Anda di halaman 1dari 11

Balance Vol. XV No.

2 | Juli 2018

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN KERJA


INTERNAL DAN PEKERJAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA
KARYAWAN PADA PT. WARNATAMA CEMERLANG
GRESIK
1
M Anang Firmansyah, , 2Budi Wahyu Mahardhika
Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University,Surabaya Indonesia

ABSTRACT
Environmental factors that can affect employee work motivation are reliable, work environment
factors and external work environment factors. Internal working environment factors include
infrastructure, funding sources, control or supervision, procedures, supervision, working conditions,
work climate and welfare.While the external work environment factors, including: science and
technology, global environment, law, marketing, information, products and services / services. Based
on multiple linear regression analysis it is known that internal work environment variables have a
dominant influence on employee work motivation, it is seen from the value of multiple linear
regression contribution and beta value of 0.424 one unit. Results calculation of multiple correlation
coefficient of 0.714 this means that between the internal work environment and work simultaneously
have a positive relationship to employee motivation. Coefficient of determination doubled (R2) that
is equal to 0,510 which means that existence of rise and fall of work motivation of employees can be
explained by internal work and work environment simultaneously equal to 51% and the remaining
49% explained other variables not examined in this research model.

Keyword : Internal Working Environment, Work and Work Motivation


Correspondence to : anangfirmansyah.61@gmail.com,budi.w.mahardhika@gmail.com

ABSTRAK
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan adalah faktor lingkungan
kerja yang dapat diandalkan dan faktor lingkungan kerja eksternal. Faktor lingkungan kerja internal
meliputi infrastruktur, sumber pendanaan, kontrol atau pengawasan, prosedur, pengawasan, kondisi
kerja, iklim kerja dan kesejahteraan. Sedangkan faktor lingkungan kerja eksternal, termasuk: ilmu
pengetahuan dan teknologi, lingkungan global, hukum, pemasaran, informasi, produk dan layanan /
layanan. Berdasarkan analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel lingkungan kerja
internal memiliki pengaruh dominan terhadap motivasi kerja karyawan, hal ini dilihat dari nilai
kontribusi regresi linier berganda dan nilai beta 0,424 satu unit. Hasil perhitungan koefisien korelasi
berganda sebesar 0,714 ini berarti bahwa antara lingkungan kerja internal dan kerja secara simultan
memiliki hubungan positif terhadap motivasi kerja karyawan. Koefisien determinasi dua kali lipat
(R2) yaitu sebesar 0,510 yang berarti bahwa adanya naik turunnya motivasi kerja karyawan dapat
dijelaskan oleh kerja internal dan lingkungan kerja secara bersamaan sebesar 51% dan sisanya 49%
menjelaskan variabel lain yang tidak diteliti dalam model penelitian ini.

