Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN LIMBAH BIJI ALPUKAT (Persea americana) SEBAGAI


BAHAN BAKAR BIODESEL

Disusun Oleh :
1. Anisatul Mahmudah 2117041071
2. Aldi Naufandi 2117041075
3. Divalyu Alamona 2117041037
4. Gusti Al ayssa 2117041003
5. Lulu Qomariah 2117041042
6. Nikmah Turohmah 2117041024
7. Muhammad Zaki Nurrahman 2117041079

UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya
kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Biji
Alpukat sebagai Bahan Bakar Biodesel”. Walaupun beberapa hambatan yang kami
alami selama proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah
ini tepat waktu.

Dan tidak luput kami sampaikan terimakasih kepada pembimbing, yang telah ikut
serta membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah. Kami
ucapkan terimakasih juga terhadap teman-teman yang sudah ikut memberi
kontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam proses karya ilmiah
ini.

Suatu hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat atas hasil dari karya ilmiah
ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini memberikan dampak baik
dan berguna bagi kita semua.

kami pun menyadari didalam penulisan karya ilmiah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat positif
untuk mencapai sempurnanya karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca.

Bandar Lampung, November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................... Error! Bookmark not defined.


ABSTRAK .......................................................... Error! Bookmark not defined.
I. PENDAHULUAN ........................................ Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ........................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan Penelitian ........................................ Error! Bookmark not defined.
1.3 Manfaat Penelitian ...................................... Error! Bookmark not defined.
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................... Error! Bookmark not defined.
2.1 Biodesel ..................................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Alpukat....................................................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Proses Pengambulan Minyak Biji Alpukat .. Error! Bookmark not defined.
III. METODE PENELITIAN .......................... Error! Bookmark not defined.
3.1 Jenis Penelitian ........................................... Error! Bookmark not defined.
4.3. Alat dan Bahan .......................................... Error! Bookmark not defined.
5.3. Prosedur Penelitian .................................... Error! Bookmark not defined.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................. Error! Bookmark not defined.
4.1 Analisa %Yield Minyak Biji Alpukat ......... Error! Bookmark not defined.
4.2 Analisa Densitas Minyak Biji Alpukat ........ Error! Bookmark not defined.
4.3 Analisa Asam Lemak Bebas (%ALB) Minyak Biji Alpukat ............... Error!
Bookmark not defined.
4.4 Analisa Angka/Bilangan Asam Minyak Biji Alpukat Error! Bookmark not
defined.
V. PERENCANAAN WAKTU DAN BIAYA PENELITIAN Error! Bookmark
not defined.
5.1 Perencanaan Waktu .................................... Error! Bookmark not defined.
5.2 Perencanaan Biaya...................................... Error! Bookmark not defined.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN.................. Error! Bookmark not defined.
A.KESIMPULAN ............................................ Error! Bookmark not defined.
B.SARAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .......................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK

Semakin bertambahnya jumlah populasi di dunia dan meningkatnya jenis kebutuhan


manusia seiring dengan berkembangnya zaman, mengakibatkan kebutuhan energi semakin
meningkat sehingga persediaan energi khususnya energi yang tidak dapat
diperbarui(Unrenewable Energy) semakin berkurang kualitasnya, bahkan lama-kelamaan
akan habis. Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar yang bisa dijadikan alternative
serta ramah lingkungan karena biodiesel dapat mengurangi emisi gas karbonmonoksida
sekitar 50% dan gas karbon dioksida sekitar 78,45% dan bebas kandungan sulfur. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan biodiesel dari minyak biji alpukat,
memanfaatkan limbah biji alpukat agar memiliki guna yang tinggi untuk diolah menjadi
biodiesel, dan mengetahui pengaruh variasi pelarut dan rasio berat katalis terhadap
kualitas biodiesel yang dihasilkan. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif yaitu
memberikan gambaran secara kualitatif Minyak pada biji alpukat. Proses pengambilan
minyak biji alpukat dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu Perre-treatment dengan
pengecilan ukuran dan pengeringan raw material kemudian di ekstrak dengan
menggunakan pelarut n-heksana dan pemurnian menggunakan destilasi. Proses
memperoleh minyak biji alpukat menggunakan pelarut n-heksana atau disebut juga metode
soxhlet ekstraksi padat-cair. Hasil dari ekstraksi diperoleh minyak biji alpukat dengan
kondisi masih tercampur pelarut n-heksana, maka dilakukan pemurnian dengan proses
destilasi dan evaporasi untuk menghilangkan sisa-sisa pelarut yang masih tersisa. Dari
penelitian didapatkan kesimpulan bahwa Minyak biji alpukat yang dihasilkan memiliki
warna kuning bening dan memiliki kekentalan yang rendah. Yield yang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh variable, densitas yang diperoleh dari beberapa variabel waktu ekstraksi
dan volume pelarut menjadi semakin bertambah.

