MODUL PERKULIAHAN
Aljabar Linier
a) Hasil kali titik
b) Hasil kali silang
c) Sifat-sifat aljabar
Abstrak Sub-CPMK
u
θ
θ u θ
u v
v v
Definisi :
Jika u dan v adalah vektor-vektor di ruang-2 atau ruang-3 dan θ adalah sudut di
antara u dan v, maka hasil kali titik (dot product) atau hasil kali dalam Euclidis
(Euclidean inner product) u • v didefinisikan oleh
Misalkan u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3) adalah dua vektor taknol. Jika,
seperti pada gambar dibawah, θ adalah sudut di antara u dan v, maka hukum
cosinus menghasilkan
z
P (u1, u2, u3)
u
Q (v1, v2, v3)
θ y
v
2022 ALJABAR LINIER
2 Sumarmi, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
x
x
Karena = v – u, maka dapat kita tuliskan kembali sebagai
atau
Dengan mensubstitusikan
dan
Jika u = (u1, u2) dan v = (v1, v2) adalah dua vektor di ruang-2, maka rumus yang
bersesuaian adalah
Jika u dan v adalah vektor taknol, maka rumus di atas dapat kita tulis
a) v • v = ; yakni, =
b) Jika u dan v adalah vektor-vektor taknol dan θ adalah sudut di antara kedua
vektor tersebut, maka
Vektor tegak lurus disebut juga vektor ortogonal. Pada teorema di atas, dua
vektor tak-nol adalah tegaklurus jika dan hanya jika hasil kali titiknya adalah nol.
Jika kita sepakat menganggap u dan v agar tegaklurus maka salah satu atau
kedua vektor ini haruslah 0, karenanya kita dapat menyatakan tanpa kecuali
bahwa baik vektor u maupun v akan ortogonal jika dan hanya jika u • v = 0.
Teorema
Jika u, v dan w adalah vektor-vektor di ruang-2 atau ruang-3 dan k adalah skalar,
maka
a) u•v=v•u
b) u • (v + w) = u • v + u • w
c) k(u • v) = (ku) • v = u • (kv)
d) v • v > 0 jika v ≠ 0 dan v • v = 0 jika v = 0
w u w2 u u w2
2
Q w1 a Q a w1 w1 Q a
w2 = u – w1
w1 + w2 = w1 + (u – w1) = u
proyau
w2 = u – proyau
Teorema
Jika u dan a adalah vektor-vektor di ruang-2 atau ruang-3 dan jika a ≠ 0, maka
Bukti :
u = w1 + w2 = ka + w2
Dengan mengambil hasil kali titik dari kedua sisi dengan a maupun dengan
menggunakan teorema 2 dan 3 akan menghasilkan
menjadi
= (karena > 0)
menghasilkan
Kemudian rumus untuk menghitung jarak antara titik dan garis adalah
suatu skalar atau bilangan real. Perkalian titik sering disebut juga perkalian
skalar dua vektor. Hasil kali skalar dua vektor a dan b didefinisikan : a.b =
cos
Dari definisi diatas, dapat kita tentukan sifat-sifat hasil kali skalar sebagai
berikut :
1). Jika a dan b merupakan dua vektor yang arahnya sama maka a.b =
2). Jika a dan b merupakan dua vektor yang berlawanan arah maka a.b =
-
3). Jika a dan b merupakan dua vektor yang tegak lurus maka a.b=0
4). Jika a dan b merupakan dua vektor dan a.b 0 maka sudut antara
dua vektor tersebut adalah sudut lancip
5). Jika a dan b merupakan dua vektor dan a.b 0 maka sudut antara
dua vektor tersebut adalah sudut tumpul
6). Sifat komutatif yaitu a.b = b.a
7). Sifat distributif yaitu a.( b + c ) = a.b + a.c
Apabila vektor a dan b yang dinyatakan dalam bentuk komponen,
distributif dan hasil kali skalar dua vektor yang saling tegak lurus dan
searah maka :
i . i = i2 = 1 ; j . j = j2 = 1 dan k . k = k2 = 1
i . j = 0 ; j . k = 0 dan k . i = 0
a1 b1 + a2 b2 + a3 b3.
