Anda di halaman 1dari 9

-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

ANALISIS AUTENTIKASI DAN PENGELOLAAN ARSIP ELEKTRONIK


DI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN
SEMARANG
Melia Listiyani*), Alamsyah

Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia, 50275

Abstrak

Penelitian ini membahas mengenai analisis autentikasi dan pengelolaan arsip elektronik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui usaha dan upaya yang dilakukan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Semarang
dalam menjaga keaslian arsip hasil digitalisasi yang dimilikinya. Metode yang digunakan untuk menganalisis data
adalah analisis tematik. Analisis tematik adalah sebuah metode yang menghasilkan tema-tema yang menjawab
fenomena yang sedang diteliti dan tema-tema yang ditemukan tersebut memiliki keterkaitan antara satu dan yang
lain. Hasil penelitian ini memperlihatkan 5 (lima) tema yaitu penciptaan arsip, pedoman autentikasi, pengelolaan
arsip dinamis tekstual, pengelolaan arsip dinamis elektronik hasil autentikasi dan autentisitas. Penciptaan arsip
melalui proses digitalisasi. Arsip yang sudah digitalisasi untuk menjaga keaslian arsip diperlukan autentikasi.
Autentikasi membutuhkan acuan berupa pedoman autentikasi. Setelah arsip diautentikasi maka diperlukan
pengelolaan arsip tekstual yang dibagi menjadi dua yaitu pengelolaan arsip dinamis aktif tekstual dan arsip dinamis
inaktif tekstual. Setelah dilakukan pengelolaan arsip dinamis tekstual kemudian dilanjutkan dengan pengelolaan
arsip dinamis elektronik hasil autentikasi menggunakan sistem E-arsip Kabupaten Semarang. Kegiatan-kegiatan
yang telah dilakukan pada akhirnya bertujuan untuk menghasilkan arsip elektronik yang terjamin autentisitasnya
(keasliannya).

Kata Kunci: arsip elektronik; penelitian kualitatif; pedoman autentikasi; pengelolaan arsip elektronik; autentisitas

Abstract
[Title: Authentication and management analysis of electronic archives in Regional Archive and Library Office of
Semarang]. This study discusses the analysis of authentication and management of electronic records. This
research aims to know the efforts and efforts undertaken by the Regional Archive and Library Office of Semarang in
maintaining the authenticity of archive from digitalization. The method used to analyze the data is thematic
analysis.Thematic analysis is a method that produces themes that answer the phenomena being studied and the
themes found are related to one another. The results of this analysis has 5 (five) themes, namely the creation of
archives, guidelines for authentication, dynamic textual file management, electronic dynamic file management
results of authentication and authenticity.Creation of archives through the digitization process. An archive that has
been digitized to maintain the authenticity of the archive requires authentication. Authentication requires reference
in the form of authentication guidelines. After the archive is the authenticated, it is necessary to manage the textual
archive which is divided into two: management of active and inactive dynamic textual archives. After doing the
management of dynamic textual archives then proceed with the management of electronic dynamic records
authentication results using the E-archive system of Semarang Regency. The activities that have been carried out in
the end aim to produce electronic archives which are guaranteed its authenticity.

Keywords: electronic archives; qualitative research; authentication guidelines; electronic archives management;
authenticity

--------------------------------------------

*) Penulis
Korespondensi.
E-mail: melialistiyani10@gmail.com

-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi yang pesat penuh, maka melakukan digitalisasi seluruh arsip
memudahkan manusia mendapatkan informasi yang yang dimiliki adalah solusinya.
melimpah. Pada dasarnya informasi menjadi Arsip hasil digitalisasi akan dipertanyakan
kebutuhan bagi setiap instansi baik pemerintah keasliannya jika lembaga tidak melakukan autentikasi
maupun swasta. Informasi dapat disajikan dari arsip. Apalagi lembaga-lembaga yang melakukan
berbagai sumber dalam bentuk lisan maupun tulisan. digitalisasi melalui pihak ketiga. Diperlukan
Salah satu tugas instansi adalah mengelola sumber autentikasi ini agar menghasilkan arsip yang terjamin
informasi berupa arsip-arsip organisasi atau lebih autentisitasnya. Arsip-arsip tersebut kemudian bisa
dikenal dengan kearsipan. Dewasa ini, banyak digunakan sebagai alat bukti yang sah dan sumber
instansi dalam pengelolaan kearsipan menggunakan informasi (Kasman 2015).
media elektronik atau digital dalam pengelolaan Kegiatan autentikasi mengacu pada PERKA
arsip-arsip yang dimilikinya (Sugiarto dan Wahyono, ANRI Nomor 20 Tahun 2011:
2005: 121-123). “Autentikasi merupakan proses pemberian tanda
Media elektronik yang digunakan dalam dan/atau pernyataan tertulis atau tanda lainnya sesuai
pengelolaan kearsipan akan menghasilkan arsip yang dengan perkembangan teknologi yang menunjukkan
disebut arsip elektronik. Peranan arsip elektronik bahwa arsip yang diautentikasi adalah asli atau sesuai
sama dengan peranan arsip konvensional. Arsip dengan aslinya”.
berperan sebagai sumber informasi, bahan pengambil Kegiatan autentikasi dapat dilakukan dengan
keputusan, bukti dan legalitas serta rujukan historis. empat cara. Pertama, pengecekkan metadata atribut
Arsip elektronik dibagi menjadi dua yaitu arsip yang arsip dinamis aktif dan inaktif. Pengecekkan pada
tercipta sudah berbentuk elektronik dan arsip sistem e-arsip disesuaikan dengan arsip tekstualnya.
elektronik hasil digitalisasi. Arsip yang tercipta sudah Kedua, kontrol prosedur yang dibuat lembaga.
berbentuk elektronik merupakan arsip yang Prosedur ini digunakan sebagai acuan dalam kegiatan
penciptaan dari awal menggunakan media elektronik autentikasi arsip elektronik agar berjalan
meliputi arsip rekaman suara atau audio, arsip sebagaimana mestinya. Ketiga, keamanan yang
rekaman gambar, arsip rekaman suara dan gambar diperlukan pada tempat digitalisasi arsip dan
(audio visual), microfilm dan microfische. Arsip keamanan yang digunakan pada sistem pengelolaan
elektronik hasil digitalisasi meliputi arsip yang arsip elektronik. Keempat, penyebarluasan arsip yaitu
digitalisasi melalui komputer, jaringan komputer, berupa hak akses untuk masuk ke sistem e-arsip.
media digital lainnya atau disebut arsip hasil alih Penyebarluasan juga berkaitan dengan siapa saja
media, dimana untuk melihat informasi yang yang berhak menyalin arsip. Penyalinan arsip
terkandung didalamnya harus menggunakan alat biasanya harus menunjukkan kartu identitas sebagai
bantu. Arsip elektronik juga memerlukan alat untuk bentuk pertanggungjawaban. Setelah kegiatan
mentransfer informasi kedalam bentuk lainnya autentikasi tersebut maka dibutuhkan pengelolaan
(Mulyono, 2011: 88). arsip yang baik. Pengelolaan tersebut mulai dari
Kegiatan digitalisasi arsip harus pengelolaan arsip tekstualnya sampai pada
mengedepankan keaslian dari arsip. Hal ini pengelolaan arsip elektroniknya.
dimaksudkan agar arsip tetap dalam keadaan asli. Salah satu lembaga yang sudah melakukan
Arsip yang asli merupakan arsip yang memiliki autentikasi pada arsip yang dimilikinya adalah Dinas
struktur, isi, dan konteks, yang sesuai dengan kondisi Kearsipan dan Perpustakaan Kapubaten Semarang.
pada saat pertama kali arsip tersebut diciptakan oleh Autentikasi dilakukan pada arsip dinamis aktif dan
orang atau lembaga yang memiliki otoritas atau dinamis inaktif. Setelah kegiatan autentikasi maka
kewenangan. Kegiatan digitalisasi arsip yang tidak dilanjutkan pengelolaan pada arsip tekstual dan
dilakukan dengan baik maka akan menghilangkan elektroniknya. Berangkat dari uraian di atas maka
autentisitas sebuah arsip (Satoto et al. 2011). tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Digitalisasi arsip sudah dilakukan Dinas peran Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Semarang Semarang dalam menjaga keaslian arsip hasil
sejak tahun 2017. Hingga saat ini ada 2000 lebih digitalisasi. Penelitian ini diharapkan dapat
arsip konvensional yang sudah digitalisasi yang bermanfaat untuk memberikan pengetahuan baru
meliputi arsip foto, arsip video home system (VHS) terkait dengan tugas dan pekerjaan arsiparis dalam
dan arsip dalam bentuk tekstual lainnya. Selain itu autentikasi dan pengelolaan arsip elektronik yang
penambahan pengelolaan arsip desa di Kabupaten dimilikinya.
Semarang yang ditangani oleh Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kabupaten Semarang akan membuat
ruangan tempat penyimpanan arsip konvensional


