Kelompok 3
Mochamad Alfi (18416261201129)
Aditya A.K (18416261201164)
Anggi atikah (18416261201117)
Nur’alviyah (18416261201165)
Lutfia Fauziah (18416261201156)
Sofyan Alimin Putra (18416261201114)
Ahmad Irsadul Jamal (18416261201108)
Tati Yulianti (18416261201153)
KATA PENGANTAR
Segala puji atas kebesaran Sang Khalik yang telah menciptakan alam
semesta dalam suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta rasa syukur
kehadirat ALLAH SWT. Karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nyalah
sehingga kami diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan
makalah Bahasa Indonesia ini dengan judul “Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan” yang merupakan tugas kami dalam mata kuliah Bahasa
Indonesia di semester tujuh ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, yang diutus ke permukaan bumi ini menuntun
manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak peradaban seperti sekarang
ini.
Kami menyadari sepenuhnya,dalam penyusunan makalah ini tidak lepas
dari tantangan dan hambatan. Namun berkat usaha dan motivasi dari pihak-pihak
langsung maupun tidak langsung yang memperlancar jalannya penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat kami susun seperti sekarang ini. Olehnya
itu, secara mendalam kami ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan
motivasi yang diberikan sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa hanya
kepada ALLAH SWT jugalah kita menyerahkan segalanya. Semoga makalah ini
dapat menjadi referensi dan tambahan materi pembelajaran bagi kita semua,
Aamiin Yaa Robb.
Karawang, 05 Maret 2019
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................1-2
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................3-23
A. Pemakaian Huruf................................................................................5
B. Penulisan Huruf..................................................................................9
C. Penulisan Kata....................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................25
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini belum semua orang mematuhi kaidah yang tercantum dalam EYD,
baik karena belum tahu, enggan mematuhi atau karena ada pedoman yang mereka
pegang selama ini yang mereka anggap pedoman itu sudah tepat. Tindakan seperti
ini jelas dapat mengacaukan perkembangan bahasa Indonesia. Padahal dengan
diberlakukannya EYD, seharusnya setiap warga negara Indonesia, termasuk
warga pengadilan sebagai pemakai bahasa Indonesia wajib mengikuti dan
mematuhi kaidah-kaidah yang tercantum di dalamnya.
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Pada makalah ini penulis menguraikan bentuk tulisan dengan tujuan sebagai
berikut:
Untuk mengetahui bagaimana penulisan huruf yang benar sesuai dengan pedoman
EYD.
Untuk mengetahui bagaimana penulisan kata yang benar sesuai dengan pedoman
EYD.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Sampai saat ini dalam bahasa Indonesia telah dikenal tiga nama ejaan yang
pernah berlaku. Ketiga ejaan yang pernah ada dalam bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut.
Pemakaian Huruf
Huruf Abjad
Huruf Huruf
Dibaca Dibaca
Abjad Abjad
Aa a Nn en
Bb be Oo o
Cc ce Pp pe
Dd de Qq ki
Ee e Rr er
Ff ef Ss es
Gg ge Tt te
Hh ha Uu u
Ii i Vv ve
Jj je Ww we
Kk ka Xx eks
Ll el Yy ye
Mm em Zz zet
8
Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i,
o, dan u.
Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan
oi.
Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf
dilafalkan menurut cara bahasa Indonesia, seperti:
TV te-ve ti-vi
Hal yang terpenting dalam pemenggalan kata pada kata dasar sebagai berikut:
Jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di
antara kedua huruf vokal itu.
Contoh:
Ma-in Sa-at
Jika di tengah kata ada dua buah huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua konsonan itu.
Contoh:
Pan-dai Cap-lok
Swas-ta Ap-ril
Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalannya
dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng) dengan huruf konsonan
yang kedua.
Contoh:
In-stru-men in-tra
Bang-krut ben-trok
Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, serta partikel yang
biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian
baris.
Contoh:
Lapa-ngan beri-kan
Mem-bangun pergi-lah
Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-
unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah a, b, c, dan d
diatas.
11
Contoh:
Contoh:
Sungai Walanae
Gunung Bawakaraeng
Contoh:
Husni Djamaluddin
NV Hadji Kalla
Penulisan Huruf
Contoh:
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk menuliskan
kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa.
Contoh:
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Sultan Hasanuddin
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Benar Salah
ayahnya menunaikan Ayahnya menunaikan
ibadah haji Ibadah Haji
sebagai seorang sultan Sebagai seorang Sultan
13
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang , nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama jabatan dan pangkat yang tidak
diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
(bukan)
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Contoh:
bangsa Indonesia
suku Jawa
bahasa Mandar
keinggris-inggrisan
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah.
Contoh:
Benar Salah
14
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Contoh:
Benar Salah
Teluk Bone teluk Bone
Gunung Bawakaraeng gunung Bawakaraeng
Danau Tempe danau Tempe
Selat Selayar selat Selayar
Sungai Jeneberang sungai Jeneberang
Asia Tenggara asia tenggara
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut:
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Contoh:
Undang-Undang Dasar
Benar
15
Salah
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penghubung kekerabatan, seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau
sapaan.
Contoh:
Benar
Salah
Contoh:
Benar
Salah
Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan
dengan tanda garis bawah, dinyatakan untuk (1) menuliskan nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam karangan (2) menegaskan atau
mengkhususkan huruf , bagian kata, atau kelompok kata, dan (3) menuliskan kata
nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaika
ejaannya.
Contoh:
Penulisan Kata
Kata Dasar
Contoh:
Kata Turunan
Contoh:
17
Dikelola Penetapan
Menengok Mempermainkan
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh:
Sebar luaskan
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh:
Menggarisbawahi Menyebarluaskan
Dilipatgandakan Penghancurleburan
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasa, gabungan
kata itu ditulis serangkai.
Contoh:
Adipati Mahasiswa
Aerodinamika Mancanegara
Antarkota Narapidana
Audiogram Nonkolaborasi
Pancasila Bikarbonat
Biokimia Paripurna
Dasawarsa Poligami
Pramugari Dekameter
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-).
Contoh:
18
Anak-anak buku-buku
Hati-hati huru-hara
Biri-biri lauk-pauk
Mondar-mandir porak-poranda
Kuda-kuda sayur-mayur
Ramah-tamah tukar-menukar
Kupu-kupu tukar-menukar
Laba-laba terus-menerus
Mata-mata sia-sia
Gabungan Kata
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Acapkali manakala
Adakalanya manasuka
19
Akhirulkalam mangkubumi
Alhamdulillah astagfirullah
Olahraga bagaimana
Padahal barangkali
Beasiswa peribahasa
Belasungkawa bismillah
Radioaktif saputangan
Daripada saripati
Kacamata sukarela
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan kata -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada
dan daripada.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Partikel
Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Partikel pun ditulis terpisah dari kata dari kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Contoh:
Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
21
Contoh:
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat, atau pangkat
diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
A.S. Kramawijaya
Suman Hs.
M. Rais
Sukanto S.A.
Bpk. bapak
Contoh:
Singkatan umum yang terdiri atas tiga kata atau lebih diikuti satu tanda titik.
22
Contoh:
hlm. Halaman
Tetapi:
Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik.
Contoh:
Cu kuprum
TNT trinitrotoluen
kVA kilovolt-ampere
kg kilogram
Rp rupiah
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai
kata.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
23
Contoh:
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital
Contoh:
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf
kecil.
Contoh:
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan
lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Contoh :
24
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka digunakan untuk menyatakan (1) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (2)
satuan waktu, (3) nilai uang, dan (4) kuantitas.
Contoh:
Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau
kamar pada alamat.
Contoh:
Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Contoh:
Surah Yasin: 9
Contoh:
Bilangan utuh
Contoh:
Dua belas 12
Bilangan pecahan
Contoh:
Setengah ½
25
Tiga perempat ¾
Satu persen 1%
Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
Contoh:
Paku Buwono X
Bab II
Bab ke-2
Bab kedua
Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara berikut
(lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5).
Contoh:
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan,
seperti dalam perincian dan pemaparan.
Contoh:
Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan
kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Bukan:
Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya
lebih mudah dibaca.
Contoh:
Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali
di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Contoh:
Bukan:
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.
Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Contoh:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (sembilan ratus sembilan
puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
27
Penulisan huruf sesuai dengan pedoman EYD meliputi huruf kapital dan
huruf miring. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan
ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama
Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan dan lain sebagainya. Huruf miring
dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan dengan tanda
garis bawah, dinyatakan untuk (1) menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam karangan (2) menegaskan atau mengkhususkan huruf ,
bagian kata, atau kelompok kata, dan (3) menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau
ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaika ejaannya
Penulisan kata sesuai dengan pedoman EYD meliputi kata dasar, kata
turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan, partikel, singkatan, angka dan
lambang bilangan.
Saran
Diharapkan kepada para pembaca untuk mencari referensi lain agar dapat
menambah wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.