KELOMPOK 3:
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan
puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "KONSEP DASAR KOMUNIKASI
INTERPERSONAL/KONSELING" Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DATAR ISI....................................................................................................
BAB l PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar belakang.........................................................................................................................
B. Rumus masalah........................................................................................................................
C. Tujuan penulisan......................................................................................................................
BAB ll PEPEMBAHASA...............................................................................
1. Jenis-jenis komunikasi.....................................................................................................
2. Pengertian KIP/K.............................................................................................................
3. Ciri-ciri konseling............................................................................................................
4. Unsur kegiatan dalam konseling......................................................................................
5. Hal hal yang sebaiknya di lakukan dan tidak dilakukan konselor...................................
6. Faktor penghambat dalam pelaksaan komunikasi interpersonal......................................
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran......................................................................................................
Daftar pustaka...............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak
dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur
lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan
manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu
kemampuan yang paling dasar.
Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan pendapat,
ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya
kesalahfahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan
menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang
baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauh mana tujuan-tujuan
tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika
pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan
gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika
penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam
memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti,
penerima mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator benar-
benar memberikan arti apa yang dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh
manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika
seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja.
Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang
lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal. Agar
komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam berkomunikasi
Dan tidaklah semua orang memiliki communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi
hanya mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari. Mereka menganggap cara komunikasi
yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan dalam
berkomunikasi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tesebut, maka dirumuskanlah beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Jenis-jenis komunikasi
2. Pengertian KIP/K
3. Ciri-ciri konseling
4. Unsur kegiatan dalam konseling
5. Hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan konselor
6. Faktor penghambat dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk melakukan pengkajian terhadap hal-hal sebagai
berikut:
1. Apa saja Jenis-jenis komunikasi?
2. Pengertian KIP/K?
3. Apa saja Ciri-ciri konseling?
4. Apa saja Unsur kegiatan dalam konseling?
5. Apa sajaHal-hal yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan konselor?
6. Apa Faktor penghambat dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal?
BAB II
PEMBAHASAN
1. .Jenis-Jenis Komunikasi
a. Komunikasi diadik
b. Komunikasi triadik
Bentuk komunikasi triadic adalah bentuk komunikasi yang pelakuknya lebih dari dua
orang, biasanya satu komunikator dan dua komunikan. Komunikasi triadik dilakukan
secara dialogis sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang intens antara
komunikator dan komunikan.
Ada tiga bentuk perilaku dalam komunikasi interpersonal, yaitu:
2. Pengertian KIP/K
Proses komunikasi interpersonal (KIP) adalah interaksi dinamis antar orang ke
orang, dua arah, verbal dan non verbal, dan saling berbagai informasi dan perasaan
antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil. KIP
bukan hanya dilakukan antara dua orang tapi juga bisa dilakukan antara tiga orang
atau lebih dengan interaksi verbal dan non verbal yang menyangkut saling berbagi
informasi dan perasaan dalam suatu kelompok dimana masing-masing anggota
menyadari keberadaan anggota lain, memiliki minat yang sama, dan atau bekerja
untuk suatu tujuan.
Komunikasi interpersonal merupakan inti dari semua hubungan antara manusia.
Berikut adalah beberapa pendapat para ahli tentang pengertian komunikasi
interpersonal :
1) Menurut Liliweri, 2007
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh 2 atau 3 orang
dengan jarak fisik diantara mereka yang sangat dekat, bertatp muka atau bermedia
dengan sifat umpan balik yang berlangsung cepat, adaptasi pasien bersifat khusus
serta memiliki tujuan/maksud komunikasi tidak berstruktur.
2) Menurut Depkes RI, 2002
Komunikasi Interpersonal adalah pertukaran informasi, perasaan atau pemikiran
antar manusia (individu) secara tatap muka (face to face), individu dengan individu
(person to person), verbal non-verbal.
3) Menurut Saraswati dan Tarigan (2002)
Komunikas interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non
verbal.
e. Tujuan konseling adalah menolong dan memberikan bantuan kepada konseli agar ia
mengerti dan menerima keadaannya serta dapat menemukan jalan keluar dengan
menggunakan potensi yang ada pada dirinya.
f. Proses konseling menitikberatkan kepada masalah yang jelas, nyata dan dalam
kesadaran diri (Yulifah &Yuswanto, 2009).
Salah satu cara yang dilakukan dalam konseling untuk menggali informasi dari klien
adalah dengan wawancara. Wawancara sebagai alat pengumpul data digunakan untuk
mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi,
keinginan atau keyakinan dari individu atau responden.
Wawancara merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam konseling. Perbedaan
wawancara dan kuesioner adalah pada wawancara pertanyaan yang diajukan dan
jawaban yang diberikan dilakukan secara lisan. Bila pertanyaan yang diajukan dan
dijawab secara tertulis, maka disebut kuesioner. Kelebihan dari wawancara adalah
sebagai berikut.
a. Pertanyaan bisa lebih bebas dan mendalam.
b. Hubungan dapat dibina lebih baik sehingga respon lebih bebas menggunakan
pendapatnya.
c. Dapat direkam dan lebih lengkap.
d. Sifat data primer.
e. Dapat mengklarifikasi data yang tidak jelas.
f. Banyak digunakan dalam penelitian sosial dan pendidikan.
Wawancara dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Wawancara terstruktur, yaitu wawanacara yang jawabannya telah dipersiapkan (ada
alternatif jawaban). Keuntungannya adalah mudah diolah dan dianalisis.
b. Wawancara tidak terstruktur (bebas), yaitu wawancara yang jawabannya tidak
dipersiapkan (klien bebas menjawab). Keuntungannya adalah informasi yang didapat
lebih padat dan lengkap. Kelemahannya adalah jawaban responden sulit dianalisis
karena jawabannya beraneka ragam sehingga perlu pengkatagorian.
Beberapa tips wawancara yang efektif adalah sebagai berikut.
a. Ciptakan suasana yang terbuka
b. Jangan memotong pembicaraan
c. Berikan perhatian
d. Jangan bersifat evaluatif
e. Tenggang rasa atau bijaksana (Tyastuti dkk, 2008)
Seorang konselor untuk dapat berhubungan dengan kliennya harus memiliki sikap sebagai
berikut:
1) Kemampuan berempati
mengerti dan dapat mengerti apa yang dipikirkan klien. Empati ini dapat dirasakan oleh kedua
belah pihak, baik oleh konselor maupun oleh klien.
Dasar dari kemampuan ini adalah penghargaan terhadap orang lain. Dua unsure yang perlu
diingat dalam menerima klien, yaitu : konselor berkehendak untuk membiarkan adanya
perbedaan antara konselor dan klien, dan yang kedua konselor menyadari bahwa pengalaman
yang akan dilalui klien akan penuh dengan perjuangan, pembinaan dan perasa.
Seorang konselor harus meghargai pribadi klien tanpa syarat apa pun.Apabila rasa
penghargaan dirasakan klien, maka ia akan berani mengemukakan segala masalahnya
sehingga timbul keinginan bahwa dirinya berharga untuk mengmbil keputusan bagi dirinya
sendiri.
4) Kemampuan memperhatikan
Keakraban ini akan tumbh terus-menerus dan terbina dengan baik apabila konselor benar-
benar menaruh perhatian dan menerima klien dengan positif tanpa paksaan sehingga
hubungan yang nyaman dan serasiantara konselor dank lien dapat terbina.
Seorang konselor konseling berpusat pada person harus mamperlihatkan sikap aslinya dan
tidak berpura-pura karena kepura - puraanya justru membuat klien menutup diri.
7) Sikap terbuka
Konseling berpusat pada klien mengharapkan adanya keterbukaan klien untuk
mengemukakan segala masalahnya maupun untuk menerima pengalaman-pegalaman.
Keterbukaan ini akan terwujud apabila ada keterbukaan dari koselor.
Ada beberapa hal yang perlu dihindari oleh konselor berkaitan dengan pembentukan
hubungan dalam proses konseling.
Menurut Yeo (2003) ada lima hal yang perlu dihindari dalam proses konseling, yaitu:
Klien diperlakukan sebagai pasien atau kasus yang memandang mereka adalah orang yang
tidak memiliki kemampuan, menggangap remeh, ”sakit”. Ada satu perasaan tidak terlibat dan
kurang peduli pada mereka.
Konselor akan marah dengan klien jika mereka tidak menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan atau tidak memperlihatkan kerjasama dalam pertemuan konseling. Konselor
menganggap klien adalah orang yang bandel, yang tidak bisa diharapkan, keras kepala atau
orang yang harus dimengerti karena konselor tidak punya pilihan lain kecuali menangani
mereka. Hal ini harus dihindari dan tidak boleh dilakukan karena ketika konselor tidak sabar
dan marah maka klien semakin merasa bertambah beban dan tentunya akan sangat sulit
membentuk hubungan kesejajaran dalam proses konseling
Terkadang konselor secara tidak sengaja memberikan nasehat kepada klien karena
menganggap dalam mengambil keputusan klien terlalu berbelit-belit
Klien dapat memberi reaksi terhadap kita sedemikian rupa dengan menyampaikan masalah-
masalah emosional yang laten atau tidak terpecahkan. Konselor dapat menjumpai dirinya
sendiri merasa sangat sedih karena masalah-masalah yang dialami kliennya dan akhirnya
merasa tertekan.
