Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SUPERVISI PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan

Dosen Pembimbing

Vannisa Aviana Melinda, M. Pd.

Disusun oleh :

Aprilia Khoirun Nisa (210103110092)

Muhammad Bahaudin Najib (210103110082)

Nafisatul Hidayah (210103110108)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

Maret 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya lah, kami di mudahkan dalam menyusun makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Pengelolaan Pendidikan dengan materi “Supervisi Pendidikan” sehingga
pembuatan makalah ini dapat kami laksanakan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Vannisa Aviana Melinda, M.Pd.
selaku dosen Pengelolaan Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan sesuai dengan bidang mata kuliah yang telah kami pelajari. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
ini baik berupa materi ataupun pemikiran.

Akhir kata kami harap agar apa yang kami sampaikan dalam makalah
Pengelolaan Pendidikan “Supervisi Pendidikan” dapat bermanfaaat bagi para pembaca.

Malang, Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB 1

PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................... 2

BAB II

PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

A. Pengertian Supervisi Pendidikan ........................................................................ 3


B. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan................................................................. 5
C. Tujuan Supervisi Pendidikan ............................................................................. 6
D. Manfaat Supervisi Pendidikan ........................................................................... 8

BAB III

PENUTUP ..................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengawasan pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Mutu pendidikan erat kaitannya dengan profesionalisme guru dalam memecahkan
masalah yang ada dalam dunia pendidikan, baik sekarang maupun yang akan datang.
Berdasarkan hal tersebut, pendidikan merupakan faktor yang penting, karena pendidikan
merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia (Human Resources),
dimana manusia dapat mengembangkan kepribadiannya, mengembangkan potensinya
sesuai dengan nilai-nilai masyarakat yang ada.
Guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus terus menerus dilatih
dan dilatih guna meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan. Pekerjaan guru
berkaitan dengan upaya mencerdaskan kehidupan negara, baik mental maupun emosional,
intelektual, fisik dan lainnya. Potensi sumber daya guru perlu tumbuh dan terus
berkembang agar berpotensi menjalankan fungsinya. Selain itu, dampak perubahan yang
serba cepat memungkinkan guru untuk terus belajar beradaptasi dengan IPTEK dan
mobilitas masyarakat. Guru harus yang menguntungkan sesama guru atau berpengalaman
untuk meningkatkan peluang seorang siswa. Guru juga membutuhkan bantuan kepala
sekolah sebagai pembimbing agar guru dapat berfungsi dengan baik dalam proses belajar
siswa. Oleh karena itu, pengawasan pada suatu lembaga pendidikan sangat diperlukan.
"Pengawasan juga dapat dipahami sebagai proses interaktif dua arah yang membutuhkan
siswa dan pengawasan. "Secara sadar berkomitmen dalam semangat profesionalisme, rasa
hormat, solidaritas dan keterbukaan berinteraksi satu sama lain” pengawasan juga dapat
dipahami sebagai proses interaktif dua arah, mengharuskan siswa dan pengawas terlibat
secara sadar satu sama lain dengan profesionalisme, rasa hormat, solidaritas, dan pikiran
terbuka. Kepala sekolah harus melibatkan seluruh komunitas sekolah dia memimpin
dalam pelaksanaan tanggung jawabnya. Supervisi adalah pengawasan terhadap kegiatan
akademik berupa proses pendidikan da pembelajaran dengan sebuah pedoman. Supervisi
pendidikan dapat membantu guru atau pendidik untuk terus meningkatkan metode,
materi, dan penilaian untuk mencapai tujuan sekolah secara lebih profesional.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian supervisi pendidikan?
b. Apa saja prinsip-prinsip supervisi pendidikan?

1
c. Apa tujuan supervisi pendidikan?
d. Apa manfaat adanya supervisi pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian supervisi pendidikan.


b. Untuk mengetahui prinsip-prinsip supervisi pendidikan.
c. Untuk mengetahui tujuan supervisi pendidikan.
d. Untuk mengetahui manfaat supervisi pendidikan.
1.4 Manfaat Penulisan
a. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat dijadikan bahan pembelajaran mata kuliah Pengelolaan
Pendidikan materi “Supervisi Pendidikan”.
b. Bagi Penulis
Diharapkan dapat membantu menambah pengetahuan mengenai materi
“Supervisi Pendidikan”.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Supervisi Pendidikan

Supervisi secara etimologi berasal dari kata super yang berarti lebih, di atas dan
vision yang artinya melihat, mengawasi, ataupun menginspeksi. Dalam pengertiannya
secara etimologi supervisi adalah kegiatan pengawasan atasan terhadap segala hal
yang dilakukan bawahannya. Supervisi melakukan pengawasan cenderung kepada
pengawasan dengan pembinaan, bukan mencari letak kesalahan semata. Apabila
digabungkan dengan pendidikan, maka supervisi memiliki pengertian kegiatan
melakukan pembinaan berupa tuntunan seorang profesional (kepala sekolah) yang
tentunya lebih unggul kepada tenaga pendidik untuk memperbaiki bahan, metode,
evaluasi, pengajaran dengan menerapkan stimulasi, koordinasi, serta bimbingan
kontinu (terus-menerus) agar tenaga pendidik menjadi profesional dalam peningkatan
tercapainya tujuan pendidikan sekolah utamanya meningkatkan mutu pendidikan.
Bertindak berdasarkan prinsip ilmiah,

Supervisi meningkatkan mutu pendidikan, dan untuk melaksanakan supervisi,


butuh keterampilan lebih. Kepekaan melihat dan memahami masalah peningkatan
mutu pendidikan tidak hanya menggunakan pandangan apa yang tampak langsung
oleh mata, namun juga ketajaman pandangan mengenai permasalahan yang
tersembunyi pula. Dalam Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 pasal 57 berisikan
bahwa supervisei terdiri dua bagian, yakni : 1) supervisi manajerial yang membantu
kepala sekolah dan pegawai sekolah meningkatkan kinerja sekolah, 2) supervisi
akademik yang membina guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran1. Pemegang
peran sebagai supervisor pendidikan adalah kepala sekolah dengan melakukan
kontrolisasi, pengawasan, dan evaluasi.

Ada beberapa pengertian supervisi pendidikan menurut para ahli, yakni:

1. Menurut Ross L (1980), supervisi pendidikan adalah kegiatan melayani tenaga


pendidik dengan tujuan menghasilkan perbaikan dalam pengajaran, pembelajaran,
dan kurikulum.

1
Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd. dkk., “Supervisi Pendidikan”, CV Alfabeta, 2019, hlm 1-2.

3
2. Menurut Purwanto (1987), supervisi pendidikan adalah aktivitas melakukan
pembinaan yang direncanakan untuk membantu tenaga pendidik melakukan
pekerjaannya secara efektif.
3. Menurut Mulyasa (2002), supervisi pendidikan adalah segala upaya pejabat
sekolah dalam memimpin guru-guru serta tenaga pendidikan lainnya untuk
memperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi perkembangan
jabatan guru-guru, memilah dan memperbaiki tujuan-tujuan pendidikan, bahan
materi ajar, dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.
4. Menurut Manullang (2005), supervisi pendidikan adalah proses menerapkan
pekerjaan yang telah dilakukan, menilai, jika perlu mengoreksinya dengan maksud
agar pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana awal juga memberi pelayanan kepada
guru agar lebih profesional dalam menjalankan tugas sebagai pendidik.
5. Menurut Bafadal (2005), supervisi pendidikan adalah layanan profesional
berbentuk pemberian bantuan kepada anggota dalam memeningkatkan kemampuan
sehingga lebih mampu mempertahankan dan melakukan perubahan
penyelenggaraan sekolah dalam rangka pencapaian tujuan sekolah.
6. Menurut Mantja (2007), supervisi pendidikan adalah kegiatan dalam jabatan resmi
pengawasan untuk perbaikan proses belajar mengajar sebagai ajang perbaikan
interaksi antara guru dan murid serta peningkatan mutu pendidikan.
7. Menurut Sagala (2009), supervisi pendidikan adalah bantuan berupa bimbingan
profesional bagi tenaga pendidikan dalam melaksanakan tugas intruksional guna
memperbaiki belajar mengajar dengan menstimulasi, koordinasi, daan bimbingan
secara terus-menerus untuk meningkatkan posisi guru secara individual maupun
kelompok.
8. Menurut Masaong (2010), supervisi pendidikan adalah usaha berbentuk
menstimulasi, mengkoordinasi, dan membimbing pertumbuhan tenaga pendidikan
di sekolah, baik individu maupun kelompok, dengan tindakan pedagogis efektif
sehingga lebih mampu berpartisipasi dengan masyarakat demokratis.
9. Menurut Adams dan Dickey, supervisi pendidikan adalah program terencana yang
pada hakikatnya untuk memperbaiki segala sesuatu pada kegiatan belajar
mengajar.

