Anda di halaman 1dari 23

PSIKOLOGI DALAM KEPERAWATAN GIGI

“Persepsi”

DOSEN PENGAMPU :
drg. Lucia Yauri, M. Mkes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
MAYUMI SUDIRMAN (PO714261211056)
MILA NURSWATI. A (PO714261211057)
MUFAKHIRA (PO714261211058)

D. IV TERAPI GIGI
KELAS B

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


2021/2022
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat karunianya
kami dapat menyusun makalah ini dan selesai tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul
“Persepsi” yang kami buat sebagai penunjang materi perkuliahan dan pembelajaran mata kuliah
Psikologi dalam Keperawatan Gigi.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberi tambahan wawasan bagi kami sebagai
penulis dan bagi para pembaca khususnya dalam upaya memahami Persepsi yang ada pada
pasien melalui pengamatan suatu objek.
Kami selaku penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada drg. Lucia
Yauri, M. Mkes selaku dosen yang mengajar dan membimbing kami dalam pembuatan makalah
Persepsi. Serta, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah membantu
kami selama proses pembuatan makalah ini berlangsung.
Terakhir, dalam penyajian materi pada makalah ini kami menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, untuk menyempurnakan makalah ini, baik dari segi
penyajian maupun dari materi yang terkandung di dalamnya, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi kami
khususnya sebagai penulis.

Makassar, 2 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH .................................................................................... iii
MANFAAT MATA KULIAH ....................................................................................................... iv
TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 2
C. TUJUAN MAKALAH......................................................................................................... 2
D. KOMPETENSI DASAR ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. DEFINISI PERSEPSI .......................................................................................................... 3
B. FAKTOR-FAKTOR PERSEPSI ......................................................................................... 5
C. GANGGUAN PERSEPSI (DISPERSEPSI) ........................................................................ 7
D. SYARAT DAN PROSES TERJADINYA PERSEPSI ....................................................... 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 11
A. KESIMPULAN .................................................................................................................. 11
B. SARAN .............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12
SOAL EVALUASI ....................................................................................................................... 13

ii
DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH

Fokus sub bab kali ini membahas tentang konsep definisi persepsi serta gangguan pada
persepsi yang disebut dispersepsi pada mata kuliah Psikolog dalam Keperawatan Gigi. Tujuan
dari mata kuliah ini agar mahasiswa mampu memahami bagaimana psikologi dalam keperawatan
gigi ketika berhadapan langsung dengan pasien terkhusus pada sub bab yang kami bahas yaitu
mengenai Persepsi. Pada makalah yang kami sajikan terdapat definisi persepsi, makna persepsi,
faktor-faktor adanya persepsi serta yang terpenting yaitu jenis-jenis gangguan pada persepsi atau
yang disebut dengan Dispersepsi.

iii
MANFAAT MATA KULIAH

Terapi gigi merupakan tenaga kesehatan profesional yang dalam melakukan asuhan
keperawatan gigi pada pasien. Mata kuliah ini berisi materi-materi tentang psikologi dalam
menangani pasien ketika melakukan perawatan gigi. Mata kuliah ini bertujuan untuk melatih
perawat gigi dalam menangani berbagai jenis psikologi ketika menangani pasien selama proses
perawatan, yang kami bahas yaitu definisi persepsi dan dispersepsi atau gangguan persepsi.

iv
. TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN

Secara umum tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik mampu menjelaskan
mengenai persepsi dan maknanya, jenis-jenis gangguan pada persepsi atau yang disebut
dispersepsi dan mengetahui bagaimana syarat dan proses terjadinya persepsi secara jelas melalui
skema yang akan diberikan dalam makalah pembelajaran psikologi dalam keperawatan gigi