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

2. Metode Penelitian 3. Dokumentasi


Penelitian ini merupakan penelitian dengan Dokumentasi yaitu proses mencari data dalam bentuk
pendekatan kualitatif yaitu dengan mengeksplorasi catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
peran Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya
Semarang dalam menjaga keaslian arsip dengan cara (Arikunto, 2013:274). Dokumen digunakan untuk
kegiatan autentikasi dan pengelolaan arsip elektronik mendukung dan menambah bukti dari sumber-
yang dimilikinya. Metode pengumpulan data sumber yang telah ditemukan. Dari data ini dilakukan
dilakukan dengan tiga cara yaitu observasi, telaah. Bila mencukupi, peneliti melakukan pencarian
wawancara dan studi pustaka. Pengumpulan data data melalui pengamatan dalam jangka waktu
dilakukan melalui observasi dengan cara wawancara tertentu. Hasil pengumpulan data ini dicocokkan
pada kepala dinas kearsipan, arsiparis dan petugas dengan teori autentikasi dan pengelolaan arsip
digitalisasi arsip. Selain itu data dikumpulkan dengan elektronik yang terdapat dalam buku dan PERKA
cara studi pustaka yaitu mencari data-data atau ANRI. Data yang diperoleh melalui wawancara
informasi dari buku, jurnal, PERKA ANRI maupun kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis
penelitian yang membahas tentang autentikasi dan tematik. Proses analisis tematik terdiri dari:
pengelolaan arsip elektronik.
Pengambilan data merupakan langkah awal 1. Membiasakan diri dengan data (Familiarizing
dalam proses pengolahan data-data untuk keperluan yourself with your data)
penelitian. Teknik pengambilan data yang digunakan Pada tahap ini, setelah memperoleh data dari
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi, informan melalui wawancara, peneliti mendengarkan
secara detail dapat digambarkan sebagai berikut: kembali hasil rekaman wawancara dan menyalin
1. Observasi percakapan wawancara tersebut menjadi transkrip
Menurut Sugiyono (2015:204) observasi merupakan tertulis. Peneliti membuat transkrip berdasarkan
kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek. hasil wawancara yang telah diperoleh. Transkrip
Observasi dibedakan menjadi dua yaitu partisipan wawancara ini dibuat di MsWord dengan dilengkapi
aktif dan partisipan pasif. Penelitian ini menggunakan judul rumusan masalah, informan yang diwawancara
observasi partisipan pasif yaitu observasi yang serta waktu yang terletak dibagian atas transkrip.
dilakukan dengan cara peneliti datang ke tempat Peneliti secara urut dan berkesinambungan
kejadian yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam melakukan penomoran pada baris-baris transkrip
kegiatan tersebut. Peneliti mengamati setiap perilaku yang terletak disebelah kanan, penomoran ini dengan
dan situasi yang ada di lingkup penelitian untuk menggunakan angka Arab. Peneliti melakukan
menghasilakn suatu jawaban. penomoran baru untuk setiap transkrip baru.
Peneliti mengamati kegiatan autentikasi dan Transkrip wawancara dengan informan pertama dan
pengelolaan arsip elektronik yang dilakukan oleh kedua dipisah untuk mempermudah peneliti nanti
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten dalam proses pengodingan.
Semarang. Pengamatan dilakukan mulai dari proses 2. Menghasilkan kode awal (Generating initial
kegiatan digitalisasi arsip, autentikasi kemudian codes)
pengelolaannya. Arsip yang sudah terjamin Pada tahap ini peneliti membuat kode-kode pada
autentisitasnya kemudian dikelola, baik secara transkrip wawancara yang sesuai dengan kebutuhan
konvensional maupun secara elektronik. penelitian, agar tidak melenceng dari tujuan
2. Wawancara penelitian, kode-kode yang dibuat berdasarkan pada
Menurut Arikunto (2013:270), wawancara adalah rumusan masalah penelitian. Pada penelitian ini
proses mencari jawaban dalam penelitian kepada rumusan masalahnya yaitu bagaimana autentikasi
responden melalui tatap muka. Para responden dan pengelolaan arsip elektronik di Dinas Kearsipan
menjelaskan kondisi lokasi penelitian, termasuk dan Perpustakaan Kabupaten Semarang. Pada
melakukan persiapan untuk mengidentifikasi arsip- prosesnya peneliti memberikan kode pada setiap
arsip yang relevan. Menurut Yin (2014:108-112), jawaban dari informan yang peneliti anggap sesuai
wawancara adalah mencari jawaban kepada para dengan rumusan masalah.
responden yang mempunyai informasi berkaitan 3. Mencari tema (Searching for themes)
dengan topik yang dibuat. Setelah kode pertama selesai dibuat oleh peneliti,
Dalam proses wawancara, peneliti maka pada tahapan ini peneliti menganalisis kode-
menggunakan pedoman yang berkaitan dengan kode yang sudah dibuat, untuk memastikan bahwa
tahapan-tahapan dalam melakukan autentikasi dan tidak ada kesalahan saat menempatkan kode-kode
pengelolaan arsip elektronik. Wawancara ini tersebut pada tema yang akan dibuat.
dilakukan secara tidak terstruktur. Pedoman tersebut Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah
sebagai (checklist) apakah aspek-aspek yang dengan mengelompokkan kode-kode yang sejenis
ditanyakan sudah sesuai dengan topik yang dibuat. atau serupa, kemudian peneliti membuat tabel untuk
Substansi pertanyaan disesuaikan kebutuhan data dan memudahkan proses pengelompokkan kode, setelah
tujuan penelitian yang terkait dengan autentikasi dan semua kode yang sejenis atau serupa disatukan dan
pengelolaan arsip elektronik. membentuk kelompok, selanjutnya peneliti membuat


