Anda di halaman 1dari 21

i

Mata Kuliah Dosen Pengampu


Kimia Anorganik Pangoloan Soleman Ritonga, S.Pd, M.Si

MAKALAH KIMIA ANORGANIK

“STRUKTUR ATOM”

DISUSUN OLEH :

NAMA : ALFIYAH ISLAMIYAH

NIM : 12010725925

KELAS : III (TIGA) C

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu, tanpa pertolongan-Nya
tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Terima kasih penulis ucapkan kepada yang telah berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini, sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Penulis berharap
semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca terutama bagi penulis
sendiri. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 18 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 3
2.1 Struktur Atom ......................................................................................................................... 3
2.2 Spektrum Atom Hidrogen ....................................................................................................... 7
2.3 Teori Atom Bohr.................................................................................................................... 11
2.4 Teori Atom Berdasarkan Mekanika Gelombang ................................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 17
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 18

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Atom adalah partikel penyusun semua benda yang berukuran sangat kecil. Di dalam
atom juga terdapat subatom, yaitu partikel penyusun atom yang ukurannya lebih kecil.
Sulit bagi kita untuk membayangkan seberapa kecil atom ini, satu titik yang ada di akhir
kalimat ini saja memiliki panjang sekitar 20 juta atom. Setiap atom memiliki inti, yang
terdiri dari proton dan neutron, serta electron yang bergerak cepat disekitar inti. Electron-
elektron ini terdapat pada tingkatan energi yang berbeda-beda, yang disebut kulit, tiap
kulit memiliki jumlah batas untuk electron, apabila electron di kulit pertama sudah
memenuhi batas, maka electron akan memenuh kult kedua dan seterusnya.
Istilah atom berasal dari bahasa Yunani (tomos), yang berarti tidak dapat dipotong
ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang
tak dapat diabgi-bagi lagi pertama kal diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada
abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan
menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan
metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan
berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom,
membuktikan bahwa “atom” tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika
kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
Istilah atom pertama kali digunakan oleh kimiawan asal Inggris bernama John Dalton
(1766-1844), ketika ia mengajukan teori atomnya pada tahun 1807. Dalton menyatakan
bahwa semua unsur kimia tersusun atas pertikel-partikel yang sangat kecil, yang disebut
atom, yang tidak bisa pecah saat zat-zat kimianya direaksikan. Satu lag pendapatnya yaitu
semua reaksi kimia merupakan akibat saling bergabungnya atau terpisahnya atom-atom.
Teori atom Dalton menjadi dasar untuk ilmu pengetahuan modern.
Berdasarkan penjelasan diatas, electron, neutron dan proton merupakan bagian
terkecil dari atom, namun para ilmuan modern berpendapat bahwa proton dan neutron
tersusun atas partikel-partikel yang lebih kecil lagi yang disebut kuark.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan spektrum atom?
2) Apa saja teori atom yang dikembangkan?
3) Apakah kelemahan dari masing masing teori atom?
4) Seperti apakah teori atom berdasarkan mekanika gelombang?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan spektrum atom.
2) Untuk mengetahui apa saja teori atom yang dikembangkan.
3) Untuk mengetahui apakah kelemahan dari masing masing teori atom.
4) Untuk mengetahui seperti apakah teori atom berdasarkan mekanika gelombang.

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Struktur Atom


Ada beberapa perkembangan model atom, yakni :

a. Model Atom Thomson


Berdasarkan percobaan Faraday tersebut, G. Johnstone Stoney pada tahun
1891 mengusulkan bahwa muatan listrik terdapat dalam satuan diskrit yang disebut
elektron dan satuan ini berkaitan dengan atom.
Sifat alamiah elektron diperjelas lebih lanjut oleh Thomson melalui percobaan
tabung penbawa muatan listrik yang menghasilkan sinar katoda, yaitu bergerak
menurut garis lurus, memiliki massa yang lebih ringan dari atom, mengalami
pembelokan oleh medan magnet atau medan listrik, serta tidak bergantung pada
jenis gas pengisi tabung dan material logam katoda. Dari karakteristik tersebut,
Thomson menyimpulkan bahwa sinar katoda pada hakekatnya adalah berkas
partikel bermuatan negatif yang disebut elektron dan merupakan partikel penyusun
atom secara universal.

