Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN 2302-514X

e-ISSN 2303-1018
Rahmawati dan Susanti, Kajian Kualitas ... 85

KAJIAN KUALITAS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BAGI


ENTITAS MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Mia Ika Rahmawati1


Susanti2
1,2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
email: miaikarahmawati@stiesia.ac.id

ABSTRAK

Penyusunan laporan keuangan yang akurat dan baku akan membantu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) dalam upaya pengembangan usaha mereka dan akses pendanaan pada lembaga keuangan (perbankan).
Kehadiran Standar Akuntansi Keuangan bagi Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) diharapkan dapat
membantu para pelaku UMKM di Indonesia dalam menyusun laporan keuangan yang membantu UMKM lebih
mandiri, kuat dan maju. Kajian ini difokuskan pada tingkat pemahaman dan pengetahuan UMKM terhadap
keberadaan laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Metode
pengumpulan data melalui in-depth interview. Hasilnya menunjukkan semua informan kurang memahami dan
tidak memiliki pengetahuan tentang terbitnya SAK EMKM yang menjadi dasar UMKM dalam pembuatan
laporan keuangan. Sehingga perlunya sosialisasi, pelatihan dan workshop untuk membantu pelaku UMKM
memiliki pengetahuan, memahami dan mengaplikasi SAK EMKM dalam laporan keuangannya.

Kata Kunci : SAK EMKM, persepsi, perilaku, UMKM

THE STUDY OF QUALITY OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARD


FOR THE MICRO, SMALL, AND MEDIUM ENTERPRISES
ABSTRACT

The preparation of accurately and generally accepted financial statement encourage UMKM in developing
and widening capital access for their business. The presence of financial accounting standard for UMKM in
Indonesia is expected to help UMKM in preparing their financial report. This study focusing on the level of
their comprehension and knowing on the presence of financial accounting standard for UMKM. The data is
collected through in-depth interview. The study shows all respondents are less comprehend and does not
have knowledge relate to the accounting standards of the preparation of UMKM financial statement. Therefore,
socialization, training, and workshops are absolutely needed in enhancing their knowledge for the
preparation of UMKM financial report.

Keyword: SAK EMKM, perception, behavior, UMKM


DOI: https://doi.org/10.24843/JIAB.2018.v13.i02.p02

PENDAHULUAN

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Koperasi dan UMKM menunjukkan UMKM di
memiliki peran penting dan strategis dalam Indonesia mampu menyumbang sebesar 56,5% dari
pembangunan ekonomi nasional, seperti peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dan menampung
pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan lebih kurang sejumlah 97% tenaga kerja. (http://
hasil-hasil pembangunan. Jumlah Usaha Mikro, Kecil www.depkop.go.id). Bahkan Narsa et al., (2012)
dan Menengah (UMKM) yang terus meningkat pesat menyatakan Pengembangan UMKM merupakan
di Indonesia sangat membantu peningkatan Produk langkah strategis untuk memerangi kemiskinan pada
Domestik Bruto (PDB). Diperkirakan jumlah masyarakat dan ketergantungan pada sektor ekonomi
UMKM saat ini di Indonesia telah mencapai yang lain.
57.895.721 yang sangat besar kontribusinya dalam Namun demikian masih banyak keterbatasan
peningkatan Produk Domestik Bruti (PDB). dan kendala yang dimiliki UMKM dan memenuhi
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Menteri Negara persayaratan dalam memperoleh pendanaan dari
86 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 2, Juli 2018