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehidupan individu sejak dilahirkan tidak dapat terlepas dari interaksi dengan
lingkungan fisik dan sosialnya. Dalam interaksi ini, individu menerima rangsang atau
stimulus, baik yang datang dari dalam maupun luar diri individu itu sendiri. Individu dapat
mengenal objek satu demi satu, membedakan satu benda dengan benda yang lain, dan
dapat mengelompokkan benda yang berdekatan dan serupa. Selanjutnya, individu dapat
menitikberatkan perhatiannya pada satu objek, sedangkan objek lain yang ada di sekitarnya
menjadi latar belakang. Pada akhirnya, individu dapat mengenal, membedakan,
mengelompokkan, dan menfokuskan objek yang diamati termasuk wujud, latar, warna,
bentuk, ukuran, dan letak objek tersebut.
Kemampuan manusia untuk membedakan, mengelompokkan kemudian,
memfokuskan pikiran kepada suatu hal dan untuk menginterpretasikannya disebut
persepsi. Pembentukan persepsi berlangsung ketika seseorang menerima stimulus dari
lingkungannya. Dan stimulus itu diterima melalui panca indra dan diolah melalui proses
berpikir oleh otak untuk kemudian membentuk suatu pemahaman. Dalam kehidupan
sehari-hari, yang memegang peran penting pembentukan persepsi adalah indra mata dan
telinga dan kadang juga indra kulit untuk merasakan tekstur suatu bentuk. Telinga sama
pentingnya dengan mata, melalui indra telinga kita mendengar sesuatu lalu merespon
melalui persepsi. Respon tiap individu, erat dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya.
Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan suatu objek yang diawali oleh
proses pengindraan, yaitu proses diterimanya rangsang oleh alat indra, kemudian individu
memiliki perhatian, selanjutnya di teruskan ke otak, lalu individu menyadari tentang
sesuatu yang diamati. Dengan persepsi, individu dapat menyadari, dan memahami keadaan
lingkungan yang ada di sekitarnya dan hal-hal yang ada dalam diri indvidu tersebut.
Persepsi adalah bagian dari ilmu psikologi khususnya Psikologi kognitif yang
dipelajari di berbagai bidang antara lain praktik di bidang kependidikan dan komunikasi
visual. Persepsi adalah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam
merespon sesuatu. Dalam bidang kependidikan psikologi persepsi adalah pengetahuan

1
yang penting dalam proses pembelajaran, sedangkan pada bidang desain komunikasi
adalah dalam rangka memahami receiver (pengamat).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan definisi persepsi?
2. Apa saja faktor-faktor adanya Persepsi?
3. Apa yang dimaksud dengan Dispersepsi (gangguan Persepsi)?
4. Syarat dan proses terjadinya Persepsi?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui maksud dari definisi Persepsi
2. Untuk mengetahui faktor-faktor dari Persepsi
3. Untuk mengetahui adanya gangguan persepsi (Dispersepsi)
4. Untuk mengetahui syarat dan proses terjadinya Persepsi

D. KOMPETENSI DASAR
Memahami tentang persepsi dalam interaksi individu menerima rangsang atau stimulus, baik
yang datang dari dalam maupun luar diri individu itu sendiri. Mampu membedakan,
mengelompokkan serta menfokuskan pikiran kepada suatu hal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PERSEPSI
Persepsi merupakan isu sentral dalam epistemologi (cabang ilmu filsafat tentang
dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan), teori pengetahuan. Pada akar, semua
pengetahuan empiris kita didasarkan pada bagaimana kita melihat, mendengar,
menyentuh, bau dan rasa dunia di sekitar kita. Persepsi dari bahasa latin “perceptio,
percipio” adalah peristiwa menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris
guna sehingga dapat memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan.
Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan
kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku
individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada
kenyataan itu sendiri. Stimulus diperoleh dari proses pengindraan dunia luar atau
dunia nyata, misalnya tentang objek-objek, peristiwa, hubungan-hubungan antar
gejala, dan stimuli ini diproses otak yang akhirnya disebut kognisi. Kemampuan
manusia untuk membedakan, mengelompokkan kemudian, memfokuskan pikiran
kepada suatu hal dan untuk menginterpretasikannya disebut persepsi.
Pembentukan persepsi berlangsung ketika seseorang menerima stimulus dari
lingkungannya, dan stimulus itu diterima melalui panca indra dan diolah melalui
proses berpikir oleh otak untuk kemudian membentuk suatu pemahaman. Dalam
kehidupan sehari-hari yang memegang peran penting pembentukan persepsi adalah
indra mata dan telinga dan kadang juga indra kulit untuk merasakan tekstur suatu
bentuk. Telinga sama pentingnya dengan mata, melalui indra telinga kita mendengar
sesuatu dan merespon melalui persepsi. Respon tiap individu erat dipengaruhi oleh
pengalaman hidupnya.
a) Makna Persepsi
- Knowledge : Persepsi adalah Pengetahuan.
Dalam buku mulyana (20A0:767) John R.Wenburg dan William W.Wilmot:
persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna.

