Anda di halaman 1dari 14

BANK INDONESIA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) semester 6
Dosen pengampu : Ika Trisnawati Alawiyah, M.Sy

Disusun oleh:

Ageng Saputra 181130098


Bunari 181130014
Maratu Sholehah 181130042

PRODI PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU (IAIM NU)

METRO LAMPUNG

TAHUN 2021

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur ke hadirat Allah Swt. Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang.
Dialah Allah Swt.,Tuhan yang tak pilih kasih, dan tak pandang sayang. Dialah Rabb, pencipta
alam semesta, Maha pemberi Rezeki dan Pemilik ilmu yang Maha Tahu. Dialah Allah Swt.,
penggaris kebenaran dan pengawal keseimbangan : serta penentu keadilan dengan Pencipta
Kitab suci AlQur’an dan seluruh alam semesta.

Sholawat dan salam, semoga tercurahkan kepada nabi dan rasul panutan semua insane,
terutama Nabi Muhammad Saw.Pembuat hadis atas izin Tuhan, pelurus keimanan untuk semua
keadaan dan zaman. Penjelas al-Islam tak pernah padam, penyempurna akhlak tak pernah rusak,
pemantap akidah tak pernah gelisah, penegak syari’ah pantang menyerah. Perajut budi pekerti
tak kenal henti:penuntun zikir sampai di akhir nanti. Dialah penghulu para nabi dan rasul, yakni
Nabi Muhammad Saw. Semoga berimbas kepada semua keluarga dan sahabatnya , bahkan ke
semua umatnya sepanjang masa.Tidak terkceuali kita semua, yang insha Allah selalu
mencintainya dan semoga kita semua mendapat manfaatnya

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Metro, 22 Februari 2021

Penulis

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank Indonesia dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia ibarat denyut jantung yang
selalu bergerak menerima dan menyalurkan darah ke seluruh tubuh agar tubuh tetap hidup
dan bergerak sesuai dengan semestinya. Hal ini terlihat dari peran dan fungsi Bank Indonesia
antara lain mengatur sistem kliring antar bank dalam mata uang rupiah dan/atau valuta
asing,1 menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antarbank dalam mata
uang rupiah dan/atau valuta asing. menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan
dikeluarkan, bahan yang digunakan, dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran
yang sah, mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik, dan
memusnahkan uang dimaksud dari peredaran, termasuk mencabut dan menarik uang rupiah
dari peredaran.
Pengalaman dimasa lalu menunjukkan bahwa bank Indonesia dalam melaksanakan
tugasnya telah sering kali mendapat intervensi, terbenani dan terganggu efektifitasnya oleh
kepentingan pemerintahan pada waktu itu, sehingga tidak sedikit orang memandang bahwa
Undang-Undang Nomor 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral didesign untuk menciptakan
bank sentral yang tidak independen.2
Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dimulai ketika sebuah undang-undang baru,
yaitu UU No. 23 Tahun1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17
Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6
Tahun 2009. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga
negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur
tangan Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam
undang-undang ini.
Status dan kedudukan hukum bank Indonesia sebagai lembaga negara yang
mempunyai otonomi dan mandiri disebutkan secara tegas pada pasal 4 ayat (2) UU no 23
tahun 1999 jo UU 4 tahun 2004 tentang bank indonesia yakni “ bank indonesia adalah
lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, bebas dari
campur tangan dari pemerintah dan / atau pihak-pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara
tegas diatur oleh undangundang ini” Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank
Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas
dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak
dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga
berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak
manapun juga.

