Anda di halaman 1dari 16

KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

(KONSEP DASAR KOMUNIKASI


INTERPERSONAL/KONSELING)

KELOMPOK 3:

HENY DESWITA P00324021013


ILMIAH SAKINAH P00324021014
IRNAYATUL KHATIMA P00324021015
JUMIATI P00324021016
LINDA HARLITA P00324021017
MAYA RESKY ANDANI P00324021018

KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan
puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "KONSEP DASAR KOMUNIKASI
INTERPERSONAL/KONSELING" Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah "KONSEP DASAR KOMUNIKASI


INTERPERSONAL/KONSELING" ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................

DATAR ISI....................................................................................................

BAB l PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar belakang.........................................................................................................................

B. Rumus masalah........................................................................................................................

C. Tujuan penulisan......................................................................................................................

BAB ll PEPEMBAHASA...............................................................................
1. Jenis-jenis komunikasi.....................................................................................................
2. Pengertian KIP/K.............................................................................................................
3. Ciri-ciri konseling............................................................................................................
4. Unsur kegiatan dalam konseling......................................................................................
5. Hal hal yang sebaiknya di lakukan dan tidak dilakukan konselor...................................
6. Faktor penghambat dalam pelaksaan komunikasi interpersonal......................................

BAB lll PENUTUP........................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran......................................................................................................

Daftar pustaka...............................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak
dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur
lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan
manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu
kemampuan yang paling dasar.
Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan pendapat,
ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya
kesalahfahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan
menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang
baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauh mana tujuan-tujuan
tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika
pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan
gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika
penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam
memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti,
penerima mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator benar-
benar memberikan arti apa yang dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh
manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika
seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja.
Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang
lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal. Agar
komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam berkomunikasi
Dan tidaklah semua orang memiliki communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi
hanya mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari. Mereka menganggap cara komunikasi
yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan dalam
berkomunikasi.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tesebut, maka dirumuskanlah beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Jenis-jenis komunikasi
2. Pengertian KIP/K
3. Ciri-ciri konseling
4. Unsur kegiatan dalam konseling
5. Hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan konselor
6. Faktor penghambat dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk melakukan pengkajian terhadap hal-hal sebagai
berikut:
1. Apa saja Jenis-jenis komunikasi?
2. Pengertian KIP/K?
3. Apa saja Ciri-ciri konseling?
4. Apa saja Unsur kegiatan dalam konseling?
5. Apa sajaHal-hal yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan konselor?
6. Apa Faktor penghambat dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal?
BAB II

PEMBAHASAN

1. .Jenis-Jenis Komunikasi

Komunikasi bisa dibagi menjadi empat jenis.

1) Komunikasi massa, yaitu jenis komunikasi dimana penyampaian pesan seseorang


kepada kelompok besar orang, biasanya kepada sebagian besar
masyarakat.Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi umum
bukan pribadi. Pesan yang disampaikan ditujukan pada khalayak/semua orang.
Bentuk komunikasi ini menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media
penyebaran secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. Pesan
yang disampaikan dalam komunikasi ini ditujukan kepada komunikan yang
beragam dalam jumlah banyak dengan menggunakan
2) Komunikasi intrapersonal, yaitu jenis komunikasi di mana penyampaian pesan
seseorang kepada dirinya sendiri. Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi
yang terjadi dalam diri individu yang berfungsi untuk menjaga kesadaran akan
kejadian di sekitarnya. Bentuk komunikasi ini terjadi karena adanya pemberian arti
dari komunikator terhadap suatu obyek yang diamati atau tersirat dalam pikirannya
yang membutuhkan jawaban sehingga ada proses komunikasi dalam diri
komunikator. Bidan dalam pengambilan keputusan biasanya dihadapkan pada
jawaban ya atau tidak. Untuk menjawabnya, perlu pemikiran yang bisa dilakukan
dengan komunikasi intrapersonal atau dengan diri sendiri (Tyastuti, Kusmiyati, &
Handayani, 2010).
3) Komunikasi interpersonal, yaitu jenis komunikasi dimana penyampaian pesan dari
seseorang kepada orang lain bersifat dua arah, secara verbal dan non verbal.
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara
dua orang melalui kontak langsung dalam bentuk percakapan atau bisa disebut
dengan komunikasi dialog. Penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain
bersifat dua arah, secara verbal atau non verbal, misalnya antara bidan dengan
kliennya. Komunikasi antar pribadi akan berhasil bila ada emphaty dan dukungan
komunikasi, baik verbal maupun non verbal. Komunikasi interpersonal dibedakan
menjadi dua yaitu komunkasi diadik dan komunikasi triadik.