Kata Kunci : Lingkungan Kerja Internal, Motivasi Kerja dan Kerja


Korespondensi : anangfirmansyah.61 @ gmail.com, budi.w.mahardhika @ gmail.com

49
Jurnal Balance
Balance Vol. XV No. 2 | Juli 2018

PENDAHULUAN / INTRODUCTION
Keberhasilan suatu industri cat selain kebersihan, pertukaran udara, penerangan,
ditentukan oleh kualitas SDMnya, juga keamanan dan kebisingan.
ditentukan oleh fasilitas-fasilitas yang Lingkungan mempengaruhi manajemen yang
mendukung operasional perusahaan. Fasilitas sedang berjalan dapat dibedakan menjadi dua
itu harus mendorong proses kerja karyawan kekuatan yaitu: pengaruh lingkungan dalam
yang lebih produktif dan profesional di bidang (internal environtment), dan pengaruh
kerjanya. Adapun fasilitas yang dimaksud lingkungan luar (external environtment)
tidak lepas dengan adanya faktor lingkungan (Dydiet Hardjito, 2007)
kerja yang erat kaitannya dengan motivasi Pengaruh lingkungan dalam terhadap
kerja karyawan. motivasi, dapat dilihat pada sumber-sumber
Berdasarkan kedua faktor lingkungan kerja yang berada di dalam organisasi kerja : sarana
tersebut, semuanya dapat mempengaruhi prasarana, sumber dana, pengendalian atau
motivasi kerja pegawai, bila terdapat pengawasan, prosedur, supervisi, kondisi
kesenjangan antara penyediaan kebutuhan kerja, iklim kerja dan kesejahteraan.
yang real dan yang ideal. Namun berdasarkan
pengamatan global, lingkungan kerja internal Pekerjaan adalah pengelompokkan tugas,
lebih dominan mempengaruhi motivasi kerja kewajiban, dan tanggung jawab yang
karyawan. Hal ini dibuktikan masih adanya merupakan penugasan kerja total untuk
laporan kekurangan fasilitas dan kondisi kerja karyawan. Berikut dibahas pengertian dari
pada beberapa ruang kerja. masing-masing konsep (Mutiara, 2002)
Merujuk kepada adanya kemungkinan bagi
TINJAUAN PUSTAKA karyawan untuk melaksanakan kegiatan,
Menurut Robbins, “lingkungan kerja adalah prosedur, dan bahkan peralatan yang berbeda.
segala sesuatu yang berada di luar batas Pekerjaan yang beraneka ragam biasanya
Organisasi” (Robbins, 2004). Sedangkan dipandang sebagai pekerjaan yang menantang
Komaruddin mengatakan, “lingkungan kerja karena menggunakan semua keterampilan
adalah kehidupan sosial, psikologi dan fisik yang dimiliki.
dalam organisasi yang berpengaruh terhadap Memungkinkan karyawan mengerjakan
pekerjaan dalam melaksanakan tugasnya” sebuah pekerjaan secara menyeluruh. Sangat
(Komaruddin, 2001). terspesialisasi cenderung menciptakan tugas
Lingkungan dimana para pegawai yang rutin dan mengakibatkan seseorang
melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari- hanya mengerjakan satu bagian saja dari
hari. Kondisi menyenangkan, enak dan keseluruhan pekerjaan. Hal ini menimbulkan
nyaman akan membuat pegawai betah tinggal adanya perasaan tidak melakukan apa-apa.
di kantor. Sehingga tugas dan pekerjaannya Oleh karena itu, dengan memperluas tugas-
dapat mencapai hasil yang baik. Adapun tugas yang dapat meningkatkan perasaan
komponen-komponen dari kondisi kerja mengerjakan seluruh pekerjaan berarti
kebanyakan (Moekijat 2005) adalah: meningkatkan identitas tugas.
penerangan, warna, udara, suasana dan tata Merujuk kepada besarnya pengaruh dari
ruang kantor. pekerjaan yang dilakukan seseorang terhadap
Sedangkan menurut Alex S. Niti Semito pekerjaan orang lain. Sangat penting bagi
(2002) faktor faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai perasaan
lingkungan kerja, adalah : pewarnaan, melakukan pekerjaan yang sangat berarti bagi
perusahaan maupun masyarakat. Untuk itu

