Tugas Nadiatul Putri (Psikologi, Stress)
Tugas Nadiatul Putri (Psikologi, Stress)
DOSEN PEMBIMBING :
OLEH :
KATA PENGANTAR
kami miliki, tidak lepas dari peran berbagai
Kamimenyadari, makalah yang kami tulis inimasih jauh dari kat
Pekanbaru, Juli 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stress merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin ”singere” yang
(2011), tentang stress sebagai reaksi fisik, mental dan kimia dari tubuh
B. Rumusan Masalah
stress pada mahasiswa tingkat lanjut yang belum menempuh tugas akhir ?
C. Tujuan
coping stress pada mahasiswa tingkat lanjut yang belum menempuh tugas
akhir.
BAB II
ISI
yang penuh bakat dan berlimpah berbagai potensi. Posisi dan status yang
demikian itu adalah berlaku untuk sementara waktu saja, karena kelak
yang dimiliki oleh mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan, maka
hal yang positif dan penuh manfaat, baik bagi mahasiswa sendiri maupun
bagi masyarakat dan negara ini pada umumnya. Dalam perspektif sosial,
mahasiswa telah menunjukkan dinamika tersendiri sebagai kelompok
masyarakat yang ada pada posisi netral serta tidak memiliki kepentingan
tertentu. Hal ini telah menempatkan mahasiswa pada posisi yang sangat
yang tidak lulus dan mata kuliah yang belum di tempuh, sehingga
tugas akhir merupakan salah satu tugas akademik yang wajib dikerjakan
keuangan yang tidak sehat misalnya pendapatan jauh lebih rendah dari
membayar uang kos, uang untuk makan dan belum lagi untuk tugas tugas
tentukan universitas.
menyelesaikan mata kuliah yang tidak lulus untuk menempuh tugas akhir
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
pada diri mahasiswa, sehingga apabila beban itu dirasakan terlalu berat
1999).
tertundanya penyelesaian mata kuliah yang tidak lulus dan pada akhirnya
tidak bisa menjangkau ujian tahap akhir sehingga melebihi batas waktu
yang di tentukan universitas. Hal tersebut memungkinkan pula terjadinya
mengelola jarak yang ada antara tuntutan- tuntutan (baik itu tuntutan yang
berasal dari orangtua itu sendiri maupun tuntutan yang berasal dari
hingga depresi.
1. Mengatasi stres yaitu dengan Mengambil napas dalam-dalam yang
waktu bagi diri untuk terkoneksi dengan Tuhan. Ya, ini memberikan
3. Tidur.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sumber stress disebut dengan stressor, sedangkan ketegangan yang di akibatkan
karena stres disebut strain. Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi
maupun mental akibat relasi antara manusia dengan lingkungannya. Jadi ada dua
penyebab utama stres, yakni faktor internal, atau pihak manusianya sendiri dan kedua
faktor eksternal atau faktor lingkungan. Pada dasarnya, seperti yang dialami semua
subjek, penyebab stres adalah sebuah bentuk ketegangan, baik karena faktor fisik
maupun mental karena permasalahan sosial.
1. Psikopat
Secara harfiah, psikopat artinya sakit jiwa. Asal katanya dari bahasa
Yunani Psyche yaitu jiwa dan Pathos, yang artinya penyakit. Seseorang
yang menderita kelainan ini sangat pandai berpura – pura dan membuat
kamuflase yang rumit demi keuntungan dirinya sendiri.
Pada kriteria ini, yang menjadi objek pemuasan seksual adalah lawan jenis
namun dengan cara yang tidak lazim.
Eksibisionisme – Kelainan seksual yang mendapat kepuasan dari
memperlihatkan organ kelamin kepada orang lain yang berlawanan jenis
yang tidak ingin melihatnya, biasanya dilakukan di tempat umum atau
memuaskan diri sendiri (masturbasi) sambil disaksikan orang lain.