4
10. Menurut Boadman, supervisi pendidikan suatu teknik pelayanan yang
bertujuan mempelajari dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan peserta didik 2.

Jadi, dapat disimpulkan pengertian supervisi pendidikan menurut para ahli


memiliki pengertian kegiatan melakukan pengawasan dengan pembinaan kepada
pendidik dengan tujuan menjadikan pendidikan lebih baik dan sesuai dengan
tujuan pendidikan.

2.2 Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan

Dalam memegang perannya sebagai supervisor pendidikan, kepala sekolah


memiliki prinsip-prinsip supervisi yakni:

a. Prinsip ilmiah.
Prinsip ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang diperoleh dari
fakta dalam proses belajar mengajar.
2) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti angket,
observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.
3) melakukan kegiataan supervisi dengan sistematis dan terencana.
b. Prinsip demokratis
Layanan dan dukungan yang diberikan kepada guru didasarkan pada hubungan
yang ramah dan hangat, sehingga guru akan merasa bahwa dapat menjalankan
tugasnya dengan baik. Demokrasi berarti melindungi harga diri dan martabat guru,
bukan berdasarkan jabatran atasan atau bawahan.
c. Prinsip kerjasama
Meningkatkan upaya bersama dengan memberi dukungan bersama, memberi
stimulasi potensi guru sehingga dapat berkembang bersamaan. Prinsip ini juga bisa
disebut prinsip demokratis.
d. Prinsip konstruktif dan kreatif

2
TeamSekolahan, Supervisi Pendidikan : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, Prinsip dan Pendekatan Supervisi
Pendidikan, diakses dari https://www.sekolahan.co.id/supervisi-pendidikan/, pada tanggal 9 Maret 2022, pukul
10.43.

5
Semua guru akan termotivasi untuk mengembangkan kemungkinan kreatif jika
supervisor dapat menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan, jangan
menggunakan yang mengerikan. Perlu ada pengawasan dan bimbingan kepada
pendidik, sehingga memunculkan dorongan untuk bekerja 3.
Selain beberapa penjelasan di atas, supervisor haruslah bekerja dengan informal,
profesionalitas, preventif (berusaha mencegah hal-hal yang negative), korektif
(memberikan pembenaran atas kesalahan), dan kooperatif (menemukan kesalahan
beserta memperbaikinya bersama). Jangan sampai bersikap otoriter yang terdesak,
berdasarkan kekuasaan, mencari-cari kesalahan, terlalu cepat mengharap hasil, dan
terlalu cepat kecewa.
2.3 Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan utamanya diadakan supervisi pendidikan adalah pencapaian tujuan
pendidikan yang harus dilakukan oleh guru dan kepala sekolah dengan tetap
memperhatikan beberapa faktor agar hasilnya efisien. Berikut ada beberapa tujuan
supervisi pendidikan menurut para tokoh, yakni sebagai berikut:
a. Piet A. Sahertian dalam bukunya mengungkapkan bahwa tujuan supervisi
pendidikan adalah melakukan pembinaan kepada guru demi meningkatkan kualitas
mengajar yang akan diberikan kepada siswa. Dengan begitu, supervisi bukan hanya
memberi pelayanan agar guru dapat memberi materi ajar tepat agar siswa
memperoleh kualitas pembelajaran, memperbaiki model pengajaran, tetapi juga
mengembangkan kemampuan potensi mengajar guru4.
b. Menurut Made Pidarta tujuan supervisi pendidikan, yakni: 1)mengembangkan
kualitas dan kuantitas sehingga menciptakan lulusan optimal, 2)mengembangkan
kompetensi pribadi dan sosialnya, 3)supervisor (kepala sekolah) dapat melakukan
pengembangan pengajaran menyesuaikan lingkungan sekitar, 4)meningkatkan
kerjasama antara masyarakat dengan sekolah5.
c. Menurut Ametembun (2007), tujuan supervisi pendidikan adalah (1)memahamkan
tujuan pendidikan kepada guru; (2) melatih kesanggupan guru untuk menjadikan
peserta didiknya sebagai anggota masyarakat yang efektif; (3) membantu guru
melakukan diagnosis; (4) meningkatkan kesadaran guru dengan tata kerja

3
Dokumentasi Raden Intan, “Prinsip-prinsip Supervisi”, Jurnal Kajian Teori : Supervisi Pendidikan, 2019, hlm.
23-25.
4
Piet Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, 2008, hlm. 16
5
Dokumentasi Raden Intan, “Prinsip-prinsip Supervisi”, Jurnal Kajian Teori : Supervisi Pendidikan, 2019, hlm.
27-28.

6
demokratis; (5)mengembangkan tekad guru dalam meningkatkan mutu kerja secara
maksimal; (6) membantu mengenalkan sekolah ke masyarakat; (7) membantu guru
agar dapat menggunakan keahliannya sendiri; (8) menjadikan kerjasama antar
guru; dan (9) membantu guru mengevaluasi kinerjanya dalam konsep tujuan
perkembangan peserta didik 6.
d. Menurut Wahyudi (2012) tujuan supervisi pendidikan adalah mengembangkan
kinerja yang profesional dan teknis untuk guru, kepala sekolah, dan pejabat sekolah
lainnya agar proses pendidikan di sekolah lebih bermutu, dan yang utama supervisi
pendidikan didasarkan pada kooperatif, partisipasi, dan kolaborasi, bukan
berdasarkan paksaan dan kepatuhan yang dengan melakukan hal tersebut akan
timbul kesadaran, inisiatif, dan kreatif pejabat sekolah.
e. Menurut Mulyasa (2006) berpendapat bahwa supervisi dapat diaplikasikan oleh
kepala sekolah sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern
membutuhkan supervisor khusus yang lebih independen dan dapat meningkatkan
obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas. Kepala sekolah sebagai
supervisor dapat dilaksanakan secara efektif antara lain dengan cara survey kelas,
diskusi kelompok, pembinaan individual, dan simulasi pembelajaran 7.
Dari pendapat yang telah diberikan beberapa tokoh di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah mengembangkan kondisi
belajar mengajar yang semakin baik dengan membantu guru meningkatkan potensi
kinerjanya untuk membentuk pribadi anak secara optimal.

2.4 Fungsi Supervisi Pendidikan

Supervisi pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi penelitian
Penelitian berfungsi untuk memperoleh gambaran jelas dan obyektif mengenai
situasi pendidikan seperti permasalahan dalam proses belajar mengajar (guru,
murid, perlengkapan, kurikulum, tujuan pengajaran, metode mengajar, dan
perangkat-perangkat lainnya). Penelitian tersebut harus bersumber pada data yang
aktual dan bukan pada informasi yang telah kadaluarsa.

6
N.A. Ametembun, “Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogam”, Suri, 2007, hlm. 3
7
Dokumentasi Raden Intan, “Prinsip-prinsip Supervisi”, Jurnal Kajian Teori : Supervisi Pendidikan, 2019, hlm.
27-28.

7
b. Fungsi penilaian
Fungsi penilaian dimaksudkan untuk mengevaluasi pada fungsi sebelumnya, fungsi
penelitian. Hal tersebut bertujuan meninjau bagaimana mutu pendidikan pada
lembaga pendidikan tersebut dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
situasi dan kondisi pendidikan serta pengajaran yang telah diteliti sebelumnya.
Dalam etika pendidikan, penilaian itu harus menekankan terlebih dahulu pada
aspek-aspek penelitian, penilaian, perbaikan, peningkatan supervisi pendidikan
yang positif (kebaikan dan kemajuan-kemajuan), kemudian pada aspek-aspek
negatif, kekurangan atau kelemahan-kelemahan.
c. Fungsi perbaikan
Setelah dilakukannya fungsi penilaian, maka selanjutnya adalah fungsi perbaikan
dengan memperbaiki aspek negatif yang timbul. Dengan berupa loka karya,
seminar, simulasi dan cara lain yang dipandang efektif.
d. Fungsi peningkatan
Meningkatkan aspek-aspek positif agar lebih baik dan menghilangkan aspek
negatifnya, sehingga aspek negatif yang ditimbulkan diubah menjadi aspek positif
dan aspek positif dikembangkan lagi sehingga menjadi lebih baik. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan, memberi semangat agar guru mau
menerapkan cara baru, termasuk dalam hal ini membantu guru dalam memecahkan
kesulitan dalam menggunakan cara-cara baru tersebut .

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan mengenai supervisi pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Supervisi pendidikan adalah kegiatan melakukan pembinaan berupa tuntunan seorang
profesional (kepala sekolah) yang tentunya lebih unggul kepada tenaga pendidik untuk
memperbaiki bahan, metode, evaluasi, pengajaran dengan menerapkan stimulasi,
koordinasi, serta bimbingan kontinu (terus-menerus) agar tenaga pendidik menjadi
profesional dalam peningkatan tercapainya tujuan pendidikan sekolah utamanya
meningkatkan mutu pendidikan.
2. Prinsip supervisi pendidikan ada 4, meliputi: prinsip ilmiah, prinsip demokratis, prinsip
kerjasama, prinsip kontruktivisme dan kreatif.
3. Tujuan supervisi pendidikan adalah mengembangkan kondisi belajar mengajar yang
semakin baik dengan membantu guru meningkatkan potensi kinerjanya untuk
membentuk pribadi anak secara optimal.
4. Fungsi dalam supervisi pendidikan, yakni: fungsi penelitian, fungsi penilaian, fungsi
perbaikan, dan fungsi peningkatan.
B. Saran
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Apabila ada kekurangan di
dalam makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca sekalian
dengan harapan agar semakin berkembang menjadi lebih baik lagi. Pengelolaan
Pendidikan adalah mata kuliah penting utamanya dipelajari oleh calon guru agar guru
berupaya terus melakukan perbaikan kinerja diri agar proses belajar mengajar menjadi
efektif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dokumentasi Raden Intan. (2019). Prinsip-prinsip Supervisi. Jurnal Kajian Teori : Supervisi
Pendidikan. 23-25.
Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd. dkk. (2019). Supervisi Pendidikan. Bandung:CV
Alfabeta.

N.A. Ametembun. (2007). Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogam. Jakarta:Suri.

Piet Sahertian. (2008). Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

TeamSekolahan. 2020. Supervisi Pendidikan : Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis, Prinsip dan
Pendekatan Supervisi Pendidikan. https://www.sekolahan.co.id/supervisi-pendidikan/.
9 Maret 2022.

10

Anda mungkin juga menyukai