50
Jurnal Balance
Balance Vol. XV No. 2 | Juli 2018

adalah penting apabila pimpinan dirumuskan persoalan penelitian sebagai


memberitahukan di depan orang lain bahwa berikut :
pekerjaannya sangat berarti bagi perusahaan. 1. Apakah Lingkungan Kerja Internal
memiliki pengaruh positif yang signifikan
Menurut Simamora (2005), pengakuan terhadap Motivasi Kerja Karyawan.?
merupakan kepuasan yang diperoleh 2. Apakah Pekerjaan memiliki pengaruh
seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari positif yang signifikan terhadap Motivasi
lingkungan psikologis dan atau fisik dimana Kerja Karyawan?
orang tersebut bekerja, yang masuk dalam 3. Apakah Lingkungan Kerja Internal dan
kompensasi non finansial. Seseorang yang Pekerjaan memiliki pengaruh positif yang
memperoleh pengakuan atau penghargaan signifikan terhadap Motivasi Kerja
akan dapat meningkatkan semangat kerjanya. Karyawan.?
Menurut Anoraga kerja merupakan sesuatu
yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu TUJUAN PENELITIAN
bisa bermacam-macam, berkembang dan Berdasarkan latar belakang dan rumusan
berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh masalah yang telah dikemukakan, maka
pelakunya, seseorang bekerja karena ada tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai
sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berikut:
berharap bahwa aktivitas kerja yang 1. Untuk menguji apakah Lingkungan Kerja
dilakukannya akan membawanya kepada Internal memiliki pengaruh positif yang
suatu keadaan yang lebih memuaskan signifikan terhadap Motivasi Kerja
daripada keadaan sebelumnya (Anoraga, Karyawan
2008). Menurut Nitisemito memberikan 2. Untuk menguji apakah Pekerjaan memiliki
pengertian tentang motivasi kerja sebagai pengaruh positif yang signifikan terhadap
berikut : “Motivasi kerja merupakan perilaku Motivasi Kerja Karyawan
karyawan untuk mau memberikan yang 3. Untuk menguji apakah Lingkungan Kerja
terbaik pada organisasi melalui alat-alat Internal dan Pekerjaan memiliki pengaruh
tertentu, antara lain upah atau gaji, positif yang signifikan terhadap Motivasi
lingkungan kerja dan sebagainya” Kerja Karyawan
(Nitisemito, 2005:163).
Menurut Winardi, memberikan pengertian HIPOTESIS
tentang motivasi kerja sebagai berikut : Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan,
“Motivasi kerja merupakan hasil sejumlah landasan teoritis, kerangka kerja proses
proses yang bersifat internal atau eksternal pemikiran hipotesis penelitian dirumuskan
bagi seorang individu yang menyebabkan sebagai berikut:
timbulnya sikap antusiasme dan semangat H1: Lingkungan Kerja Internal memiliki
dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan pengaruh positif yang signifikan
tertentu” (Winardi, 2001:2). Motivasi juga terhadap Motivasi Kerja Karyawan.
akan meningkatkan kinerja perusahaan H2: Pekerjaan memiliki pengaruh positif
maupun organisasi (Salbiyah and Mahardhika yang signifikan terhadap Motivasi Kerja
2017) Karyawan.
H3: Lingkungan Kerja Internal dan Pekerjaan
RUMUSAN MASALAH memiliki pengaruh positif yang
Berdasarkan latar belakang masalah yang signifikan terhadap Motivasi Kerja
telah diuraikan sebelumnya, maka dapat Karyawan.
51
Jurnal Balance
Balance Vol. XV No. 2 | Juli 2018

METODE PENELITIAN/METHODS mengukur validitas menggunakan konsistensi


Uji Instrumen Penelitian internal (internal consistency) yaitu dengan
Uji Validitas metode korelasi Product Moment Person
Uji validitas didefinisikan sebagai ukuran (Suwarno, Bambang, 2005: 148), dengan
seberapa tepat dan cermat suatu alat ukur rumus:
dalam melakukan fungsi ukurnya. Cara
N. ∑ XY − ∑ X.∑ Y
r=
{(N.∑ X 2
)(
− (∑ X ) N.∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
)}
Keterangan:
r = Korelasi Product Moment Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis
N = Jumlah responden dalam Analisis Regresi Linier Berganda
penelitian Regresi linier berganda digunakan untuk
X = Skor total variabel X menunjukkan bagaimana variabel dependen
Y = Skor total variabel Y dihubungkan dengan independen. Rumus dari
regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Jika hasil korelasi antara masing-masing
pernyataan dengan skor total menunjukkan Y = b0 + b1 X 1 + b2 X 2 + e
hasil yang signifikan (signifikan < 0,05), maka
item pernyataan tersebut valid. Dimana:
Y = Variabel motivasi kerja
Uji Reliabilitas karyawan
Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu b0 = Konstanta
pengukuran dapat dipercaya. Hasil b1..b2 = Koefisien regresi
pengukuran dapat dipercaya hanya apabila X1 = Lingkungan kerja internal
berapa kali pun pertanyaan atau variabel X2 = Pekerjaan
ditanyakan pada responden jawabannya akan e = standar error
relatif sama, selama aspek yang diukur dalam
subjek memang belum berubah. Pengukuran Analisis koefisien Korelasi
reliabilitas dapat menggunakan koefisien Setelah memperoleh data-data yang
cronbach alpha (α) yang menunjukkan diperlukan untuk kepentingan penelitian,
seberapa bagus item pernyataan berhubungan maka data-data tersebut dianalisis dengan
positif dengan item pernyataan yang lain. Jika pearson product moment correlation
koefisien crobach alpha sebesar 0,6 atau (Suwarno, Bambang, 2005: 148) dengan
lebih, maka instrumen itu dapat diterima. rumus

