Anda di halaman 1dari 9

Nama : Suci Ramanda Sari

Ruangan : Instalasi Radiologi


Formasi : Radiografer
No.WA/Email : 08978817884/suciramanda23@gmail.com

Rangkuman Materi Orientasi CASN

RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado berawal dari RSU Gunung Wenang Manado
yang terletak di Kelurahan Wenang Kota Manado. didirikan pada zaman Hindia Belanda dengan
nama KONINGIN WILHELMINA ZIEKENHUIS (K.W.Z). Tahun 1942, tentara Koigun Jepang
menduduki Kota Manado dan KWZ diganti namanya menjadi KOIGUN BYOIN.
Perkembangan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.03/I/0824/2015 Sebagai Rumah sakit Pendidikan
kelas A dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/390/2014 sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional mengadakan kerjasama
dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi sebagai mitra penyelenggaraan
pendidikan S1 kedokteran dan pendidikan spesialis. Selain hal tersebut RSUP Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado mengadakan kerja sama pendidikan dengan institusi kesehatan lainnya yang
berada di Manado dan daerah sekitarnya. Pada tahun 2015 telah lulus paripurna akreditasi
pelayanan versi tahun 2012. Disamping itu, RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado untuk
ditetapkan rumah sakit pendidikan dan pelayanan rujukan nasional yang unggul di Indonesia
Timur.

Visi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou :


Menjadi rumah sakit Pendidikan dengan layanan bermutu dan berkeadilan didukung SDM yang
produktif serta tata Kelola keuangan yang handal.

Misi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou :


1. Meningkatkan pelayanan Kesehatan melalui pengembangan layanan unggulan dengan di
dukung sarana prasarana yang terkini.
2. Menciptakan SDM yang produktif, professional dan berintegritas melalui pendidikan, pel
atihan dan penelitian.
3. Memantapkan tata kelola keuangan yang terintegrasi, transparan, independen dan akunta
bel dengan menggunakan teknologi informasi terkini.

Tata nilai
1. Team Work
2. Inovatif
3. Transparan dan Akuntabel
4. Integritas yang Tinggi
5. Bertindak Cepat dan Tepat

Layanan Unggulan :
1. Cathlab (Catheterization Laboratory) adalah ruangan rawat khusus yang melayani tindaka
n diagnostic coroner jantung dan intervensi jantung (pemasangan ring atau cincin), pemas
angan pacu jantung (PPM dan TPM), ablasi jantung, koreksi katup-katup jantung (BMV).
Diagnostik pembuluh darah otak (DSA), koreksi dinding jantung bocor (VSD) dan (AS
D).
2. Teleterapi Cobalt 60 : Menggunakan radioaktif sehingga laju dosisnya sangat stabil untuk
terapi radiasi kanker.
3. CT Simulator : Alat yang menghasilkan gambaran kanker dalam bentuk 3D sehingga per
encanaa radiasi dapat dicapai dengan maksimal dengan Teknik 3DCRT dan IMRT.
4. Endoskopi : Tindakan peneropongan pada saluran cerna bagian atas (EGD) dan saluran c
erna bagian bawah (kolonoskopi) untuk diagnostic dan teraupetik.
5. CT-Scan 128 Slice : Salah satu generasi terbaru CT Scan yang mempunyai berbagai keun
ggulan dibandingkan generasi sebelumnya, antara lain kemampuan memeriksa organ tub
uh secara lebih cepat, akurat dan sengan dosis radiasi yang lebih rendah.
6. MRI (Magnetic Resonace Imaging) : Pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet da
n energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh.
7. Mammografi : Tes pemindaian yang dilakukan untuk menangkap gambar jaringan payud
ara dengan menggunakan teknologi foto rontgen.
8. Ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) : Ruang perawatan intensif rumah sakit yan
g disediakan khusus untuk bayi baru lahir yang mengalami gangguan Kesehatan. Umumn
ya bayi dimasukkan ke ruang NICU pada masa 24 jam pertama setelah lahir.

Patient Safety :
1. Komponen penting salam kualitas pelayanan Kesehatan.
2. Komponen penting dan vital dalam asuhan keperawatan yang berkualitas.
3. Komitmen perawatan yang aman, kompeten dan sesuai kode etik perawat.
4. Penghindaran pencegahan dan perbaikan dari kejadian yang tidak diharapkan atau menga
tasi cedera-cedera dari proses pelayanan Kesehatan.
5. Program utama : Meurunkan angka kejadian tidak diharapkan di rumah sakit.