1
Pasal 16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66
2
Usman Rachmadi, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2001, hal: 45
Kedudukan BI sebagai lembaga negara yang independen tidak sejajar dengan
lembaga tinggi negara seperti Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Pemeriksa Keuangan, dan
Mahkamah Agung. Kedudukan BI juga tidak sama dengan Departemen karena kedudukan
BI berada di luar pemerintahan. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar
BI dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai Otoritas Moneter secara lebih efektif
dan efisien. Meskipun BI berkedudukan sebagai lembaga negara independen, dalam
melaksanakan tugasnya, BI harus membina hubungan kerja dan koordinasi yang baik dengan
DPR, BPK, Pemerintah dan pihak lainnya.
Bank Indonesia juga berwenang mengeluarkanperaturan bank Indonesia yang materi
muatannya mempunyai sifat sebagai peraturan perundang-undangan. Secara lebih spesifik
peran dan fungsi Bank Sentral adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Agen Fiskal Pemerintah (Fiscal Agent of Government).
Bank Sentral berfungsi sebagai penasihat dan memberikan bantuan untuk
mengelola berbagai masalah transaksi keuangan pemerintah. Misalnya, memberi
pinjaman kepada pemerintah dan memberikan fasilitas untuk penyimpanan aset-aset
keuangan milik pemerintah.
2. Sebagai Bank bagi Bank (The Banker’s Bank).
Bank Sentral memiliki peran khusus dalam sistem moneter yaitu sebagai sumber
peminjaman bagi bank-bank dan menjadi sumber terakhir bagi bankbank tersebut dalam
mendapatkan pinjaman ketika bank yang bersangkutan mengalami kesulitan likuiditas
(lender of the last resort).
3. Sebagai Penentu Kebijakan Moneter (Monetary Policy Maker).
Untuk menjalankan fungsinya, Bank Sentral umumnya memiliki sifat monopoli
untuk mengeluarkan uang dan wewenang istimewa untuk mengatur dan mengendalikan
jumlah uang beredar serta tingkat suku bunga.
4. Melakukan Pengawasan, Evaluasi, dan Pembinaan Perbankan.
Bank Sentral berperan dalam mengawasi, mengevaluasi, dan membina kegiatan
perbankan sebagai lembaga perantara keuangan. Berkenaan dengan fungsinya tersebut,
Bank Sentral diberi kewenangan untuk melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan
bank, yang antara lain adalah penilaian terhadap rasio kecukupan modal (Capital Asset
Ratio/CAR), Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), dan jaminan pemberian
kredit.
5. Penanganan Transaksi Giro.
Bank Sentral berperan dalam mengefisienkan kegiatan – kegiatan transaksi yang
menggunakan alat pembayaran giro dalam jumlah besar, antarbank, antar wilayah,
bahkan antar negara.
6. Melakukan Riset-Riset Ekonomi (Economic Research).
Bank Sentral berperan sebagai lembaga untuk melakukan Riset-riset ekonomi
yang berkaitan dengan masalah dan perkembangan sektor moneter. Hal ini berkaitan
dengan tujuan Bank Sentral, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral melakukan kebijakan moneter secara
berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum
pemerintah di bidang perekonomian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan Bank Indonesia dalam Ketatanegaraan di Indonesia?
2. Bagaimana peran dan fungsi Bank Indonesia dalam Sistem Ketatanegaraan di Indonesia
menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999?
3. Bagaimana hubungan Bank Indonesia dengan otoritas jasa keuangan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kedudukan Bank Indonesia dalam Ketatanegaraan di Indonesia.
2. Untuk mengetahui peran dan fungsi Bank Indonesia dalam Sistem Ketatanegaraan di
Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999.
3. Untuk mengetahui hubungan Bank Indonesia dengan otoritas jasa keuangan.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bank Indonesia


Bank dalam Kamus istilah hukum Fockema Andreae adalah suatu lembaga atau
orang pribadi yang menjalankan perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan
kepada pihak ketiga.3 Selanjutnya menurut OP. Simorangkir, Bank adalah salah satu badan