a. Komunikasi diadik

Komunikasi diadik merupakan bentuk komunikasi interpersonal yang mana antara


komunikator dan komunikan berada dalam situasi tatap muka, bisa dalam bentuk
percakapan, dialog, atau wawancara. Bentuk dialog biasanya dilakukan dalam situasi
yang lebih intim, akrab, dan personal, sedangkan bentuk wawancara sifatnya lebih
serius.

b. Komunikasi triadik

Bentuk komunikasi triadic adalah bentuk komunikasi yang pelakuknya lebih dari dua
orang, biasanya satu komunikator dan dua komunikan. Komunikasi triadik dilakukan
secara dialogis sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang intens antara
komunikator dan komunikan.
Ada tiga bentuk perilaku dalam komunikasi interpersonal, yaitu:

I. Perilaku spontan, yaitu perilaku yang dilakukan berdasarkan desakan


emosi dan dilakukan tanpa sensor serta revisi secara kognisi.
II. Perilaku menurut kebiasaan, yaitu perilaku berdasarkan kebiasaan.
Perilaku itu khas dilakukan pada suatu keadaan misalnya mengucapkan
salam selamat pagi atau selamat malam.
III. Perilaku sadar, yaitu perilaku yang dipilih berdasarkan situasi yang ada.
(Tyastuti, Kusmiyati, & Handayani, 2010).

4) Komunikasi kelompok, yaitu jenis komunikasi dimana penyampaian pesan dari


seseorang kepada individu di dalam kelompok kecil.Komunikasi kelompok adalah
komunikasi antara komunikator dengan sejumlah orang yang jumlahanya lebih dari
dua orang atau kelompok. Ada dua jenis bentuk komunikasi kelompok, yaitu
komunikasi dalam kelompok kecil dan komunikasi dalam kelompok besar. Secara
teoritis, dalam ilmu komunikasi yang membedakan kelompok kecil atau kelompok
besar bukanlah jumlah anggota kelompok secara matematis tetapi berdasarkan
kualitas proses komunikasi (Tyastuti, Kusmiyati, & Handayani, 2010).

2. Pengertian KIP/K
Proses komunikasi interpersonal (KIP) adalah interaksi dinamis antar orang ke
orang, dua arah, verbal dan non verbal, dan saling berbagai informasi dan perasaan
antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil. KIP
bukan hanya dilakukan antara dua orang tapi juga bisa dilakukan antara tiga orang
atau lebih dengan interaksi verbal dan non verbal yang menyangkut saling berbagi
informasi dan perasaan dalam suatu kelompok dimana masing-masing anggota
menyadari keberadaan anggota lain, memiliki minat yang sama, dan atau bekerja
untuk suatu tujuan.
Komunikasi interpersonal merupakan inti dari semua hubungan antara manusia.
Berikut adalah beberapa pendapat para ahli tentang pengertian komunikasi
interpersonal :
1) Menurut Liliweri, 2007
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh 2 atau 3 orang
dengan jarak fisik diantara mereka yang sangat dekat, bertatp muka atau bermedia
dengan sifat umpan balik yang berlangsung cepat, adaptasi pasien bersifat khusus
serta memiliki tujuan/maksud komunikasi tidak berstruktur.
2) Menurut Depkes RI, 2002
Komunikasi Interpersonal adalah pertukaran informasi, perasaan atau pemikiran
antar manusia (individu) secara tatap muka (face to face), individu dengan individu
(person to person), verbal non-verbal.
3) Menurut Saraswati dan Tarigan (2002)
Komunikas interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non
verbal.

