Hubungan Kelas Kuat dan Penggunaan Kayu

Sesuai dengan pengertian kekuatan kayu, maka kelas kuat kayu adalah kelas penggolongan
kekuatan kayu. Dasar penggolongannya adalah hasil pemberian beban/muatan (yang diwujudkan
dalam lengkung mutlak dan tekanan mutlak) pada berat jenis yang sesuai.

Untuk keperluan praktek, beberapa kegunaan kayu tertentu harus mendapat dukungan kekuatan
kayu misalnya:

1. Kegunaan kayu untuk bahan bangunan adalah:

 Keteguhan lengkung statik


 Keteguhan tekan (sejajar dan tegak lurus serat)
 Kekerasan (rata-rata)
 Keuletan
 Keteguhan tariknya (terutama sejajar serat)

2. Kegunaan kayu untuk plywood adalah:


 Keteguhan sorong/geser (sejajar serat)

3. Kegunaan kayu untuk bahan mebel kerajinan, adalah:

 Keuletan dan kekerasannya (rata-rata)


 Keteguhan sorongya (apabila direkat)
 Keteguhan belah
 Keteguhan tekan (bila perlu)

3. Sifat Kimia Kayu

Sifat kimia kayu adalah sifat-sifat kayu yang berkaitan dengan kandungan zat kimia dalam kayu.
Kimia kayu atau komponen kimia penyusun kayu, dibutuhkan keberadaannya dalam industri
kimia yang mengolah kayu. Sebagai contoh yang nyata adalah industri rayon, seluloid, pulp &
kertas dan sebagainya. Industri-industri ini memanfaatkan komponen kimia yang ada untuk
menghasilkan suatu produk tertentu.

Komponen kimia kayu dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu:

a. Komponen penyusun dinding sel, seperti: karbohidrat dan lignin

b. Komponen pengisi rongga sel: zat ekstraktif.

a. Komponen Penyusun Dinding Sel

Adalah komponen kimia yang menyatu di dalam dinding sel. Tersusun atas banyak komponen
yang tergabung dalam karbohidrat dan lignin. Karbohidrat yang telah bebas dari lignin dan
ekstraktif disebut juga dengan holoselulosa. Holoselulosa sebagian besar tersusun atas selulosa
dan hemiselulosa. Selulosa merupakan komponen terbanyak dalam menyusun kimia kayu, dan
secara umum merupakan komponen yang bermanfaat.

 Selulosa: merupakan zat penyusun serat yang dibutuhkan didalam pembuatan pulp dan kertas,
menentukan ikatan kekuatan kertas
 Hemiselulosa: merupakan zat yang mendukung kekuatan kayu, sehingga keberadaannya sangat
menentukan manfaat kayu selain untuk pulp dan kertas misalnya untuk konstruksi.

b. Komponen Pengisi Rongga Sel

Zat pengisi rongga sel sering disebut dengan komponen ekstraneus, yang dominan diisi oleh zat
ekstraktif. Zat ekstraktif merupakan kumpulan banyak zat seperti: gula, tepung/pati, tanin, resin,
pektin, zat warna kayu, asam-asam, minyak-minyak, lemak dalam kayu dan sebagainya.

Ada dua keungkinan kondisi ekstraktif ini yaitu:


a. apabila tersusun lebih banyak jenis karbohidratnya maka suatu jenis kayu mudah diserang
cendawan dan serangga lain perusak kayu, dan perlu diawetkan secara tradisional atau buatan
apabila dikehendaki masa pakai yang lebih lama.

b. Apabila tersusun lebih banyak jenis minyal-minyak, asam-asam dan garam-garam yang
bersifat racun, maka kayu mempunyai sifat keaweten dan belum/tidak perlu diawetkan lagi,
tetapi kalau masih ingin diawetkan dapat dilakukan dengan pengawetan buatan (kimawi).

Anda mungkin juga menyukai