N. ∑ xy − ∑ x.∑ y
R=
{(N. ∑ x 2
− (∑ x )
2
)(N. ∑ y 2
− ∑ y)
2
}
x = Skor total varibel x
Keterangan: y = Skor total variabel y
r = Korelasi Product Moment
N = Jumlah responden dalam Analisis Koefisien Determinasi
penelitian

52
Jurnal Balance
Balance Vol. XV No. 2 | Juli 2018

Untuk mengetahui besarnya prosentase R2 / k


pengaruh dari variabel bebas terhadap F = (
(1 − R 2 ) /(n − k − 1)
variabel terikat Suwarno, Bambang, 2005:74)
Rumus: Dimana:

R2 =
∑ SR (Suwarno,
F = koefisien F
R2 = koefisien determinasi
∑ SSR n = banyaknya data
Bambang, 2005:596) K = banyaknya variabel bebas
Keterangan:
R2 = Koefisien Determinasi Merumuskan hipotesis statistik
Ho : b1,......b2 = 0 ; Berarti variabel-variabel
ΣSR = Sum of Squares Regression
independen secara bersama-sama atau
ΣSSR = Sum of Squares Residual simultan tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
Uji t Ho : b1,......b2 ≠ 0 ; Berarti variabel-variabel
Uji t digunakan untuk menguji signifikasi independen secara bersama-sama atau
hasil dari uji regresi secara parsial dari simultan mempunyai pengaruh yang
masing-masing variabel bebas terhadap signifikan terhadap variabel dependen.
variabel terikat. Rumus: Menentukan tingkat signifikansi
bi Tingkat signikan yang diharapkan adalah α =
t hitung = ( Suwarno,
Sbi 5% atau confidence interval sebesar 95% dan
dengan degree of freedom (k) dan (n-k-1)
Bambang, 2005:73)
dimana n adalah jumlah observasi dan k
Dimana:
adalah variabel regresor.
bi = Koefisien regresi
Membandingkan nilai F hitung dan F tabel
Sbi = Standart error bi
untuk menentukan apakah hipotes nol
diterima atau ditolak dibuat ketentuan sebagai
Dengan prosedur pengujian sebagai berikut:
berikut, bila:
Hipotesis Statistik yang diajukan
F hitung > F tabel berarti Ho ditolak dan Ha
Ho : bi = 0, tidak ada pengaruh antara variabel
diterima
bebas dengan variabel terikat secara parsial.
F hitung < F tabel berarti Ha ditolak dan Ho
Ha : bi ≠ 0, ada pengaruh antara variabel bebas
diterima
dengan variabel terikat secara parsial.
Menentukan nilai kritis (ttabel)
PEMBAHASAN
Dipilih level of significant = 2,5%
Derajat bebas (df) = n – k – 1
Validitas
Kriteria pengujian
Menurut Singgih Santoso (2000 : 270-278),
H0 diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel
suatu kuesioner dinyatakan valid (sah) jika
H0 ditolak jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t
tabel pernyataan pada suatu kuesioner mampu
Kurva distribusi normal hubungan variabel bebas mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
dengan variabel terikat tersebut. Dasar pengambilan keputusan dalam
penentuan valid tiap variabel adalah sebagai
Uji F berikut :
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka
pengaruh secara simultan variabel bebas butir atau variabel tersebut valid.
terhadap variabel terikat. Jika r hasil tidak positif, dan r hasil < r tabel,
maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