Setelah tahun 1897 Joseph John Thomson berhasil membuktikan dengan


tabung sinar katode bahwa sinar katode adalah berkas partikel yang bermuatan
negatif (berkas elektron) yang ada pada setiap materi maka tahun 1898 J.J.
Thomson membuat suatu teori atom. Menurut Thomson, atom berbentuk bulat di
mana muatan listrik positif yang tersebar merata dalam atom dinetralkan oleh
elektron-elektron yang berada di antara muatan positif. Elektron-elektron dalam
atom diumpamakan seperti butiran kismis dalam roti, maka Teori Atom Thomson
juga sering dikenal Teori Atom Roti Kismis. Namun, kelemahan teori ini adalah
yaitu Thomson tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam
bola atom tersebut. (Dr.Yusnidar Yusuf.M.Si.2018.Modul Kimia Dasar. Hlm.14)

b. Model Atom Rutherford


Pada tahun 1899, Rutherford dengan menggunakan alat elektrometer dan
lempengan tipis aluminium mendemonstrasikan bahwa radiasi yang dipancarkan
tersebut dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu radiasi alfa dan radiasi beta.
Jenis yang pertama terserap sempurna oleh aluminium dengan ketebalan beberapa
m, sedangkan jenis kedua memiliki daya tembus terhadap aluminium kira-kira
seratus kali daya tembus radiasi jenis pertama. Pada tahun 1900, dilaporkan oleh P.
Curie dan Villard, adanya radiasi jenis ketiga yang dipancarkan dari gejala
keradioaktifan yang disebut sinar gamma, yang memiliki daya tembus jauh lebih
besar dari sinar beta.
Mengenai gejala alamiah keradioaktifan ini, Rutherford dan Soddy pada tahun
1902 telah sampai pada pengertian yang mendalam dan menyimpulkan bahwa
unsur-unsur radioaktif mengalami transformasi spontan dari suatu bentuk atom
menjadi bentuk atom yang lain, disertai dengan perubahan-perubahan subatomik
dan pemancaran radiasi radioaktif. Pada tahun 1903 Philipp Lenard melalui
percobaannya membuktikan bahwa teori atom Thomson yang menyatakan bahwa
elektron tersebar merata dalam muatan positif atom adalah tidak benar. Hal ini
mendorong Ernest Rutherford (1911) tertarik melanjutkan eksperimen Lenard.
Dengan bantuan kedua muridnya Hans Geiger dan Ernest Marsden, Rutherford
melakukan percobaan dengan hamburan sinar α pada lempeng tipis emas. Partikel
α bermuatan positif, bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga bisa menembus
lembaran tipis kertas.

Berdasarkan percobaan tersebut disimpulkan bahwa:


4
1) Sebagian besar ruang dalam atom adalah ruang hampa; partikel α diteruskan.
2) Di dalam atom terdapat suatu bagian yang sangat kecil dan padat yang disebut
inti atom; partikel α dipantulkan kembali oleh inti atom.
3) Muatan inti atom dan partikel α sejenis yaitu positif; sebagian kecil partikel α
dibelokkan.
Hasil percobaan tersebut menggugurkan teori atom Thomson. Kemudian
Rutherford mengajukan teori atom sebagai berikut: atom tersusun atas inti atom
yang bermuatan positif sebagai pusat massa dan dikelilingi elektron-elektron yang
bermuatan negatif. Massa atom berpusat pada inti dan sebagian besar volume atom
merupakan ruang hampa. Atom bersifat netral, karena itu jumlah muatan positif
dalam atom (proton) harus sama dengan jumlah elektron. Diameter inti atom
berkisar 10–15 m, sedang diameter atom berkisar 10–10 m (Dr.Yusnidar
Yusuf.M.Si.2018.Modul Kimia Dasar. Hlm.16)
c. Teori Atom Bohr