3
Zainal Asikin, Pengantar Hukum Perbankan Indoesia, Jakarta: PT. Rajawali Grafika Persada, 2015, hlm: 25
usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa. Agak berbeda sedikit
adalah pendapat GM. Verryn Stuart dengan mangatakan: Bank adalah suatu badan yang
beretujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri
atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan
alat-alat baru berupa uang giral.
Bank Indonesia terdiri dari dua kata yaitu “Bank” dan “Indonesia”. Bank secara
umum difahami sebagi tempat menyimpan dan meminjam uang. Menurut Kasmir Bank
diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-
jasa bank lainnya.4 Kasmir selanjutnya membedakan antara bank dengan lembaga keuangan.
Lembaga keuangan menurut Kasmir memiliki pengertian sebagai setiap perusahaan yang
bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau
hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bank adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan kredit dari jasa di lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan yang
dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Khusus bagi Indonesia, untuk pertama kali peranan bank sentral dilaksanakan oleh
Bank Negara Indonesia (BNI) yang didirikan pada tanggal 5 Juli 1946. Namun lima tahun
kemudian tepatnya tahun 1951 pemerintah melaksanakan nasionalisasi terhadap De Javasche
Bank menjadi Bank Sentral melalui Undang-Undang Nomor 24 tahun 1954.
Dengan nasionalisasi tersebut maka De Javasche Bank berfungsi sebagai Bank
Sirkulasi sekaligus sebagai bank umum sampai diterbitkannya UndangUndang Nomor 11
tahun 1953 tentang Undang-Undang Pokok bank Indonesia. Namun pada masa orde baru
tatanan perbankan Indonesia ditata kembali dengan memfungsikan Bank Indonesia sebagai
Bank Sentral secara utuh non komersial 28 dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor
13 tahun 1968 tentang Bank Sentral.
Kedudukan Bank Indonesia secara tegas dapat dilihat dalam Pasal 4 Undang-Undang
Nomor 23 tahun 1999 yang berbunyi :
1. Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia.
2. Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan
Pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur
dalam undang-undang ini.
3. Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan undang-undang ini.

4
Kasmir Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi. Raja Grafindo: Jakarta, 2014, hlm: 3
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa bank adalah juga
merupakan lembaga keuangan yang mempunyai kegiatan tertentu yaitu menghimpun dana
(uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan untuk disalurkan ke masyarakat dalam
bentuk pinjaman atau kredit serta memberikan jasa lain seperti pengiriman uang, penagihan
surat-surat berharga baik yang berasal dari dalam kota maupun luar kota. Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk republik yang terbentang dari Merauke di Irian Jaya (Timur)
hingga Sabang/Pulau Weh (Barat) dan memiliki beraneka ragam suku dan bahasa daerah
yang disatukan lambang Negara Garuda Pancasila.
Bank Indonesia adalah bank yang berada dan dimiliki oleh negara kesatuan Republik
Indonesia dari Merauke di Timur sampai Sabang di barat yang berfungsi selain dari Bank
Sentral juga sebagai Bank Sirkulasi, bank to bank dan lender of the last resort.5
B. Tugas-Tugas Bank Indonesia
Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 UndangUndang ini,
Bank Indonesia mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
mengatur dan menjaga kelancaran pembayaran mengatur dan mengawasi Bank. Selain
beberapa tugas bank Indonesia tersebut, Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah untuk jangka waktu paling lama 90 (Sembilan
puluh) hari kepada Bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek Bank yang
bersangkutan.
Pelaksanaan pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, wajib
dijamin oleh Bank penerima dengan agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan
yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diterimanya. Mengatur
dan menjaga kelancaran system pembayaran Bank Indonesia berwenang melaksanakan dan
memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa pembayaran; mewajibkan
penyelenggara jasa pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya;
menetapkan penggunaan alat pembayaran sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia sendiri.
Tugas-Tugas penting Bank Indonesia lainnya antara lain adalah :
1. Mengatur kliring antarbank dalam mata uang rupiah dan/atau valuta asing yang
penyelenggarannya dilakukan oleh Bank Indonesia atau pihak lain dengan persetujuan
Bank Indonesia.
2. Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antarbank dalam mata uang
rupiah dan/atau valuta asing. Namun perlu digaris bawahi bahwa penyelenggaraan
kegiatan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antarbank dapat dilakukan oleh pihak
lain dengan persetujuan Bank Indonesia.
3. Menetapkan macam, harga, uang yang akan dikeluarkan, bahan yang digunakan, dan
tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah.

