Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ADMINSITRASI NIAGA
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU, Medan 20155 - Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8213951, Fax. (061) 8215845
http://www.polmed.ac.id email : polmed@polmed.ac.id, info@polmed.ac.id

SOAL Ujian Tengah Semester B T.A 2021/2022


MATA KULIAH : EKONOMI INTERNASIONAL
DOSEN PENGAMPU : EFNI SIREGAR
KELAS : MB 6A
SEMESTER :6
HARI/TANGGAL : Rabu, 16 Maret 2022
WAKTU : 90 menit
SIFAT UJIAN : tertutup

1. Banyak alasan negara melakukan kegiatan ekonomi secara internasional?


Bagaimana dengan Indonesia? Jelaskan berdasarkan fakta yang ada.

2. Jelaskan dengan kasus perbedaan antara teori Keunggulan absolut dan


keunggulan komparatif pada produksi dan konsumsi tanpa perdagangan,
produksi tanpa spesialisasi, produksi dengan spesialisasi, dan produksi dan
konsumsi dengan spesialisasi.

Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh: Disetujui Oleh:

Dosen Pengampu Koordinator Subjek Ketua Program Studi

No. Dokumen : Form-4.03 Revisi ke :00 Tanggal Efektif : 4 Januari 2021


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ADMINSITRASI NIAGA
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU, Medan 20155 - Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8213951, Fax. (061) 8215845
http://www.polmed.ac.id email : polmed@polmed.ac.id, info@polmed.ac.id

Nama : Lathifah Azzahra


NIM : 1905171010
Kelas : MB6A
Mata Kuliah : Ekonomi Internasional

Jawaban:

1. Alasan negara Indonesia melakukan kegiatan ekonomi secara internasional:

Lahirnya kebijakan pemerintah Indonesia untuk bergabung dalam Organisasi


Perdagangan Dunia (WTO) pada tanggal 15 April 1994 di kota Marrakech. Turut
melahirkan konsekuensi logis bagi Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Ditinjau dari
aspek yuridis, keterlibatan tersebut tentunya akan memaksa Indonesia sebagai negara
yang berdaulat untuk tunduk dan patuh terhadap semua regulasi yang terdapat dalam
organisasi tersebut. Suka atau tidak, meskipun regulasi tersebut terkadang bertentangan
dengan kepentingan pemerintah Indonesia.

Bagi Indonesia kebijakan bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)


tersebut dinilai sangatlah penting dan tidak lepas dari adanya motivasi dan asumsi yang
kuat dari pemerintah untuk meningkatakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di
masa mendatang. Menurut Kartadjumena, bahwa setidaknya terdapat dua alasan bagi
pemerintah Indonesia untuk ikut serta dalam Organisasi Perdagangan Dunia tersebut,
yaitu :

a. Upaya Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Dalam hal ini apabila melihat tingkat rendahnya pendapatan sebuah negara
berkembang tentunya apapun tujuan pembangunan yang dikehendaki tidak akan
mudah tercapai. Karena itu laju pertumbuhan ekonomi merupakan kunci untuk
membuka pintu guna memasuki jalur pembangunan yang mencakup keseluruhan
kegiatan masyarakat ke arah tingkat yang lebih tinggi. Dengan demikian, penigkatan
taraf dan laju pendapatan merupakan syarat mutlak untuk memungkinkan tercapainya
upaya-upaya lain, sehingga upaya pembangunan yang sifatnya lebih luas lagi secara
realitis dapat tercapai apabila pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dapat dicapai.

Maka dalam merumuskan upaya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi sebagai


komponen kunci dari program pembangunan yang lebih luas lagi, diperlukan suatu
keputusan yang mantap dengan strategi. yang dapat dilihat secara nyata serta dapat
diimplementasikan dalam program operasional yang kongkrit. Dalam konteks ini
dapat diartikan sebagai program jangka panjang untuk mencapai laju pertumbuhan
yang dapat berjalan secara berkesinambungan pada tingkat yang setinggi mungkin
serta menitikberatkan terjadinya pemerataan yang seluas mungkin. Jelasnya tujuan
utama dalam kebijakan tersebut adalah rumusan. Kebijakan yang secara operasional
memungkinkan laju pertumbuhan yang berkelanjutan dengan menerapkan pola-pola
pemerataan.

No. Dokumen : Form-4.03 Revisi ke :00 Tanggal Efektif : 4 Januari 2021


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ADMINSITRASI NIAGA
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU, Medan 20155 - Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8213951, Fax. (061) 8215845
http://www.polmed.ac.id email : polmed@polmed.ac.id, info@polmed.ac.id

b. Perdagangan Intemasional Sebagai Sarana Mendapatkan Bantuan Luar Negeri,


Penanaman Modal Asing dan Ekspor

Dalam hal ini laju pertumbuhan yang berkelanjutan tersebut memerlukan arus modal
dari luar dalam bentuk bantuan pinjaman dari luar negeri maupun arus modal asing
karena tingkat tabungan dalam negeri tidak dapat membiayai kegiatan apabila yang
ingin dituju adalah laju pertumbuhan yang tinggi. Karena itu sejak awal program
pembangunan, komponen eksteren yang telah memegang peranan kunci. Pembiayaan
komponen eksteren terbantu oleh adanya migas yang pada tahun 1970-an mengalami
perbaikan harga sehingga banyak membantu. Untuk mencapai tujuan keberhasilan,
ada asumsi yang harus dijaga, yaitu bahwa perekonomian dunia akan tetap terbuka
dan dapat merumuskan strategi pembangunan melalui peningkatan ekspor dan imper
yang dapat dijamin dengan adanya keterbukaan perekonomian dunia.

Referensi:
Jurnal Yuridis Vol.2 No. 2 Desember 2015: 151-163 “INDONESIA DALAM
LIBERALISASI PERDAGANGAN (Perspektif Politik dan Budaya Hukum)” oleh
Mahfud Fahrazi, Fakultas Hukum Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

2. Perbedaan antara teori Keunggulan absolut dan keunggulan komparatif pada produksi
dan konsumsi tanpa perdagangan, produksi tanpa spesialisasi, produksi dengan
spesialisasi, dan produksi dan konsumsi dengan spesialisasi.

a. Teori Keunggulan Absolut (Adam Smith)

Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan absolut atau mutlak apabila negara
tersebut mampu memproduksi lebih banyak barang dari negara lain, dengan
menggunakan sumber daya produksi yang sama. Dengann keunggulan itu mereka
akan memperoleh keuntungan dalam perdagangan internasional.

Menurut Adam Smith, suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional dengan meningkatkan kemakmurannya bila:
- Terdapat free trade
- Melakukan spesialisasi berdasarkan keunggulan absolut.

Setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional karena


melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut
memiliki keunggulan mutlak, serta mengimpor barang jika negara tersebut tidak
memiliki keunggulan mutlak.

Contoh:

Produk per satuan Teh Sutra DTDN


TK/hari
Indonesia 12 kg 3m 4kg = 1 m
1kg = ¼ m
China 4 kg 8m ½ kg = 1 m
1 kg = 2 m

No. Dokumen : Form-4.03 Revisi ke :00 Tanggal Efektif : 4 Januari 2021


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN ADMINSITRASI NIAGA
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU, Medan 20155 - Indonesia
Telp. (061) 8210371, 8211235, 8213951, Fax. (061) 8215845
http://www.polmed.ac.id email : polmed@polmed.ac.id, info@polmed.ac.id

Kesimpulan:

- Harga 1kg the di Indonesia lebih murah (hanya ½ m sutera) daripada harga di
China ( 2m sutera)
- Harga 1 m sutra di China lebih mrah (hanya 1kg teh) daripada di Indonesia lebih
mahal (4kg teh)
- Indonesia memiliki keunggulan absolut dalam produksi the
- China memiliki keunggulan absolut dalam produksi sutra
- Indonesia mendapat keuntungan: 2m – ¼ m = 1 ¾ m sutra
- China mendapat keuntungan: 4kg – ½ kg = 3 ½ kg teh

Teh Sutra
Produk per
Tanpa Dengan
satuan TK/hari TS DS
Spesialis (TS) Spesialis (DS)
Indonesia 12 kg 24 kg 3m 0m
China 4 kg 0 kg 8m 16 m
Produk 2 negara 16 kg 24 kg 11 m 16 m

b. Teori Keunggulan Komparatif (David Ricardo)

Sedangkan teori keunggulan komparatif menyebutkan bahwa suatu negara dapat


melakukan perdagangan internsional meskipun tidak memiliki keunggulan mutlak,
yakni dengan berspesialisasi pada barang yang memiliki kekurangan yang kecil
dibandingkan dengan produksi barang lain. Nilai atau harga suatu produk ditentukan
oleh jumlah waktu dan jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya.

Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika


melakukan spesialis produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat
berproduksi relative produktif.

Kelemahan teori keunggulan komparatif:


- Tidak dapat menjelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang/produk
sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisien) sama di kedua
negara.
- Teori H-O (Heckscher – Ohlin) menjelaskan bahwa perdagangan internasional
dapat terjadi karena adanya perbedaan fungsi faktor produksi.
- Perbedaan fungsi menimbulkan perbedaan produktivitas dan efisiensi, sehingga
timbul perbedaan harga.
- Logika: jika efisiensi dan produktivitas sama, maka tidak terjadi perdagangan
karena harga sama.

Referensi:
https://spada.uns.ac.id (PPT Teori Keunggulan Komparatif oleh Dr. Agr. Sc. Ernoiz
Antriyandarti, SP, MP, M.Ec)

No. Dokumen : Form-4.03 Revisi ke :00 Tanggal Efektif : 4 Januari 2021

Anda mungkin juga menyukai