Tugas 3 Bhs.Indonesia
Makalah Ilmiah dengan Referensi
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Plastik merupakan bahan yang banyak digunakan untuk keperluan sehari-
hari seperti peralatan rumah tangga, industri, dan otomotif. Plastik banyak
digunakan karena sifatnya yang ringan dan kuat serta tidak mudah rusak oleh
korosi. Karena maraknya penggunaan plastik dalam berbagai bidang kehidupan
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan karena hasil sisa dari
penggunaan plastik yang sudah tidak digunakan dibuang begitu saja ke
lingkungan. Hal ini dikarenakan sampah plastik yang tidak dikelola dengan
benar tidak akan terurai oleh organisme dan butuh waktu yang lama untuk
hancur, sehingga semakin lama sampah plastik akan semakin banyak.
Kurangnya kesadaran diri terhadap sampah plastik serta kurangnya perhatian
dalam proses pengelolaannya merupakan salah satu penyebab terjadinya
kerusakan lingkungan. Sejauh ini keterlibatan masyarakat dalam mengurangi
pemakaian dan mendaur ulang plastik masih sangat minim. Salah satu
pengelolaan limbah plastik adalah dengan proses daur ulang. Tetapi proses daur
ulang tersebut masih sulit untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan proses daur
ulang melalui tahap-tahap pengumpulan, pemisahan, pelelehan dan
pembentukan ulang. Sehingga masih sulit untuk dijalankan terutama pada tahap
pengumpulan dan pemisahan karena tahapan ini didasarkan pada kesadaran
masyarakat ketika mereka membuang sampah plastik.
Menurut Wanda (2019:2) kebutuhan akan plastik terus meningkat seiring
dengan perkembangan teknologi. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa
volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada
tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6
ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),selama Januari hingga Juli 2013, nilai
impor barang dari plastik mencapai US$ 4,5 miliar, naik 9,7% ketimbang periode
yang sama tahun lalu.Kenaikan impor plastik tertinggi sepanjang tahun ini terjadi
pada Juli 2013. Saat itu, impor plastik mencapai US$ 774 juta.
1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik.
2. Mewujudkan upaya penanggulangan sampah plastik.
3. Mewujudkan upaya pengelolaan sampah plastik.
2. Pembahasan
2.1 Dampak yang Ditimbulkan dari Sampah Plastik
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep
sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung.
Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan
kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar,
yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset.
Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi
bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat
dilunakkan kembali.
Plastik merupakan bahan yang banyak digunakan, penggunaan plastik
semakin lama semakin meningkat. Perkembangan produk plastikpun selama dua
decade ini semakin banyak. Menurut Firman dkk. (2005:2) jenis plastik yang
banyak ditemui di pasar Indonesia adalah Polypropilena (PP), polyethylene
(PE), polystyrene, poli vinil kloride (PVC), dan polyethylene Terephetalite
(PET).
Ketersediaan kantung plastik di berbagai tempat tak dapat dipisahkan dari
perkembangan industry dan konsumerisme. Dunia industri mengeksplorasi
sumber bahan mentah dan menjadikannya produk pemuas kebutuhan manusia.
Ketika sumber daya alam tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan yang terus
meningkat, industri beralih pada bahan-bahan sintetis. Material sistetis seperti
rayon, nilon, akrilik, dan plastik menggantikan katun, wol, sultra, dan kayu
dengan harga yang jauh lebih murah. Material ini dapat bertahan selamanya
meski telah digunakan berulang kali, ringan, dan dapat diolah kembali menjadi
bentuk yang baru dan tetap murah.
Plastik yang tidak digunakan lagi akan berakhir menjadi sampah, sehingga
jumlah sampah akan semakin meningkat. Dimana persentasenya sampah plastik
di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut Firman dkk.
(2005:2) pada tahun 2002 sampah plastik diperkirakan hampir mencapai 9%.
Misalnya kota Jakarta, dengan penduduk sebanyak 9 juta jiwa, dan jumlah
sampah perhari sekitar 5000 ton maka jumlah sampah plastik yang ditimbun
mencapai 400 ton. Dengan jumlah yang besar tersebut apabila tidak dilakukan
pengolahan maka dapa memperburuk lingkungan.
Limbah plastik sangat sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk
menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun
agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan
plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan
apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu.
Sampah plastik sangat potensial untuk mencemari lingkungan karena plastik
adalah bahan yang sulit untuk terdegradasi sehingga akan menimbulkan banyak
masalah seperti, sampah plastik akan menempati ruang yang seharusnya bisa
ditempati oleh sampah lain, plastik akan mencemari lingkungan, jika dibakar
plastik akan menimbulkan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan.
Sedangkan menurut Nafisah dkk. (2015) dampak negatif yang ditimbulkan
dari sampah plastik adalah:
1) Terhadap Lingkungan
Merusak pemandangan lingkungan sekitarnya
Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi
udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang
mampu meyuburkan tanah.
Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan
ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan
mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai
yang menyebabkan banjir.
2) Terhadap Kehidupan
Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan
membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun
tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut
menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya
mati karena tidak dapat mencernanya.
Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap
tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.