5
Kasmir Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi . Raja Grafindo: Jakarta, 2014, hlm: 8
4. Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik, dan
memusnahkan uang dimaksud dari peredaran yang dibebaskan dari bea meterai.
5. Mencabut dan menarik uang rupiah dari peredaran dengan memberikan penggantian
dengan nilai yang sama.
Tugas istimewa dari Bank Indonesia adalah mengatur dan mengawasi bank. Bank
Indonesia berhak menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan
dan kegiatan usaha tertentu dari Bank, melaksanakan pengawasan Bank, dan mengenakan
sanksi terhadap Bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Selanjutnya untuk
mendukung tugas tersebut, Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan
perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian, seperti :
1. Memberikan dan mencabut izin usaha bank;
2. Memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor Bank;
3. Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan Bank;
4. Memberikan izin kepada Bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
Bahkan hingga mewajibkan bank lainnya untuk menyampaikan laporan keterangan,
dan penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Selain itu,
Bank Indonesia dapat melakukan pemeriksaan terhadap Bank, baik secara berkala maupun
setiap waktu apabila diperlukan. Bahkan jikadiperlukan, pemeriksaan dapat dilakukan
terhadap perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait, pihak terafiliasi, dan debitur
Bank.
C. Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia
Dalam melaksanakan tugasnya, Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur yang
terdiri atas seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior, dan sekurang-kurangnya 4
(empat) orang atau sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Deputi Gubernur. Dewan Gubernur
dipimpin oleh Gubernur dengan Deputi Gubernur Senior sebagai wakil. Dalam hal Gubernur
dan Deputi Gubernur Senior berhalangan, Gubernur atau Deputi Gubernur Senior menunjuk
seorang Deputi Gubernur untuk memimpin Dewan Gubernur. Selanjutnya Dalam hal
penunjukan sebagaimana ditetapkan pada ayat (3) karena sesuatu hal tidak dapat
dilaksanakan, salah seorang Deputi Gubernur yang paling lama masa jabatannya bertindak
sebagai pemimpin Dewan Gubernur.
Dewan Gubernur melaksanakan tugas dan wewenang Bank Indonesia sebagaimana
ditetapkan dalam undang-undang ini. Tata tertib dan tata cara menjalankan pekerjaan Dewan
Gubernur ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur. Dewan Gubernur mewakili Bank
Indonesia di dalam dan di luar pengadilan. Sedangkan kewenangan mewakili dilaksanakan
oleh Gubernur.Untuk dapat diangkat sebagai anggota Dewan Gubernur, calon yang
bersangkutan harus memenuhi syarat antara lain:
1. Warga negara Indonesia;
2. Memiliki akhlak dan moral yang tinggi;
3. Memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekonomi, keuangan, dan/atau perbankan
dan hukum.6
D. Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah dan Internasional.
Bank Indonesia tidak dapat dipisahkan dari Pemerintah. Hal ini tertuang dalam Pasal
52 UU Bank Indonesia yang berbunyi : “Bank Indonesia bertindak sebagai pemegang kas
Pemerintah” Oleh karenanya .Bank Indonesia untuk dan atas nama Pemerintah dapat
menerima pinjaman luar negeri, menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan dan
kewajiban keuangan Pemerintah terhadap pihak luar negeri. Bahkan menurut Pasal 54
Pemerintah wajib meminta pendapat Bank Indonesia dan/atau mengundang Bank Indonesia
dalam sidang yang membahas masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitan
dengan tugas Bank Indonesia atau masalah lain yang termasuk kewenangan Bank Indonesia.
Selain itu juga Bank Indonesia dapat memberikan pendapat dan pertimbangan kepada
Pemerintah mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijakan
lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Bank Indonesia. Bank Indonesia dapat
melakukan kerja sama dengan bank sentral lainnya, organisasi, dan lembaga internasional.
Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota lembaga internasional dan/atau lembaga
multilateral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Bank Indonesia dapat bertindak
untuk dan atas nama Negara Republik Indonesia sebagai anggota.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa Bank Indonesia merupakan :
1. Tidak dapat dipisahkan dari pemerintah Indonesia.
2. Berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan.
3. Berwenang memberikan dan mencabut izin usaha Bank.
4. Berwenang memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor Bank.
5. Berwenang memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan Bank.
6. Berwenang memberikan izin kepada Bank lain untuk menjalankan kegiatan-kegiatan
usaha tertentu.
7. Berwenang mewajibkan bank lainnya untuk menyampaikan laporan keterangan, dan
penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
8. Dapat melakukan kerjasama dengan Bank Sentral lainnya.
9. Dapat memberi pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah tentang Rancangan
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).
10. Dapat melakukan pemeriksaan terhadap Bank, baik secara berkala maupun setiap waktu
apabila diperlukan. Bahkan jikadiperlukan, pemeriksaan dapat dilakukan terhadap
perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait, pihak terafiliasi, dan debitur Bank.
Untuk memperjelas isi UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia dapat
dicermati rangkuman berikut.
1. Status, Tempat Kedudukan, dan Modal BI

