Anda di halaman 1dari 5

Nama : HUSNI ISMI ZAKIYAH

NIM : 05040421079
Semester : 1

Soal UAS CIVIC EDUCATION/KEWARGANEGARAAN


1.Konstitusi atau UUD merupakan hukum tertulis dan tertinggi yang harus dimiliki Negara
demokrasi modern. Jelaskan tiga unsur pokok yang harus ada dalam pembuatan UUD yang
benar dan fungsi konstitusi dalam bernegara!
2.Dalam hukum syariah HAM sangat dihargai dan diperkuat dalilnya, dalam pelaksanaan
HAM diperkuat dengan Madinah Charter dan Deklarasi Cairo. Berikanlah argumentasi,
negara muslim/umat Islam sangat toleran dan menghormati HAM!
3.Indonesia merupakan Negara modern yang memiliki UUD NRI 1945, dimana sifat
perubahan konstitusinya sangat rigid dan tidak fleksible. Jelaskanlah mengapakah perubahan
UUD NRI 1945 termasuk rigid/kaku dan sebutkanlah dasar hukum cara perubahan/
konstitusi kita!
4.Di Indonesia banyak partai politik yang ikut serta dalam Pemilu, mengapakah partai
politik diperlukan dalam Negara demokratis. Jelaskanlah fungsi-fungsi partai politik di
Indonesia !
5. Indonesia merupakan Negara yang besar penduduknya dan tersebar di banyak pulau.
Sistem pemilu dapat dibagi atas dua macam: 1. System distrik, dan 2. System proporsional.
Jelaskanlah kedua system pemilu itu. Dan Indonesia menggunakan yang manakah? Apakah
keunggulan dan kekurangan dua system pemilu itu?
6. Masyarakat madani/civil society di Indonesia mulai berkembang dan kuat, jelaskan
mengapa ormas Islam berkembang pesat di Zaman Reformasi ini. Berikan contoh ormas
Muslim yang berperan sebagai civil society!