Secara garis besar komunikasi interpersonal dapat disimpulkan sebagai proses


tatapan muka penyampaian informasi dan saling pengertian antara dua atau lebih
individu.
Sedangkan konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal,
teknik bimbingan dan penguasa pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu
seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan
menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut ( Saifudin,
Abdul Bari. 2001 : 39).
Menurut Rochman Natawidjaja, 1987:32, konseling adalah sebagai hubungan
timbal balik antara dua individu , dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha
membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri
dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pada waktu yang akan
datang.
Konseling adalah proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam
membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu melalui pemahaman terhadap
fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien. (Saraswati dan Tarigan,
2002)
Proses konseling menggambarkan adanya kerjasama antar bidan selaku konselor
dengan klien dalam mencari tahu tentang masalah yang dihadapi klien. Proses ini
memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan agar mencapai jalan keluar pemecahan
masalah klien.
Manfaat konseling adalah meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal
masalah, merumuskan alternatif, memecahkan masalah dan memiliki pengalaman
dalam pemecahan masalah secara mandiri.
Jalannya proses konseling sangat tergantung pada alur percakapan
konselor-klien/konseling.
3. Ciri-ciri Konseling
Ketika kita membahas konseling, kita harus mengenal dulu ciri-cirinya agar lebih
mudah memahaminya. Berikut ini adalah ciri-ciri konseling.
a. Interaksi antara dua orang (misalnya antara bidan dengan klien)
b. Konseli datang dan mempunyai masalah
c. Konseli datang atas kemauan sendiri atau saran orang lain untuk menyelesaikan
masalahnya.
d. Konselor adalah seorang yang terlatih (profesional) dalam bidang konseling.

e. Tujuan konseling adalah menolong dan memberikan bantuan kepada konseli agar ia
mengerti dan menerima keadaannya serta dapat menemukan jalan keluar dengan
menggunakan potensi yang ada pada dirinya.
f. Proses konseling menitikberatkan kepada masalah yang jelas, nyata dan dalam
kesadaran diri (Yulifah &Yuswanto, 2009).

4. Unsur Kegiatan Dalam Konseling

Dalam melaksanakan kegiatan konseling, ada empat kegiatan yang harus


dilaksanakan agar konseling dapat berjalan dengan baik dan efektif.
a.Pembinaan hubungan baik (rapport)
b.Penggalian informasi
c. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan perencanaan
d.Menindaklanjuti pertemuan

Salah satu cara yang dilakukan dalam konseling untuk menggali informasi dari klien
adalah dengan wawancara. Wawancara sebagai alat pengumpul data digunakan untuk
mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi,
keinginan atau keyakinan dari individu atau responden.
Wawancara merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam konseling. Perbedaan
wawancara dan kuesioner adalah pada wawancara pertanyaan yang diajukan dan
jawaban yang diberikan dilakukan secara lisan. Bila pertanyaan yang diajukan dan
dijawab secara tertulis, maka disebut kuesioner. Kelebihan dari wawancara adalah
sebagai berikut.
a. Pertanyaan bisa lebih bebas dan mendalam.
b. Hubungan dapat dibina lebih baik sehingga respon lebih bebas menggunakan
pendapatnya.
c. Dapat direkam dan lebih lengkap.
d. Sifat data primer.
e. Dapat mengklarifikasi data yang tidak jelas.
f. Banyak digunakan dalam penelitian sosial dan pendidikan.
Wawancara dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Wawancara terstruktur, yaitu wawanacara yang jawabannya telah dipersiapkan (ada
alternatif jawaban). Keuntungannya adalah mudah diolah dan dianalisis.
b. Wawancara tidak terstruktur (bebas), yaitu wawancara yang jawabannya tidak
dipersiapkan (klien bebas menjawab). Keuntungannya adalah informasi yang didapat
lebih padat dan lengkap. Kelemahannya adalah jawaban responden sulit dianalisis
karena jawabannya beraneka ragam sehingga perlu pengkatagorian.
Beberapa tips wawancara yang efektif adalah sebagai berikut.
a. Ciptakan suasana yang terbuka
b. Jangan memotong pembicaraan
c. Berikan perhatian
d. Jangan bersifat evaluatif
e. Tenggang rasa atau bijaksana (Tyastuti dkk, 2008)

5. Hal-hal yang Sebaiknya Dilakukan dan Tidak Dilakukan Konselor


Dalam konseling, seorang konselor harus memperhatikan beberapa hal, salah
satunya adalah tentang apa yang sebaiknya dilakukan dan yang sebaiknya tidak
dilakukan untuk menghindari terjadinya hambatan dalam konseling.
a. Hal-hal yang harus dilakukan konselor:

Seorang konselor untuk dapat berhubungan dengan kliennya harus memiliki sikap sebagai
berikut:

1) Kemampuan berempati

mengerti dan dapat mengerti apa yang dipikirkan klien. Empati ini dapat dirasakan oleh kedua
belah pihak, baik oleh konselor maupun oleh klien.