Standar keselamatan pasien :


1. Hak pasien
2. Pendidikan bagi pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan peningkatan kese
lamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Pendidikan bagi staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi stad untuk mencapai keselamatan pasien.

7 langkah keselamatan pasien :


1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko
4. Kembangkan system pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien

Insiden Keselamatan Pasien (IKP)


Insiden Keselamatan Pasien (IKP) adalah Setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien atau tidak
seharusnya terjadi.
Insiden keselamatan Pasien terbagi menjadi :
1. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah kejadian yang mengakibatkan cedera yang tida
k diharapkan pada pasien karena suatu Tindakan atau karena tidak bertindak, bukan karen
a underlying disease atau kondisi pasien.
2. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah Suatu insiden yang belum sampai terpapar ke pasi
en sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien.
3. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak
menimbulkan cedera, dapat terjadi karena keberuntungan atau peringanan.
4. Kejadian Potensial Cedera (KPC) adalah Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbul
kan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
5. Sentinel : Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau ceder
a yang serius.

Indikator klinik mutu pelayanan keperawatan klinik :


1. Keselamatan pasien
2. Keterbatasan perawatan diri
3. Kepuasan pasien
4. Kecemasan
5. Pengetahuan

Kejadian jatuh adalah kejadian jatuhnya pasien yang disebabkan kurangnya kewaspadaan dini da
n pengamanan oleh perawat. Penyebabnya adalah pasien gelisah dan tidak terpasang pengaman d
i lingkungan sekitar rumah sakit.
Upaya tindak lanjut :
1. Melaksanakan asesmen risiko jatuh (pengkajian awal dan pengkajian ulang)
2. Monitoring Langkah-langkah pencegahan jatuh
3. Mengelola lingkungan

Kejadian decubitus adalah terjadinya luka gangguan integritas kulit akibat tirah baring yang terja
di di rumah sakit. Penyebabnya adalah adanya tekanan gesekan atau kombinasi daerah kulit dan j
aringan di bawahya yang dapat terjadi pada pasien tirah baring dan tidak dapat melakukan pengg
antian posisi. Pasien risiko decubitus adalah usia lanjut, ketidakmampuan bergerak, malnutrisi, ti
rah baring lama, komorbid, inkotinensia urine dan feses.
Upaya tindak lanjut adalah melaksanakan pengkajian risiko pasien decubitus dan tanda serta geja
la decubitus setiap hari.

Kejadian kesalahan pada pemberian obat adalah kejadian kesalahan pengobatan pasien yang dira
wat inap (KTD dan KNC). Upaya pencegahannya adalah menerapkan prinsip 7 benar pemberian
obat (benar pasien, benar obat, benar waktu, benar rute/cara pemberian, benar dosis, benar infor
masi, benar dokumentasi).

Kejadian cedera akibat restrain sangat berisiko mengakibatkan cedera. Jenis cedera alibat restrain
seperti lecet, aspirasi atau jatuh dan perasaan tidak dihormati oleh petugas. Upaya tidak lanjut yai
tu dengan melaksanakan pemantauan dan pengamanan.

6 sasaran keselamatan pasien :


1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan Kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh

Kredensial Keperawatan
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menetukan kelayakan dibe
rikan kewenangan klinik (clinical privilege).
Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menetukan kelayakan
diberikan kewenangan klinik (clinical privilege) untuk menentukan kelayanan pemberian kewen
angan klinis tersebut.

Tugas Sub Komite Kredensial :


1. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis dan buku putih
2. Melakukan verifikasi persyaratan kredensial
3. Merekomendasikan kewenangan klinis tenaga keperawatan
4. Merekomendasikan pemulihan keenangan klinis
5. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan
6. Melaporkan seluruh proses kredensial kepada ketua komite keperawatan untuk diteruskan
kepada kepala/direktur rumah sakit.