6
Pasal 40 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia
a. Bank Indonesia (BI) adalah Bank Sentral Republik Indonesia.
b. BI lembaga yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak-
pihak lainnnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-Undang
ini. BI berkedudukan di ibu kota NKRI dan dapat mempunyai kantor di dalam dan di
luar wilayah NKRI.
2. Tujuan dan Tugas BI
a. Tujuan BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini perlu
ditopang dengan tiga pilar utama, yaitu kebijakan moneter dengan prinsip kehati-
hatian, sistem pembayaran yang cepat dan tepat, serta sistem perbankan yang dan
keuangan yang sehat.
b. Untuk mencapai tujuan tersebut, BI mempunyai tugas:
1) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
2) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan
3) mengatur dan mengawasi bank.
3. Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter Bank Indonesia
berwenang:
a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi yang
ditetapkan; dan
b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara antara lain:
1) Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing;
2) Penetapan tingkat diskonto; dan
3) Penetapan cadangan wajib minimum.
4. Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia
berwenang:
a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas peyelenggaraan jasa sistem
pembayaran.
b. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
tentang kegiatannya.
c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran.
5. Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, Bank Indonesia
menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan
usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan bank dan mengenakan sanksi
terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. Terkait dengan pengawasan bank, dalam UU ini diamanatkan bahwa tugas mengawasi
bank akan dilakukan oleh lembaga pengawas sektor jasa keuangan yang independen, dan
dibentuk dengan UU. Pembentukan lenbaga pengawasan tersebut dilaksanakan paling
lambat 31 Desember 2012.
7. Dalam melaksanakan tugasnya, Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur, yang
terdiri atas seorang Gubernur, seorang Depuri Gubernur Senior, dan min. 4 orang atau
max.7 orang Deputi Gubernur.
8. Hubungan dengan Pemerintah:
a. Dalam rangka koordinasi kebijakan antara otoritas moneter dengan otoritas fiskal dan
sektor rril, Rapat Dewan Gubernur dapat dihadiri oleh Menetri atau pejabat
Pemerintah. Demikian pula sebaliknya Gubernur dapat menghadiri sidang kabinet.
b. Bank Indonesia bertindak sebagai pemegang kas Pemerintah.
c. Dalam hal Pemerintah akan menerbitkan surat-surat utang negara, Pemerintah wajib
terlebih dahulu berkonsultasi dengan Bank Indonesia dan DPR.
d. Bank Indonesia dilarang membeli untuk diri sendiri surat-surat utang negara, kecuali
di pasar sekunder.
e. Akuntabilitas dan Anggaran agar independensi yang diberikan kepada Bank
Indonesia dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, kepada Bank Indonesia
dituntut untuk transparan dan memenuhi prinsip akuntabilitas publik.
f. Transparansi dan prinsip akuntabiitas publik dilakukan dengan cara antara lain:
1) Menyampaikan informasi kepada masyarakat secara terbuka melalui media masa
pada setiap awal tahun anggaran yang memuat evaluasi terhadap pelaksanaan
kebijakan moneter pada tahun sebelumnya dan rencana kebijakan moneter dan
penetapan sasaran-sasaran moneter untuk tahun yang akan datang. Informasi ini
juga disampaikan secara tertulis kepada Presiden dan DPR.
2) Menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada BPK untuk dilakukan
pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan tersebut selanjutnya disampaikan oleh
BPK kepada DPR dan diumumkan oleh BI melalui media masa.