Pada tahun 1913, Niels Bohr mengajukan model atom untuk menjelaskan
fenomena penampakan sinar dari unsur-unsur ketika dikenakan pada nyala api
ataupun tegangan listrik tinggi. Model atom yang ia ajukan secara khusus
merupakan model atom hidrogen untuk menjelaskan fenomena spektrum garis
atom hidrogen. Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron bermuatan negatif
bergerak mengelilingi inti atom bermuatan positif pada jarak tertentu yang
berbeda-beda seperti orbit planetplanet mengitari matahari.
Oleh karena itu, model atom Bohr disebut juga model tata surya. Setiap lintasan
orbit elektron berada tingkat energi yang berbeda; semakin jauh lintasan orbit dari
inti, semakin tinggi tingkat energi. Lintasan orbit elektron ini disebut juga kulit
5
elektron. Ketika elektron jatuh dari orbit yang lebih luar ke orbit yang lebih dalam,
sinar yang diradiasikan bergantung pada tingkat energi dari kedua lintasan orbit
tersebut. (Dr.Yusnidar Yusuf.M.Si. 2018. Modul Kimia Dasar. hlm.17)
d. Teori Mekanika Kuantum

Teori mekanika kuantum menjelaskan bahwa elektron yang bersifat sebagai


gelombang tidak mungkin berada dalam suatu lintasan sebagaimana teori atom
Bohr. Jika elektron berada dalam suatu daerah atom, maka posisi atau lokasi
elektron tidak dapat ditentukan secara pasti. Keberadaan elektron hanya dapat
dikatakan di daerah yang kebolehjadiannya paling besar. Daerah yang mempunyai
kebolehjadian terdapatnya elektron dikenal dengan istilah orbital. Orbital
didefinisikan sebagai daerah atau ruang di sekitar inti yang kemungkinan
ditemukannya elektron terbesar. Beberapa orbital bergabung membentuk kelompok
yang disebut subkulit. Jika orbital kita analogikan sebagai “kamar elektron”, maka
subkulit dapat dipandang sebagai “rumah elektron”. Beberapa subkulit yang
bergabung akan membentuk kulit atau “desa elektron”.(Dr.Yusnidar
Yusuf.M.Si.2018.Modul Kimia Dasar. hlm.17)

6
2.2 Spektrum Atom Hidrogen
Spektrum atom merupakan spektrum garis dengan warna tertentu.. Sesuai dengan teori
mekanika klasik, spektrum atom seharusnya merupakan spektrum kontinyu sebab pelepasan
radiasi yang menyertai perlambatan gerak elektron berlangsung secara kontinyu.

SPEKTRUM ATOM HIDROGEN

Tabung sinar hidrogen adalah suatu tabung tipis yang berisi gas hidrogen pada tekanan
rendah dengan elektroda pada tiap-tiap ujungnya. Jika didalam tabung dialirkan tegangan
tinggi (seperti 5000 volt), tabung akan menghasilkan sinar berwarna merah muda yang
terang. Jika sinar tersebut dilewatkan pada prisma atau kisi difraksi, sinar akan terpecah
menjadi beberapa warna. Warna yang dapat dilihat merupakan sebagian kecil dari spektrum
emisi hidrogen. Sebagian besar spektrum tak terlihat oleh mata karena berada pada daerah
infra-merah atau ultra-violet. Pada gambar dibawah ini, menunjukkan bagian dari tabung
sinar katoda, sebelah kanan menunjukkan tiga garis yang paling mudah dilihat pada daerah
tampak (visible) dari spektrum.

7
Spektrum elektromagnetik

Absorpsi dan emisi energi dari sebuah elektron dalam atom

Ada lebih banyak lagi spektrum hidrogen selain tiga garis yang dapat dilihat dengan
mata telanjang. Hal ini memungkinan untuk mendeteksi pola garis-garis pada daerah ultra-
violet dan infra-merah spektrum dengan baik. Hal ini memunculkan sejumlah “deret” garis
yang dinamakan dengan nama penemunya. Deret Lyman merupakan deret garis pada daerah
ultra-violet. Perhatikan bahwa garis makin merapat satu sama lain dengan naiknya frekuensi.
Akhirnya, garis-garis makin rapat dan tidak mungkin diamati satu per satu, terlihat seperti
spektrum kontinu. Hal itu terlihat sedikit gelap pada ujung kanan tiap spektrum. Kemudian
pada titik tertentu, disebut sebagai deret limit (limit series), deret terhenti (Beiser, 2003:127-
130).

Setiap zat dapat memberikan spektrum yang khas dengan cara memancarkan energi
radiasi. Spektrum unsur bukan merupakan spektrum kontinu, melainkan tersusun dari satu
atau beberapa warna tertentu. Spektrum itu dipancarkan oleh atom unsur tersebut apabila

8
atom itu memancarkan energi pada saat kembali dari keadaan bereksitasi ke keadaan dasar, .
Keadaan bereksitasi dicapai apabila atom menyerap energi dari sekitarnya. Oleh karena
spektrum unsur terjadi melalui proses serapan atau pancaran energi yang terjadi dalam atom
maka spektrum unsur juga disebut sebagai spektrum atom.

Contoh yang mudah diamati adalah terjadinya spektrum atom unsur natrium, apabila
garam dapur (NaCl) dipercikkan ke dalam nyala api, cahaya kuning yang terjadi. Seperti
yang juga terjadi dalam lampu natrium, dipancarkan oleh atom natrium yang kembali ke
keadaan dasar dari keadaan bereksitasi. Energi yang digunakan untuk mengeksitasikan atom
natrium itu diperoleh dari energi panas dalam nyala api, atau sebagai energi listrik dalam
lampu natrium.

Spektrum atom hidrogen dapat diperoleh dengan menguraikan cahaya yang dipancarkan
oleh tabung lucutan gas yang terisi dengan gas hidrogen. Pengamatan atas spektrum dapat
dilakukan dengan spektroskop yang dapat digunakan untuk menguraikan cahaya ke dalam
warna-warna penyusunnya, serta mengukur panjang gelombang warna-warna itu.

Spektrum unsur yang diamati merupakan spektrum garis yang dapat tersusun dari satu
atau beberapa garis tertentu. Spektrum garis suatu unsur merupakan ciri khas unsur itu,
artinya tidak ada dua unsur yang menghasilkan spektrum garis yang sama. Dengan demikian
suatu unsur dapat diidentifikasi dengan mengamati spektrum yang dipancarkan.

Apabila suatu unsur selalu memancarkan spektrum garis yang tertentu, yang berarti
spektrum dengan panjang gelombang atau frekuensi tertentu, maka melalui persamaan Max
Planck, E = h. υ = h c/λ dapat dinyatakan bahwa unsur itu selalu memancarkan energi
tertentu. Energi tertentu ini dipancarkan oleh elektron yang terdapat dalam atom tersebut.
Dalam spektroskopi, frekuensi umumnya dinyatakan sebagai bilangan gelombang (υ), di
mana υ = 1/λ m-1 . (Drs. Ucu Cahyana, M.Si. Struktur Atom dan Sistem Periodik. hlm.1.3-
1.5)

Pada tahun 1885, Balmer menunjukkan bahwa bilangan gelombang υ dari setiap garis
dalam spektrum tampak dari atom hidrogen dapat diberikan oleh persamaan empiris
sederhana.

9
di mana R adalah tetapan Rydberg = 109677,76 cm-1 .

Garis-garis yang diamati dalam daerah tampak disebut deret Balmer, tetapi beberapa
deret lainnya dapat diamati dalam daerah-daerah spektrum yang berbeda.

Persamaan serupa ditemukan berlaku untuk garis-garis dalam deret lainnya dalam
spektrum hidrogen.

Diagram tingkat energy dengan garis spectrum atom hydrogen

Berdasarkan pengamatan atas spektrum atom hidrogen, Bohr (1913) menyusun model
atom hidrogen berlandaskan pada tiga postulat berikut.

