PENDAHULUAN
Kalkulus menginterpretasi gerakan objek sebagai kurva atau fungsi, dan kemudian
menentukan nilai dari fungsi-fungsi tersebut untuk menghitung tingkat perubahan gerakan,
area, atau volume. Menggunakan kalkulus, Anda dapat menentukan bahwa perkiraan
cenderung ke arah hasil akhir yang tepat yang disebut batas (limit).
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
Untuk mempelajari konsep mengenai kekontinuan fungsi, limit tak hingga dan limit di
tak hingga serta menyelesaikan soal aplikasi yang berhubungan dengan ketiganya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dua buah buku yang dikritisi
Buku Pertama
Judul : Diktat Kalkulus Universitas Negeri Medan
Penerbit : FMIPA Unimed
Buku Kedua
Judul : Kalkulus
Pengarang : Edwin J. Purcell, Dale Varbeg dan Steven E. Rigdon
Penerbit : Erlangga
2.2Penulisan konsep/defenisi
Kekontinuan fungsi
Pada buku pertama kekontinuan fungsi didefenisikan sama dengan pengertian
sehari-hari yaitu tersambung atau berkelanjutan atau tidak terputus. Dan pada buku
kedua kata kontinu digunakan untuk menyatakan suatu proses yang berkelanjutan
tanpa perubahan yang mendadak. Kedua buku memiliki kesamaan dalam
pendefenisian kekontinuan fungsi.
Limit tak hingga
Pada buku pertama dan buku kedua memuat defenisi yang sama mengenai
limit tak hingga, yaitu limit tak hingga didefenisikan suatu fungsi yang terdefenisi
pada selang tebuka I yang memuat c kecuali mungkin di c itu sendiri, Limit fungsi f
untuk x mendekati c sama dengan jika untuk setiap bilangan besar M > 0 terdapat
suatu bilangan >0. Limit fungsi f untuk x mendekati c sama dengan -, Jika untuk
suatu bilangan kecil N<0 terdapat suatu bilangan >0.
Limit di tak hingga
Pada buku pertama Limit di tak hingga didefenisikan sebagai fungsi f yang
terdefenisi pada selang (c,). jika f(x) mendekati suatu nilai LR untuk x membesar
tanpa batas dan adapula pendefenisian sama untuk fungsi yang terdefenisi pada selang
(-,c). pada buku kedua mendefenisikan ketika x , tidak menyatakan secra
langsung bahwa disuatu tempat yang jauh, jauh kekanan pada sumbu-x terdapat
sebuah bilangan (lebih besar dari pada semua bilangan) yang didekati oleh x. Namun,
kita gunakan x sebagai cara singkat untuk mengatakan bahwa x menjadi semakin
membesar tanpa batas. Kesimpulannya kedua buku memiliki pendefenisian sama
mengenai limit di tak hingga.
2
2.3Kedalam penjelasan konsep/defenisi
Kekontinuan Fungsi
Pada buku pertama dan kedua penjelasan mengenai konsep kekontinuan
fungsi diawali dengan memberikan 3 buah contoh fungsi yang 2 diantaranya tidak
kontinu dan menampilkan grafiknya, lalu dari contoh soal ditemukan syarat-syarat
apabila suatu fungsi dikatakan kontinu pada titik c. pada penjabaran defenisi dan
teorema buku pertama dan kedua memiliki sedikit perbedaan, pada buku pertama
lebih menitik beratkan kepada kontinu pada interval dengan menampilkan
beberapa contoh soal dan penggambaran grafiknya. Dan pada buku kedua kontinu
fungsi lebih menjabarkan tentang teorema-teorema kekontinuan fungsi yang ada,
namun pada buku kedua penyajian teorema tidak diikut sertakan contoh-contoh
dari beberapa teorema yang ada.
3
Perbedaan buku I dan II
Buku I menyajikan begitu banyak contoh namun setiap contoh tidak diikut
sertakan grafik dari fungsinya, Sedangkan buku II contoh lebih sedikit
namun setiap contoh disajiakan penggambaran dari grafik fungsinya.
Pada buku I teorema teorema yang ada tidak terlalu dijelaskan mengenai
defenisinya, sedangkan pada buku II dijelaskan lebih rinci.
b. Limit tak hingga
Persamaan buku I dan II
Sama pendefenisian mengenai limit tak hingga
Teorema-teorema yang digunakan sama
Perbedaan buku I dan II
pada buku I kaitan asimtot dengan limit tak hingga lebih mudah dipahami
dibandingkan yang ada di buku I
c. Limit di tak hingga
Persamaan buku I dan II
Sama pendefenisian mengenai limit di tak hingga
Metode atau cara yang digunakan dalam penyelesaian soal sama
Perbedaan buku I dan II
grafik fungsi limit di tak hingga yang disajikan pada buku II lebih banyak
Soal pada buku II lebih bervariasi dibandingkan buku I
Jawaban contoh soal yang tersedia di kedua buku, lebih mudah memahami
buku yang ke II
4
hampir sama dengan buku I yang membedakan buku II menyertakan gambar grafik
fungsi dari contoh yang diberikan sehingga lebih mudah dipahami.
kekontinuan fungsi
pada buku I soal-soal yang disajikan diakhir materi begitu banyak namun kurang
bervariasi jika dibandingkan dengan buku II. Buku I lebih banyak soal sulitnya. Pada
buku II soal-soalnya lebih banyak ragamnya seperti menyajikan soal-soal yang mudah
diawal dan semakin naik nomornya maka tingkat kesulitan soal juga naik dan itu lebih
efisien ketimbang buku I yang menekankan pada soal soal sulit yang agak lari dari contoh
materi yang disajikan.
Pada buku I soal yang disajikan kurang bervariasi atau tingkatan kesulitan soal dari
awal nomor sampai akhir kurang merata, maksudnya tingkat kesulitan soal pada nomor
pertengahan hingga akhir hampir sama. Soal mengenai limit tak hingga trigonometri
sanagt sedikit lebih tepatnya hanya satu soal saja. Pada buku II soal-soalnya lebih
bervariasi, soal yang ditanyak pun tidak melulu pada menentukan nilai limitnya tetapi
juga ada mengenai keterkaitan dengan salah satu materi dalam pelajaran fisika dan soal-
soal mengenai trigonometri lebih banyak dengan tingkatan kesulitan yang bervariasi
serta ada juga soal yang meminta menggambarkan grafik fungsi.
5
BAB III
KESIMPULAN
Kelebihan
menjelaskan secara rinci dan mendetail mengenai kekontinuan fungsi pada
selang tertentu atau pada interval
ketersediaan begitu banyak contoh dalam memudahkan mahasiswa dalam
pemahaman materi
setelah memeparkan keseluruhan materi, buku menyediakan soal-soal latihan
yang melimpah dan bervariasi.
Kekurangan
Pendefenisian mengenai setiap materi terbatas pada materi itu saja
Tidak tersedianya penggambaran grafik pada beberapa contoh soal
Ada beberapa teorema pada buku II yang tidak terdapat pada buku I
Pada pemaparan materi limit di tak hingga hanya menjelaskan bagaimana
mencari nilai limit dengan membagi fungsi dengan variabel pangkat tertinggi
tidak ada contoh soal yang menyederhanakan terlebih dahulu fungsinya.
setelah memeparkan keseluruhan materi, buku menyediakan soal-soal latihan
yang melimpah dan bervariasi.
Kelebihan
pendefenisian dari setiap materi lebih luas
Teorema-teorema yang disajikan lebih banyak
penggambaran grafik dari setiap materi lebih jelas dan mudah dipahami
Setiap contoh soal memuat penyelesaian dalam bentuk grafik
Kekurangan
Kurangnya pendefenisian dalam pemaparan materi mengenai keterkaitan limit
tak hingga dan limit di tak hingga dengan asimtot
kekurang jelasan dalam penggambaran asimtot pada grafik sehingga membuat
mahasiswa kesulitan dalam menentukan asimtot vertikal dan asimtot
horizontal
6
3.2 Kesimpulan
3.3 Saran
Saran saya buku pertama seharusnya menyajikan grafik penyelesaian dari setiap
contoh soal yang dipaparkan agar pemahaman mahasiswa tidak hanya dalam mencari
jawabannya saja tetapi juga dalam penggambaran grafik fungsinya. Dan buku I juga
seharusnya memberikan pendefenisian lebih rinci mengenai pengenalan suatu materi terlebih
dahulu, tidak langsung ke intinya karena matematika adalah ilmu yang saling
berkesinambungan.
7
LAMPIRAN