JAWABAN

1.Tiga unsur pokok dalam pembuatan UUD yaknin Unsur hukum, unsur sistem konstitusi,
unsur kedaulatan rakyat.
Unsur hukum
Negara berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka. Itu berarti
segala kegiatan dan perilaku dalam masyarakat Indonesia tidak boleh bertentangan dengan
UUD 1945. Namun demikian, UUD 1945 hanya rnemuat aturan-aturan pokok, sedangkan
pelaksanaan dituangkan kepada perundang-undangan yang ada di bawahnya.
Unsur Sistem Konstitusi
Minya pemerintahan berdasar pada konstitusi (hukum dasar), tidak absolutisme (kekuasaan
tidak terbatas).
Unsur Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan rakyat dipegang oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, jadi
MPR memegang kekuasaan negara yang tertinggi.
Unsur Persamaan Hak
Setiap manusia Indonesia diakui memilki hak asasi yang sama, yang wajib mendapat
perlindungan hukum, seperti yang tertuang pada pasal-pasal UUD 1945.
Unsur Kekuasaan Kehakiman
Kekuasaan kehakiman haws mandiri dan bebas dari pengaruh atau tekanan dari kekuatan
manapun
Unsur Pembentuk Undang-Undang
Presiden dan DPR sebagai Lembaga Negara Pembentuk UndangUndang. Di samping
Presiden adalah DPR. Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama. Presiden harus
mendapat persetujuan DPR untuk membuat Undang-Undang dan menetapkan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam menjalankan tugas Presiden harus bekerja
sama dengan DPR, tetapi Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
Unsur Sistem Pemerintahan
Presiden sebagai mandataris MPR yang berkewajiban melaksanakan Ketetapan-Ketetapan
MPR. Presiden berhak membentuk kabinet, dan para menteri bertanggung jawab kepada
Presiden.
Unsur pokok pembentukan undang undang dasar harus berlandasan filosofis, yuridis,
sosiologis
Fungsi konstitusi dalam bernegara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara Republik
Indonesia terdiri dari tiga bagian, TUJUAN KONSTITUSI untuk memberikan pembatasan
dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan agar tidak merugikan masyarakat,
untuk memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak masyarakat
lainnya, untuk memberikan pedoman dan batasan bagi penguasa yang melaksanakan
kekuasaannya
FUNGSI KONSTITUSI DALAM BERNEGARA yakni, Sebagai sumber hukum tertinggi di
suatu negara, Sebagai alat untuk membatasi kekuasaan dalam penyelenggaraan sebuah
negara, agar tidak sewenang-wenang, Sebagai alat pelindung hak asasi manusia dan
kebebasan masyarakat dalam suatu negara, Sebagai piagam lahirnya suatu negara, Sebagai
simbol persatuan rakyat, Sebagai sarana untuk mengendalikan masyarakat agar tidak timbul
perpecahan, Sebagai rujukan mengenai identitas dan lambang negara, dan untuk menjaga hak
hak warga negara dari tindakan berwenang wenang.
2. Hak asasi manusia dalam Islam dapat ditelusuri dari ajaran tauhidnya yang mengandung
arti hanya satu Pencipta bagi alam semesta. Ajaran dasar dalam Islam adalah la ilaaha illa
Allah, Seluruh apa yang ada di langit dan dipermukaan bumi beserta diantara keduanya
adalah ciptaan Allah Swt. Dengan demikian ajaran tauhid ide persamaan dan persaudaraan
seluruh manusia. Ajaran tauhid juga mencakup ide persamaan dan persatuan seluruh
makhluk, tumbuhtumbuhan, hewan dan manusia (tegasnya Islam mencakup ide
prikemanusiaan dan prikemakhlukan). Islam merupakan agama yang sagat toleran dan cinta
akan kedamaian, dan kesselamat umat manusia seperti yang telah dijelaskan pada Q.S Al-
Anfal : 61 “Dan, jika mereka condong kepada perdamaian, condonglah kepadanya dan
bertawakallah kepada Allah. Se sungguhnya, Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”. Islam sangat mengakui perbedaan sebagai kenyataan tidak terbantahkan.
Adanya satu hubungan paralel antara ajaran Islam dengan HAM yang diterapkan sebagai
suatu realita bahwa nilai-nilai HAM tidak akan bertentangan dengan nilai-nilai universal
lainnya. Terdapat titik temu antara Syari'ah dengan konsep HAM dan konsep manusia yang
menyerukan kebajikan-kebajikan menyeluruh. Islam agama adalah rahmatal lil'ālamin
sehingga dengan pengakuan ini, Islam menghormati keragaman dan menganjurkan agar
keragaman menjadi instrumen kerja sama di antara manusia, sehingga perbedaan tersebut
menjadi sunnatullah, karena dengan itu manusia bisa saling melengkapi antara satu sama lain
sesuai dengan prinsip-prinsip kedudukannya sebagai manusia. Oleh karena itu sudah
sepatutnya suatu negara islam untuk menjunjung tinggi rasa toleransi dan rasa hormat
terhadap ham, agar kehidupan masyarakat dalam negara tersebut berjalan dengan damai dan
diharapkan sedikit terjadiya peluang pelanggaran HAM pada individu penduduknya. Dan
HAM juga harus ditamnamkan pada kepada seluruh umat islam.
3. sifat UUD negara indonesia tahun 1945 termasuk konstitusi yang Rigid (kaku) karena
UUD 1945 hanya bsa di rubah dengan cara tertentu secara khusus dan istimewa tidak seperti
mengubah peraturan perundangan biasa.
Hal ini dijelaskan dalam BAB XVI perubahan undang-undang dasar pasal 37 ayat 1” Untuk
mengubah UUD sekurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota MPR harus hadir” dan pasal 2
“Putusan Diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota
yang hadir”.