3
Rudolph. F. Verderber mendefinisikan persepsi adalah proses menafsirkan
informasi indrawi. Sedangkan J. Cohen mengemukakan persepsi adalah
sebagai interprestasi bermakna atas sensasi sebagai representatif obiek
eksternal; persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang di
luar sana (Mulyana, 2005):

- Needs : Persepsi adalah Kebutuhan.


Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi
tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karateristik individual
yang turut berpengaruh seperti sikap kepentingan, minat, kebutuhan,
pengalaman, harapan dan kepribadian (Mulyana (2005).

- Beliefs : Persepsi adalah Kepercayaan dan Keyakinan.


Dalam persepsi, seseorang tidak selalu mendapatkan keyakinan dan
kebajikan dengan hanya melihat dunia. Singkatnya, melihat (seeing) hanya
sanggup dilakukan dan dimiliki manusia saja dengan sistem kognisinya yang
yang canggih. Makhluk lain seperti tawon yang tidak memiliki keyakinan
yang lebih canggih dan keyakinan proposisional. HaI ini masuk akal, jika
seseorang melihat suatu objek tertentu misalnya gunung, maka orang juga
yakin dan percaya apa yang dilihatnya itu gunung sebagaimana yang terlihat.
Dalarn banyak kasus ini tentu saja benar, tetapi tidak semuanya. Sebuah
contoh yang terkenal adalah ilusi Muller-Lyer.

- Vulues : Persepsi adalah Nilai.


Nilai merupakan sesuatu yang dapat diperoleh dari cabang filsafat, yaitu
aksiologi atau filsafat nilai (Wikipedi a, 2014). Nilai pada aksiologi
berdasarkan landasan, alasan dan keinginan dalam bertindak, berperilaku,
atau mencapai sesuatu yang disadari atau tidak. Nilai dapat diartikan sebagai
suatu sifat atau kualitas dari sesuatu yang bemanfaat bagi kehidupan
manusia, baik Iahir maupun batin. Secara teoritis nilai dapat terpadu sebagai
integritas kesadaran dan pengamalan manusia dengan manusia lain
(horizontal) yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial dan budaya dan
di hadapan sang pencipta (vertikal). Oleh karena nilai itu berlangsung dan

4
dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial dan budaya, maka nilai erat hubungannya
dengan persepsi.

- Assumptionts : Persepsi adalah Asumsi.


Banyak orang yakin bahwa persepsi itu berbeda dengan asumsi, yang benar
bahwa keduanya berjalin bersamaan oleh karena itu, dapat dilihat bahwa
asumsi adalah bagian dari persepsi manusia juga.

- Attitudes: Persepsi adalah Sikap.


Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
merupakan pelaksana motif tertentu. Dapat diartikan juga sikap adalah
kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi, dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukanlah perilaku, tetapi
merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap
obiek sikap. Sikap relatif lebih menetap atau jarang mengalami perubahan.

B. FAKTOR-FAKTOR PERSEPSI
Persepsi ditentukan oleh beberapa faktor, yang meliputi :

- Faktor Fungsional
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang
termasuk dalam faktor-faktor personal. Persepsi tidak ditentukan oleh jenis atau bentuk
stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut.

- Faktor Struktural
Faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya
pada sistem saraf individu.

- Faktor Personal yang berpengaruh pada persepsi.


Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Disamping faktor
luar yang mempengaruhi persepsi, ada faktor-faktor internal personal umum misalnya
faktor biologis, sosiopsikologis, faktor fungsional, yakni latar belakang kebutuhan,
pengalaman masa lalu orang yang memberi respon terhadap stimulus.