Contoh:
Penyelesaian:
= 2 + 3 + 5 = 10
Penyelesaian:
= 5 + 8 =13
Dari rumus perkalian dua vektor a.b = cos maka besar sudut
uxv=
Terdapat pola pada rumus di atas yang berguna untuk diingat. Jika di bentuk
matriks 2 x 3.
Di mana entri baris pertama adalah komponen factor pertama u dan entri baris
kedua adalah komponen factor v, maka determinan dalam komponen pertama u x
v didapatkan dengan mencoret kolom pertama matriks tersebut, determinan dalam
komponen kedua kita dapatkan dengan mencoret kolom kedua dari matriks
tersebut, sedangkan determinan dalam komponen ketiga kita dapatkan dengan
mencoret kolom ketiga dari matriks tersebut.
Contoh :
Jawab :
uxv=
= (2, -7, 6)
Teorema
a. u . (u x v) = 0 (u x v orthogonal ke u)
b. v . (u x v) = 0 (u x v orthogonal ke v)
c. ll u x v ll2 = ll u ll ll v ll2 – (u . v)2 (identitas lagrange)
Teorema
a. u x v = - (v x u)
b. u x (v + w) = (u x v) + (u x w)
c. (u + v) x w = (u x w) + v x w)
d. k(u x v) = (ku) x v = u x (kv)
e. ux0=0xu
f. uxu=0
Misalkan :
Setiap vector v = (v1, v2, v3) di ruang ke-3 dapat di ungkapkan dengan i, j, dan k,
karenanya kita dapat menuliskan
(0, 0, 1)
k
j
i (0, 1, 0) y
(1, 0, 0)
ixj= = (0, 0, 1) = k
Perkalian silang sering disebut juga perkalian vektor antara dua vektor. Perkalian
vektor antara vektor a dan b didefinisikan sebagai vektor yang mempunyai besar
sin , dengan adalah sudut yang diapit oleh kedua vektor. Arah vektor
hasil kalinya adalah tegak lurus vektor a dan b serta vektor a , b dan a x b dalam
Perhatikan bahwa :
axb b
= sin
a bxa = -(a x b)
bxa
Jika = 00 maka =0
Secara geometri, norm perkalian antara dua vektor merupakan luas bangun segi
empat yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut. Sifat ini dapat diturunkan dari
persamaan Lagrange.
2 2 2
= – (a.b)2
= a1 i + a2 j + a3 k dan b = b1 i + b2 j + b3 k
Maka : axb = ( a1 i + a2 j + a3 k )x ( b1 i + b2 j + b3 k ).
Dengan sifat diatas dan hukum distributive dapat dijabarkan menjadi : axb = ( a2b3
–a3b2) i – (a1b3 –a3b1) j + (a1b2 – a2b1) k . Dan apabila ditulis dalam bentuk
Contoh :
Penyelesaian :
pxq =
= i- j+ k
= -22 i + 7 j + 6 k
Latihan soal
1). Diketahui dua buah vector yang dinyatakan dalam bentuk sebagai
berikut : dan
Tentukan:
a). Panjang vektor atau
b). Vektor satuan b
c). Panjang proyeksi a pada b
d). Vektor proyeksi b pada a
e). Perkalian titik antara dua vektor a dan b ( a . b )
f). Perkalian silang antara dua vektor a dan b ( a x b )
Daftar Pustaka
1. Anton, Howard, Chris Rerres .,Elementery Linear Algebra,John Wiley &
Sons, 2005.
2. Kreyzig, Erwin. (2003). Matematika Teknik Lanjutan. Edisi ke-6, Jakarta:
Erlangga
3. Purcell,Edwin J., Kalkulus dan Geometri Analitik II, Erlangga, Jakarta, 2003
4. Yusuf Yahya, D.Suryadi H.S., Agus Sumin, Matematika dasar Untuk
Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia, 2004