Disusun oleh :
Ida Royani
Semester VI
Dosen Pembimbing :
Drs.Mukroni AB,MA
P a g e 1 | 11
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta
salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat
kepada umat manusia.
Maka dari itu saya sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran
dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata
kuliah kuliah broadcasting radio dan televisi yang saya harapkan
sebagai bahan koreksi untuk saya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
P a g e 2 | 11
DAFTAR ISI
JENIS JENIS SIARAN RADIO
KATA PENGANTAR………………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………... 3
BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang……………………………………………….... 4
BAB II Pembahasan
a. jenis jenis siaran radio………………………………………….6
b. jenis Program Radio……………………………………………7
c. radio berdasarkan penyelenggara………………………………7
BAB III Penutup
a.Kesimpulan…………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA
P a g e 3 | 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Radio sebagai media massa terus mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Dimulai dari zaman Belanda, zaman Jepang, zaman kemerdekaan, dan zaman orde baru.
Mulai dari radio yang segmentasinya luas, sampai yang mempersempit diri dalam
segmentasi. Sehingga radio yang dulunya bersifat umum, sekarang dikenal dengan radio
wanita, radio untuk anak muda, radio untuk remaja, radio khusus berita, radio budaya dan
lain sebagainya. Radio merupakan salah satu media massa yang berkaitan erat dengan
kebutuhan masyarakat yang dapat memberikan berbagai macam informasi, hiburan, dan
pendidikan. Radio sebagai media massa yang efektif dalam penyebaran informasi,
berbagai macam informasi bisa disampaikan dengan audio yang jelas dan dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Radio juga menyebabkan
ketergantungan terhadap masyarakat karena tidak dapat dipisahkan dengan kebiasaan
mendengarkan radio karena Radio memberikan kepuasan tersendiri terhadap
pendengarnya dengan adanya radio tersebut sangat praktis sehingga masyarakat dapat
mendengarkan radio dimana saja dan kapan saja. Didalam radio sangat diperhatikan
bagaimana cara berkomunikasi terhadap masyarakat, maka beberapa stasiun radio
memiliki khas sendiri-sendiri dalam bersiaran atau berkomunikasi agar dapat menarik
minat dengar masyarakat sebanyak mungkin. 2 Tingkat persaingan stasiun radio di kota-
kota besar dewasa ini cukup tinggi dalam merebut perhatian audience.
Salah satu usaha yang dilakukan yakni dengan membawakan acara yang sesuai
dengan segmentasi yang dituju sesuai dengan visi dan misi radio itu sendiri dengan pola
penyiaran yang menarik. Sehingga banyak diminati oleh audience untuk mendengarkan
siaran dari stasiun radio tersebut. Berawal dari kompetitifnya persaingan dalam merebut
audience tetap dan menjadi sumber informasi yang praktis dan terjangkau. Setiap stasiun
radio memiliki khas sendiri-sendiri sesuai dengan segmentasinya, seperti radio Swara
Slenk FM memiliki khas dalam menyajikan musik budaya jawa serta musikmusik yang
menjadi favorit masyarakat pada saat ini. karena dalam acara line telpon dan
segmentasinya mengarah pada 30 tahun keatas dan partisipan dalam line telpon juga
sebagian besar audience yang berusia dominan 30 tahun keatas, maka setiap stasiun radio
memiliki target tersendiri dalam mengembangkan stasiun radio yang dikelolanya dengan
menyesuaikan permintaan audiencenya. Jadi swara slenk ini memiliki list program acara
yang berbeda disetiap hari untuk disajikan kepada pendengar setia Swara Slenk FM.
Salah satu program acara menarik dari Radio Swara Slenk FM terdapat program acara
Semarakata, yang disiarkan pada hari kamis pukul 13:00-14:00 WIB dan sebagian besar
partisipanya adalah khalayak berumur 30 tahun ke atas. jadi semua yang disajikan pada
acara tersebut berbau budaya dan sangat baik untuk mempengaruhi generasi muda pada
jaman sekarang ini. Acara Semarakata ini membahas tentang adat istiadat yang ada pada
keraton yang ada di Surakarta 3 Solo, yang dibahas dalam program acara Semarakata ini
misalkan tata cara berbusana dalam keraton dan adat istiadat yang ada di keraton yang
P a g e 4 | 11
kebanyakan orang menyebutnya dengan kejawen. Dalam siaran program acara
Semarakata ini mendatangkan narasumber langsung dari Abdi Dalem/petinggi keraton
yakni KP.Winarnokusumo dengan KRA.Budayaningrat. Strategi Swara Slenk sendiri
untuk menarik minat dengar masyarakat kota Solo dengan cara mempertahankan
kejawenya dari kota solo yaitu dengan menggunakan bahasa yang sopan santun atau
dengan kata lain tutur kata yang halus yang biasa digunakan oleh orangorang jawa pada
umumnya yang ada diwilayah kota Solo. Bukan hanya bahasa atau tutur kata dalam
bersiaran saja yang diutamakan dalam radio Swara Slenk ini melainkan juga selektif
terhadap lagu yang diputarnya. Misal lagu yang memiliki lirik tidak sopan seperti lagu
bojo loro, Cucak rowo lagu tersebut tidak dijumpai dalam semua program acara yang ada
di Radio Swara Slenk FM. Radio Swara Slenk sangat mengutamakan siaran-siaran yang
berbau budaya dan tradisi, maka semua program acara yang dimiliki Radio Swara Slenk
ini ada partisipanya sendiri-sendiri. Persaingan stasiun radio saat ini cukup kompetitif
karena banyaknya stasiun radio baik baru atau lama di Karisidenan Surakarta yang
mengusung misi radio Budaya. Sehingga cukup sulit untuk menarik minat dengar
khalayak. Untuk itu pemilik stasiun Radio Swara Slenk harus menentukan target
pendengar agar dapat menentukan pola penyiaran. Masing-masing stasiun radio memiliki
strategi penyiaran yang berbeda-beda. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan target 4
pendengarnya. Pola penyiaran yang disusun harus memiliki ciri khas tersendiri agar dapat
menjadi pilihan pendengar.