5
Menurut Gunarsa (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai
berikut :
a. Pengalaman : facial meaning sensitivity, yaitu kepekaan menafsirkan ungkapan
wajah persona stimuli. Pengalaman menyebabkan orang dapat menafsirkan
ungkapan, ekspresi wajah, pesan secara lebih cermat.
b. Motivasi : latar belakang yang menggerakan dan mengarahkan komunikasi
interpersonal, antara lain motif biologis, ganjaran, hukuman, ciri kepribadian,
perasaan diancam. Perasaan diancam inilah yang menyebabkan adanya
perceptual defence. Dengan pembelaan perceptual inilah seseorang yang
menghadapi stimulus/pesan yang mengancam akan bereaksi sedemikian rupa
sehingga ia tidak menyadari adanya stimulus/pesan tersebut.
c. Kepribadian : sifat-sifat kepribadian seseorang akan mempengaruhi hubungan
interpersonal. Keteguhan untuk berpegang teguh pada nilai konvensional akan
mengakibatkan kekakuan dalam hubungan interpersonal.

Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terbentuknya persepsi interpersonal


terlihat pada proses pembentukan kesan, juga mempersulit kecermatan persepsi,
walaupun mempercepat terlaksananya persepsi interpersonal, misalnya stereotip.
Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dilakukan dengan beberapa
faktor, yaitu:
a. Objek yang dipersepsi.
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat
datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai
syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar
stimulus datang dari luar individu.
b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf.
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping
itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang
diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

6
c. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam
rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi
dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau
sekumpulan objek.

C. GANGGUAN PERSEPSI (DISPERSEPSI)


Persepsi dalam perkembangannya dapat mengalami beberapa gangguan. Gangguan
persepsi atau yang biasa disebut dengan dispersepsi adalah kesalahan atau gangguan yang
terjadi pada persepsi individu. Gangguan ini dapat disebabkan oleh gangguan otak
(kerusakan pada otak, keracunan, obat halusinogenik); gangguan jiwa seperti emosi
tertentu yang dapat mengakibatkan ilusi dan psikosis sehingga menimbulkan halusinasi;
dan pengaruh lingkungan sosio-budaya ( sosio-budaya yang berbeda menimbulkan
persepsi berbeda atau orang yang berasal dari sosio-budaya yang berbeda). Berikut
beberapa macam gangguan persepsi, yaitu :
a. Halusinasi
Halusinasi atau maya adalah persepsi tanpa adanya rangsang apapun pada pancaindra
seseorang, yang terjadi pada keadaan sadar atau bangun, berupa organik, fungsional,
psikotik, atau histerik (Maramis, 1999). Secara umum, dapat dikatakan bahwa
halusinasi adalah persepsi palsu atau suatu keadaan menghayati gejala yang
dikhayalkan sebagai hal yang nyata. Adapun jenis-jenis halusinasi, yaitu:
 Halusinasi yang terkait dengan indra pendengar (halusinasi akustik) adalah suatu
persepsi yang seolah-olah mendengar suara, padahal suara tersebut sebenarnya
tidak ada. Suara yang terdengar dapat berupa suara manusia, hewan, musik,
barang, mesin, dan suara kejadian alami.
 Contoh :
1. Pada malam hari, seolah-olah terdengar ada bayi menangis di dekat
kuburan.
2. Di dekat desa tempat tinggal seseorang, ia seolah-olah mendengar suara
harimau mengaum.