sindikasi perbankan. Hal ini disebabkan UMKM atas dasar sistem kepercayaan dan hubungan yang
masih lemah dalam membuat kelayakan usaha, telah terbina baik antara bank dengan pengusaha,
pemasaran produkdan belum ketersediaan laporan sehingga informasi dapat diakses lebih mudah oleh
keuangan yang memadai serta perencanaan bank. Hard information diantaranya menggunakan
pengembangan usaha (business plan) yang a) financial statement lending, yakni dengan
berdampak pada lemah akses keuangan pada menggunakan laporan keuangan yang telah sesuai
perbankan. Narsa et al. (2012) menyatakan kendala- dengan standar akuntansi yang berlaku sebagai
kendala UMKM tidak mempunyai Laporan sumber informasi untuk pemberian kredit, b) assets
Keuangan (Financial Statement) yang sesuai dengan based lending yakni dengan menggunakan informasi
SAK ETAP adalah pertamatidak memiliki catatan terkait aset-aset yang dijadikan jaminan, c) credit
transaksi yang tertib dan baik, kedua, sebagian besar scoring menggunakan data-data keuangan yang
UMKM tidak memahami bentuk catatan transaksi tersedia dari sekelompok pengusaha untuk diberikan
keuangan yang memadai, ketiga, mempersepsikan penilaian atas nilai kreditnya. Baas dan Schrooten
catatan laporan keuangan sangat rumit dan sulit berkesimpulan hampir di seluruh dunia UMKM
untuk diterapkan pada usaha yang mereka tekuni, mengalami kesulitan dalam mendapatkan kredit
ke-empat, adanya persepsi individu yang menyatakan perbankan. Salah satu penyebabnya adalah adanya
bahwa tanpa laporan keuangan usaha mereka tetap keterbatasan informasi yang bersifat publik yang
jalan dan memberikan penghasilan. mampu diberikan oleh UMKM kepada pihak
Bahkan, Andriani et al., (2014), dalam eksternal.Hal ini menunjukan laporan keuangan
penelitiannya menyatakan UMKM belum mampu sangat penting dalam memperoleh pendanaan dari
menerapkancatatan keuangan berdasarkan SAK Bank. Narsa et al., (2012) menyatakan salah satu
ETAP atau bahkan sama sekali tidak membuat penunjang kemajuan UMKM adalah mengakses
catatan akuntansi dalam setiap terjadinya aktivitas kredit dengan baik dengan dukungan laporan
usaha. Ada dua penyebab utama pelaku UMKM keuangan yang berkualitas sesuai standar akuntansi
tidak melakukan pencatatan akuntansi adanya faktor keuangan yang berlaku bagi UMKM.
dari dalam individu UMKM dan faktor diluar. Fakta Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
ini menunjukkan bahwa pelaku UMKM belum Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah menerbitkan
mengimplementasikan manajemen yang memadai. 4 (empat) pilar SAK yang menjadi dasar pencatatan
Kondisi ini tentunya menyebabkan UMKM sangat dan penyajian entitas usaha di Indonesia yaitu,
membutuhkan pemahaman dan pembekalan laporan pertama SAK berbasis IFRS merupakan standar
keuangan sederhana yang baku. akuntansi keuangan yang mengatur perlakuan
Selama ini UMKM dalam pencatatan akuntansi untuk transaksi-transaksi yang dilakukan
pembukuan sangat sederhana dan cenderung oleh entitas dengan akuntabilitas publik signifikan.
mengabaikan kaidah-kaidah standar keuangan baku. Kedua, SAK ETAP merupakan standar akuntansi
Penelitian dilakukan Saragih dan Surikayanti (2015) keuangan digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas
menyatakan penyajian laporan keuangan yang andal publik yang signifikan namun menerbitkan laporan
dan informatif bagi penggunanya menjadi jalan bagi keuangan untuk tujuan umum bagi pemakainya.
UMKM untuk dapat mengakses pembiayaan dan Ketiga, SAK Syariah digunakan transaksi berdasarkan
pendanaan. Baas dan Schrooten (2006) menyatakan bisnis syariah. Keempat, SAK EMKM digunakan
hampir di seluruh dunia UMKM mengalami kesulitan untuk Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
dalam mendapatkan kredit perbankan. Salah satu yang efektif berlaku per 01 Januari 2018.
penyebabnya adalah adanya keterbatasan informasi Keberadaan SAK EMKM karena UMKM
bersifat publik untuk diberikan oleh UMKM kepada menghadapi kendala dalam menyusun laporan
pihak eksternal. Hasil kajian Muartiasari (2015) keuangan berbasis SAK ETAP yang sebelumnya
menunjukkan bahwa UKM memiliki akses rendah menjadi dasar dalam menyusun Laporan Keuangan.
terhadap sumber dana karena rendahnya kemampuan UMKM merasa bahwa SAK ETAP masih terlalu
menyusun laporan keuangan dan business plan rumit untuk dipelajari dan dijalankan (Narsa et al.,
secara komprehensif. 2012). UMKM juga menyadari bahwa SAK ETAP
Baas dan Schrooten (2006) menyatakan bahwa tidak memberikan aksesbilitas yang signifikan
perbankan dalam penyaluran kreditnya kepada terhadap lembaga keuangan (Azis et al., 2015).
UMKM menggunakan teknik soft information & Pelaporan keuangan yang disusun oleh UMKM pada
hard information. Soft information menggunakan kenyataannya hanya sebatas laporan bisnis sesuai
teknik relatonship lending yakni penyaluran kredit dengan pemahaman dan kebutuhan UMKM tetapi
Rahmawati dan Susanti, Kajian Kualitas ... 87