53
Jurnal Balance
Balance Vol. XV No. 2 | Juli 2018

Tabel 1
Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
Variabel Indikator r hasil r tabel Kesimpulan
0,05 : 45-2
X1_1 0,6777 0,19469 Valid
X1_2 0,6823 0,19469 Valid
X1_3 0,4365 0,19469 Valid
X1
X1_4 0,6234 0,19469 Valid
X1_5 0,3889 0,19469 Valid
X1_6 0,2567 0,19469 Valid
X2_1 0,7868 0,19469 Valid
X2_2 0,8035 0,19469 Valid
X2 X2_3 0,6619 0,19469 Valid
X2_4 0,5239 0,19469 Valid
X2_5 0,6311 0,19469 Valid
Y_1 0,3587 0,19469 Valid
Y_2 0,4110 0,19469 Valid
Y_3 0,3867 0,19469 Valid
Y
Y_4 0,5378 0,19469 Valid
Y_5 0,5054 0,19469 Valid
Y_6 0,2421 0,19469 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, Lampiran 5
Dari tabel di atas, diketahui penelitian Tabel 2
Hasil Uji Reliabilitas
yang meliputi variabel lingkungan kerja
Variabe Angk Cronbac Kesimpula
internal (X1), pekerjaan (X2) dan motivasi l a h Alpha n
kerja karyawan (Y) adalah valid karena r Alpha
hasil lebih besar dari r tabel dan dapat X1 0,765 0,6 Reliabel
dilanjutkan untuk diolah dan dianalisis. 3
X2 0,860 0,6 Reliabel
Uji Reliabilitas 6
Pengujian reliabilitas didasarkan kepada nilai Y 0,672 0,6 Reliabel
alpha lebih besar dari 0,6 maka data penelitian 7
dianggap cukup baik dan reliabel untuk Sumber : Hasil Pengolahan Data
digunakan sebagai input dalam proses Dari tabel di atas, variabel lingkungan kerja
penganalisaan data guna menguji hipotesis internal (X1), pekerjaan (X2) dan motivasi
penelitian (Maholtra; 1996,305) kerja karyawan (Y) adalah reliabel karena
alpha lebih besar 0,6 maka secara keseluruhan
dari 3 variabel penelitian di atas dinyatakan
reliabel.
Analisis Data
Analisa Regresi Linear Berganda
Tabel 3
Ringkasan Hasil Analisa Regresi Linear Berganda

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 9,678 2,201 4,397 ,000
Lingkungan Kerja Internal ,289 ,103 ,424 2,809 ,008
Pekerjaan ,275 ,118 ,351 2,327 ,025

54
Jurnal Balance
Balance Vol. XV No. 2 | Juli 2018

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda Y = a + b1X1 + b2X2 menjadi


tersebut, maka dapat disusun persamaan Y = 9,678 + 0,289 X1 + 0,275 X2
regresi linier berganda variabel lingkungan
kerja internal (X1) dan pekerjaan (X2) terhadap Analisa Koefisien Korelasi (R) dan
motivasi kerja karyawan PT. Warnatama Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Cemerlang Gresik sebagai berikut :
Tabel 4
Analisis Koefsiein Korelasi dan Koefisien Determinasi

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 ,714a ,510 ,487 1,85184
a. Predictors: (Constant), Pekerjaan , Lingkungan Kerja
Internal

Sumber : Hasil Pengolahan Data


Hasil perhitungan koefisien korelasi berganda Langkah pengujian:
(R) yaitu sebesar 0,714 ini berarti bahwa Hipotesis :
antara lingkungan kerja internal dan pekerjaan H0 : β1 = 0 (Artinya, variabel lingkungan kerja
secara simultan mempunyai hubungan positif internal tidak mempunyai pengaruh yang
terhadap motivasi kerja karyawan. signifikan terhadap variabel motivasi kerja
Implementasinya apabila lingkungan kerja karyawan)
internal dan pekerjaan secara simultan H1 : β1 ≠ 0 (Artinya, variabel lingkungan kerja
nilainya meningkat maka motivasi kerja internal mempunyai pengaruh yang signifikan
karyawan akan meningkat pula begitupun terhadap variabel motivasi kerja karyawan)
sebaliknya. α = 0,05 dengan df (n - k - 1) = 42 dimana t
Koefisien determinasi berganda (R2) adalah tabel = 1,6820
sebesar 0,510 yang artinya bahwa keberadaan Besarnya t hitung variabel lingkungan kerja
naik turunnya motivasi kerja karyawan internal = 2,809 dengan sig. 0,008
mampu dijelaskan oleh lingkungan kerja Pengujian untuk uji satu sisi kanan
internal dan pekerjaan secara simultan H0 diterima jika t hitung < t tabel
sebesar 51% dan sisanya 49% dijelaskan H0 ditolak jika t hitung > t tabel
variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam Mengacu pada kurva norma uji t, maka dapat
model penelitian ini. dibuat kurva normal uji t untuk variabel
lingkungan kerja internal sebagai berikut :
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis Secara Parsial( uji t )
Kurva uji pengaruh lingkungan kerja internal
terhadap motivasi kerja karyawan.
Gambar 1
Kurva Uji Pengaruh Lingkungan Kerja Internal

