Anda di halaman 1dari 28

1

MAKALAH BAHASA INDONESIA


EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Heni Herlina, S.Pd.,M.Pd

Kelompok 3
 Mochamad Alfi (18416261201129)
 Aditya A.K (18416261201164)
 Anggi atikah (18416261201117)
 Nur’alviyah (18416261201165)
 Lutfia Fauziah (18416261201156)
 Sofyan Alimin Putra (18416261201114)
 Ahmad Irsadul Jamal (18416261201108)
 Tati Yulianti (18416261201153)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS BISNIS DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2

KATA PENGANTAR

Segala puji atas kebesaran Sang Khalik yang telah menciptakan alam
semesta dalam suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta rasa syukur
kehadirat ALLAH SWT. Karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nyalah
sehingga kami diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan
makalah Bahasa Indonesia ini dengan judul “Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan” yang merupakan tugas kami dalam mata kuliah Bahasa
Indonesia di semester tujuh ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, yang diutus ke permukaan bumi ini menuntun
manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak peradaban seperti sekarang
ini.
Kami menyadari sepenuhnya,dalam penyusunan makalah ini tidak lepas
dari tantangan dan hambatan. Namun berkat usaha dan motivasi dari pihak-pihak
langsung maupun tidak langsung yang memperlancar jalannya penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat kami susun seperti sekarang ini. Olehnya
itu, secara mendalam kami ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan
motivasi yang diberikan sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa hanya
kepada ALLAH SWT jugalah kita menyerahkan segalanya. Semoga makalah ini
dapat menjadi referensi dan tambahan materi pembelajaran bagi kita semua,
Aamiin Yaa Robb.
Karawang, 05 Maret 2019

Penyusun
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................1-2
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................3-23
A. Pemakaian Huruf................................................................................5
B. Penulisan Huruf..................................................................................9
C. Penulisan Kata....................................................................................14

BAB III PENUTUP...........................................................................24


A. Kesimpulan.........................................................................................24
B. Saran...................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................25
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) pada dasarnya


merupakan ejaan bahasa Indonesia hasil dari penyempurnaan terakhir atas ejaan-
ejaan yang pernah berlaku di Indonesia. Sebelum EYD diberlakukan di Indonesia
pernah berlaku ejaan Ch. A. Van Ophuysen, ejaan Republik (ejaan Soewandi) dan
ejaan Malindo.

Adapun yang disempurnakan itu bukan bahasa Indonesianya, melainkan


ejannya yakni tata cara penulisan yang baku.

Selama ini belum semua orang mematuhi kaidah yang tercantum dalam EYD,
baik karena belum tahu, enggan mematuhi atau karena ada pedoman yang mereka
pegang selama ini yang mereka anggap pedoman itu sudah tepat. Tindakan seperti
ini jelas dapat mengacaukan perkembangan bahasa Indonesia. Padahal dengan
diberlakukannya EYD, seharusnya setiap warga negara Indonesia, termasuk
warga pengadilan sebagai pemakai bahasa Indonesia wajib mengikuti dan
mematuhi kaidah-kaidah yang tercantum di dalamnya.

Dalam rangka menyebarluaskan dan memasyarakatkan EYD itulah dalam


kaitan dengan teknik penulisan karya ilmiah, tulisan ini terbit. Diharapkan tulisan
ini dapat memberikan manfaat dan petunjuk praktis bagi masyarakat di semua
lingkungan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tentu
saja tulisan ini tidak luput dari kekurangan dan diperlukan sumbangan pemikiran
dari para pembaca.
5

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah ini, permasalahan yang akan


dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

Bagaimana pemakaian huruf yang benar sesuai dengan pedoman EYD?

Bagaimana penulisan huruf yang benar sesuai dengan pedoman EYD?

Bagaimana penulisan kata yang benar sesuai dengan pedoman EYD?

Tujuan Penulisan

Pada makalah ini penulis menguraikan bentuk tulisan dengan tujuan sebagai
berikut:

Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf yang benar sesuai dengan


pedoman EYD.

Untuk mengetahui bagaimana penulisan huruf yang benar sesuai dengan pedoman
EYD.

Untuk mengetahui bagaimana penulisan kata yang benar sesuai dengan pedoman
EYD.
6

BAB II

PEMBAHASAN

Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang


distandardisasikan. Lazimnya, ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspek fonologis
yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad
aspek morfologi yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis dan
aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran tanda baca. Keraf mengatakan
bahwa ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-
lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa. Adapun menurut KBBI
ejaan ialah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.

Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa ejaan adalah


seperangkat kaidah tulis-menulis yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata, dan
tanda baca.

Sampai saat ini dalam bahasa Indonesia telah dikenal tiga nama ejaan yang
pernah berlaku. Ketiga ejaan yang pernah ada dalam bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut.

1. Ejaan van Ophuysen

2. Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi

3. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Sebagaimana yang telah umum diketahui, Ejaan van Ophuysen -- sesuai


dengan namanya -- diprakarsai oleh Ch. A. van Ophuysen, seorang berkebangsaan
Belanda. Ejaan ini mulai diberlakukan sejak 1901 hingga munculnya Ejaan
Soewandi. Ejaan van Ophuysen ini merupakan ejaan yang pertama kali berlaku
dalam bahasa Indonesia yang ketika itu masih bernama bahasa Melayu.

Sebelum ada ejaan tersebut, para penulis menggunakan aturan sendiri-


sendiri di dalam menuliskan huruf, kata, atau kalimat. Oleh karena itu, dapat
dipahami jika tulisan mereka cukup bervariasi. Akibatnya, tulisan-tulisan mereka
itu sering sulit dipahami. Kenyataan itu terjadi karena belum ada ejaan yang
dapat dipakai sebagai pedoman dalam penulisan. Dengan demikian, ditetapkannya
Ejaan van Ophuyson merupakan hal yang sangat bermanfaat pada masa itu.
7

Setelah negara kesatuan Republik Indonesia terbentuk dan diproklamasikan


menjadi negara yang berdaulat, para ahli bahasa merasa perlu menyusun ejaan
lagi karena tidak puas dengan ejaan yang sudah ada. Ejaan baru yang disusun itu
selesai pada tahun 1947, dan pada tanggal 19 Maret tahun itu juga diresmikan
oleh Mr. Soewandi selaku Menteri PP&K (Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan). Ejaan baru itu disebut Ejaan Republik dan dikenal juga dengan
nama Ejaan Soewandi.

Sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa Indonesia, kian hari


dirasakan bahwa Ejaan Soewandi perlu lebih disempurnakan lagi. Karena itu,
dibentuklah tim untuk menyempurnakan ejaan tersebut. Pada tahun 1972 ejaan itu
selesai dan pemakaiannya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16
Agustus 1972 dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).

Pemakaian Huruf

Huruf Abjad

Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia ada 26 huruf, yaitu:

Huruf Huruf
Dibaca Dibaca
Abjad Abjad
Aa a Nn en
Bb be Oo o
Cc ce Pp pe
Dd de Qq ki
Ee e Rr er
Ff ef Ss es
Gg ge Tt te
Hh ha Uu u
Ii i Vv ve
Jj je Ww we
Kk ka Xx eks
Ll el Yy ye
Mm em Zz zet
8

Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i,
o, dan u.

Huruf Contoh pemakaian dalam kata


Vokal Di Awal Di Tengan Di Akhir
A azrar Hani Ifa
e* enak petak sore
emas kena tipe
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi wahyu
Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21


huruf, yaitu:

Huruf Contoh pemakaian dalam kata


Konsonan Di Awal Di Tengan Di Akhir
B bahasa Sebut Adab
c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafir maaf
g guna tiga balig
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa sesak
- rakyat* bapak*
l lekas alas kesal
m maka kami diam
n nama anak daun
p pasang apa siap
q** Quran furqan -
r raih bara putar
s sampai asli lemas
t tali mata rapat
v varia lava -
w wanita hawa -
x** xenon - -
y yakin payung -
z zeni lazim Juz
9

* Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah** Huruf q dan x digunakan


khusus untuk nama dan keperluan ilmu

Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan
oi.

Huruf Contoh pemakaian dalam kata


Diftong Di Awal Di Tengan Di Akhir
Ai ain Syaitan Pandai
au aula saudara harimau
oi - boikot amboi

Gabungan Huruf Konsonan

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan


konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.