10
1. Elektron tidak meradiasi energi jika berada dalam satu orbit, dan karena itu tidak
memperlambat gerakannya.
2. Bila elektron berpindah dari satu orbit ke orbit lainnya, elektron meradiasi atau menyerap
energi. Jika elektron berpindah mendekati inti maka energi diradiasi, dan jika elektron
berpindah menjauhi inti maka energi diserap.
3. Untuk elektron yang tetap dalam orbitnya, tarik menarik elektrostatik di antara elektron
dan intinya yang cenderung menarik elektron ke arah intinya harus sama dengan gaya
sentrifugal yang cenderung elektron terlempar dari orbitnya. Untuk sebuah elektron
dengan massa m dan kecepatan v dalam suatu orbit dengan jari-jari r. (Drs. Ucu
Cahyana, M.Si. Struktur Atom dan Sistem Periodik. hlm.1.5-1.8)

2.3 Teori Atom Bohr


A. Penjelasan Teori Atom Bohr
Teori Bohr mulai dikemukakan sekitar abad ke 19. Model ini menggambarkan
model atom yang seperti planet tata surya dimana inti atom layaknya seperti
matahari sebagai pusat dan diluarnya dikelilingi oleh elektron-elektron yang
bergerak dalam lintasan atau orbit sirkule. Namun, untuk gaya gravitasinya
digantikan oleh gaya elektrostatiknya. Niels Bohr mengungkapkan pendapatnya
mengenai model atom miliknya bahwa ”Elektron-elektron yang terdapat dalam
suatu atom 109 memiliki lintasan tersendiri namun tetap berada di sekeliling inti
atom, dimana masing-masing lintasan atau orbitnya memiliki hubungan dengan
berkali-kali lipat total energi dari harga kuantum pada keadaan dasar (John Gribbin,
2002)”.
Model atom Bohr merupakan pengembangan model atom sebelumnya yaitu
model atom Rutherford (1911). Banyak yang menyebut model atom ini sebagai
model Rutherford-Bohr, hal ini dikarenakan model atom ini muncul setelah adanya
model atom Rutherford dan merupakan hasil pengembangan dari model atom
Rutherford. Rutherford melakukan sebuah percobaan mengenai hamburan sinar alfa
yang ditembakan ke inti emas. Kemudian diperkenalkanlah model Rutherford.
Model Bohr adalah salah satu dari model atom yang sederhana dan membahas
mengenai atom hidrogen. Jika dilihat dari segi teori, model atom Bohr bisa
dikatakan sebagai model yang sudah lama/usang. Hal ini dikarenakan model atom
Bohr merupakan suatu model yang pertama kali membahas mengenai atom
hidrogen dengan mengunakan tinjauan mekanika kuantum yang lebih sederhana,

11
akurat dan juga lebih umum. Meskipun demikian karena model ini sangat sederhana
dengan hasil yang tepat jika dikenakan pada suatu sistem tertentu maka model atom
Bohr ini sampai sekarang masih tetap diajarkan sebagai dasar pengenalan tentang
mekanika kuantum. Jadi inti dari teori atom Bohr dapat disimpulkan yaitu elektron
harus berada dalam lintasan dan mengelilingi inti atom sama seperti hal-nya planet
berputar mengelilingi Matahari dalam sistem tata surya. (Bambang
Supriadi,Lailatul Nuraini. 2019. FISIKA ATOM Teori dan Aplikasinya hlm.108-
109)
B. Kelemahan Teori Atom Bohr
1) Model ini didasarkan atas spektrum atom yang berlaku untuk benda-benda
yang bersifat makroskopik, bukan untuk partikel yang bersifat mikroskopik.
2) Pernyataan yang dikatakan oleh Bohr berseberangan dengan Schrodinger
dimana Bohr menyatakan bahwa elektron berputar mengelilingi inti pada jarak
yang tetap, dan menurut Schrodinger elektron dapat berputar di sekitar inti
pada jarak berapapun. 119
3) Model atom ini tidak dapat menjelaskan spektrum atom multi-elektron.
4) Model atom Bohr ini tidak dapat menjelaskan mengenai spektrum halus.
5) Teori atom Bohr ini tidak sesuai dengan prinsip ketidakpastian Heisenberg.
6) Pada teori ini tidak dapat menjelaskan garis spektrum yang terpisah menjadi
kelompok garis halus di bawah pengaruh efek Zeeman dan di bawah pengaruh
listrik yang disebut efek Stark. (Bambang Supriadi,Lailatul Nuraini. 2019.
FISIKA ATOM Teori dan Aplikasinya hlm.118-119)