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

nama tema untuk setiap kelompok kode yang pendapat peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti
ditemukan, nama tema yang dibuat dapat menggunakan pendapat menurut pendapat Lincoln
mencerminkan isi kode-kode di dalam kelompok dan Guba, dalam menjaga kebenaran dari temuan
tersebut.
yang dihasilkan dari penelitian ini. Strategi
4. Meninjau tema (Reviewing themes) pengendalian kualitas yang digunakan yaitu menurut
Pada tahap keempat ini, peneliti melakukan Lincoln dan Gubba (1985), yang meliputi credibility,
validitas pada tema-tema yang telah diciptakan pada transferability, dependability, dan confirmability.
tahap sebelumnya. Peneliti mempertimbangkan,
tema-tema tersebut telah akurat dan dapat 1. Credibility (kredibilitas)
mencerminkan makna keseluruhan data yang telah Kredibilitas terkait dengan Sejauh mana peneliti
diperoleh. Kemudian tema yang dipilih perlu menjamin hasil temuan penelitian sesuai dengan fakta
disempurnakan menjadi tema yang cukup spesifik
yang terjadi di lapangan. Beberapa cara atau aktivitas
tapi tetap dapat mencakup serangkaian gagasan
dalam data. Data-data dalam tema harus menyatu, yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh
dan perbedaan antar tema harus dapat tingkat kredibilitas yang tinggi, yaitu berupaya
diidentifikasikan dengan jelas, sehingga melalui melakukan konfirmasi dan klarifikasi data yang
proses ini, peneliti mengecek dan menganalisa diperoleh dari informan (member check). Peneliti
kembali tema-tema yang sudah dibentuk. mendatangi informan kembali setelah melakukan
analisis data, serta melakukan diskusi dengan ahli
5. Mendefinisikan dan menamakan tema (Defining
and naming themes) untuk melakukan analisis data yang telah diperoleh.
Pada tahap ini, peneliti memberikan tema-tema
akhir yang didapatkan dari empat proses yang telah Pengujian terhadap kreadibilitas terhadap penelitian,
diuraikan sebelumnya. Pada tahapan ini peneliti dilakukan dengan cara sebagai berikut :
menentukan aspek yang menarik dalam setiap tema
dan mengidentifikasikannya. Sehingga tema-tema a. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian
final yang sudah dibentuk dapat menjawab rumusan Meningkatkan kecermatan yang dilakukan
masalah penelitian. dalam penelitian adalah dengan pengecekkan
terhadap data-data yang telah ditemukan,
6. Membuat laporan (producing the report) peneliti melakukan pengecekkan terhadap
Tahap ini merupakan tahap terakhir setelah
metode pengumpulan data dan metode analisis
peneliti sepenuhnya yakin jika tema-tema yang
data.
ditemukan sudah mewakili makna dari keseluruhan
b. Triangulasi sumber
data yang diperoleh dan dapat menjawab pertanyaan Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas
penelitian. Pada saat penulisan laporan peneliti data yaitu dengan cara mengecek data
menjelaskan tema-tema yang ditemukan dari hasil berdasarkan sumber. Peneliti melakukan
analisis data dan peneliti memberikan deskripsi yang pengamatan secara langsung berdasarkan
berisi interpretasi dan analisis mengenai tema sumber penelitian dilapangan untuk
tersebut. Selanjutnya hasil temuan diuji dengan membuktikan kegiatan autentikasi dan
pengendalian kualitas. Menjaga kualitas penelitian pengelolaan arsip elektronik di Dinas Kearsipan
perlu dilakukan, karena dalam penelitian harus bebas dan Perpustkaan Kabupaten Semarang.
dari subjektivitas, data yang telah didapatkan perlu c. Member check
dilakukan pengecekan untuk mengetahui validitas Menurut Sugiyono (2008:129). Member check
dari data tersebut. Proses implementasi data murni dilakukan untuk menyesuaikan data yang telah
didapatkan dari informan, dan tidak mengedepankan diperoleh dengan apa yang diperoleh dari
pendapat peneliti. narasumber. Peneliti melakukan cross check
antara data yang diperoleh dengan
membandingkan dari informan.
2.1 Menjaga Kualitas Penelitian (Maintaining
Quality) d. Menggunakan bahan Referensi
Bahan referensi digunakan sebagai pendukung
Menjaga kualitas penelitian perlu dilakukan, untuk data yang telah ditemukan oleh peneliti.
karena dalam penelitian harus bebas dari Menurut Sugiyono (2008:128) supaya data yang
subjektivitas, data yang telah didapatkan perlu diperoleh valid dan dapat dipercaya, maka
dilakukan pengecekan untuk mengetahui validitas peneliti harus menyertakan bukti yang dapat
dari data tersebut. Proses implementasi data murni mendukung keabsahan data, seperti foto,
didapatkan dari informan, dan tidak mengedepankan

-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

dokumen, transkip yang dapat mendukung menjadi dua yaitu digitalisasi sendiri dan digitalisasi
penelitian. melalui pihak ketiga. Lembaga melakukan digitalisasi
sendiri dengan cara scan arsip surat masuk dan arsip
2.Transferability (transferabilitas) surat keluar dalam format jpeg. Sedangkan arsip
Transferabilitas merupakan upaya peneliti dalam berita acara serah terima arsip, arsip foto dan arsip
video home system (VHS) digitalisasi melalui pihak
menunjukan bahwa temuan penelitian yang dilakukan
ketiga. Arsip yang digitalisasi sendiri biasanya
benar-benar sesuai dengan konteks penelitian. Untuk dibuatkan berita acara dan disertai dengan daftar
memastikan itu, peneliti menerapkan indikator- arsipnya. Untuk arsip yang digitalisasi melalui pihak
indikator khusus dalam merekrut informan, salah satu ketiga lembaga tetap membuat dan mengeluarkan
kriterianya yaitu memiliki informasi terkait tentang berita acara kegiatan digitalisasi arsip tersebut.
autentikasi dan pengelolaan arsip elektronik. Peneliti Berdasarkan PERKA ANRI Nomor 9 Tahun 2018
memilih 3 (tiga) informan yang dianggap sudah Tentang Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis
menunjukkan bahwa penciptaan arsip dibagi menjadi
sesuai dengan kriteria dan konteks penelitian.
dua yaitu arsip yang lahir dalam bentuk elektronik
3. Dependibility (dependabilitas) dan arsip elektronik hasil digitalisasi (arsip tekstual
Pada tahap dependebilitas yaitu bagaimana peneliti diubah ke dalam format elektronik). Dalam
dapat menunjukan bahwa penelitian konsisten dan implementasi di lapangan kegiatan pengelolaannya
dapat dilakukan kembali, yaitu dengan memberikan sama dengan di pedoman yaitu penciptaan arsip
rekomendasi untuk penelitian lanjutan. Peneliti dilakukan dengan cara digitalisasi. Berdasarkan hal
mencantumkan bukti jejak penelitian berupa aktivitas tersebut, dapat dijelaskan bahwa tidak ada perbedaan
antara pedoman dan implementasi di lapangan,
lapangan, seperti observasi secara langsung, dimana penciptaan arsip dibagi menjadi dua cara
wawancara dan mengolah dan menganalisis data dan yaitu digitalisasi sendiri dan digitalisasi melalui pihak
pengendalian kualitas. Sehingga dihasilkan penelitian ketiga.
yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan aktivitas
lapangan. Peneliti dapat bertanggungjawab dengan 3.2 Pedoman Autentikasi
Pedoman autentikasi adalah tema kedua yang
hasil penelitian. audit dilakukan dengan
ditemukan dari hasil analisis data yang telah
memunculkan masalah, mengolah dan menganalisis dilakukan, pedoman autentikasi yang dimaksudkan
data, pengendalian kualitas data sampai pembuatan dalam penelitian ini adalah pedoman yang digunakan
laporan hasil dari pengamatan dan data yang telah dalam kegiatan autentikasi arsip elektronik. Pedoman
dianalisis. Data-data yang diperoleh peneliti autentikasi dibagi menjadi dua tahapan yaitu tahapan
selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen sebelum dikelola menggunakan sistem e-arsip dan
pembimbing sebagia upaya agar data yang dihasilkan tahapan setelah dikelola menggunakan sistem e-arsip.
Pertama, autentikasi sebelum masuk ke sistem e-
konsisten dengan penelitian.
arsip meliputi berita acara dan pemberian tanda
tangan serta cap basah pada salinan arsip yang
4.Comfirmability (konfirmabilitas) kemudian akan dibahas pada sub bab ini. Kedua,
Konfirmabilitas yaitu cara bagaimana peneliti dapat autentikasi setelah masuk ke sistem meliputi
menunjukan netralitas dalam penelitian, peneliti pengecekan atribut arsip, keamanan dan penyebaran
melakukan konfirmasi hasil penelitiannya dengan arsip elektronik yang akan dibahas pada sub bab
peneliti ahli untuk melakukan konfirmasi data hasil pengelolaan arsip dinamis elektronik hasil
autentikasi.
temuannya, dengan melakukan konsultasi dan diskusi
dengan dosen pembimbing untuk meminimalisir bias 3.2.1 Berita Acara
dari data yang diperoleh dari hasil analisis data. Berita acara merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan dalam kegiatan autentikasi arsip elektronik.
3. Hasil dan Pembahasan Berita acara biasanya dibuat setelah kegiatan
digitalisasi arsip. Dalam menjamin keaslian arsip
3.1 Penciptaan Arsip berita acara sudah bisa mewakili bahwa arsip
Penciptaan arsip adalah tema pertama yang elektronik tersebut dikatakan asli. Keaslian arsip
ditemukan dari hasil analisis data yang telah elektronik akan dipertanyakan jika suatu lembaga
dilakukan, yang dimaksudkan penciptaan arsip dalam atau perorangan tidak bisa menunjukkan bukti-bukti
penelitian ini adalah kegiatan alih media arsip dari yang mendukung bahwa arsip tersebut asli. Untuk
bentuk tekstual (kertas) ke bentuk elektronik dengan menghindari hal tersebut, Dinas Kearsipan dan
cara digitalisasi. Perpustakaan Kabupaten Semarang selalu membuat
berita acara setelah kegiatan digitalisasi arsip.
3.1.1 Digitalisasi Arsip Berita acara digitalisasi arsip berisi waktu dan
Penciptaan arsip melalui proses digitalisasi sudah tempat pelaksanaan, jumlah arsip, keterangan proses,
dilakukan sejak tahun 2015. Penciptaan arsip dibagi pelaksanaan dan penandatanganan pimpinan.

-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

Biasanya berita acara juga disertai dengan daftar melakukan autentikasi tanpa menggunakan prosedur.
arsip apa saja yang digitalisasi. Berdasarkan pedoman Autentikasi dilakukan dari awal sebelum arsip
pada PERKA ANRI Nomor 20 Tahun 2011 tentang tersebut dikelola pada sistem e-arsip, tanpa adanya
autentikasi arsip elektronik bahwa autentikasi prosedur dalam kegiatan autentikasi maka akan
meliputi pengecekan atribut arsip (identitas dan berpengaruh pada pengelolaan arsip elektroniknya.
integritas), kontrol prosedur, keamanan dan Selanjutnya pedoman autentikasi yang tahapan
penyebarluasan. Sedangkan implementasi di setelah masuk ke sistem e-arsip akan dibahas di sub
lapangan autentikasi arsip berupa berita acara. bab pengelolaan arsip dinamis elektronik hasil
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa ada autentikasi.
perbedaan antara pedoman dan implementasi
dilapangan yaitu Dinas Kearsipan dan Perpustakaan 3.3 Pengelolaan Arsip Dinamis Tekstual
Kabupaten Semarang menggunakan pedoman yang Pengelolaan arsip menjadi tema ketiga yang
dibuat sendiri. Alasan perbedaan ini karena Dinas ditemukan dari hasil analisis data yang telah
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Semarang dilakukan, yang dimaksudkan pengelolaan dalam
berpedoman pada PERKA ANRI Nomor 9 Tahun penelitian ini adalah suatu usaha yang dilakukan
2018 tentang Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis untuk melestarikan arsip yang dimiliki. Setelah
bahwa setelah kegiatan digitalisasi arsip harus kegiatan penciptaan arsip melalui proses digitalisasi
dibuatkan berita acara, sehingga ada anggapan berita kemudian diautentikasi maka diperlukan pengelolaan
acara tersebut sudah termasuk ke dalam kegiatan kembali arsip tekstualnya. Pengelolaan ini dibagi
autentikasi arsip. menjadi dua yaitu pengelolaan arsip dinamis aktif
tekstual dan arsip dinamis inaktif tekstual.
3.2.2 Penyalinan Arsip
Selain berita acara kegiatan autentikasi arsip 3.3.1 Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif Tekstual
lainnya yaitu penyalinan arsip. Penyalinan disini Pengelolaan diawali dengan pemberkasan arsip
adalah kegiatan mengcopy arsip elektronik dengan dilakukan sesuai dengan prosedur pemeliharaan arsip.
tujuan-tujuan tertentu. Arsip hasil copy bisa Pengelolaan ini juga termasuk pada pengelolaan arsip
dikatakan asli jika arsip tersebut disertai dengan berita acara kegiatan digitalisasi arsip dinamis aktif
tanda tangan dan cap basah dari lembaga yang dan inaktif. Arsip ditata sesuai dengan sistem
mengeluarkan arsip. Adanya cap basah dan tanda kronologis yaitu dengan mengelompokkan
tangan pada salinan arsip maka sudah mewakili berdasarkan bulan dan tahun kemudian diletakkan ke
bahwa arsip tersebut merupakan arsip asli. dalam filling cabinet.
Pedoman autentikasi arsip elektronik berdasarkan Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui
International Research on Permanent Autenthic bahwa pengelolaan arsip dinamis aktif tekstual ditata
Record In Electronic System dan PERKA ANRI dan dikelompokkan berdasarkan sistem kronologis.
Nomor 20 Tahun 2011 tentang pedoman autentikasi Arsip disimpan di filling cabinet, tidak ada perawatan
arsip elektronik meliputi pengecekan atribut arsip khusus dalam pemeliharaan arsip. Berdasarkan teori,
(identitas dan integritas), kontrol prosedur, keamanan hasil wawancara, dan hasil observasi dilapangan
dan penyebarluasan. Dalam implementasi di lapangan dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan
menunjukkan autentikasi arsip elektronik yaitu antara teori, hasil wawancara dan hasil observasi.
dengan salinan arsip yang disertai tanda tangan dan Arsip ditata dan dikelompokkan berdasarkan sistem
cap basah. Berdasarkan pedoman dan implementasi kronologis dengan mengelompokkan arsip
menunjukkan bahwa ada perbedaan kegiatan berdasarkan bulan dan tahun, disimpan di filling
penggunaan pedoman autentikasi yaitu Dinas cabinet, tidak ada perawatan khusus dalam
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Semarang pemeliharaan arsip.
menggunakan pedoman yang dibuat sendiri.
Pemberian tanda tangan dan cap basah pada
penyalinan arsip sudah dianggap sebagai bentuk 3.3.2 Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif Tekstual
kegiatan autentikasi. Pengelolaan dilakukan pada arsip dinamis
Keseluruhan kegiatan aiutentikasi arsip elektronik inaktif tekstual. Pengelolaan diawali dengan penataan
yang dilakukan dibagi menjadi dua tahapan yaitu fisik arsip inaktif yaitu membersihkan arsip dari
tahapan sebelum dikelola menggunakan sistem e- bakteri, serangga, dan debu, kemudian
arsip dan tahapan setelah dikelola menggunakan mempersiapkan kertas pembungkus, mempersiapkan
sistem e-arsip. Tahapan sebelum dikelola boks arsip dan mempersiapkan label. Selanjutnya
menggunakan sistem e-arsip meliputi berita acara dan pengolahan arsip dengan melakukan pemilahan arsip
penyalinan arsip. Kegiatan autentikasi seharusnya dan non arsip. Bahan-bahan non arsip biasanya
dilakukan oleh petugas khusus autentikasi. Kegiatan ditumpuk kemudian dimasukkan kedalam karung dan
autentikasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan disimpan digudang. Setelah melakukan pemilahan
Kabupaten Semarang dilakukan oleh petugas arsip, kemudian mengelompokkan arsip berdasarkan
digitalisasi dengan alasan SDM (sumber daya tahun, dan bulan. Tahapan selanjutnya yaitu
manusia) yang terbatas. Petugas digitalisasi arsip melakukan pembungkusan arsip dengan kertas