2) Kemampuan menerima klien

Dasar dari kemampuan ini adalah penghargaan terhadap orang lain. Dua unsure yang perlu
diingat dalam menerima klien, yaitu : konselor berkehendak untuk membiarkan adanya
perbedaan antara konselor dan klien, dan yang kedua konselor menyadari bahwa pengalaman
yang akan dilalui klien akan penuh dengan perjuangan, pembinaan dan perasa.

3) Kemampuan untuk menghargai klien

Seorang konselor harus meghargai pribadi klien tanpa syarat apa pun.Apabila rasa
penghargaan dirasakan klien, maka ia akan berani mengemukakan segala masalahnya
sehingga timbul keinginan bahwa dirinya berharga untuk mengmbil keputusan bagi dirinya
sendiri.

4) Kemampuan memperhatikan

Kemampuan memperhatikan ini memerlukan ketrmpilan dalam mendengar dan mengamati


untuk dapat mengetahui dan mengerti inti dari isi dan suasana perasaan bagaimana yang
diungkapkan klien baik dalam kata-kata maupun isyarat.

5) Kemampuan membina keakraban

Keakraban ini akan tumbh terus-menerus dan terbina dengan baik apabila konselor benar-
benar menaruh perhatian dan menerima klien dengan positif tanpa paksaan sehingga
hubungan yang nyaman dan serasiantara konselor dank lien dapat terbina.

6) Sifat keaslian (genuine)

Seorang konselor konseling berpusat pada person harus mamperlihatkan sikap aslinya dan
tidak berpura-pura karena kepura - puraanya justru membuat klien menutup diri.

7) Sikap terbuka
Konseling berpusat pada klien mengharapkan adanya keterbukaan klien untuk
mengemukakan segala masalahnya maupun untuk menerima pengalaman-pegalaman.
Keterbukaan ini akan terwujud apabila ada keterbukaan dari koselor.

8) Ramah, terbuka, dan simpatik


9) Mampu mengontrol perasaan, khususnya yang bersifat negatif
10) Menyampaikan informasi yang tidak bias kepada klien
11) Mampu mendapatkan respon balik ( feedback) dari klien
12) Mampu berkomunikasi dengan sejawat dan melakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan pengetahuan dan kompetensi professional
13) Mampu menerima ide-ide dan pendapat klien tanpa menghakimi
14) Mampu membangun empati kepada klien
15) Mampu menemukan solusi yang baik
16) Mampu meningkatkan keterampilan melakukan konseling

b. Hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan konselor:

Ada beberapa hal yang perlu dihindari oleh konselor berkaitan dengan pembentukan
hubungan dalam proses konseling.

Menurut Yeo (2003) ada lima hal yang perlu dihindari dalam proses konseling, yaitu:

1) Sikap acuh tak acuh

Klien diperlakukan sebagai pasien atau kasus yang memandang mereka adalah orang yang
tidak memiliki kemampuan, menggangap remeh, ”sakit”. Ada satu perasaan tidak terlibat dan
kurang peduli pada mereka.

2) Tak sabar dan amarah

Konselor akan marah dengan klien jika mereka tidak menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan atau tidak memperlihatkan kerjasama dalam pertemuan konseling. Konselor
menganggap klien adalah orang yang bandel, yang tidak bisa diharapkan, keras kepala atau
orang yang harus dimengerti karena konselor tidak punya pilihan lain kecuali menangani
mereka. Hal ini harus dihindari dan tidak boleh dilakukan karena ketika konselor tidak sabar
dan marah maka klien semakin merasa bertambah beban dan tentunya akan sangat sulit
membentuk hubungan kesejajaran dalam proses konseling

3) Terus memberi nasehat

Terkadang konselor secara tidak sengaja memberikan nasehat kepada klien karena
menganggap dalam mengambil keputusan klien terlalu berbelit-belit