Dalam hal ini, khalayak dianggap sebagai individu yang aktif. Khalayak selalu
berusaha menentukan media apa yang paling tepat yang dapat memenuhi kebutuhannya,
seperti kebutuhan akan hiburan, informasi, pendidikan, dan sebagainya. Disisi lain juga
banyak masyarakat yang sudah banyak melupakan budaya-budaya Jawa dan lebih
memilih untuk bergaya kebarat-baratan tanpa mengingat budaya kita lebih berarti dan
bermakna. Untuk itu, Radio Swara Slenk membuat suatu program acara Semarakata yang
merupakan satu-satunya acara yang berfokus pada budaya, dan dijadikan sebagai program
acara yang membahas tentang kebudayaan Keraton Kasunanan Surakarta, bukan hanya
itu dalam program acara Semarakata ini banyak mengulas tentang berbagai macam
eventevent Keraton yang selalu dirayakan di setiap masanya. Acara Semarakata ini
muncul karena adanya masyarakat khususnya Kota Solo yang tidak mengenal event-event
yang setiap saat dirayakan oleh Keraton Kasunanan Surakarta. Misal; Sekaten merupakan
salah satu event yang diperingati di Kota Solo. Nama Semarakata itu sendiri berasal dari
salah satu bangunan yang berada pada sisi barat, dan tempat ini sering dipergunakan
sebagai tempat mengekspresikan diri atau kegembiraan, misalnya; resepsi pernikahan,
tari-tarian, rapat ataupun beksan. Program Acara semarakata ini mulai disiarkan pada
tahun 2005 hingga sekarang masih tetap berada pada posisi yang sama masih ngugemi
bahasa jawa dan budaya Jawa. Segmentasi radio pada audience 30 tahun keatas dengan
program acara Semarakata. 5 Surakarta. Selain itu, Swara Slenk FM memiliki ciri khas
lain yang dapat menarik minat dengar khalayak, yaitu Swara Slenk FM selalu menyajikan
informasi seputar Keraton yang ada di kota
P a g e 5 | 11
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis jenis siaran radio
Jenis-jenis siaran radio dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu ditinjau dari segi
frekuensi, gelombang dan dari penyelenggara.
1. Berdasarkan frekuensi
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang waktu
yang diberikan. Untuk memperhitungkan frekuensi, seseorang menetapkan jarak
waktu, menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan
panjang jarak waktu. Hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz)
yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan
fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang
terjadi satu kali per detik.
– Amplitudo Modulasi (AM)
Saluran AM merupakan saluran yang pertama kali digunakan dalam teknologi
penyiaran. Menurut ketentuan internasional, saluran AM berada pada blok
frekuensi 300-3000 KHz. Pada sistem AM, sinyal informasi mengubah-ubah
amplitude gelombang pembawa, namun frekuensinya tetap. Dalam memancarkan
sinyal, saluran AM memanfaatkan gelmbang elektromagnetik bumi atau yang
disebut dengan ground waves dan juga gelombang udara atau sky waves. Kedua
jenis gelombang ini dapat membawa sinyal ke wilayah yang sangat jauh. Itu
sebabnya mengapa radio Am mampu menyampaikan siarannya hingga ke tempat
yang sangat jauh.
– Frekuensi Modulasi (FM)
Saluran FM ditetapkan secara internasional berada pada blok frekuensi VHF
(very high frequency), yaitu 30-300 MHz. Di Indonesia, rentang pita frekuensi
yang dialokasikan untuk siaran FM berada diantara 87,5 – 108 MHz. Pada
wilayah frekuensi ini secara relatif, bebas dari gangguan baik atmosfir maupun
interferensi yang tidak diharapkan. Jangkauan dari sistem modulasi ini tidak
sejauh, jika dibandingkan pada sistem modulasi AM dimana panjang
gelombangnya lebih panjang.
Luas wilayah yang dapat dicakup siaran FM merupakan kombinasi dari daya
watt dan tinggi tiang pemancar. Semakin tinggi daya watt stasiun FM, semakin
tinggi tiang pemancar, maka semakin kuat sinyal yang dipancarkan.
Sedangkan kerugiannya :
♦ Tanah menyerap gelombang lebih cepat daripada udara yang menyebabkan jarak
jangkauan siaran lebih sempit sehingga memerlukan booster.
♦ Tanah di Indonesia mengandung besi yang cepat menyerap gelombang
sehingga merupakan penghantar yang buruk.
2. Radio publik
Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, Radio terdiri dari Dewan Pengawas dan
Dewan Direksi. Dewan Pengawas yang berjumlah 5 orang terdiri dari unsur publik,
pemerintah dan perusahaan. Dewan Pengawas yang merupakan wujud representasi
P a g e 7 | 11
dan supervisi publik memilih Dewan Direksi yang berjumlah 5 orang yang bertugas
melaksanakan kebijakan penyiaran dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan
penyiaran. Status sebagai Lembaga Penyiaran Publik juga ditegaskan melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12 tahun 2005 yang merupakan penjabaran lebih
lanjut dari Undang Undang Nomor 32/2002.
3. Radio swasta/komersial
Radio siaran swasta FM dan AM yang dapat digunakan untuk penyampaian
informasi ini dapat dikemas dalam bentuk acara khusus maupun dengan memasukkan
pesan ke dalam acara tertentu, akhirnya memilih radio sebagai sarana untuk
mendapatkan finansial, mereka selanjutnya mengemas pelaksanaan siaran dengan
konsep ekonomi yang diharapkan akan memperoleh kemanfaatan finansial setelah
melakukan kegiatan penyiaran. penyelenggara radio swasta tentunya lebih
memfokuskan pada keuntungan, sehingga sesuatu yang wajar kalau mereka tentunya
akan menentukan kebijakan pola, strategi, bahkan tempat dalam melaksanakan siaran
berpedoman faktor-faktor yang menguntungkan.Pengelolaan radio swasta
berdasarkan hasil rating oleh surveyor dan juga selera/kreativitas pengelola.
Kepentingan radio swasta diarahkan kepada segmen pasar yang disasar. Dalam
siarannya radio swasta mengikuti keinginan dan selera pasar. Bahasa penyiar dalam
radio swasta cenderung mengikuti gaya bicara orang kota (Jakarta).
4. Radio komunitas
Radio komunitas adalah stasiun siaran radio yang dimiliki, dikelola,
diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas. Pelaksana
penyiaran (seperti radio) komunitas disebut sebagai lembaga penyiaran komunitas.
Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio
alternatif. Intinya, radio komunitas adalah “dari, oleh, untuk dan tentang
komunitas”.Ada beberapa perbedaan antara radio komunitas dengan radio swasta
yaitu, pengelolaan radio Komunitas berdasarkan hasil diskusi dan kesepakatan
bersama warga sedangkan pengelolaan radio swasta berdasarkan hasil rating oleh
P a g e 8 | 11
surveyor dan juga selera/kreativitas pengelola. Radio komunitas mengutamakan
kepentingan dan kebutuhan warga di wilayah tempat radio tersebut sedangkan radio
swasta diarahkan kepada segmen pasar yang disasar. Dalam siarannya radio
komunitas menyajikan tema-tema yang dibutuhkan warga setempat sedangkan radio
swasta mengikuti keinginan dan selera pasar. Bahasa penyiar dalam radio komunitas
mengikuti dialek lokal dan kebiasaan berbicara setempat sedangkan radio swasta
cenderung mengikuti gaya bicara orang kota (Jakarta).Sejak kemunculan teknologi
radio, radio komunitas sebenarnya sudah ada. Hanya karena pemahaman konsep
tentang komunitas yang belum di ketahui masyarakat maka seolah-olah radio
komunitas di Indonesia adalah sesuatu yang baru. Berawal dari hobby dan kebutuhan
media untuk melakukan proses sosialisasi, baik yang diawali oleh perorangan ataupun
lembaga masyarakat, munculah radio sebagai media yang mempertemukan dan
mempersatukan keinginan-keinginan yang tumbuh di masyarakat. Bagi yang akhirnya
memilih radio sebagai sarana untuk mendapatkan finansial, mereka selanjutnya
mengemas pelaksanaan siaran dengan konsep ekonomi yang diharapkan akan
memperoleh kemanfaatan finansial setelah melakukan kegiatan penyiaran. Sampai
sekarang mereka kita kenal sebagai radio swasta, baik yang tergabung dalam wadah
PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) maupun ARSI
(Asosiasi Radio Swasta Indonesia).
P a g e 9 | 11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
P a g e 10 | 11
DAFTAR PUSTAKA
P a g e 11 | 11