Kegiatan sub komite kredensial :


1. Pengembangan system kredensial keperawatan :
a. Penyusunan buku pedoman kompetensi keperawatan
b. Penyusunan buku pedoman kredensial keperawatan
c. Penyusunan Log book
d. Penyusunan clinical privilege (daftar rincian kewenangan klinis)
e. Penyusunan white paper (buku putih)
f. Pelatihan asesor internal kompetensi keperawatan
2. Sosialisasi system kredensial keperawatan
3. Asesmen kompetensi tahunan dan rekredensial keperawatan
4. Evaluasi pelaksanaan system kredensial

Indikator Mutu dan Keselamatan Pasien RS


Indikator mutu adalah suatu cara untuk mengukur mutu suatu kegiatan yang merupakan variable
yang digunakan untk menilai perubahan.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasie
n lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan d
engan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak la
njutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadiny
a cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu Tindakan atau tidak menga
mbil Tindakan yang seharusnya diambil.

Terapi Oksigen
Gejala-tanda hipoksia :
1. Dyspneu (sesak)
2. Diaphoresis (berkeringat)
3. Gelisah
4. Takipneu
5. Tekanan darah/nadi meningkat
6. Perubahan pola napas
7. Gangguan mental
8. Sianosis

Airway Control
1. Pasien obstruksi atau apnea akan mati dala 6-9 menit.
2. Pasien shock berat akan mati dalam 1-2 jam
3. Pasien coma akan mati dalam 1 minggu
Airway : Pengelolaan Cepat, tepat, cermat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)
K3RS adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan Kesehatan bagi s
umber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan r
umah sakit melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit
(PMK No 66 tahun 2016).

Ruang lingkup K3RS mencakup kegiatan di bidang :


1. Manajemen risiko K3RS
2. Keselamatan dan keamanan di rumah sakit
3. Pelayanan Kesehatan kerja
4. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) dari aspek K3
5. Pencegahan dan pengendalian kebakaran
6. Pengelolaan prasarana rumah sakit dari aspek K3
7. Pengelolaan peralatan medis dari aspek K3
8. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana

Sistem Manajemen K3RS adalah bagian dari manajemen rumah sakit secara keseluruhan dalam r
angka pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktivitas proses kerja di rumah sakit guna men
ciptakan lingkungan kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman bagi sumber daya manusia rum
ah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit.

Standar Fasilitas
Standar fasilitas K3RS yang wajib dipenuhi oleh rumah sakit dalam rangka meningkatkan kinerj
a K3RS untuk mencegah terjadinya kecelakaan yaitu :
1. Fasilitas alat hydrant : Hydrant merupakan alat yang dilengkapi dengan selang dan mulut
pancar (nozzle) untuk mengalirkan air bertekanan yang digunakan bagi kerluan pemadam
an kebakaran.
2. Fasilitas APAR : Alat pemadam api ringan (APAR) yang mudah dilayani oleh satu orang
yang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
3. Alat Smoke Detector/Heat detector : Alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya asap.
4. Alat sprinkle : Alat pemancar air untuk pemadaman kebakaran yang mempunyai tudung
berbentuk deflector pada ujung mulut pancarnya sehingga air dapat memancar ke semua
arah secara merata.
5. Alat fire alarm : Alat yang berfungsi sebagai pertanda suara atau bunyi terjadinya bahaya
kebakaran yang dipasang di Gedung atau perkantoran.
6. Titik kumpul : Lokasi tempat berkumpulnya karyawan atau korban jika terjadi bencana at
au keadaan darurat di rumah sakit.
7. Peralatan pendukung lainnya : Seperti baju tahan api, sarung tangan (hand glove) dan sep
atu tahan api untuk melindungi petugas pada waktu memadamkan api Ketika terjadi keba
karan di rumah sakit.
Upaya penyediaan peralatan keselamatan kerja di rumah sakit yang dilakukan dalam rangka men
cegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) yaitu se
bagi berikut :
1. Sarung tangan (hand gloves atau handscoon)
2. Masker
3. Google (kacamata safety)
4. Apron (celemek)
5. Earmuff/earplug (sumbat telinga)
6. Safety shoes (sepatu keselamatan)