UMKM belum menyadari manfaat yang mereka target tingkah laku berada di bawah kontrol kesadaran
dapat dengan mempelajari SAK ETAP (Alfitri et al., individu tersebut. Sikap terhadap perilaku (attitude
2014). Padahal ada hubungan yang erat antara toward behavior) menjelaskan tentang sikap
perilaku UMKM terhadap kebutuhan sistem individu terhadap suatu perilaku diperoleh dari
akuntansi yang baik. Penelitian Mohammed dan keyakinan terhadap konsekuensi yang ditimbulkan
Hanafi (2013) menyatakan persepsi pelaku UMKM oleh perilaku tersebut, yang diistilahkan dengan
berhubungan erat dengan pentingnya sistem behavioral beliefs (keyakinan terhadap perilaku).
akuntansi yang baik dan rekrutmen staf bagian Berdasarkan TPB, seseorang percaya bahwa
akuntansi yang profesional berhubungan erat dengan menampilkan perilaku tertentu akan mengarahkan
sistem akuntansi yang baik. pada hasilyang positif akan memiliki sikap favorable
Berdasarkan permasalahan tersebut SAK terhadap perilakunya, sedangkan orang yang percaya
EMKM diharapkan memberikan solusi bagi kendala bahwa menampilkan tingkah laku tertentu akan
yang dihadapi oleh UMKM. SAK EMKM jauh lebih mengarahkan pada hasil yang negatif, maka ia akan
sederhana dibandingkan dengan SAK ETAP. SAK memiliki sikap unfavorable. Secara umum attitude
EMKM memfasilitasi UMKM dalam menyusun toward behaviorberkaitan dengan sikap dasar
laporan keuangan yang lebih komprehensif untuk seorang (person in nature) yang berpengaruh
memenuhi persyaratan pembiayaan lembaga terhadap berperilaku dan berhubungan dengan norma
keuangan dengan melakukan dan memelihara subjektif danperceived behavioral control.
pencatatan dan/atau pembukuan keuangan sesuai Norma subjektif adalah faktor dari luar individu
dengan SAK yang berlaku (Pasal 29 ayat 1 Undang- tentang persepsi orang lain untuk menyetujui atau
Undang No 1 Tahun 2013). Keberadaaan SAK tidak menyetujui tingkah laku yang kita tampilkan
EMKM yang lebih sederhana dibanding SAK ETAP (Baron & Byrne, 2000: 97). Norma subjektif sangat
sangat dibutuhkan oleh pelaku UMKM untuk ditentukan oleh adanya keyakinan normatif
memberikan solusi dalam menyusun laporan (normative belief) dan keinginan untuk mematuhi
keuangan yang lebih sederhana dan bankable (motivation to comply) (Ajzen,2005:38). Dalam
sehingga mudah untuk mendapatkan akses TPB, norma subjektif diidentikan dengan
pendanaan dari dunia perbankan. Pengelolaan kepercayaan seseorang tentang reaksi seseorang/
UMKM dapat dilaksanakan dengan manajemen pendapat orang lain/kelompok tentang perlu, harus
profesional sehingga perkembangan Usaha Mikro, atau tidak bolehnya seseorang berperilaku dan
Kecil dan Menengah menjadi lebih besar. Untuk itu motivasi individu untuk mengikuti pendapat orang lain
perlu kajian realitas dengan menggali informasi (Delamater et al., 2005).
secara mendalam dengan melakukan in-depth Persepsi pengendalian perilaku dideskripsikan
interview tentang pemahaman, pengetahuan, tentang perasaan self efficacy atau kemampuan
kemampuan dan perilaku UMKM terhadap terbitnya seseorang dalam berperilaku. Ismail dan Zain (2008:
SAK EMKM yang telah berlaku efektif pada 01 62) menyatakan persepsi pengendalian perilaku
januari 2018. adalah persepsi individu tentang pengendalian yang
Penelitian ini akan mengkonfirmasi Theory dimiliki individu berhubungan dengan perilaku
Planned Behavior (TPB) yang diperkenalkan oleh tertentu.Persepsi pengendalian perilaku ditentukan
Ajzen (1995) menyatakan niat berperilaku seseorang oleh pengalaman masa lalu indvidu dan perkiraan
(behavioral intention) dipengaruhi oleh dua hal, individu tentang seberapa sulit atau mudahnya
yaitu sikap terhadap perilaku (attitude towards seseorang untuk melakukan sesuatu. Ada dua faktor
behavioral) dan norma subjektif (subjective norm), yang menentukan persepsi pengendalian perilaku,
serta oleh pengendalian keperilakuan dirasakan yaitu control beliefs (kepercayaan tentang
(perceived behavioral control). Pengendalian kemampuan dalam mengendalikan) dan perceived
keperilakuan dirasakan sangat ditentukan oleh power (persepsi tentang kekuasaan yang dimiliki
pengalaman masa lalu dan prediksi seseorang individu untuk berperilaku). TPB mempelajari tentang
mengenai sulit atau tidaknya untuk melakukan sikap terhadap perilaku danpenentu terpenting
perilaku tertentu. seseorang adalah intensi untuk berperilaku, yaitu
Menurut theory of planned behavior (TPB), gabungan dari sikap terhadap perilaku dan norma
seseorang dapat bertindak berdasarkan niatnya, jika subjektif. Seseorang akan berperilaku positif atau
mereka memiliki kontrol terhadap perilakunya. Teori negative untuk menampilkan perilaku tertentu
ini tidak hanya menekankan pada rasionalitas dari sehingga memunculkan niat perilaku yang ditentukan
tingkah laku manusia, tetapi juga pada belief bahwa oleh sikap. Ada faktor dari luar individu, yaitu
88 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 2, Juli 2018