5) Tidak kreatif
Ada perasaan statis ketika konselor berhadapan dengan berbagai macam kasus. Konselor
tidak dapat membuat pembaharuan dan sebaliknya mempunyai kecenderungan untuk
melakukan hal-hal yang sama. Setiap kali konselor berhadapan dengan jenis klien yang sama,
konselor melakukan hal yang sama untuk kliennya. Dengan kata lain bersikap pasif, tidak
mencoba hal-hal baru dalam memberikan treatmen pada kliennya. Dalam hal ini hendaknya
konselor berusaha untuk selalu memperbaiki kemampuan dan pengetahuannya dalam rangka
memberikan layanan yang terbaik bagi kliennya.
2) Persepsi Sempit
Persepsi yang menyempit juga bisa menjadi hambatan komunikasi antar pribadi. Kondisi
panik biasanya paling sering menyebabkan persepsi yang menyempit. Oleh karenanya, kita
harus memastikan bahwa kondisi seseorang dalam keadaan yang benar-benar nyaman
sehingga kita bisa memberikan informasi yang sesuai dan tepat kepadanya.
6) Kesalahpahaman
Kesalahpahaman terjadi akibat beberapa poin yang sudah disebutkan sebelumnya. Manakala
seseorang mengalami kesalahpahaman, maka persepsi yang didapatkan dari komunikasi
tersebut juga akan berbeda sehingga menyebabkan ia cenderung gagal dalam menerima
informasi sebenarnya. (Baca juga: Pengaruh konsep diri terhadap komunikasi interpersonal)
10) Perdebatan
Perdebatan timbul biasanya bila ada ketidaksesuaian pendapat. Ini akan menimbulkan
hambatan persepsi lain dimana seseorang menjadi lebih malas untuk meneruskan komunikasi
tersebut. Sikap saling mengerti dibutuhkan untuk menghindari perdebatan ini.
a. Faktor individual
Faktor individual adalah factor uynag berorientasi kultural (keterikatan budaya)
yang merupakan faktor yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi.
Orientasi ini merupakan gabungan dari beberapa faktor sebagai berikut.
1) Faktor fisik - kepekaan panca indra.
2) Sudut pandang – nilai-nilai
3) Faktor sosial
4) Bahasa
b. Faktor- faktor yang berkaitan dengan interaksi
1) Tujuan dan harapan terhadap komunikasi
2) Sikap terhadap interaksi
3) Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain (seperti kehangatan, perhatian,
dan dukungan)
c. Faktor situasional
Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, situasi percakapan (misalnya,
situasi percakapan antara bidan dan klien akan berbeda dengan situasi percakapan
antara polisi dengan pelanggar lalu lintas).
A. Kesimpulan
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak
dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur
lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan
manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu
kemampuan yang paling dasar.
Proses komunikasi interpersonal (KIP) adalah interaksi dinamis antar orang ke orang,
dua arah, verbal dan non verbal, dan saling berbagai informasi dan perasaan antara
individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil. KIP bukan
hanya dilakukan antara dua orang tapi juga bisa dilakukan antara tiga orang atau lebih
dengan interaksi verbal dan non verbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan
perasaan dalam suatu kelompok dimana masing-masing anggota menyadari
keberadaan anggota lain, memiliki minat yang sama, dan atau bekerja untuk suatu
tujuan.
Sedangkan konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal,
teknik bimbingan dan penguasa pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu
seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan
menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut ( Saifudin,
Abdul Bari. 2001 : 39).
Hal-hal yang Sebaiknya Dilakukan dan Tidak Dilakukan Konselor Dalam konseling,
seorang konselor harus memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah tentang apa yang
sebaiknya dilakukan dan yang sebaiknya tidak dilakukan untuk menghindari terjadinya
hambatan dalam konseling.
Dua unsure yang perlu diingat dalam menerima klien, yaitu : konselor berkehendak untuk
membiarkan adanya perbedaan antara konselor dan klien, dan yang kedua konselor menyadari
bahwa pengalaman yang akan dilalui klien akan penuh dengan perjuangan, pembinaan dan
perasa.
B. Saran
Pengetahuan akan pentingnya pemahaman konsep dasar komunikasi/konseling {KIP/K}
menjadi hal yang harus dikuasai bidan. Karena jika bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia
tida tahu kelemahannya, dan tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah
marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang
keadaan yang dialaminya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/kristyawansutriyanto/komunikasi-interpesonal-konseling
http://bk14046.blogspot.com/2015/06/unsur-unsur-pokok-dalam-konseling_21.html?
m=1 https://www.dictio.id/t/sikap-sikap-apa-saja-yang-perlu-dihindari-konselor-
dalam-hubungan-konseling/14872 https://www.kompasiana.com/chairu/7-sikap-yang-
harus-dimiliki-konselor_56d3c0dbc322bd1b0bef02f8