Gabungan Contoh pemakaian dalam kata


Huruf
Konsonan Di Awal Di Tengan Di Akhir
Kh khusus Akhir Tarikh
ng ngilu bangun senang
ny nyata hanyut -
sy syarat isyarat Arasy

Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf
dilafalkan menurut cara bahasa Indonesia, seperti:

Singkatan Dibaca Bukan Dibaca


ABC a-be-ce ei-bi-si
BBC be-be-ce bi-bi-si
ICCU i-ce-ce-u ai-si-si-yu
LCD el-ce-de el-si-di
IUD i-u-de ai-yu-di
LCC el-ce-ce el-si-si
LPG el-pe-ge el-pi-ji
YMCA ye-em-ce-a wai-em-si-ei
MTQ em-te-ki em-te-kyu
10

TV te-ve ti-vi

Pemenggalan Kata pada Kata Dasar

Hal yang terpenting dalam pemenggalan kata pada kata dasar sebagai berikut:

Jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di
antara kedua huruf vokal itu.

Contoh:

Ma-in Sa-at

Jika di tengah kata ada dua buah huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua konsonan itu.

Contoh:

Pan-dai Cap-lok

Swas-ta Ap-ril

Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalannya
dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng) dengan huruf konsonan
yang kedua.

Contoh:

In-stru-men in-tra

Bang-krut ben-trok

Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, serta partikel yang
biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian
baris.

Contoh:

Lapa-ngan beri-kan

Mem-bangun pergi-lah

Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-
unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah a, b, c, dan d
diatas.
11

Contoh:

Biografi bio-grafi bi-o-gra-fi

Kilogram kilo-gram ki-lo-gram

Pascapanen pasca-panen pas-ca-pa-nen

Penulisan Nama Diri

Penulisan nama diri (nama sungai, gunung, jalan dan sebagainya)


disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika
ada pertimbangan khusus. Pertimbangan khusus itu menyangkut segi adat, hukum
atau sejarah.

Penulisan nama diri

Contoh:

Sungai Walanae

Gunung Bawakaraeng

Jalan Sultan Alauddin

Penulisan nama diri dengan pertimbangan khusus

Contoh:

Universitas Gadjah Mada

Husni Djamaluddin

NV Hadji Kalla

Dji Sam Soe

Tjahaja Satoe Lima

Penulisan Huruf

Huruf Kapital atau Huruf Besar


12

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan


terdapat lima belas kaidah penulisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa
hal yang perlu diperhatikan:

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan


yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan,
termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Contoh:

Alloh SWT atas rahmat-Ku

Nabi Muhammad SAW dengan kuasa-Nya

Al Qur’an dengan izin-Mu

Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk menuliskan
kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa.

Contoh:

Ia diangkat menjadi imam masjid dikampungnya.

Saya akan mengikuti misa digereja itu.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.

Contoh:

Sultan Hasanuddin

Andi Pangeran Pettarani

Imam Hambali

Nabi Ibrahim

Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.

Benar Salah
ayahnya menunaikan Ayahnya menunaikan
ibadah haji Ibadah Haji
sebagai seorang sultan Sebagai seorang Sultan
13

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang , nama instansi, atau nama tempat.

Contoh:

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Gubernur Syahrul Yasin Limpo

Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama jabatan dan pangkat yang tidak
diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.

Contoh:

Sebagai seorang gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya untuk berkenalan


dengan masyarakat yang dipimpinnya.

(bukan)

Sebagai seorang Gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya untuk


berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.

Contoh:

bangsa Indonesia

suku Jawa

bahasa Mandar

Perhatikan penulisan berikut:

mengindonesiakan kata-kata asing

keinggris-inggrisan

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah.

Contoh:

Benar Salah
14

tahun Hijriah Tahun Hijriah


tahun Masehi Tahun Masehi
bulan Agustus Bulan Agustus
Perang Diponegoro perang Diponegoro
Proklamasi proklamasi kemerdekaan
Kemerdekaan republik Indonesia
Republik Indonesia

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.

Contoh:

Benar Salah
Teluk Bone teluk Bone
Gunung Bawakaraeng gunung Bawakaraeng
Danau Tempe danau Tempe
Selat Selayar selat Selayar
Sungai Jeneberang sungai Jeneberang
Asia Tenggara asia tenggara
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut:

Ia berlayar sampai ke teluk.

Jangan mandi di danau yang kotor.

Mereka menyeberangi selat yang dangkal.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.

Contoh:

Departemen Pendidikan Nasional

Dewan Perwakilan Rakyat

Undang-Undang Dasar

Perhatikan penulisan berikut:

Benar
15

Dia menjadi pegawai di salah satu departemen.

