Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TAHAP PEMAKAIAN NEBULAZIER

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

NESSA HURIYAH ADIRLAN 20112305


SHINTA RAMADHANI 20112279
YENNY SUGIARTI 20112295
WINDI NOVA DELI 20112287
INDRI PERMATA SARI 20112270
2020/2021

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas  


segala rahmat dan Ridho-Nya sehingga penyusun mampu dalam menyelesaikan makalah ini
guna untuk memenuhi tugas Farmakologi tentang Paracetamol.  
 Penyusun mengucapkan terima kasih, terutama kepada, semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Akhirnya penyusun berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan mohon maaf atas kekurangan yang masih terdapat didalamnya,
karena kelompok menyadari adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Maka dengan
senang hgyati kelompok akan menerima kritik dan saran pembaca guna perbaikan dalam
penyusunan makalah selanjutnya.

Penyusun

Kelompok 5
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Menurut Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2001, penyakit saluran
pernafasan seperti asma dan penyakit paru obstruksi kronik merupakan panyakit
penyebab kematian terbanyak kedua di Indonesia setelah penyakit pembuluh darah
(Ikawati, 2007). Pemberian obat pada penyakit ini bisa dilakukan dengan berbagai cara
yaitu: secara oral, parenteral atau inhalasi. Pada pengobatan penyakit penafasan terapi
inhalasi telah banyak digunakan (Yunus, 1995).Terapi inhalasi merupakan teknik yang
sederhana dan efektif, yang bisa memberikan obat dalam dosis tertentu secara langsung
pada tempat yang dituju di dalam paru – paru (Ikawati, 2007). Alat inhalasi terdiri dari
berbagai macam jenis, dan memiliki cara penggunaan yang berbeda–beda, sehingga
pasien harus memilih alat terapi inhalasi yang sesuai. Karena pada umumnya sebagian
besar pasien yang mendapat resep terapi inhalasi tidak menggunakan inhaler mereka
dengan benar (National Asthma Council Australia, 2008). Alat inhalasi ini mempunyai
keuntungan dan kerugian bagi pasien.Keuntungan terapi inhalasi ini adalah obat
digunakan dengan dosis kecil, yakni 10% dari dosis oral tapi memiliki konsentrasi yang
tinggi di dalam paru– paru dan memiliki efek sitemik yang minimal.Pemberian obat
secarainhalasi jika dibandingkan dengan pemberian obat secara oral memiliki 2 kerugian
yakni: jumlah obat yang mencapai paru–paru sulit dipastikan, dan inhalasi obat dalam
saluran nafas dapat merupakan masalah koordinasi (Suwondo, 1991). Meskipun terapi
inhalasi banyak digunakan oleh sebagian besar pasien penyakit asma namun hal
tersebut masih belum efektif dalam mengendalikan penyakit saluran pernafasan karena
terlalu sering menggunakan agonis β2 dan salah dalam penggunaan inhaler (Barthwal et
al., 2005). Jenis inhaler yang banyak digunakan oleh para penderita penyakit pernafasan
pada umumnya adalah MDI (Metered Dose Inhaler) karena nyaman digunakan. Alat ini
terdiri dari suatu canister logam yang diisi dengan suspensi
B. Rumusan Masalah
1.Apakah Definisi nebulazier?
2.Apa tujuan pemangan nebuzier?
3. apa indikasi dan kontra indikasi nabulazier?
4.Apakah SOP NEBULAZIER?

C.TUJUAN
1.Untuk mengetahui Definisi nebulazier
2. Untuk mengetahui tujuan pemangan nebuzier
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi nabulazier
4. Untuk mengetahui SOP NEBULAZIER
BAB II PEMBAHASAN

A.DEFINISI NEBULIZER
Nebulizer adalah pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan
nebulator.

B.TUJUAN NEBULIZER
1.mengencerkan secret agar mudah dikeluarkan

2.melonggarkan jalan nafas

C.INDIKASI DAN KONTA INDIKASI NEBULIZER

Kontraindikasi pemberian nebulizer


Kontraindikasi: Hipersensitif. Efek Samping: nasofaringitis, sinusitis, infeksi saluran
pernafasan atas, batuk, nyeri orofaring, rinorea, spasme otot, mialgia, nyeri tulang dan
otot, edema perifer, nyeri dada dan penyakit jantung iskemik, diabetes melitus,
hiperglikemia dan mulut kering.

D.PERSIAPAN ALAT
1.Set nebulizer

2.Obat bronkodilator

3.Bengkok 1 buah

4.Tissue

5.Spuit 5 cc

6.Aquades
E.PROSEDUR KERJA
1.Tahap prainteraksi

a.Mengecek program terapi

b.Mencuci tangan

c.Menyiapkan alat

2.Tahap orientasi

a.Memberikan salam pada pasien dan sapa nama pasien

b.Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

c.Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

3.Tahap kerja

a.Menjaga privacy pasien

b.mengatur pasien dalam posisi duduk

c.Menempatkan meja/troly didepan pasien yang berisi set nebulizer

d.mengisi nebulizer dengan aqusdest sesuai takaran

e.memastikan alat dapat berfungsi dengan baik

f.memasukkan obat sesuai dosis

g.memasang masker pada pasien

h.menghidupkan nebulizer dan meminta pesien nafas dalam sampai obat habis

i.bersihkan mulut dan hidung


1 2

3 4

5 6
3.Tahap terminasi

a.melakukan evaluasi tindakan

b.berpamitan dengan pasien

c.membereskan alat

d.memcuci tangan

e.mencatat kegiatan dalam lembat catatan keperawatan

F.HAL”YANG HARUS DIPERHATIKAN


- Mengetahui Kondisi pasien yang Memerlukan Nebulasi

- Perhatikan Posisi pasien Saat Sedang Nebulasi

- Tidak Perlu Melakukan Proses Nebulasi dengan Rutin

-Pastikan alat aman dan terjaga keamanannya

-pastikan dosisnya sesuai

G.REFERENSI

https://id.scribd.com/doc/165352644/Sop-Inhalasi-Nebulizer

https://hellosehat.com/pernapasan/nebulizer/?amp=1

https://id.wikihow.com/Menggunakan-Nebulizer

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai evaluasi cara penggunaan
inhaler dan nebulizer pada pasien Apotek Bunda Surakarta, maka dapat
disimpulkan bahwa responden dengan kategori tepat berdasarkan peragaan
dalam menggunakan inhaler jenis MDI ialah sebesar (42,86%) atau 15 orang
responden dari 35 responden dan yang menggunakan nebulizer sebesar (70,00%)
atau 7 orang responden saja dari 10 responden. Saran : Berdasarkan hasil
penilitian ini, maka peneliti memberikan

B.Saran
1. Dokter, Apoteker maupun tenaga medis lainnya untuk dapat memberika
edukasi mengenai terapi inhalasi, lebih mendemonstrasikan, mengevaluasi secara
berkala tentang cara penggunaan inhaler dan nebulizer.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang keberhasilan terapi inhaler dan
nebulizer pada pasien

Anda mungkin juga menyukai