Anda di halaman 1dari 14

Nama : khailla faiza Ryziek

Kelas : X TEI

Bab 1

Apersepsi

Perhatikan gambar di atas Gambar tersebut memperlihatkan suasana upacara peringatan Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia tiap tanggal 17 Agustus. Buatlah lima pertanyaan mengenai-gambar
tersebut berkaitan dengan syarat-syarat pokok terbentuknya suatu negara. Selanjutriya, buatlah
kelompok yang terdiri dari 3-5 orang dan diskusikanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
kalian susun. Anda telah berdiskusi mengenai syarat-syarat pokok terbentuknya suatu negara. Menurut
Plato, negara adalah suatu tubuh yang senantiasa maju, berevolusi, dan terdiri dari orang-orang
(individu-individu). Suatu negara tidak terlepas dari bangsa. Bangsa adalah sekelompok orang yang
berada dalam wilayah yang sama, yang merasa memiliki persatuan seriasib yang sama, beberapa budaya
yang sama, mitos leluhur bersama dan memiliki keinginan yang sama untuk bersatu.

Dalam bab ini akan dibahas pengertian dan proses terbentuknya bangsa serta hakikat negara. Pada
pengertian dan proses terbentuknya bangsa akan dibahas pengertian bangsa dan unsur-unsur
terbentuknya bangsa. Pada hakikat negara akan dibahas pengertian negara, unsur-urisur pembentuk
negara, proses terjadinya suatu negara, sifat hakikat suatu negara, tujuan negara, dan ciri-ciri negara.

A. Pengertian dan Proses Terbentuknya

Bangsa

1. Pengertian Bangsa

Bangsa adalah sekelompok orang yang berada dalam wilayah yang sama, yang merasa memiliki
persatuan senasib yang sama, beberapa budaya yang sama, mitos leluhur bersama dan memiliki
keinginan yang sama untuk bersatu. Terdapat beberapa pendapat mengenai bangsa yang dinyatakan
oleh para tokoh. Berikut adalah sebagian di antaranya.

a. Ernest Renan

Ernest Renan menandaskan bangsa adalah suatu nyawa, suatu asas akal yang terdiri dari dua hal, yaitu
pertama, rakyat dahulu harus bersama-sama menjalani suatu riwayat; kedua, rakyat sekarang harus
mempunyai kemauan, keinginan hidup menjadi satu.
b. Otto Bauer

Otto Bauer menegaskan bangsa adalah kelompok manusia yang terbentuk karena mempunyai suatu
kesamaan karakter atau watak. Karakter atau watak ini tumbuh karena adanya kesamaan pengalaman.

c. Friedrich Ratzel

Menurut Friedrich Ratzel, bangsa terbentuk karena terdapat suatu hasrat untuk bersatu. Hasrat tersebut
muncul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya

d. Hans Kohn

Menurut Hans Kohn, bangsa terbentuk karena adanya persamaan ras, bahasa, adat istiadat, dan agama.
Faktor-faktor tersebut menjadi pembeda antarbangsa.

e. G. A. Jacobsen dan M. H. Lipman

Menurut G. A. Jacobsen dan M. H. Lipman, bangsa timbul karena adanya kesatuan budaya (cultural
unity) dan kesatuan politik (political unity).

f. Ben Anderson

Ben Anderson menyatakan bangsa merupakan suatu komunitas politik yang dibayangkan berada dalam
suatu wilayah dengan batas yang jelas serta berdaulat.

Badri Yatim (dalam Maryanto, 2015) menandakan bahwa konsep bangsa memiliki dua pengertian, yaitu
bangsa dalam pengertian sosio-antropologis dan bangsa dalam pengertian politis. Dalam pengertian
sosio-antropologis, bangsa adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri dimana setiap
anggota persekutuan hidup tersebut merasa sebagai satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat-
istiadat. Dalam pengertian politis, bangsa adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama yang
tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam (diikat oleh
kekuasaan politik), yaitu negara. Jadi, yang dimaksud dengan bangsa dalam arti politis adalah bangsa
yang sudah bernegara dan mengakui serta tunduk pada kekuasaan dari negara yang bersangkutan.

2. Unsur-unsur Terbentuknya Bangsa


Dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politics Friedrich Hertz mengungkapkan bahwa
setiap bangsa memiliki empat unsur inspirasi Budiyanto, 2006). Keempat unsur inspirasi itu adalah
sebagai berikut:

a. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi, politik,
agama, kebudayaan,komunikasi, dan solidaritas,

b. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya, yaitu bebas dari
dominasi dan campur tangan bangsa asing terhadap urusan dalam negerinya.

c. Keinginan hidup dalam kemandirian, keunggulan, individualitas dan kebebasan.

d. Keinginan untuk menonjol di antara bangsa-bangsa dalam hal mencapai kehormatan, pengaruh, dan
prestise.

Faktor-faktor pembentuk bangsa dapat dilihat dari dua aspek

Kedua aspek itu adalah sebagai berikut:

1. Faktor Pembentukan Bangsa Menurut Dasar Identitas Menurut Chotib, dkk (2006), faktor
pembentukan bangsa menurut dasar identitas adalah sebagai berikut.

a. Primordial

Primordial merupakan suatu ikatan kekerabatan/darah dan keluarga, serta adanya kesamaan suku
bangsa, daerah, bahasa, dan adat istiadat.

b. Sakral

Sakral merujuk pada adanya suatu kesamaan agama yang diyakini oleh masyarakat. Kesamaan agama ini
menimbulkan asas ideologi yang kuat sehingga keterkaitannya dapat membentuk suatu bangsa.

c. Tokoh

Tokoh yang kharismatik bagi suatu masyarakat akan menjadi panutan untuk mewujudkan misi-misi
bangsa,

d. Sejarah

Sejarah dan pengalaman masa lalu, misalnya penderitaan akibat penjajahan, akan melahirkan perasaan
solidaritas atau kesetiakawanan dan senasib.

e. Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan ini merujuk pada faktor kesadaran anggota masyarakat mengenai pentingnya persatuan
walau terdapat berbagai perbedaan.

f. Perkembangan ekonomi
Adanya perkembangan ekonomi yang terspesialisasi sesuai kebutuhan masyarakat akan meningkatkan
mutu dan variasi kebutuhan masyarakat yang lain.

g. Kelembagaan

Adanya berbagai lembaga pemerintahan dan politik dapat mem pertemukan berbagai kepentingan di
kalangan masyarakat.

DISKUSIKAN

B. Hakikat Negara

1. Pengertian Negara

Secara etimologis, istiah negara dalam bahasa Inggris adalah state. Adapun dalam bahasa Belanda dan
Jerman adalah staat. Kata ini berasal dari bahasa Latin, status atau statum yang berarti "meletakkan
dalam keadaan berdiri"; "menempatkan"; atau "membuat berdin".

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, negara adalah (1) organisasi dalam suatu wilayah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat, (2) kelompok sosial yang menduduki
wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif,
mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya

Selain arti etimologis dan arti leksikal yang dikemukakan di atas, para ahli mengemukakan gagasannya
sendiri mengenai pengertian negara. Berikut ini adalah pengertian negara menurut beberapa ahli.

a. Plato

Menurut Plato, negara adalah suatu tubuh yang senantiasa maju, berevolusi, dan terdiri dari orang-
orang individu-individu (Lisyarti, 2007).

b. Thomas Hobbes

Menurut Thomas Hobbes, negara adalah suatu tubuh yang dibuat oleh orang banyak, yang masing-
masing berjanji akan memakainya menjadi alat untuk keamanan dan perlindungan mereka (Lisyarti,
2007)

c. J. J. Rousseau

Menurut J. J. Rousseau, negara adalah perserikatan dari rakyat yang melindungi dan mempertahankan
hak masing-masing diri dan harta benda anggota-anggota yang tetap hidup dengan bebas merdeka
(lisyars, 2007).
d. Max Weber

Menurut Max Weber, negara adalah suatu masyarakat yang memiliki monopoli dalam penggunaan
kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh
suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan memaksa (Maryanto, dkk., 2006).

e. Aristoteles

Menurut Aristoteles, negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakup beberapa desa, hingga
pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan kehormatan bersama
(Maryanto, dkk., 2006).

f. Georg Jelinek

Menurut Georg Jelinek, negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah
berkediantan di wilayah tertentu(Kristiadi, 2009)

g. Friedrich Hegel

Menurut Friedrich Hegel, negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis
kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal (Kristiadi, 2009),

h. R. Djokosoetano

Menurut R. Djokosoetono, negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada
di bawah suatu pemerintahan yang sama (Kristiadi, 2009)

i. Ibnu Khaldun

Menurut Ibnu Khaldun, negara merupakan suatu tubuh yang persis sama seperti tubuh manusia fubuh
manusia mengalami masa lahir dan tumbuh (groe), masa muda dan dewasa (bloe dan masa tua dan mati
(vergaan) isyarti, 2007).

2 Unsur-unsur Pembentuk Negara


Unsur terbentuknya negara dapat dibagi dua, yaitu unsur pokok dan unsur tambahan. Berikut
penjelasan kedua unsur tersebut.

a. Unsur Pokok

Unsur pokok terbentuknya negara adalah unsur mutlak yang harus ada pada saat negara didirikan Unsur
ini disebut unsur konstitutif Unsur pokok itu meliputi rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berdaulat

1) Rakyat

Rakyat adalah semua orang yang berada dan berdiam dalam suatu negara atau menjadi penghuni
negara yang tunduk pada kekuasaan negara yang bersangkutan. Rakyat dapat dibedakan menjadi
penduduk dan bukan penduduk serta warga negara dan bukan warga negara.

a) Penduduk dan bukan penduduk

(1) Disebut sebagai penduduk apabila bertempat tinggal atau mendiami suatu wilayah negara dalam
jangka waktu yang cukup lama. Penduduk yang memiliki status kewarganegaraan dari wilayah negara
yang bersangkutan dinamakan warga negara, sementara penduduk yang menetap karena suatu
pekerjaan disebut sebagai warga negara asing.

(2) Disebut sebagai bukan atau non penduduk apabila bertempat tinggal atau mendiami suatu wilayah
negara untuk sementara waktu (dalam jangka yang pendek), misalnya wisatawan

b)Warga negara dan bukan warga negara

(1) Disebut warga negara apabila seseorang berdasarkan hukum merupakan anggota dari wilayah
negara yang bersangkutan dengan memiliki status kewarga negaraan asli maupun keturunan asing

(2) Disebut bukan (non) warga negara apabila seseorang berdasarkan hukum bukan merupakan anggota
dari wilayah negara yang bersangkutan dengan memiliki status kewarganegaraan asli maupun
keturunan asing

2) Wilayah atau daerah Menurut I Wayan Parthiana, wilayah merupakan suatu ruang tempat warga
negara atau penduduk negara yang bersangkutan hidup serta menjalankan berbagai aktivitasnya.
Sementara itu, Ensiklopedia Umum mendefinisikan wilayah negara sebagai suatu bagian muka bumi
daerah tempat tinggal, tempat hidup dan sumber hidup warga negara dari negara tersebut. Wilayah
suatu negara dapat dibedakan atas wilayah daratan, wilayah perairan, wilayah udara, dan wilayah
ekstrateritorial.
a) Daratan

Wilayah daratan didefinisikan sebagai suatu bagian dari daratan yang menjadi tempat bermukim dan
berdiam warga negara atau penduduk negara bersangkutan Ruang lingkup wilayah daratan ini
mencakup permukaan tanah di daratan dan tanah di bawah daratan tersebut.

b) Perairan

Wilayah perairan adalah bagian perairan yang merupakan wilayah suatu negara. Pasal 1 Ayat (4)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 mengenai Perairan Indonesia menyebutkan bahwa "Perairan
Indonesia adalah laut teritorial Indonesia beserta perairan kepulauan dan perairan pedalamannya."

c. Udara

Ruang udara yang merupakan bagian wilayah negara adalah ruang udara yang terletak di atas
permukaan wilayah daratan dan di atas permukaan wilayah perairan.

d. Ekstrateritorial

Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu negara yang berada di luar wilayah negara itu. Contohnya
adalah kantor kedutaan besar suatu negara di negara lain,

3)Pemerintahan yang berdaulat

Negara memiliki suatu alat atau perangkat yang berfungsi untuk menyelenggarakan tugas kenegaraan
demi mencapai tujuan nasional. Alat atau perangkat negara tersebut adalah pemerintah.

Dalam arti sempit, pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja. Dalam arti luas, pemerintah mencakup
aparatur negara yang meliputi organ-organ, badan-badan atau lembaga-lembaga, yang melaksanakan
berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan negara. Dengan kata lain, pemerintah dalam arti luas adalah
semua lembaga negara yang terdiri dari lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif

Menurut Carl J. Fredrich, istilah pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh
negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan negara itu sendiri, Surbakti
(2000) menulis sejumlah hal mengenai pemerintahan sebagai berikut:

a) Ditinjau dari segi dinamika, pemerintahan berarti segala kegiatan atau usaha yang terorganisasikan,
bersumber pada kedaulatan dan berlandaskan pada dasar negara, mengenai rakyat dan wilayah negara
itu demi tercapainya tujuan negara.
b) Ditinjau dari segi struktural fungsional, pemerintahan berart seperangkat fungsi negara, yang satu dan
lainnya saling berhubungan secara fungsional dan melaksanakan fungsinya atas dasar-dasar tertentu
demi tercapainya tujuan negara.

c) Ditinjau dari aspek tugas dan kewenangan negara, pemerintahan berarti seluruh tugas dan
kewenangan negara.

b. Unsur Tambahan

Unsur tambahan adalah unsur yang tidak mutlak ada pada saat negara berdiri, tetapi unsur ini boleh
dipenuhi atau menyusul dipenuhi setelah negara berdiri Unsur tambahan disebut juga unsur deklaratif.
Unsur tambahan terdiri dari hal-hal berikut:

1) Pengakuan de facto, yaitu pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada atau fakta yang sungguh-
sungguh nyata tentang berdirinya suatu negara.

a. Pengakuan de facto bersifat tetap adalah pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara yang
hanya bisa menimbulkan hubungan dalam bidang perdagangan dan ekonomi.

b) Pengakuan de facto bersifat sementara adalah peng akuan yang diberikan oleh negara lain tanpa
melihat perkembangan negara tersebut. Apabila negara tersebut hancur, maka negara lain akan
menarik pengakuannya.

2) Pengakuan de jure, yaitu pengakuan berdasarkan pernyataan resmi menurut hukum internasional.

a) Pengakuan de jure bersifat tetap adalah pengakuan dari negara lain yang berlaku untuk selamanya
karena kenyataan yang menunjukkan adanya pemerintahan yang stabil

b) Pengakuan de jure bersifat penuh adelah terjadinya hubungan antarnegara yang mengakui dan diakui
dalam hubungan dagang, ekonomi, dan diplomatik Negara yang mengakui berhak menempati konsulat
atau membuka kedutaan di negara yang diakui.

3. Proses Terjadinya Suatu Negara

Terbentuknya suatu negara dapat dibedakan dalam tiga proses, yaitu proses secara alamiah, faktual,
dan teoretis.

a. Secara alamiah

Terjadinya negara secara alamiah yaitu munculnya negara yang diawali adanya keluarga yang memiliki
kebutuhan masing-masing yang kemudian berevolusi ke tingkat yang lebih kompleks. Secara alamiah,
terjadinya sebuah negara melalui beberapa tahapan dan tidak ada hubungan dengan negara yang telah
ada sebelumnya. Adapun tahap-tahap pertumbuhannya adalah sebagai berikut (Lisyarti, 2007).
1) Persekutuan Masyarakat/Suku (Genootschaft) Persekutuan masyarakat merupakan kehidupan
manusia yang diawal dari keluarga, kemudian kelompok-kelompok masyarakat hukum (suku). Satu suku
berkembang menjadi dua suku, tiga sucu, dan seterusnya hingga menjadi besar dan kompleks.
Perkembangan tersebut bisa terjadi karena faktor alami atau karena penaklukan-penaklukan antarsuku

2) Kerajaan (Rijk/Reich) kerajaan adalah tahap yang dimulai dari kepala suku yang semula berkuasa di
masyarakat yang dipimpin, kemudian mengadakan ekspansi dengan melakukan penaklukan penaklukan
kepada daerah lain. Pada tahap ini muncul kesadaran hak milk dan hak atas tanah

3) Negara (State)

Negara adalah tahap yang dimulai dari negara yang diperintah oleh raja yang absolut dengan sistem
pemerintahan tersentralisasi. Ciri-ciri tahap ini adalah seluruh rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan
perintah raja dan hanya ada satu identitas kebangsaan. Tahap ini disebut juga tahap nasional dalam
terjadinya sebuah negara. Dalam tahap ini muncul kesadaran akan perlunya demokrasi dan kedaulatan
rakyat.

4) Negara Demokrasi

Negara demokrasi adalah tahap timbulnya keinginan rakyat untuk memegang pemerintahan sendiri.
Artinya, kekuasaan atau latan tertinggi dipegang oleh rakyat. Rakyat berhak memilih pemimpinnya yang
dianggap mampu dalam mewujudkan aspirasinya. Ciri dari tahap ini adalah pemerintahan yang dipimpin
oleh seorang pemimpin pilihan rakyat yang kemudian berkuasa

b. Secara faktual

Secara faktual, beberapa jenis terbentuknya negara di dunia dapat diungkapkan sebagai berikut:

1) Proklamasi

Terjadi saat penduduk pribumi dari suatu wilayah yang diduduki oleh bangsa lain mengadakan
perlawanan atau perjuangan sehingga dapat merebut kembali wilayahnya dan menyatakan
kemerdekaan. Contohnya, Indonesia merdeka dari Belanda dan Jepang pada tanggal 17 Agustus 1945.

2) Separatis (pemisahan)

Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya, kemudian
menyatakan kemerdekaan atau memisahkan diri. Contohnya, Belgia memisahkan diri dari Belanda pada
tahun 1939 dan menyatakan kemerdekaan, Banglades memisahkan diri dari Pakistan, dan Serbia dari
Yugoslavia.

3)Anexatie (penguasaan/pencaplokan)

Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai bangsa lain (di wilayah negara lain) tanpa reaksi atau
perlawanan yang memadai dari penduduk setempat. Contohnya, negara Brael terbentuk dengan
mencaplok daerah Palestina, Suriah,Yordania, dan Mesir.
4)Innovation (pembentukan baru),

Suatu negara baru muncul di atas suatu negara yang pecah dan kemudian lenyap karena suatu hal.
Contohnya, Negara Columbia yang pecah dan lenyap, kemudian di wilayah tersebut muncul negara
baru, yaitu Venezuela dan Kolombia.

5) Acessie (penarikan)

Bertambahnya tanah dari lumpur yang mengeras di kuala sungal (atau daratan yang timbul dari dasar
laut) dan menjadi wilayah yang dapat dihuni manusia sehingga suatu ketika telah memenuhi unsur-
unsur terbentuknya negara. Contohnya, Mesir yang terbentuk dari delta Sungai Nil.

6)Cessie (penyerahan)

Terjadi saat sebuah wilayah diserahkan kepada negara lain atas suatu perjanjian tertentu. Contohnya,
wilayah Sleeswijk diserahkan oleh Austria kepada Prusia (Jerman) karena ada perjanjian bahwa negara
yang kalah perang harus memberikan negara yang dikuasainya kepada negara yang menang. Austria
adalah salah satu negara yang kalah dalam Perang Dunia I

7) Fusi (peleburan)

Terjadi ketika negara-negara kecil mendiami sebuah wilayah, mengadakan perjanjian atau kesepakatan
untuk saling melebur menjadi sebuah negara baru atau dapat dikatakan suatu penggabungan dua atau
lebih negara menjadi negara baru. Contoh, terbentuknya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871, yaitu
peleburan Bayern, Baden, Wurttemberg, dan Konfederasi Jerman Utara.

8)Occupatie (pendudukan)

Terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian diduduki dan dikuasai
oleh suku atau kelompok tertentu dan didirikan negara di wilayah itu. Contohnya, Liberia adalah daerah
kosong yang dijadikan negara oleh para budak negro yang dimerdekakan oleh Amerika tiberia
dimerdekakan pada tahun 1847

9)Pendudukan atas wilayah yang belum ada pemerintahan sebelumnya

Pendudukan ini terjadi terhadap wilayah yang ada penduduknya, namun tidak berpemerintahan.
Contohnya, Australia merupakan daerah baru yang ditemukan Inggris meskipun di sana terdapat suku
Aborigin. Daerah Australia kemudian dibuat koloni-koloni di mana penduduknya didatangkan dari
daratan Eropa. Selanjutnya Australia dimerdekakan tahun 1901.

c. Secara teoretis

Terdapat beberapa teori tentang terbentuknya suatu negara secara teoretis, yaitu sebagai berikut.

1)Teori kontrak sosial


Menurut teori lontrak sosial, negara dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat. Teori ini
adalah salah satu teori terpenting mengenai asal usul negara. Teori ini dapat dilihat melalui pemikiran
Thomas Hobbes, John Locke, dan J.J. Rousseau.

2) Teori kekuatan

Menurut teori kekuatan, negara-negara terbentuk dengan penaklukan dan pendudukan. Melalui
penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok etnis yang lebih kuat terhadap kelompok etnis yang
lebih lemah, dimulailah proses pembentukan negara. Penganut teori ini adalah H. J. Laski, L. Duguit, Karl-
Marx, Oppenheimer dam Kollikles

3) Teori Ketuhanan

Menurut teori ini, negara terbentuk atas dasar keinginan Tuhan. Hal ini berdasarkan atas asas
kepercayaan bahwa segala sesuatu berawal dari Tuhan dan berjalan sesuai kehendak-Nya. Menurut
teori ini, Tuhan yang menciptakan negara sehingga negara dianggap penjelmaan kekuasaan Tuhan.
Akibatnya timbullah paham bahwa raja atau penguasa adalah pilihan Tuhan untuk memerintah sehingga
memiliki kekuasaan mutlak. Penganut teori ini adalah Agustinus, Yulius Stahi, Haller, Kranenburg, dan
Thomas Aquinas.

4) Teori historis

Menurut teori ini, lembaga-lembaga sosial tidak dibuat. tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan
kebutuhan kebutuhan manusia.

5)Teori organis

Menurut teori ini, negara adalah suatu organisme, selayaknya makhluk hidup Individu yang menjadi
komponen negara diibaratkan sebagai sel-sel makhluk hidup.

6)Teori hukum alam

Menurut teori ini, negara terjadi karena kehendak alam yang merupakan suatu lembaga alamiah yang
dibutuhkan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Penganut teori ini adalah Plato,
Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino.

7)Teori kedaulatan hukum

Menurut teori ini, semua kekuasaan dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H.
Krabbe dalam buku Die Moderne Staats-Idee (1919).

4. Sifat Hakikat Suatu Negara

Menurut Miriam Budiardjo (2012), sifat hakikat suatu negara adalah sebagai berikut:
a. Sifat memaksa

Artinya, negara mempunyai kekuatan fisik secara legal. Alat untuk itu adalah polisi, tentara, dan alat
hukum lainnya. Dengan sifatnya yang memaksa, semua peraturan perundang-undangan yang berlaku
diharapkan akan ditaati sehingga keamanan dan ketertiban negara pun tercapai.

b. Sifat monopoli

Artinya, negara menetapkan tujuan bersama masyarakat, yaitu menentukan mana yang boleh baik dan
mana yang tidak boleh/ tidak baik karena dianggap bertentangan dengan tujuan negara dan masyarakat.

c)Sifat mencakup semua (all-embracing)

Artinya, segala peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah untuk semua orang tanpa kecuali.

5. Tujuan Negara

Tujuan negara merupakan pedoman atau arah bagi penyelenggara negara untuk menjalankan
pemerintahannya. Dengan demikian, tiap negara tentu harus memiliki tujuan.

Menurut Roger F. Soltau, tujuan negara memungkinkan rakyat untuk berkembang serta
menyelenggarakan daya ciptanya dengan sebebas mungkin. Terdapat beberapa teori mengenai tujuan
Negara, yaitu sebagai berikut (Lisyarti, 2007)

a. Teori Shang Yang dan N. Machiavelli

Menurut Shang Yang (Tiongkok) dan N. Machiavelli (Italia), tujuan negara adalah kekuasaan. Namun,
keduanya memiliki sudut pandang berbeda tentang bagaimana mencapai kekuasaan tersebut.