Wilayah Ho Wilayah Ho
diterima ditolak

1,682 2,809
0
55
Jurnal Balance
Balance Vol. XV No. 2 | Juli 2018

Kurva normal di atas menunjukkan bahwa


pada uji satu sisi kanan t hitung lingkungan H1 : β1 ≠ 0 (Artinya, variabel pekerjaan
kerja internal sebesar 2,809 adalah lebih besar mempunyai pengaruh yang signifikan
dari 1,6820 sehingga H0 ditolak atau H1 terhadap variabel motivasi kerja karyawan)
diterima. Ini menunjukkan bahwa lingkungan α = 0,05 dengan df (n - k - 1) = 42 dimana
kerja internal mempunyai pengaruh positif ttabel = 1,6820
yang signifikan terhadap motivasi kerja Besarnya t hitung variabel pekerjaan = 2,327
karyawan. dengan sig. 0,025
Kurva uji pengaruh pekerjaan terhadap
motivasi kerja karyawan Pengujian untuk uji satu sisi kanan
Langkah pengujian H0 diterima jika t hitung < t tabel
Hipotesis : H0 ditolak jika t hitung > t tabel
H0 : β1 = 0 (Artinya, variabel pekerjaan tidak Mengacu pada kurva norma uji t, maka dapat
mempunyai pengaruh yang signifikan dibuat kurva normal uji t untuk variabel
terhadap variabel motivasi kerja karyawan) pekerjaan sebagai berikut :

Gambar 2
Kurva Uji Pengaruh Pekerjaan

Wilayah Ho Wilayah Ho
diterima ditolak

1,682 2,327
0
Kurva normal diatas menunjukkan bahwa pekerjaan secara parsial mempunyai
pada uji satu sisi kanan t hitung pekerjaan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi
sebesar 2,327 adalah lebih besar dari 1,6820 kerja karyawan dapat diterima kebenarannya.
sehingga H0 ditolak atau H1 diterima. Ini
menunjukkan bahwa pekerjaan mempunyai Uji Hipotesis secara simultan ( uji F )
pengaruh positif yang signifikan terhadap Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk
motivasi kerja karyawan. menguji signifikansi pengaruh lingkungan
Dari dua uji hipotesis secara parsial dapat kerja internal dan pekerjaan terhadap
disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan motivasi kerja karyawan. Nilai F hitung sesuai
yaitu” Bahwa lingkungan kerja internal dan hasil perhitungan komputasi dengan SPSS
ditunjukan pada tabel berikut ini
Tabel 5
Hasil Uji F

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 149,881 2 74,940 21,853 ,000a
Residual 144,030 42 3,429
Total 293,911 44
a. Predictors: (Constant), Pekerjaan , Lingkungan Kerja Internal

56
Jurnal Balance
Balance Vol. XV No. 2 | Juli 2018

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Langkah-langkah pengujian : Besarnya nilai


Hipotesis F tabel = Fα (df regresi, df residual)= Fα (k, n
H0 : b1 = b2 = 0 artinya lingkungan kerja –k–1)
internal dan pekerjaan secara simultan tidak F tabel = F0,05 (42; 2) = 3,21
mempunyai pengaruh terhadap motivasi kerja Daerah kritis atau daerah penolakan
karyawan Bila F hitung ≥ F tabel maka H0 ditolak
H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0 artinya lingkungan kerja Bila F hitung < F tabel maka H0 diterima
internal dan pekerjaan secara simultan F hitung = 21,853
mempunyai pengaruh terhadap motivasi kerja
karyawan
Gambar 3
Kurva Normal Uji Hipotesis Secara Serempak

