Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah AIK-1

“TAUHID DAN URGENSINYA BAGI


KEHIDUPAN MUSLIM”

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Pagga Kantoro, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH
Nurhidaya Wahyuni (210333005)

PRODI BISNIS DIGITAL


FAKULTAS TEKNIK DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mandiri untuk mata kuliah Al-
Islam Kemuhammadiyahan, dengan judul materi: “Tauhid dan Urgensinya bagi
Kehidupan Muslim”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan beberapa pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang dapat membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Sinjai, 03 Desember 2021


DAFTAR ISI

A. Pengertian Tauhid
1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid Asma wa Sifat

B. Makna Kalimat Laa Ilaaha IlIa-Allah Dan menikmatinya dalam


Kehidupan
1.Syarat-syarat Laa Ilaaha IlIa-Allah
2. itu laa ilaaha illa-Allah

C. Tauhid sebagai Landasan bagi Semua Aspek kehidupan

D. Jaminan Allah Bagi Ahli Tauhid


1. Ahli Tauhid Mendapatkan Keamanan dan Petunjuk
2. Ahli Tauhid Dijamin Masuk Surga.
3. Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka
4. Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya.
5. Jaminan Bagi Masyarakan yang Bertauhid
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan mengenai Tauhid merupakan hal yang paling urgen dalam
Agama Islam, dimana Tauhid mengambil peranan dalam membentuk pribadi-
pribadi yang tangguh, selain juga sebagai inti atau akar daripada ‘Aqidah
Islamiyah’. Kalimat Tauhid atau lebih dikenal dengan kalimat syahadat atau juga
disebut Kalimah Thayyibah (Laailaahaillallah) begitu masyhur di kalangan umat
islam. Dalam kesehariannya, seorang muslim melafalkan kalimat tersebut dalam
setiap shalat wajibnya yang lima waktu.
Namun rupanya saat ini pembahasan masalah ‘Aqidah’ menjadi sesuatu
yang terkesampingkan dalam kehidupan, kecendrungan masyarakat yang hedonis
dengan persaingan hidup yang begitu ketat, sehingga urusan-urusan dunia menjadi
suatu hal yang menyita perhatian manusia daripada hal-hal lainnya, termasuk
masalah keberagaman, sehingga kita dapatkan banyak sekali penyimpangan demi
penyimpangan yang terjadi ditengah-tengah umat islam, dengan keadaan yang
semakin hari semakin buruk rupanya lambat laun akan menyadarkan kita semua
akan pentingnya peran agama islam sebagai agama paripurna yang tidak mengatur
urusan ukhrawi saja, namun juga mengatur urusan-rusan duniawi, yang
menjadikan ‘aqidah sebagai landasan berpikirnya.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Tauhid?
2. Apa makna dari kalimat laa ilaalaha illa Allah?
3. Bagaimana peran Tauhid sebagai landasan bagi semua aspek kehidupan?
4. Apa jaminan Allah SWT bagi ahli Tauhid?

C. Tujuan
1. Memahami dan mempelajari pengertian Tauhid.
2. Memahami dan mempelajari Makna laa ilaalaha illa Allah dan
konsenkuensinya dalam kehidupan
3. Memahami dan mempelajari Tauhid sebagai landasan hidup.
4. Memahami dan mempelajari jaminan Allah SWT bagi ahli tauhid.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid
Secara bahasa, tauhid berasal dari kata dasar yang maknanya something it
one (esa). Sedangkan secara syar'i tauhid artinya mengesakan Allah dalam ibadah,
bersamaan dengan keyakinan keesaanNya dalam dzat, sifat dan perbu atan-
perbuatannya.

Pembagian tauhid
Tauhid menurut ulama menjadi dibagi tiga yaitu tauhid rububiyah, tauhid
uluhiyah dan tauhid asma wa sifat.

1. Tauhid Rububiyah
Artinya kita yakin keesaan Allah dalam hal penciptaan, pemilik, pengatur,
pemberi rizeki dan pemelihara alam semesta beserta isinya.