Keyword: biji alpukat, biodiesel, minyak,energi , bahan bakar


The increasing number of population in the world and the increasing types of human needs
along with the times, resulting in increasing energy needs so that the supply of energy,
especially energy that cannot be renewed (Unrenewable Energy) is decreasing in quality,
even over time it will run out. Biodiesel is one of the fuels that can be used as an alternative
and environmentally friendly because biodiesel can reduce carbon monoxide gas emissions
by about 50% and carbon dioxide gas by about 78.45% and is free of sulfur content. The
purpose of this study was to obtain biodiesel from avocado seed oil, utilize avocado seed
waste to have a high use for processing into biodiesel, and determine the effect of solvent
variations and catalyst weight ratio on the quality of the biodiesel produced. The type of
research used is descriptive, that is, it provides a qualitative description of the oil in
avocado seeds. The process of taking avocado seed oil is carried out in several stages,
namely Perre-treatment with size reduction and drying of the raw material then extracted
using n-hexane solvent and purification using distillation. The process of obtaining
avocado seed oil using n-hexane as solvent or also known as the Soxhlet method of solid-
liquid extraction. The results of the extraction obtained avocado seed oil with the condition
still mixed with n-hexane solvent, then purification was carried out by distillation and
evaporation processes to remove the remaining solvent remnants. From the research, it
was concluded that the avocado seed oil produced has a clear yellow color and has a low
viscosity. Yield produced is strongly influenced by variables, the density obtained from
several variables of extraction time and solvent volume is increasing
Keyword: avocado seeds, biodiesel, oil, retreatment, raw material.
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin bertambahnya jumlah populasi di dunia dan meningkatnya jenis


kebutuhan manusia seiring dengan berkembangnya zaman, mengakibatkan
kebutuhan akan energi semakin meningkat sehingga persediaan energi
khususnya energi yang tidak dapat diperbarui (Unrenewable Energy) semakin
berkurang kuantitasnya, bahkan lama-kelamaan akan habis. Dapat dilihat dari
jumlah konsumsi BBM Indonesia terus meningkat. Pada tahun 1999 sebanyak
51,8 juta kiloliter (KL), tahun 2000 menjadi 55,9 juta KL, pada tahun 2001 naik
menjadi hampir 57,7 KL, tahun 2002 hampir 58,9 juta KL, tahun 2003 naik
menjadi 59,8 juta KL dan tahun2004mencapai 64,7 juta KL.

Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar yang bisa dijadikan alternative
alternatif serta ramah lingkungan karena biodiesel dapat mengurangi emisi gas
karbonmonoksida (CO) sekitar 50% dan gas karbon dioksida (CO2) sekitar
78,45 % dan bebas kandungan sulfur. Biodiesel dapat diperoleh dari minyak
tumbuhan yang berasal dari sumber daya yang dapat diperbarui, minyak nabati
atau lemak binatang atau minyak goreng bekas/jelantah, melalui esterifikasi
dan/atautransesterifikasi dengan alkohol serta bantuan katalis. Salah satu
sumber bahan baku biodiesel adalah biji alpukat yang bisa dimanfaatkan selain
daging buah yang sering digunakan masyarakat baik untuk produk makanan
maupun kecantikan. Beragam penelitian mendukung penggunaan minyak biji
alpukat sebagai biodiesel. The National Biodiesel Foundation (NBF) telah
meneliti buah alpukat sebagai bahan bakar sejak 1994. Joe Jobe selaku direktur
eksekutif NBF mengungkapkan bahwa biji alpukat mengandung lemak nabati
yang tersusun dari senyawa alkil ester. Bahan ester itu memiliki komposisi yang
sama dengan bahan bakar diesel, bahkan nilai cetanenya lebih baik
diibandingkan solar sehingga gas buangnya lebih ramah lingkungan.
Kandungan minyak biji alpukat lebih tinggi bila dibandingkan dengan
tanamantanaman seperti kedelai, jarak, biji bunga matahari dan kacang tanah.
Namun,kandungan minyak alpukat masih lebih rendah bila dibandingkan
dengan minyak kelapa sawit. Pemanfaatan biji alpukat sampai sekarang hanya
digunakan sebagai obat penghilang stress saja dan belum dimanfaatkan
untuk yang lainnya padahal biji alpukat memiliki kandungan fatty acid metil
ester sebagai bahan pembuat biodiesel.

Rachimoellah, 2009 telah melakukan penelitian tentang pengaruh rasio mol


minyak terhadap metanol dan suhu reaksi untuk memperoleh kadar metil ester
tertinggi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa biodiesel minyak biji alpukat
memenuhi standar sebagai bahan bakar alternatif. Suhu reaksi pada
pembentukan ester yang optimum adalah 60 °C, hal ini dikarenakan suhu
tersebut masih dibawah titik didih metanol (64,7 °C) sehingga metanol dapat
bereaksi seluruhnya dan sempurna memberikan hasil ester yang maksimal.
Suhu yang lebih tinggi dari 60 °C akan menguapkan metanol dan menghasilkan
kadar metil ester yang lebih rendah. Minyak terhadap metanol diketahui bahwa
pada suhu 60 °C dengan metanol yang berlebih akan menurunkan kadar metal
ester karena metanol yang berlebih akan menyebabkan sulitnya pemisahan
gliserol.