Daerah penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho


F hitung = 21,853
F tabel =3,21 0,289 satu satuan dan nilai beta sebesar 0,424
satu satuan.
Kurva normal di atas menunjukkan bahwa
pada tingkat alpha sebesar 5% maka F hitung Interpretasi
sebesar 21,853 lebih besar dari F tabel sebesar Atas dasar pengolahan data yang telah
3,21 sehingga H0 ditolak atau H1 diterima dilakukan dapat diketahui hasil analisis
yang didukung oleh tingkat signifikansi 0,000 sebagai berikut:
lebih kecil dari 0,05 (5%) ini menunjukkan Berdasarkan hasil uji regresi maka didapatkan
bahwa lingkungan kerja internal dan persamaan regresi antara lingkungan kerja
pekerjaan secara simultan mempunyai internal (X1) dan pekerjaan (X2) terhadap
pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja motivasi kerja karyawan sebagai berikut:
karyawan dengan demikian hipotesis yang Y = 9,678 + 0,289 X1 + 0,275 X2
diajukan yaitu “Bahwa lingkungan kerja Berdasarkan analisis regresi linier berganda
internal dan pekerjaan secara simultan tersebut diketahui bahwa variabel lingkungan
berpengaruh terhadap motivasi kerja kerja internal mempunyai pengaruh yang
karyawan dapat diterima kebenarannya. dominan terhadap motivasi kerja karyawan,
hal ini dilihat dari nilai kontribusi regresi
Uji hipotesis untuk variabel paling linier berganda dan nilai beta sebesar 0,424
dominan satu satuan.
Uji hipotesis untuk mengetahui variabel yang Hasil perhitungan koefisien korelasi berganda
paling dominan digunakan analisis regresi yaitu sebesar 0,714 ini berarti bahwa antara
linier berganda dan nilai beta. Berdasarkan lingkungan kerja internal dan pekerjaan secara
tabel 4.9 diketahui bahwa analisis regresi simultan mempunyai hubungan positif
linier berganda menunjukkan bahwa variabel terhadap motivasi kerja karyawan. Koefisien
lingkungan kerja internal mempunyai determinasi berganda (R2) yaitu sebesar 0,510
pengaruh yang dominan terhadap motivasi yang artinya bahwa keberadaan naik turunnya
kerja karyawan, hal ini dilihat dari nilai motivasi kerja karyawan mampu dijelaskan
kontribusi regresi linier berganda sebesar oleh lingkungan kerja internal dan pekerjaan
secara simultan sebesar 51% dan sisanya 49%