persepsi dan keyakinan seseorang untuk menerima pengalaman masa lalu serta harapan. Sama halnya
atau menolak tindakan yang dilakukannya. Apabila dengan karakteristik sasaran yang diobservasi dapat
individu menyakini apa yang menjadi norma mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Faktor
kelompok, maka individu akan patuh dan membentuk seberapa penting sistem baru sistem baru dan
perilaku sesuai dengan kelompok. Kemampuan seberapa mudah diterapkan. Persepsi sangat
invidu dalam melakukan suatu perilaku tergantung bergantung pada rangsangan fisik dan kecederungan
pengalaman masa lalu dan perkiraan individu tetntang individu tersebut. Rangsangan fisik merupakan input
seberapa sulit atau mudanya untuk melakukan yang dihubungkan dengan perasaan. Kecenderungan
perilaku yang informasinya didapatkan dari orang lain. individu meliputi keyakinan, pendidikan, sikap dan
Persepsi diartikan sebagai tanggapan langsung kebutuhan.
terhadap sesuatu atau merupakan proses seseorang
mengetahui beberapa hal dengan panca indranya METODOLOGI PENELITIAN
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:674). Pada
prinsipnya masing-masing orang memiliki persepsinya Penelitian bertujuan untuk memperoleh
sendiri-sendiri atas suatu peristiwa, sehingga setiap pemahaman dan pengetahuan tentang keberadaan
individu berbeda satu dengan lainnya. Penelitian yang SAK EMKM. Berdasarkan tujuan tersebut maka
berhubungan dengan persepsi memberikan hasil yang metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian
konsisten bahwa setiap individu yang berbeda dapat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
melihat sesuatu yang sama tetapi memahaminya bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
berbeda. Pada kenyataannya tidak seorang pun yang yang dialami oleh subyek penelitian (misalnya
dapat melihat realitas, yang dilakukannya hanya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan) secara holsitik
mempersepsikan apa yang dilihat dan menyebutnya dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
sebagai realitas. dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah
Setiap individu memiliki persepsi tentang suatu dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah
objek atau peristiwa sangat tergantung pada kerangka (Moleong, 2005). Tujuan penelitian dalam riset kualitatif
ruang dan waktu yang berbeda. Ada dua faktor yang diarahkan untuk memahami suatu fenomena sosial.
menyebabkan adanya perbedaan, yaitu dalam diri Paradigma penelitian yang digunakan adalah
seseorang itu sendiri dan faktor dari luar. Persepsi paradigma interpretatif. Paradigma interpretatif yaitu
suatu objek sangat mungkin memiliki perbedaan paradigma yang lebih menekankan pada makna atau
dengan persepsi individu yang lain terhadap objek interpretasi seseorang terhadap sebuah simbol.
yang sama (Robbins, 2007). Fenomena ini muncul Tujuan paradigma interpretatif adalah memaknai
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah tindakan individu dapat dilihat sebagai kumpulan
pemberi kesan/pelaku persepsi simbol-simbol yang mengandung arti atau makna
Apabila individu memandang suatu objek dan (Berg, 2004).
mencoba untuk menginterpretasikan apa yang Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah
dilihatnya sangat dipengaruhi oleh karakteristik si fenomenologi, yaitu dengan mendeskripsikan tentang
penilai atau yang sang pemberi kesan seperti sikap, pengalaman hidup beberapa individu tentang sebuah
motif, kepentingan, pengalaman dan harapan dari si konsep atau fenomena. Kasali (2008) menyatakan
pemberi kesan. Karakteristik pada sasaran objek pendekatan fenomenologi adalah gagasan mengenai
yang sedang diamati dapat mempengaruhi persepsi. dunia kehidupan, pemahaman bahwa realitas masing-
Contohnya sesuatu yang baru, gerakan, bunyi, masing individu itu berbeda, dan bahwa tindakan
ukuran, latar belakang kedekatan dari objek yang masing-masing individu itu berbeda, dan bahwa
diamati. tindakan masing-masing individu dapat dipahami
Situasi atau konteks dimana melihat suatu melalui pemahaman terhadap kehidupan individu
kejadian/objek juga penting seperti waktu dan tempat. sekalgus melalui prespektif mereka bersama.
Ada faktor yang bekerja dalam membentuk persepsi Metode pengumpulan data melalui wawancara
dan membiaskan persepsi. Faktor tersebut terletak dan observasi melalui in-depth interview kepada
pada individu yang mempersepsikan objek atau para pelaku UMKM yang menjadi informan dalam
konteks dimana persepsi itu dibuat. Pada saat indvidu penelitian ini.Proses pengumpulan data dan informasi
melihat sasaran dan berusaha menginterpretasikan melalui informan kunci.Informan kunci yang
tentang apa yang dilihat sangat dipengaruhi oleh melakukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
karakteristik individual yang mempengaruhi persepsi, (UMKM) di Surabaya.Informan dipilih atas dasar
yaitu sikap, kepribadian, motif, kepentingan dan kesengajaan berdasarkan kriteria (Bungin, 2003:54),
Rahmawati dan Susanti, Kajian Kualitas ... 89