4) Terpengaruh secara emosional

Klien dapat memberi reaksi terhadap kita sedemikian rupa dengan menyampaikan masalah-
masalah emosional yang laten atau tidak terpecahkan. Konselor dapat menjumpai dirinya
sendiri merasa sangat sedih karena masalah-masalah yang dialami kliennya dan akhirnya
merasa tertekan.
5) Tidak kreatif

Ada perasaan statis ketika konselor berhadapan dengan berbagai macam kasus. Konselor
tidak dapat membuat pembaharuan dan sebaliknya mempunyai kecenderungan untuk
melakukan hal-hal yang sama. Setiap kali konselor berhadapan dengan jenis klien yang sama,
konselor melakukan hal yang sama untuk kliennya. Dengan kata lain bersikap pasif, tidak
mencoba hal-hal baru dalam memberikan treatmen pada kliennya. Dalam hal ini hendaknya
konselor berusaha untuk selalu memperbaiki kemampuan dan pengetahuannya dalam rangka
memberikan layanan yang terbaik bagi kliennya.

6) Memaksakan pendapat kepada klien


7) Menyampaikan informasi yang tidak dibutuhkan dan diharapkan klien
8) Menggunakan kata-kata dan istilah-istilah yang sulit dimengerti
9) Menyela, meremehkan dan mengkritik klien
10) Mengomentari atau memberikan saran kepada klien yang masalahnya belum
dipahami benar, atau menyetujui pendapat klien yang dibuat secara terburu-buru
11) Memaksakan klien menjawab pertanyaan
12) Menghakimi (Depkes RI, 2011).

6. Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Komunikasi Interpersonal


1) Kesalahan Informasi
Kesalahan informasi merupakan hambatan persepsi yang mungkin terjadi dalam komunikasi
interpersonal. Kesalahan informasi ini bisa disebabkan karena seseorang mungkin kurang
akurat dalam menyampaikan sesuatu dan tidak berlandaskan dari suatu fakta atau data
tertentu. Informasi yang disampaikan dengan tepat bisa menjadi cara meningkatkan
komunikasi interpersonal.

2) Persepsi Sempit
Persepsi yang menyempit juga bisa menjadi hambatan komunikasi antar pribadi. Kondisi
panik biasanya paling sering menyebabkan persepsi yang menyempit. Oleh karenanya, kita
harus memastikan bahwa kondisi seseorang dalam keadaan yang benar-benar nyaman
sehingga kita bisa memberikan informasi yang sesuai dan tepat kepadanya.

3) Latar Belakang Budaya


Budaya yang berbeda akan menjadi hambatan persepsi tersendiri. Seseorang mungkin tidak
terbiasa dengan respon tertentu karena budaya yang dimiliki oleh seseorang. Menambah
wawasan dan memahami perbedaan budaya adalah solusi untuk mengatasi hambatan terkait
dengan hal ini.

4) Kepercayaan Nilai yang Berbeda


Nilai-nilai yang ada masyarakat sebenarnya masih ada kaitannya dengan budaya. Seseorang
tentu saja memiliki nilai atau kepercayaan tertentu yang seringkali bisa menimbulkan
ketidaksesuaian selama ia berinteraksi dengan orang lain. Orang lain akan membuat persepsi
lain tentang hal itu sehingga komunikasi menjadi tidak berjalan dengan baik.
5) Penggunaan Bahasa yang Kurang Sesuai
Perbedaan bahasa bisa saja menjadi sebuah hal yang juga patut diperhatikan. Ini adalah salah
satu hambatan persepsi dalam komunikasi interpersonal yang umum terjadi. Seseorang harus
bisa memilih penggunaan bahasa sesuai dengan konteks komunikasi yang sedang
berlangsung.

6) Kesalahpahaman
Kesalahpahaman terjadi akibat beberapa poin yang sudah disebutkan sebelumnya. Manakala
seseorang mengalami kesalahpahaman, maka persepsi yang didapatkan dari komunikasi
tersebut juga akan berbeda sehingga menyebabkan ia cenderung gagal dalam menerima
informasi sebenarnya. (Baca juga: Pengaruh konsep diri terhadap komunikasi interpersonal)

7) Pesan yang Tidak Utuh


Pesan yang tidak utuh atau disampaikan setengah-setengah juga akan menimbulkan hambatan
persepsi tersendiri. Biasanya ini terjadi bila informasi yang ada tidak disampaikan dengan
jelas sehingga penerima pesan melakukan interpretasi dengan memecah-mecah informasi
tersebut.