57
Jurnal Balance
Balance Vol. XV No. 2 | Juli 2018

dijelaskan variabel-variabel lain yang tidak Dwi Priyatno, 2008, Mandiri Belajar SPSS, Untuk
diteliti dalam model penelitian ini. Analisis Data dan Uji Statistik, Jilid
Kedua, Yogyakarta : Mediakom
Edwin. B Flippo, 2001, Manajemen Personalia,
Edisi Keenam, Cetakan Ketiga,
KESIMPULAN/CONCLUSION Erlangga, Jakarta
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda French, 2001, Proses Manajemen Personalia,
diketahui variabel lingkungan kerja internal Terjemahan, Pustaka Presindo:
mempunyai pengaruh yang dominan terhadap Jakarta.
motivasi kerja karyawan PT. Warnatama
Handoko, T. Hani. 2002. Manajemen Personalia
Cemerlang Gresik.
dan Sumber Daya Manusia. BPEE.
Berdasarkan analisis koefisien korelasi Universitas Gaja Mada. Yogyakarta
berganda dapat disimpulkan bahwa antara
lingkungan kerja internal dan pekerjaan secara Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang, 2002,
simultan mempunyai hubungan positif Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen,
terhadap motivasi kerja karyawan.
Yogyakarta : BPFE.
Implementasinya lingkungan kerja internal
dan pekerjaan secara simultan nilainya J. Supranto, 2000, Statistik Teori dan Aplikasi,
meningkat maka motivasi kerja karyawan Jilid 1, Edisi Keenam, Jakarta :
akan meningkat pula begitupun sebaliknya. Erlangga
Berdasarkan uji F dapat disimpulkan bahwa Komaruddin, 2001, Manajemen Sumber Daya,
lingkungan kerja internal dan pekerjaan secara Penerbit Andy Offset , Yogyakarta.
simultan mempunyai pengaruh signifikan Leidecker & Hall, 2009, Fungsi Dan Peranan
terhadap motivasi kerja. Pemimpin, Bina Aksana: Jakarta
Berdasarkan uji t dapat disimpulkan bahwa
lingkungan kerja internal mempunyai Malhotra, K. N, 2004. Marketing Research: An
Apply Oriented (3rded). Upper Sodle
pengaruh positif yang signifikan terhadap
River New Jersey: Prentice Hall
motivasi kerja karyawan. Kemudian International, Inc
pekerjaan mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Maliha, 2003, Peran SDM Dalam Penerapan ISO
9000, Grassindo: Jakarta
DAFTAR PUSTAKA/REFERENCES Moekijat, 2005, Manajemen Kepegawaian dan
Alex S. Niti Semito 2002, Manajemen Personalia, Hubungan Dalam Perusahaan,
Ghalia Indonesia: Jakarta Bandung, Penerbit, Alumni, Bandung

Anoraga, 2008, Perilaku Organisasi, Pustaka Mutiara, 2002, Sistem Manajemen Kinerja.
Jaya: Jakarta. Gramedia : Jakarta

Arnold & Feldman, 2000, Organizational Panggabean, S. Mutiara. 2002. Manajemen


Behavior. Singapura : McGraw-Hill Sumber Daya Manusia : Ghalia
Book Company. Indonesia.

As’ad S.U, 2001, Psikologi industri. Yogyakarta: Purwanto, 2000, Manajemen Sumber Daya
Liberty Manusia, Edisi Ketiga.
Yogyakarta:BPFE.
Cumming, 2000, Manajemen Prestasi Kerja,
Rajawali, Jakarta Robbins, 2004, Manajemen Perusahaan, Cetakan
Ke Tujuh, Penerbit Liberty
Davis, Keith dan Newstrom, John W. 2000. Yogyakarta.
Perilaku Dalam Organisasi. Alih
Bahasa : Agus Dharma. Jakarta : Santoso, Singgih. 1999, SPSS : Mengolah Data
Erlangga Statistik Secara Profesional, Jakarta :
PT. Alex Media Computindo
Dharma, 2000, Kebijakan Kinerja, Edisi pertama,
BPFE: Yogjakarta. Salbiyah, S. and B. W. Mahardhika (2017).
"PENGARUH MOTIVASI KERJA

58
Jurnal Balance
Balance Vol. XV No. 2 | Juli 2018

TERHADAP KINERJA TENAGA Soeprihanto, 2008, Perilaku Organisasi. Jakarta :


KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS CV. Rajawali
MUHAMMADIYAH SURABAYA
Soeratno dan Lincolin Arsyad, 1993, Metodologi
TAHUN 2016." Balance 14(02).
Penelitian Edisi Revisi, Yogyakarta
Saydam, 2006, Gaya Kepemimpinan. Bandung : :UPP AMP YKPN.
Armico
Steers dan Porter, 2000, Organizational Behavioral
Siagian, Sondang P, 2007, Peranan Staf dalam and Personal Psychology
Manajemen, (Jakarta: PT Toko
Sudjana, 1999, Teknik Analisis Regresi dan
Gunung Agung, 1995).
Korelasi, Bandung : Penerbit Tarsito
Simamora. Henry. 2005. Manajemen Sumber
Sumarni dkk 2005, Teori dan Perilaku Organisasi
Daya Manusia. Yogyakarta : STIE
Perusahaan, Edisi II, BPFE,
YKPN.
Yogyakarta
Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian, Metode
Suwarno, Bambang, 2005. Rumus dan Data dalam
Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES,
Aplikasi Statistika, Bandung :
1988).
Alfabeta

59
Jurnal Balance

Anda mungkin juga menyukai