yang dimaksud informan kunci adalah merupakan “Saya tidak tahu dan paham apa itu SAK
individu yang cukup lama beraktivitas sebagai pelaku EMKM apalagi membuat laporan keuangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sesuai dengan SAK EMKM” (Etty Ariaty
menjadi sasaran penelitian. Informan kunci tidak Soraya-Creative Director Kalyana Leather
hanya sekedar tahu dan paham dalam memberikan Handbags).
informasi dan secara sungguh-sungguh serta
keterlibatannya cukup lama dalam bergelut pada Pernyataan kedua informan menunjukkan
usaha mikro kecil dan menengah. Analisis dan mereka benar-benar tidak memahami dan cukup
pengumpulan informasi dilaksanakan 2018 pengetahuan tentang keberadaan SAK EMKM.
melakukan indept interview baik secara terstruktur Bahkan mereka menyatakan tidak memperdulikan
dan tidak terstruktur, sehingga informasi yang dengan terbitnya SAK EMKM. Penting bagi mereka
diperoleh dapat memberikan informasi yang benar- adalah bagaimana membuat laporan yang mudah dan
benar akurat dan memiliki validitas yang tinggi. sederhana untuk dipahami dan diterapkan.Pelaku
UMKM sepakat bahwa laporan keuangan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN sederhana dan dapat dipraktekkan dengan mudah
jika ingin SAK EMKM dapat dilaksanakan dengan
Berlakunya SAK EMKM yang secara efektif baik oleh UMKM.
pada tanggal 01 Januari 2018, diharapkan dapat Perilaku UMKM terhadap SAK EMKM.
menjadi penguat eksistensi pelaku UMKM dalam Ketidakpahaman dan pengetahuan pelaku UMKM
menjalankan bisnisnya, sehingga perlu mengetahui terhadap SAK EMKM bukan berarti mereka acuh
lebih jauh tentang pemahaman, pengetahuan dan dan tidak mau untuk memahami dan menerapkan
kemampuan serta perilaku terhadap keberadaan SAK EMKM. Mereka merespon positif terbitnya
SAK EMKM. Untuk itu perlu informasi yang SAK EMKM dengan memberikan masukan
mendalam tentangrealitas pemahaman, pengetahuan, pentingnya lampiran atau buku panduan yang berisi
perilaku UMKM terhadap SAK EMKM. contoh konkrit implementasi penyajian laporan
Berdasarkan hasil indept interview pada 2 (dua) keuangan yang didasarkan pada SAK EMKM.
informan kunci (Rachmah pemilik kedai Rahmah dan “Jika memungkinkan buku SAK EMKM ini
Etty Ariaty Soraya creative director Kalyana ada satu buku tambahan yang memuat contoh
Leather Handbags). dan cara pengerjaan yang real dengan
Pemahaman dan pengetahuan terhadap SAK contoh-contoh soal yang sering dihadapi oleh
EMKM.Pelaku UMKM pada prinsipnya memahami pelaku UMKM Sehingga kami pelaku UMKM
pentingnya catatan keuangan berdasarkan Standar dapat dengan mudah menjalankan penyusunan
Keuangan yang berlaku (SAK EMKM) agar laporan keuangan ini” (Rachmah-Kedai
credible dalam mencari modal pada sindikasi Rachmah).
perbankan sehingga penting untuk merekrut pegawai
khusus menangani bagian akuntansi dan pelaporan “SAK EMKM ini bagus untuk panduan kami,
keuangan. Hal itu tidak dilakukan karena keterbatasan akan tetapi kiranya perlu sosialisasi dari
modal yang dimiliki. Meskipun mereka menyadari pihak terkait bagaimana menggunakan SAK
menyajikan laporan keuangan yang disusun sesuai EMKM tersebut”, Saya bukan orang
dengan SAK EMKM akan meningkat usaha mereka Akuntansi, jadi membaca buku SAK EMKM
lebih besar dan kuat. Kenyataan menunjukkan semua ini tanpa pendampingan, saya kira kurang
pelaku UMKM yang menjadi informan menyatakan mengerti” (Etty Ariaty Soraya-Creative Director
tidak memahami dan memiliki pengetahuan cukup Kalyana Leather Handbags).
tentang Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil dan Menengah (SAK EMKM) yang khusus Hal ini berarti yang tertanam dalam pikiran
diperlakukan untuk UMKM dan berlaku sejak 1 pelaku UMKM adalah keberadaaan SAK EMKM
Januari 2018. Hasil wawancara dari kedua infoman masih dirasakan masih sulit untuk dipahami utamanya
adalah: sebagai dasar menyajikan laporan keuangan,
“Saya tidak paham dan tidak tahu SAK sehingga dianggap sangat sulit dan ribet. Anggapan
EMKM, yang penting bagi kami adalah ini didasarkan karena pelaku belum mengetahui
dibuatkan contoh konkrit laporan keuangan manfaat dari pencatatan/pembukuan bagi
sederhana dan langkah-langkah dalam perkembangan bisnis yang dilakukan. Selain itu,
pembuatannya” (Rachmah-Kedai Rachmah). kurangnya kesadaran pelaku bisnis untuk melakukan
90 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 2, Juli 2018