8) Tidak ada Umpan Balik


Umpan balik merupakan hal yang penting dalam komponen komunikasi. Tanpa adanya
umpan balik, ini akan menimbulkan persepsi tersendiri bagi seorang pemberi pesan. Akan ada
kesan dihiraukan dan komunikasi yang dilakukan dianggap tidak bermakna.

9) Media yang Tidak Tepat


Media yang tidak tepat selama melakukan komunikasi juga bisa mempengaruhi persepsi
seseorang. Kita perlu menentukan media yang benar-benar sesuai sehingga informasi bisa
disampaikan dengan baik dan juga tepat.

10) Perdebatan
Perdebatan timbul biasanya bila ada ketidaksesuaian pendapat. Ini akan menimbulkan
hambatan persepsi lain dimana seseorang menjadi lebih malas untuk meneruskan komunikasi
tersebut. Sikap saling mengerti dibutuhkan untuk menghindari perdebatan ini.

Pada pelaksanaan komunikasi interpersonal ada beberapa faktor penghambat seperti


diuraikan berikut ini.

a. Faktor individual
Faktor individual adalah factor uynag berorientasi kultural (keterikatan budaya)
yang merupakan faktor yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi.
Orientasi ini merupakan gabungan dari beberapa faktor sebagai berikut.
1) Faktor fisik - kepekaan panca indra.
2) Sudut pandang – nilai-nilai
3) Faktor sosial
4) Bahasa
b. Faktor- faktor yang berkaitan dengan interaksi
1) Tujuan dan harapan terhadap komunikasi
2) Sikap terhadap interaksi
3) Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain (seperti kehangatan, perhatian,
dan dukungan)

c. Faktor situasional
Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, situasi percakapan (misalnya,
situasi percakapan antara bidan dan klien akan berbeda dengan situasi percakapan
antara polisi dengan pelanggar lalu lintas).

d. Kompetensi dalam melakukan percakapan


Agar efektif, suatu interaksi harus menunjukkan prilaku kompeten dari kedua
belah pihak.
BAB lll
Penutup

A. Kesimpulan
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak
dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur
lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan
manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu
kemampuan yang paling dasar.
Proses komunikasi interpersonal (KIP) adalah interaksi dinamis antar orang ke orang,
dua arah, verbal dan non verbal, dan saling berbagai informasi dan perasaan antara
individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil. KIP bukan
hanya dilakukan antara dua orang tapi juga bisa dilakukan antara tiga orang atau lebih
dengan interaksi verbal dan non verbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan
perasaan dalam suatu kelompok dimana masing-masing anggota menyadari
keberadaan anggota lain, memiliki minat yang sama, dan atau bekerja untuk suatu
tujuan.
Sedangkan konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal,
teknik bimbingan dan penguasa pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu
seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan
menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut ( Saifudin,
Abdul Bari. 2001 : 39).

Hal-hal yang Sebaiknya Dilakukan dan Tidak Dilakukan Konselor Dalam konseling,
seorang konselor harus memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah tentang apa yang
sebaiknya dilakukan dan yang sebaiknya tidak dilakukan untuk menghindari terjadinya
hambatan dalam konseling.

Dua unsure yang perlu diingat dalam menerima klien, yaitu : konselor berkehendak untuk
membiarkan adanya perbedaan antara konselor dan klien, dan yang kedua konselor menyadari
bahwa pengalaman yang akan dilalui klien akan penuh dengan perjuangan, pembinaan dan
perasa.

B. Saran
Pengetahuan akan pentingnya pemahaman konsep dasar komunikasi/konseling {KIP/K}
menjadi hal yang harus dikuasai bidan. Karena jika bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia
tida tahu kelemahannya, dan tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah
marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang
keadaan yang dialaminya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/kristyawansutriyanto/komunikasi-interpesonal-konseling
http://bk14046.blogspot.com/2015/06/unsur-unsur-pokok-dalam-konseling_21.html?
m=1 https://www.dictio.id/t/sikap-sikap-apa-saja-yang-perlu-dihindari-konselor-
dalam-hubungan-konseling/14872 https://www.kompasiana.com/chairu/7-sikap-yang-
harus-dimiliki-konselor_56d3c0dbc322bd1b0bef02f8

Anda mungkin juga menyukai