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan keanekaragaman tanaman


dan alpukat merupakan salah satu daripadanya. Masyarakat sering
memanfaatkan daging alpukat sebagai produk konsumsi atau kecantikan,
namun biji alpukat tersebut biasanya dibuang begitu saja. Limbah yang
dihasilkan terbilang cukup banyak karena hampir setiap restoran menyajikan
jus alpukat buat pelanggan, begitu juga rumah-rumah kecantikan yang
memanfaatkan daging alpukat sebagai masker kecantikan. Hal ini mendorong
penulis untuk memanfaatkan limbah-limbah biji alpukat yang bisa didapatkan
di banyak tempat dan menjadikannya sebagai sumber energi alternatif yaitu
biodiesel.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Mendapatkan biodiesel dari minyak biji alpukat.


b. Memanfaatkan limbah biji alpukat agar memiliki nilai guna yang tinggi
untuk diolah menjadi biodiesel.

c. Mengetahui pengaruh variasi pelarut dan rasio berat katalis terhadap kualitas
biodiesel yang dihasilkan.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
a. Mengetahui proses pembuatan biodiesel dari minyak biji alpukat.
b. Meningkatkan nilai guna dari limbah biji alpukat sebagai bahan baku
penghasil biodiesel.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biodesel
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Kelebihannya
adalah mengurangi emisi gas buang yang meliputi emisi hidrokarbon (HC),
karbon monoksida (CO), sulfur oxide (SO), dan partikel-partikel lainnya,
memiliki angka setana (CN) yang cukup tinggi dan pelumasan yang sangat baik
dengan titik nyala yang relatif tinggi pada 154ºC, dan biodegradable. Biodiesel
dapat disintesis dari minyak nabati yang berasal dari sumber daya alam yang
dapat diperbaharui dan Indonesia kaya akan sumber daya alam nabati.
Beberapa penelitian telah dilakukan dalam pencarian bahan baku yang
memiliki potensi untuk membuat biodiesel, diantaranya adalah biji jarak pagar,
biji alpukat, kedelai, kacang tanah, bunga matahari dan beberapa jenis
tumbuhan lainnya (Nila et al.2019).

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui dengan


komposisi asam lemak yang terdiri dari minyak nabati maupun minyak hewani
(Arifin et al., 2016). Biodiesel juga merupakan bahan bakar yang ramah
lingkungan yang tidak mempunyai efek terhadap kesehatan yang dapat dipakai
sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang dapat menurunkan emisi bila
dibandingkan dengan minyak diesel (Rachmanita et al., 2018; Meisandi, 2013).
Biodiesel terbuat dari minyak nabati yang berasal dari sumber daya alam yang
dapat diperbaharui. Bahan baku yang berpotensi sebagai bahan baku pembuat
biodiesel antara lain kelapa sawit, kedelai, jarak pagar, alpukat dan beberapa
jenis tumbuhan lainnya (Rachmanita, 2019; Risnoyatiningsih, 2012).

2.2 Alpukat
Alpukat merupakan jenis tanaman yang termasuk famili Lauraceae, genus
Parsea serta spesies americana. Alpukat termasuk kedalam tanaman
holtikultura yaitu tanaman yang dapat tumbuh di wilayah agak kering dan juga
wilayah basah. Tanah yang biasanya dipakai agar pohon alpukat dapat tumbuh
dengan baik adalah tanah yang gembur dan memungkinkan adanya aerasi atau
peredaran udara dengan pH antara 5-6. Tanaman alpukat berasal dari dataran
rendah/tinggi Amerika Tengah dan masuk ke Indonesia pada abad ke-18.
Secara resmi antara tahun 1920-1930 Indonesia telah mengintroduksi 20
varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika serikat untuk memperoleh
varietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan serta gizi masyarakat,
khususnya di wilayah dataran tinggi. Di daerah tropis seperti Indonesia,
tanaman alpukat dapat tumbuh subur diatas dataran rendah sampai dataran
tinggi yang berketinggian 2.000 m diatas permukaan laut (dpl). Biasanya
musim berbunga pada alpukat bergantung pada daerah dan jenis alpukat.
Alpukat berbunga pada bulan April-Agustus dan bulan Oktober-November.
Alpukat berbuah pada bulan Desember-Februari dan bulan Mei-Juli. Alpukat
yang ditanam dari biji akan berbuah pada umur 5-6 tahun sedangkan yang
ditanam dengan okulasi berbuah pada umur 3-4 tahun.Pemanenan buah alpukat
sebaiknya dilakukan pada saat buah sudah tua tetapi belum masak.
Kematangan buah alpukat dapat dilihat dari penampakan kulitnya. Jika kulit
alpukat masih mengkilap, maka buah masih belum cukup waktu matang
walaupun bentuknya sudah cukup besar . Ciri kedua adalah bila buah diketuk
dengan punggung kuku, menimbulkan suara yang nyaring. Sedangkan ciri
yang terakhir adalah jika digoyangkan akan terdengar goncangan biji, peristiwa
ini menunjukkan buah sudah cukup matang. Sebaiknya buah alpukat diamati
waktu bunga mekar 4-6 bulan kemudian, karena buah alpukat biasanya tua
setelah 6-7 bulan dari saat bunga mekar (Rismunandar, 1986).
Biji alpukat mempunyai kandungan minyak sebesar 2638 L/ha lebih banyak
dari kandungan minyak pada biji lainnya. Buah alpukat banyak terdapat di
masyarakat, harganya murah dan bijinya belum dimanfaatkan secara maksimal
, maka perlu dilakukan penelitian tentang biji alpukat tersebut.Di dalam
minyak biji alpukat terdapat Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang dapat
dibuat menjadi biodiesel melalui reaksi transesterifikasi maupun esterifikasi.
Terhadap minyak hasil sintesis (biodiesel) akan dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Spektrofotometer Fourier Transform Infrared(FTIR) untuk
melihat perubahan ikatan yang terbentuk sebagai bukti sintesis biodiesel
berhasil dilakukan dan karakteristik kandungan metil ester pada biodiesel
dengan menggunakan analisis Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-
MS). untuk mengetahui spesifikasi dari biodiesel yang disintesis sesuai dengan
standar SNI 04-7182-2006, dilakukan analisis yang meliputi penentuan kadar
asam lemak bebas (%FFA), angka asam, massa jenis, viskositas, dan warna
nyala(Nila et al.2019).

