Anda di halaman 1dari 8

Sintesis dan Karakterisasi Kompleks Organologam Tiokarbanilida

dan Tiokarbanilida Tersubstitusi Menggunakan Mangan (II) Klorida

ABSTRAK
Kompleks organologam dari tiokarbanilida tersubstitusi menggunakan Mangan (II) klorida telah
disiapkan, bahan-bahannya yaitu (1) 3:3'- Diklorotiokarbanilida.Mangan (II) klorida , (2) 3:3'-
dimetil tiokarbanilida.Mangan(II)klorida , dan (3) 2:2'- dimetil tiokarbanilida.Mangan
(II) klorida. Snyawa-senyawa tesebut berwarna, larut dalam banyak pelarut organic, tidak larut
dalam air, terurai oleh pelarut panas. Senyawa (2) dan (3) dikarakterisasi menggunakan spectra
UV dan IR, sementara senyawa (1) dikarakteisasi menggunakan spectra UV, IR, NMR, dan
spektrometri massa. Berat molekul senyawa (1) ditentukan dengan 3 metode yang berbeda yaitu
metode kamper Rastm spektrometri massa, dan konten nitrogen. Stoikiometri reaksi yaitu 2:1
dan koordinasi dari sulfur lebih dari nitrogen
Kata kunci : kompleks organologam, tiokarbanilida tersubstitusi, mangan (II) klorida, IR, NMR

PENDAHULUAN
Tiokarbanilida banyak digunakan hamper di setiap cabang ilmu kimia. Sangat terkenal sebaai
material industri. Secara komersial, digunakan sebgaai bahan pewarna, film fotografi, elastomer,
plastik, dan tekstil. Khusu untuk tiokarbanilida tersubstitusi insektisida, bahan pengawet, dan
farmasi. Dalam bidang akademik, tiokarbanilida mempunyai nilai yang besar dalam karakterisasi
senyawa organic. Contohnya, amina bia dengan mudah diubah menjadi padatan tajam-meleleh
tiokarbanilda tersubstitusi dengan mereaksikan amina aromatic dengan karbon disulfide untuk
membentuk turunan tidak simetri. Kemampuan tiokarbanilida untuk membentuk kompleks Kristal
dngan cabang hidrokarbon, sikloalifatik, struktur dan logam, membuatnya digunakan untuk
memisahkan campuran dari senyawa organic dan logam.
Grup (C:S) dalam tiokarbanilida bisa dipertimbangkan sebagai grup analitik fungsional untuk
Ru dan Os. Warna merah OsO4 diperoleh dari CS(NHPh)2. Re membentuk kompleks berwarna
dengan difeniltiourea dengan adanya SnCl 2 atau TiCl2 dan HCl, Re membentuk endapan yang sangat
sedikit larut. Endapan larut dalam NaOH dan Re bisa ditentukan secara kolometri dengan KSCN.
Rumus umum Rhenium Difeniltiourea klorida yaitu [ReO 2{CS(NHPh)2}4]Cl3.
Garam logam ditambahkan pada tiokarbanilida dan bisa terurai dengan pemanasan, khususnya dalam
larutan alkali untuk hasil difenilurea dan logam sulfide. Senyawa tambahan terbentuk ketika
digunakan larutan anhidrida seperti alcohol, meti-etil keton, atau toluene. Tiokarbanilida merkuri
lorida disiapkan dengan menambahkan larutan alcohol dingin secara perlahan dari tiokarbanilida ke
dalam larutan alcohol dingin dari merkuri klorida.
Meskipun senyawa tambahan terbentuk pada desulfurisasi tiokarbanilida dengan Cu(OH) 2,
dengan menggunakan larutan Fehling berkonsentrasi, tetapi , tiokarbanilida pasti memberikan warna
mikrokristalin yang bagus yang bisa diisolasi sebelum Cu(OH) 2 terbentuk. Unit senyawa
tambahannya yaitu RNH.CS.NHR.Cu(OH)2. Tiokarbanilida diaduk secara perlahan, dengan larutan
Cu(NO3)2 dalam Me2CO menghasilan senyawa (PhNH)2CS.CuOH pada suhu kamar., tidak larut
dalam air, etanol, dan Me2CO, larut dalam CHC13. Senyawa (PhNH)2CS.CuCl diperoleh dari reaksi
(PHNH2)CS dan CuCl2 dalam etanol. Kompleks lainnya yang disiapkan dengen metode tersebut
adalah PHNH)2CS.Cu2SO4 and (PHNH2)CS.CuOAc. Kompleks difeniltiourea dengan BiCl 3, AsCl3,
SbCl3, CdCl2 and HgCl2 telah disintesis dan dikarakterisasi dengan mikroanalisis elemen dan metode
spektroskopi.
Kompleks dikloro (Bis[Difeniltiourea]kadmium) digunakan sebagai sumber nanopartikel
Kadmium Sulfida (CdS) . reaksi menggunakan heksadesilamin (HAD) sebagai pelarut dan agen
stabilisasi untuk partikel.

2.1 Pengukuran secara Fisika


Titik leleh telah terukur. Spektrofotometer yang digunakan adalah spektrofotometer IR
Perkin-Elmer Model 1330. Untuk spectra UV menggunakan spektrofotometer UV/Vis model
55OS. Spectra 1H nmr dan spectrum massa diperoleh dengan Lash Miller Chemical Labs.
University of Toronto, Ontario, Canada.
2.2 Preparasi Kompleks Organologam dari Tiokarbanilida Tersubstitusi menggunakan
Mangan (II) Klorida
(1) 3:3' kompleks diklorotiokarbanilida.MnCl2
0,66 gram MnCl2 dilarutkan dalam aquades 20 cc dan ditambahkan perlahan-lahan ke dalam
suspensi diklorotiokarbanilida 1 gram dalam aquades 30 cc yang ditempatkan dalam erlenmeyer
500 cc. Larutan keruh diasamkan dengan menambahkan 0,1 N HCl. Campuran distirrer selama 1
jam dan campuran menjadi jernih beberapa kali. Lalu terbentuk senyawa intermediet berminyak
yang berubah menjadi endapan abu – abu kehijauan. Endapan disaring, dicuci dengan aquades,
dan dikeringkan. Hasil yang diperoleh sebanyak 63%, (titik leleh 114-116 ° C), Kompleks
organologam diklorotiokarbanilida.MnCl2 terurai oleh larutan panas, dan tidak larut dalam air,
larut dalam petroleum eter, larut dalam HCl, etana larut dalam etanol, metanol, aseton dan
dimethoxy (DME).
(2) 3:3 ' kompleks dimethylthiocarbanilide.MnCl2
Mangan ( II ) klorida ( 0.38 gram ) dilarutkan dalam air suling 10 cc, dan ditambahkan tetes demi
tetes ke dalam suspensi 3:3 ' - dimethylthiocarbanilide 0.50 gram dalam air suling 20 cc.
Kemudian ditempatkan dalam erlenmeyer 500 cc dilengkapi dengan stopper , kemudian
campuran diasamkan dengan HCl. Selanjutnya diaduk selama sekitar setengah jam , maka
kristal biru terbentuk . Produk disaring, dicuci dengan air dan dikeringkan . Hasilnya adalah 57,6
% ( m.p. 93-96 ° C ) . Kemudian dilarutkan dalam larutan panas , dan kemudian menjadi tidak
larut dalam air ,tidak larut dalam petroleum eter , tidak larut dalam HCl. Tetapi larut dalam
etanol , metanol , aseton dan etana dimetoksi ( DME ). vmax . cm - 1 ( KBr ) 3360 ( N – H
peregangan ) , 3160 ( aril CH ) , 2960 ( CH3 ) , 1580, 1500 ( C = C ) , 1340 ( CS - NH - amida
II ) , 1280 , ' 1220 dan 1160 ( - CSNH - amida I) , 1080 ( C = S peregangan ) 780 , 720 dan 680
( C = CH aromatik ) ; λmax . ( DME ) 334nm ( ε = 924 ) .
(3) 2:2 kompleks dimethylthiocarbanilide.MnCl2
Mangan (II) klorida 0.165 gram dilarutkan dalam air suling 5 cc, dan ditambahkan tetes demi
tetes ke dalam suspensi 2:2 - Dimethylthiocarbanilide 0.20 gram dalam air suling 10 cc.
Kemudian ditempatkan dalam Erlenmeyer 250 cc dilengkapi dengan stopper, campuran
diasamkan dengan HCl, dan diaduk selama sekitar satu jam, kemudian terbentuk kristal keabu-
abuan. Hasil disaring, dicuci dengan air dan dikeringkan. Hasilnya adalah 53,8%. (mp 155-165 °
C), larut dalam etanol, metanol, aseton dan DME, dan tidak larut dalam air dan HCl. Kemudian
dilarutkan dalam larutan panas. vmax. cm-1   (KBr) 3320 (NH peregangan), 3140 (aril CH),
2950 (CH3), 1520 (C = C), 1320 (-CS-NH-amida II), 1260, 1240 dan 1210 (-CSNH-tengah I),
1100 (C = S peregangan), 920, 760, 740 dan 720 (C = CH); λmax (DME) 336nm (ε = 805).
2.3 Reaksi Tiokarbanilida (difeniltiourea) dan Mangan (II) Klorida pada media yang
berbeda
2.3.1 NaOH 40% ditambahkan secara perlahan ke dalam campuran 1 gram tiokarbanilida dan 0,5
gram Mangan (II) klorida dalam etanol 50 cc. campuran menjadi berwarna gelap dan terbentuk
minyak berwarna kuning pudar.
2.3.2 Campuran 0,5 gram tiokarbanilida dan 0,5 gram Mangan (II) klorida direfluks dalam medium
larutan yang diaamkan dengan HCl sebgai katalis, hydrogen sulfide tersusun dan terbentuk endapan
putih.
2.3.3 Ketika campuran 0,5 gram tiokarbanilida dan 0,2 gram Mangan (II) klorida direfluks dalam
etanol 50 cc, tidak ada hydrogen sulfide yang tersusun dan tidak terbentuk endapan.