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

pembungkus yang telah disediakan. Apabila arsip dengan kebutuhan instansi. Penyesuaian sistem
sudah selesai dibungkus maka kemudian pada sudut pengeloaan arsip elektronik ini bertujuan agar
kanan atas kertas pembungkus tersebut ditempel label pengelolaan bisa berjalan secara efektif dan efisien.
1, kemudian dimasukkan dalam boks arsip dan diberi Berdasarkan pedoman dan implementasi di lapangan
label sesuai dengan isi yang terdapat dalam boks. menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan. Adanya
Selanjutnya dibuatkan daftar arsip inaktif. kebijakan penggunaan sistem arsip elektronik
Pemilahan dilakukan dengan mengelompokkan dimaksudkan untuk memudahkan petugas dalam
arsip berdasarkan asal-usul pencipta arsip. Dalam pengelolaan dan pengawasan arsip.
pemilahan ini Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kabupaten Semarang membutuhkan 2 sampai 3 3.4.2 Autentikasi Dalam Sistem E-Arsip
petugas. Arsip yang yang harus dipilah berjumlah Autentikasi dalam sistem e-arsip meliputi
banyak, maka waktu yang dibutuhkan juga relatif kegiatan pengecekkan data atribut arsip elektronik
lebih lama. dengan atribut arsip tekstualnya, keamanan dan
Berdasarkan pedoman pengelolaan arsip yaitu penyebarluasan arsip. Pengecekan data atribut arsip
PERKA ANRI Nomor 9 Tahun 2018 Tentang elektronik dengan atribut arsip tekstualnya dilakukan
Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis tidak ada secara berkala. Keamanan berupa username dan
perbedaan antara pedoman dengan implementasi di password untuk masuk ke sistem. Pengawasan akses
lapangan. Pedoman pengelolaan arsip dinamis inaktif dilakukan untuk membatasi siapa saja yang bisa
meliputi penataan fisik arsip inaktif kemudian diolah mengakses sistem ini. Menurut pengamatan di
dengan cara dipilah. Setelah pemilahan dilakukan lapangan adanya pengawasan hak akses menjadikan
pembungkusan dengan kertas pembungkus dan penyimpanan arsip menjadi lebih aman. Dalam
dimasukkan dalam boks kemudian diberi label dan pengembangannya, arsip akan bisa diakses oleh siapa
dibuatkan daftar arsip inaktif. saja tanpa harus memasukkan username dan
password dengan kategori arsip tersebut bukan
3.4 Pengelolaan Arsip Dinamis Elektronik Hasil merupakan arsip vital.
Autentikasi Penyebarluasan arsip elektronik hanya dilakukan
Pengelolaan arsip dinamis elektronik hasil di lingkungan lembaga dan OPD (Organisasi
autentikasi menjadi tema keempat yang ditemukan Perangkat Daerah). Karena tidak sembarang arsip
dari hasil analisis data yang telah dilakukan. bisa diakses dan disebarluaskan maka dibutuhkan
Pengelolaan menggunakan sistem E-arsip Kabupaten pengawasan yang ketat dalam kegiatan
Semarang. Dalam kegiatan pengelolaan arsip penyebarluasan arsip. Berdasarkan pedoman dan
menggunakan e-arsip akan dibahas juga implementasi menunjukkan bahwa ada perbedaan
autentikasinya didalam sistem. kegiatan penggunaan pedoman autentikasi. PERKA
ANRI Nomor 20 Tahun 2011 tentang pedoman
3.4.1 Sistem Arsip Elektronik autentikasi arsip elektronik yang menjadi panduan
Pengelolaan arsip dinamis elektronik hasil dalam melaksanakan autentikasi dalam sistem e-arsip
autentikasi menggunakan sistem E-arsip Kabupaten menyebutkan kegiatan autentikasi meliputi
Semarang. E-arsip Kabupaten Semarang merupakan pengecekan data atribut arsip elektronik dengan
suatu program aplikasi komputer yang membantu atribut arsip tekstualnya, kontrol prosedur, keamanan
dalam menyelenggarakan kegiatan autentikasi dan dan penyebarluasan arsip. Sedangkan Dinas
pengelolaan arsip secara elektronik. Program aplikasi Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Semarang
ini diterapkan dari tahun 2017 dan berisi tentang menggunakan pedoman kegiatan autentikasi meliputi
pengelolaan arsip dinamis aktif dan inaktif. pengecekan data atribut arsip elektronik dengan
Adanya aplikasi ini membuat petugas hanya atribut arsip tekstualnya, keamanan dan
perlu memasukkan atribut arsip dinamis elektronik penyebarluasan arsip. Kontrol prosedur tidak
yaitu metadata arsip. Metadata ini disesuaikan dilakukan karena lembaga tidak mempunyai prosedur
dengan data arsip lainnya. Metadata arsip surat tertulis untuk kegiatan autentikasi.
masuk meliputi tanggal terima, tanggal surat, tanggal
diteruskan, nomor urut, nomor surat, perihal, kode 3.4.3 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
klasifikasi, isi surat, indeks, unit pengolah, nilai guna, Pemeliharaan sarana dan prasarana terdiri dari
media, tingkat perkembangan, lampiran, copy digital, pemeliharaan hardware dan software aplikasi.
dan upload (foto surat masuk). Metadata arsip surat Pemeliharaan software dari pihak ketiga, sehingga
keluar meliputi penerima, tanggal surat, tanggal ketika ada masalah maka Dinas Kearsipan dan
kirim, nomor surat, perihal, kode klasifikasi, isi surat, Perpustakaan Kabupaten Semarang langsung
indeks, unit pengolah, nilai guna, media, tingkat menghubungi pihak ketiga. Sedangkan pemeliharaan
perkembangan, lampiran, copy digital dan upload hardware berupa personal computer (PC), dan
(foto surat keluar). scanner hanya perlu dilakukan dengan menjaga
Berdasarkan PERKA ANRI Nomor 14 Tahun kebersihan dan kelembaban ruangan.
2012 Tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan Berdasarkan PERKA ANRI Nomor 9 Tahun 2018
Umum Pengelolaan Arsip Elektronik menunjukkan Tentang Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis
bahwa sistem arsip elektronik harus disesuaikan menunjukkan bahwa tidak ada cara khusus untuk

-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

pemeliharaan sarana dan prasarana untuk pengelolaan hasil digitalisasi. Autentisitas bisa dinilai dari
arsip elektronik. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan pengecekan atribut arsip (identitas dan integritas),
Kabupaten Semarang melakukan pemeliharaan kontrol prosedur, keamanan dan penyebarluasan.
software jika bermasalah maka langsung Dalam implementasi di lapangan bahwa penilaian
menghubungi pihak ketiga dan pemeliharaan autentisitas arsip dilakukan dengan dua tahapan yaitu
hardware dilakukan dengan menjaga kebersihan dan tahapan sebelum dikelola menggunakan sistem e-
kelembaban perangkat tersebut berada. Berdasarkan arsip dan tahapan setelah dikelola menggunakan
pedoman dan implementasi di lapangan tidak ada sistem e-arsip. Dari hal tersebut adanya perbedaan
perbedaan karena tidak ada cara khusus untuk antara pedoman dengan implementasi di lapangan,
pemeliharaan sarana dan prasarana dalam alasannya PERKA ANRI Nomor 20 Tahun 2011
pengelolaan arsip. Kegiatan pengelolaan arsip tentang pedoman untuk menjamin autentisitas arsip
dinamis elektronik hasil autentikasi biasanya tidak membahas secara spesifik kegiatan autentikasi
terkendala oleh kestabilan jaringan, terkadang banyak per poinnya sehingga Dinas Kearsipan dan
metadata arsip yang harus dimasukkan ke sistem Perpustakaan Kabupaten Semarang menggunakan
tetapi jaringan tidak lancar. Oleh karena itu penting pedoman autentikasi arsip elektronik yang tidak
sekali menjaga kestabilan jaringan agar pengelolaan tertulis meliputi berita acara dan penyalinan arsip.
arsip berjalan dengan lancar. Selain itu autentikasi dalam sistem e-arsip yang
meliputi kegiatan pengecekkan data atribut arsip
elektronik dengan atribut arsip tekstualnya, keamanan
3.5 Autentisitas dan penyebarluasan arsip. Kontrol prosedur tidak
Autentisitas menjadi tema terakhir yang dilakukan karena lembaga tidak mempunyai prosedur
ditemukan dari hasil analisa data yang telah tertulis untuk kegiatan autentikasi.
dilakukan, autentisitas yang dimaksud dalam Kelima tema yang telah diuraikan di atas tidak
penelitian ini yaitu dari upaya-upaya yang telah bisa berdiri sendiri, maka antara tema yang satu dan
dilakukan maka didapatkan hasil arsip yang terjaga lainnya memiliki keterkaitan dan kesinambungan.
autentisitasnya. Autentisitas merupakan keaslian Tema yang pertama penciptaan arsip elektronik
arsip elektronik yang dilihat dari kualiatas arsip yang melalui digitalisasi, tema ini mempengaruhi tema
sebagaimana mestinya walaupun arsip tersebut telah pedoman autentikasi. Arsip yang sudah digitalisasi
mengalami perubahan media penyimpanan. untuk menjaga keaslian arsip diperlukan autentikasi.
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Autentikasi membutuhkan acuan berupa pedoman
Semarang secara rutin melakukan pencocokan antara autentikasi.
metadata atribut arsip elektronik dengan metadata Tema kedua, yaitu pedoman autentikasi, tema
arsip tekstualnya. Atribut arsip meliputi identitas dan ini mempengaruhi adanya tema pengelolaan arsip
integritas arsip. Identitas berkaitan dengan dinamis tekstual. Dari kegiatan autentikasi
karakteristik arsip yang memudahkan untuk menggunakan pedoman maka akan menghasilkan
mengidentifikasi dan membedakannya dengan arsip arsip yang autentisitanya terjamin. Setelah itu arsip
yang lain. Biasanya lembaga mencocokkan identitas dinamis tekstual perlu dilakukan pengelolaan.
arsipnya meliputi nama pembuat/nama penulis/nama Pengelolaan arsip dinamis tekstual dibagi menjadi
pengirim, nama tindakan/urusan, tanggal penciptaan dua yaitu pengelolaan arsip dinamis aktif tekstual dan
dan pengiriman, pernyataan kode klasifikasi dan arsip dinamis inaktif tekstual.
lampiran. Sedangkan integritas arsip meliputi nama Tema ketiga, yaitu pengelolaan arsip dinamis
unit kerja, penanggung jawab, petunjuk ada tidaknya tekstual, tema ini mempengaruhi adanya tema
perubahan teknis. pengelolaan arsip dinamis elektronik hasil
Kegiatan mencocokkan atribut arsip tersebut autentikasi. Arsip dinamis tekstual yang sudah
dilakukan bertujuan agar arsip elektronik yang dikelola maka diperlukan pengelolaan menggunakan
dikeluarkan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan sistem arsip elektronik. Sistem yang digunakan
Kabupaten Semarang tidak dipertanyakan adalah E-arsip Kabupaten Semarang. Petugas hanya
keasliannya. Apalagi ketika arsip tersebut digunakan perlu memasukkan metadata arsip elektronik yang
dalam kegiatan persidangan maka diperlukan bukti- disesuaikan dengan arsip tekstualnya.
bukti pendukung untuk menyatakan bahwa arsip Tema keempat, yaitu pengelolaan arsip dinamis
tersebut legal dijadikan alat bukti. Hal ini terkait elektronik hasil autentikasi, tema ini mempengaruhi
dengan penjaminan keaslian arsip dengan berita acara adanya tema autentisitas. Arsip dinamis elektronik
dan penyalinan arsip. Berita acara dilakukan setelah hasil autentikasi yang sudah dikelola dalam sistem
kegiatan digitalisasi arsip. Kemudian arsip hasil arsip elektronik dengan upaya dan usaha yang ada
salinan bisa dijamin autentisitasnya dengan disertai agar tetap terjamin autentisitasnya (keasliannya).
tanda tangan dan cap basah. Sistem arsip elektronik dilengkapi dengan sistem
Berdasarkan PERKA ANRI Nomor 20 Tahun keamanan dan penyebarluasan berupa hak akses ke
2011 tentang pedoman autentikasi arsip elektronik sistem sehingga arsip bisa terjaga keamanannya yang
menunjukkan bahwa autentisitas merupakan kualitas nantinya akan mempengaruhi autentisitas (keaslian)
suatu arsip yang sebagaimana adanya dan tidak arsip elektronik tersebut.
mengalami perubahan isi meskipun arsip tersebut