Etika dan Moral


Perbedaan etika dan moral terletak pada asal standar nilai. Etika berasa; dari standar asyarakat ya
ng menjadi aturan tersendiri dalam kehidupan di masyarakat. Sedangkan moral lebih cenderung
mengacu pada prinsip individu untuk menilai hal yang benar dan salah. Etika lebih berlaku secar
a luas untuk menilai baik dan buruknya suatu hal. Moral digunakan secara personal untuk menge
tahui benar atau salah.
Etika dapat digeneralisasi, berlaku umum di masyarakat karena berkaitan dengan kelompok, Le
mbaga, atau budaya tertentu yang mengakuinya. Moral tidak dapat digeneralisasi karena bersifat
personal, di mana setiap orang bisa memiliki prinsip moral tentang benar dan salah yang berbed
a-beda, tergantung latar belakang dan sudut pandang orang dalam memandang suatu hal.
Etika digunakan untuk mengatur perilaku masyarakat agar dapat tercipta keteraturan, hal baik ya
ng harus dilakukan dan hal buruk yang harus dihindari. Sedangkan moral mengacu pada prinsip i
ndividu terhadap benar-salah suatu hal, prinsip kebenaran dan kesalahan individualitas.

Kode etik
Kode etik adalah suatu system norma, nilai serta aturan professional secara tertulis yang dengan t
egas menyatakan hal baik dan juga benar, serta apa yang tidak benar dan juga tidak baik bagi pro
fessional. Suatu pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis di dalam melakukan suatu kegiatan at
aupun suatu pekerjaan, berhubungan dengan perilaku seseorang.

3 Teori etika (Utama)


1. Deontologi
2. Utilitarianisme
3. Teori Keutamaan (virtue)

4 Pillars of Medical Ethics – Bioethics :


1. Autonomy : Menghormati otonomi pasien
Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan na
sib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat k
eputusan sendiri.
2. Beneficence : Berbuat baik
Tindakan yang dilakukan untuk kebaikan atau kemanfaatan pasien.
3. Non-maleficence : Do not harm
Melarang Tindakan yang membahayakan atau memperburuk keadaan pasien.
4. Justice : Menegakkan keadilan
Memperlakukan pasien secara adil, layak dan tepat sesuai dengan haknya.

Bantuan Hidup Dasar (BHD)


Perubahan Sekuens (Langkah)
Tahun 1966 : Tahun 2010 :
A : Airway C : Compresion
B : Breathing A : Airway
C : Circulation B : Breathing

Langkah-langkah RJP :
D : Danger – Pastikan keamanan
R : Response – Cek respon pasien dan cari bantuan
C : Circulation – Cek nadi karotis dan Scan pernapasan, kompresi 30 kali
A : Airway – Bersihkan dan buka jalan nafas
B : Breathing – Bantuan nafas 2 kali

Sekuens CPR :
1. Cek response
2. Meminta pertolongan
3. Cek napas dan nadi secara bersamaan (< 10 detik)
4. Napas (-) dan Nadi (-), lakukan kompresi 30 kali dan 2 kali napas selama 2 menit
5. Evaluasi : Nadi (+) dan napas (-), lakukan 1 napas tiap 6 detik selama 2 menit
6. Evaluasi ; Nadi (+) dan napas (+), recovery position

RJP dihentikan :
1. Sirkulasi dan ventilasi spontan
2. Penolong kelelahan
3. DNR (Do Not Resuscitation)
4. Tanda kematian (Kaku mayat, lebam mayat, pupil lebar, refleks cahaya - )

Penanggulangan Kebakaran
Saat melihat asap, api dan kebakaran :
Tetap tenang, jangan panik !
1. Segera ke tombol alarm terik merah..merah..merah.. Sebut lokasi sebanyak 3 kali
2. Tekan tombol manual alarm warna merah atau dengan memecahkan manual break glass dan
menekan tombol alarm
3. Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi, orang tersebut harus berteriak kebak
aran.. kebakaran.. kebakaran.. untuk menarik perhatian.
4. Ambil APAR, operasikan PASS/TASS untuk padamkan api
5. Beritahu direktur utama sebagai laporan kejadian
6. Beritahu satpam untuk bantuan keamanan
7. Beritahun call center untuk informasi bencana (melalui telepon darurat atau hp)
8. Bila memungkinkan teruskan padamkan api dengan menggunakan APAR yang terdekat
9. Jika api tidak dapat dikuasai atau dipadamkan, lakukan evakuasi segera melalui pintu keluar
(EXIT).

Anda mungkin juga menyukai