2.3 Proses Pengambulan Minyak Biji Alpukat


a. Pengecilan Ukuran
Pengecilan ukuran merupakan suatu usaha untuk mengurangi ukuran bahan
kerja mekanis, menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Pengecilan ini
memiliki bermacam gaya yaitu dengan gaya pemecahan, pemotongan dan
kombinasi. Tujuan Pengecilan zat padat ini untuk mempertinggi daya cerna
dan mempertinggi daya campur.
Dalam suatu proses pemecahan bahan dapat dilakukan dengan bermacam-
macam gaya pemecahan seperti, gaya pukul, gaya sobek, dan gaya tekan.
Ada juga faktor yang mempengaruhi pemecahan yaitu faktor dari bahan
padatannya seperti, kekerasan, struktur mekani, dan kinerja.(Agee. M.H.
Taylor, R.E, 1972).

b. Pengeringan
Pengeringan adalah proses penghilangan sejumlah air yang terkandung
dalam bahan pangan sampai pada kadar air yang dikehendaki. Ada dua
tujuan utama dilakukan proses pengeringan bahan pangan, yaitu
meningkatkan umur simpan dan mengurangi berat atau volume bahan.
Pengeringan bahan pangan dapat meningkatkan umur simpan agar karena
terjadi pengurangan kadar air pada bahan pangan, sehingga perkembangan
mikroorganisme dan enzim yang menyebabkan kerusakan bahan pangan
menjadi terhambat. Hal ini akan meningkatkan umur simpan produk pangan
tersebut. Selain meningkatkan umur simpan, pengeringan juga dapat
mengurangi volume bahan pangan, sehingga menghemat, memudah
pengangkutan, dan pengepakan bahan pangan.
Pengeringan dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, faktor-faktor
tersebut dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari bahan pangan.
Faktor-faktor tersebut adalah :
- Luas permukaan dari bahan pangan
- Kadar air awal bahan pangan
- Komposisi kimia bahan
- Ukuran bahan pangan
- Tekanan parsial dalam bahan pangan

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan atau
alat. Faktor-faktor tersebut adalah :
- Suhu
- Tekanan
- Kelembaban udara
- Kecepatan volumetrik aliran udara pengering
c. Ekstraksi
Metode yang digunakan untuk memperoleh minyak biji alpukat pada
penelitian kali ini adalah ekstraksi. Ekstraksi merupakan suatu metode untuk
memperoleh minyak atau lemak dari bahan yang diprediksikan mengandung
minyak atau lemak. Prinsip dari kerja ini adalah ektraksi dengan melarutkan
minyak dalam pelarut minyak atau lemak. Pelarut yang dipergunakan dalam
proses ekstraksi bersifat mudah menguap, seperti petroleum eter, gasoline,
karbon disulfide, karbon tetra klorida, benzene, dan n-heksana (Ketaren, S.,
1986).

Variabel – variabel yang mempengaruhi proses ekstraksi yaitu :


1. Jumlah solvent
2. Suhu ekstraksi
3. Jenis solvent
4. Ukuran partikel solid
5. Waktu kontak

N-heksanan merupakan hidrokarbon alkane dengan rantai lurus yang


memiliki 6 atom karbon dengan rumus molekul C6H14. Isomer heksana tidak
reaktif dan digunakan sebagai secara luas sebagai pelarut inert dalam reaksi
organic karena heksana memiliki sifat yang sangat tidak polar. Produksi n-
heksana dari hasil penyulingan minyak mentah. Sumber minyak menentukan
komposisi yang tepat pada fraksinya. Pada industry yang mana fraksi
mendidih pada 60-70 oC. Penggunaan n-heksana dilaboratorium sebagai
pelarut dalam mengekstrak minyak dan lemak. Selain itu, pemanfaatan n-
heksana pada bidang lainnya yaitu sebagai cleansing agent pada tekstil,
furniture, pembuatan sepatu, dan printing industri juga menjadi sebuah lem
khusus pada atap dan sepatu (Aziz Tamzil,Cindo Ratih,Fresca Asima,2009).

d. Destilasi
Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dan pemurnian dari cairan
yang mudah menguap untuk senyawa cair, yaitu suatu cara yang mendahului
penguapan senyawa cair dengan memanaskannya, lalu mengembunkan uap
yang terbentuk akan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk
memperoleh destilat (underwood, 1983).
Proses yang terjadi pada destilasi ini adaplah perubahan dua fasa cair yang
menjadi fase uap atau gas dengan pendidihan dan kondensasi pengembunan,
tetapi destilasi bukan merupakan dua urutan proses penguapan dan
kondensasi. Tekanan uap selalu bertambah dengan kenaikan suhu (Khopkar,
2003).
Destilasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu destilasi sederhana, destilasi
fraksionasi, destilasi uap, dan destilasi vakum.