-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R$JXWXV

4. Simpulan Daftar Pustaka


Berdasarkan hasil analisis penelitian tentang Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono. (2005).
analisis autentikasi dan pengelolaan arsip elektronik Manajemen Kearsipan Modern: Dari
di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Konvensional Ke Basis Komputer. Yogyakarta:
Semarang, maka dapat disimpulkan bahwa Gava Media.
autentikasi arsip elektronik dibagi menjadi dua Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu
tahapan yaitu tahapan sebelum dikelola Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
menggunakan sistem e-arsip dan tahapan setelah Asichin, M. (2015). Dampak Hukum Terhadap Arsip
dikelola menggunakan sistem e-arsip. Pertama, (Hard Copy / Paper Based Record), 7 Mei
autentikasi sebelum masuk ke sistem e-arsip meliputi 2015. Retrieved from
berita acara dan pemberian tanda tangan serta cap http://tatasolusi.co.id/DSD_2015/Materi/M
basah pada salinan arsip. Kedua, autentikasi setelah Asichin.pdf
masuk ke sistem meliputi pengecekan atribut arsip, Badudu-Zain. (2001). Kamus Umum Bahasa
keamanan dan penyebaran arsip elektronik. Tahapan Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
autentikasi yang kedua masuk pada pengelolaan arsip Bungin Burhan. (2009). Analisis Penelitian Data
elektronik di sistem e-arsip. Kegiatan autentikasi Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo.
seharusnya dilakukan oleh petugas khusus Creswell, J. W. (2014). Penelitian Kualitatif dan
autentikasi. Autentikasi di Dinas Kearsipan dan Desain Riset: Memilih Di Antara Lima
Perpustakaan Kabupaten Semarang dilakukan oleh Pendekatan. (A. L. Lazuardi, Ed.) (3rd ed.).
petugas digitalisasi dengan alasan SDM (sumber daya Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
manusia) yang terbatas. Petugas digitalisasi arsip International Council on Archives. (2008). Module 2:
melakukan autentikasi menggunakan prosedur kurang Guideines and functional requirement for
lengkap, karena autentikasi dilakukan dari awal electronic records management system. New
sebelum arsip tersebut dikelola di sistem e-arsip Zealand: International Council of Archives.
maka akan berpengaruh pada pengelolaan arsip Kasman, A. (2015). Autentikasi Arsip Negara Hasil
elektroniknya. Alih Media Dalam Bentuk Media Elektronik.
Pengelolaan arsip dimulai dari pengelolaan arsip Makalah dipresentasikan pada seminar dan
secara konvensional sampai pada pengelolaan arsip workshop nasional Autentikasi Arsip Digital
secara elektronik. Pengelolaan arsip secara dan Otomasi Pengelolaan Arsip.
konvensional yang pertama pemberkasan arsip Lincoln, Y.S. & Guba, E. . (1985). Evaluative
meliputi penentuan indeks, kode klasifikasi, Criteria. Retrieved from
pelabelan dan penyusunan daftar arsip. Kedua yaitu http://www.qualres.org/HomeLinc-3684.html
pemilahan antara arsip dan non arsip. Arsip dinamis Millar, L. A. (2010). Archives Principles and
aktif disimpan di dalam filling cabinet. Arsip dinamis Practices. New York: Neal-Schuman
inaktif disimpan di boks arsip, sedangkan non arsip Publisher.
disimpan di gudang. Selanjutnya kegiatan dilakukan Mulyono, S. dkk. (2011). Manajemen Kearsipan.
dengan pengelolaan arsip secara elektronik dengan Semarang: UnnessPress.
menggunakan E-arsip Kabupaten Semarang. Adanya Peraturan Kepala Anri Nomor 9 Tahun 2018 Tentang
kebijakan untuk menggunakan sistem pengelolaan Pedoman Pemeliharaan Arsip Dinamis.
arsip elektronik dimaksudkan untuk memudahkan Peraturan Kepala Anri Nomor 11 Tahun 2008
petugas dalam pengelolaan arsip, selain itu Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
memudahkan dalam pengawasannya. Peraturan Kepala Anri Nomor 14 Tahun 2012
Kegiatan pengelolaan yang telah dilakukan maka Tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan
diperlukan untuk memelihara sarana dan prasarana Umum Pengelolaan Arsip Elektronik
yang digunakan terdiri dari pemeliharaan hardware Peraturan Kepala Anri Nomor 20 Tahun 2011
dan software aplikasi. Pemeliharaan software dari Tentang Pedoman Autentikasi Arsip
pihak ketiga, sehingga ketika ada masalah maka Elektronik.
lembaga langsung menghubungi pihak ketiga. Satoto, Kodrat Iman et al. 2011. “Studi Perbaikan
Sedangkan pemeliharaan hardware berupa personal Pengelolaan Perpustakaan Dan Sistim
computer (PC), dan scanner hanya perlu dilakukan Pengelolaan Arsip & Dokumen Di PT Badak
dengan menjaga kebersihan dan kelembaban ruangan. NGL.” Jurnal Sistem Komputer 1(1): 21–30.
Jadi dari seluruh kegiatan autentikasi dan pengelolaan Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif
arsip elektronik yang dilakukan bertujuan untuk Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
menghasilkan arsip elektronik yang terjamin Wahyu Supriyanto dan Ahmad Muhsin. (2008).
autentisitasnya (keasliannya). Pengelolaan arsip Teknologi Informasi Perpustakaan.
dinamis elektronik hasil autentikasi biasanya Yogyakarta: Kanisius.
terkendala oleh kestabilan jaringan, terkadang banyak Yin, R. K. (2014). Studi Kasus: Desain dan Metode.
metadata arsip yang harus dimasukkan ke sistem Jakarta: Rajawali Pers.
tetapi jaringan tidak lancar.

Anda mungkin juga menyukai