Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM ANATOMI (BMS1-Pr1)

TATA TERTIB
LABORATORIUM ANATOMI FK USU

1. Setiap mahasiswa wajib memakai baju praktikum dan tanda pengenal,


berpenampilan rapi dan sopan, serta menggunakan sepatu.
2. Hadir tepat waktu dan pulang tepat waktu.
3. Wajib membawa Atlas Anatomi.
4. Sebelum masuk praktikum, mahasiswa wajib mempelajari topik yang akan
dibicarakan.
5. Selama praktikum berlangsung diwajibkan menjaga ketertiban dan ketentraman.
6. Bagi yang tidak memenuhi aturan di atas akan diberikan sanksi sesuai
ketentuan yang berlaku di Departemen Anatomi FK USU.

PRAKTIKUM BLOK BRAIN AND MIND


Pembahasan anatomi dalam blok ini mencakup dua bagian, yaitu formatio
reticularis dan sistem limbik. Pemahaman yang baik terhadap materi blok control
sistem, sangat dibutuhkan untuk dapat mempelajari blok brain & mind ini.

Dahulu, formatio reticularis dianggap suatu anyaman sel-sel dan serabut saraf
yang samar yang terletak di bagian tengah batang otak dan tidak memiliki fungsi
khusus. Ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat, sehingga sekarang diketahui
formatio reticularis memiliki berbagai aktivitas sistem saraf yang penting.

Sistem limbik merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan bagian


otak yang terletak di antara cortex dan hipotalamus, yang baru sedikit dimengerti.
Sistem limbik berperan dalam emosi, perilaku, keinginan dan memori.
Tugas:

1. Carilah daerah formatio reticularis pada model yang tersedia.

2. Lukislah proyeksi aferen (sensorik) dan eferen (motorik) dari formatio reticularis

3. Carilah struktur limbik : gyrus subcallosus, gyrus cinguli, gyrus


parahippocampalis, formatio hippocampi, nucleus amygdala, corpus mammilare,
dan nucleus anterior talami.

4. Carilah formatio hippocampi : hippocampus, pes hippocampus, alveus, fimbria,


gyrus dentatus, indusium griseum, striae longitudinalis medialis dan lateral, dan
uncus

5. Lukislah hubungan-hubungan aferen (sensorik) dan eferen (motorik)


hippocampus.
PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI (BMS2-Pr2)

SUSUNAN SARAF

Susunan saraf terdiri atas 2 ( dua ) bagian yaitu :


 Susunan saraf pusat : serebrum ( otak besar ) dan serebrum otak kecil
 Susunan saraf perifer : semua unsure saraf yang berada diluar ketiga
organ tersebut diatas.

Kelainan dari susunan saraf pusat dapat congenital yang terlihat dengan cepat karena
bentuk bayi yang “ aneh “ : kepala besar ( hidrosefalus ), kembar siam s/d seperti
monster yang mengerikan, kelainan degeneratif atau trauma.

Keluhan/keadaan patologik lain dari susunan saraf pusat dapat bersifat :


 Umum : pusing, muntah pagi hari yang tak berhubungan dengan
makanan, penglihatan kabur (diplopia), akibat tekanan
intrakranila yang meniggi.
 Local : gerakan atau emosi tak terkontrol sampai dengan kelumpuhan,
karena adanya iritasi/kerusakan jaringan di sekitar lesi di otak
.
Ingat sistematik bekerja :
 Deskripsi kelainan yang ditemukan
 Menjelaskan hubungan gangguan organik yang terjadi dengan kemungkinan gejala
klinik yang timbul.
 Ramalkan perjalanan penyakit / prognosisnya bila kelainan penyakit tersebut tidak
ditanggulangi.

SEDIAAN MIKROSKOPIK YANG TERSEDIA ;

1. ASTROSITOMA ( Tingkat 1 ) :
Merupakan jenis astrositoma yang paling ganas. Biasanya terdapat pada anak-
anak. Secara makroskopik tidak begitu jelas terlihat, hanya dengan perabaan, tumor
ini teraba lebih keras. Sel tumor menyerupai astrosit normal. Sel tumor tidak
menunjukkan pleimorfi. Intinya agak lebih besar daripada biasa, gambaran kromatin
lebih kasar. Cabang – cabangnya lebih banyak, menunjukkan gambar fibriler. Pada
sediaan ini tampak sel-sel tumor tersusun lebih padat daripada jaringan otak normal.
Mitosis tidak ditemukan. Pembuluh darah dindingnya hampir tidak normal.
Bandingkan tumor ini degan jaringan otak normal yang juga terlihat pada sediaan
ini. Astrositoma tingkat ini kadang-kadang sukar dibedakan dengan gliosis yaitu
ploriferasi sel glia pada pemulihan jaringan otak.
2. ASTROSITOMA (Tingkat 3&4)
Disebut juga : GLIOBLASTOMA MULTI FORME.
Merupkan jenis astrositoma yang paling ganas. Tumbuh cepat disertai nekrosis dan
pendarahan. Kira-kira separuh dari kasus-kasus astrositoma merupakan
glioblastoma multiforme.
Pada sedia ini tampak tumor yang polimorfik, bentuk dan besarnya sangat
bervariasi. Tampak sel datia tumor. Mitosis dapat ditemukan. Bila diperhatikan,
tampak pembuluh darah yang mengalami proliferasi endotel dan adventisea,
sehingga dindingnya mengalami penebalan. Pada sediaan ini tidak terlihat daerah
nekrosis dan perdarahan dalam tumor.

3. MENINGIOMA
Tumor jinak dari sel mesotel lapisan araknoid ini biasanya bersimpai, walaupun
demikian, tumor ini dapat menunjukkan tanda invasi setempat ke dalam tulang.
Dikenal beberapa jenis histologik meningioma yang tidak mempunyai perbedaan
dalam prognosis, kecuali jenis agioblastik yang tampak lebih agresif dan cepat
residif. Menigioma yang ganas sangat jarang ditemukan. Sel tumor tersusun secara
alveolar sehingga memberi gangguan pusaran (whorl). Inti berbentuk lonjong,
sitoplasmanya granular halus. Stroma mengandung serabut kolagen.
” psammoma bodies ” tidak terlihat pada sediaan ini, demikian pula simpai tumor
tidak tampak. Ini ialah meniongoma jenis meningotelial.

4. SCHWANNOMA ( NEURILEMMA )
Ingat pada neoplasma jinak jaringan saraf pada PA UMUM.

5. NEUROFIBROMA
Tumor jinak dari sel Schwan dan fibroblas yang tumbuh pada saraf tepi. Berbeda
dengan schwannoma, neurofibroma sering berganda ( multiple ) dan tumbuh
menyebuk serabut saraf tempat ia tumbuh. Tumor ini tidak bersimpai dan kadang-
kadang dapat berubah menjadi ganas ( neurofibrosarkoma ). Neurofibroma multiple
sering merupakan bagian dari penyakit Recklinghausen.
Tumor terdapat dibawah kulit. Perhatikan bahwa tumor tidak bersimpai. Sel tumor
mirip dengan sel pada schwannoma, hanya lebih bervariasi, oleh karena terdapat
campuran antara sel schwan ( neurilemma ) dan fibroblas. Susunan pelisade masih
terlihat.

Anda mungkin juga menyukai