Anda di halaman 1dari 5

Nama: Nurul Hidayati

NIM : PO7120119067
Resume Kewirausahaan

KONSEP DASAR DAN PRINSIP-PRINSIP KEWIRAUSAHAAN


Kewirausahaan / Entrepreneurship merupakan suatu fenomena yang terkenal
dewasa ini dan akan menjadi pola tatanan baru dalam kehidupan masyarakat untuk
waktu yang akan datang.
Dunia wirausaha merupakan dunia bisnis yang penuh dengan resiko dan
ketidakpastian , yaitu antara keberhasilan dan kegagalan mudah dan cepat terjadi
sehingga dalam hal ini perlu penguasaan, pengetahuan pemahaman kewirausahaan
secara baik
Kewirausahaan/ Entrepreneurship sangat penting bagi masyarakat agar mereka
dapat bagaimana mereka berwirausaha dan bagaimana cara memanfaatkan
kemampuan dirinya secara optimal guna dapat menangkap peluang-peluang bisnis
yang selalu terjadi setiap saat serta melaksanakan kegiatan secara mandiri.Tujuan
utama pembelajaran kewirausahaan adalah membentuk jiwa wirausaha terutama
mahasiswa, sehingga yang bersangkutan menjadi individu yang kreatif, inovatif dan
produktif

Memahami Wawancara Dalam Kewirausahaan

1.Ketepatan Memahami dan Menguasai Kegiatan


2. Wawancara Ketepatan dalam Memperoleh Informasi tentang Kewirausahaan
3. Mampu mengembangkan jiwa berwirausaha bagi generasi muda

Memahami Dan Menguasai Kegiatan Wawancara

Wawancara menurut Nazir (1988) adalah proses memperoleh keterangan untuk


tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya
atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat
yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari


adalah antara lain:
▪ Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal- mengenal sebelumnya.
▪ Responden selalu menjawab pertanyaan.
▪ Pewawancara selalu bertanya.
▪ Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi
harus selalu bersifat netral.
▪ Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya.
▪ Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide.

Untuk melakukan wawancara, ada anggapan yang harus atau perlu dipegang
yaitu:
1.Bahwa subyek atau responden adalah yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2.Bahwa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah hal yang
sebenar-benarnya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan- pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.

Wawancara juga dapat dibendakan menjadi wawancara terstruktur dan


wawancara tidak terstruktur.

Beberapa ciri-ciri wawancara terstruktur adalah sebagai berikut:


1. Daftar pertanyaan dan kategori jawaban terlah dipersiapkan
2. Kecepatan wawancara terkendali
3. Tidak ada fleksibilitas (pertanyaan atau jawaban)
4. Mengikuti Pedoman / Guideline Wawancara (dalam urutan pertanyaan, penggunaan
kata dan kalimat, pilihan jawaban dan tidak improvisasi)
5. Tujuan wawancara biasanya untuk mendapatkan penjelasan tentang suatu fenomena

Wawancara tidak tersetruktur memiliki ciri-ciri berikut ini :


1. Pertanyaan yang diajukan bersifat sangat terbuka, jawaban subyek bersifat meluas
dan bervariasi
2. Kecepatan wawancara sulit diprediksi
3. Sangat Fleksibel ( dalam hal pertanyaan maupun jawaban)
4. Pedoman wawancara (guideline interview) sangat longgar urutan pertanyaan,
penggunaan kata, alur pembicaraan, dan lain sebagainya.
5. Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui suatu fenomena

Jenis Wawancara

(1) wawancara terencana


(2) wawancara insidental
Wawancara terencana dilakukan untuk memperoleh bahan-bahan informasi sesuai
dengan tema yang telah direncanakan sebelumnya. Untuk melakukan 5 wawancara
terencana, pewawancara terlebih dahulu harus menyiapkan interview guide (pedoman
wawancara) dan menetukan narasumber atau informan yang relevan.Sedangkan
dalam wawancara insidental pewawancara kurang memungkinkan untuk
mempersiapkan ha-hal tersebut, mengingat obyek atau peristiwa yang terjadi bersifat
insidental atau tidak terencana. Kendati demikian, bukanlah berarti bahwa
pewawancara tidak memiliki pengetahuan mengenai cara atau aturan wawancara
tertentu.

Ketentuan Dalam Wawancara


1. Penentuan Informan
2. Pedoman Wawancara
3. Lima ‘W’ dan Satu ‘H’
4. Alat Bantu

Informasi Terkait Kewirausahaan

Definisi Kewirausahaan menurut David E. Rye (1996) adalah suatu pengetahuan terapan
dari konsep dan teknik manajemen yang disertai risiko dalam merubah atau memproses
sumberdaya menjadi output yang bernilai tambah tinggi (value edded).kewirausahaan memiliki
potensi untuk itu. Potensi tersebut ditandai oleh beberapa keunggulan komparatif (comparative
advantages) dibandingkan dengan konglomerasi. Di masa mendatang, para wirausahawan dituntut
untuk mampu mentransformasikan keunggulan kompetitif nasional
Entrepreneur dalam dunia bisnis telah banyak dijadikan pilihan bagi sebagian besar pelaku
bisnis. Entrepreneur telah dianggap memiliki kemampuan untuk mandiri dan berhasil, dan bahkan
memberikan peluang kerja bagi orang lain.

Wirausahawan adalah Orang yang memiliki sifat-sifat kewirausahaan (keberanian mengambil


resiko, keutamaan, kreativitas dan keteladanan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan
berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri).
Kewirausahaan dalam konteks kehidupan sehari-hari:
(1) Kemampuan kuat untuk berkarya (terutama dalam bidang ekonomi)
dengan semangat mandiri;
(2) Mampu membuat keputusan yang tepat dan berani mengambil resiko;
(3) Kreatif dan inovatif;
(4) Tekun teliti dan produktif;
(5) Berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat.

Fungsi pokok wirausaha:


(1) Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil resiko tentang tujuan dan sasaran
perusahaan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani. Skala usaha dan permodalannya dan
tentang kriteria pegawai/karyawan dan cara memotivasi dan mengendalikannya;
(2) Mencari dan menciptakan berbagai cara baru, terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau
input, serta mengolahnya menjadi barang dan jasa yang menarik dan memasarkan barang dan jasa
tersebut untuk memuaskan langganan dan sekaligus memperoleh keuntungan.

Karakter-karakter yang paling dibutuhkan untuk mendukung munculnya seorang


wirausaha yang berpeluang sukses:
(1) Daya gerak (drive), seperti inisitaif, semangat, tanggung-jawab, ketekunan dan kesehatan;
(2) Kemampuan berpikir (thinking ability), seperti gagasan asli, kreatif, kritis dan analitis;
(3) Kemampuan membina relasi (competency in human relation), seperti mudah bergaul
(sociability),mempunyai tingkat emosi yang stabil (EQ tinggi), ramah, suka membantu (cheer
fullness), kerja sama, penuh pertimbangan (consideration), dan bijaksana (tactfulness);
(4) Mampu menyampaikan gagasannya (communication skills), seperti terbuka dan dapat
menyampaikan pesan secara lisan (bicara) atau tulisan (memo);
(5) Keahlian khusus (technical knowledge), seperti menguasai proses produksi atau pelayanan yang
dibidanginya, dan tahu dari mana mendapatkan informasi yang diperlukan

Ciri dan cara wirausahawan unggul (sukses):


(1) Berani mengambil risiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha menghindarinya
(2) Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk langganan,
pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara
(3) Antisipatif terhadap perubahan akomodatif terhadap lingkungan
(4) Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi
(5) Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui investasi baru di
berbagai bidang.

Ciri dan cara wirausahawan tangguh:


(1) Berpikir stratejik serta adaptif terhadap perusahaan dalam berusaha mencari peluang
keuntungan termasuk yang mengandung risiko yang agak besar dan dalam mengatasi berbagai
masalah;
(2) Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan
langganan;
(3) Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan
pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern;
(4) Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan
pembinaan motivasi dan semangat kerja serta penumpukkan permodalan.

Mengembangkan Jiwa Berwirausaha Bagi Generasi Muda

Pengertian Ide

Lahirnya ide dalam diri seorang wirausaha merupakan langkah awal dari suatu inovasi bisa
dilakukan oleh seorang wirausaha bila orang tersebut mampu melahirkan ide atau gagasan bisnis
dalam pikirannya."Definisi ide adalah buah pikir manusia yang muncul karena adanya suatu
pengamatan yang secara rasional dianggap logis dan memiliki nilai manfaat baru“.

A. Prinsip Melahirkan Ide


Beberapa prinsip dalam melahirkan subuah ide dalam pikiran manusia adalah sebagai berikut:
1. Selalu Membuka Pikiran
a. Berpikir bahwa ide Anda adalah yang terbaik, karena kondisi tersebut akan membimbing Anda
menghasilkan ide-ide yangbaik.
b. Perenungan, introspeksi dan umpan balik membantu Anda memperoleh ide-ide terbaik.
2. Selalu Membuka Mata Melihat keberhasilan dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan orang
atau perusahaan lain adalah cara terbaik dan lebih efisien

B. Sumber Menggali lde


Beberapa sumber atau potensi untuk menggali suatu ide adalah sebagai berikut:
1. Mencari kebutuhan konsumen
2. Mengamati mata rantai saluran distribusi perusahaan
3. Kebijakan Pemerintah
4. Penelitian dan Pengembangan
5. Hobby
6. Kecendrungan prilaku konsumen
7. Kegunaan lain dari barang yang sudah ada (menambah Utility)
8. Peristiwa di suatu wilayah
9. Moment kegiatan atau hari-hari besa

Kreatifitas adalah inisiatif terhadap penciptaan suatu produk atau proses yang bermanfaat,
benar, tepat, dan bernilai ROCKLER (Materi pelatihan Kewirausahaan LP3I Bandung ,2004) dalam
Innovative Teaching Strategies mendefinisikan kreatifitas adalah kesadaran seseorang untuk
mendapatkan suatu perspektif baru dan sebagai hasilnya membawa sesuatu yang baru. Sifat
keorisinilan seorang wirausaha menuntut adanya kreativitas dalam pelaksanaan tugasnya

Bila seseorang telah memiliki unsur-unsur kreativitas atau daya cipta, maka apakah dia dapat
disebut sebagai orang yang kreatif (creativeperson).
Menurut A. Roe (1963, Psychological Approaches to Creativity in Science, New York University,
New York), bahwa syarat- syarat agar seseorang disebut kreatif, antara lain:
1. Keterbukaan terhadap pengalaman (openness toexperience).
2. Pengamatan melihat dengan cara yang biasa dilakukan (observance seeing things in unusual
ways).
3. Keingintahuan (curiosity).
4. Menerima dan merekonsiliasi lawan yang tampak (accepting and reconciling apperent
opposites).
5. Toleransi terhadap ambiguitas (tolerence ofambiguity).
6. Kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tindakan (independence in judgement, thought and
action).
7. Memerlukan dan menerima otonomi (needing and assuming autonomy).
8. Kepercayaan terhadap diri sendiri(self-reliance).
9. Tidak sedang tunduk kepada pengawasan kelompok (not being subject to group standards and
control).
10. Kesediaan untuk mengambil risiko yang diperhitungkan (willingness to take calculated risks).
11. Ketekunan (persistence)

Kreativitas adalah kompetitif isu, bukan sekadar sesuatu yang baik. Kreativitas
merupakan sumberdaya yang sangat bernilai tinggi dan untuk itu harus dipelihara dan dihidupkan,
bukan disia-siakan, mempertimbangkan besamya biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan
talenta daya cipta (creativetalent) dan infrastruktur pendukung pekerjaan yang kreatif. Mengelola
Kreativitas memang memerlukan sebuah sikap eksperimental (experimental attitude) terhadap
pengembangan tipe-tipe baru organisasi. Banyak organisasi kewirausahaan, pada hakikatnya,
adalah laboratorium di mana struktur organisasi disesuaikan dengan tantangan bisnis masa depan
yang saat ini sedang berkembang.

Anda mungkin juga menyukai