HASIL DAN DISKUSI


Reaksi tiokarbanilida tidak tersubstitusi dengan MnCl 2 di media yang berbeda
3.1.1 Reaksi antara difeniltiourea (DPTU) dan mangan (II) klorida dalam etanol dengan NaOH 40%
sebagai katalis, membentuk minyak kuning pudar yang tidak terpisah. Berdasarkan literature,
desulfurisasi dari tiokarbanilida “mengambil tempat” dari Cu(OH) 2 dan Pb(OH)2 membentuk warna
gelap dari logam sulfida dan minyak kuning yang mungkin isothiocynate (PhNCS).
3.1.2 Reaksi antara senyawa (DPTU) dan Mangan (II) klorida dalam medium larutan yang
diasamkan dengan HCl, terbentuk endapan putih, tidak ada sulfur yang ditemukan dalam endapan
berdasarkan tes lassiange. Literature menjelaskan bahwa tiokarbanilida mudah teroksidasi dalam
larutan asam dengan reagen yang beragam, seperti KMnO 4, KOBr, dll dan memberi hasil difenilurea
yang baik.
3.1.3 Dalam medium larutan yang tidak diasamkan- etanol/HCl tidak ada reaksi antara senyawa
(DPTU) dan Mangan (II) oksida.

3.2 Reaksi Tiokarbanilida Tersubstitusi, 3:3’- dimethylthiocarbanilide, 2:2-


dimethyIthiocarbanilide and 3:3'-dichlorothiocarbanilide dengan Mangan (II) klorida
3.2.1 Senyawa diatas teroksidasi oleh mangan (II) klorida dalam media larutan berasam. Dalam
kasus ini, reaksi memberikan kompleks mangan (II) klorida dalam hasil yang cukup baik, , (1)
63%, (2) 57.6% and (3) 53% secara berturut-turut, yang berwarna, terurai oleh larutan panas,
larut dalam mayoritas pelarut organic, tidak larut dalam air suling. Kompleks abu-abu hijau (1)
mempunyai berat molekul 717, m/z (717), m/z less Cl (682) and m/z less 2 Cls (647) , dari
rumus molekul kompleks tersebut (1) (3:3'dichlorothiocarbanilide)2. MnCl2 bisa dijelaskan:

Hal tersebut membuktikan bahwa kompleks yang terbentuk dari reaksi dua molekul
3:3'dichlorothiocarbanilide dan satu molekul mangan (II) klorida, stoikiommetri reaksi 2:1.
Spectra UV menunjukkan λmax dari tiokarbanilida tersubstitusi dengan range 281-286 nm, dan
spectra UV untuk kompleks dengan range 325-336 nm. Absorpsi λmax tiokarbanilida berdasarkan
konjugasi dari cincin benzene, dan paangan electron bebas dari atom nitrogen dan dua pasang
grup fungsional C=S, kenaikan λmax kompleks merupakan indikasi pembentukan kompleks pada
2 atom (-N- atau C=S).
Perubahan spectra IR dari ligan terkoordinasi bisa digunakan sebagai indikasi ikatan ligan
organic pada senyawa tersebut. Spectra IR kompleks menunjukkan frekuensi uluran N-H 3360 cm -1,
ligan bebas, karena itu tidak terbentuk ikatan mangan-nitrogen. Frekuensi uluran C=S dari kompleks
(1),(2), dan (3) 1300 cm-1, 1340 cm-1 and 1320 cm-1 secara berturut-turut, frekuensi uluran ligan C=S
1305 cm-1 , 1350 cm-1 and 1330 cm-1 , perubahannya menurun 5 cm-1 dan 10 cm-1.
1Hnmr dari ligan senyawa 3:3'-dichlorothiocarbanilide (spectrum 1) bisa diterima, tapi 1Hnmr
dari kompleks (1) 3:3'-dichlorothiocarbamlide.MnCl 2 (spectrum 2) kabur. Spektra 1H NMR dari
ligan 3:3'-dichlorolhiocarbanilide (spectrum 1) menunjukkan sinyal pada 7.28-7.44 ppm. Sementara
kompleks menunjukkan sinyal dalam range yang luas daripada ligan (7.28-7.44 ppm). Kompleks
menunjukkan sinyal proton NH (7.70 ppm), sementara ligan bebas difeniltiourea menunjukkan
resonansi tunggal pada 7.78 ppm.
Spectrum massa dari kompleks (1) 3:3'-dichlorothiocarbanilide.MnCl2 memberikan m/z
yang akurat, m/z dengan Cl sedikit dan m/z dengan 2Cls sedikit. Dari faktanya bahwa sulfur
merupakan atom kaya pemberi daripada atom nitrogen, sehingga bisa disimpulkan bahwa
pemberian dari sulfur lebih banyak daripada nitrogen, dan struktur kompleks 3:3'-
dichlorothiocarbanilide.MnCl2 :
Struktur kompleks inner sphere bisa untuk senyawa (2) dan (3). Efek substitute dari
klorin pada posisi meta pada senyawa (1) dan meta-metil pada senyawa (2) memberikan
perbandingan persentase hasil. Hasil yang diperoleh yaitu kedua atom klorin dan grup metil
mempunyai perbandingan efek polarisabilitas, mesomeri, dan induktomeri. Efek polarisasi
apapun arahnya, mengurangi energy dari system dan menstabilkannya. Selain rintangan sterik
bisa mengurangi lebih hasil dari senyawa (3).

KESIMPULAN
Kompleks organometal dari tiokarbanilida tersubstitusi menggunakan mangan (II) klorida, yang
disintesis mempunyai kompleks inner sphere, tidak stabil dalam larutan panas. Sejak garam emas,
dan garam tembaga dari tiokarbanilida mempunyai aktivitas antituberculous dan kompleks tembaga
dari tiokarbanilida mempunyai aktivitas antifenoloksidase, sintesis kompleks inner sphere mangan
(II) klorida mempunyai aktivitas biologi. Disamping itu, tiokarbanilida tersubstitusi bisa digunakan
sebagai reagen analitik untuk memisahkan mangan atau mangan halida dalam media larutan asam.

Anda mungkin juga menyukai