Anda di halaman 1dari 5

Nama:Anggun Santika

NIM :1905111164
Kelas:Akuntansi
TUGAS RESUME MATA KULIAH EKONOMI MONETER
“TEORI PERMINTAAN UANG”

A. TEORI PERMINTAAN UANG

Nilai uang dapat diukur atas dasar harga barang di dalam Negara tersebut maupun dengan mata
uang dari Negara lain, sehingga nilai uang dapat dibedakan menjadi:

1. Internal Value of Money


Yaitu jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan sejumlah uang tertentu, dimana
ini menunjukkan tenaga beli uang terhadap sejumlah barang tertentu (purchasing power).
2. External Value Money
Yaitu nilai asing suatu mata uang diukur dengan mata uang Negara lain atau sering
disebut sebagai kurs devisa (exchange rate). Missal US$1 = Rp. 1.670,00
Internal Value of Money
Purchasing power atau daya beli uangditentukan oleh harga barang-barang dan jasa.
Artinya bahwa dengan sejumlah uang tertentu akan didapat sejumlah barang lebih
banyak jika harga barang barang tersebut turun, dan sebaliknya jika harga barang barang
tersebut naik maka dengan uang tersebut, jumlah barang yang dapat dibeli turun.
Teori yang Menjelaskan Nilai Uang Di Atas Disebut Teori Kuantitas (quantity theory of
money).
Teori kuantitas uang terdiri atas :
1. Teori Kualitas Sederhana
“harga barang berbanding lurus (proporsional) dengan jumlah uang”. Salah satu factor
yang menentukan harga barang tersebut adalah jumlah uang yang beredar, dimana
perbandingannya adalah proporsional.
P=f(M)
Dimana:
P= harga barang-barang
M= jumlah uang yang beredar (JUB)
2. Transaction Equation
Fisher mengatakan bahwa setiap pembayaran oleh rumah tangga, pengusaha ataupun
pemerintah pada pihak lain dikatakan sebagai perkalian antara harga dan kuantitasnya:

1
n
P=∑ Pi .ti=P 1t 1+ P 2 t 2+…+ Pntn
1=1

Sedangkan total transaksi =MV


Dimana:
M=jumlah uang yang diminta
V=rata-rata perputaran setiap unit uang yang digunakan dalam setiap transaksi jual beli
(velocity of money).
Menurut fisher, antara kedua hal tersebut diatas harus selalu sama:
MV = PT
Persamaan ini berarti bahwa pembayaran oleh pembeli adalah identic dengan
penerimaan oleh penjual.Motif pemegang uang kas untuk tujuan transaksi ini merupakan
bagian “integral” dari teori monoter klasik dan disebut sebagai “the transactions demand
for money”
Permintaan uang untuk tujuan transaksi ini meningkat karena:
1. Perbedaan waktu (time lag) antara penerimaan dan pengeluaran yang semakin besar.
2. Ketidaksempurnaan di dalam pasar kredit (credit markets).
“ aggregate demand for money” untuk tujuan transaksi ini berubah secara proporsional
dengan tingkat pendapatan nasional:
Mt = kY
Dimana:
K=besar kecilnya keinginan masyarakat untuk memegang bagian dari pendapatannya
dalam bentuk uang kas.

Persamaan ini menunjukkan bahwa besar kecilnya pendapatan nasional menentukan besar
kecilnya permintaan uang untuk tujuan transaksi. Semakin tinggi pendapatan nasional semakin
besar pula permintaan uang untuk tujuan transaksi dan sebaliknya.

Kelemahan-kelemahan teori kuantitas

1. Bahwa dalam kenyataan “perubahan jumlah uang (M) tidak secara langsung menaikkan
“money spending” = penggunaan uangnya.
Misalnya:
Bank sentral menambah JUB melalui pembelian surat-surat berhagra, dimana dalam
pembelian ini akan menaikkan likuiditas Bank-bank umum tetapi naiknya likuiditas ini
belum tentu menaikkan “money spending”, mungkin yang naik hanya “indlebalances”
saja.

2
2. “velocity circulation of money: V”, tidak bersifat stabil pada masyarakat modern. Karena
dalam masyarakat modern uang sebagai alat pembayaran, penimbunan kekayaan,
sehingga jika ada kelebihan uang akan digunakan untuk berbagai alternative:
a. Menambah kas
b. Menambah bank deposit
c. Menambah pembelian surat-surat berhagra
d. Menambah pembelian barang-barang dan jasa

Secara umum teori kuantitas dapat disimpulkan:

1. Bahwa adanaya tambahan JUB akan dibelanjakan semuanya tanpa dipikikan


kemungkinannya untuk ditabung.
2. Bahwa “V = velocity of money” dan “T” dianggap tetap dan hanya dipengaruhi oleh faktor-
faktor non-monoter.
3. Bahwa adanya tambahan JUB tidak akan mempengaruhi sector riil (classical dichotomy).
4. Bahwa tingakat harga umum akan selalu berubah mengikuti JUB.
3. The Modern Quantity Theory Of Money
Dimana dalam buku milton friedman bahwa permintaan uang itu sejalan (identik) dengan
permintaan untuk barang-barang tahan lama.
B. TEORI PERMINTAAN UANG KEYNES
Dalam teori keynes membagi permintaan uang atas 3 kategori diantaranya:

a.       Motif permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga


Individu atau perusahaan memerlukan uang kas untuk melakukan transaksi. Transaksi ini
sering terjadi tidak bersamaan waktunya dengan penerimaan uang. Pengeluaran ini sering
kali tidak bisa diperkirakan terlebih dahulu, sehingga sangat diperlukan adanya uang kas di
tangan. Meskipun seandainya pengeluaran dan penerimaan itu dapat diperkirakan dengan
tepat, namun uang kas di tangan tetap diperlukan.
b.      Motif permintaan uang untuk tujuan spekulasi
Sesuai dengan namanya, motif dari memegang uang ini adalah terutama untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang bisa diperoleh dari seandainya si pemegang uang tersebut
meramal apa yang akan terjadi dengan benar. Pada teori Cambridge faktor ketidaktentuan
masa depan (uncertainly) dan faktor harapan (expectations) dari pemilik kekayaan bisa
mempengaruhi permintaan akan uang dari pemilik kekayaan tersebut. Namun teori seperti itu
tidak pernah membakukan faktor-faktor tersebut ke dalam perumusan teori moneter mereka.
Perumusan permintaan uang untuk motif spekulasi dari Keynes merupakan langkah
“formalisasi” dari faktor-faktor tertentu dalam teori moneter.

3
C. TEORI PERMINTAAN UANG KLASIK

Teori permintaan uang Klasik bermula dari teori tentang jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat (teori kuantitas uang). Teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan tentang
alasan seseorang menyimpan uang dalam bentuk kas, namun lebih pada peranan uang dalam
perekonomian. Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan
uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan antara
penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga.

 Nilai uang
Uang merupakan salah satu bentuk kekayaan (asset) yang memiliki nilai (value) karena
kemampuannya yang likuid untuk ditukarkan dengan jenis barang lainnya.
1. Teori barang:
a. Teori logam (katalaktis): uang yang terbuat dari logam mulai emas dan perak.
b. Teori nilai batasuang menjadi untuk berinteraksi yang bernilai karena berdasarkan atas
keperluan akan uang sebagai alat bertransaksi dan pandangan masyarakat terhadap uang.

2. Teori Nominalis (akatalaksi)


a. Teori nominalisme formal mencakup tiga teori, yaitu:
- Teori perjanjian yaitu penilaian terhadap uang yang berdasarkan perjanjian (convention)
yang menyangkut jenis barang yang berfungsi sebagai uang maupun berapa nilainya
- Teori kebiasaan yaitu penialain terhadap suatu barang yang berfungsi sebagai uang
didasarkan atas kebiasaan yang berkembangdi masyarakat dan bersifat meningkat bagi
setiap individu dalam masyarakat.
- Teori kenegaraan yaitu dimana otoritas monoter menetapkan suatu barang sebagai uang
dengan nilai tertentu dan berlaku sebagai alat transaksi yang sah menurut undang-
undang.
b. Teori nominalisme petunjuk mencakup dua pendekatan, yaitu:
- Teori petunjuk yaitu nilai uang menjadi indicator aktivitas ekonomi di masyarakat.
- Teori realism yaitu penilaian atas uang didasarkan pada aspek fungsional uang sebagai
alat intermediasi dalam pertukaran sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan dan
kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat.
- Teori modern yaitu penilaian atas uang didasarkan pada analisis makro ekonomi yang
menunjukkan kaitan antara kebijakan monoter terhadap kinerja perekonomian secara
makro.

4
Implikasi ekonomi teori monoter klasik
Teori monoter klasik menjelaskan mengenai aspek permintaan dan penawaran uang. Dalam
teori monoter klasik menyangkut kaitan antara penawaran uang dengan nilai uang yaitu
harga yang dijabarkan secara lebih mendalam dalam teori tentang permintaan uang. Bahwa
permintaan uang ditentukan oleh besarnya volume transaksi ekonomi yang bersifat
proporsional terhadap pendapatan nasional. Jadi dalam pandangan kaum klasik bahwa
permintaan uang ditentukan oleh pendapatan nasional saja bukan oleh factor ekonomi
lainnya seperti tingkat bunga.

Karakteristik teori ekonomi klasik pada pasar barang dapat diidentifikasi menyangkut
beberapa ide yaitu:
1. Landasan teoritiknya berdasarkan hokum say yaitu supply creates its own demand
(penawaran akan sekaligus menciptakan permintaan).
2. Perekonomian selalu berada pada kondisi full employment.
3. Harga umum bersifat fleksibel.
4. Setiap aktivitas produksi sekaligus berdampak pada peningkatan output dan peningkatan
penghasilan pemilik factor-faktor produksi dengan nilai yang sama
5. Semua penghasilan dibelanjakan pada pasar batang
6. Tidak perlu ada campur tangan pemerintah.
7. Informasi pasar sempurna dan alokasi sumber-sumber ekonomi berjalan secara efisien dan
produktif (market clear)

Sedangkan Karakteristik teori ekonomi klasik pada pasar uang dapar didenifikaskan dengan
beberapa ide yaitu:
1. Motif permintaan uang hanya untuk kepetingan transaksi
2. Penawaran uang (supply of money) ditentukan oleh pemerintah (otoritas monoter).
3. Pasar selalu dalam keadaan keseimbangan dimana pemerintah uang sama dengan penawaran
uang yaitu sejumlah tertentu dari besarnya output nasional atau pendapatan nasional
(Md=MS=kY)
Sedangkan Karakteristik pada tenaga kerja menyangkut beberapa ide sebagai berikut:
1. Tingkat upah bersifat fleksibel, karena srtuktur pasar persaingan sempurna dan informasi
pasar tenaga kerja sempurna
2. Kondisi perekonomian selalu mencapai full employment.
3. Tidak ada campur tangan pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran

Anda mungkin juga menyukai