Menurut undang-undang, perbuatan itu dapat.

Salah

Dia menjadi pegawai di salah satu Departemen.

Menurut Undang-Undang, perbuatan itu dapat.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penghubung kekerabatan, seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau
sapaan.

Contoh:

Kapan Bapak berangkat?

Apakah itu, Bu?

Surat Saudara sudah saya terima.

Saya akan disuntik, Dok?

Di mana rumah Bu Hanifah?

Perhatikan penulisan berikut:

Benar

Kami sedang menunggu Bu Guru.

Rumah Pak Guru terlekat di tengah-tengah kota.

Menurut keterangan Bu Dokter penyakit saya tidak parah.

Salah

Dia menjadi pegawai di salah satu Departemen.

Menurut Undang-Undang, perbuatan itu dapat.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

Contoh:

Benar

Tahukah Anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?


16

Apakah kegemaran Anda?

Salah

Tahukah anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?

Apakah kegemaran anda?

Huruf Miring

Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan
dengan tanda garis bawah, dinyatakan untuk (1) menuliskan nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam karangan (2) menegaskan atau
mengkhususkan huruf , bagian kata, atau kelompok kata, dan (3) menuliskan kata
nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaika
ejaannya.

Contoh:

Sudahkah Anda membaca buku I La Galigo?

Majalah Dunia Pendidikan sangat digemari oleh guru.

Harian Fajar dapat merebut hati pembacanya.

Nama Latin untuk buah manggis adalah Carcinia Mangostana

Penulisan Kata

Penulisan kata yang masih perlu diperhatikan sebagai berikut:

Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

Contoh:

Ibu percaya bahwa engkau bisa

Kantor pajak penuh sesak

Kata Turunan

Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Contoh:
17

Dikelola Penetapan

Menengok Mempermainkan

Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.

Contoh:

Bertepuk tangan Garis bawahi

Sebar luaskan

Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.

Contoh:

Menggarisbawahi Menyebarluaskan

Dilipatgandakan Penghancurleburan

Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasa, gabungan
kata itu ditulis serangkai.

Contoh:

Adipati Mahasiswa

Aerodinamika Mancanegara

Antarkota Narapidana

Audiogram Nonkolaborasi

Pancasila Bikarbonat

Biokimia Paripurna

Dasawarsa Poligami

Pramugari Dekameter

Bentuk Kata Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-).

Contoh:
18

Anak-anak buku-buku

Hati-hati huru-hara

Biri-biri lauk-pauk

Mondar-mandir porak-poranda

Kuda-kuda sayur-mayur

Ramah-tamah tukar-menukar

Kupu-kupu tukar-menukar

Laba-laba terus-menerus

Mata-mata sia-sia

Gabungan Kata

Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah.

Contoh:

Duta besar mata pelajaran

Orang tua simpang empat

Kambing hitam meja tulis

Persegi panjang rumah sakit umum

Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan


pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di
antara unsur yang bersangkutan.

Contoh:

Ibu-bapak kami anak-istri saya

Gabungan kata berikut ditulis serangkai

Contoh:

Acapkali manakala

Adakalanya manasuka
19

Akhirulkalam mangkubumi

Alhamdulillah astagfirullah

Olahraga bagaimana

Padahal barangkali

Beasiswa peribahasa

Belasungkawa bismillah

Radioaktif saputangan

Daripada saripati

Kacamata sukarela

Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan kata -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.

Contoh:

Apa yang kumiliki boleh kauambil.

Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.

Kata depan di, ke, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada
dan daripada.

Contoh:

Kain itu terletak di dalam lemari.

Bermalam semalam di sini.

Catatan: kata-kata yang dicetak miring dibawah ini ditulis serangkai.

Contoh:

Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.


20

Ia masuk, lalu keluar lagi.

Bawa kemari gambar itu.

Kata si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh:

Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.

Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.

Partikel

Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Contoh:

Bacalah buku itu baik-baik.

Makassar adalah tempat yang indah.

Siapakah gerangan dia?

Partikel pun ditulis terpisah dari kata dari kata yang mendahuluinya.

Contoh:

Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.

Jika ibu pergi, adik pun ingin pergi.

Catatan: kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun,


ataupun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun, maupun, meskipun, seklipun,
sungguhpun, dan walaupun ditulis serangkai.

Contoh:

Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.

Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.

Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
21

Contoh:

Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.

Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.

