Anda di halaman 1dari 123

TESIS

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PAGELARAN
KABUPATEN MALANG

Oleh :

SRI WAHYUNINGSIH
NIM. 1752B0062

PROGRAM STUDI S2 MAGISTER KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA
KEDIRI
2020

iii
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA
PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PAGELARAN
KABUPATEN MALANG

TESIS

Untuk Memperoleh S2 Magister Kesehatan dalam


Program Studi S2 Magister Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan STRADA
Indonesia

Oleh :

SRI WAHYUNINGSIH
NIM. 1752B0062

PROGRAM STUDI S2 MAGISTER KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA
KEDIRI
2020
TESIS

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PAGELARAN
KABUPATEN MALANG

Oleh

SRI WAHYUNINGSIH
NIM. 1752B0062

Untuk dipertahankan dihadapan dewan penguji tesis


Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat
Institut Ilmu Kesehatan Indonesia

Pada Tanggal, Juni 2020 Pada Tanggal, Juni 2020


Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Nurwijayanti, S.Pd,M.Kes Dr. Siti Farida Noer Layla, M.Pd


NIDN : 0704017601 NIK. 13.07.08.046
Mengetahui,
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
Fakultas Kesehatan

Dr. Nurwijayanti, S.Pd., M.Kes


NIDN. 070417601
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA
PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PAGELARAN
KABUPATEN MALANG

Oleh

SRI WAHYUNINGSIH
NIM. 1752B0062

Peminatan : Kesehatan ibu dan anak


Tesis ini telah diuji dan dinilai oleh Panitia Penguji
Pada Program S2 Magister Kesehatan
Pada hari Senin tanggal, Juni 2020

TIM PENGUJI

Ketua : Dr Indasah., Ir.,M.Kes ..................................

Anggota : 1. Ratna Wardani, S.Si.,M.M ..................................

2. Dr. Nurwijayanti,Spd.,M.Kes ..................................

3. Dr. Siti Farida Noor Layla,MPd ..................................

Fakultas Kesehatan
Mengetahui,
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Dr. Nurwijayanti, S.Pd., M.Kes


NIDN. 070417601

6
7

SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa tesis ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah

dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di

Perguruan Tinggi manapun.

Kediri, Juni 2020

Yang menyatakan ,

SRI WAHYUNINGSIH
NIM. 1752B0062
8

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan rahmatNya sehingga Thesis yang berjudul “ANALISIS FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III DI PUSKESMAS PAGELARAN KABUPATEN MALANG
” dapat terselesaikan. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Magister Kesehatan Masyarakat di IIK Strada Indonesia Kediri

Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr.H Sandu Siyoto,S.Sos.,SKM.,M.Kes, selaku Rektor IIK Strada Kediri

yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan di Magiste Kesehatan Masyarakat

2. Dr. Nurwijayanti, ,SPd.,M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

dan pembimbing I yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk

mengikuti serta membimbing dengan sabar dalam menyelesaikan

pendidikan di Magister Kesehatan Masyarakat

3. Kepala Puskesmas pagelaran Kabupaten Malang selaku pimpinan tempat

penelitian

4. Dr. Siti Farida Noor Layla, MPd ,selaku Dosen Pembimbing kedua yang

telah memberikan bantuan dengan sabar telah membimbing penulisan tesis

ini

5. Dr. Indasah, M.Kes selaku Dosen penguji I yang telah memberikan

bantuan dengan sabar telah membimbing penulisan tesis ini

6. Ratna Wardani, S.Si.,M.M selaku penguji II yang telah memberikan saran

dan masukan penulisan tesis ini


9

7. Dan semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan

tesis ini yang saya tidak dapat sebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu peneliti membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun.

Akhirnya, Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Kediri, Juni 2020

Peneliti
10

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PAGELARAN
KABUPATEN MALANG

SRI WAHYUNINGSIH

ABSTRAK
Prevalensi anemia pada ibu hamil yang masih tinggi, baik ditingkat nasional
maupun di tingkat provinsi.Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal . Jika ibu hamil mengalami
anemia maka dapat mengakibatkan keguguran, bayi lahir sebelum waktunya, berat
badan lahir rendah, perdarahan sebelum dan selama persalinan bahkan dapat
mengakibatkan kematian pada ibu dan janin. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan
korelasi pendekatan cross sectional. Populasinya adalah ibu hamil trimester III di
wilayah kerja Puskesmas Pagelaran dengan menggunakan teknik random
sampling. Pengetahuan, kepatuhan, keteraturan ANC dan status gizi sebagai
variabel independen, dan kejadian anemia sebagai variabel dependen. Data
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, hasilnya diuji dengan
menggunakan regresi linier dengan α = 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden (63,8%) memiliki
pengetahuan yang cukup, hampir seluruh responden (95,2%) memiliki status gizi
yang normal atau baik, sebagian besar responden (86,7%) teratur dalam
melakukan ANC dan.sebagian besar responden (91,4%) tidak mengalami anemia.
Berdasarkan hasil analisa menggunaan uji statistik Regresi linier didapatkan
p value pengetahuan sebesar 0,553, karena ρ-value <0,05 artinya tidak ada
pengaruh pengetahuan terhadap anemia sedangkan untuk kepatuhan, keteraturan
ANC dan status gizi didapatkan p value 0,000 ada pengaruh kepatuhan,
keteraturan ANC dan status gizi terhadap anemia.
Kepatuhan, keteraturan ANC dan status gizi yang baik dapat mencegah
terjadinya anemia karena ibu hamil bisa selalu memantau kondisi kehamilannya
untuk selalu dalam kondisi sehat sehingga anemia tidak terjadi.

Kata Kunci: Pengetahuan, kepatuhan, keteraturan ANC, status gizi, anemia ,


ibu hamil
11

FACTORS AFFECTING OF ANEMIA


IN PREGNANT WOMEN TRIMESTER III
IN PAGELARAN MALANG DISTRICT

SRI WAHYUNINGSIH

ABSTRACT
The prevalence of anemia in pregnant women is still high, both at the
national and provincial level. Anemia is a condition where the levels of
hemoglobin (Hb) in the blood are less than normal. If pregnant women have
anemia, it can result in miscarriage, babies born prematurely, low birth weight,
bleeding before and during labor can even lead to death in the mother and fetus.
The purpose of this study was to determine the factors that influence the incidence
of anemia in pregnant women at Pagelaran Health Center in Malang Regency.
This study uses descriptive analytic research with cross sectional
correlation design. The population is third trimester pregnant women in the
working area of Pagelaran Health Center using random sampling techniques.
Knowledge, adherence, regularity of the ANC and nutritional status as
independent variables, and the incidence of anemia as the dependent variable.
Data were collected using a questionnaire, the results were tested using linear
regression with α = 0.05.
Based on the results of the study most of the respondents (63.8%) had
sufficient knowledge, almost all respondents (95.2%) had normal or good
nutritional status, the majority of respondents (86.7%) were regular in conducting
ANCs and in part. large respondents (91.4%) did not experience anemia.
Based on the analysis using statistical tests of linear regression obtained
p value of knowledge of 0.553, because ρ-value <0.05 means that there is no
effect of knowledge on anemia while for compliance, regularity of ANC and
nutritional status obtained p value of 0,000 there is the effect of compliance, ANC
regularity and nutritional status against anemia.
Compliance, ANC and good nutritional status can prevent anemia
because pregnant women can always monitor the condition of the pregnancy to
always be in a healthy condition so that anemia does not occur.

Keywords: Knowledge, compliance, ANC regularity, nutritional status, anemia,


pregnant women
12

RINGKASAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PAGELARAN
KABUPATEN MALANG

Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab diantaranya adalah


anemia. Anemia menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu di
Indonesia yaitu sebesar 28% (Kemenkes, 2014). Anemia merupakan suatu
keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal
(11g/dL). Jika ibu hamil mengalami anemia maka dapat mengakibatkan
keguguran, bayi lahir sebelum waktunya, berat badan lahir rendah, perdarahan
sebelum dan selama persalinan bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu
dan janin (Tarwoto dan Wasnidar, 2011). Anemia merupakan suatu keadaan
dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal (11g/dL). Jika
ibu hamil mengalami anemia maka dapat mengakibatkan keguguran, bayi lahir
sebelum waktunya, berat badan lahir rendah, perdarahan sebelum dan selama
persalinan bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan janin (Tarwoto
dan Wasnidar, 2011). Menurut Wiradyani dkk (2013), faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi anemia adalah kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
Fe , pengetahuan ibu tentang tablet Fe, karakteristik sosial ekonomi, pemanfaatan
layanan ANC oleh ibu hamil, konseling dari tenaga kesehatan, kdan status gizi ibu
hamil.
Anemia memiliki berbagai macam penyebab. Beberapa penyebab umum
timbulnya anemia pada ibu hamil yaitu kurang gizi atau tidak adekuatnya intake
besi (malnutrisi) yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan kadar besi
saat kehamilan, malabsorsi besi, pendarahan uterus dan menorrhagi (Octavia,
2016). Selama kehamilan masalah gizi sangat berdampak pada ibu dan janin,
sehingga sangat diperlukan perhatian khusus. Pola makan yang tidak memadai
selama kehamilan dapat menyebabkan ibu hamil kekurangan gizi yang akan
berdampak terjadi anemia (Mutiarasari, 2019). Kurangnya konsumsi Fe juga
sebagai penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil . Kurangnya konsumsi Fe
dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu hamil pentingnya konsumsi Fe.
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia akibat
kekurangan zat besi.Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya
unsur zat besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan
penggunaan atau karena terlampau banyaknya besi ke luar dari badan, misalnya
perdarahan. Keperluan akan zat besi bertambah dalam kehamilan, terutama
dalam trimester terakhir. Apabila masuknya zat besi tidak ditambah dalam
kehamilan, maka mudah terjadi anemia.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan
korelasi pendekatan cross sectional. Populasinya adalah ibu hamil trimester III di
wilayah kerja Puskesmas Pagelaran dengan menggunakan teknik random
sampling. Pengetahuan, kepatuhan, keteraturan ANC dan status gizi sebagai
variabel independen, dan kejadian anemia sebagai variabel dependen. Data
13

dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, hasilnya diuji dengan


menggunakan regresi linier dengan α = 0,05. Berdasarkan hasil analisa
menggunaan uji statistik Regresi linier didapatkan p value pengetahuan sebesar
0,553, karena ρ-value <0,05 artinya tidak ada pengaruh pengetahuan terhadap
anemia sedangkan untuk kepatuhan, keteraturan ANC dan status gizi didapatkan p
value 0,000 ada pengaruh kepatuhan, keteraturan ANC dan status gizi terhadap
anemia. Kepatuhan, keteraturan ANC dan status gizi yang baik dapat mencegah
terjadinya anemia karena ibu hamil bisa selalu memantau kondisi kehamilannya
untuk selalu dalam kondisi sehat sehingga anemia tidak terjadi. Tidak ada
pengaruh pengetahuan dengan kejadian anemia, hal ini dikarenakan kejadian
anemia bisa dipengaruhi oleh faktor lain. Responden yang tidak terjadi anemia
sebagian besar responden melakukan memiliki pengetahuan cukup sebanyak 59
(56,2%) dan juga beberapa memiliki pengetahuan baik. Tetapi ada beberapa
responden yang memiliki pengetahuan cukup, terjadi anemia dan pengetahuan
kurang juga terjadi anemia. Terjadinya anemia bisa dikarenakan faktor lain
dengan sama tingkat pengetahuannya tetapi bisa terjadi anemia ataupun tidak.
Salah satu faktor lain yang mempengaruhi anemia adalah status gizi dari ibu
hamil.
14

SUMMARY

Maternal deaths can occur due to several reasons including anemia.


Anemia occupies the highest percentage of causes of maternal death in Indonesia,
which is 28% (Ministry of Health, 2014). Anemia is a condition where the level of
hemoglobin (Hb) in the blood is less than normal (11g / dL). If pregnant women
experience anemia, it can result in miscarriage, babies born prematurely, low birth
weight, bleeding before and during labor can even lead to death in the mother and
fetus (Tarwoto and Wasnidar, 2011). Anemia is a condition where the level of
hemoglobin (Hb) in the blood is less than normal (11g / dL). If pregnant women
experience anemia, it can result in miscarriage, babies born prematurely, low birth
weight, bleeding before and during labor can even lead to death in the mother and
fetus (Tarwoto and Wasnidar, 2011). According to Wiradyani et al (2013), factors
that can influence anemia are compliance of pregnant women in consuming Fe
tablets, maternal knowledge about Fe tablets, socioeconomic characteristics,
utilization of ANC services by pregnant women, counseling from health workers,
and nutritional status of pregnant women.
Anemia has various causes. Some common causes of anemia in pregnant
women are malnutrition or inadequate iron intake (malnutrition) associated with
increased need for iron levels during pregnancy, iron malabsorption, uterine
bleeding and menorrhagi (Octavia, 2016). During pregnancy nutritional problems
greatly affect the mother and fetus, so special attention is needed. Inadequate
eating patterns during pregnancy can cause pregnant women to be malnourished
which will result in anemia (Mutiarasari, 2019). Lack of consumption of Fe is also
a cause of anemia in pregnant women. Lack of Fe consumption due to lack of
knowledge of pregnant women the importance of Fe consumption. Anemia in
pregnancy which is most often found is anemia due to iron deficiency. This
deficiency can be caused due to lack of entry of iron elements with food, due to
impaired resorption, disruption of use or because of too much iron out of the
body, such as bleeding. The need for iron increases in pregnancy, especially in the
last trimester. If the entry of iron is not added in pregnancy, anemia can easily
occur.
The purpose of this study was to determine the factors that influence the
incidence of anemia in pregnant women at Pagelaran Health Center in Malang
Regency. This study uses descriptive analytic research with cross sectional
correlation design. The population is third trimester pregnant women in the
working area of Pagelaran Health Center using random sampling techniques.
Knowledge, adherence, regularity of the ANC and nutritional status as
independent variables, and the incidence of anemia as the dependent variable.
Data were collected using a questionnaire, the results were tested using linear
regression with α = 0.05. Based on the analysis using statistical tests of linear
regression obtained p value of knowledge of 0.553, because ρ-value <0.05 means
that there is no effect of knowledge on anemia while for compliance, regularity of
15

ANC and nutritional status obtained p value of 0,000 there is the effect of
compliance, ANC regularity and nutritional status against anemia. Compliance,
ANC and good nutritional status can prevent anemia because pregnant women can
always monitor the condition of the pregnancy to always be in a healthy condition
so that anemia does not occur. There is no influence of knowledge with the
incidence of anemia, this is because the incidence of anemia can be influenced by
other factors. Respondents who did not have anemia most of the respondents did
have enough knowledge as much as 59 (56.2%) and also some had good
knowledge. But there are some respondents who have enough knowledge, anemia
occurs and less knowledge also occurs anemia. The occurrence of anemia can be
due to other factors with the same level of knowledge but can occur anemia or
not. One other factor that affects anemia is the nutritional status of pregnant
women.
16

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul...................................................................................................... i
Halaman Judul dan Prasyaratan Gelar ............................................................... ii
Lembar pengesahan Dosen Pembimbing ........................................................... iii
Lembar Pengesahan Dosen Penguji.................................................................... iv
Lembar Surat pernyataan...................................................................................... v
Ucapan Terima Kasih .......................................................................................... vi
Daftar Isi............................................................................................................ vii
Daftar Gambar..................................................................................................... xi
Daftar Tabel ........................................................................................................ xii
Daftar Lampiran .................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................................1
Rumusan Masalah ...................................................................................................4
Tujuan Penelitian ....................................................................................................5
Tujuan Umum ..............................................................................................6
Tujuan Khusus .............................................................................................6
Manfaat Penelitian ..................................................................................................7
Manfaat Teoritis ...........................................................................................7
Manfaat Praktis ............................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Landasan Teori ...........................................................................................8
Konsep Anemia................................................................................8
Konsep Pengetahuan.......................................................................12
Konsep Kepatuhan..........................................................................23
Konsep ANC...................................................................................28
Kerangka Konsep.....................................................................................31
Hipotesis Penelitian..................................................................................31

BAB III METODE PENELITIAN


Desain Penelitian .................................................................................. 32
Kerangka Kerja .................................................................................... 32
Populasi, Sample dan Sampling ........................................................... 35
Populasi ...................................................................................... 35
Sample ....................................................................................... 35
Sampling .................................................................................... 35
Variabel Penelitian ............................................................................... 36
Definisi Operasional ............................................................................. 36
Pengumpulan Dan Pengolahan Data.........................................................38
17

Etika Penelitian.........................................................................................41
Keterbatasan Penelitian.............................................................................43

BAB IV HASIL PENELITIAN


Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................. 44
Karakteristik Responden ...................................................................... 45
Karakter Variabel ................................................................................. 48
Pengetahuan................................................................................ 48
Kepatuhan................................................................................... 48
Keteraturan ANC.......................................................................... 49
Status Gizi ................................................................................ 49
Anemia ..................................................................................... 49
Tabulasi silang ...................................................................................... 49
Uji statistik .......................................................................................... 51
Daftar Pustaka .................................................................................................... 58
Lampiran ............................................................................................................ 60
18

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep...............................................................................32


Gambar 3.1 Kerangka Kerja..................................................................................34
19

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian penelitian ..................................................................................6


Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................37
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan usia............................................45
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan ................................45
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan ..................................46
Tabel 4.4 Karakteristik variabel berdasarkan pengetahuan...................................46
Tabel 4.5 Karakteristik variabel berdasarkan Kepatuhan......................................47
Tabel 4.6 Karakteristik variabel berdasarkan ANC...............................................47
Tabel 4.7 Tabulasi Silang.......................................................................................48
Tabel 4.8 Tabulasi Silang.......................................................................................48
Tabel 4.9 Tabulasi Silang.......................................................................................49
Tabel 4.10 KTabulasi Silang..................................................................................49
Tabel 4.11 Tabulasi Silang.....................................................................................49
Tabel 4.12 Tabulasi silang ....................................................................................50
Tabel 4.13 Tabulasi Silang ....................................................................................50
Tabel 4.14 Uji Normalitas......................................................................................52
Tabel 4.15 Uji linieritas .........................................................................................53
Tabel 4.16 Uji linieritas .........................................................................................54
Tabel 4.17 Uji Multikollinieritas............................................................................54
Tabel 4.18 Heterogenitas.......................................................................................55
Tabel 4.19 Variabel Entered..................................................................................55
Tabel 4.20 Modal Summary...................................................................................55
Tabel 4.21 Uji F Tabel Anova................................................................................56
Tabel 4.22 Uji Koefisien Regresi...........................................................................57
20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi. Hal tersebut

menilik capaian penurunan AKI di beberapa negara Asean. AKI di negara-negara

Asean sudah menempati posisi 40-60 per 100 ribu kelahiran hidup. Sedangkan di

Indonesia berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 masih

menempati posisi 305 per 100 ribu kelahiran hidup. Hal ini berbeda jauh dengan

Singapura yang berada 2-3 AKI per 100 ribu kelahiran (Agung, 2019).

Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab diantaranya adalah

anemia. Anemia menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu di

Indonesia yaitu sebesar 28% (Kemenkes, 2014). Anemia merupakan suatu

keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal

(11g/dL). Jika ibu hamil mengalami anemia maka dapat mengakibatkan

keguguran, bayi lahir sebelum waktunya, berat badan lahir rendah, perdarahan

sebelum dan selama persalinan bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu

dan janin (Tarwoto dan Wasnidar, 2011)

Sekitar 14-62% wanita di negara berkembang mengalami anemia saat

hamil. Selain berisiko menyebabkan depresi pada ibu setelah melahirkan, anemia

saat kehamilan juga bisa berdampak buruk pada janin, seperti lahir prematur atau

bahkan kematian (Sunur, 2019). Berdasarkan data Riskesdas Tahun 2018

prevalensi anemia di Indonesia sebesar 48,9% atau naik dari data hasil Riskesdas
21

tahun 2013 sebesar 37,1% (Kemenkes RI, 2018). Sedangkan kasus anemia pada

kehamilan di Jawa Timur Tahun 2018 yaitu sebesar 46,7% (Dinkes Jatim, 2019),

dan berdasarkan profil kesehatan Kabupaten Malang tahun 2018 kejadian anemia

pada ibu hamil sebesar 43,2%, sedangkan pada kecamatan Pagelaran terdapat

47,3% (Dinkes Kab. Malang, 2019).

Selama kehamilan masalah gizi sangat berdampak pada ibu dan janin,

sehingga sangat diperlukan perhatian khusus. Pola makan yang tidak memadai

selama kehamilan dapat menyebabkan ibu hamil kekurangan gizi yang akan

berdampak terjadi anemia. Proporsi anemia pada ibu hamil di Indonesia dari tahun

2013 sampai tahun 2018 masih mengalami peningkatan signifikan (Mutiarasari,

2019).

Damelya dkk (2014) membuktikan bahwa mengkonsumsi tablet Fe dapat

meningkatkan kadar hemoglobin dan dapat mencegah terjadinya anemia pada ibu

hamil yang disebabkan oleh defisiensi zat besi. Hal ini dibuktikan dengan hasil

penelitian Damelya yang menyebutkan terjadi perubahan kadar hemoglobin

sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe di Puskesmas Padongko Kabupaten

Baru tahun 2014. Sebanyak 50 responden (100%) ibu hamil yang mengalami

anemia, setelah dilakukan intervensi dengan tablet Fe angka kejadian anemia

mengalami penurunan menjadi 52,0%.

Tablet Fe sudah rutin diberikan pada ibu hamil di Puskesmas dan Posyandu,

namun kenyataan yang terjadi sampai sejauh ini hasil yang dicapai belum

maksimal. Hal ini terbukti dari angka prevalensi anemia pada ibu hamil yang

masih tinggi, baik ditingkat nasional maupun di tingkat provinsi. Berdasarkan

hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu
22

hamil di Indonesia sebesar 37,1% (Kemenkes RI, 2013). Yustina dkk (2013)

membuktikan adanya hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan status

anemia ibu hamil di wilayah Puskesmas Grabag 2 Magelang, sehingga sangat

disayangkan apabila ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Ketidakpatuhan tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah efek

samping berupa mual, muntah, dan konstipasi yang timbul. Ketidakpatuhan

tersebut juga sebenarnya dampak karena ketidaktahuan mereka mengenai

pentingnya tablet Fe (Febriana, 2012).

Menurut Wiradyani dkk (2013), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe antara lain adalah dukungan

keluarga, pengetahuan ibu tentang tablet Fe, karakteristik sosial ekonomi,

pemanfaatan layanan ANC oleh ibu hamil, konseling dari tenaga kesehatan,

kepercayaan tradisional dan juga efek samping dalam mengkonsumsi table Fe.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian anemia tersebut juga dapat

dialami oleh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang.

Berdasarkan data studi pendahuluan yang didapat pada awal Oktober 2019

diketahui bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil di Puskesmas ini cukup tinggi

yaitu 10,4%. Dari hasil wawancara dan pemeriksaan awal pada 10 ibu hamil yang

mengalami anemia diketahui bahwa 70% tidak teratur dan patuh minum tablet fe

sesuai anjuran petugas, 60% tidak mengerti pentingnya mengkonsumsi tablet Fe,

40% tidak teratur dalam perawatan antenatal, dan 20% mengalami status gizi yang

kurang yang diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan LILA.

Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia

pada ibu hamil diharapkan dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan yang


23

baik, karena kejadian anemia pada ibu hamil ini pada dasarnya dapat

diprediksikan sehingga bahaya anemia bisa dicegah sedini mungkin dengan

pengelolaan kasus secara baik terarah, misalnya dengan pemantauan minum tablet

Fe pada sasaran yang mengalami anemia, pemantauan status gizi, intervensi gizi

dan asuhan antenatal khusus dengan metode perawatan kunjungan rumah, dan

beberapa kegiatan lainnya.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut : “Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi

kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada

ibu hamil di Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis pengaruh status gizi terhadap kejadian anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang.

b. Menganalisis pengaruh pengetahuan tentang manfaat tablet Fe terhadap

kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pagelaran Kabupaten

Malang.

c. Menganalisis pengaruh keteraturan perawatan antenatal (ANC) terhadap

kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pagelaran Kabupaten

Malang.
24

d. Menganalisis pengaruh kepatuhan minum tablet Fe terhadap kejadian

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang.

e. Menganalisa faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap kejadian

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Lahan Penelitian

Hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi petugas kesehatan dalam

melakukan implementasi program kerja untuk menurunkan dan mencegah

kejadian anemia pada masa kehamilan.

2. Bagi Pengembangan Ilmu Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk

menambah khasanah ilmu pengetahuan kebidanan yang terkait dengan

strategi pencegahan dan penanganan kasus anemia pada kehamilan.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat (keluarga) memiliki pengetahuan, pemahaman,

dan kesadaran tentang pencegahan anemia pada masa kehamilan.

E. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu

yang mempunyai karekteristik yang relatif sama dalam hal tema kajian, meskipun

berbeda dalam hal kriteria subjek, jumlah dan posisi variabel penelitian atau

metode analisis yang digunakan.


25

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian Perbedaan


1 Abrori, Kiki 2015 Faktor Anemia Ibu Hamil Ada hubungan yang Variabel independen peneliti ada
Hutagalung, Di Puskesmas Putussibau bermakna Jarak 4 faktor yaitu pengetahuan,
Marlenywati Selatan Kehamilan (OR=3.886; kepatuhan mengkonsumsi tablet
Fakultas Ilmu p=0,044), Umur Ibu Fe, keteraturan ANC, dan status
Kesehatan, (OR=4.125; p=0,019), gizi ibu hamil.
Universitas Paritas (OR=4.500; p
Muhammadiyah =0,032) dengan kejadian Variabel penelitian yang diamati
Pontianak anemia pada ibu hamil di oleh Abrori, dkk antara lain jarak
Puskesmas Putussibau kehamilan, umur ibu, paritas, dan
Selatan. status gizi
Status Gizi (p=0,116) tidak
ada hubungan yang
bermakna dengan kejadian
anemia pada ibu hamil.
2 Maria F. Kondi, 2018 Faktor-Faktor Yang 1. Sebagian besar Desain penelitian : penelitian
dkk Mempengaruhi Anemia Pada responden dengan kami menganalisis faktor-faktor
Ibu Hamil Di Puskesmas kategori usia 20 – 30 (studi analitik) sedangkan Maria
26

Padediwatu Kabupaten Sumba tahun (71,7%). Kondi menggambarkan faktor-


Barat 2. Sebagian responden faktor (studi deskriptif)
dengan kategori
pendidikan SMA
(65,0%).
3. Sebagian responden
dengan kategori pola
makan selalu (98,3%).
4. Sebagian responden
dengan kategori patuh
mengkonsumsi tablet
Fe (100%)
5. Sebagian responden
termasuk dalam
kategori sosial
ekonomi kurang dari
upah minimum
regional (50%).
6. Sebagian responden
27

dengan kategori jarak


kehamilan >2 tahun
(48,3%).
7. Sebagian responden
dengan kategori
pekerjaan Ibu Rumah
Tangga (50,0%).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia Pada Ibu Hamil

1. Definisi Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia dalam kehamilan adalah keadaan menurunnya kadar

haemoglobin kurang dari 12 gr% pada wanita tidak hamil dan haemoglobin

kurang dari 10 gr% pada wanita hamil. Haemoglobin merupakan zat

bewarna yang terdapat dalam bentuk larutan dalam sel darah merah yang

fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen ke semua bagian tubuh

(Riswan, 2011).

Anemia adalah suatu kondisi dimana berkurangnya sel darah merah

(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga fungsi

sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan tidak berjalan sebagaimana

mestinya. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin

< 10,5 gr% pada trimester II (Kemenkes RI, 2013). Anemia pada ibu hamil

adalah kondisi dimana menurunnya kadar hemoglobin, sehingga kapasitas

daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin

menjadi berkurang (Suhartiningsih, 2017).

Menurut Saifudin (2005), Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu

hamil dengan kadar haemoglobin (Hb) dibawah 11 gr% pada trimester I dan

III atau kadar Hb kurang dari 10,5 gr% pada trimester II, sedangkan pada

ibu yang tidak hamil adalah kurang dari 12 gr%. Anemia dalam kehamilan

9
10

paling sering dijumpai adalah anemia akibat kekurangan zat besi (Fe).

Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi ke

dalam tubuh melalui makanan, karena gangguan absorbsi, gangguan

penggunaan atau terlampau banyak zat besi keluar dari badan, misalnya pada

pendarahan. Keperluan akan zat besi bertambah dalam kehamilan, terutama

dalam trimester II dan III ini disebabkan karena meningkatnya kebutuhan

janin yang di kandung oleh ibu. Apabila masuknya zat besi tidak ditambah

dalam kehamilan maka mudah terjadi defisiensi zat besi, terlebih pada

kehamilan kembar (Saifuddin, 2013).

2. Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

Secara umum, ada tiga penyebab anemia pada ibu hamil:

a. Kehilangan darah secara kronis, sebagai dampak perdarahan kronis

seperti pada penyakit ulkus peptikum, hemoroid, infestasi parasit dan

proses keganasan.

b. Asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat.

c. Peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah

merah yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa

pubertas, masa kehamilan dan menyusui (Aminudin, dkk. 2007).

Anemia memiliki berbagai macam penyebab. Beberapa penyebab

umum timbulnya anemia pada ibu hamil yaitu kurang gizi atau tidak

adekuatnya intake besi (malnutrisi) yang berhubungan dengan peningkatan

kebutuhan kadar besi saat kehamilan, malabsorsi besi, pendarahan uterus dan

menorrhagi (Octavia, 2016).


d.
11

3. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

Klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut:

a. Anemia Defisiensi Besi

Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia

akibat kekurangan zat besi.Kekurangan ini dapat disebabkan karena

kurang masuknya unsur zat besi dengan makanan, karena gangguan

resorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau banyaknya besi ke

luar dari badan, misalnya perdarahan. Keperluan akan zat besi bertambah

dalam kehamilan, terutama dalam trimester terakhir. Apabila masuknya

zat besi tidak ditambah dalam kehamilan, maka mudah terjadi anemia

defisiensi zat besi terlebih pada kehamilan kembar.

b. Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi

asamfolat (pteroylglutamic acid), jarang sekali karena defisiensi vitamin

B12 (cyanocobala).

c. Anemia Hipoplastik

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang

kurang mampu membuat sel-sel darah baru, dinamakan anemia

hipoplastik dalam kehamilan.

d. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia

hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemianya

biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa


12

kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang

sebelumnya tidak menderita anemia (Wikanjosastro, 2010).

Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Department of Health

South Australia (2016) adalah sebagai berikut:

a. Anemia fisiologis

Anemia pada kehamilan dapat merupakan suatu proses fisiologis.

Perubahan volume plasma pada awal kehamilan belum signifikan .

Terjadi peningkatan volume plasma sebesar 40-60% pada trimester II dan

sel darah merah sebesar 20-25% dan mencapai puncaknya pada trimester

III dan meningkat pada akhir kehamilan sebanyak 1000 ml. Pertambahan

sel darah merah tidak seimbang dengan pertambahan volume plasma

mengakibatkan darah menjadi encer. Pengenceran darah memberi

dampak rendahnya viskositas darah yang fungsinya untuk memudahkan

peredaran oksigen ke seluruh jaringan termasuk plasenta dan

menyebabkan anemia (Nursaputri, 2015). Perubahan hematologi saat

kehamilan bertujuan untuk menunjang proses pembentukan plasenta

(Department of Health South Australia, 2016)

b. Anemia Defisiensi Besi

Zat besi adalah zat yang berfungsi untuk mengikat oksigen lalu

disebarkan ke seluruh tubuh. Penyebab anemia pada kehamilan yang

paling sering yaitu defisiensi zat besi. Ini disebabkan karena adanya

penurunan jumlah hemoglobin dalam sel darah merah (hipokromik) dan

ukuran sel darah merah yang mengecil secara abnormal (mikrositik)

sehingga terjadi penurunan kapasitas darah dalam mengedarkan oksigen


13

ke seluruh sel dan jaringan tubuh (Prakash, 2015). Kebutuhan zat besi

selama kehamilan tiga kali lebih besar yakni mencapai 600 mg dibanding

orang normal yang dan untuk janin dibutuhkan sekitar 300 mg

(Department of Health South Australia, 2016)

4. Gejala Anemia Pada Ibu Hamil

Gejala anemia pada ibu hamil tidak khas hampir sama seperti gejala

anemia pada umumnya, yaitu ibu menjadi tidak fit ; lesu, lemah, letih, lelah,

lalai (5L). Ibu hamil juga menjadi sering pusing, mata berkunang-kunang,

bahkan sampai pingsan, mudah mengantuk, sesak nafas, daya tahan tubuh

menurun, dan mudah jatuh sakit. Anemia sebaiknya tidak dibiarkan saja

karna akibatnya bisa fatal, baik pada ibu maupun janinnya. Resiko yang

terjadi antara lain keguguran, kelahiran prematur, persalinan lama,

pendarahan pasca melahirkan, bayi lahir dengan berat rendah, hingga

kemungkinan bayi lahir dengan cacat bawaan (Anna, 2010).

Gejala anemia pada kehamilan berupa ibu mengeluh cepat lelah,

sering pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu

makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia

parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan

jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, lesu, lemah, lelah,

disphagia dan pembesaran kelenjar limfe.

Gejala anemia defisiensi zat besi dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:

gejala umum anemia, gejala khas akibat defisiensi besi, dan gejala penyakit

dasar. Gejala umum anemia berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata

berkunang- kunang, serta telinga berdenging, simptomatik apabila


14

hemoglobin <7g/dl dengan pemeriksaan fisik dijumpai pucat terutama pada

konjungtiva dan jaringan di bawah kuku. Gejala khas defisiensi zat besi, yaitu

gejala yang dijumpai pada anemia defisiensi zat besi dan tidak dijumpai pada

anemia jenis lain yaitu koilonychia, atropi papil lidah, stomatitis angularis,

disfagia, atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia, pica

(Wulandari, 2015). Gejala penyakit dasar seperti pada anemia defisiensi besi

dapat dijumpai gejala-gejala penyakit yang menjadi penyebab anemia

defisiensi besi tersebut. Contohnya pada anemia akibat cacing tambang

dijumpai dispepsia, parotis membengkak, dan kulit telapak tangan berwarna

kuning seperti jerami (Noviawati, 2012).

Untuk menegakkan diagnosis anemia pada ibu hamil dapat

dilakukan dengan pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin dengan

menggunakan alat sahli. Menurut Manuaba (2015) hasil pemeriksaan

hemoglobin dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Hb > 11 gr% disebut tidak anemia.

2. Hb 9 - 10 gr% disebut anemia ringan.

3. Hb 7 - 8 gr% disebut anemia sedang.

4. Hb < 7 gr% disebut anemia berat.

5. Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil

Jumlah zat besi yang dibutuhkan pada wanita hamil jauh lebih

besar dari pada tidak hamil. Pada saat hamil trimester I (satu) kebutuhan

zat besi sedikit karena tidak terjadinya menstruasi dan pertumbuhan

janin lambat. Menginjak kehamilan trimester II (dua) sampai trimester

III (tiga) terjadi pertambahan sel darah merah sampai 35% yang ekuivalen
15

dengan 450 mg besi. Pertambahan ini disebabkan oleh meningkatnya

kebutuhan oksigen oleh janin yang harus diangkut oleh sel darah merah.

Kemudian pada saat melahirkan akan terjadi kehilangan darah dan

diperlukan pertambuhan besi 300-350 mg. Diperkirakan wanita hamil

sampai melahirkan memerlukan zat besi lebih kurang 40 mg/hari atau

dua kali lipat kebutuhan dari pada saat kondisi normal (tidak hamil).

Tidak mengherankan bila banyak wanita hamil akhirnya menderita

anemia gizi besi karena kebutuhan meningkat, tetapi konsumsi

makanannya tidak memenuhi syarat gizi (Riswan, 2012).

6. Pengaruh Anemia Terhadap Ibu dan Janin

Anemia selama kehamilan menyebabkan ibu tidak' begitu mampu

untuk menghadapi kehilangan darah dan membuatnya lebih rentan

terhadap infeksi. Jika anemia berat kegagalan jantung cenderung terjadi.

Anemia juga dapat menimbulkan hipoksia fetal dan persalinan

prematur (Suparman, 2007).

Anemia pada wanita hamil dapat menyebabkan secara langsung atau

tidak langsung kematian ibu sebesar 15-20%. Anemia pada kehamilan

menyebabkan meningkatnya frekuensi komplikasi kehamilan dan

persalinan, resiko kematian maternal, angka prematuritas, BBLR dan angka

kematian perinatal meningkat. Juga beresiko terhadap perdarahan

antepartum dan postpartum. Kemungkinan besar anemia pada ibu hamil

mengalami banyak gangguan seperti mudah pingsan, mudah keguguran atau

proses melahirkan berlangsung lama akibat kontraksi yang tidak bagus

(Wikanjosastro, 2010).
16

7. Pencegahan Dan Pengobatan Anemia Pada Ibu Hamil

Menurut Aminudin, dkk (2007) Empat pendekatan dasar untuk

mencegah anemia adalah:

1. Pemberian suplemen tablet zat besi

2. Pendidikan dan langkah-langkah yang berhubungan dengan

peningkatan masukan zat besi melalui makanan.

3. Pencegahan infeksi.

4. Memperkaya makanan pokok dengan zat besi.

Pada ibu hamil dengan frekuensi kehamilan yang tinggi,

sebaiknya diberi Sulfas Ferosus 1 tablet sehari selain itu juga perlu diberi

nasehat untuk:

1. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi yang

berasal dari nabati : kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan

segar dan nasi. Sedangkan zat besi yang bersumber dari hewani yaitu :

hati, daging sapi, ikan, susu sapi.

2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat seperti arcis,

brokoli, daging dan susu. Karena pada wanita hamil anemia sering

disebabkan defisiensi kedua zat gizi tersebut.

3. Mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar vitamin C seperti buah-

buahanyang segar sehingga dapat mempermudah penyerapan zat besi.

4. Menghindari minum teh atau kopi sebelum dan selesai makan

dan mengkonsumsinya secara berlebihan. Terutama bila mengkonsumsi

makanan utama zat besi (nasi). karena teh atau kopi mengandung
17

senyawa tania yang dapat menghambat penyerapan zat besi.

5. Menghindari senyawa Edta (yang digunakan sebagai pengawet

makanan) dengan memeriksa label makanan tersebut.

6. Mengkonsumsi beragam makanan untuk meningkatkan ketersediaan

zat besi (Aminudin, dkk. 2007).

Pada trimester II dan trimester III wanita hamil memerlukan zat besi

dalam jumlah banyak yang tidak didapat dari makanan saja, untuk itu

perlu mendapatkan suplemen besi mencapai 1000 mg selama kehamilan.

Apabila wanita hamil menderita anemia defisiensi besi dengan kadar

haemoglobin kurang 10 gr%, dapat ditambah 600 - 1000 mg/hr zat besi

seperti Sulfas Ferosus atau Glukonas Ferosus. Terapi oral diberikan terus-

menerus selama 3 bulan.Tranfusi darah sebagai pengobatan anemia dalam

kehamilan jarang diberikan walaupun Hb nya kurang dari 6 gr%. Pada

wanita hamil pemberian asam folat (500mg) dan zat besi (120mg) akan

bermanfaat karena anemia pada kehamilan biasanya diakibatkan oleh

defisiensi zat besi tersebut. Tablet kombinasi yang cocok mengandung 250

folat dan 60 mg zat besi dimakan 2 kali sehari (Wikanjosastro, 2010).

Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil dapat berupa pencegahan dan

pengobatan, antara lain:

a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan atau konsumsi

vitamin C sehingga membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh

dan menghindari zat-inhibitor penghambat penyerapan zat besi.

b. Konsumsi suplemen zat besi pada ibu hamil sebagai pencegahan

anemia.
18

c. Penambahan jenis zat gizi dalam bahan pangan agar meningkatkan

kualitas pangan (fortifikasi Fe).

B. Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimulai dari kontrasepsi sampai janin lahir, lama

hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama

haid terakhir (Prawirohardjo, 2011). Kehamilan adalah penyatuan ovum dan

spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba.

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan

khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan

ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang

pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi beresiko tinggi. Ada dua

sebab pokok yang menyebabkan masih tingginya angka kematian ibu yaitu masih

kurangnya pengetahuan mengenai sebab-sebab dan penangulangan komplikasi-

komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan serta nifas dan kurang meratanya

pelayanan kebidanan yang baik bagi semua wanita hamil. Kegiatan ini dapat

dilaksanakan dengan berbagai upaya termasuk pengadaan kesehatan yang

profesional antara lain oleh tenaga bidan (Wiknjosastro, 2010).

Kehamilan terjadi melalui proses konsepsi yaitu bersatunya sel telur dan sel

sperma. Kemudian hasil pembuahan itu menempel pada dinding rahim (proses

nidasi) dan tumbuh menjadi janin melalui pristiwa kehamilan. Lama kehamilan

berlangsung selama 280 hari atau 40 minggu yang terbagi dalam tiga bagian, yaitu

: Trimester I dimulai sejak usia kehamilan 0-12 minggu. Masa ini menjadi sangat

penting karena pada masa inilah janin terbentuk dan sangat peka terhadap
19

pengaruh dari luar. Trimester II berlangsung selama 12-28 minggu, periode ini ibu

hamil mulai beradaptasi dengan kehamilan dan keluhan seputar kehamilan

berkurang. Trimester III adalah masa kehamilan usia 28-40 minggu, pada akhir

periode ini janin sudah siap untuk dilahirkan (Anna, 2010).

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

1. Pola Makan

Pola makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok dalam

memenuhi kebutuhannya akan makanan, yang meliputi sikap kepercayaan dan

pemilihan makanan. Sikap positif dan negatif terhadap makanan bersumber

pada nilai-nilai yang berasal dari lingkungan (alam, budaya, sosial, ekonomi)

dimana manusia atau kelompok manusia itu tumbuh. Kebiasaan suatu

keluarga tidak terlepas dari kebiasaan yang ada dalam masyarakat tempat

keluarga tersebut berinteraksi. Hal ini berarti kebiasaan makan akan

membentuk pola konsumsi makanan tertentu sesuai dengan suku bangsa dan

lingkungan (Khumaidi, 2012).

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi distribusi pangan, salah

satunya adalah faktor kebiasaan makan(foot habit). Tidak banyak mamfaatnya

persediaan pangan yang cukup atau bahkan melimpah untuk mencukupi

kebutuhan gizi apabila jenis-jenis pangan yang tersedia tidak cocok dengan

pola makan setempat. Sebaliknya, persediaan makanan yang terbatas atau

kurang akan dimamfaatkan secara efesien sesuai dengan pola kebiasaan yang

ada (Khumaidi, 2012).


20

Pada dasarnya ada dua faktor utama yang mempengaruhi kebiasaan

makan manusia yaitu faktor ekstrinsik (lingkungan sosial, budaya dan agama)

serta faktor instrinsik (lingkungan alam, lingkungan ekonomi), antara lain :

a. Lingkungan Alam

Pola makan masyarakat Indonesia pada umumnya diwarnai oleh jenis-jenis

makanan yang umum dan dapat diproduksi setempat.

b. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial memberikan gambaran yang jelas tentang perbedaan-

perbedaan makan. Tiap-tiap suku bangsa mempunyai kebiasaan makan

yang berbeda-beda sesuai dengan kebudayaan yang telah di anut secara

turun-temurun.

c. Lingkungan Sosial Budaya dan Agama

Lingkungan budaya yang berkaitan dengan kebiasaan makan biasanya

meliputi nilai-nilai kehidupan rohani dan kewajiban-kewajiban sosial.

d. Lingkungan Ekonomi

Distribusi pangan banyak ditentukan oleh kelompok-kelompok masyarakat

menurut taraf ekonominya. Golongan masyarakat ekonomi kuat

mempunyai kebiasaan makan yang cendrung bebas, dengan konsumsi rata-

rata melebihi angka kecukupan. Sebaliknya, golongan masyarakat ekonomi

lemah, yang justru pada umumnya produsen pangan, mereka mempunyai

kebiasaan makan yang memberikan nilai gizi dibawah kecukupan jumlah

maupun mutunya (Khumaidi, 2012).

Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat

mempengaruhi keadaan gizi. Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan


21

kesehatan individu dan masyarakat. Pola makan yang baik adalah berpedoman

pada Gizi Seimbang. Pedoman Gizi Seimbang telah diimplementasikan di

Indonesia sejak tahun 1955. Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat

5 Sempurna” yang telah diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak

sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi. Pedoman Gizi

Seimbang baru ini sebagai penyempurnaan pedoman-pedoman yang lama, bila

diibaratkan rumah maka ada 4 (empat) pilar prinsip yang harus dipenuhi agar

rumah tersebut dapat berdiri, yaitu

a. Mengonsumsi makanan beragam.

b. Membiasakan perilaku hidup bersih,

c. Melakukan aktivitas fisik, untuk menyeimbangkan antara pengeluaran

energi dan pemasukan zat gizi kedalam tubuh. 

d. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) dalam batas normal

(Kemenkes RI, 2013).

2. Kepatuhan Konsumsi Fe

Zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama

kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil. Bayi akan

menyerap dan menggunakan zat besi dengan cepat, sehingga jika

ibukekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan mengambil

kebutuhannya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu mengalami

anemia. Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan

mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin

sirkulasi oksigen dan metabolisme zat-zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil.
22

Selain itu asupun zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka janin

akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus

menyimpan dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah

dilahirkan. Sehingga kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak

diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia, kondisi ini

meningkatkan resiko kematian pada saat melahirkan bayi dengan berat badan

lahir rendah (BBLR), janin dan ibu mudah terkena infeksi dan keguguran.

Selain itu juga zat besi sangat dibutuhkan perkembangan otak bayi diawal

kelahirannya (Rasmaiiah,2005).

Ekstra zat besi diperlukan pada kehamilan, kebutuhan zat besi pada

kehamilan dengan janin tunggal adalah:

a. 200 - 600 mg untuk memenuhi peningkatan masa sel darah merah

b. 200 - 370 mg untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya

c. 150 - 200 mg untuk kehamilan eksternal

d. 30 - 170 mg untuk tali pusat dan plasenta.

e. 90 - 310 mg untuk mengantikan darah yang hilang saat melahirkan.

Dengan demikian, kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar

antara 580 - 1340 mg, dan 440 - 1050 mg diantaranya akan hilang dalam

tubuh pada saat melahirkan. Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu

hamil, memerlukan rata-rata 3,5-4 mg zat besi/hari. Kebutuhan ini akan

meningkat secara signifikan dalam trimester terakhir, yaitu dari rata - rata

2,5 mg/hari pada awal kehamilan menjadi 6,6 mg/hari. Zat besi yang

tersedia dalam makanan berkisar dari 0,9 hingga 1,8 mg/hari dan

ketersediaan ini bergantung pada kecukupan dietnya. Karena itu


23

pemenuhan kebutuhan pada ke hamilan memerlukan mobilisasi

simpanan zat besi dan peningkatan absorpsi zat besi (Depkes RI, 2013).

Absorpsi zat besi mengalami peningkatan jika terdapat asam

didalam lambung. Keberadaan asam ini dapat ditingkatkan dengan :

1. Minum tablet zat besi dengan makan daging atau ikan yang menstimulasi

produksi asam lambung.

2. Memberikan tablet zat besi bersama tablet asam askorbat (Vitamin C)

200 mg atau bersama jus jeruk Vitamin C merupakan vitamin yang

larut dalam air dan jarang bertumpuk di dalam tubuh (Depkes RI, 2013).

Peningkatan absorpsi zat besi dapat menambah intensitas efek

samping yang dialami pasien (Smith 1997), efek samping gastrointestinal.

Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram lambung,

nyeri ulu hati, dan konstipasi ( kadang - kadang diare ). Namun derajat

mual yang ditimbulkan oleh setiap preparat tergantung pada jumlah elemen

zat besi yang diserap. Takaran zat besi diatas 60 mg dapat menimbulkan efek

samping yang tidak bisa di terima pada ibu hamil sehingga terjadi ketidak

patuhan dalam pemakaian obat jadi tablet zat besi dengan dosis rendah lebih

cenderung ditoleransi (dan diminum) dari pada dosis tinggi. Jika mungkin,

terapi mulai dengan dosis rendah, khususnya bila ibu hamil mengungkapkan

kekhawatirannya terhadap kemungkinan timbulnya gejala gastrointestinal.

Bagi banyak wanita, pemberian dengan dosis rendah sudah memadai.

Pemberian tablet zat besi selama kehamilan merupakan salah satu cara

yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai

tahap yang di inginkan, karna sangat efektif dimana satu tablet mengandung
24

60 mg Fe. Setiap tablet setara dengan 200 mg ferrosulfat. Selama kehamilan

minimal di berikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan di berikan

sejak pemeriksaan ibu hamil pertama :

a. Pemberian tablet zat besi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada

saat sebelum tidur malam

b. Pemberian zat besi dibagi serta dilakukan dengan interval sedikitnya 6 -

8 jam, dan kemudian interval ini ditingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika

timbul efek samping.

c. Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda

dini toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah

(menurunkan) dosis zat besi dengan segera.

d. Minum tablet zat besi pada saat makan atau sesudah makan dapat

mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan

menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi.

Hasil akhir yang merugikan pada kehamilan cenderung terjadi bila

kadar haemoglobin ibu turun sehingga berada di luar kesadaran 10,4-13,29

/100 ml. Kadar haemoglobin yang lebih tinggi akan meningkatkan fiskositas

darah dan peningkatan fiskositas ini akan menggangu aliran darah pada

plasenta serta merupakan predisposisi untuk timbulnya koagulasi (Kemenkes

RI, 2011).

3. Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan dapat menyebabkan hasil kehamilan yang kurang baik.

Jarak kehamilan yang terlalu pendek akan mempengaruhi daya tahan dan gizi

ibu yang selanjutnya akan mempengaruhi hasil produksi. jumlah kelahiran


25

yang baik agar terwujudnya keluarga sejahtera dan sehat adalah berjumlah 2

anak saja dengan jarak kehamilan sama dengan atau lebih dari 2 tahun.

Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga berencana

(BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, karena jarak

kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk

memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Jarak

kehamilan yang pendek cenderung akan menguras nutrisi ibu dari kehamilan

dan hilangnya darah setelah melahirkan, juga selama laktasi yang dapat

mengurangi nutrisi ibu melalui pemberian Asi. Sehingga ibu hamil ini

cenderung menderita status gizi kurang sampai buruk yang dapat berkorelasi

dengan berat lahir bayi, dan sering melahirkan bayi berat badan lahir rendah

(Aminuddin dkk, 2007).

4. Status Gizi

Untuk menunjang kesehatan ibu hamil dan pertumbuhan janin,

diperlukan asupan makronutrien dan mikronutrien yang adekuat selama

kehamilan. Kebutuhan makronutrien meliputi kalori, protein dan lemak.

Kalori diperlukan untuk mencukupi kebutuhan tumbuh kembang janin dan

membentuk jaringan penunjang selama kehamilan. Kebutuhan mikronutrien

meliputi vitamin larut air, larut lemak serta makromineral dan mikromineral.

Asam folat diperlukan terutama untuk mencegah terjadinya neural tube

defect (NTD). Asam folat digunakan untuk pembentukan membran sel,

tranmisi impul saraf, dan sumber gugus metil (Nasrulhak, 2019).

Gizi dalam masa kehamilan sangat penting karena mempengaruhi

kesehatan ibu dan bayi, tetapi juga berpengaruh saat menyusui nanti. Untuk
26

mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa kehamilan, banyak

nutrisi yang diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari pada yang

dibutuhkan wanita normal lainya. Perubahan yang terjadi pada semua sistem

organ utama ibu memungkinkan perkembangan janin dan pemeliharaan

kesehatan ibu yang optimal (Anna, 2010).

Menurut Cunningham (2011) anemia pada ibu hamil sangat

mempengaruhi kesehatan ibu hamil dalam menjalani proses kehamilanya.

Untuk itu ibu hamil harus memenuhi kebutuhan nutrisi selama masa

kehamilanya, diantaranya :

a. Kalori

WHO menganjurkan jumlah tambahan kalori sebesar 150 kkal sehari

pada trimester I, trimester II dan ke III 350 kkal per hari. Kebutuhan

kalori ini dapat diperoleh pada roti, nasi, jagung, kentang, padi-padian,

biji-bijian, kacang-kacangan dan umbi-umbian.

b. Protein

Kebutuhan protein pada ibu hamil meningkat 68% dari sebelum hamil,

ibu hamil membutuhkan 925g protein pada masa kehamilannya, protein ini

dapat diperoleh pada kacang-kacangan, biji-bijian, telur, tempe dan tahu.

c. Vitamin

Dalam masa kehamilan, ibu hamil membutuhkan asupan vitamin berupa

vitamin A untuk daya tahan tubuh, vitamin D untuk memperbaiki

keseimbangan kalsium, vitamin E untuk antioksidan, vitamin K sebagai

zat pengumpal darah, vitamin B untuk metabolisme energi dan vitamin


27

C untuk pembentukan jaringan. Vitamin ini dapat ditemukan pada buah-

buahan dan sayur-sayuran.

d. Asam folat

Asam folat berfungsi untuk memproduksi sel darah merah, maka asam

folat sangat dibutuhkan oleh sel yang sedang mengalami pertumbuhan

cepat. Asam folat dapat ditemukan pada sayuran yang bewarna hijau tua,

jeruk, pisang, gandum, hati dan kentang.

Penambahan berat badan ibu selama kehamilan adalah berkisar 10-25

kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang lebih 1 kg, trimester II

sekitar 3 kg dan trimester III 6 kg. Penilaian status gizi ibu hamil selain

dengan melihat berat badan, dapat pula dilakukan dengan mengukur lingkar

lengan atas (LILA), dikatakan gizi normal apabila sama atau ≥ 23,5 cm, akan

tetapi bila < 23,5 cm maka dikatakan kurang energi kronis (KEK)

(Wiknyosastro, 2010).

Protein diperlukan untuk membentuk struktur sel dan jaringan serta

penyusunan enzim. Kebutuhan protein selama kehamilan rata-rata ditambah

sebesar 17 gram/hari. Kebutuhan protein meningkat terutama pada trimester

III. Lemak merupakan salah satu sumber energi tubuh dan sebagai pelarut

vitamin larut lemak. Kebutuhan lemak tergantung pada kebutuhan energi

untuk peningkatan berat badan. Kebutuhan lemak meliputi asam lemak

esensial jenis long chain polyunsaturated fatty acid (LC PUFA) antara lain

asam linoleat dan asam linolenat (Kemenkes RI, 2011).

Kebutuhan kalsium mengalami peningkatan sebesar 150 mg per hari

dari kebutuhan sebelum hamil sebesar 800-1000 mg per hari. Hormon human
28

chorionic somatomammotropin akan meningkat resorpsi tulang sedangkan

hormon estrogen akan menghambatnya. Kebutuhan magnesium dan fosfor

tidak mengalami perubahan selama kehamilan. Seng diperlukan sebagai

kofaktor pada sebagian besar metabolisme tubuh. Rata-rata tambahan

kebutuhan seng terus meningkat sampai trimester III sebesar 9 mg/hari.

Pemberian asupan besi akan mempengaruhi absorpsi seng karena kedua

mineral tersebut bersifat kompetitif inhibitor, dimana absorpsi besi lebih besar

di bandingkan seng. Iodium diperlukan dalam pembentukan tiroksin yang

berperan mengatur metabolisme makronutrien. Rata-rata tambahan kebutuhan

iodium sebesar 50 mcg/hari selama kehamilan (Kemenkes RI, 2011).

Bahan makanan sumber besi di dapatkan dari produk hewani dan nabati.

Besi yang bersumber dari bahan makanan terdiri atas besi heme dan besi non

heme. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa walaupun kandungan besi dalam

sereal dan kacang-kacangan relatif tinggi, namun oleh karena bahan makanan

tersebut mengandung bahan yang dapat menghambat absorpsi dalam usus,

maka sebagian besar besi tidak akan diabsorpsi dan di buang bersama feses

(USDA, 2005).

Tabel 2.1.Bahan Makanan Sumber Zat Besi


Bahan makanan Kandungan besi (mg)
Daging 23.8
Kacang 8.3
Beras 8.0
Bayam 6.4
Hati sapi 5.2
Susu formula 1.2
29

D. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka maka dapat di gambarkan

karangka konsep penelitian sebagai berikut :

Trimester I Pemenuhan Gizi

Pengukuran LLA

Antenatal care

Pengetahuan

Pemberian tablet Fe Kejadian


Ibu Hamil Trimester II Anemia
Antenatal care

Pengetahuan

Trimester III Pemberian tablet Fe

Antenatal care

Pengetahuan

Gambar 2.2. Skema Konsep Penelitian


30

E. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian adalah :

1. Ada pengaruh status gizi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang

2. Ada pengaruh pengetahuan tentang manfaat tablet Fe terhadap kejadian

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang

3. Ada pengaruh keteraturan perawatan antenatal (ANC) terhadap kejadian

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang

4. Ada pengaruh kepatuhan minum tablet Fe terhadap kejadian anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang


31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian

yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada

seluruh proses penelitian (Nursalam, 2012). Penelitian ini bersifat observasional

analitik dengan menggunakan desain cross-sectional yang bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Pagelaran kabupaten Malang Tahun 2019.

B. Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan hubungan antara konsep yang ingin diteliti,

dianut melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmojo, 2012). Kerangka

kerja penelitian ini tertera pada bagan sebagai berikut:


32

KERANGKA KERJA PENELITIAN

Populasi :
Seluruh Ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten
Malang sejumlah 142 orang

Sampling :
Cluster Random Sampling

Sampel :
Sebagian ibu hamil (105 orang)

Pengumpulan Data:

Variabel Dependen: Variabel Independen:


Kejadian Anemia (kadar Hb dalam darah) 1. Keteraturan ANC
2. Status gizi
3. Pengetahuan
4. Kepatuhan konsumsi Fe

Pengolahan Data
Editing, Cooding, Transferring,scoring,Tabulating

Analisa Data : Uji Regresi Linier

Penyajian Hasil

Penarikan Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka kerja Faktor-faktor yang mempengaruhi Kejadian


Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang
33

C. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoadmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu

hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Pagelaran, sejumlah 142

orang.

2. Sampel.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Pagelaran yang memenuhi kriteria inklusi.

Rumus penetuan besar sampel:

Keterangan : n = Besar sampel

N = Besar populasi

d = Tingkat signifikansi (p)

Penelitian dengan rumus tersebut tidak mutlak, khususnya jika

tujuan penelitian tidak untuk generalisasi. Jika populasinya 142 orang,

maka jumlah sampelnya adalah :


34

= 105

3. Sampling.

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi (Nursalam, 2010). Pengambilan sampel dalam

penelitian dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling, yaitu suatu

teknik yang digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-

individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek

yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiono, 2010).

Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,

2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Pagelaran.

b. Bersedia menjadi responden.

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek

yang memenuhi keriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab

(Nursalam, 2010). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Kesulitan komunikasi.

b. Tidak bersedia menjadi responden.


35

D. Identifikasi Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai sifat, ciri, atau

ukuran yang memiliki atau didapat oleh suatu penelitian tentang suatu

konsep pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh satuan penelitian

tentang konsep pengertian tertentu, misalnya umur, pendidikan, pengetahuan

dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Sebagai variabel independen dalam

penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia,

meliputi : Keteraturan ANC, Status gizi, pengetahuan tentang manfaat tablet

Fe, dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe. Sedangkan variabel

dependennya adalah kejadian anemia pada ibu hamil.

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan definisi yang diberikan pada suatu

variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur variable

tersebut.

Definisi operasional variabel tertera pada tabel 3.1


36

Tabel 3.1 : Definisi Operasional Variabel Penelitian Faktor-faktor yang


mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil

N Variabel Definisi Cara ukur Alat Hasil Skala


o Operasional ukur ukur ukur
1 Keteraturan Pola dan frekuensi Dokumentasi Buku - Teratur Nominal
ANC perawatan KIA - Tidak
antenatal ibu teratur
hamil ke petugas /
sarana kesehatan
yang tercatat di
buku KIA
2 Kepatuhan Ibu Wawancara Kuesioner - Patuh Nominal
konsumsi mengkonsumsi - Tidak
Fe tablet besi selama patuh
kehamilan
sebanyak 90 tablet
3 Pengetahua Kemampuan ibu Wawancara Kuesioner - Baik Ordinal
n hamil mejawab - Cukup
pertanyaan - Kurang
tentang manfaat
tablet Fe.
4 Status gizi Keadaan gizi ibu Observasi Metline - Baik : Ordinal
hamil yang LLA
ditentukan ibu
berdasarkan hamil (≥
ketebalan jaringan 23,5
lengan / Lingkar cm)
lengan Atas - Cukup :
LLA
17,5 –
23,4
- Kurang :
LLA <
17,5
5 Kejadian Kelainan pada ibu Hasil rekam Melihat - Hb ibu Rasio
Anemia hamil yang medis catatan hamil
pada ibu beresiko tinggi medis
hamil terhadap kondisi
ibu hamil kadar
haemoglobin
dalam darahnya <
37

11gr%.

F. Perencanaan Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2019.

2. Tempat

Penelitian akan dilakukan di wilaya kerja Puskesmas Pagelaran

Kabupaten Malang.

G. Teknik Pengumpulan data dan Analisis Data

1. Tekhnik Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

responden melalui kuesioner yang tertulis atas pertanyaan-

pertanyaan di susun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada

konsep dan tinjauan teori.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil rekam medis

dan catatan medis mengenai ibu hamil yang mengalami anemia

pada saat hamil yang berkunjung di puskesmas Pagelaran

kabupaten Malang, dan data pendukung lainya diperoleh dari dinas

kesehatan aceh jaya dan Puskesmas Pagelaran kabupaten Malang

serta buku-buku perpustakaan yang berhubungan dengan penelitian


38

serta literature lain yang ada kaitanya dengan masalah yang akan di

teliti.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam peneliti ini adalah kuesioner,

dokumentasi buku KIA, serta alat ukur LLA berupa metline.

3. Pengolahan data

a. Editing

Setelah data diperoleh dari responden kemudian kita cek saat itu juga

untuk memastikan kelengkapan data atau cara pengisian yang salah.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

1) Memberikan kode pada usia responden yaitu :

a) < 20 tahun :1

b) 20 – 30 tahun :2

c) 31 – 40 tahun :3

d) > 40 tahun :4

2) Memberikan kode pada status pekerjaan yaitu :

a) PNS :1 c) Wiraswasta :3

b) Swasta :2 d) Tidak bekerja :4

3) Memberikan kode pada pendidikan responden yaitu :

a) Tidak sekolah :1 d) SMA :4

b) SD :2 e) Sarjana :5

c) SMP :3
39

c. Scoring

Pemberian skor dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Anemia Pada Ibu Hamil

a) Tidak anemia : Jika kadar haemoglobin (Hb) dalam darah ≥

11 gr %

b) Anemia: Jika kadar haemoglobin (Hb) dalam darah <11 gr %

2) Pengetahuan tentang Tablet Fe

a) Baik : Skor > 75

b) Cukup : Skor 56 – 75

c) Kurang : Skor < 56

3) Kepatuhan konsumsi Fe

a) Patuh, jika :

(1) Tablet Fe yang diminum 90 butir, atau

(2) Tablet Fe > 70 butir dan usia kandungan 8 bulan dan

bersedia mengkonsumsi tablet Fe sampai 90 tablet, atau

(3) Tablet Fe > 40 butir dan usia kandungan 7 bulan dan

bersedia mengkonsumsi tablet Fe sampai 90 tablet

b) Tidak patuh, jika

(1) Tablet Fe diminum < 75 butir dan usia kandungan > 9

bulan, atau

(2) Tablet Fe yang diminum < 80 butir dan tidak bersedia

mengkonsumsi tablet Fe sampai 90 tablet


40

4) Status Gizi

a) Non KEK (Tidak Kurang Energi Kronis/Normal): apabila

LILA ≥23,5 cm

b) KEK (Kurang Energi Kronis)): apabila LILA ˂ 23,5 cm

d. Transfering

Memindahkan jawaban atau kode jawaban dalam media tertentu

(lembar tabulasi data)

e. Tabulating

Memasukkan hasil dari lembar tabulasi data ke distribusi frekuensi

sesuai kebutuhan.

f. Analisis Data

Analisis Korelasi adalah suatu analisis untuk mengetahui tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih yaitu x variable bebas dan y

variabel terikat.Rumus analisis Korelasi berganda menurut Hasan

(2012) adalah sebagai berikut:

Keterangan :

r : Koefisien Korelasi Person

y : Variabel Terikat (Kejadian anemia)

x : Variabel Bebas (Faktor-faktor yang mempengaruhi)

Untuk mengetahui tingkat kemaknaan hubungan variable tersebut

dilakukan analisis menggunakan rumus regresi linier berganda


41

Y = ß0 + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + є

Dimana :

X = variabel independen

Y = variabel dependen

ß0 = Koefisien regresi

є = Kesalahan/ error

H. Etika Penelitian

Setelah mendapatkan izin dari Dekan Fakultas Kesehatan Institut Ilmu

Kesehatan Surya Mitra Husada Kediri kepada tempat penelitian. Setelah

mendapatkan persetujuan baru penelitian dilakukan dengan menggunakan

etika sebagai berikut :

1. Informed Consent.

Memberikan penjelasan tentang maksud, cara dan tujuan

penelitian dan memberikan lembar persetujuan kepada responden dan

jika subyek bersedia untuk diteliti maka harus menandatangani lembar

persetujuan, dan jika menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan

memaksa dan tetap menghormatinya.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan dan identitas subyek, peneliti tidak

akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data yang

diisi oleh subyek, lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.
42

3. Confidentiality (kerahasiaan) .((jjj

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh

peneliti, hanya data tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai

hasil riset / penelitian.


43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas data hasil penelitian yang meliputi gambaran umum

lokasi penelitian, gambaran karakteristik responden, dan data khusus terkait

variabel yang diteliti.

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Data geografis

Lokasi yang dijadikan lahan penelitian ini adalah Kecamatan

Pagelaran Kabupaten Malang. Pagelaran adalah sebuah kecamatan di

Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini

berjarak sekitar 12 km dari ibu kota Kabupaten Malang ke arah tenggara

melalui Gondanglegi. Pusat pemerintahannya berada di Desa Pagelaran.

Kecamatan ini terdiri dari sepuluh desa, 24 dusun, 52 RW, dan 394 RT.

Desa yang berada di wilayah administratif Kecamatan Pagelaran antara

lain Suwaru, Balearjo, Clumprit, Banjarejo, Kanigoro, Brongkal,

Pagelaran, Sidorejo, Karangsuko, Kademangan.

Secara administratif, Kecamatan Pagelaran dikelilingi oleh

kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Malang. Di sebelah utara,

Kelurahan Pagelaran berbatasan langsung dengan Kecamatan

Gondanglegi. Sedangkan di sebelah timur, kecamatan ini berbatasan

langsung dengan Kecamatan Turen. Di sebelah selatan, Kecamatan


44

Pagelaran berbatasan dengan Kecamatan Gedangan dan Bantur. Lalu, di

sebelah barat, Kecamatan ini juga berbatasan dengan Kecamatan Pagak

dan Kepanjen.

Kecamatan Pagelaran memiliki luas wilayah 4.821 Ha. Kecamatan

ini berada di ketinggian 500 – 1000 meter di atas permukaan laut.

Pagelaran memiliki topografi wilayah sebagian besar datar dan sedikit

berbukit. Wilayahnya sebagian besar merupakan daerah agraris dengan

curah hujan rata-rata berkisar 1.297 sampai 1925 mm per tahunnya.

Sementara itu, suhu rata-rata mencapai 20 – 26 derajat Celsius.

2. Karakteristik Penduduk

Wilayah Pagelaran pada tahun 2019 didiami oleh sebanyak kurang

lebih 82.710 jiwa, yang terdiri dari 40.459 orang laki-laki, dan 42.251

orang perempuan. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian

sebagai petani.

3. Data sarana kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan utama di kecamatan ini adalah

Puskesmas Pagelaran yang terletak di Jl. Raya Sidorejo No.39, Pagelaran

Kabupaten Malang Jawa Timur. Selain itu terdapat 3 klinik rawat jalan

swasta yang turut mendukung pelayanan kesehatan penduduk. Upaya

Kesehatan berbasis masyarakat di kecamatan ini terdapat 72 posyandu

balita, 66 posyandu lansia, 10 pos pembinaan terpadu (posbindu) PTM,

dan 3 pos kesehatan pesantren.


45

B. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Usia Responden


Tabel 4.1 Distribusi Usia Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas
Pagelaran Kabupaten Malang
No Usia WUS Σ %
1 < 20 tahun 8 7.6
2 21-35 tahun 83 79.0
3 > 35 tahun 14 13.3
Total 105 100
Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden (79,0%)


berusia 20-30 tahun.

2. Karakteristik Pendidikan Responden


Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Ibu Hamil Trimester III di Wilayah
Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang
No. Pendidikan Σ %
1 SD 8 7.6
2 SLTP 53 50.5
3 SLTA 42 40.0
4 PT 2 1.9
  Jumlah 105 100
Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden


(50,5%) berpendidikan SLTP.
46

3. Karakteristik Pekerjaan
Tabel 4.3 Distribusi Pekerjaan Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja
Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang
No. Jenis Pekerjaan Σ %
1 IRT 58 55.2
2 Petani 6 5.7
3 Swasta 32 30.5
4 PNS 4 3.8
5 Wiraswasta 5 4.8
  Jumlah 105 100
Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar responden (55,2%)

bekerja sebagai IRT.

C. Data Khusus

1. Pengetahuan tentang Manfaat Tablet Fe


Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III
tentang Manfaat Tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas
Pagelaran Kabupaten Malang
No. Pengetahuan Σ %
1 Kurang baik 4 3.8
2 Cukup 67 63.8
3 Baik 34 32.4
  Jumlah 105 100
Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden (63,8%)

memiliki pengetahuan yang cukup terhadap Manfaat Tablet Fe.


47

2. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe


Tabel 4.5 Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil
Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran
Kabupaten Malang
No. Kepatuhan Σ %
1 Tidak patuh 16 15.2
2 Patuh 89 84.8
  Jumlah 105 100
Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar responden (84,8%)

patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe.

3. Status Gizi Ibu Hamil


Tabel 4.6 Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja
Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang
No. Status Gizi Σ %
1 Kurang 5 4.8
2 Normal 100 95.2
  Jumlah 105 100
Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa bahwa hampir seluruh responden

(95,2%) memiliki status gizi yang normal atau baik.

4. Keteraturan ANC pada Ibu Hamil


Tabel 4.7 Keteraturan ANC pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah
Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang
No. Keteraturan ANC Σ %
1 Tak teratur 14 13.3
2 Teratur 91 86.7
  Jumlah 105 100
Sumber : Data Primer
48

Dari tabel 4.7 diketahui bahwa bahwa sebagian besar responden

(86,7%) teratur dalam melakukan ANC.

5. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil


Tabel 4.8 Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Pagelaran Kabupaten Malang
No. Kejadian Anemia Σ %
1 Anemia 9 8.6
2 Normal / tidak anemia 96 91.4
  Jumlah 105 100
Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.8 diketahui bahwa bahwa sebagian besar responden

(91,4%) tidak mengalami anemia.

6. Tabulasi Silang Karakteristik Variabel dengan Karakteristik

Responden

1) Tabulasi silang antara pengetahuan dengan usia ibu

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Pengetahuan pada Ibu Hamil dengan Usia
di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang
Variabel Usia
< 20 % 21 - 35 % > 35 % Total %
Kurang 0 0 3 2,9 1 1 4 3,8
Pengetahuan
Cukup 5 4,8 54 51,4 8 7,6 67 63,8
Baik 3 2,9 26 24,8 5 4,8 34 32,4
Total 8 7,6 83 79,0 14 13,3 105 100
49

Pada tabel 4.9 responden yang memiliki pengetahuan cukup

sebagian besar responden memiliki usia 21 - 35 tahun sebanyak 54

(51,4%).

2) Tabulasi silang antara pengetahuan dengan pendidikan ibu

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Pengetahuan pada Ibu Hamil dengan


pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran
Kabupaten Malang
Variabel Pendidikan
SD % SMP % SMA % PT % ∑ %
Kurang 1 1 1 1 2 1,9 0 0 4 3,8
Pengetahuan
Cukup 6 5,7 35 33,3 25 23,8 1 1 67 63,8
Baik 1 1 17 16,2 15 14,3 1 1 34 32,4

Total 8 7,6 53 50,5 42 40,0 2 1,9 105 100

Pada tabel 4.10 responden yang memiliki pengetahuan

cukup sebagian besar responden memiliki pendidikan SMP sebanyak 35

(33,3%).

3) Tabulasi silang antara pengetahuan dengan pekerjaan ibu

Variabel pekerjaan
IRT % Petani % Swasta % PNS % wirs % ∑ %
Kurang 2 1,9 0 0 2 1,9 0 0 0 0 4 3,8
Pengeta
Cukup 37 35,2 3 2,9 19 18,1 3 2,9 5 4,8 67 63,8
Baik 19 18,1 3 2,9 11 10,5 1 1 0 0 34 32,4
Total 58 55,2 6 5,7 32 30,5 4 3,8 5 4,8 105 100
Tabel 4.11 Tabulasi Silang Pengetahuan pada Ibu Hamil dengan
pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran
Kabupaten Malang
Pada tabel 4.11 responden yang memiliki pengetahuan cukup

hampir setengah responden memiliki pekerjaan IRT sebanyak 37

(35,2%).
50

4) Tabulasi silang antara kepatuhan dengan usia ibu

Tabel 4.12 Tabulasi Silang kepatuhan pada Ibu Hamil dengan Usia di
Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang
Variabel Usia
< 20 % 21 - 35 % > 35 % ∑ %
Tidak 2 1,9 13 12,4 1 1 16 15,2
Kepatuhan
Patuh 6 5,7 70 66,7 13 12,4 89 84,8
Total 8 7,6 83 79 14 13,3 105 100

Pada tabel 4.12 responden yang patuh sebagian besar

responden memiliki usia 21 - 35 tahun sebanyak 70 (66,7%).

5) Tabulasi silang antara kepatuhan dengan pendidikan ibu

Tabel 4.13 Tabulasi Silang kepatuhan pada Ibu Hamil dengan


pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran
Kabupaten Malang
Variabel Pendidikan
SD % SMP % SMA % PT % ∑ %
Tidak 2 8 8,6 4 3,8 1 1 3,8 16 15,2
Kepatuha
Patuh 6 44 41,9 38 36,2 1 1 36,2 89 84,8
Total 8 7,6 53 50,5 42 40 2 1,9 105 100

Pada tabel 4.13 responden yang memiliki kepatuhan hampir

setengah responden memiliki pendidikan SMP sebanyak 44 (41,9%).

6) Tabulasi silang antara kepatuhan dengan pekerjaan ibu

Tabel 4.14 Tabulasi Silang kepatuhan pada Ibu Hamil dengan


pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran
Kabupaten Malang
Variabel Pekerjaan
IRT % Petan % Swa % PNS % Wra % ∑ %
51

Tidak 11 10,5 1 1 2 1,9 1 1 1 1 16 15,2


ptuh
Patuh 47 44,8 5 4,8 30 28,6 3 2,9 4 3,8 89 84,8
Total 58 55,2 6 5,7 32 30,5 4 3,8 5 4,8 105 100

Pada tabel 4.14 responden yang memiliki kepatuhan hampir

setengah responden memiliki pekerjaan IRT sebanyak 47 (44,8%).

7) Tabulasi silang antara status gizi dengan usia ibu

Tabel 4.15 Tabulasi Silang status gizi pada Ibu Hamil dengan Usia di
Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang
Variabel Usia
< 20 % 21 - 35 % > 35 % ∑ %
Kurang 1 1 4 3,8 0 0 5 4,8
status gizi
Normal 7 6,7 79 75,2 14 13,3 100 95,2
Total 8 7,6 83 79 14 13,3 105 100

Pada tabel 4.15 responden yang status gizi normal sebagian

besar responden memiliki usia 21 - 35 tahun sebanyak 79 (75,2 %).

8) Tabulasi silang antara status gizi dengan pendidikan ibu

Tabel 4.16 Tabulasi Silang status gizi pada Ibu Hamil dengan
pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran
Kabupaten Malang

Pendidikan
Variabel
SD % SMP % SMA % PT % ∑ %
Kurang 0 0 2 1,9 3 2,9 0 0 5 4,8
status gizi
Normal 8 7,6 51 48,6 39 37,1 2 1,9 100 95,2
Total 8 7,6 53 50,5 42 40 2 1,9 105 100

Pada tabel 4.16 responden yang memiliki status gizi normal

hampir setengah responden memiliki pendidikan SMP sebanyak 51

(48,6%).
52

9) Tabulasi silang antara status gizi dengan pekerjaan ibu

Tabel 4.17 Tabulasi Silang status gizi pada Ibu Hamil dengan
pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran
Kabupaten Malang
Variabel Pekerjaan
IRT % Petani % Swas % PNS % Wra % ∑ %
status Kurang 2 1,9 0 0 2 1,9 0 0 1 1 5 4,8
gizi
Norma 56 53,3 6 5,7 30 28,6 4 3,8 4 3,8 100 95,2
Total 58 55,2 6 5,7 32 30,5 4 3,8 5 4,8 105 100

Pada tabel 4.17 responden yang memiliki status gizi normal

sebagian besar responden memiliki pekerjaan IRT sebanyak 58 (55,2%).

10) Tabulasi silang antara ANC dengan usia ibu

Tabel 4.18 Tabulasi Silang ANC pada Ibu Hamil dengan Usia di
Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang

Variabel Usia
< 20 % 21 - 35 % > 35 % ∑ %
Tidak 1 1 12 11,4 1 1 14 13,3
ANC
Teratur 7 6,7 71 67,6 13 12,4 91 86,7
Total 8 7,6 83 79 14 13,3 105 100

Pada tabel 4.18 responden yang ANC teratur sebagian besar

responden memiliki usia 21 - 35 tahun sebanyak 71 (67,6 %).

11) Tabulasi silang antara ANC dengan pendidikan ibu

Tabel 4.19 Tabulasi Silang ANC pada Ibu Hamil dengan


pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran
Kabupaten Malang
Variabel Pendidikan
53

SD % SMP % SMA % PT % ∑ %
Tidak 3 2,9 6 5,7 5 4,8 0 0 14 13,3
ANC
Teratur 5 4,8 47 44,8 37 35,2 2 1,9 91 86,7
Total 8 7,6 53 50,5 42 40 2 1,9 105 100

Pada tabel 4.19 responden yang memiliki ANC teratur

hampir setengah responden memiliki pendidikan SMP sebanyak 47

(44,8%).

12) Tabulasi silang antara ANC dengan pekerjaan ibu

Tabel 4.20 Tabulasi Silang ANC pada Ibu Hamil dengan pekerjaan di
Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang

Variabel Pekerjaan
IRT % Petani % Swa % PNS % Wras % ∑ %
tidak 6 5,7 0 0 6 5,7 2 1,9 0 0 14 13,3
ANC
teratur 52 49,5 6 5,7 26 24,8 2 1,9 5 4,8 91 86,7
Total 58 55,2 6 5,7 32 30,5 4 3,8 5 4,8 105 100

Pada tabel 4.20 responden yang memiliki ANC teratur hampir

setengah responden memiliki pekerjaan IRT sebanyak 52 (49,5%).

13) Tabulasi silang antara anemia dengan usia ibu

Tabel 4.21 Tabulasi Silang anemia pada Ibu Hamil dengan Usia di
Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang
Variabel Usia
< % 21 - 35 % > 35 % ∑ %
20
anemia 2 1,9 7 6,7 0 0 9 8,6
anemia
Normal 6 5,7 76 72,4 14 13,3 96 91,4
54

Total 8 7,6 83 79 14 13,3 105 100

Pada tabel 4.21 responden yang tidak terjadi anemia

sebagian besar responden memiliki usia 21 - 35 tahun sebanyak 76

(72,4%).

14) Tabulasi silang antara anemia dengan pendidikan ibu

Tabel 4.22 Tabulasi Silang anemia pada Ibu Hamil dengan pendidikan
di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten
Malang

Variabel Pendidikan
SD % SMP % SMA % PT % ∑ %
anemia 1 1 7 6,7 1 1 0 0 9 8,6
anemia
Normal 7 6,7 46 43,8 41 39 2 1,9 96 91,4
Total 8 7,6 53 50,5 42 40 2 1,9 105 100

Pada tabel 4.22 responden yang tidak terjadi anemia hampir

setengah responden memiliki pendidikan SMP sebanyak 46 (43,8%).

15) Tabulasi silang antara anemia dengan pekerjaan ibu

Tabel 4.23 Tabulasi Silang anemia pada Ibu Hamil dengan


pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran
Kabupaten Malang
Variabel Pekerjaan
IRT % Petan % Swa % PNS % Wra % ∑ %
anemia 6 5,7 0 0 1 1 1 1 1 1 9 8,6
anemia
normal 52 49,5 6 5,7 31 29,5 3 2,9 4 3,8 96 91,4
Total 58 55,2 6 5,7 32 30,5 4 3,8 5 4,8 105 100
55

Pada tabel 4.23 responden yang tidak terjadi anemia hampir

setengah responden memiliki pekerjaan IRT sebanyak 52 (49,5%).

7. Tabulasi Silang antara Karakteristik Variabel

A. Tabulasi silang antara anemia dengan kepatuhan ibu

Tabel 4.24 Tabulasi Silang anemia pada Ibu Hamil dengan kepatuhan
di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang

Variabel kepatuhan
Tidak % Patuh % Total %
Tidak 8 7,6 1 1 9 8,6
anemia
Normal 8 7,6 88 83,8 96 91,4
Total 16 15,2 89 84,8 105 100

Pada tabel 4.24 responden yang tidak terjadi anemia

hampir seluruh responden patuh sebanyak 88 (83,8%).

B. Tabulasi silang antara anemia dengan Status gizi ibu

Tabel 4.25 Tabulasi Silang anemia pada Ibu Hamil dengan Status gizi ibu di
Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang

Variabel Status gizi ibu


Kurang % Normal % Jumlah %
anemia 3 2,9 6 5,7 9 8,6
anemia
Normal 8 7,6 88 83,8 96 91,4
Total 16 15,2 89 84,8 105 100
56

Pada tabel 4.25 responden yang tidak terjadi anemia hampir

seluruh responden memiliki status gizi normal sebanyak 88 (83,8%).

C.Tabulasi silang antara anemia dengan ANC

Tabel 4.26 Tabulasi Silang anemia pada Ibu Hamil dengan ANCdi
Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang

Variabel ANC
Tidak % teratur % Jumlah %
anemia 5 4,8 4 3,8 9 8,6
anemia
Normal 9 8,6 87 82,9 96 91,4
Total 14 13,3 91 86,7 105 100

Pada tabel 4.26 responden yang tidak terjadi anemia hampir

seluruh responden melakukan ANC teratur sebanyak 87 (82,9%).

D. Tabulasi silang antara anemia dengan pengetahuan

Tabel 4.27 Tabulasi Silang anemia pada Ibu Hamil dengan


pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran
Kabupaten Malang
Variabel pengetahuan
kurang % Cukup % Baik % Jumlah %
anemia 1 1 8 7,6 0 0 9 8,6
anemia
Normal 3 2,9 59 56,2 34 32,4 96 91,4
Total 4 3,8 67 63,8 34 32,4 105 100
57

Pada tabel 4.27 responden yang tidak terjadi anemia

sebagian besar responden melakukan memiliki pengetahuan cukup

sebanyak 59 (56,2%).

8. Pengaruh Faktor Pengetahuan, Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe,

Status Gizi dan Keteraturan ANC terhadap Kejadian Anemia

Untuk menguji pengetahuan, kepatuhan mengkonsumsi tablet fe,

status gizi dan keteraturan anc terhadap kejadian anemia di Wilayah Kerja

Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang digunakan uji Regresi linier .

Hipotesis pengujian dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

Tabel 4.28 Analisis uji statistic Uji F pengaruh pengetahuan, status


gizi, kepatuhan konsumsi FE, Keteraturan ANC terhadap
kejadian anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran
Kabupaten Malang

Sig
B sig R Square
Variabel simultan
Pengetahuan .02 .000a .539
.581
1
Status Gizi .36 .000
58

5
Keteraturan ANC .39
.000
6
Kepatuhan .24
.000
4

Berdasarkan Tabel 4.28 hasil pengujian secara individual atau

parsial sebagai berikut :

1. Didapatkan nilai R Square sebesar 53,9 % yang berarti variable bebas

X1 memiliki pengaruh kontribusi terhadap variable Y sebesar 53,9%

dan lainnya dipengaruhi oleh factor lain diluar X1

2. Pengetahuan tentang Manfaat Tablet Fe (X1) berdasarkan tabel 4.9

diatas dapat diketahui bahwa diperoleh nilai t sebesar 0,553 (sig.

0,581). Nilai signifikansi 0,581 lebih besar dari tingkat signifikansi

sebesar 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak

yaitu variabel pengetahuan tentang manfaat Tablet Fe tidak

berpengaruh signifikan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil.

Semakin baik maupun semakin rendah pengetahuan tentang tablet Fe

tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian anemia.

3. Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe (X2) diketahui bahwa diperoleh

nilai t sebesar 6,311 (sig. 0,000). Nilai signifikansi 0,000 lebih kecil

dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis diterima yaitu variabel kepatuhan mengkonsumsi

tablet Fe (X2) berpengaruh signifikan terhadap kejadian anemia pada

ibu hamil. Variabel X2 yang bertanda positif (+) menunjukkan bahwa


59

semakin baik kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe memiliki

kecenderungan nilai anemia yang semakin tinggi atau normal.

4. Status gizi (X3) diketahui bahwa diperoleh nilai t sebesar 4,199 (sig.

0,000). Nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi

sebesar 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima

yaitu variabel Status gizi (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap

kejadian anemia pada ibu hamil. Variabel X3 yang bertanda positif (+)

menunjukkan bahwa semakin besar nilai X3 mengakibatkan ibu hamil

memiliki kecenderungan untuk hasil pemeriksaan anemia yang

semakin baik atau normal.

5. Keteraturan ANC (X4) diketahui bahwa diperoleh nilai t sebesar 4,161

(sig. 0,000). Nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari tingkat

signifikansi sebesar 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan bahwa

hipotesis diterima yaitu variabel Keteraturan ANC (X4) berpengaruh

signifikan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Variabel X4 yang

bertanda positif (+) menunjukkan bahwa semakin besar nilai X4

mengakibatkan kecenderungan untuk hasil pemeriksaan anemia yang

semakin normal.

BAB V

PEMBAHASAN
60

A. PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG MANFAAT TABLET

FE TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

Berdasarkan penelitian bahwa sebagian besar responden (63,8%)

memiliki pengetahuan yang cukup terhadap Manfaat Tablet Fe dan

berdasarkan hasil tabulasi silang , responden yang tidak terjadi anemia

sebagian besar responden melakukan memiliki pengetahuan cukup

sebanyak 59 (56,2%). Berdasarkan hasil statistik nilai signifikansi 0,581

lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5%). Maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis ditolak yaitu variabel pengetahuan tentang

manfaat Tablet Fe tidak berpengaruh signifikan terhadap kejadian anemia

pada ibu hamil. Semakin baik maupun semakin rendah pengetahuan

tentang tablet Fe tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap

kejadian anemia.

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan hasil dari

tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2011), pengetahuan

adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran.

Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti

motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta

keadaan sosial budaya. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang

diketahui atau disadari oleh seseorang (Agus, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan baik,

cukup dan kurang. Responden yang memiliki pengetahuan cukup sebagian

besar responden memiliki pendidikan SMP sebanyak 35


61

(33,3%).Didapatkannya pengetahuan kurang dikarenakan mereka belum

tahu manfaat dari pemanfaatan Tablet FE dalam pencegahan anemia.

Responden yang memiliki pengetahuan kutrang dilatarbelakangi dengan

tingkat pendidikan SD. Dan terdapat pengetahuan baik dimana mereka

sudah mengetahui manfaat dari tablet FE dan sebagian besar berlatar

belakang pendidikan SMU dan ada beberapa perguruan tinggi. Hal ini

sesuai dengan teori bahwa pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang memiliki pengetahuan yang baik.

Berdasarkan hasil penelitian responden yang memiliki pengetahuan

cukup sebagian besar responden memiliki usia 21 - 35 tahun sebanyak 54

(51,4%) dan terdapat kriteria pengetahuan baik sebanyak 26 responden

dengan kategori usia usia 21 - 35 tahun. Hal ini sesuai dengan teori bahwa

umur sangat erat hubunganya dengan pengetahuan seseorang, karena

semakin bertambah usia maka semakin banyak pula pengetahuan yang

didapatkan. Umur yang lebih cepat menerima pengetahuan yaitu 18-40

tahun (Notoatmodjo, 2009).

Berdasarkan teori Notoatmodjo (2009), Pekerjaan adalah salah satu

faktor yang mempengaruhi pengetahuan , karena pekerjaan merupakan

kegiatan atau usaha yang dilakukan ibu setiap hari berdasarkan tempat dia

bekerja yang memungkinkan memperoleh informasi . Pekerjaan sangat

mempengaruhi pengetahuan dikarenakan seseorang yang memiliki

pekerjaan di luar rumah lebih cepat dan mudah mendapatkan informasi

dari luar. Berdasarkan hasil penelitian responden yang memiliki

pengetahuan cukup hampir setengah responden memiliki pekerjaan IRT


62

sebanyak 37 (35,2%) dan yang memiliki pengetahuan baik juga memiliki

pekerjaan sebagai IRT. Hal ini dikarenakan banyaknya media informasi

yang sekarang bisa diperoleh meskipun hanya dirumah, melalui media

digital, seseorang bisa mendapatkan banyak informasi.

Berdasarkan hasil analisa tidak ada pengaruh pengetahuan dengan

kejadian anemia, hal ini dikarenakan kejadian anemia bisa dipengaruhi

oleh faktor lain. Responden yang tidak terjadi anemia sebagian besar

responden melakukan memiliki pengetahuan cukup sebanyak 59 (56,2%)

dan juga beberapa memiliki pengetahuan baik. Tetapi ada beberapa

responden yang memiliki pengetahuan cukup, terjadi anemia dan

pengetahuan kurang juga terjadi anemia. Terjadinya anemia bisa

dikarenakan faktor lain dengan sama tingkat pengetahuannya tetapi bisa

terjadi anemia ataupun tidak. Salah satu faktor lain yang mempengaruhi

anemia adalah status gizi dari ibu hamil.

B. PENGARUH KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE TERHADAP

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe (X2) diketahui bahwa

diperoleh nilai t sebesar 6,311 (sig. 0,000). Nilai signifikansi 0,000 lebih

kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis diterima yaitu variabel kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe

(X2) berpengaruh signifikan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil.

Variabel X2 yang bertanda positif (+) menunjukkan bahwa semakin baik

kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe memiliki kecenderungan nilai anemia

yang semakin tinggi atau normal. Nilai odd ratio sebesar 0,468
63

menunjukkan bahwa peningkatan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe akan

meningkatkan kecenderungan kondisi normal atau tidak anemia pada ibu

hamil sebesar 0,468 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang

memiliki kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe kurang baik.

Kepatuhan adalah perilaku pasien dalam menjalani pengobatan,

mengikuti diet, atau mengikuti perubahan gaya hidup lainnya sesuai

dengan anjuran medis dan kesehatan. Kepatuhan merupakan hal yang

utama karena mengikuti anjuran dari ahli medis merupakan salah satu cara

menuju kesembuhan pasien (Kartika, dalam Anisha, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian, responden yang patuh sebagian besar

responden memiliki usia 21 - 35 tahun sebanyak 70 (66,7%). responden

yang memiliki kepatuhan hampir setengah responden memiliki pendidikan

SMP sebanyak 44 (41,9%) .

Kepatuhan pasien tentu dipengaruhi oleh beragam faktor. Menurut

Green yang dikutip Notoadmojdo (2007) ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi perubahan perilaku klien untuk menjadi taat/tidak taat

terhadap program pengobatan, yang diantaranya dipengaruhi oleh faktor

pendukung salah satunya pendidikan. Pendidikan dapat meningkatkan

kepatuhan sepanjang pendidikan itu merupakan pendidikan yang aktif

seperti membaca buku-buku, mengikuti seminar dan semua aktivitas secara

mandiri umtuk mendapatkan pengetahuan baru. Menurut Brunner &

Suddarth (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan

adalah faktor Demografi seperti usia dan pendidikan.


64

Zat besi tambahan dibutuhkan oleh tubuh selama kehamilan,

kebutuhan total zat besi adalah antara 580-1340 mg, dan dari jumlah itu,

sampai dengan 1050 mg akan hilang saat persalinan. Pada awal kehamilan,

kebutuhan zat besi sekitar 2,5 mg/hari dan meningkat sekitar 6,6 mg/hari

pada trimester ketiga (Wylie,2010). Kebutuhan zat besi meningkat

sehingga dibutuhkan tambahan 700-800 mg atau 30-60 mg per hari yang

didapat dari suplemen mengganti penggunaan zat besi oleh sumsum tulang,

fetus, dan plasenta (Manuaba, 2010).

Zat besi berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru ke

seluruh jaringan tubuh. Zat besi menyatu dengan oksigen di dalam paru-

paru dan melepaskan oksigen pada jaringan-jaringan yang memerlukan.

Zat besi juga berperan dalam fungsi normal kekebalan tubuh. Zat gizi besi

(Fe) merupakan inti molekul hemoglobin yang merupakan unsure utama

dalam sel darah merah, maka kekurangan pasokan zat gizi besi

menyebabkan menurunnya produksi hemoglobin. Akibatnya terjadi

pengecilan ukuran (micricytic), rendahnya kandungan hemoglobin

(hypocromic), serta berkurangnya jumlah sel darah merah (Soebroto, 2010)

Berdasarkan hasil penelitian responden yang tidak terjadi anemia

hampir seluruh responden patuh sebanyak 88 (83,8%) sehingga terdapat

pengaruh antara kepatuhan terhadap kejadian anemia, seseorang yang

patuh minum tablet FE sesuai anjuran tenaga kesehatan dapat mencegah

terjadinya anemia. Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah

darah setiap hari minimal selama 90 hari. Kepatuhan ditunjukkan dengan

ibu hamil patuh konsumsi Fe sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan.


65

C. PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA

PADA IBU HAMIL

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan status gizi (X3) bahwa

diperoleh nilai t sebesar 4,199 (sig. 0,000). Nilai signifikansi 0,000 lebih

kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis diterima yaitu variabel Status gizi (X3) berpengaruh

secara signifikan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Variabel X3

yang bertanda positif (+) menunjukkan bahwa semakin besar nilai X3

mengakibatkan ibu hamil memiliki kecenderungan untuk hasil

pemeriksaan anemia yang semakin baik atau normal. Nilai odd ratio

sebesar 0,302 menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai X3 maka akan

meningkatkan kecenderungan hasil pemeriksaan anemia yang normal

sebesar 0,302 kali lebih tinggi dibandingkan dengan status gizi yang

kurang.Sesuai dengan hasil penelitian Utama dkk (2013) beberapa faktor

yang mempengaruhi kadar hemoglobin diantaranya adalah status gizi yang

dapat diperoleh dari asupan makanan dan pola makan. Dimana asupan

makanan yang dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin yaitu

daging, sayuran dan buah yang mengandung vitamin C. Pola makan yang

baik yaitu mengkonsumsi makanan yang beragam mengandung semua zat

gizi yang diperlukan oleh tubuh serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai

dengan kebutuhan.

Untuk menunjang kesehatan ibu hamil dan pertumbuhan janin,

diperlukan asupan makronutrien dan mikronutrien yang adekuat selama

kehamilan. Kebutuhan makronutrien meliputi kalori, protein dan lemak.


66

Kalori diperlukan untuk mencukupi kebutuhan tumbuh kembang janin

dan membentuk jaringan penunjang selama kehamilan. Kebutuhan

mikronutrien meliputi vitamin larut air, larut lemak serta makromineral

dan mikromineral. Asam folat diperlukan terutama untuk mencegah

terjadinya neural tube defect (NTD). Asam folat digunakan untuk

pembentukan membran sel, tranmisi impul saraf, dan sumber gugus metil

(Nasrulhak, 2019).

Gizi dalam masa kehamilan sangat penting karena mempengaruhi

kesehatan ibu dan bayi, tetapi juga berpengaruh saat menyusui nanti.

Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa kehamilan,

banyak nutrisi yang diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari pada

yang dibutuhkan wanita normal lainya. Perubahan yang terjadi pada semua

sistem organ utama ibu memungkinkan perkembangan janin dan

pemeliharaan kesehatan ibu yang optimal (Anna, 2010).

Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%

dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini

dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta,

air ketuban, dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu

hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya

60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Ibu hamil dengan kebutuhan

gizi baik akan berpengaruh terhadap status gizinya.

Berdasarkan hasil penelitian responden yang memiliki status gizi

normal hampir setengah responden memiliki pendidikan SMP sebanyak


67

51 (48,6%). responden yang status gizi normal sebagian besar responden

memiliki usia 21 - 35 tahun sebanyak 79 (75,2 %). responden yang tidak

terjadi anemia hampir seluruh responden memiliki status gizi normal

sebanyak 88 (83,8%). Status gizi normal mempengaruhi kejadian anemia

karena status gizi yang baik di pengaruhi oleh suplai gizi yang baik

sehingga dengan asupan makanan yang baik dapat mencegah terjadinya

anemia. Status gizi ibu hamil. Status gizi ibu hamil didapatkan dari

pengukuran lingkar lengan atas ibu hamil.

D. PENGARUH KETERATURAN ANC TERHADAP KEJADIAN

ANEMIA PADA IBU HAMIL

Berdasarkan hasil penelitian keteraturan ANC (X4) diketahui

bahwa diperoleh nilai t sebesar 4,161 (sig. 0,000). Nilai signifikansi 0,000

lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5%). Maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis diterima yaitu variabel Keteraturan ANC

(X4) berpengaruh signifikan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil.

Variabel X4 yang bertanda positif (+) menunjukkan bahwa semakin besar

nilai X4 mengakibatkan kecenderungan untuk hasil pemeriksaan anemia

yang semakin normal. Nilai odd ratio sebesar 0,296 menunjukkan bahwa

semakin tinggi nilai X4 maka akan meningkatkan kecenderungan hasil

pemeriksaan anemia yang semakin normal sebesar 0,296 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan ANC yang tidak teratur.

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda atau gejala yang

menunjukkan ibu atau bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya

(Syafrudin, 2009). Setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai


68

risiko mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan

antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai standar dan terpadu untuk

pelayanan antenatal yang berkualitas (Wiknjosastro, 2010). Antenatal

Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan

kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Tujuannya adalah untuk mengenal

dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat

persalinan, dan kala nifas, mengenal dan menangani penyakit yang

menyertai kehamilan, persalinan, dan kala nifas, serta menurunkan angka

kesakitan dan kematian ibu dan perinatal (Manuaba, 2010).

Menurut Kelman perubahan sikap dan perilaku individu dimulai

dengan tahap kepatuhan, identifikasi kemudian baru menjadi internalisasi

(Suparyanto,2010). Dalam hal kepatuhan Carpenito L. J berpendapat

bahwa yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah segala sesuatu yang

dapat berpengaruh positif sehingga penderita tidak mampu lagi

mempertahankan kepatuhannya, sampai menjadi kurang patuh dan tidak

patuh (Suparyanto,2010). Sikap ibu dalam menanggapi informasi tanda

bahaya kehamilan diwujudkan dengan perilaku menjaga kesehatan

kehamilannya sendiri. Sehingga ibu hamil sadar dengan sendirinya untuk

patuh melakukan antenatal care sesuai dengan standar.

Standart kunjungan yaitu satu kali pada trimester pertama (0-12 mi

nggu), satu kali pada trimester kedua (13-27 minggu), serta dua kali pada

trimester ketiga (28-40 minggu). Ini menunjukkan bahwa sikap juga

memiliki pengaruh terhadap kepatuhan kunjungan ANC. Hal tersebut


69

dapat peneliti simpulkan, bahwa sikap berpengaruh besar pada kepatuhan

kunjungan ibu hamil mengenai tanda bahaya kehamilan.

Berdasarkan hasil penelitian responden yang tidak terjadi anemia

hampir seluruh responden melakukan ANC teratur sebanyak 87 (82,9%).

Dengan teraturnya melakukan kunjungan ANC , ibu hamil dapat

mengetahui kondisi kehamilannya sehingga bisa deteksi dini ketika ada

masalah terhadap kehamilannya salah satunya adalah pencegahan

terjadinya anemia. Pemanfaatan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat

dilihat dari cakupan pelayanan antenatal yang dapat dipantau melalui

pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) dan pelayanan ibu hamil sesuai

standar paling sedikit empat kali (K4) dengan distribusi sekali pada

trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester

ketiga

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
70

1. Tidak terdapat pengaruh pengetahuan tentang manfaat Tablet Fe terhadap

kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran

Kabupaten Malang

2. Terdapat pengaruh kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe terhadap kejadian

anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten

Malang

3. Terdapat pengaruh status gizi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang

4. Terdapat pengaruh keteraturan ANC terhadap kejadian anemia pada ibu

hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran Kabupaten Malang.

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan untuk meningkatkan kesehatan dalam upaya

pencegahan anemia dengan cara teratur melakukan ANC,memperhatikan

asupan gizi, kepatuhan dalam konsumsi FE dan vitamin yang dianjurkan

serta terus menambah pengetahuan tentang kehamilan

2. Bagi Institusi Kesehatan

Diharapkan dapat meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam

upaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan pencegahan anemia

pada ibu hamil

3. Bagi Institusi Pendidikan


71

Diharapkan meningkatkan khasanah keilmuan maternitas pada

institusi pendidikan terutama terkait dengan pencegahan anemia pada ibu

hamil

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan dapat melaksanakan penelitian selanjutnya terkait

dengan peran tenaga kesehatan, dukungan suami dan keluarga dalam

upaya pencegahan terjadinya anemia.

DAFTAR PUSTAKA

Agung , 2019. AKI di Indonesia Masih


Tinggi. https://www.ugm.ac.id/id/berita/17548-aki-di-indonesia-masih-t
inggi. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2019
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, ed
isi revisi vii, Jakarta : Rineka Cipta
Cunningham, 2013. Obstetri William. Jakarta: EGC
72

Damelya, Citra, & Fatimah.2014. Studi Perbaikan Kadar Hemoglobin


Ibu Hamil Anemia dengan Pemberian Suplementasi Besi (Program) d
i Puskesmas Padongko Kabupaten Barru.Skripsi.Makasar.Universitas H
asanudin
Department of Health South Australia, 2016. South Australian Perina
tal Practice Guidelines Australia.
Febriana, R. 2012. Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat pada Ibu
Hamil dan Faktor yang mempengaruhi. Artikel Penelitian. Universitas Di
ponegoro Semarang.
Hasdianah, H.S. Siyoto & Y. Peristyowati. 2014. Gizi Pemanfaatan Gi
zi,Diet Dan Obesitas. Yogyakarta. Nuha Medika.
Indriati, E. 2016. Antropometri Untuk Kedokteran, Keperawatan,
Gizi dan Keolahragaan. Jogjakarta : Citra Aji Parama
Ismawati. 2009. Posyandu Desa Siaga. Yogyakarta : Nuha Medika
Kemenkes RI. 2017. Buku Saku Pemantauan Status Gizi. Jakarta : Ke
menkes RI
Kementrian Kesehatan , RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2014.
Jakarta. Pusat Data dan Informasi.
Kementrian Kesehatan , RI.2014. Pedoman Operasional Keluarga
Sadar Gizi Di Desa Siaga. Jakarta : Pusat Data dan Informasi.
Kementerian Kesehatan, RI.2013 .Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
RI
Khumaidi, M. 2012. Gizi Masyarakat Pusat Antar Universitas Pan
gan dan Gizi, IPB. Bogor
Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
KB. Jakarta : EGC

Mutiarasari, Diah. 2019. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia P


ada Ibu Hamil di Puskesmas Tinggede. Jurnal Kesehatan, Universitas Ta
dulako.http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/v
iew/12901/9938
Notoatmojo, S. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rine
ka Cipta.
Nursalam. 2009. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV. Sagung Seto
Octavia, V. 2016. Karakteristik Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas
Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2015. Karya Tulis Ilmiah Diploma
Tiga, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal A. Yani Yogyakarta,
Yogyakarta
73

Prawirohardjo, S. 2011. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal, Jakarta : EGC
Proverawati, A. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Sunur, Irene Cindy. 2019. Inilah Bahaya Anemia pada Ibu
Hamil.https;//www.halodokter.com/inilah-bahaya-anemia-pada-ibu
hamil.Diakses pada tanggal 28 Oktober 2019
Tarwoto dan Wasnidar. 2011. Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil. Jaka
rta : Trans Info Media.
Wiknjosastro.2011 .Buku panduan Praktis PelayananKesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka.
Wiradnyani, Helda , dan Endang. 2013. Faktor – factor yang berh
ubungan dengan Kepatuhan Ibu Mengonsumsi Tablet Besi Folat Sela
ma Kehamilan. Jakarta Pusat. Jurnal Gizi dan Pangan Universitas Indo
nesia Vol 8 No 1.
Wulandari, P.2015. Honey to Prevent Iron Deficiency Anemia in Pre
gnancy. Medical Journal of Lampung University, Vol 4 No 3 Lampung.
Yustina. 2013. Hubungan Kepatuhan Minum Tablet Fe dengan Anemia
Ibu Hamil. Yogyakarta.KTI.Stikes Guna Bangsa Yogyakarta.

Lampiran 1

FORMULIR INFORMASI PENELITIAN


ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA
PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PAGELARAN
KABUPATEN MALANG

1. Keterangan Ringkasan Penelitian


Perlakuan terhadap subjek penelitian ini adalah pertama peneliti akan
memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Kemudian
74

peneliti akan meminta persetujuan menjadi responden dan peneliti akan


membagikan kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan data umum dan
data khusus tentang faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu
hamil trimester III di puskesmas pagelaran kabupaten Malang.
2. Manfaat untuk Subjek /Responden Penelitian
Manfaat untuk subjek adalah dapat menambah ilmu pengetahuan dan
informasi kepada responden tentang kejadian anemia pada ibu hamil trimester
III di puskesmas pagelaran kabupaten Malang
3. Bahaya Potensial
Bahaya potensial yang akan muncul adalah kejenuhan kepada subjek akibat
pengisian kuesioner.
4. Hak untuk Undur Diri
Hak untuk undur diri adalah responden berhak menolak untuk menjadi subjek
penelitian.
5. Adanya Intensif untuk Subjek/Responden Penelitian
Intensif yang diberikan kepada subjek berupa barang (peralatan rumah tangga)
sebagai tanda ucapan terima kasih kepada subjek.
Data pribadi /identitas dan kuesioner akan dijamin kerahasiaannya.
Keikutsertaan/partisipasi responden dalam penelitian ini, responden dapat
menhubungi peneliti. Bila masih memerlukan penjelasan responden dapat
menghubungi SRI WAHYUNINGSIH, SST, No.Hp 085852963949
Setiap saat responden dapat membatalkan keikutsertaan dalam
penelitian ini tanpa diberi sanksi.

Peneliti

SRI WAHYUNINGSIH
NIM. 1752B0062
75

Lampiran 2

PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SRI WAHYUNINGSIH


76

Nim : 1752B0062

Pendidikan : IIK STRADA INDONESIA

Akan mengadakan suatu penelitian dengan judul “Analisis faktor yang

mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di puskesmas

pagelaran kabupaten Malang”. Sebagai persyaratan menyelesaikan pendidikan S2

Magister Kesehatan di IIK STRADA INDONESIA Kediri. Untuk itu peneliti

berharap dengan hormat kepada ibu-ibu untuk datang berkunjung di Puskesmas

Ngajum meluangkan waktu guna mengisi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

pada kuesioner dibawah ini dengan ikhlas. Jawaban semata hanya untuk

kepentingan ilmu pengetahuan tanpa ada maksud lain. Oleh karena itu sangat

besar artinya jawaban yang saudara berikan terhadap hasil penelitian. Atas

kesdiaannya saya ucapkan terima kasih.

Malang, Januari 2020


Hormat saya,

SRI WAHYUNINGSIH
NIM. 1752B0062

Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama (Inisial) :

Umur :
77

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang akan

dilakukan oleh SRI WAHYUNINGSIH mahasiswi S2 Magister Kesehatan di IIK

STRADA INDONESIA dengan judul “Analisis faktor yang mempengaruhi

kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di puskesmas pagelaran kabupaten

Malang”. Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif, oleh

karena itu saya bersedia menjadi responden.

Malang, Januari 2020

Responden

(..................................................)

Lampiran 4

LEMBARAN KUESIONER

KODE RESPONDEN :
78

Petunjuk pengisian

1. Pilihlah satu jawaban yang menurut anda benar dengan memberi tanda silang
(X) pada jawaban anda pilih.

2. Jawaban tidak boleh lebih dari satu.

3. Mohon menjawab sesuai dengan apa yang anda ketahui tanpa ada unsur
paksaan ataupun rekayasa demi tercapainya hasil yang diinginkan pada
penelitian ini .

4. Jawaban di tulis sendiri dan tidak boleh diwakilkan .

I. Data Umum Responden

1. No. Responden : ………………….. (Diisi Peneliti)

2. Inisial : ……………..

3. Umur : …………… thn

4. Pendidikan :

a. Tidak sekolah

b. SD

c. SMP

d. SMA

e. PT

5. Pekerjaan :

a. Ibu rumah tangga

b. Petani

c. Swasta

d. PNS
79

e. Wiraswasta / lainnya ………………

6. Jumlah anak : ………………

Anak yang hidup : ………………….

II. Data Khusus

A. Pengetahuan Tentang Tablet Fe

No Pertanyaan Benar Salah

1 Tablet Zat Besi (Fe) yang dibutuhkan selama kehamilan


minimal sebanyak 90 butir

2 Tablet Zat besi (Fe) adalah suatu tablet mineral yang sangat
dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin).

3 Salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel


darah merah adalah zat besi.

4 Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari-hari dapat


menimbulkan penyakit kurang energi.

5 Selayaknya seorang ibu hamil akan mendapatkan minimal


60 tablet Fe selama kehamilannya yang diberikan secara
gratis.

6 Saat tidak hamil, zat besi lebih banyak dibutuhkan oleh


tubuh dibandingkan pada saat hamil

7 Seiring dengan bertambahnya umur kehamilan, zat besi yang


dibutuhkan semakin banyak

8 Plasenta dan janin membutuhkan sekitar 200-300 mg zat


besi untuk menjalankan proses metabolismenya dengan baik.

9 Gejala anemia karena kurang zat besi dalam tubuh ibu hamil
adalah mudah lelah, letih, lesu, dan mata tampak pucat.

10 Ibu hamil yang berusia lebih dari 30 tahun tidak perlu


mengkonsumsi tablet Fe lagu karena jumlah zat besi dalam
tubuh sudah mencukupi
80

11 Mudah pusing dan mata berkunang-kunang merupakan


gejala kekurangan zat besi (tablet fe)

12 Nafsu makan menurunmerupakan gejala dari kekurangan


tablet tambah darah (tablet fe)

13 Tablet tambah darah dapat menimbulkan efek samping


berupa pusing

14 Kram pada perut merupakan efek samping dari meminum


tablet tambah darah (tablet fe)
No Pertanyaan Benar Salah

15 Tablet zat besi (Fe) lebih baik dikonsumsi dengan susu

16 Anemia pada kehamilan dapat memberikan pengaruh kurang


baik bagi anak/bayi

17 Tablet Fe di posyandu mulai diberikan pada saat usia


kandungan 1 bulan

18 Anemia pada kehamilan sering disebut juga dengan tekanan


darah rendah

19 Dampak anemia pada ibu hamil adalah kehamilan anggur

20 Makan makanan bergizi dan beraneka ragam dapat


mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil

B. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe

1. Berapa usia kehamilan ibu sekarang?


a. 7 bulan
b. 8 bulan
c. 9 bulan/lebih

2. Ibu mulai minum tablet Fe sejak usia kandungan berapa bulan?


81

a. 4 bulan
b. 5 bulan
c. 6 bulan/lebih

3. Sudah berapa butir tablet Fe yang ibu minum sampai saat ini?
..................................

4. Apakah ibu akan mengkonsumsi tablet Fe sampai 90 tablet selama


kehamilan?
a. Iya
b. Tidak

Klasifikasi kepatuhan :
...................................
82

LEMBAR OBSERVASI DAN STUDI DOKUMENTASI

KODE RESPONDEN :

A. Status Gizi (Pengukuran LLA)

Ukuran Lingkar Lengan Atas = .............................. cm


Keterangan : (Gizi Kurang / Normal)

B. Keteraturan Antenatal Care (Lihat Buku KIA)

Trimester Frekuensi ANC Keterangan

II

III

Total kunjungan

C. Status Anemia

Kadar Hemoglobin (Lihat buku KIA) = .............................. gr %


Keterangan : (Anemia / Tidak Anemia)
83

Lampiran : Kunci Jawaban Kuesioner Pengetahuan

1. Benar

2. Benar

3. Benar

4. Salah

5. Salah

6. Salah

7. Benar

8. Benar

9. Benar

10. Salah

11. Benar

12. Benar

13. Salah

14. Benar

15. Salah

16. Benar

17. Salah

18. Salah

19. Salah

20. Benar
84

Lampiran 5 : Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Pengetahuan tentang Tablet Fe

Item Statistics

Std.
Mean Deviation N

No.1 .4000 .51640 10

No.2 .6000 .51640 10

No.3 .5000 .52705 10

No.4 .6000 .51640 10

No.5 .3000 .48305 10

No.6 .6000 .51640 10

No.7 .5000 .52705 10

No.8 .4000 .51640 10

No.9 .6000 .51640 10

No.10 .5000 .52705 10

No.11 .4000 .51640 10

No.12 .3000 .48305 10

No.13 .5000 .52705 10

No.14 .6000 .51640 10

No.15 .3000 .48305 10

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.938 15
85

Lampiran 6: Hasil Analisa SPSS

Frequency Table

Usia Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 20 tahun 8 7.6 7.6 7.6

21-35 tahun 83 79.0 79.0 86.7

> 35 tahun 14 13.3 13.3 100.0

Total 105 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 8 7.6 7.6 7.6

SLTP 53 50.5 50.5 58.1

SLTA 42 40.0 40.0 98.1

PT 2 1.9 1.9 100.0

Total 105 100.0 100.0


86

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 58 55.2 55.2 55.2

Petani 6 5.7 5.7 61.0

Swasta 32 30.5 30.5 91.4

PNS 4 3.8 3.8 95.2

Wiraswasta 5 4.8 4.8 100.0

Total 105 100.0 100.0

Jml Anak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 27 25.7 25.7 25.7

1 48 45.7 45.7 71.4

2 21 20.0 20.0 91.4

3 4 3.8 3.8 95.2

4 5 4.8 4.8 100.0

Total 105 100.0 100.0


87

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 4 3.8 3.8 3.8

Cukup 67 63.8 63.8 67.6

Baik 34 32.4 32.4 100.0

Total 105 100.0 100.0

Kepatuhan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tak patuh 16 15.2 15.2 15.2

Patuh 89 84.8 84.8 100.0

Total 105 100.0 100.0

Gizi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 5 4.8 4.8 4.8

Normal 100 95.2 95.2 100.0

Total 105 100.0 100.0


88

ANC

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tak teratur 14 13.3 13.3 13.3

Teratur 91 86.7 86.7 100.0

Total 105 100.0 100.0

Kejadian Anemia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Anemia 9 8.6 8.6 8.6

Tak Anemia 96 91.4 91.4 100.0

Total 105 100.0 100.0


89

Pengetahuan * UsiaIbu Crosstabulation

UsiaIbu

<20 thn 21 - 35 thn > 35 thn Total

Pengetahuan Kurang Count 0 3 1 4

% of Total 0.0% 2.9% 1.0% 3.8%

Cukup Count 5 54 8 67

% of Total 4.8% 51.4% 7.6% 63.8%

Baik Count 3 26 5 34

% of Total 2.9% 24.8% 4.8% 32.4%

Total Count 8 83 14 105

% of Total 7.6% 79.0% 13.3% 100.0%

Pengetahuan * Pend_ibu Crosstabulation

Pend_ibu

SD SMP SMA PT Total

Pengetahuan Kurang Count 1 1 2 0 4

% of Total 1.0% 1.0% 1.9% 0.0% 3.8%

Cukup Count 6 35 25 1 67

% of Total 5.7% 33.3% 23.8% 1.0% 63.8%

Baik Count 1 17 15 1 34

% of Total 1.0% 16.2% 14.3% 1.0% 32.4%

Total Count 8 53 42 2 105

% of Total 7.6% 50.5% 40.0% 1.9% 100.0%


90

Pengetahuan * Pekerjaan_ibu Crosstabulation

Pekerjaan_ibu

IRT Petani Swasta PNS Wiraswasta Tota

Pengetahuan Kurang Count 2 0 2 0 0

% of Total 1.9% 0.0% 1.9% 0.0% 0.0%

Cukup Count 37 3 19 3 5

% of Total 35.2% 2.9% 18.1% 2.9% 4.8% 6

Baik Count 19 3 11 1 0

% of Total 18.1% 2.9% 10.5% 1.0% 0.0% 3

Total Count 58 6 32 4 5

% of Total 55.2% 5.7% 30.5% 3.8% 4.8% 10

Kepatuhan * UsiaIbu Crosstabulation

UsiaIbu

<20 thn 21 - 35 thn > 35 thn Total

Kepatuhan Tidak Patuh Count 2 13 1 16

% of Total 1.9% 12.4% 1.0% 15.2%

Patuh Count 6 70 13 89

% of Total 5.7% 66.7% 12.4% 84.8%

Total Count 8 83 14 105

% of Total 7.6% 79.0% 13.3% 100.0%

Kepatuhan * Pend_ibu Crosstabulation


91

Pend_ibu

SD SMP SMA PT Total

Kepatuhan Tidak Patuh Count 2 9 4 1 16

% of Total 1.9% 8.6% 3.8% 1.0% 15.2%

Patuh Count 6 44 38 1 89

% of Total 5.7% 41.9% 36.2% 1.0% 84.8%

Total Count 8 53 42 2 105

% of Total 7.6% 50.5% 40.0% 1.9% 100.0%

Kepatuhan * Pekerjaan_ibu Crosstabulation

Pekerjaan_ibu

IRT Petani Swasta PNS Wiraswasta T

Kepatuhan Tidak Patuh Count 11 1 2 1 1

% of Total 10.5% 1.0% 1.9% 1.0% 1.0%

Patuh Count 47 5 30 3 4

% of Total 44.8% 4.8% 28.6% 2.9% 3.8%

Total Count 58 6 32 4 5

% of Total 55.2% 5.7% 30.5% 3.8% 4.8%

Status_Gizi * UsiaIbu Crosstabulation


92

UsiaIbu

<20 thn 21 - 35 thn > 35 thn Total

Status_Gizi Kurang Count 1 4 0 5

% of Total 1.0% 3.8% 0.0% 4.8%

Normal Count 7 79 14 100

% of Total 6.7% 75.2% 13.3% 95.2%

Total Count 8 83 14 105

% of Total 7.6% 79.0% 13.3% 100.0%

Status_Gizi * Pend_ibu Crosstabulation

Pend_ibu

SD SMP SMA PT Total

Status_Gizi Kurang Count 0 2 3 0 5

% of Total 0.0% 1.9% 2.9% 0.0% 4.8%

Normal Count 8 51 39 2 100

% of Total 7.6% 48.6% 37.1% 1.9% 95.2%

Total Count 8 53 42 2 105

% of Total 7.6% 50.5% 40.0% 1.9% 100.0%

Status_Gizi * Pekerjaan_ibu Crosstabulation


93

Pekerjaan_ibu

IRT Petani Swasta PNS Wiraswasta Total

Status_Gizi Kurang Count 2 0 2 0 1 5

% of Total 1.9% 0.0% 1.9% 0.0% 1.0% 4.8%

Normal Count 56 6 30 4 4 100

% of Total 53.3% 5.7% 28.6% 3.8% 3.8% 95.2%

Total Count 58 6 32 4 5 105

% of Total 55.2% 5.7% 30.5% 3.8% 4.8% 100.0%

ANC * UsiaIbu Crosstabulation

UsiaIbu

<20 thn 21 - 35 thn > 35 thn Total

ANC Tidak teratur Count 1 12 1 14

% of Total 1.0% 11.4% 1.0% 13.3%

Teratur Count 7 71 13 91

% of Total 6.7% 67.6% 12.4% 86.7%

Total Count 8 83 14 105

% of Total 7.6% 79.0% 13.3% 100.0%

ANC * Pend_ibu Crosstabulation


94

Pend_ibu

SD SMP SMA PT Total

ANC Tidak teratur Count 3 6 5 0 14

% of Total 2.9% 5.7% 4.8% 0.0% 13.3%

Teratur Count 5 47 37 2 91

% of Total 4.8% 44.8% 35.2% 1.9% 86.7%

Total Count 8 53 42 2 105

% of Total 7.6% 50.5% 40.0% 1.9% 100.0%

ANC * Pekerjaan_ibu Crosstabulation

Pekerjaan_ibu

IRT Petani Swasta PNS Wiraswasta Total

ANC Tidak teratur Count 6 0 6 2 0 1

% of Total 5.7% 0.0% 5.7% 1.9% 0.0% 13.3

Teratur Count 52 6 26 2 5 9

% of Total 49.5% 5.7% 24.8% 1.9% 4.8% 86.7

Total Count 58 6 32 4 5 10

% of Total 55.2% 5.7% 30.5% 3.8% 4.8% 100.0

Anemia * UsiaIbu Crosstabulation

UsiaIbu Total
95

<20 thn 21 - 35 thn > 35 thn

Anemia Anemia Count 2 7 0 9

% of Total 1.9% 6.7% 0.0% 8.6%

Normal Count 6 76 14 96

% of Total 5.7% 72.4% 13.3% 91.4%

Total Count 8 83 14 105

% of Total 7.6% 79.0% 13.3% 100.0%

Anemia * Pend_ibu Crosstabulation

Pend_ibu

SD SMP SMA PT Total

Anemia Anemia Count 1 7 1 0 9

% of Total 1.0% 6.7% 1.0% 0.0% 8.6%

Normal Count 7 46 41 2 96

% of Total 6.7% 43.8% 39.0% 1.9% 91.4%

Total Count 8 53 42 2 105

% of Total 7.6% 50.5% 40.0% 1.9% 100.0%

Anemia * Pekerjaan_ibu Crosstabulation

Pekerjaan_ibu Total
96

IRT Petani Swasta PNS Wiraswasta

Anemia Anemia Count 6 0 1 1 1 9

% of Total 5.7% 0.0% 1.0% 1.0% 1.0% 8.6%

Normal Count 52 6 31 3 4 96

% of Total 49.5% 5.7% 29.5% 2.9% 3.8% 91.4%

Total Count 58 6 32 4 5 105

% of Total 55.2% 5.7% 30.5% 3.8% 4.8% 100.0%

Anemia * Pengetahuan Crosstabulation

Pengetahuan

Kurang Cukup Baik Total

Anemia Anemia Count 1 8 0 9

% of Total 1.0% 7.6% 0.0% 8.6%

Normal Count 3 59 34 96

% of Total 2.9% 56.2% 32.4% 91.4%

Total Count 4 67 34 105

% of Total 3.8% 63.8% 32.4% 100.0%

Anemia * Kepatuhan Crosstabulation

Kepatuhan Total
97

Tidak Patuh Patuh

Anemia Anemia Count 8 1 9

% of Total 7.6% 1.0% 8.6%

Normal Count 8 88 96

% of Total 7.6% 83.8% 91.4%

Total Count 16 89 105

% of Total 15.2% 84.8% 100.0%

Anemia * Status_Gizi Crosstabulation

Status_Gizi

Kurang Normal Total

Anemia Anemia Count 3 6 9

% of Total 2.9% 5.7% 8.6%

Normal Count 2 94 96

% of Total 1.9% 89.5% 91.4%

Total Count 5 100 105

% of Total 4.8% 95.2% 100.0%

Anemia * ANC Crosstabulation

ANC Total
98

Tidak teratur Teratur

Anemia Anemia Count 5 4 9

% of Total 4.8% 3.8% 8.6%

Normal Count 9 87 96

% of Total 8.6% 82.9% 91.4%

Total Count 14 91 105

% of Total 13.3% 86.7% 100.0%

Regression

Uji Normalitas

Berdasarkan data plotting ( titik –titik ) mengikuti garis diagonal

yang berarti data berdistribusi normal

Uji Multikolinieritas Tolerance dan VIF


99

Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -.036 .217 -.165 .869

Pengetahuan .021 .037 .039 .553 .581 .929 1.076

Kepatuhan .365 .058 .468 6.311 .000 .836 1.196

Status_Gizi .396 .094 .302 4.199 .000 .893 1.120

ANC .244 .059 .296 4.161 .000 .911 1.097

a. Dependent Variable: Anemia

Berdasarkan data didapatkan tidak ada gejala multikonlinieritas dengan

hasil tolerance pada XI, X2, dan X3 >0,1 dan nilai VIF pada XI, X2, dan X3 <10

Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar didapatkan tidak terjadi heteroskedastisitas dengan hasil

pada gambar scatterplot titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada

sumbu Y.
100

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 ANC, Gizi,
Pengetahuan, . Enter
Kepatuhan a

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Kejadian Anemia

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .734a .539 .521 .195

a. Predictors: (Constant), ANC, Gizi, Pengetahuan, Kepatuhan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.438 4 1.109 29.264 .000a

Residual 3.791 100 .038

Total 8.229 104

a. Predictors: (Constant), ANC, Gizi, Pengetahuan, Kepatuhan

b. Dependent Variable: Kejadian Anemia


101

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -.036 .217 -.165 .869

Pengetahuan .021 .037 .039 .553 .581

Kepatuhan .365 .058 .468 6.311 .000

Gizi .396 .094 .302 4.199 .000

ANC .244 .059 .296 4.161 .000

a. Dependent Variable: Kejadian Anemia


102

Lampiran : Data Rekapitulasi Kuesioner

No. USIA Pendd Pekerja Jml X1 X2 X3 X4


Y (Anemia)
Penge Patuh Gizi ANC

1 2 3 1 2 2 2 2 2 2

2 3 3 1 0 3 2 2 2 2

3 2 1 3 1 2 2 2 2 2

4 2 2 1 0 3 1 2 2 2

5 3 2 5 2 2 2 2 2 2

6 3 2 1 4 2 2 2 2 2

7 2 2 3 1 3 2 2 2 2

8 3 2 1 4 2 2 2 2 2

9 2 3 4 1 3 2 2 1 2

10 2 2 4 0 2 1 2 1 1

11 2 2 1 2 3 2 2 2 2

12 1 3 1 1 3 2 2 2 2

13 2 3 3 2 2 2 2 1 2

14 2 2 1 0 2 2 2 2 2

15 3 3 3 4 1 2 2 2 2

16 2 2 1 1 2 2 2 2 2

17 2 3 2 1 2 1 2 2 2

18 2 3 1 0 2 2 2 2 2

19 2 4 3 1 3 2 2 2 2

20 2 1 3 2 3 2 2 2 2

21 2 3 1 1 3 2 2 2 2

22 2 3 3 1 2 2 2 2 2

23 2 3 3 0 2 2 1 2 2

24 2 2 1 1 2 2 2 2 2

25 2 3 3 1 2 2 2 1 2

26 2 1 1 1 2 2 2 2 2

27 2 3 3 1 3 2 2 2 2

28 2 3 3 2 3 2 2 1 2
103

29 1 2 1 0 2 2 2 2 2

30 2 2 1 0 2 1 2 1 1

31 3 2 3 2 2 2 2 2 2

32 2 2 1 2 3 2 2 2 2

33 2 2 1 1 3 2 2 2 2

34 2 2 1 1 2 2 2 2 2

35 2 3 3 2 2 2 2 1 2

36 3 2 1 2 3 2 2 2 2

37 2 3 2 1 3 2 2 2 2

38 2 3 1 2 2 2 2 2 2

39 2 4 3 1 2 1 2 2 2

40 2 1 3 0 2 2 2 1 2

41 2 3 1 0 2 2 2 2 2

42 2 3 3 1 3 2 2 2 2

43 2 3 4 1 2 2 2 2 2

44 2 3 1 0 2 2 1 2 2

45 2 2 1 1 2 2 2 2 2

46 2 2 5 2 2 2 2 2 2

47 2 2 1 0 2 2 2 2 2

48 2 2 2 4 3 2 2 2 2

49 2 3 3 1 3 2 2 2 2

50 2 2 1 2 3 2 2 2 2

51 2 3 3 2 2 2 2 2 2

52 2 1 1 1 1 1 2 1 2

53 2 3 3 3 2 2 2 2 2

54 2 3 3 0 1 2 2 2 2

55 2 2 1 0 2 2 2 2 2

56 2 2 1 1 2 2 2 1 1

57 2 2 4 1 2 2 2 2 2

58 2 3 1 1 2 2 2 2 2

59 1 1 1 0 2 2 2 2 2

60 1 3 3 0 2 1 1 2 1

61 2 2 1 0 2 2 2 2 2
104

62 1 2 1 0 3 2 2 2 2

63 2 2 3 1 2 2 2 2 2

64 2 3 1 1 2 1 2 2 2

65 2 3 3 1 2 2 2 2 2

66 2 2 3 1 2 2 2 2 2

67 3 3 1 3 2 2 2 2 2

68 1 1 1 2 2 1 2 1 1

69 3 2 3 2 3 2 2 2 2

70 2 3 1 0 3 2 2 2 2

71 2 2 1 2 2 2 2 2 2

72 2 2 5 1 2 2 2 2 2

73 2 2 1 1 3 2 2 2 2

74 3 2 1 2 2 2 2 1 2

75 2 2 1 1 2 2 2 2 2

76 2 2 3 3 3 2 2 2 2

77 2 2 1 1 1 1 2 2 1

78 2 2 1 0 2 1 1 2 1

79 3 2 1 1 2 1 2 2 2

80 2 3 3 0 2 2 2 2 2

81 2 2 1 0 3 2 2 2 2

82 2 3 2 1 2 2 2 2 2

83 2 3 1 2 2 2 2 2 2

84 2 3 1 1 3 1 2 2 2

85 2 2 1 1 3 2 2 2 2

86 2 2 5 0 2 1 1 2 1

87 2 2 1 1 2 2 2 2 2

88 2 2 1 1 2 1 2 1 1

89 1 3 2 0 2 2 2 2 2

90 2 3 1 2 3 2 2 2 2

91 2 3 3 1 2 2 2 2 2

92 2 3 3 1 3 2 2 2 2

93 2 2 1 3 2 2 2 2 2
105

94 3 2 1 1 3 2 2 2 2

95 2 2 3 1 2 2 2 1 2

96 3 2 1 4 3 2 2 2 2

97 2 2 1 1 2 2 2 2 2

98 2 3 1 1 3 2 2 2 2

99 2 2 5 1 2 2 2 2 2

100 2 2 1 0 2 2 2 2 2

101 1 2 2 0 3 2 2 2 2

102 2 3 3 1 3 2 2 2 2

103 2 2 1 0 2 1 2 2 2

104 2 3 3 1 2 2 2 2 2

105 3 1 1 2 2 2 2 2 2

KET:

Pengetah
Usia : Pendidik : Pekerj : uan

< 20 1=
1 = tahun 1 = SD 1 = IRT Kurang

21-35 2= 2=
2 = tahun 2 = SLTP Petani Cukup

> 35 3=
3 = tahun 3 = SLTA Swasta 3 = Baik

4 = PT 4 = PNS

5=
Wirasw
asta /
lainnya

(Kepatu (Status
han) Gizi) (ANC) (Anemia)

1 = Tdk 1= 1 = Tdk 1=
patuh Kurang teratur Anemia

2=
Normal /
2= 2= 2= tdk
Patuh Normal Teratur anemia
106

Anda mungkin juga menyukai