2.4 Teori Atom Berdasarkan Mekanika Gelombang


Model atom yang lebih baik itu terwujud dalam model atom mekanika gelombang
yang dirumuskan oleh Schrodinger pada tahun 1926. Pada model atom ini, tidak M dapat
lagi digambarkan lintasan elektron dalam atom. Struktur atom yang dapat digambarkan
dengan mudah dan jelas dengan model atom Bohr, digantikan dengan model matematika.
Walaupun model atom yang baru ini lebih sulit digambarkan, akan tetapi dapat digunakan
untuk menerangkan sifat-sifat kimia dan fisika unsur-unsur dengan baik.

Teori atom yang dikemukakan oleh Rutherford dan Bohr menjelaskan atom sebagai
suatu inti pusat yang dikelilingi oleh elektron-elektron dalam orbit-orbit tertentu. Jadi,
elektron karenanya dipandang sebagai suatu partikel. Pada tahun 1924, de Broglie
mengajukan postulat bahwa kedua karakter yang sama ditunjukkan oleh elektron, kadang-
kadang bersifat sebagai partikel, dan pada saat yang lain bersifat sebagai gelombang.
Bukti bukti eksperimen bahwa elektron bersifat gelombang dapat diamati pada gejala

12
difraksi dan interferensi cahaya. Menurut Broglie bahwa elektron dapat bersifat sebagai
gelombang yang panjang gelombangnya dinyatakan sebagai:

h = tetapan Planck, m = massa partikel dan v = kecepatan partikel. Dari persamaan ini
terlihat bahwa gelombang de Broglie suatu partikel akan makin panjang, jika massanya
makin kecil. Dengan demikian sifat gelombang dari partikel-partikel subatom seperti
elektron, proton akan makin nyata.

Untuk menentukan sifat-sifat subatomik harus digunakan mekanika gelombang. Dalam


mekanika gelombang, pengukuran kecepatan, momentum dan kedudukan partikel subatomik
tidak dapat dinyatakan dengan tepat (selalu terdapat ketidakpastian). Menurut Werner
Heisenberg, hasil kali antara ketidakpastian dalam kedudukan (∆x) dengan ketidakpastian
momentum (∆p) adalah sebesar:

(∆x)(∆p) ≥ h / 4π

Persamaan di atas dikenal sebagai prinsip ketidakpastian Heisenberg. Prinsip ini


menyatakan bahwa kedudukan dan momentum tidak dapat diukur, dengan ketepatan tinggi
sekaligus. Gerakan lintasannya tidak dapat diramalkan dengan pasti. Jika momentum dapat
diukur dengan tepat, maka kedudukan partikel tidak dapat diketahui dengan tepat. Sebaliknya
jika kedudukan diketahui dengan tepat, momentumnya tidak tepat, sebab pada saat
pengukuran terjadi, kedudukan dan momentum elektron otomatis terganggu. Jadi tidak dapat
mengukur keduanya sekaligus. Menurut ketidakpastian Heisenberg ini, yang mungkin bisa
ditentukan dan dihitung hanyalah kebolehjadian menemukan elektron di dalam suatu daerah
ruang tertentu di dalam atom yang disebut orbital.

Orbital adalah volume dalam ruang di mana terdapat probabilitas tinggi menemukan
elektron. Bentuk dan ukuran orbital tergantung pada fungsi gelombang.

Bila elektron berada dalam keadaan dasar, atau orbital energi terendah, dari suatu atom
hidrogen menyerap suatu kuantum energi tertentu, elektron itu naik ke orbital dengan energi
yang lebih tinggi. Dalam mekanika gelombang, selisih dari energi dua orbital itu
dikuantisasikan. Pancaran energi terkuantisasikan oleh suatu atom H yang tereksitasi, yang
semula diterangkan menurut atom Bohr (sebagai elektron yang jatuh dari suatu lintasan tinggi
ke lintasan rendah), sekarang dalam teori atom mekanika gelombang diperhitungkan sebagai
suatu perubahan dari orbital berenergi tinggi ke orbital berenergi rendah.