4. Negara demokrasi (berkedaulatan rakyat), pemilu memang dianggap sebagai lambang


sekaligus tolah ukur utama dan pertama dari demokrasi. Artinya, pelaksanaan dan hasil
pemilu merupakan refleksi dari susasana keterbukaan dan aplikasi dari nilai dasar demokrasi,
di samping perlu adanya kebebasan berpendapat dan berserikat yang dianggap cerminan
pendapat warga negara. Alasannya, pemilu memang dianggap akan melahirkan suatu
representatif aspirasi rakyat yang tentu saja berhubungan erat dengan legitimasi bagi
pemerintah. Melalui pemilu demokrasi sebagai sistem yang menjamin kebebasan warga
negara terwujud melalui penyerapan suara sebagai bentuk partisipasi publik secara luas.
Dengan kata lain bahwa pemilu merupakan simbol daripada kedaulatan rakyat. Mengaitkan
pemilu dengan demokrasi sebenarnya dapat dilihat dalam hubungan dan rumusan yang
sederhana sehingga ada yang mengatakan bahwa pemilu merupakan salah satu bentuk dan
cara yang paling nyata untuk melaksanakan demokrasi. Jika demokrasi diartikan sebagai
pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat, maka cara rakyat untuk menentukan pemerintahan
itu dilakukan melalui pemilu.
Secara singkat partai politik adalah sekelompok masyarakat yg mempunyai tujuan fisi dan
misi, fungsi dari dari partai politik dalam negara demokrasi adalah untuk menampung
aspirasi, kritik dan saran dari masyarakat dan ditunjukan untuk pemerintah atau penguwasa.
5. Sistem pemilu Distrik adalah sistem pemilu berdasarkan lokasi daerah pemilihan bukan
berdasarkan jumlah penduduk. Dalam sistem ini wilayah negara dibagi ke dalam beberapa
distrik pemilihan yang biasanya berdasarkan pada jumlah penduduk. Kandidat yang
mendapatkan suara terbanyak akan mengambil seluruh suara yang diperolehnya tanpa
memperhitungkan selisih perolehan suara. Untuk menang, seorang kandidat hanya perlu
mendapatkan lebih banyak suara daripada lawannya. Semakin banyak kandidat yang bersaing
memperebutkan kursi, besar kemungkinan kandidat yang menang hanya akan menerima
sedikit suara
Kelebihan Sistem Distrik: Ada hubungan kedekatan antara kandidat dengan pemilihnya.
Penyeleksian calon lebih ketat dan kompetitif. Terjadi penyederhanaan partai politik dan
pemerintahan lebih stabil. Cenderung menghasilkan pemerintahan kuat dari satu partai.
Mendorong munculnya oposisi. Memungkinkan hadirnya kandidat independen. Sistem ini
cukup sederhana dan mudah dimengerti pemilih. Bagi partai besar system ini menguntungkan
karena melalui distortion effect dapat meraih suara dari pemilih-pemilih lain, sehingga
memperoleh kedudukan mayoritas. Dengan demikian, sedikit banyak partai pemenang dapat
mengendalikan parlemen. Lebih mudah bagi suatu partai untuk mencapai kedudukan
mayoritas dalam parlemen, sehingga tidak perlu diadakan koalisi dengan partai lain. hal ini
mendukung stabilitas nasional. Sistem ini sederhana dan mudah untuk diselenggarakan.
Kelemahan Sistem Distrik System ini kurang memperhatikan kepentingan partai-partai kecil
dan golongan minoritas, apalagi jika golongan-golongan ini terpencar dalam berbagai distrik.
Sistem ini kurang representatif dalam arti bahwa partai yang calonnya kalah dalam suatu
distrik kehilangan suara yang telah mendukungnya. Hal ini berarti bahwa ada sejumlah suara
yang tidak diperhitungkan sama sekali, atau terbuang sia-sia. Dan jika banyak partai mengadu
kekuatan, maka jumlah suara yang hilang dapat mencapai jumlah yang besar. Hal ini akan
