Makalah Kelompok 3 M
Makalah Kelompok 3 M
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu tugas Pada Mata Kola borasi kesehatan
Kelas 3B ( S1 Keperawatan )
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Tahun Ajaran 2021 / 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ MAKALAH TENTANG Entrepreneur Dalam
Pelayanan Keperawatan” ini dengan baik.
Makalah ini disusun sedemikian rupa dengan sistematika penulisan sederhana sehingga mudah
dipahami para pembacanya. Terselesaikannya tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan-
kekurangan yang dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu
sumbang saran dan kritik yang sifatnya membangun penulis harapkan dari semua pihak guna
perbaikan dalam makalah-makalah selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………….................................................……………………………………………...…………… i
Kata Pengantar……………………………………………………………….................................................................….ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………...…………......................................................iII
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………….........................................................………………………………………………………….. 4
B. Tujuan Penulisan……………………………………………………….………..….........................................................4
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...………………………………….......................................................................................…… 12
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang Nursepreneur adalah perawat pengusaha yang bekerja secara mandiri
dalam memberikan pelayanan keperawatan meliputi perawat langsung , pendidik,
penelitian, administrative atau konsultasi dalam menciptakan bisnis/usahanya.
Perawat tersebut sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owner
yang mampu menggaji karyawannya meskipun dalam pelaksanaan tekhnisnya banyak
melibatkan profesi lain sebagai pelaksana. Ketika seorang perawat mengambil suatu
langkah di tengah orang orang lain saling berlomba memperebutkan kesempatan kerja
yang semakin sempit.
Sejak tahun 2000 terjadi euphoria Pendirian Institusi Keperawatan baik itu tingkat
Diploma III (akademi keperawatan) maupun Strata I. Pertumbuhan institusi
keperawatan di Indonesia menjadi tidak terkendali. Seperti jamur di musim kemarau.
Artinya di masa sulitnya lapangan kerja, proses produksi tenaga perawat justru
meningkat pesat. Parahnya lagi, fakta dilapangan menunjukkan penyelenggara
pendidikan tinggi keperawatan berasal dari pelaku bisnis murni dan dari profesi non
keperawatan, sehingga pemahaman tentang hakikat profesi keperawatan dan arah
pengembangan perguruan tinggi keperawatan kurang dipahami. Belum lagi sarana
prasarana cenderung untuk dipaksakan, kalaupun ada sangat terbatas (Yusuf, 2006).
Saat ini di Indonesia berdiri 32 buah Politeknik kesehatan dan 598 Akademi Perawat
yang berstatus
milik daerah,ABRI dan swasta (DAS) yang telah menghasilkan lulusan sekitar
20.000 – 23.000 lulusan tenaga keperawatan setiap tahunnya. Apabila dibandingkan
dengan jumlah kebutuhan untuk menunjang Indonesia sehat 2010 sebanyak 6.130
orang setiap tahun, maka akan terjadi surplus tenaga perawat sekitar 16.670 setiap
tahunnya. (Sugiharto, 2005).
Salah satu tantangan terberat adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) tenaga keperawatan yang walaupun secara kuantitas merupakan jumlah tenaga
kesehatan terbanyak dan terlama kontak dengan pasien, namun secara kualitas masih
jauh dari harapan masyarakat. Indikator makronya adalah rata-rata tingkat pendidikan
formal perawat yang bekerja di unit pelayanan kesehatan (rumah sakit/puskesmas)
hanyalah tamatan SPK (sederajat SMA/SMU). Berangkat dari kondisi tersebut, maka
dalam kurun waktu 1990-2000 dengan bantuan dana dari World Bank, melalui
program “health project” (HP V) dibukalah kelas khusus D III keperawatan hampir di
setiap kabupaten. Selain itu bank dunia juga memberikan bantuan untu peningkatan
kualitas guru dan dosen melalui program “GUDOSEN”. Program tersebut merupakan
suatu percepatan untuk meng-upgrade tingkat pendidikan perawat dari rata-rata hanya
berlatar belakang pendidikan SPK menjadi Diploma III (Institusi keperawatan).
Tujuan lain dari program ini diharapkan bisa memperkecil gap antara perawat dan
dokter sehingga perawat tidak lagi menjadi perpanjangan tangan dokter (Prolonged
physicians arms) tapi sudah bisa menjadi mitra kerja dalam pemberian pelayanan
kesehatan(Yusuf, 2006).
Freese (2009) mengatakan bahwa seorang wirausaha yang sukses, ketika terkena
masalah pun tidak melupakan tujuannya dan tetap berusaha untuk meraih tujuan
tersebut. Lumpkin dan Dess (dalam Freese, 2009) menerangkan bahwa
karakterwirausahawan yang sukses yaitu: otonomi, inovasi, pengambilan risiko,
agresivitas komersial, dan keaktifan. Orientasi kewirausahaan berhubungan dengan
konsep kita tentang performa aktif. Otonomi berarti mengarahkan diri saat mengejar
peluang. Orang otonom bertindak secara independen dan membuat keputusan
sekalipun ada kendala. Hal ini jelas merupakan konsep yang terkait dengan konsep
kinerja aktif yang dikembangkan di atas. Inovasi mengacu pada pengembangan
gagasan baru (produk, layanan, dan proses).Meski inovasi tidak sama dengan self
starting, ada hubungan antara kedua konsep ini. Gagasan baru merupakan aspek
penting untuk memulai diri, karena untuk memulai sendiri adalah kebalikan dari
meniru apa yang sedang dilakukan orang lain. Pengambilan risiko terhadap ketidak
pastian. Agresivitas kompetitif adalah mampu untuk memasuki pasar yang sama dan
mencoba mengungguli pesaing seseorang. Orang yang proaktif mengambil inisiatif
untuk secara aktif mengeksploitasi peluang pasar (Frese, 2009). Tujuan, selfefficacy,
dan visi yang dikomunikasikan memiliki efek langsung pada pertumbuhan usaha, dan
faktor-faktor ini memediasi efek gairah, keuletan, dan keterampilan sumber daya baru
pada pertumbuhan berikutnya. Selanjutnya, visi dan self-efficacy
yangdikomunikasikan terkait dengan tujuan, adapun keuletan berkaitan dengan
keterampilan sumber daya baru (Baum & Locke, 2004).Berdasarkan penjabaran di
atas maka dapat disimpulkan bahwa jiwa kewirausahaan mencakup pengambilan
risiko, inovasi, kreativitas, agresivitas kompetitif, otonom atau bertindak secara
independen, serta keahlian dalam mencari peluang.
PENUTUP
file:///C:/Users/Personal/Downloads/toaz.info-konsep-nursing-dan-entrepreneurship-
pr_d06c460100805a6ae10457bde9b95582%20(1).pdf
https://pdfcoffee.com/konsep-nursing-dan-entrepreneurship-pdf-free.html
https://www.google.com/search?
q=makalah+konsep+nursing+dan+entrepreneurship&oq=&aqs=chrome.0.69i59i450l2.16894
86j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8