7
3. Di ruang tengah rumah tua sering terdengar suara barang berjatuhan.
 Halusinasi yang terkait dengan indra penglihat (halusinasi optik), yaitu suatu
persepsi yang seolah-olah melihat sesuatu, namun pada kenyataannya tidak ada
apa-apa. Apa yang dilihat seolah-olah berbentuk orang, binatang, barang, atau
benda.
 Contoh :
1. Daun pisang yang patah, pada malam hari dilihat sebagai seorang
penjahat yang sedang menghadang dirinya.
2. Batu besar di tepi kuburan, pada malam hari dilihat sebagai harimau
yang sedang duduk.
 Halusinasi yang terkait dengan indra perasa (halusinasi gustatorik), yaitu suatu
halusinasi yang seolah-olah merasakan suatu zat atau rasa tentang sesuatu yang
dimakan. Misalnya, individu diberikan obat, seolah-olah terasa diberikan racun.
 Halusinasi yang terkait dengan indra pencium (halusinasi olfaktorik), yaitu
halusinasi yang seolah-olah mencium suatu bau tertentu. Misalnya, bau bunga
sedap malam, dirasakan sebagai bau bangkai.
 Halusinasi yang terkait dengan indra peraba (halusinasi taktil), yaitu halusinasi
yang seolah-olah merasa diraba-raba, disentuh, dicolek-colek, ditiup, dirambati
ular, dan disinari.
 Halusinasi yang terkait dengan gerak (halusinasi kinestetik), yaitu halusinasi
yang seolah-olah merasa badannya bergerak di sebuah ruang tertentu dan
merasa anggota badannya bergerak dengan sendirinya.
 Halusinasi yang terkait dengan alat tubuh bagian dalam (halusinasi viseral),
yaitu halusinasi yang seolah-olah ada perasaan tertentu yang timbul di tubuh
bagian dalam. Misalnya, lambung seperti ditusuk-tusuk jarum.
 Halusinasi Hipnagogik, yaitu aktivitas kinerja persepsi sensorik yang salah,
terjadi pada orang normal dan tepat sebelum tidur.

8
b. Ilusi
Ilusi adalah interpretasi yang salah atau menyimpang tentang persepsi yang
sebenarnya terjadi karena adanya rangsang pada pancaindra. Secara singkat, dapat
dinyatakan bahwa ilusi adalah persepsi atau pengamatan yang menyimpang.
 Contoh :
1. Bayangan daun pisang terlihat seperti seorang penjahat.
2. Bunyi angin terdengar seperti ada seseorang memanggil namanya.
3. Suara binatang di semak-semak terdengar seperti ada tangisan bayi.
c. Derealisasi
Derealisasi adalah perasaan aneh tentang lingkungan sekitar dan tidak sesuai dengan
kenyataannya, mis., segala sesuatu dirasakan seperti dalam mimpi.
 Contoh :
1. seorang wisatawan sedang menikmati keindahan pemandangan alam yang
sangat menakjubkan sehingga ia merasakan seolah-olah sedang bermimpi.
d. Agnosia
Agnosia adalah ketidakmampuan individu untuk mengenal dan mengartikan
persepsi, baik sebaglan maupun total sebagal akibat kerusakan otak. Sebagai contoh,
seorang penderita agnosia tidak dapat mengenali lagi alat-alat rumah tangga yang ada
di rumahnya, seperti meja, kursı, lemari, gelas, cangkir, dan piring meskipun visus,
retina, dan saraf matanya dalam keadaan baik.

D. SYARAT DAN PROSES TERJADINYA PERSEPSI


Dengan adanya persepsi, individu dapat menyadari dan memahami keadaan
lingkungan sekitar mereka, serta dapat menyadari dan memahami keadaan diri Individu
yang bersangkutan (self perception). Instrumen penghubung persepsi antara individu
dengan dunia luar adalah pancaindra. Persepsi terjadi melalui proses yang didahului
dengan pengindraan. Pertama, stimulus diterima oleh reseptor, kemudian diteruskan ke
otak atau pusat sarat yang diorganisasikan, dan diinterpretasikan sebagai proses psikologis.
Akhirnya, individu menyadari tentang apa yang dilihat dan didengar. Ada beberapa syarat
terjadinya persepsi, yaitu:

9
1. Adanya objek. Objek berperan sebagai stimulus, sedangkan pancaindra berperan
sebagai reseptor.
2. Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi.
3. Adanya pancaindra sebagai reseptor penerima stimulus.
4. Saraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak (pusat sarat atau
pusat kesadaran). Kemudian, dari otak dibawa melalui saraf motorik sebagai alat
untuk mengadakan respons.
Persepsi terjadi melaui empat proses, yaitu :
1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau
proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera
manusia.
2. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan
proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui
saraf-saraf sensoris.
3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,
merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima
reseptor.
4. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa
tanggapan dan perilaku