Voyeurism – Perilaku seksual yang mendapatkan kepuasan dari
menyaksikan secara diam – diam lawan jenis lain yang telanjang, atau
mengintip orang sedang berganti baju, atau melakukan hubungan seksual,
objeknya adalah orang asing. Orang yang mengidap voyeurisme biasanya
membayangkan melakukan hubungan seksual dengan objeknya, namun
jarang sekali melakukan kontak fisik.
Masokisme – Masokisme adalah perbuatan yang menyakiti diri
sendiri untuk mencapai kepuasan seksual tersebut, baik dilakukan oleh diri
sendiri atau orang lain. Ini adalah satu – satunya kelainan seksual yang
diderita oleh wanita.
Sadisme – Ini merupakan pemuasan seksual yang dicapai dengan
menyakiti orang lain atau pasangan seksualnya secara fisik atau
psikologis. Pada prakteknya ada orang yang menggabungkan keduanya,
menjadi sadomasokisme.
Transvetic Fetisisme – Kelainan berupa seseorang laki – laki yang
heteroseksual yang harus menggunakan pakaian wanita untuk mencapai
respons seksual. Biasanya gangguan ini dimulai saat remaja dan sebagian
kecil pria yang mengalami gangguan ini juga memiliki dysphoria atau
ketidak bahagiaan dengan jenis kelaminnya.
Frotteurisme – Kelainan seksual dimana penderitanya mendapatkan
kepuasan dengan menyentuh orang lain yang tidak menginginkannya
dengan menggosokkan kelaminnya, atau meraba orang lain tanpa
diketahui oleh korban.
3. Psikoneurosis
a. Fugue
Asal katanya dari bahasa Latin Fugere yang berarti melarikan diri.
Individu yang mengalami fugue bisa saja secara mendadak meninggalkan
rumah dan semua yang dikenalnya lalu mengambil identitas baru. Hal ini
biasanya terjadi karena seseorang berusaha lari dari kenyataan setelah
mengalami tekanan berat. Fugue berbeda dengan amnesia, dan bukan
merupakan gangguan kepribadian ganda karena identitas baru tersebut
tidak selengkap identitas dalam kepribadian ganda. (Baca juga: Hakikat
Manusia dalam Prespektif Psikologi)
b. Somnabulisme
Berasal dari kata somnus yang berarti tidur dan ambulare yang berarti
berjalan, definisi dari somnabulisme adalah tidur berjalan. Seperti dalam
keadaan trance, penderita tidur sambil berjalan dan melakukan sesuatu hal.
Walaupun sekilas hal ini tidak terlihat serius, nyatanya berjalan dalam
tidur kerap mendatangkan bahaya bagi penderitanya.
c. Multiple Personality
masa kecil telah mengalami suatu trauma atau tekanan hebat. (Baca
juga: Teori Psikologi Kepribadian)
d. Fobia
Rasa takut yang berlebihan terhadap objek atau terhadap sesuatu tanpa
bisa dijelaskan, dan tidak jarang menyebabkan stres atau depresi, cemas
dan panik yang ekstrem. (Baca juga: Kepribadian Ambivert)
e. Obsesi
f. Histeria
Suatu bentuk gangguan mental yang timbul dari kecemasan yang intens.
Histeria ditandai dengankejadian dimana ada kurangnya kontrol atas
kesadaran dan emosi seseorang, lalu tiba – tiba mengalami ledakan
emosional.
g. Hipokondria
4. Psikosis
Psikosis Fungsional
Psikosis Organik
Yaitu penyakit kejiwaan yang penyebabnya merupakan faktor fisik atau
organik. Jenis psikosis organik yaitu:
Menghindari konflik batin dari diri sendiri atau juga dari lingkungan.
Selalu berusaha memelihara kebersihan jiwa dengan selalu berpikir
positif.
Usahakan untuk selalu bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat.
Latihan untuk menerapkan disiplin dalam segala hal.
Melatih diri sendiri untuk tidak selalu berfikir negatif dan
menggunakan pertahanan diri dalam menghadapi masalah.
Mencoba mengatasi setiap kesulitan yang dihadapi dengan usaha yang
konkrit dan rasional.