pembukuan karena kurangnya pengetahuan tentang “Dengan banyaknya hal yang saya harus
pembukuan sesuai SAK EMKM. Namun, hal ini juga kerjakan secara bersama-sama, dan
tidak disertai dengan pemenuhan sumber daya untuk walaupun saya dibantu oleh 2 karyawan saya,
menjalankan kegiatan akuntansi bisnis tersebut. tetap saja saya kesulitan untuk disiplin
Kelemahan UMKM menerapkan SAK EMKM. melakukan pencatatan keuangan”.
Ada beberapa hambatan pelaku UMKM dalam (Rachmah-Kedai Rahmah).
menerapkan SAK EMKM dalam penyajian laporan
keuangan. Mindset pembuatan laporan keuangan “Dalam menjalankan bisnis semua fungsi saya
adalah sesuatu yang sulit. Pelaku UMKM masih kerjakan sendiri mulai memilih bahan,
memiliki mindset bahwa penyajian laporan keuangan mendesain, sampai memasarkan sedangkan
adalah sesuatu yang sulit dan membutuhkan waktu untuk urusan catatan harian akuntansi
yang lama dan tidak disiplin dalam melakukan meminta tolong teman”.(Etty Ariaty Soraya-
pencatatan setiap terjadi transaksi ekonomi. Pemilik Creative Director Kalyana Leathers Handbags)
juga menyatakan bahwa usahanya dapat berjalan
dengan lancar tanpa menyajikan catatan laporan Jawaban Informan menunjukkan pelaku
keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM. UMKM sangat sibuk dengan rutinitas mulai membuat
“Kekurangan saya adalah bagaimana produk, menjual, memasarkan, dan mengelola
merubah mindset saya dan juga teman-teman keuangan sendiri sehingga sudah tidak terpikirkan
pelaku UMKM lain bahwa mencatat segala bagaimana menyajikan dan membuat laporan
pengeluaran dan pendapatan adalah penting, keuangan sesuai dengan SAK EMKM. Padahal
menjadi satu dengan bisnis itu sendiri dan penyajian laporan keuangan yang andal dan
perlu dilakukan secara tertib yang selama ini bankablememberikan peluang UMKM untuk
sulit untuk dipraktekkan” (Rachmah-Kedai mendapatkan dana dari pihak luar demi
Rachmah). pengembangan usahanya. Oleh karena itu,
dibutuhkan staf khusus yang andal dibidang akuntansi
“Bagi saya yang penting catatan harian untuk mempersiapkan laporan keuangan sesuai
pendapatan dan pengeluaran harian sudah dengan SAK EMKM, sehingga keberadaan SAK
cukup…..sehingga tidak pernah terpikir EMKM dapat dirasakan manfaatnya bag pelaku
bagaimana menyajikan laporan keuangan UMKM.
usaha saya yang sesuai dengan SAK EMKM”. Tidak Memiliki Tenaga Ahli Akuntansi.
(Etty Ariaty Soraya-Creative Director Kalyana Keterbatasan modal usaha yang dimiliki oleh para
Leather Handbags). pelaku UMKM sehingga tidak mampu membayar
jasa tenaga ahli akuntansi untuk menyajikan laporan
Jawaban pelaku UMKM menunjukkan bahwa keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM. Mereka
sulitnya merubah mindset para pelaku UMKM hanya memiliki tenaga administrasi yang ikut serta
bahwa pencatatan keuangan dilakukan dengan tertib, membantu administrasi keuangan hanya mencatat
maka bisnis yang ia jalankan akan lebih solid. Adanya penjualan harian.
pemikiran yang telah tertanam di benak pelaku “Saya tidak mempunyai karyawan yang
UMKM adalah betapa sulitnya merubah pemahaman secara khusus mengerjakan laporan
jika melakukan pencatatan adalah suatu kewajiban keuangan. Saya dibantu oleh beberapa teman
yang tidak dapat ditinggalkan dan dilakukan dengan saya yang mempunyai keahlian di bidang
disiplin.Padahal Pencatatan transaksi sangat penting Akuntansi untuk membantu kami untuk urusan
sebagai bahan untuk menyusun laporan keuangan. keuangan”.(Etty Soraya-Creative Director
Semua Pekerjaan dilakukan Sendiri. Kelemahan Kalyana Leathers Handbags).
lain dari pelaku UMKM melaksanakan fungsi yang
begitu banyak dalam waktu bersamaan seperti Jawaban informan menunjukkan pelaku UMKM
melaksanakan fungsi pembelian bahan produksi, belum memiliki tenaga yang professional dibidang
memproduksi, memasarkan, menghitung pendapatan akuntansi. Padahal keberadaan tenaga ahli akuntansi
dan biaya semuanya dilakukan sendiri, sehingga dapat membantu UMKM dalam menyajikan laporan
dengan banyaknya fungsi tersebut sangat sulit untuk keuangan dan sistem akuntansi yang baik sehingga
dapat konsisten melakukan pencatatan keuangan laporan keuangan dapat diterima secara umum.Tentu
yang sesuai dengan SAK EMKM. saja hal ini menjadi salah satu halangan bagi pelaku
UMKM yang kurang memahami bagaimana
Rahmawati dan Susanti, Kajian Kualitas ... 91

penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan Perilaku sikap yang terbuka pelaku UMKM
SAK EMKM. Perlu disadari bahwa jika laporan terhadap keberadaan SAK EMKM sebenarnya hal
keuangan dapat disusun dengan standar akuntansi yang positif dengan catatan adanya tuntunan atau
keuangan yang berlaku (SAK EMKM), maka usaha bentuk konkrit (contoh) membuat laporan keuangan
yang dijalankan dapat menjadi besar dan kuat. yang sesuai dengan SAK EMKM. Hal ini sesuai
Para pelaku UMKM menyadari bahwa SAK dengan theory of planned behavior bahwa sikap
EMKM sangat berguna bagi para pelaku UMKM individu terhadap suatu perilaku diperoleh dari
karena mempunyai panduan yang jelas. Pelaku keyakinan terhadap konsekuensi yang ditimbulkan
UMKM menyatakan buku SAK EMKM ini kurang oleh perilaku tersebut, yang diistilahkan dengan
mudah dipahami karena kalimat yang tertuang masih behavioral beliefs (keyakinan terhadap perilaku).
terlalu baku sehingga pelaku UMKM merasa Seseorang yang percaya bahwa menampilkan
kesulitan karena merasa bukan orang akuntansi. perilaku tertentu akan mengarahkan pada hasilyang
Untuk itu perlu pendampingan untuk memahami SAK positif akan memiliki sikap favorable. Tentunya
EMKM. Informan juga mengusulkan perlu adanya sikap atau keyakinan terhadap perilaku yang positif
buku tambahan atau pendamping dari buku SAK harus didukung dengan adanya pelatihan-pelatihan
EMKM ini yang dapat dimengerti dan atau workshop tentang pembuatan laporan keuangan
diimpelementasi oleh masyarakat atau pelaku yang didasarkan SAK EMKM, sehingga keberadaan
UMKM lainnya dengan mudah dan cepat. SAK EMKM benar-benar menjadi acuan bagi
Hasil dari dua informasi yang diperoleh dari UMKM dalam membuat laporan keuangan. SAK
informan kunci menunjukkan mereka belum membuat EMKM keberadaan jangan hanya sebagai standar
laporan keuangan sederhana yang bankeable pembuatan laporan keuangan UMKM tetapi tidak
apalagi mengetahui dan memahami keberadan SAK banyak UMKM yang mengimplementasikannya
EMKM. Hal ini sesuai dengan dinyatakan Narsa et dengan mudah dan tepat.
al.,(2012) bahwaUMKM belum membuat catatan
akuntansi dan laporan keuangan yang tertib dan SIMPULAN
baik.Pelaku UMKM tidak memahami bentuk catatan
transaksi keuangan. Pelaku UMKM mempersepsikan Penelitian menyimpulkan bahwa dua informan
pencatatan akuntansi dan laporan keuangan adalah yaitu ibu Rachmah dan ibu Etty kurang memahami
sesuatu yang rumit dan sulit untuk mengaplikasikannya. dan tidak memiliki pengetahuan tentang terbitnya
Berpikir jangka pendek, meskipun tanpa membuat Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Mikro,
catatan akuntansi yang tertib dan memadai. UMKM kecil dan Menengah (SAK EMKM) yang berlaku
tetap mendapatkan penghasilan dan usahanya tetap efektif pada 01 Januari 2018 dan menjadi dasar
berjalan.Hal ini bertentangan dengan pernyataan UMKM dalam pembuatan laporan keuangan.Untuk
Mohammed dan Hanafi (2013) bahwa persepsi itu perlu adanya dukungan pihak-pihak yang
pelaku UMKM dan rekruitmen tenaga ahli akuntansi berwenang untuk lebih mensosialisasikan keberadaan
sangat berhubungan dengan sistem akuntansi yang SAK EMKM melalui pelatihan-pelatihan atau
baik. workshop kepada UMKM agar keberadaan SAK
Perilaku UMKM sulit merubah mindset betapa EMKM benar-benar menjadi acuan bagi UMKM
pentingnya kedisiplinan pencatat keuangan dan dalam membuat laporan keuangan usahanya. Saran
menganggap dirinya bukan orang akuntansi yang dapat di berikan adalah perlunya di terbitkan
menunjukkan perilaku tersebut tertentu sesuai dengan salah satu buku pendamping SAK EMKM yang
theory of planned behavior (TPB) yang berisikan akan contoh-contoh kasus dan disertai
dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) bahwa jawaban ataupun tahapan-tahapan penyelesaian
perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh kasus akuntansi tersebut. Sehingga informan atau
pengendalian keperilakuan dirasakan (perceived pelaku UMKM dapat dengan mudah menjalankan
behavioral control). Persepsi Pengendalian perilaku SAK EMKM tersebut.
sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan
perkiraan UMKM tentang sulit atau tidaknya sesuatu REFERENSI
dikerjakan, seperti kekurang pahaman dan
pengetahuan tentang SAK EMKM menumbuhkan Alfitri, A, Ngadiman & Sohidin. (2014). Penerapan
persepsi tentang keberadaan catatan akuntansi dan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
laporan keuangan dianggap sesuatu sulit dan rumit Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada Usaha
untuk diaplikasikan pada UMKM. Mikro Kecil Menengah (UMKM) Perajin Mebel
92 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 2, Juli 2018

Desa Gondangsari Kecamatan Juwiring Kasali, Rhenald. (2008). Metode-metode riset


Kabupaten Klaten. Jupe UNS, 2(2), 135 -147. kualitatif. Bandung: Mizan mediautama
Andriyani L, A.T. Atmadja, & N. K. Sinarwati, Mohammed. Z & H. B. M. H. Omar (2013).The
(2014), Analisis Penerapan Pencatatan Perception of Small and Medium Sized
Keuangan Berbasis SAK ETAP Pada Usaha Enterprises on the important of a proper
Mikro Kecil Menengah (UMKM)., Sebuah Studi Accounting System. Journal Modern
Intepretatif pada Peegy Salon), e-Journal, 2(1), Accounting and Auditing. 9(10). 1302-1321.
1-12 Murtiasari, Eka, (2015). Pengembangan UKM
Azis, A, E. B. Riyanto, T. Renaningsih & S. Sriwahyuni. Berdaya saing Berbasis pada Elijibilitas
(2015). Peran Penerapan SAK ETAP terhadap (Kemamputerapan) SAK ETAP dan Aturan
Akses UMKM dengan Lembaga Keuangan. Penyaluran Kredit Perbankan. JABPI, 23(1).
Sustainable Competitive Advantage (SCA). 5(1). Narsa, M. I., S.Widodo, & S. Kurnianto. (2012).
Proceeding Seminar Nasional dan Call for Mengungkap kesiapan UMKM dalam
Papers (SCA 5). mengimplementasi standar akuntansi keuangan
Baas, T & M. Schrooten. (2006). Relationship entitas tanpa akuntabilitas publik (PSAK ETAP)
Banking and SMEs : A Theoretical Analysis. untuk meningkatkan akses modal perbankan,
Small Business Economic, 27. Majalah Ekonomi, cetakan XXII, 03
Berg, Bruce L. (2004). Qualitative Research Desember 2012.
Methodes for the Sosial Science. USA Robbins SP, (2007). Perilaku Organisasi, Jakarta:
Omegatype Typography Inc. Salemba Empat
Bungin, Burhan. (2007). Analisis Data Kualitatif: Rudjito. (2003). Strategi pengembangan UMKM
Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke berbasis sinergi bisnis, makalah yang
Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: disampaikan dalam peran perbankan dalam
PT Rajagrafindo Persada. memperkokoh ketahanan nasional kerjasama
Delamater, J. D, H.A., Michener & J. Myers, (2005), kemhanas RI dengan BRI. April 2003.
Psicologia Social. Thomson Pioneira. Pinasti M., (2017) Pengaruh Penyelenggaraan dan
http://www.depkop.go.id’ Perkembangan data Usaha Penggunaan informasi akuntansi terhadap
Mikro, Kecil dan Menengah, Diakses 9 Juni persepsi pengusaha kecil atas informasi
2017 akuntansi: suatu riset eksperimen, Simposium
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi X, Universitas Hasaundin, 26-28.
akuntansi keuangan entitas tanpa Saragih.F & Surikayanti. (2015). Analisis Penerapan
akuntabilitas publik. Dewan Standar Akuntansi dan Kesesuaianya dengan SAK
Akuntansi Keuangan. Jakarta. ETAP pada UKM Medan Perjuangan.SNEMA
Fisgbein, M., & Ajzen, I., (1975). Belief, Attitude, Universitas Negeri Padang, ISBN: 978-602-
Intention, and Behavior: An Introduction to 17129-5-5.
Theory and Research, Reading MA. Addison- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008., tentang
Wesley. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Ikatan Akuntan Indonesia, (2016)., Standar Zahro F., S. D. Wahyundaru, (2015). Determinan
Akuntansi Keuangan Enititas Mikro, Kecil dan Kebutuhan SAK ETAP Bagi UKM. Studi
Menengah. Empiris pada UKM Makanan di kota
Semarang, 2 nd Conference in Business,
Accounting and Management.

Anda mungkin juga menyukai