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu
merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut
proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut
diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses persepsi tidak dapat
lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari
proses persepsi. Persepsi ini bisa bermakna sebagai pengetahuan, kebutuhan, kepercayaan
dan keyakinan, nilai, asumsi dan sikap yang berdasarkan penginderaan terhadap seseorang.
Persepsi ini ditentukan oleh beberapa faktor yang meliputi, pengalaman, motivasi,
kepribadian, serta faktor lainnya yang mampu menjadi stimuli sehingga di tentukannya
persepsi.
Seperti kemampuan individu lainnya, persepsi juga dapat mengalami kesalahan atau
gangguan yang disebut dispersepsi. Gangguan pada persepsi (Dispersepsi) memiliki
banyak macam, misalnya Halusinasi, ilusi, Derealisasi dan Agnosia yang bisa di alami oleh
siapapun. Beberapa macam gangguan persepsi ini memiliki gejala yang berbeda-beda
misalnya, antara halusinasi dan ilusi. Halusinasi adalah persepsi palsu atau suatu keadaan
menghayati gejala yang dikhayalkan sebagai hal yang nyata, sedangkan ilusi adalah
persepsi atau pengamatan yang menyimpang terhadap stimulusnya.

B. SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan yang telah kami buat, persepsi yang timbul berdasarkan
atas adanya proses penginderaan terhadap sesuatu sehingga memerlukan ketelitian yang
dapat mengurangi adanya gangguan pada persepsi yang mungkin akan berdampak bagi
seseorang. Dalam penyusunan makalah kami juga tentu tidak semulus yang di harapkan.
Oleh karena itu, jika ada kekurangan dan kesalahan dalam makalah yang kami buat ini,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Adapun nantinya penulis
akan segera melakukan perbaikan susunan makalah dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA
Alizamar, Couto, N 2016, Psikologi Persepsi & Desain Informasi Sebuah Kajian Psikologi
Persepsi dan Prinsip Kognitif untuk Kependidikan dan Desain Komunikasi Visual, Media
Akademik, Yogyakarta.

Arifin, SH, Fuady, I & Kuswarno, E 2017, 'ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERSEPSI MAHASISWA UNTIRTA TERHADAP KEBERADAAN PERDA SYARIAH
DI KOTA SERANG', Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik, vol. 21, no. 1, hh.
90-91.

Desiana, IR 2012, HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PELAJAR SMA KELAS XII DI SMAN 1
CIBINONG TENTANG PROFESI PERAWAT DENGAN MINAT MELANJUTKAN
PENDIDIKAN DI BIDANG KEPERAWATAN, Fakultas Ilmu Keperawatan, Depok.

Pieter, ZH & Lubis, LN 2010, Pengantar Psikologi dalam Keperawatan, edk 1, KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP, Jakarta.

Saleh, AA 2018, Pengantar Psikologi, Penerbit Aksara Timur, Makassar, Sulawesi Selatan.

Sunaryo, 2010, PSIKOLOGI KEPERAWATAN, edk 2, Buku Kedokteran EGG, Jakarta.

12
SOAL EVALUASI

A. PILIHAN GANDA
Bacalah kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 1-2!
Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan
sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Persepsi dalam
perkembangannya dapat mengalami beberapa gangguan. Gangguan persepsi atau yang biasa
disebut dengan dispersepsi adalah kesalahan atau gangguan yang terjadi pada persepsi
individu.

1. Gangguan persepsi palsu atau suatu keadaan menghayati gejala yang dikhayalkan
sebagai hal yang nyata, termasuk kedalam jenis dispersepsi...
A. Ilusi C. Depersonalisasi
B. Agnosia D. Halusinasi

2. Berikut yang termasuk kedalam faktor yang menyebabkan terjadinya Dispersepsi,


kecuali...
A. Gangguan otak C. Pengaruh lingkungan sosial-budaya
B. Gangguan jiwa D. Ciri kepribadian