Harga kain itu Rp 2.000.00 per helai.

Singkatan dan Akronim

Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat, atau pangkat
diikuti dengan tanda titik.

Contoh:

A.S. Kramawijaya

Suman Hs.

M. Rais

Sukanto S.A.

M.B.A. master of business administration

M.Sc. master of science

S.E. sarjana ekonomi

Bpk. bapak

Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau


organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.

Contoh:

DRP Dewan Perwakilan Rakyat

PGRI Persatuan Guru Rakyat Indonesia

GBHN Garis-Garis Besar Haluan Negara

KTP Kartu Tanda Penduduk

Singkatan umum yang terdiri atas tiga kata atau lebih diikuti satu tanda titik.
22

Contoh:

dll. Dan lain-lain

dsb. Dan sebagainya

dst. Dan seterusnya

hlm. Halaman

sda. Sama dengan atas

Yth. Yang terhormat

Tetapi:

a.n. atas nama

d.a. dengan alamat

u.b. untuk beliau

u.p. untuk perhatian

Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik.

Contoh:

Cu kuprum

TNT trinitrotoluen

kVA kilovolt-ampere

kg kilogram

Rp rupiah

Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai
kata.

Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
23

Contoh:

ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

LAN Lembaga Administrasi Negara

SIM Surat Izin Mengemudi

Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital

Contoh:

Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Kowani Kongres Wanita Indonesia

Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf
kecil.

Contoh:

pemilu pemilihan umum

rapim rapat pimpinan

rudal peluru kendali

Angka dan Lambang Bilangan

Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan
lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.

Contoh :
24

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX

Angka digunakan untuk menyatakan (1) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (2)
satuan waktu, (3) nilai uang, dan (4) kuantitas.

Contoh:

0,5 sentimeter 1 jam 20 menit

5 kilogram pukul 15.00

10 liter tahun 1928

Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau
kamar pada alamat.

Contoh:

Jalan Sultan Alauddin II No.3

Hotel Indonesia, Kamar 23

Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.

Contoh:

Bab I, Pasal 2, halaman 23

Surah Yasin: 9

Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:

Contoh:

Bilangan utuh

Contoh:

Dua belas 12

Dua puluh dua 22

Bilangan pecahan

Contoh:

Setengah ½
25

Tiga perempat ¾

Satu persen 1%

Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.

Contoh:

Paku Buwono X

Paku Buwono ke-10

Paku Buwono kesepuluh

Bab II

Bab ke-2

Bab kedua

Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara berikut
(lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5).

Contoh:

Tahun ’50-an atau tahun lima puluhan

Uang 5000-an atau uang lima ribuan

Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan,
seperti dalam perincian dan pemaparan.

Contoh:

Amir menonton drama itu sampai tiga kali.

Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.

Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan
kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.

Contoh:

Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.


26

Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.

Bukan:

15 orang tewas dalam kecelakaan itu.

Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.

Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya
lebih mudah dibaca.

Contoh:

Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.

Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.

Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali
di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.

Contoh:

Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai

Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.

Bukan:

Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.

Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.

Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.

Contoh:

Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (sembilan ratus sembilan
puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
27

Kesimpulan pada makalah ini adalah sebagai berikut:

Pemakaian huruf sesuai dengan pedoman EYD diantaranya yaitu huruf


abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, dan pemenggalan kata.

Penulisan huruf sesuai dengan pedoman EYD meliputi huruf kapital dan
huruf miring. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan
ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama
Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan dan lain sebagainya. Huruf miring
dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan dengan tanda
garis bawah, dinyatakan untuk (1) menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam karangan (2) menegaskan atau mengkhususkan huruf ,
bagian kata, atau kelompok kata, dan (3) menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau
ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaika ejaannya

Penulisan kata sesuai dengan pedoman EYD meliputi kata dasar, kata
turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan, partikel, singkatan, angka dan
lambang bilangan.

Saran

Tentunya dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan


olehnya itu :

Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan perbaikan yang


semestinya demi kesempuranaan makalah ini.

Diharapkan agar pembaca memberikan koreksi terhadap materi-materi


EYD yang sekiranya ada tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

Diharapkan kepada para pembaca untuk mencari referensi lain agar dapat
menambah wawasan.

DAFTAR PUSTAKA

Rijal, Syamsul dkk. 2008. Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia di Provinsi


Sulawesi Selatan. Makassar: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa Balai
Bahasa Ujung Pandang.
28

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai