http://www.lexlibrum.id
p-issn: 2407-3849 e-issn: 2621-9867
available online at http://lexlibrum.id/index.php/lexlibrum/article/view/111/pdf
Volume 4 Nomor 2 Juni 2018 Page: 714 – 725
doi: http://doi.org/10.5281/zenodo.1286124
Abstrak
Otonomi daerah sebagai amanat UUD Negara RI Tahun 1945 merupakan momentum yang
tepat untuk menciptakan hukum yang lebih sesuai dengan konteks lokal. Pelaksanaan
otonomi daerah berdampak besar pada pola penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Otonomi daerah mengamanatkan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi & tugas pembantuan. Terhadap
kewenangan mengatur yang dimiliki, maka pemerintah daerah dapat mengelola semua
potensi daerah termasuk membuat dan membentuk produk hukum sesuai dengan masalah
yang dihadapi, keunikan dan kebutuhan daerah melalui mekanisme pembuatan produk
hukum daerah dalam bentuk peraturan daerah maupun keputusan daerah sebagai salah satu
landasan hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dalam pembentukan
produk hukum daerah terdapat 4 (empat) unsur tertib regulasi yaitu : Tertib Kewenangan,
Tertib Prosedur, Tertib Substansi dan Tertib Implementasi.
Abstract
Regional autonomy as the mandate of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia is
the right momentum to create laws that are more in line with the local context.
Implementation of regional autonomy has a major impact on the pattern of local
governance. Regional autonomy mandates the autonomous regions to regulate and
manage their own governmental affairs based on the principle of autonomy and duty of
assistance. Regarding the authority to manage the owned, the local government can
manage all the potential of the region including making and forming legal products in
accordance with the problems faced, the uniqueness and needs of the region through the
mechanism of making local legal products in the form of local regulations and regional
decisions as one of the legal foundation in the implementation local government. In the
formation of local legal products there are 4 (four) elements of orderly regulation namely:
Orderly Authority, Procedure Order, Substance Order and Orderly Implementation.
714
Jurnal Lex Librum, Vol. IV, No. 2, Juni 2018, hal. 714 - 725
1
sebagaimana dalam sistem negara federal. finisi tersebut Jenis produk hukum daerah
Produk hukum daerah mempunyai peran terdiri atas:
yang strategis dalam mendorong terwujud- 1. Produk hukum yang berbentuk penga-
nya penyelenggaraan otonomi daerah. Un- turan terdiri dari:
tuk itu tidaklah berlebihan apabila dikata- a. Peraturan Daerah Provinsi adalah pe-
kan bahwa setiap penyelenggara pemerinta- raturan perundang-undangan yang di-
han daerah dituntut untuk memahami tertib bentuk oleh Dewan Perwakilan Rak-
regulasi. Tertib regulasi adalah suatu proses yat Daerah Provinsi dengan Persetu-
membuat produk hukum yang baik sesuai juan Bersama Gubernur;
dengan peraturan perundang-undangan dan b. Peraturan Daerah Kabupaten / Kota
kepentingan umum yang terdiri dari unsur adalah peraturan perundang-undangan
tertib kewenangan, tertib prosedur, tertib yang dibentuk oleh Dewan Perwaki-
substansi dan tertib implementasi. lan Rakyat Daerah Kabupaten / Kota
Produk hukum daerah yang berkua- dengan Persetujuan Bersama Bupati /
litas dimaknai bahwa produk hukum terse- Walikota;
but secara materi muatan dan teknis penyu- c. Peraturan Kepala Daerah yang selan-
sunan sesuai dengan peraturan perundang- jutnya disebut Perkada adalah Pera-
undangan, dapat menyelesaikan masalah turan Gubernur dan / atau Peraturan
dan menjawab kebutuhan masyarakat. Se- Bupati / Walikota.
dangkan produk hukum daerah yang efektif d. Peraturan Bersama Kepala Daerah,
dimaknai bahwa produk hukum yang dibuat Peraturan Bersama Kepala Daerah
tidak selesai begitu saja pada saat ditetap- yang selanjutnya disingkat PB KDH
kan, melainkan produk hukum tersebut se- adalah peraturan yang ditetapkan oleh
suai dengan kebutuhan, berlaku tepat guna dua atau lebih kepala daerah, yang
atau berhasil guna atau tepat sasaran atau terdiri atas : Peraturan Bersama Gu-
tercapai tujuannyadan pada tataran pelak- bernur dan Peraturan Bersama Bupati/
sanaannya dapat bermanfaat bagi masya- Walikota
rakat. e. Peraturan DPRD adalah peraturan
Pemahaman tertib regulasi sangat yang ditetapkan oleh Pimpinan DPRD
dibutuhkan oleh para pembentuk produk Provinsi dan Pimpinan DPRD Kabu-
hukum daerah. Hal ini dilatarbelakangi ba- paten / Kota.
nyak bermunculannya produk hukum yang 2. Produk hukum daerah yang berbentuk
tidak sesuai baik secara kewenangan, pro- penetapan dengan sifat kongkrit, indivi-
sedur, substansi dan implementasi dengan dual dan final terdiri dari:
peraturan perundang-undangan. a. Keputusan Kepala Daerah, terdiri atas
: Keputusan Gubernur Keputusan
Produk Hukum daerah Bupati / Walikota
Definisi Produk Hukum Daerah ada- b. Keputusan DPRD
lah produk hukum berbentuk peraturan me- c. Keputusan Pimpinan DPRD
liputi Perda atau nama lainnya, Perkada, d. Keputusan Badan Kehormatan DPRD
Peraturan Bersama KDH, Peraturan DPRD
dan berbentuk keputusan meliputi Keputu- Unsur Tertib Regulasi
san Kepala Daerah, Keputusan DPRD, Ke- Dalam pembentukan produk hukum
putusan Pimpinan DPRD, dan Keputusan daerah terdapat 4 (empat)unsur tertib regu-
Badan Kehormatan DPRD. Berdasarkan de- lasi yaitu : Tertib Kewenangan, Tertib Pro-
sedur, Tertib Substansi dan Tertib Imple-
mentasi.
1
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerin-
tahan dan Otonomi Daerah, Penerbit PT. Grasindo,
Jakarta, Desember 2007, hlm. 314.
715
Tertib Regulasi Dalam Pembentukan Produk ... Zudan Arif Fakrulloh
716
Jurnal Lex Librum, Vol. IV, No. 2, Juni 2018, hal. 714 - 725
akurat dan sesuai dengan tujuan yang dike- ngusaha menghindari membayar retribu-si,
hendaki. dapat dipahami bahwa dimensi homo
economicusnya yang menonjol.
Tertib Prosedur Sebagai Homo Juridicus, manusia da-
Tertib prosedur bermakna bahwa lam hidupnya selalu menggunakan prinsip-
pembentukan produk hukum daerah harus prinsip hukum. Manusia ingin mendapatkan
mengikuti tata cara dan urutan dari awal ketentraman, ketenangan dan kepastian ter-
hingga akhir secara sistematis yang diatur hadap hak dan kewajibannya sebagai warga
guna menghasilkan sebuah produk hukum negara. Dari sudut ini, manusia dalam
yang baik dan sesuai dengan tuntutan ke- kehidupannya akan selalu memenuhi
butuhan masyarakat. Proses pembentu-kan kewajiban-kewajiban yang dibebankan ke-
produk hukum daerah tersebut dilaku-kan pada dirinya dalam rangka pemenuhan se-
berdasarkan ketentuan peraturan gala sesuatu yang menjadi haknya. Manusia
perundang-undangan agar lebih terarah dan mematuhi aturan agar dirinya memperoleh
terkoordinasi. Hal ini bermakna bahwa kepastian apa yang menjadi hak dan
pembentukan produk hukum daerah harus kewajibannya. Oleh karena itu, haruslah
mengikuti prosedur yang diatur dalam dapat menciptakan keseimbangan kedudu-
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 kan manusia sebagai homo economicus
tentang Pembentukan Peraturan Perundang- danhomo juridicus.
undangan dan Undang-Undang Nomor 23 Untuk mewujudkan keseimbangan
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. tersebut, dalam pembuatan produk hukum
Dalam pembentukan produk hukum daerah perlu adanya persiapan-persiapan
daerah, pada hakekatnya perancang produk yang matang dan mendalam. Proses pem-
hukum daerah harus mampu membangun bentukan produk hukum daerah terdiri dari
keseimbangan (homeostasis) kepentingan proses pembentukan peraturan perundang-
para pihak yang menjadi sasaran kebijakan undangan dan proses pembentukan kepu-
tersebut. Mengapa keseimbangan itu sangat tusan.Terhadap tahapan pembentukan pera-
penting, karena hal ini menyangkut dua turan perundang-undangan daerah yang
sifat dasar manusia yaitu manusia sebagai mencakup perencanaan, penyusunan, pem-
Homo Economicus dan manusia sebagai bahasan, pengesahan atau penetapan dan
8 9
Homo Juridicus, yaitu : Sebagai Homo pengundangan . Sedangkan tahapan pem-
Economicus, manusia dalam hidupnya se- bentukan keputusan lebih sederhana atau
lalu menggunakan prinsip-prinsip ekonomi. lebih sedikit sedikit tata caranya dibanding
Manusia ingin mendapatkan keuntungan peraturan.
yang banyak dengan modal yang sedikit, Ketentuan mengenai pembentukan
atau ingin mendapatkan keuntungan yang hukum peraturan di tingkat daerah pada
besar dengan modal tertentu. Dari sudut ini, prinsipnya mengikuti pola di tingkat pu-
10
manusia dalam kehidupannya memang akan sat . Proses pembentukan Peraturan Da-
berusaha untuk mendapatkan hasil yang erah sesuai dengan Undang-UndangNomor
sebanyak-banyaknya dengan mengeluarkan 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Pe-
pengorbanan yang seminimal mungkin. raturan Perundang-undangan adalah sebagai
Oleh karena itu apabila ada warga mas- berikut:
yarakat yang tidak membayar pajak, pe- a. Perencanaan
8 9
Zudan Arif Fakrulloh, Kedudukan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 12
Peraturan Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Daerah Dan Pembangunan Substansi Hukum Di Perundang-Undangan
10
Daerah, Makalah disampaikan dalam acara Bim- Jimly Asshiddiq, Hukum Tata Negara dan
bingan Teknis di Pemda Serdang Bedagai, 22 Juni Pilar-Pilar Demokrasi, Sinar Grafika, Jakarta,
2011, hlm. 10-11. Maret 2011, hlm 8
717
Tertib Regulasi Dalam Pembentukan Produk ... Zudan Arif Fakrulloh
718
Jurnal Lex Librum, Vol. IV, No. 2, Juni 2018, hal. 714 - 725
719
Tertib Regulasi Dalam Pembentukan Produk ... Zudan Arif Fakrulloh
720
Jurnal Lex Librum, Vol. IV, No. 2, Juni 2018, hal. 714 - 725
721
Tertib Regulasi Dalam Pembentukan Produk ... Zudan Arif Fakrulloh
rutama dalam proses pembentukan produk dalam masyarakat, baik secara fi-
hukum daerah beragam jenisnya. Asas losofis, sosiologis, maupun yuridis.
tersebut digunakan agar pada saat produk e. Asas Kedayagunaan dan Kehasilgu-
hukum tersebut diimplementasikan dapat naan
berfungsi secara maksimal dalam men- adalah bahwa setiap peraturan
dukung terwujudnya otonomi daerah dan perundang-undangan dibuat karena
tidak menimbulkan permasalahan di ke- memang benar-benar dibutuhkan dan
mudian hari. Adapun asas-asas tersebut an- bermanfaat dalam mengatur kehidu-
tara lain: pan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
1. Asas Pembentukan Peraturan
f. Asas Kejelasan Rumusan
Perundang-Undangan
Adalah bahwa setiap peraturan
Sesuai dengan Pasal 138 ayat (1)
perundang-undangan harus memenuhi
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
persyaratan teknis penyusunan peratu-
tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal
ran perundang-undangan, sistematika,
6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12
pilihan kata atau istilah, serta bahasa
Tahun 2011 tentang Pembentukan
hukum yang jelas dan mudah di-
Peraturan Perundang-undangan, melipu-
mengerti sehingga tidak menimbulkan
ti:
berbagai macam interpretasi dalam
a. Asas Kejelasan Tujuan
pelaksanaannya.
adalah bahwa setiap Pembentukan
g. Asas Keterbukaan
Peraturan Perundang-undangan harus
adalah bahwa dalam pembentukan
mempunyai tujuan yang jelas yang
peraturan perundang-undangan mulai
hendak dicapai.
dari perencanaan, penyusunan, pem-
b. Asas Kelembagaan atau Pejabat Pem-
bahasan, pengesahan atau penetapan,
bentuk Yang Tepat
dan pengundangan bersifat transparan
adalah bahwa setiap jenis peraturan
dan terbuka. Dengan demikian, se-
perundang-undangan harus dibuat
luruh lapisan masyarakat mempunyai
oleh lembaga negara atau pejabat
kesempatan yang seluas-luasnya un-
pembentuk peraturan perundang-
tuk memberikan masukan dalam pem-
undangan yang berwenang. Peraturan
bentukan peraturan perundang-
erundang-undangan tersebut dapat di-
undangan.
