Anda di halaman 1dari 12

KESEHATAN WISATA

“PENGENDALIAN COVID-19 UNTUK PELAKU PERJALANAN DARAT”

DISUSUN OLEH :

KELEMPOK 5

Keysia Mamuko 19111101141

Putri Karuntu 19111101013

Arlin Tongkotou 19111101120

Florencia Pongantung 19111101135

Jennifer Makatempuge 19111101106

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2021
KATA PENGANTAR

Pujian dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengendalian
Covid-19 Untuk Pelaku Perjalanan Darat”  ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Dosen Pengajar Dr. Oksfriani J. Sumampouw S.Pi M.Kes  pada mata kuliah Kesehatan
Wisata. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pengendalian Covid-19 Untuk Pelaku Perjalanan Darat bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Oksfriani J. Sumampouw S.Pi M.Kes  
selaku dosen pengajar mata kuliah Kesehatan Wisata yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi kami penulis. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, Oktober 2021 

Kelempok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3

2.1 Surveilans Covid-19 pada Perjalanan Darat................................................................................3

2.2 Upaya Pencegahan dan Pengendalian bagi perjalanan darat pada masa

Covid-19..................................................................................................................................................4

BAB III PENUTUP...................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Coronavirus merupakan keluarga virus coronaviridae dikarenakan
memiliki tonjolan berbentuk karangan bunga di selubung virus (Zhou W, 2020).
Jenis baru coronavirus yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus2
(SARS-CoV-2) menyerang sistem pernafasan mengakibatkan pneumonia ini
pertama kali ditemukan pada penghujung Desember 2019 dari pasar seafood
Huanan di Wuhan, Provinsi Hubei China (Bogoch, et al, 2020). Badan
Kesehatan Dunia kemudian menamainya Coronavirus Disease (COVID-19), dan telah
menyebar ke lebih dari 200 negara, sehingga disebut pandemi. Hingga tanggal 27 Mei
2020, terdapat 6.381.280 kasus dan 381.309 jumlah kematian di seluruh dunia.
Sementara di Indonesia sudah ditetapkan 28.818 kasus dengan positif COVID-19 dan
1.721 kasus kematian hingga tanggal 4 Juni 2020 (WHO, Kemenkes, 2020).
Mobilitas masyarakat yang tinggi dan padat penduduk menyebabkan
persebaran kasus positif COVID-19 di provinsi Indonesia tergolong cepat
(Mashabi, 2020). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat
dan sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Sampai dengan
16 Februari 2020, secara global dilaporkan 51.857 kasus konfmasi di 25 negara
dengan 1.669 kematian (CFR 3,2%). Dalam rangka mencegah dan memutus rantai
penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang terus berpotensi meningkat
telah dibentuk Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 5 Tahun
2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang telah berakhir pada 8 Februari 2021.
Tingkat penularan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di wilayah Indonesia
masih tinggi ditandai dengan positivity rate, kasus aktif, dan penambahan kasus
positif di tingkat nasional. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
angka 1 dan angka 2, perlu dibentuk Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan Covid19
tentang Perpanjangan Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
1.2 Rumusan Masalah
1. Surveilans Covid-19 Pada Perjalanan Darat
2. Kasus perjalanan darat pada masa Covid-19
3. Upaya Pencegahan dan Pengendalian bagi perjalanan darat pada masa Covid-19
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja Surveilans Covid-19 Pada Perjalanan Darat?
2. Untuk mengetahui apa saja Kasus bagi perjalanan darat pada masa Covid-19?
3. Bagaimana Upaya Pencegahan dan Pengendalian bagi perjalanan darat pada masa
Covid-19?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Surveilans Covid-19 pada Perjalanan Darat

Upaya surveilans merupakan pemantauan yang berlangsung terus menerus terhadap


kelompok berisiko. Kegiatan surveilans pada perjalanan di masa pandemi Covid-19
merupakan bagian tidak terpisahkan dari karantina, selama masa karantina, surveilans
dilakukan untuk memantau perubahan kondisi seseorang atau sekelompok orang.

1. Orang Tanpa Gejala (OTG)

Kegiatan surveilans terhadap OTG dilakukan selama 14 hari sejak kontak terakhir
dengan kasus positif COVID-19. Terhadap OTG dilakukan pengambilan spesimen pada hari
ke-1 dan ke-14 untuk pemeriksaan RT PCR. Dilakukan pemeriksaan Rapid Test apabila tidak
tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR, apabila hasil pemeriksaan pertama menunjukkan
hasil. Kegiatan surveilans terhadap OTG dilakukan berkala untuk mengevaluasi adanya
perburukan gejala selama 14 hari. Petugas kesehatan dapat melakukan pemantauan melalui
telepon atau melalui kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada formulir pemantauan
harian. Pemantauan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala
harian. Pemantauan dilakukan oleh petugas kesehatan layanan primer dan berkoordinasi
dengan Dinas Kesehatan setempat.

2. Orang Dalam Pemantauan (ODP)

Kegiatan surveilans terhadap ODP dilakukan selama 14 hari sejak mulai munculnya
gejala. Terhadap ODP dilakukan pengambilan spesimen pada hari ke-1 dan ke-2 untuk
pemeriksaan RT PCR. Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium setempat
yang berkompeten dan berpengalaman baik di fasyankes atau lokasi pemantauan.

Kegiatan surveilans terhadap ODP dilakukan berkala untuk mengevaluasi adanya


perburukan gejala selama 14 hari. Petugas kesehatan dapat melakukan pemantauan melalui
telepon atau melalui kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada formulir pemantauan
harian. Pemantauan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining gejala
harian. Pemantauan dilakukan oleh petugas kesehatan layanan primer dan berkoordinasi
dengan dinas kesehatan setempat.
3. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

Kegiatan surveilans terhadap PDP dilakukan selama 14 hari sejak mulai munculnya
gejala. Terhadap PDP dilakukan pengambilan spesimen pada hari ke-1 dan ke-2 untuk
pemeriksaan RT PCR. Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium setempat
yang berkompeten dan berpengalaman baik di fasyankes atau lokasi pemantauan.

Kegiatan surveilans terhadap PDP ringan dan PDP sedang dilakukan berkala untuk
mengevaluasi adanya perburukan gejala selama 14 hari. Petugas kesehatan dapat melakukan
pemantauan melalui telepon atau melalui kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada
formulir pemantauan harian. Pemantauan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh
dan skrining gejala harian. Pemantauan dilakukan oleh petugas kesehatan layanan primer dan
berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat.

4. Pelaku Perjalanan
a) Pelaku perjalanan dari negara/ wilayah terjangkit COVID-19 yang tidak bergejala
wajib melakukan monitoring mandiri (self monitoring) terhadap kemungkinan
munculnya gejala selama 14 hari sejak kepulangan. Setelah kembali dari
negara/wilayah terjangkit sebaiknya mengurangi aktivitas yang tidak perlu dan
menjaga jarak dengan orang lain.
b) Pelaku perjalanan dari negara/ wilayah transmisi lokal maka harus melakukan
karantina mandiri di rumah selama 14 hari sejak kedatangan. Selama masa
karantina diharuskan untuk tinggal sendiri di kamar yang terpisah, menghindari
kontak dengan anggota keluarga lainnya, dan tidak boleh melakukan aktivitas di
luar rumah.

Kegiatan surveilans terhadap dua kelompok pelaku perjalanan ini diberikan HAC dan
petugas kesehatan harus memberikan edukasi jika dalam 14 hari timbul gejala, maka segera
datangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dan membawa HAC. HAC berfungsi sebagai
salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi untuk melakukan perjalanan baik di dalam negeri
maupun ke luar negeri.
B. Upaya Pencegahan dan Pengendalian bagi perjalanan darat pada masa
Covid-19.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menerbitkan Surat Edaran (SE)
Nomor 21 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri dalam Masa
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Surat Edaran tersebut sudah
ditandatangani Ketua Satgas Penanganan COVID-19 yakni Ganip Warsito pada tanggal 20
Oktober 2021. Surat Edaran ini berlaku efektif mulai tanggal 21 Oktober 2021 sampai waktu
yang ditentukan kemudian dan akan dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan perkembangan
terakhir di lapangan ataupun hasil evaluasi dari kementerian/lembaga. Maksud dari Surat
Edaran ini adalah untuk menerapkan protokol kesehatan terhadap pelaku perjalanan dalam
negeri. Sedangkan tujuannya adalah untuk melakukan pemantauan, pengendalian, dan
evaluasi dalam rangka mencegah terjadinya peningkatan penularan COVID-19.
Berikut merupakan ketentuan protokol keseh
atan (Pengendalian dan pencegahan Covid-19 bagi pelaku perjalanan) yang ada di Surat
Edaran tersebut.
1) Setiap individu yang melaksanakan perjalanan orang wajib menerapkan dan
mematuhi protokol kesehatan 3M, yaitu: memakai masker, menjaga jarak dan
menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand
sanitizer.
2) Pengetatan protokol kesehatan perjalanan orang yang perlu dilakukan berupa:
a) Penggunaan masker wajib dilakukan dengan benar menutupi hidung dan
mulut;
b) Jenis masker yang digunakan oleh pelaku perjalanan adalah masker kain 3
lapis atau masker medis;
c) Tidak diperkenankan untuk berbicara satu arah maupun dua arah melalui
telepon ataupun secara langsung sepanjang perjalanan dengan moda
transportasi umum darat, perkeretaapian, laut, sungai, danau, penyeberangan,
dan udara; dan
d) Tidak diperkenankan untuk makan dan minum sepanjang perjalanan
penerbangan bagi perjalanan yang kurang dari 2 jam, terkecuali bagi individu
yang wajib mengkonsumsi obat dalam rangka pengobatan yang jika tidak
dilakukan dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan orang tersebut.
3) Pelaku perjalanan dalam negeri harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) Setiap orang yang melaksanakan perjalanan dengan kendaraan pribadi maupun
umum bertanggung jawab atas kesehatannya masing-masing, serta tunduk dan
patuh pada syarat dan ketentuan yang berlaku;
b) Setiap pelaku perjalanan dalam negeri wajib menggunakan aplikasi
PeduliLindungi sebagai syarat melakukan perjalanan dalam negeri
c) Pelaku perjalanan jarak jauh dengan moda transportasi udara dari dan ke
daerah di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali serta daerah yang ditetapkan
melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) sebagai daerah dengan
kategori Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4
dan PPKM Level 3 wajib menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksinasi dosis
pertama) dan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya
diambil dalam kurun waktu maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan
sebagai persyaratan perjalanan;
d) Pelaku perjalanan dengan moda transportasi darat menggunakan kendaraan
pribadi atau umum, penyeberangan dan kereta api antarkota dari dan ke daerah
di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali serta daerah yang ditetapkan melalui
Inmendagri sebagai daerah dengan kategori PPKM Level 4 dan PPKM Level
3 wajib menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksinasi dosis pertama) dan
surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam
kurun waktu maksimal 2 x 24 jam atau hasil negatif rapid test antigen yang
sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1 x 24 jam sebelum
keberangkatan sebagai persyaratan perjalanan;
e) Pelaku perjalanan jarak jauh dengan moda transportasi darat menggunakan
kendaraan pribadi atau umum, penyeberangan dan kereta api antarkota dari
dan ke daerah di luar wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali yang ditetapkan
melalui Inmendagri sebagai daerah dengan kategori PPKM Level 1 dan PPKM
Level 2 wajib menunjukkan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil
dalam kurun waktu maksimal 2 x 24 jam atau hasil negatif rapid test antigen
yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1 x 24 jam sebelum
keberangkatan sebagai persyaratan perjalanan;
f) Khusus perjalanan rutin dengan moda transportasi darat menggunakan
kendaraan pribadi atau umum, dan kereta api dalam satu wilayah/kawasan
aglomerasi perkotaan dikecualikan dari persyaratan perjalanan sebagaimana
diatur dalam huruf d dan huruf e
g) Khusus perjalanan kendaraan logistik dan transportasi barang lainnya yang
melakukan perjalanan dalam negeri di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali
berlaku ketentuan sebagai berikut: 1) Wajib menunjukkan kartu vaksin dosis
lengkap dan surat keterangan hasil negatif rapid test antigen yang sampelnya
diambil dalam kurun waktu maksimal 14 x 24 jam sebelum keberangkatan; 2)
Wajib menunjukkan kartu vaksin dosis pertama dan surat keterangan hasil
negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu
maksimal 7 x 24 jam sebelum keberangkatan; atau 3) Wajib menunjukkan
surat keterangan hasil negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam
kurun waktu maksimal 1 x 24 jam sebelum keberangkatan apabila belum
mendapatkan vaksinasi.
h) Ketentuan menunjukkan kartu vaksin dikecualikan bagi: 1) Pelaku perjalanan
usia di bawah 12 tahun; 2) Pelaku perjalanan kendaraan logistik dan
transportasi barang lainnya yang melakukan perjalanan dalam negeri di
wilayah Luar Jawa dan Bali; dan 3) Pelaku perjalanan dengan kondisi
kesehatan khusus atau penyakit komorbid yang menyebabkan pelaku
perjalanan tidak dapat menerima vaksin, dengan persyaratan wajib
melampirkan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah yang
menyatakan bahwa yang bersangkutan belum dan/atau tidak dapat mengikuti
vaksinasi COVID- 19.
4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 3 dikecualikan untuk moda transportasi
perintis termasuk di wilayah perbatasan, daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), dan
pelayaran terbatas sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.
5) Setiap operator moda transportasi diwajibkan menggunakan PeduliLindungi untuk
memeriksa hasil tes RT-PCR atau rapid test antigen yang menunjukkan hasil negatif
dan sudah melakukan vaksinasi minimal dosis pertama pada setiap pelaku perjalanan
dalam negeri sewaktu melakukan check-in.
6) Kementerian/lembaga (K/L), pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang akan
memberlakukan kriteria dan persyaratan khusus terkait pelaku perjalanan di
daerahnya, dapat menindaklanjuti dengan mengeluarkan instrumen hukum lain yang
selaras dan tidak bertentangan dengan SE ini.
7) Instrumen hukum lain yang mengatur mengenai kriteria dan persyaratan khusus
sebagaimana dimaksud pada angka 6 merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat
edaran ini.
BAB III

PENUTUP

3. 1 KESIMPULAN

Coronavirus merupakan keluarga virus coronaviridae dikarenakan memiliki


tonjolan berbentuk karangan bunga di selubung virus (Zhou W, 2020). Jenis baru
coronavirus yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus2 (SARS-CoV-2)
menyerang sistem pernafasan mengakibatkan pneumonia ini pertama kali ditemukan pada
penghujung Desember 2019 dari pasar seafood Huanan di Wuhan. Mobilitas masyarakat
yang tinggi dan padat penduduk menyebabkan persebaran kasus positif COVID-19 di
provinsi Indonesia tergolong cepat.

Upaya surveilans merupakan pemantauan yang berlangsung terus menerus terhadap


kelompok berisiko. Kegiatan surveilans pada perjalanan di masa pandemi Covid-19
merupakan bagian tidak terpisahkan dari karantina, selama masa karantina, surveilans
dilakukan untuk memantau perubahan kondisi seseorang atau sekelompok orang.

Upaya Pencegahan dan Pengendalian bagi perjalanan darat pada masa Covid-19
melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menerbitkan Surat Edaran (SE)
Nomor 21 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri dalam Masa
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

3. 2 SARAN

Kami kelompok sebagai orang-orang atau tenaga kesehatan masyarakat


mengharapkan agar masyarakat selalu mewaspadai masa Pandemi Covid-19 saat ini yang
nengacu juga bagi pariwisata tujuannya agar masyarakat lebih mengerti tentang cara
pengendalian Covid-19 pada pelaku perjalanan.

Tentunya penulis dan pembaca sudah menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kesalahan yang di dapat, untuk itu nantinya kami akan melakukan
perbaikan susunan makalah ini dengan baik dan menggunakan metode yang sesuai dari kritik
yang bisa membangun kami dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization, 2020. Coronavirus Disease (Covid-19)


Pandemic.
Kemkes. 2020. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. (n.d.). Retrieved
April.
Melani Kartika Sari, 2020. Sosialisasi tentang Pencegahan Covid-19 di Kalangan
Siswa.
Sekolah Dasar di SD Minggiran 2 Kecamatan Papar Kabupaten Kediri. Jurnal Karya
Abdi Volume 4 Nomor 1 Juni 2020.
Ida Lisni Dkk, 2020. Penyuluhan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian covid-19
di panti asuhan baitul arief kota Bandung. Jurnal Asta Abdi Masyarakat Kita
Vol. 01 No. 01, Januari 2021.
https://jdih.maritim.go.id/cfind/source/files/surat-edaran/se-satgas-no.-7-tahun-2021-tentang-
perjalanan-dalam-negeri_compressed.pdf

file:///C:/Users/SMP%20N%202%20LIKSEL/Downloads/1-Article%20Text-12-1-10-
20201028.pdf

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/REV-04_Pedoman_P2_COVID-
19__27_Maret2020_TTD1.pdf

Anda mungkin juga menyukai