Dalam teori atom mekanika gelombang penggambaran orbital dijelaskan melalui


bilangan kuantum. Untuk atom hidrogen dapat dijelaskan oleh tiga bilangan kuantum, tetapi
untuk atom-atom lain diperlukan bilangan kuantum keempat. Keempat bilangan kuantum
tersebut adalah bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l), bilangan kuantum

13
magnetik (m) dan bilangan kuantum spin (s). Bilangan kuantum utama (n), menentukan
ukuran kabut orbital dan menyatakan dalam tingkatan energi utama di mana elektron itu
berada. Makin besar harga n maka makin besar ukuran orbital yang dihuni elektron itu, n
mempunyai harga

n = 1, 2, 3, ...

Orbital S

Bilangan kuantum azimut (l), menentukan bentuk orbital, l mempunyai harga

l = 0, 1, 2, ... sampai n-1

Nilai l pada umumnya disimbolkan dengan abjad s, p, d, f, .... Jika n = 1, hanya dapat
mempunyai harga l = 0. Artinya hanya ada satu tipe orbital yaitu orbital 1s, untuk tingkat
energi utama pertama. Bila n =2, l mempunyai harga 0 dan 1. Jadi, terdapat dua subtingkatan
dan dua jenis orbital yang berkaitan dengan tingkat energi utama kedua. Kedua subtingkat
energi itu disebut subtingkat energi 2s dan 2p, dan orbitalnya ialah orbital 2s dan 2p. Bila n =
3, l mempunyai harga 0, 1 dan 2, bila n = 4, harga l ialah 0, 1, 2, dan 3.

Jadi, tingkat energi utama ketiga mempunyai tiga macam dan tingkat energi utama
keempat mempunyai empat macam orbital. Huruf s, p, d dan f berasal dari istilah
spektroskopi sharp, principle, diffuse dan fundamental, yang digunakan untuk menguraikan
garis-garis spektra atom.

Bila l = 0, orbitalnya ialah orbital s, bila l = 1, orbital ditandai sebagai orbital p, untuk l =
2 dan l =3, orbitalnya masing-masing ditandai sebagai orbital d dan f.

Orbital P

Bentuk orbital-orbital atom s, p, dan d ( catatan bahwa tanda + dan - menunjukkan


simetri, bukan muatan).

14
Bilangan kuantum magnetik (m) menunjukkan orientasi orbital dalam ruang relatif
terhadap inti dan orbital khusus mana yang dihuni oleh elektron dalam suatu subtingkat
energi.

Dalam semua tingkat energi utama kecuali dalam tingkat pertama, terdapat lebih dari satu
subtingkat energi dan karenanya lebih dari satu macam orbital. Banyaknya orbital dalam
suatu jenis subtingkat energi sama dengan banyaknya harga ml yang mungkin untuk
subtingkatan itu. Untuk suatu harga l bilangan kuantum magnetik ini mempunyai harga.

m = -l - (+l)
untuk subtingkat s, l = 0, m = 0; satu tipe orbital s
untuk subtingkat p, l = 1, m = -1, 0, +1; tiga tipe orbital p
untuk subtingkat d, l = 2, m = -2, -1, 0, +1, +2; lima tipe orbital d
untuk subtingkat f, l = 3, m = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3; tujuh tipe orbital f
Dengan demikian untuk setiap harga l terdapat 2 l + 1 harga m, yang berbeda, atau
dengan kata lain terdapat 2 l + 1 orbital dengan orientasi yang berbeda dalam ruang. Karena
itu untuk orbital s (l = 0) hanya mempunyai satu bentuk orbital yang digambarkan sebagai
permukaan bola. Untuk orbital p (l = 1) mempunyai tiga bentuk orbital yang dinyatakan
sebagai orbital px (m = + 1), orbital py (m = 0) dan orbital pz (m = -1).

Distribusi muatan untuk elektron dalam orbital d

Bilangan kuantum spin (s) menunjukkan adanya perputaran elektron pada sumbunya.
Perputaran suatu benda pada sumbunya sendiri dapat mempunyai dua arah. Oleh karena itu,
bilangan kuantum spin diberi harga + ½ atau -½. Dengan demikian dalam suatu orbital
terdapat maksimum dua elektron.

15
Dengan demikian kombinasi mengenai orbital atom dapat dirangkum pada tabel di bawah
ini.

Orbital-orbital atom

Notasi orbital atom biasanya disimbolkan dengan

banyaknya elektron

bilangan kuantum utama nl^x bilangan kuantum azimut (s, p, d, f)


(Drs.Ucu Cahyana, M.Si. Struktur Atom dan Sistem Periodik. hlm.1.19-1.27)

16
17

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sebelum permulaan abad 19, konsep atom dianggap sebagai „mitos‟ , karena gagasan
yang diajukan oleh para filosof Yunani hanya dilandasi pemikiran tentang fenomena
alam. Perkembangannya menjadi „sains‟ normal‟ setelah Dalton
mengkonseptualisasikan kembali berdasarkan kajian-kajian empirik. Periode „sains
normal‟ di bawah paradigma Dalton berlangsung hampir satu abad lamanya (ahir
abad 19).
2. Akumulasi anomali yang menggugurkan paradigma Dalton antara lain gejala
kelistrikan dan radoaktifitas.
3. Perubahan model atom Thompson, Rutherford, Bohr hingga model atom mekanika
kuantum masih berada dalam satu paradigma yang meyakini bahwa atom memiliki
sub partikel ; inti atom dan elektron. Perubahan model difokuskan pada penentuan
susunan elektron dalam atom
4. Namun ditinjau dari landasan filosofisnya, perubahan Model Atom Bohr ke Model
atom mekanika Kuantum dianggap sebagai perubahan paradigma deterministik
menjadi Uncertainity Principle (prinsip ketikpastian)
5. Penemuan partikel elementer quark , belum dapat dianggap suatu anomali , karena
model quark tidak mengubah paradigma namun melengkapinya
6. Adanya perkembangan pemikiran konsep atom menunjukkan bahwa tidak ada
kebenaran yang mutlak dalam IPA, bahkan melalui konsep atom faham determinisme
dapat dibantah dengan argumentasi mekanika kuantum. Kemunculan model quark
tidak lagi dianggap sesuatu guncangan bagi kebenaran ilmiah, namun dianggap dapat
melengkapi khazanah ilmu pengetahuan. Hal ini karena para ilmuwan kini
mempunyai pandangan bahwa kebenaran sains bersifat tentatif dan relatif.

3.2 Saran
Saran untuk para pembaca :
 Bacalah setiap isi makalah yang telah tersajikan dengan cermat dan seksama.
 Tandai kalimat/bagian yang menimbulkan datang nya pertanyaan.
 Pahami isi nya,agar ilmu nya tersampaikan dan bisa bermanfaat bagi pembaca.
 Sampaikan lah kekurangan dalam penyusunan makalah ini kepada kelompok penyaji.
Kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Yusnidar Yusuf.M.Si.2018.Modul Kimia Dasar.

Beiser, A., 2003. Concepts of Modern Physics. 6th ed. North America: McGraw-Hill, Inc.

Drs.Ucu Cahyana, M.Si. Struktur Atom dan Sistem Periodik.

Bambang Supriadi,Lailatul Nuraini. 2019. FISIKA ATOM Teori dan Aplikasinya

Rahardjo, D. T., 2012. Modul Fisika Modern. Surakarta: UNS.

Singh, R. B., 2009. Introduction to Modern Physics. 2nd ed. Daryaganj: New Age International
(P) Limited, Publishers.

Achmad,Hizkia. 1992. Struktur Atom, Struktur Molekul, dan Sistem Periodik.Bandung :


PT.Citra Aditiya Bakti.

18

Anda mungkin juga menyukai