batalkan atau batal demi hukum
apabila dibuat oleh lembaga negara 2. Asas Khusus Yang Harus
atau pejabat yang tidak berwenang. Terkandung Dalam Materi Muatan
Peraturan Perundang-Undangan
c. Asas Kesesuaian Antara Jenis, Hie- Sesuai dengan Pasal 5 Undang-Undang
rarki, dan Materi Muatan Nomor 12 Tahun 2011 Pembentukan
adalah bahwa dalam pembentukan Peraturan Perundang-undangan, melipu-
peraturan perundang-undangan harus ti:
benar-benar memperhatikan materi
muatan yang tepat sesuai dengan jenis a. Asas Pengayoman
dan hierarki peraturan perundang- adalah bahwa setiap materi muatan
undangan. peraturan perundang-undangan harus
d. Asas Dapat Dilaksanakan berfungsi memberikan perlindungan
adalah bahwa setiap pembentukan untuk menciptakan ketentraman mas-
peraturan perundang-undangan harus yarakat.
memperhitungkan efektivitas peratu- b. Asas Kemanusiaan
ran perundang-undangan tersebut di adalah bahwa setiap materi muatan
peraturan perundang-undangan harus
722
Jurnal Lex Librum, Vol. IV, No. 2, Juni 2018, hal. 714 - 725
723
Tertib Regulasi Dalam Pembentukan Produk ... Zudan Arif Fakrulloh
maka tidak berarti bahwa produk hukum hukum sangat jarang sekali ditemui, pe-
daerah tersebut sudah bisa bekerja dengan laksanaan hukum masih terpaku pada me-
sendirinya. Masih diperlukan langkah- nonjolnya sikap apatis serta menganggap
langkah hukum lanjutan agar perda bisa bahwa penegakan hukum merupakan uru-
efektif. Efektifitas perda adalah kesesuaian san aparat penegak hukum semata dan tidak
antara apa yang diatur dalam perda dengan berangkat dari kesadaran masyarakat.
pelaksanaannya.Implementasi akan efektif Money yaitu ketersedian dukungan
jika pelaksanaanya mematuhi apa yang anggaran. Kadang kala dalam praktek
diatur dalam peraturan daerah ada yang pembentukan produk hukum daerah teru-
digariskan oleh perda yang ditetapkan. tama bentuk peraturan, penyiapan anggaran
Seringkali dalam pelaksanaannya perda kurang terfikirkan sampai pada tataran
tidak cukup tersedia perangkat norma implementasi. Hal tersebut berakibat pe-
(norms), perintah (orders), institusi (institu- laksaanaannya menjadi terhambat dan
tions), atau proses (processes) Untuk efektif produk hukum yang dibuat berhenti di
pelaksanaan suatu produk hukum daerah tempat. Oleh sebab itu, dalam implementasi
perlu memperhatikan kelengkapan sehingga produk hukumdaerah dibutuhkan adanya
managemen hukum yang direncanakan anggaran untuk bisa mendorong terlaksa-
dapat terwujud dengan baik. Tertib imple- nanya implementasi secara efektif.
mentasi ini sejalan dengan Asas Dapat Machine yaitu ketersedian sarana dan
Dilaksanakan yaitu harus memperhitungkan prasarana yang diwujudkan dengan fasilitas
efektifitas produk hukum tersebut dalam sebagai sarana pendukung, ini merupakan
masyarakat baik secara filosofis, sosiologis hal yang juga menentukan terhadap pe-
dan yuridis. laksanaan hukum. Tanpa sarana atau pra-
Dalam tertib implementasi ini ter- sana penegakan hukum akan mengalami se-
dapat beberapa unsur yang harus diper- dikit kendala karena faktor pendukung di
siapkan yaitu: jadikan sebagai faktor utama dalam keikut-
a. Aparatur (man); sertaan para aparat hukum.
b. Anggaran(money); Matherial yaitu ketersedian bahan
c. Alat/bahan(material); pendukung dalam hal ini lahirnya produk
d. Sarana prasarana (machine); dan hukum sebagai dasar dalam bekerja telah
e. Tata cara (methode). disahkan oleh pejabat yang berwenang.
Man yaitu adanya aparat / personil Methode yaitu mekanisme tata cara
yang memadai untuk melaksanakan produk pelaksanaan (prosedur). Tataran implement-
hukum daerah dengan dibekali oleh kom- tasi dapat berjalan efektif apabila mengikuti
petensi dasar dan pemahaman substansi. tata cara yang berlaku sesuai dengan ke-
Adanya sumber daya manusia yang me- tentuan peraturan perundang-undanganan.
madai dalam implementasi merupakan Hal ini juga mencegah terjadinya tindakan
bagian yang penting dalam keefektifan di luar batas kewenangan atau kesewenang-
pelaksanaan suatu produk hukum daerah. wenangan di lapangan yang dilakukan oleh
Wujud respon pelaksana menjadi penyebab aparat penegak hukum.
dari berhasil atau gagalnya tertib im-
B. Penutup
plementasi dalam penegakan hukum dima-
Pemahaman tentang tertib regulasi
na masyarakat agar berpartisipasi. Kesada-
merupakan hal baru dalam pembentukan
ran masyarakat sangatlah penting sehingga
produk hukum di Indonesia. Oleh karena
ketika masyarakat menjalankan hukum ka-
itu, pemikiran ini harus terus dilembagakan
rena takut, maka hukum akan berlalu begitu
agar produk hukum yang dibentuk dapat
saja. Lain halnya ketika masyarakat melak-
menyelesaikan masalah, mampu menjawab
sanakan hukum karena kesadaraannya. Di
kebutuhan dan dapat menjabarkan peraturan
Indonesia kesadaran masyarakat terhadap
perundangan yang lebih tinggi secara tepat.
724
Jurnal Lex Librum, Vol. IV, No. 2, Juni 2018, hal. 714 - 725
Daftar Pustaka
A. Latief Fariqun, Pengakuan Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Sumber Daya Alam
Dalam Politik Hukum Nasional, Disertasi program Ilmu hukum Pascasarjana
Universitas Brawijaya.
Bagir Manan, Dasar-Dasar Perundang-undangan Indonesia, Jakarta, 1992
Bagir Manan, Kekuasaan Kehakiman Republik Indonesia (Pusat Penerbitan Universitas
LPPM-Unversitas Islam Bandung, Bandung, 1995.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 1995.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga , Balai
Pustaka, Jakarta, 2001.
E. Sundari, Pengajuan Gugatan Secara Class Action, Universitas Atmajaya, Yogyakarta,
2002
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Penerbit PT.
Grasindo, Jakarta, Desember 2007.
Jimly Asshiddiq, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Sinar Grafika, Jakarta,
Maret 2011.
----------------------, Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, Sinar Grafika, 2010. Marcus
Lukman, Eksistensi Peraturan Kebijaksanaan Dalam Bidang Perencanaan Dan
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Di Daerah Serta Dampaknya Terhadap
Pembangunan, Disertasi, 1996.
Maria Farida, Ilmu Perundang-undangan, (Yogyakarta:Kanisius,1998)
S.F Marbun, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif di Indonesia,
Liberty, Yogyakarta, 1997.
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Bandung, PT. Citra Aditya Bandung, 2000.
Sjachran Basah, Eksistensi dan Tolak Ukur Badan Peradilan Administrasi Negara,
Bandung, Alumni, 1985.
------------------, Hukum Acara pengadilan Dalam Lingkungan Peradilan Administrasi
(HAPLA), Jakarta Rajawali Pers, 1989.
Victor Yaved Neno, Implikasi Pembatasan Kompetensi Absolut Peradilan Tata Usaha
Negara, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006.
Zudan Arif Fakrulloh, Ilmu Lembaga dan Pranata Hukum (Sebuah Pencarian), Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2009.
-------------, Diskresi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan, Makalah yang disampaikan
dalam Acara Bintek Bantuan Hukum Pemerintahan Daerah, 2013.
--------------, Kedudukan Peraturan Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Dan
Pembangunan Substansi Hukum Di Daerah, Makalah disampaikan dalam acara
Bimbingan Teknis di Pemda Serdang Bedagai, 22 Juni 2011.
---------------, Pedoman Penyusunan Produk Hukum Daerah, Makalah disampaikan dalam
Kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Produk Hukum Daerah (Legal Drafting)
bagi Aparatur di Lingkungan Pemerintah Kota Tangerang, tanggal 10-12 Maret
2008.
-----------------, Pembentukan Peraturan Daerah Dalam Kerangka Pencapaian Tujuan
Otonomi Daerah, Makalah disampaikan dalam acara Suncang Perda DKI,
Ciamis dan Blitar, 2013.
725