Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN SEPSIS

a. Definisi
Sepsis adalah respon inflamasi sistemik yang disebabkan oleh berbagai macam organisme
yang infeksius; bakteri gram negatif, bakteri gram positif, fungi, parasit, dan virus. Tidak
semua individu yang mengalami infeksi menjadi sepsis, dan terdapat suatu rangkaian dari
beratnya infeksi dari proses yang terlokalisisir menjadi bakteriemia sampai ke sepsis dan
menjadi septic syok(Norwitz,2010).

b. Etiologi
Sepsis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri gram negatif 70% (pseudomonas
auriginosa, klebsiella, enterobakter, echoli, proteus). Infeksi bakteri gram positif 20-40%
(stafilokokus aureus, stretokokus, pneumokokus), infeksi jamur dan virus 2-3% (dengue
hemorrhagic fever, herpes viruses), protozoa (malaria falciparum). (Root, 2004).

c. Patofisiologi
Normalnya, pada keadaan infeksi terdapat aktivitas lokal bersamaan dari sistem imun
dan mekanisme down-regulasi untuk mengontrol reaksi. Efek yang menakutkan dari sindrom
sepsis tampaknya disebabkan oleh kombinasi dari generalisasi respons imun terhadap tempat
yang berjauhan dari tempat infeksi, kerusakan keseimbangan antara regulator pro-inflamasi dan
anti inflamasi selular, serta penyebarluasan mikroorganisme penyebab infeksi (Snowden, 2002)

d. Manifestasi klinis
Demam dan menggigil merupakan gejala yang sering ditemukan pada kasus dengan
sepsis. Gejala atau tanda yang terjadi juga berhubungan dengan lokasi penyebab sepsis.
Penilaian klinis perlu mencakup pemeriksaan fungsi organ vital, termasuk (Davey, 2011):
a. Jantung dan sistem kardiovaskular, meliputi pemeriksaan suhu, tekanan darah vena dan arteri.
b. Perfusi perife.
c. Status mental, confusion sering terjadi terutama pada manula.
d. Ginjal, seberapa baik laju filtrasi glomerulus (GFR), kateterisasi saluran kemih harus
dilakukan untuk mengukur output urin tiap jam untuk mendapatkan gambaran fungsi ginjal.
e. Fungsi paru, diukur dari laju pernapasan, oksigenasi, dan perbedaan O2 alveoli-arteri (dari
analisis gas darah arteri

e. Komplikasi
1. MODS (Disfungsi Organ Multipel)
2. KID (Koagulasi Intravaskular Diseminata)
3. ARDS
Kerusakan endotel pada sirkulasi paru menyebabkan gangguan pada aliran darah kapiler
dan perubahan permebilitas kapiler, yang dapat mengakibatkan edema interstitial dan
alveolar.
4. Gagal ginjal akut
5. Syok septik

f. Pemeriksaan Penunjang
1. Kultur (luka, sputum, urine, darah) untuk mengindentifikasi organisme penyebab
sepsis.
2. EKG dapat menunjukan perubahan segmen ST dan gelombang T dan disritmia
yang menyerupai infark miokard.
3. Sinar X film abdominal dan dada bagian bawah yang mengindentifikasikan udara
bebas didalam abdomen dapat menunjukan infeksi karena perforasi abdomen / organ
pelvis.
4. Urinalisis adanya SDP / bakteri penyebab infeksi.

g. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Sepsis berdasarkan kemampuan untuk mengatasi infeksi dan
mempertahankan homeostasis. Beberapa tahap penatalaksanaan sepsis adalah (Soewondo ES,
2002)
1. Terapi cairan.
Pada pasien sepsis akan terjadi kekurangan cairan intravaskular relatif sampai berat
terutama pada syok septik.
2. Pemberian Antibiotika
Pada keadaan sepsis pada prinsipnya sudah berlaku pemberian antibiotika kombinasi
rasional sesuai dengan hasil kultur dan uji sensitivitas.
3. Terapi Suportif
Terapi suportif merupakan terapi pendukung yang penting dalam perbaikan kondisi
sepsis.

DAFTAR PUSTAKA

Davey, P. (2011).At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga


Snowden, C. Kirkman, E. The Pathophysiology of Sepsis. British Journal of Anasthesia CEPD
Reviews. 2002;2 (1):11-14
Soewondo ES. Kontribusi Proses Inflamasi dan Infeksi Pada Patogenesis Sepsis dan Syok Septik
Serta Penatalaksanaannya. Airlangga 2002. H. 86-98

Anda mungkin juga menyukai