2. Tauhid Uluhiyah
Artinya kita yakin bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat yang berhak
disembah (diibadahi). Ibadah di sini adalah istilah yang meliputi segalaapa ya
allah cinta dan ridhai baik berupa ucapan serta amalan-amalan yang lahir maupun
yang batin.

3. Makna Tauhid Asma wa Sifat


(meng-esakan Allah dalam hal nama-nama dan sifat-sifat-Nya) ditemukan
secara mantab bahwa Allah menyandang seluruh sifat kesempurnaan dan suci dari
segala sifat kekurangan, dan bahwa Dia berbeda den gan seluruhmakhluk-Nya.
Caranya adalah dengan menetapkan (mengakui) nama-nama dan sifat-sifat Allah
yang Dia sandangkan untuk or disandangkan oleh Rasulullah.
dengan tidak melakukan tahrif (pengubahan) lafazh atau maknanya, tidak
ta'thil(pengabaian) yakni menyangkal seluruh atau sebagaian nama dari sifat itu,
tidak takyif (pengadaptasian) dengan menentukan esensi dan kondisinya, dan
tidak tasybih (penyerupaan) dengan sifat-sifat makhluk.

C. Makna Kalimat Laa Ilaaha IlIa-Allah


Kalimat Laa Ilaaha IlIa-Allah mengandung dua makna, yaitu makna tuhan
bentuk segala sembahan selain Allah SWT, dan makn amenetapkan bahwa satu-
satunya sembahan yang benar-benar hanya Dia sendiri. Berkaitan dengan
kalimatini Allah SWT berfirman :
Artinya :"Maka ketahuilah (ilmuilah) bahwasannya tidak ada sembahan yang
benar-benar selain Allah". (Qs. Muhammad : 19)
Berdasarkan ayat di atas, bahwa memahami makna syahadat itu wajib hukumnya
dan mesti didhulukan dari rukun-rukun Islam yang lain.
Rasulullah SAW juga menegaskan: "Barang siapa yang mengucapkan laa ilaaha
illa-Allah dengan ikhlas maka akan masuk ke datang surga." (HR. Ahmacl).
Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah memahami, mengamalkan dan
mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya.
Rasulullah sendiri mengajak paman beliau Abu Thalib sebelum detik-detik
kematiannya dengan ajakan :"Wahai pamanku, temukanlah laa ilaaha illa-Allah,
kalimat yang aku akan menjadi sebuah ia sebagai nutfah di hadapan Allah". tetapi,
Abu Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal dalam keadaan musyrik.
Selama 13 tahun di Makkah. NabiMuhammad SAW mengaiak orang-orang
dengan perkataan beliau :"Katakan laa ilaaha illa- Allah”.
Orang kemudian -orang kafir menjawab :"Beribadah kepada sembahan yang satu.
Tidak pernah kami dari orang tua kami". Orang dengar Quraisy di zaman
Rasulullah sangat paham makna kalimat tersebut, dan barang siapa yang
mengucapkannya tidak akan menyeru/berdoa kepada selain Allah.

1. Syarat-syarat Laa Ilaaha IlIa-Allah


Bersaksi dengan laa ilaaha illa-Allah harus dengan tujuh syarat.Tanpa
syarat-syarat itu membuktikan tersebut tidak akan bermanfaat bagi yang
mengikrarkannya.
Secara singkat tujuh syarat itu ada:
1. ilmu (mengetahui), yang menafikan jahl (Kebodohan)
2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (kerraguan)
3. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan)
4. Inqiyad (patuh), tark yang menafikan (meninggalkan)
5. Ikhlash, yang menafikan syirik
6. Shidq (jujur), yang menafikan kidzb (dusta)
7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha' (kebencian).

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :


Syarat pertama :'llmu (Mengetahui)
Artinya memahami makna dan maksudnya. tahu apa yang ditiadakan dan
apa yang ditetapkan serta menafikan ketidaktahuannya tentang hal tersebut.
Artinya :"Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat
memberi syafaat; akan tetapi (orang yang dapat nemberi syafaat adalah) orang
yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini (nya)”. (QS. Az-Zukruf :
86) Maksudnya orang yang bersaksi dengan laa ilaaha illa Allah dan memahami
dengan hati apa yang diikrarkan oleh lisanya Anda mengucapkannya, tetapi tidak
mengerti apa maknanya, maka persaksiaan itu tidak sah dan tidak berguna.

Syarat Kedua : Yaqin (yakin)


Orang yang mengingkarkannya harus yakin kandungan laa ilaaha illa-
Allah itu. Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka persaksian itu.
AllahSWT berfirman:
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang percaya hanya orang-orang
percaya kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu", (Qs. Al-
Hujurat : 15)
Kalau aku ragu maka ia menjadi munafik. Nabi Muhammad Saw besabda:”Siapa
yang temui di balik tembok (kebun) ini, yang menyaksikan bahwa tiada ilah selain
Allah dengan hati yang meyakinkannya, maka berilah kabar gembira dengan
(balasan) surga” (HR. Al -Bukhori). \
Maka siapayang tidak yakinnya, ia tidak berhak masuk surga.

Syarat ketiga: Qabul (Menerima)


Menerima konten dan konsekuensi dari laa ilaaha illa-Allah, memuji Allah
semata dan meninggalkan ibadah untuk selain-Nya. siapa yangmengucapkannya,
tetapi tidak menerima dan mentaati, maka ia germasuk orang-orang yang
difirmankan Allah :
Artinya : “Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada
mereka: “Laailaaha illa-Allah”(Tiada tuhan yang berhak disembah melainkan
Allah) mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata: “Apakah
sesungguhnya kami harus tinggalkan sembah-sembahan kami karena seorang
penyair gila?”.(QS. Ash-Shafat: 35-36)

Syarat keempat: Inqiyaad (Tunduk Dan Patuh)


Allah SWT berfirman:
Artinya : “Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah,
sedang dia orang yang bermanfaat, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada
buul tali yang kok oh”.(QS. Luqman : 22)

Syarat kelima: Shidq (Jujur)


Yaitu mengucapakan kalimat laa ilaaha illa-Allah dan hati juga
membenarkannya. Manakala lisannya ucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka
ia adalah munafik dan pendusta. Allah SWT berfirman:
Artinya : “Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman
kepada Allah dan Hari kemudian”. Padahal mereka itu sebenarnya bukan orang-
orang yang percaya. Mereka ingin menipu Allah dan orang-orang yang percaya,
padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam
hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siska
yang pedih, disebabkan mereka berdusta”.(QS. Al-Baqarah: 8-10)

Syarat Keenam : Ikhlas


Yaitu membersihkan amal dari segala debu-debu syrik, dengan jalan tidak
mengucapkannya karena mengingkari isi dunia, riya' atau sum'ah. dalam
hadisRasulullah berkata: “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas neraka orang
yang mengucapkan laa ilaaha illa-Allah karena mengiginkan ridha Allah”.(HR.Al-
Bukhari dan Muslim)

Syarat ketujuh : Mahabbah (Kecintaan)


artinya mencintai kalimat laa ilaaha illa-Allah, juga mencintai orang-orang
yang mengamalkan konsekuensinya. Allah SWT berfirman:
Artinya :“Dan di antara manusia ada orang-orang yang memuja berdiri-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintaSaya Allah.
Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah”.(QS. Al-Baqarah:
165)
Maka ahli tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus sedangkan
bersih ahli syrik mencintai Allah dan mencintai yang lain. Hal ini sangat
bertentangandengan isi laa ilaaha illa-Allah.

2. Adanya laa ilaaha illa-Allah


Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala macam yang
dipertuhankan sebagai suatu keharusan dari peniadaan laa ilaaha illa-Allah. Dan
beribadah kepada Allah semata tanpa unsur kesyirikan sedikit pun,
sebagaipenetapan dari penetapanilaa-Allah. Banyak orang yang mengikrarkan
tetapi melanggar konsekuensinya. Sehingga mereka menetapkan ketuhanan yang
sudah dinafikan, baik berupa makhluk, kuburan, pepohonan, bebatuan serta para
thaghut lainnya. Dengan kata lain, orang tersebut mengamalkan apa yang
diperintahkan oleh Allah dan toko segala yang dilarang-Nya.

D. Tauhid sebagai Landasan bagi Semua Aspek kehidupan


Tauhid dalam pandangan islam merupakan akar yang melandasi setiap
aktivitas manusia. Kekokohan dan tegaknya tauhid mencerminkan luasnya
pandangan, timbulnya semangat beramal dan lahirnya sikap optimistik. Sehingga
tauhid dapat digambarkan sebagai sumber segala perbuatan (amal shalih)
manusia. Tepatnya formulasi tauhid terletak pada realitas sosial. Adapun
bentuk,tauhid menjadi titik sentral dalam dilandasi dan dunia aktivitas.
tauhidharus diterjemahkan ke dalam realitas historis-empiris. Tauhid harusnya
dapat menjawab semua problematika kehidupan modernitas, dan merupakan
senjata pamungkas yang mamp u memberikan alternatif yang lebih anggun dan
segar.
Tujuan tauhid adalah memanusiakan manusia. Itu sebabnya, dehumanisasi
merupakan tantangan tauhid yang harus dikembalikan kepada tujuan tauhid, yaitu
memberikan perubahan terhadap masyarakat. Perubahan itu berdasarkan cita-cita
profetik yang diderivasikan dari misi historis sebagaimana tertera dalam firman
Allah:
Artinya :“Engkau adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia
untuk pencapaian, mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah”.
(QS.Ali'Imran: 110).
Kuntowijoyo memberikan tiga muatan dalam ayat di atas sebagai
karakteristik ilmu sosial profetik, yakni kandungan nilai humanisasi, liberasi dan
transendensi. tujuan diarahkan untuk merekayasa masyarakat menuju cita-cita
sosial-etiknya di masa depan.

E. Jaminan Allah Bagi Ahli Tauhid


Tidak diragukan lagi bawa tauhid memiliki kedudukan yang sangat agung
dalam Islam. Oleh karena itu, bagi siapa yang mampumerealisasikan tauhid
dengan benar akan mendapat beberapa keistimewaan. Bagi orang-orang
yangtermasuk ahli tauhid, Allah berjanjikan banyak sekali kebahagiaan,baik di
dunia, lebih-lebih di akhirat.
Itu semua hanya khusus diberikan bagi ahli tauhid.
1. Ahli Tauhid Mendapatkan Keamanan dan Petunjuk
Seorang yang bertauhid dengan benar akan mendapatkan rasa aman dan
petunjuk Allah SWT meneg askan dalam firman-Nya :
Artinya : “Orang-orang yang percaya dantidak mencampuradukaniman
meraka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah yang mendapa keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk'. (QS.AlAn'am: 82).
Kezhaliman meliputi tiga perkara, yaitu kezhaliman terhadap hakAllah
yaitu dengan melakukan syirik, kezhaliman seseorang terhadap dirinya sendiri
yaitu dengan melakukan maksiat, dan kezhaliman seseorang terhadap orang lain
yaitu dengan menganiaya orang lain. Kezhalaman adalah menempatkan sesuatu
tidak pada tidak . Kesyirikan disebut kezhaliman karna menunjukan ibadah untuk
kamu tidak berhak menerimanya. Ini merupakan kezhaliman yang paling zhalim.
Hal ini karena pelaku syirik menunjukan ibadah kepada yang tidak berhak
menerimanya, mereka menyamakan Al-Khaliq (Sang Pencipta) dengan makhluk,
menyamakan yang lemah denganMaha Perkasa.Yang dimaksud dengan
kezhaliman dalam ayat di atas adalah syirik, sebagaimana dijelaskan oleh
Rasulallah SAW ketika menafsirkan ayat ini.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu mengatakan, “Ketika ayat ini turun, terasa
beratlah dihati para sahabat, mereka mengatakan di antara kityang tidak pernah
menzalimi dri sendiri (berbuat maksiat),
maka rasulallah SAW berdoa : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata
kepada anaknya, pada waktunya ia memberi pelajaran
kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya, mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhalipria yang
besar.(QS. Lukman : 13)”
Orang-orang yang percaya dan tidak mencampuradukan tujuan mereka
dengan kezhaliman (kesyirikan). Mereka akan mendapatkan rasa aman di
duniadan di akhirat serta mendapatkan keamanan di dunia berupa ketenangan hati,
dan keamanan di akhirat dari hal-hal yang ditakti yang akan terjadi di Hari Akhir.
Petunjuk yang mereka dapatkan di dunia berupa ilmu yang bermanfaat dan amal
shalih, sedangkan petunjuk diakhirat berupa petunjuk yang mereka dapatkan
sesuai dengan kadar tauhidnya. Semakin sempurna Tauhid seseorang, semakin
besar keamanan dan petunjuk yang akan diperoleh.

2. Ahli Tauhid Djamin Masuk Surga.


Rasulullah SAW bersabda :
Artinya :”Barangsiapa yang bersyahadat (bersaksi) bahwa tidak ada ilah
(sesembah) yang berhak disembah selain allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya
dan saksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rosul-Nya, dan 'Isa adalah hamba
dan rasul-Nya, dan kalimat yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-
Nya dan bersaksi bawha surga dan neraka benar adanya,maka Allah akan
memasukkannya ke dalam surga, sesuai amal yang telah dikerjakannya”.
Ini merupakan janji dari Allah SAW untuk ahli Tauhid bahwa mereka
akan dimasukkan ke dalam surga. Ahli Tauhid adalah mereka yang bersyahadat
(bersaksi) dengan persaksian yang disebut dalam hadis diatas. Maksud syahada
tyang benar harus terkandung tiga hal, yaitu mengucapkannya dengan lisan,
memahami maknanya, dan mengamalkan segala konsekuensinya. Tidak cukup
hanya mengucapkan saja.
3. Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka
Sungguh, neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali. betapa
bahagianyaseseorang yang tidak mnjadi penghuni neraka. halini akan didapatkan
oleh sesorang yang bertauhid dengan benar.

4. Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya.


Hidup kita tidak luput dari gelimbang dosa dan maksiat. Karena itu
pengampunan dosa adaalah sesuatu yang sangat kita harapkan.
Denganmelaksanakan tauhid swcara benar, menjadi penyebab terbesar dapat laki-
lakighapus dosa-dosa kita.

5. Jaminan Bagi Masyaraka n yangBertauhid


Kebaikan tauhid ternyata tidak hanya bermanfaat bagi individu. Jika ada
sesuatumasyarakat benar-benar mewujudkan tauhid dalam kehidupan mereka,
Allah SWT akan memberikan jaminan bagi mereka Sebagian di antara jaminan
yang akan didapatkan oleh ahli tauhid. Mengutip Asy-Syaikh Abdurrahman As-
Sa'di, termasuk keutamaan Tauhid adalah: sebuah. Dapat menghapus dosa-dosa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Allah SWT menjamin kemenangan, pertolonga, kemuliaan, kemudahan
dan petunjuk di dunia bagi pemilik tauhid, Cukup banyak dalil yang menguatkan
keterangan ini baik dari Al-quran maupun As-Sunnah. Dengan demikian cukup
besar dan banyak keutamaan yang Allah limpahkan bagi para hamba-Nya yang
bertauhid, Sang di beruntung orang y ang bisa menjangkau seluruh keutamaannya.
Nama n keberhasilan total hanya milikorang-orang yang mampu
menyempurnakan tauhid sepenuhnya. Tentu manusia bertingkat-tingkat dalam
wujud tauhid kep ada Allah SWT. Mereka tidak berada pada satu tingkat. Masing-
masing menggapai k eutamaan tauhid sesuai dengan prestasi dalam menerapkan
tauhid

Anda mungkin juga menyukai