Menurut Shang Yang, tujuan negara adalah memperoleh kekuasaan sebesar-besarnya dengan cara
membentuk tentarayang kuat. Hal ini berkaitan dengan suasana saat itu di Tiongkok, yaitu kekacauan
dan peperangan, dengan kekuasaan pemerintah pusat yang terpecah. Menurutnya, terdapat
pertentangan antara negara dan rakyat. Jika negara kuat, maka rakyat lemah, dan sebaliknya, jika
negara lemah maka rakyat kuat.

Sementara Machiavelli mengatakan tujuan negara adalah menghimpun dan memperbesar kekuasaan
negara. Namun, kekuasaan tersebut digunakan untuk mencapai kebesaran dan kehormatan negara
Untuk mencapai kekuasaan tersebut, raja dapat bertindak kejam dan licik.

b. Teori Dante Alighieri

Menurut Dante Alighieri, tujuan dibentuknya negara adalah menciptakan perdamaian dunia, yang dapat
dicapai apabila seluruh negara berada dalam satu kerajaan dunia (imperium) dengan undang-undang
yang seragam bagi semua negara.
c. Teori Immanuel Kant dan Kranenburg

Menurut Immanuel Kant dan Kranenburg, tujuart negara adalah jaminan atas hak dan kebebasan.
Immanuel Kant dan Kranenburg menganjurkan agar hak dan kebebasan warga negara terjamin, di dalam
negara harus dibentuk peraturan atau undang-undang. Namun, keduanya memiliki perbedaan fokus
perhatian.

Immanuel Kant menganjurkan bahwa negara hukum yang dibentuk adalah negara hukum dalam arti
sempit (negara hukum klasik/negara hukum dalam arti formal/nachtwakerstaats) Artinya, negara
berfungsi hanya sebagai penjaga malam yang bertugas hanya menjaga keamanan dan ketertiban.
Negara tidak berkewajiban untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya..

Sedangkan Kranenburg menganjurkan bahwa negara hukum yang terbentuk sebaiknya adalah negara
hukum modern (negara hukum dalam arti luas/ negara hukum welfare state). Artinya, selain menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat, negara berkewajiban pula untuk mewujudkan dan
memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya.

6. Ciri-ciri Negara

Negara memiliki ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri negara adalah sebagai berikut.

a.Coersive instrument (alat yang memaksa), artinya tidak boleh ada organisasi atau manusia yang
bertentangan dengan peraturan atau undang-undang negara. Siapa pun, baik organisasi atau manusia,
yang bertentangan dengan peraturan atau undang-undang dapat dijatuhi sanksi.

b.Zwang ordnung (alat-alat/tata tertib yang memaksa), yang meliputi peraturan perundang-undangan
yang mengikat dan memaksa

c.Top organization, artinya dibandingkan dengan organisasi lainnya, negara dipandang paling tinggi dan
lebih baik bentuk atau kekuasaannya, tujuan organisasinya, UUD-nya, maupun jumlah anggotanya.

d.Psyeke geweld (paksaan bersifat fisik), artinya negara dapat memaksakan suatu tindakan lahir yang
tampak oleh mata terhadap warganya.

e Exorbitante rechten (hak-hak luar biasa), artinya negara mempunyai hak yang lebih banyak dan luar
biasa.

Rangkuman

1.Bangsa adalah sekelompok orang yang berada dalam wilayah yang sama yang merasa memiliki
persatuan senasib yang sama, beberapa budaya yang sama, mitos

2.Menurut KBBI, negara adalah (1) organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi
yang sah dan ditaati oleh rakyat, (2) kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyal kesatuan politik,
berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.

3. Unsur pokok terbentuknya negara adalah rakyat, wilayah atau daerah,pemerintahan yang berdaulat.

4. Rakyat adalah semua orang yang berada dan berdiam dalam suatu negara atau menjadi penghuni
negara yang tunduk pada kekuasaan negara yang bersangkutan.

5.Eosiklopedia Umum mendefinisikan wilayah negara sebagai suatu bagian muka Bumi daerah tempat
tinggal, tempat hidup dan sumber hidup warga negara dan negara tersebut

6. Terbentuknya suatu negara dapat dibedakan dalam tiga proses yaitu proses secara alamiah, secara
faktual, dan secara teoretis

Anda mungkin juga menyukai