Republik Indonesia yang khusus mengatur tentang Bank Indonesia. Undang-Undang


peran yang diemban oleh petinggi/pejabat Bank Indonesia, tetapi hanya bisa menghasilkan
tiga orang yang berhasil divonis tindak pidana korupsi. Padahal, Bank Indonesia memiliki
peran yang sangat vital diantara lembaga-lembaga lainnya, sehingga sangatlah tepat jika
Bank Indonesia disebut sebagai lembaga super body. Bukan itu saja, gaji maupun tunjangan
pejabat ataupun petinggi Bank Indonesia sudah lebih dari cukup. Bahkan Gubernur Bank
Indonesia adalah pejabat pemerintah yang mendapat gaji tertinggi di Indonesia.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia adalah salah satu
dari beberapa Undang-Undang tersebut disusun dengan berbagai pertimbangan, seperti
memelihara kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional guna mewujudkan
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,
pelaksanaan pembangunan ekonomi diarahkan kepada terwujudnya perekonomian nasional
yang berpihak pada ekonomi kerakyatan,merata, mandiri, andal, berkeadilan, dan mampu
bersaing di kancah perekonomian internasional; guna mendukung terwujudnya
perekonomian nasional dimaksud dan sejalan dengan tantangan perkembangan dan
pembangunan ekonomi yang semakin kompleks, keuangan yang semakin maju serta
perekonomian internasional yang semakin kompetitif dan terintegrasi, kebijakan moneter
harus dititikberatkan pada upaya untuk memelihara stabilitas nilai rupiah; untuk menetapkan
dan melaksanakan kebijakan moneter yang efektif dan efisien diperlukan keuangan yang
sehat, transparan, terpercaya, dan dapat dipertanggung-jawabkan yang didukung oleh
Indonesia pembayaran yang cepat, tepat, dan aman, serta pengaturan dan pengawasan bank
yang memenuhi prinsip kehatihatian; untuk menjamin keberhasilan tujuan memelihara
stabilitas nilai rupiah diperlukan bank sentral yang memiliki kedudukan yang independen.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Undang-Undang Nomor
13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral dianggap tidak sesuai lagi dan perlu diganti dengan
undang-undang baru tentang Bank Indonesia. Hal tersebut dilaksanakan mengingat Pasal 5
ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 23, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945; Bab IV huruf
A butir 1a Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
X/MPR/1998; Pasal 3 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor XI/MPR/1998; dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor XVI/MPR/1998.7

7
Konsideran Undang-Undang No. 23 tahun 1990 tentang Bank Indonesia
KESIMPULAN

Kedudukan Bank Indonesia secara tegas dapat dilihat dalam Pasal 4 Undang-Undang
Nomor 23 tahun 1999 yang berbunyi :
1. Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia.
2. Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan
Pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur
dalam undang-undang ini.
3. Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan undang-undang ini.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa bank adalah juga merupakan
lembaga keuangan yang mempunyai kegiatan tertentu yaitu menghimpun dana (uang) dari
masyarakat dalam bentuk simpanan untuk disalurkan ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau
kredit serta memberikan jasa lain seperti pengiriman uang, penagihan surat-surat berharga baik
yang berasal dari dalam kota maupun luar kota. Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik yang terbentang dari Merauke di Irian Jaya (Timur) hingga Sabang/Pulau
Weh (Barat) dan memiliki beraneka ragam suku dan bahasa daerah yang disatukan lambang
Negara Garuda Pancasila.
Bank Indonesia tidak dapat dipisahkan dari Pemerintah. Hal ini tertuang dalam Pasal 52
UU Bank Indonesia yang berbunyi : “Bank Indonesia bertindak sebagai pemegang kas
Pemerintah” Oleh karenanya .Bank Indonesia untuk dan atas nama Pemerintah dapat menerima
pinjaman luar negeri, menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan
Pemerintah terhadap pihak luar negeri. Bahkan menurut Pasal 54 Pemerintah wajib meminta
pendapat Bank Indonesia dan/atau mengundang Bank Indonesia dalam sidang yang membahas
masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitan dengan tugas Bank Indonesia atau
masalah lain yang termasuk kewenangan Bank Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi. Raja Grafindo:Jakarta, 2014

Konsideran Undang-Undang No. 23 tahun 1990 tentang Bank Indonesia

Pasal 16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1999 Tentang Bank Indonesia,

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66

Pasal 40 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia

Usman Rachmadi, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama

Jakarta, 2001

Zainal Asikin, Pengantar Hukum Perbankan Indoesia, Jakarta:PT. Rajawali Grafika Persada,

2015

Anda mungkin juga menyukai