1. Destilasi Sederhana
Destilasi sederhana dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih
yang jauh atau dengan salah satu komponen yang bersifat volatile. Jika
campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan
kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansiuntuk menjadi gas.
Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.

2. Destilasi fraksionasi
Destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair
dua atau lebih,dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Destilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan
titik didih kurang dari 20 oC dan bekerja pada tekanan atmosfer atau
dengan tekanan rendah (Anonim, 2010).

3. Destilasi uap
Destilasi uap merupaka suatu cara untuk memisahkan dan memurnikan
senyawa organik yang tidak atau sukar larut dalam air serta
memisahkan zat yang mempunyai tekanan uap relatif rendah (5-10 mg
Hg) pada sekitar 100 oC.

4. Destilasi vakum
Destilasi vakum adalah proses pemisahan yang digunakan untuk cairan
yang terurai dekat titik didihnya sehingga untuk memisahkan dari
komponennya tidak dapat dilakukan dengan destilasi sederhana. Dalam
destilasi vakum, destilasi dilakukan tidak pada tekanan barometer biasa
sehingga cairan tersebut dapat mendidih jauh dibawah titik didihnya.
III. METODE PENELITIAN

2.1 JENIS PENELITIAN


Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran secara
kualitatif Minyak pada biji alpukat. Proses pengambilan minyak biji alpukat
dilakukan dalam beberapa tahapan. Perre-treatment dengan pengecilan ukuran
dan pengeringan raw material kemudian di ekstrak dengan menggunakan
pelarut n-heksana dan pemurnian menggunakan destilasi.

2.2 ALAT DAN BAHAN


Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan pemanfaatan limbah biji
alpukat sebagai bahan bakar biodesel adalah sebagai berikut :

No Alat Spesifikasi Jml.


1 Ekstraksi  Labu alas bulat leher 1 (250ml) 1
 Ekstraktor
 Kondensor
 Termometer
2 Beaker glass 100ml dan 250ml 2
3 Erlenmeyer 250ml 3
4 Pipet tetes 2
5 Gelas ukur 25ml, 50ml, 100ml 1
6 Alumunium foil 1
3 Destilasi  Labu destilat (500ml) 1
 Kondensor double tube
 Elbow
 Termometer
Alat pendukung :
 Selang air 2
 Pompa 1
4 Magnetic stirrer 1
5 Statif dan klem 3
6 Termometer Air raksa 1
7 Hot plate 1
8 Kertas Saring 3
9 Buret 1

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan pemanfaatan biji


alpukat sebagai bahan bakar biodisel adalah sebagai berikut :

No Bahan Kons. Jumlah


1 Biji alpukat 50g (setiap
variabel)
2 N-Heksana 4 liter
3 NaOH 0,1 N 100 ml
4 Etanol 95% 1 liter
5 KOH 0,1 N 100 ml
6 Aquades Secukupnya
7 Phenolftalein 50ml

2.3 PROSEDUR PENELITIAN


Proses Pengambilan Minyak secara umum dilakukan dengan tahapan pre-
treatment terhadap biji alpukat dan pengambilan minyak dari biji alpukat yaitu:

1. Perlakuan Awal
a. Biji alpukat yang diperoleh dari berbagai sumber diparut dengan parutan
kelapa hingga berukuran serbuk kasar.
b. Biji alpukat yang telah diparut dikeringkan dengan menggunakan
cahaya matahari/dijemur kurang lebih 2 hari.
c. Biji alpukat yang telah kering dihancurkan hingga berukuran serbuk
halus.

2. Proses Pengambilan Minyak


a. Biji alpukat yang telah dihaluskan dimasukkan kedalam gulungan kertas
saring sebanyak 50g ditutup dengan kapas ujung atas dan bawah.
b. Biji alpukat yang sudah gulung dengan kertas saring dimasukkan ke
ekstraktor.
c. Tuangkan (200ml dan 250ml) pelarut N-Heksana kedalam labu alas bulat
leher satu tambahkan batu didih untuk membantu pemanasan.
d. Pasang rangkaian alat ekstraksi (labu alas bulat leher satu, ekstraktor,
kondensor yang sudah di alirkan air di dalamnya, dan thermometer).
e. Panaskan selama (45, 60, dan 90 menit) dengan suhu 60 oC.
f. Setelah waktu pemanasan selesai lakukan pemisahan antara minyak dan
pelarut dengan menggunakan destilasi.
g. Pada destilasi suhu yang digunakan yaitu 65 oC.
h. Hentikkan destilasi dimana volume destilat mencapai 100 ml.
i. Tuangkan dan saring minyak yang tersisa pada labu alas bulat leher satu
ke gelas beker 50 ml.
j. Tunggu hingga dingin dan lakukan analisis

Selanjutnya dilakukan pengujian/Analisa Minyak Biji Alpukat dengan parameter


yang diuji yaitu yield(%), densitas, ALB(%), dan angka asam.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses memperoleh minyak biji alpukat menggunakan pelarut n-heksana atau


disebut juga metode soxhlet ekstraksi padat-cair. Penelitian ini memiliki macam-
macam variabel proses yaitu seperti waktu ekstraksi (45,60, dan 90 menit), volume
pelarut (200ml dan 250ml), dan berat biji (50 gr). Hasil dari ekstraksi diperoleh
minyak biji alpukat dengan kondisi masih tercampur pelarut n-heksana, maka
dilakukan pemurnian dengan proses destilasi dan evaporasi untuk menghilangkan
sisa-sisa pelarut yang masih tersisa. Hasil dari ekstraksi dan pemurnian tersebut
dilakukan analisa %yield, densitas, ALB (asam lemak bebas), dan angka/bilangan
asam untuk mengetahui hasil dari minyak tersebut terhadap variabel proses yang
ada. Hasil %yield yang diperoleh dari proses ekstraksi ini bermacam-macam, hal
ini berhubungan dengan variabel yang bermacam-macam seperti waktu ekstraksi
dan volume pelarut yang memang mempengaruhi. Hasil minyak yang dilakukan
pada penelitian ini diperoleh %yield yang paling rendah 10,1% (250ml, 50 gr, 45
menit) dan untuk %yield tertinggi 32,8% (250ml, 50 gr, 60 menit).

A. Analisa %Yield Minyak Biji Alpukat


Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kemungkin an pengaruh antara
variabel terhadap %yield, antara lain :

35
30
25
% Yield

20
200ml
15
250ml
10
5
0
45 60 90

Dapat dilihat bahwa semakin lama waktu ekstraksi, maka %yield minyak biji
alpukat yang dihasilkan akan meningkat. Melihat dari pendistribusian pelarut
yang semakin efektif. Terhilat pada grafik dengan waktu ekstraksi 90 menit
memperoleh hasil lebih tinggi yaitu 32,8% (250ml) dan 14,9% (200ml).
sedangkan hasil terendah dari waktu ekstraksi 45 menit diperoleh 13,4%
(250ml) dan 10,1% (200ml).
B. Analisa Densitas Minyak Biji Alpukat
Dalam pengujian densitas ini merupakan salah satu dari uji karakterisrik
minyak. Pada penelitian yang dilakukan ini, beberapa hasil densitas meningkat
dengan seiringnya bertambah variabel waktu ekstraksi dan volume pelarut.
Hasil densitas terendah yang diperoleh yaitu 0,7 gr/ml dan hasil densitas
tertinggi yang diperoleh yaitu 0,74 gr/ml. Hasil densitas yang didapatkan pada
penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa variabel yang dipakai, terlebih pada
variabel lama waktu ekstraksi dan volume pelarut.

0.75
0.74
Densitas (gr/ml)

0.73
0.72 200ml
0.71
250ml
0.7
0.69
0.68
45 69 90

Grafik Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Volume Pelarut Terhadap Densitas

Dapat dilihat densitas tertinggi yaitu pada variabel berat waktu ekstraksi 90
menit dan volume pelarut 200ml. Untuk densitas terendah yaitu pada variabel
waktu ekstraksi 60 menit dan volume pelarut 250ml. Dari data analisa yang
didapat, maka dinyatakan jika waktu ekstraksi lebih lama, maka densitas yang
dihasilkan akan lebih besar.

C. Analisa Asam Lemak Bebas (%ALB) Minyak Biji Alpukat


Perolehan data yang didapatkan mengenai asam lemak bebas (%ALB) dari
minyak biji alpukat.

1.5
%ALB

1 200ml
250ml
0.5

0
45 60 90

Grafik Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Volume Pelarut Terhadap % ALB

Standar ketentuan %ALB untuk menjadi bahan baku biodiesel yaitu 5%.
Menurut penelitian sebelumnya menyatakan bahwa minyak biji alpukat
memiliki %ALB 0,367%-0,82% (Rachimoellah,2009), pada penilitian kali
ini %ALB yang didapatkan yaitu 0,96%-1,61%. Nilai %ALB yang didapatkan
dengan hasil penelitian sebelumnya tentu jelas berbeda, dalam hal ini yang
menyebakan %ALB berbeda bisa disebabkan oleh proses pengambilan minyak
yang masih tersisanya kadar air dan jenis bahan baku, seperti keadaan geografis
tanamannya, biji alpukat yang didapatkan dari tempat berbeda. Menurut data
yang didapatkan pada penelitian ini minyak biji alpukat memiliki %ALB tidak
melewati standar dari bahan baku biodiesel, maka minyak biji alpukat dapat
langsung dikonversi menjadi biodiesel.

D. Analisa Angka/Bilangan Asam Minyak Biji Alpukat


Data hasil analisa didapatkan nilai angka/bilangan asam pada minyak biji
alpukat yang tertinggi yaitu 1,570 mg KOH/gr. Untuk nilai angka / bilangan
asam terendah yaitu 0,785 mg KOH/gr.

1.5
Axis Title

1 200ml
250ml
0.5

0
45 60 90

Grafik Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Volume Pelarut Terhadap % ALB


Nilai angka/bilangan asam terendah menyatakan minyak biji alpukat
mempunyai potensi untuk menjadi bahan baku biodiesel. Berdasarkan
literature tentang ketetapan bahan baku biodiesel SNI 04-7182-2006 yaitu
untuk nilai maksimal angka/bilangan asam adalah 0,8 mg KOH/gr.
BAB V

PERENCANAAN WAKTU DAN BIAYA PENELITIAN

4.1 Perencanaan Waktu

Kegiatan penelitian mulai dari pembuatan proposal sampai dengan


penyusunan karya tulis ilmiah ini direncanakan selama 3 bulan dan akan
dilaksanakan pada bulan November (2021) sampai bulan Januari 2022.
Tahapan dan waktu kegiatan penelitian akan diuraikan pada table 4.1 berikut
ini.

Tabel 4.1. Rencana waktu dan tahapan kegiatan penelitian

TAHUN 2021 2022


KEGIATAN BULAN Nov DES JAN
MINGGU 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan Proposal
Persiapan
Administrasi
Perlengkapan
Studi Literatur
Penelitian Lapangan
Pengolahan Data
Konsultasi
Pembuatan Laporan
Presentasi Hasil Penelitian

4.2 Perencanaan Biaya

Berdasarkan tahapan penelitian yang ada maka perencanaan rincian anggaran


biaya untuk kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rencana Biaya Kegiatan Penelitian


No. Keterangan Biaya
1 Persiapan
Administrasi Rp. 200.000, -
Pengadaan Alat dan Bahan Rp. 500.000,-
2 Penelitian Lapangan
Transportasi Rp. 700.000, -
Konsumsi Rp. 500.000, -
Akomodasi Rp. 400.000, -
3 Analisa Laboratorium
Analisa %Yield Minyak Biji Alpukat Rp. 100.000, -
Analisa Densitas Minyak Biji Alpukat Rp. 100.000, -
Analisa Asam Lemak Bebas (%ALB)
Minyak Biji Alpukat Rp. 100.000, -
Analisa Angka/Bilangan Asam Minyak
Biji Alpukat Rp. 100.000, -
4 Penyusunan Laporan Rp. 300.000, -
5 Biaya Lain-Lain Rp. 80.000, -
Total Biaya Rp. 3,080.000,-

Terbilang : ( Tiga jita delapan puluh ribu rupiah )


Jadwal kegiatan

Pekan
No Jenis Kegiatan 1. 2. 3.

1. Pemantapan rencana kegiatan serta persiapan alat dan bahan


2. Pre-treatment terhadap biji alpukat
3. Proses pengambilan minyak
4. Pengujian analisa minyak biji alpukat
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil dari penelitian yang dilakukan, maka dapat kesimpulan sebagai


berikut:
1. Minyak biji alpukat yang dihasilkan memiliki warna kuning bening
dan memiliki kekentalan yang rendah. Yield yang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh variabel. Variabel dengan massa biji 50 gr, waktu
ekstraksi 90menit dan volume pelarut 250ml diperoleh yield 32,8%.
2. Densitas yang diperoleh dari beberapa variabel waktu ekstraksi dan
volume pelarut menjadi semakin bertambah.
3. Hasil analisa %ALB diperoleh 0,96%-1,61% dan angka/bilangan asam
0,785 – 1,570 mg KOH/gr, pada angka/bilangan asam hanya pada satu
kondisi yang memenuhi sebagai standar bahan baku biodiesel, dan
pada %ALB yang diperoleh sudah memenuhi standar bahan baku
biodiesel. Namun masih perlu dilakukan treatment awal.

B. SARAN
1. Variabel yang digunakan sebaiknya lebih bervariasi lagi agar
didapatkan variabel yang lebih optimal.
2. Minyak biji alpukat ini dapat menjadi bahan baku alternatif
(biodiesel).
3. Jika akan digunakan untuk keperluan kesehatan lebih baik
menggunakan pelarut yang tidak berbahaya bagi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, “Survey Pertanian Produksi Buah-buahan di Indonesia,”


Biro Pusat Statistik, Jakarta( 2013).
Bambang Pramudono, Septian Ardi Widioko, Wawan Rustyawan, “Ekstraksi
Kontinyu dengan Simulasi Batch Tiga Tahap Aliran Lawan Arah: Pengambilan
Minyak Biji Alpukat Menggunakan Pelarut n-Hexane dan Iso Propil Alkohol
Hidayat (2007). Penggunaan Bahan Baku Biodiesel Dari Biji Alpukat Sebagai
bahan Bakar Alternatif Diesel, Tugas Akhir Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Malang.
Ketaren, S., (1986). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Prasetyowati, Retno Pratiwi, Fera Tris O (2010). Pengambilan Minyak Biji Alpukat
(Persea Americana Mill) Dengan Metode Ektraksi. Jurnal Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Sriwijaya.
Sri Risnoyatiningsih (2010). Biodiesel From Avocado Seeds By Transesterification
Process. Jurnal Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Justifikasi Anggaran Dana
Tabel 1.1 Biaya tetap persiapan Alat dan bahan