dianggap tidak adil terhadap partai dan golongan yang dirugikan. Sistem distrik dan dianggap
kurang efektif dalam masyarakat yang plural karena terbagi dalam kelompok etnis, religius,
dan tribal, sehingga menimbulkan anggapan bahwa kebudayaan nasional yang terpadu secara
ideologis dan etnis mungkin merupakan prasyarat bagi suksesnya sistem ini. Ada
kemungkinan si wakil cenderung untuk lebih memperhatikan kepentingan distrik serta warga
distriknya, daripada kepentingan nasional.
Sistem Perwakilan Berimbang atau Sistem proporsional
Sistem ini dianut oleh Indonesia. Pemilu tidaklah langsung memilih calon yang
didukungnya, karena para calon ditentukan berdasarkan nomor urut calon-calon dari masing-
masing parpol atau organisasi social politik (orsospol). Para pemilih adalah memilih tanda
gambar atau lambing sustu orsospol. Perhitungan suara untuk menentukan jumlah kursi
raihan masing-m,asing orsospol, ditentukan melalui pejumlahan suara secara nasional atau
penjumlahan pada suatu daerah (provinsi). Masing-masing daerah diberi jatah kursi
berdasarkan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di daerah yang bersagkutan. Banyak
atau sedikitnya kursi yang diraih adalah ditentukan oleh jumlah suara yang diraih masing-
masing parpol atau orsospol peserta pemilihan umum. Calon terpilih untuk menjadi wakil
rakyat duitenukan berdasarkan nomor urut calon yang disusun guna mewakili orsospol pada
masing-masing daerah. Inilah yang disebut perhitungan suara secara proporsional, bukan
menurut distrik pemilihan (yang pada setiap distrik hanya aka nada satu calon yang terpilih).
Keuntungan sistem proporsional, Dianggap lebih representative karena persentase perolehan
suara setiap partai sesuai dengan persentase perolehan kursinya di parlemen. Tidak ada
distorsi antara perolehan suara dan perolehan kursi. dan Setiap suara dihitung dan tidak ada
yang hilang. Partai kecil dan golongan minoritas diberi kesempatan untuk menempatkan
wakilnya di parlemen. Karena itu masyarakat yang heterogen dan pluralis lebih tertarik pada
system ini.
Kelemahan dari sistem ini adalah kurang mendorong partai-partai yang berintegrasi satu
sama lain, malah sebaliknya cenderung mempertajam perbedaan-perbedaan diantara mereka.
Bertambahnya jumlah partai dapat menghambat proses integrasi diantara berbagai golongan
di masyarakat yang sifatnya pluralis. Hal ini mempermudah fragmenrasi dan berdirinya partai
baru yang pluralis. Wakil rakyat kurang erat hubungannya dengan konstituennya, tetapi lebih
erat dengan partainya (termasuk dalam hal akuntabilitas). Peranan partai lebih menonjol
daripada kepribadian seorang wakil rakyat. Akibatnya, system ini member kedudukan kuat
kepada pimpinan partai untuk menentukan wakilnya di parlemen melaluin Stelsel daftar (List
System). Banyaknya partai yang bersaing mempersukar satu partai untuk mencapai mayoritas
di parlemen. Dalam system pemerintahan parlementer, hal ini mempersulit terbentuknya
pemerintahan yang stabil karena harus mendasarkan diri pada koalisi.
6. karena perkembangan iptek didaerah urban tentunya berpengaruh pada pola pikir
penduduknya. hal itulah yg mendasari ormas ormas islam untuk mencegah adanya penurunan
ketaqwaan dalam lingkungan dan keluarga.
menurut pengamatan saya ormas islam yg berpengaruh dalam mewujudkan masyarakat
madani adalah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai