Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIMARGA
Jl. Raya Cimarga KM. 09 Cimarga Kode Pos 42361
Telp. 0252-5550812 Email : pkm.cimarga@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)


PROGRAM KUSTA
UPTD PUSKESMAS CIMARGA

A. PENDAHULUAN

Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang


menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud
bukan hanya dari segimedis tetapi meluas sampai masalah social, ekonomi,
budaya, keamanan dan ketahanan social.
Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara-negara yang sedang
berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan Negara itu dalam
memberikan pelayanan yang menandai dalam bidang kesehatan, pendidikan,
kesejahteraan social ekonomi pada masyarakat.
Penyakit kusta sampai saat ini masih di takuti masyarakat, keluarga
termasuk sebagai petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masih
berkurangnya pengetahuan / pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap
kusta dan cacat yang ditimbulkannya.
Dengan kemajuan teknologi di bidang promotif, pencegahan,
pengobatan serta pemulihan kesehatan dibidang penyakit kusta, maka
penyakit kusta sudah dapat di atasi dan seharusnya tidak lagi menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Untuk memutuskan mata rantai
penularan, pengobatan untuk penyembuhan penderita mencegah timbulnya
cacat, mengurasi rasa takut dan mengembalikan harga diri di penderita dan
mantan penyandang kusta di tengah masyarakat maka diperlukan program
penanggulangan penyakit kusta yang terpadu dan menyeluruh.
Untuk mencapai kesamaan tindakan dalam pemberantasan penyakit
maka disusunlah Buku Pedoman ini untuk petugas Puskesmas unit
kesehatan yang lain.

B. LATAR BELAKANG

Penyebab penyakit kusta ialah suatu kuman yang disebut


Mycobacterium leprae. Sumber penularan penyakit ini adalah kusta Multi
Basiler (MB) atau kusta basah.
Di Indonesia, penderita kusta terdapat hampir diseluruh daerah
dengan penyebaran yang tidak merata di semua daerah di Indonesia bagian
timur, angka kesakitan kustanya lebih tinggi. Penderita kusta 90% tinggal di
antara keluarga mereka dan hanya beberapa persen saja yang tinggal di
rumah sakit kusta. Koloni penampungan dan perkampungan kusta.
Suatu kenyataan bahwa sebagian besar penderita kusta adalah dari
golongan ekonomi lemah. Perkembangan penyakit pada diri penderita bila
tidak di tangani dengan pengobatan teratur secara terus menerus dapat
menimbulkan cacat dan keadaan ini menjadi halangan bagi penderita kusta
dalam kehidupan bermasyarakat memenuhi kebutuhan social ekonomi
mereka, juga tidak dapat berperan serta dalam permbangunan , bangsa dan
Negara.
Menurut sejarah pemberantasan kusta di dunia dapat kita bagi dalam
3 zaman, yaitu :

1. ZAMAN PURBA
Penyakit kusta telah dikenal hampir 2000 tahun SM hal ini dapat
diketahui dari peninggalan sejarah di Mesir, di India 1400 tahun SM istilah
kusta sudah dikenal didalam kitab Weda, di Tiongkok 600 tahun SM, di
Mesopotamia 400 tahun SM. Pada zaman purbakala tersebut telah terjadi
pengasingan secara spontar karena penderita merasa rendah diri dan malu
dan masyarakat merasa jijik dan takut.

2. ZAMAN PERTENGAHAN
Kira-kira telah abad ke 13 di Eropa dengan adanya keteraturan
ketatanegaraan dan system feodal yang berlaku dimana masyarakat sangat
patuh dan takut terhadap penguasa dan tidak ada hak asazi manusia.
Demikian pula yang terjadi pada penderita kusta yang umumnya merupakan
rakyat biasa. Pada waktu itu penyebab penyakit dan obat-obatan belum
ditemukan maka penderita kusta diasingkan lebih ketat dan dipaksakan
hingga di Leprosaria / koloni perkampungan penderita kusta seumur hidup.

3. ZAMAN MODERN
Dengan ditemukannya kuman kusta oleh G.H Hansen pada tahun
1873, maka mulailah era perkembangan baru untuk mencari obat anti kusta
dan usaha penanggulangannya. Di Indonesia progra pemberantasan
penyakit Kusta di pelopori oleh Dr. Sitanala. Sistem pengobatan yang tadinya
dilakukan secara isolasi secara pertahap dilakukan dengan pengobatan lain.
Perkembangan pengobatan selanjutnya adalah sebagai berikut :
- Pada tahun 1952 dipergunakan DDS sebagai pengobatan penderita kusta
- Pata tahun 1969 pemberantasan penyakit kusta mulai diintegrasikan di
puskesmas
- Sejak tahun 1982 indonesia mulai menggunakan obaat kombinasi Multi
drug Therapy ( MDT) sesuai dengan komendasi WHO.

C. TUJUAN
 Tujuan umum :
- Mencegah terjadinya penyakit kusta
- Menurunkan angka kesakitan penyakit kusta
- Mencegah terjadinya kecacatan pada penderita kusta

 Tujuan khusus :
- Ditemukannya penderita kusta secara dini
- Penderita kusta yang diobati sembuh

D. KEGIATAN POKOK DAN RENCANA KEGIATAN

Upaya untuk mensukseskan program kusta di UPTD Puskesmas


Cimarga di lakukaan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Pelacakan kasus kontak kusta
2. Kunjungan rumah follow up tatalaksana kasus kusta
3. Pendampingan dan pemantauan minum obat kusta
4. Penyuluhan penyakit kusta di posyandu
5. Konsling penyakit kusta pada penderita dan keluarga

E. METODE PELAKSANAAN
1. Di luar gedung ( pelaksanaan secara aktif )
o Penyuluhan penyakit campak di posyandu
o Pemeriksaan kontak serumah
o Kunjungan rumah follow up tatalaksana kasus kusta
o Pendampingan dan pemantauan minum obat

2. Di dalam gedung (secara pasif)


o Pasien datang sendiri ke puskesmas

F. SASARAN
- Masyarakat di wilayah UPTD Puskesmas Cimarga yang mengalami gejala
dan tanda adanya kelainan kulit yang berupa bercak kemerahan berupa
panu. Penebalan kulit atau benjolan yang mati rasa. Dan ditemukannya
bakteri tahan asam BTA positif di dalam kerokan jaringan kulit.
G. JADWAL KEGIATAN

NO KEGIATAN JADWAL KEGIATAN


1. Pelacakan kasus Maret, Juni , September ,
November
2. Pendampingan dan pemantauan
minum obat kusta
3. Verifikasi rumor dugaan KLB Januari s/d Desember
4. Kunjungan rumah follow up Januari , Mei, Agustus,
tatalaksana kasus November
5. Pelacakan kontak serumah 1 tahun sekali

H. EVALUASI

Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai


keberhasilan pelaksanaan program. Pemantauan dilakukan secara terus
menerus agar dapat segera mengetahui bila ada masalah dalam
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan supaya dapat dilakukan
perbaikan.
Evaluasi terhadap perkembangan kesehatan pasien dilakukan setiap
bulan dengan cara pemantauan minum obat pasien dan pemeriksaan
kemajuan aktifitas hasil pasien.

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Setiap pencatatan dan pelaporan digunakan untuk :
- Sistematika evaluasi kemajuan pasien dan hasil pengobatan yang
diberikan.
- Laporan dikirim triwulan ke DINKES Kabupaten Lebak

Mengetahui,
Penanggung jawab program Kepala UPTD Puskesmas Cimarga

Dahlan, Amd.Kep dr. Nanik Suharwati


NIP.19760326 200907 2 001

Anda mungkin juga menyukai