Harga
satuan Jumlah
No Persiapan Alat dan Bahan Jumlah Satuan (Rp) (Rp)
1 Buret 1 Unit 10.000 10.000
2 Beaker Glass 2 Unit 15.000 30.000
3 Erlenmeyer 3 Unit 10.000 30.000
4 Pipet tetes 2 Unit 5.000 10.000
5 Gelas ukur 1 Unit 25.000 25.000
6 Alumunium foil 1 Unit 5.000 5.000
7 Destilasi 1 Unit 30.000 30.000
8 Magnetic stirrer 2 Unit 20.000 40.000
9 Statif dan kelm 1 Unit 20.000 20.000
11 Termometer 1 Unit 25.000 25.000
12 Hot plate 3 Unit 15.000 45.000
13 Kertas saring 1 Unit 30.000 30.000
14 Buret 1 Unit 25.000 25.000
15 Phenolftalenin 50 mililiter 1.000 50.000
16 Biji alpukat 50 gram 500 25.000
17 NaOH 100 mililiter 25 25.000
18 Etanol 95 Persentase 0,21 20.000
19 KOH 100 mililiter 200 20.000
20 N-Heksana 4 liter 7500 30.000
21 Aquades 1 mililiter 5.000 5.000
Jumlah 500.000

Tabel 1.2 Biaya tetap persiapan administrasi

No Administrasi Justifikasi Jumlah Harga Total


1 Proposal Penggandaan 5 10.000 50.000
2 Publikasi Jurnal ilmiah 3 25.000 75.000
3 Publikasi Pamflet 5 5.000 25.000
4 Publikasi X banner 2 25.000 50.000
Jumlah 200.000
Tabel 2.1 Biaya Penelitian Lapangan ( Transportasi )
No Transportasi Justifikasi Jumlah Harga Total
B.Lampung -
1 Survei DOC B.Lampung 1 150.000 150.000
B.Lampung -
2 Pembelian DOC B.Lampung 1 150.000 150.000
B.Lampung -
3 Pembelian Alpukat B.Lampung 1 150.000 150.000
B.Lampung -
4 Transportasi panen B.Lampung 1 450.000 450.000
Jumlah 700.000

Tabel 2.2 Biaya Penelitian Lapangan ( Konsumsi )

No Konsumsi Justifikasi Jumlah Harga Total


B.Lampung -
1 Pembelian cemilan B.Lampung 1 175.000 175.000
B.Lampung -
2 Pembelian minuman B.Lampung 1 250.000 250.000
B.Lampung -
3 Pembelian air putih B.Lampung 1 75.000 75.000
Jumlah 500.000

Tabel 2.3 Biaya Penelitian Lapangan ( Akomodasi )


No Akomodasi Justifikasi Jumlah Harga Total
B.Lampung -
1 Pembelian cemilan B.Lampung 1 175.000 175.000
B.Lampung -
2 Pembelian minuman B.Lampung 1 250.000 250.000
B.Lampung -
3 Pembelian air putih B.Lampung 1 75.000 75.000
Jumlah 400.000
Tabel 3.1 Biaya Analisa Laboratorium

No Analisa Laboratorium Justifikasi Jumlah Harga Total


Analisa %Yield Minyak Biji
1 Alpukat Penjabaran 1 100.000 100.000
Analisa Densitas Minyak Biji
2 Alpukat Penjabaran 1 100.000 100.000
Analisa Asam Lemak Bebas
3 (%ALB) Minyak Biji Alpukat Penjabaran 1 100.000 100.000
Analisa Angka/Bilangan Asam
4 Minyak Biji Alpukat Penjabaran 1 100.000 100.000
Jumlah 400.000

Tabel 4.1 Biaya Penyusunan laporan

No Penyusunan laporan Justifikasi Jumlah Harga Total


1 Laporan Penggandaan 5 50.000 250.000
2 Tinta bewarna Penebalan 2 15.000 30.000
3 Pajak pencetakan Percetak 1 20.000 20.000
Jumlah 300.000

Tabel 5.1 Biaya Tak terduga

No Biaya Lain - Lain Justifikasi Jumlah Harga Total


1 Pajak transaksi Pemersatuan 8 10.000 80.000
Jumlah 80.000

Tabel 6. Rekapulasi total anggaran

No Uraian Jumlah Persentase


1 Biaya tetap persiapan Alat dan bahan 500.000 0.16%
2 Biaya tetap persiapan administrasi 200.000 0.06%
3 Biaya Penelitian Lapangan ( Transportasi ) 700.000 0.22%
4 Biaya Penelitian Lapangan ( Konsumsi ) 500.000 0.162%
5 Biaya Penelitian Lapangan ( Akomodasi ) 400.000 0.12%
6 Biaya Analisa Laboratorium 400.000 0.12%
7 Biaya Penyusunan laporan 300.000 0.09 %
8 Biaya Tak terduga 80.000 0.02 %
Jumlah 3.080.000

Anda mungkin juga menyukai