3. Dengan adanya persepsi, individu dapat menyadari dan memahami keadaan lingkungan
sekitar mereka, serta dapat menyadari dan memahami keadaan diri individu yang
bersangkutan (self perception). Berikut yang termasuk kedalam syarat terjadinya
persepsi adalah adanya...
A. Saraf sensorik C. Kebutuhan
B. Motivasi D. Stimuli

4. Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, hubungan-hubungan yang


diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Menurut Gunarsa
(2002) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi...
A. Fungsional C. Objek
B. Pengalaman D. Alat Indera

13
5. Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa
yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karateristik individual yang turut berpengaruh
seperti sikap kepentingan, minat, kebutuhan, pengalaman, harapan dan kepribadian.
Pernyataan tersebut termasuk makna presepsi sebagai...
A. Kebutuhan C. Nilai
B. Pengetahuan D. Kepercayaan dan keyakinan

6. Persepsi Kepercayaan dan Keyakinan adalah makna dari persepsi…


A. Knowledge C. Beliefs
B. Needs D. Assumptionts

7. Halusinasi yang terkait dengan alat tubuh bagian dalam adalah…


A. Halusinasi Taktil C. Halusinasi Kinestetik
B. Halusinasi Olfaktorik D. Halusinasi Viseral

8. Pada saat manusia mempersepsikan rasa akibat bau yang berlebihan maka disebut...
A. Hiperosmia C. Anaesthesi
B. Kaki Panthom D. stereognosis

9. Ketika manusia mempersepsikan sesuatu yang berasal karena makanan yang terlalu asin,
maka disebut persepsi...
A. Persepsi visual C. Persepsi penciuman
B. Persepsi auditori D. Persepsi pengecapan

10. Hal-hal seperti kecerdasan dan ciri-ciri kepribadian tertentu dapat mengurangi pengaruh
dari…
A. Kesamaan sikap C. Respon afektif pada pihak orang lain
B. Momen yang ada D. Daya tarik fisik

B. ESSAY
1) Pembentukan persepsi berlangsung ketika seseorang menerima stimulus dari
lingkungannya, dan stimulus itu diterima melalui panca indra dan diolah melalui
proses berpikir oleh otak untuk kemudian membentuk suatu pemahaman. Persepsi ini
memiliki beberapa makna penting, Sebutkan dan jelaskan secara singkat apa saja
makna dari persepsi?
2) Disamping faktor luar yang mempengaruhi persepsi, ada faktor-faktor internal
personal umum yang mempengaruhi persepsi. Sebutkan faktor internal yang
mempengaruhi persepsi tersebut?

14
3) Persepsi terjadi melalui 4 proses dimana proses terakhir adalah hasil atau persepsi itu
sendiri. Gambarkan serta jelaskan skema proses terjadinya persepsi secara singkat?
4) Persepsi terjadi melalui proses yang didahului dengan pengindraan, lalu akan
diteruskan ke otak agar dapat diinterpretasikan sehingga muncul hal yang didengar dan
dilihat. Sebutkan dan jelaskan beberapa syarat terjadinya persepsi?
5) Derealisasi adalah perasaan aneh tentang lingkungan sekitar dan tidak sesuai dengan
kenyataannya, misalnya segala sesuatu dirasakan seperti dalam mimpi. Sebutkan salah
satu contohnya?

C. KUNCI JAWABAN
 Pilihan Ganda
1. D 6. C
2. D 7. D
3. A 8. A
4. B 9. D
5. A 10. A

 Essay
1. Makna Persepsi terdiri atas :
Knowledge : Persepsi adalah Pengetahuan.
Dalam buku mulyana (20A0:767) John R.Wenburg dan William W.Wilmot:
persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna. Rudolph. F.
Verderber mendefinisikan persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi.
Needs : Persepsi adalah Kebutuhan.
Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang
apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karateristik individual yang turut
berpengaruh seperti sikap kepentingan, minat, kebutuhan, pengalaman, harapan
dan kepribadian (Mulyana (2005).
Beliefs : Persepsi adalah Kepercayaan dan Keyakinan.
Dalam persepsi, seseorang tidak selalu mendapatkan keyakinan dan kebajikan
dengan hanya melihat dunia. Singkatnya, melihat (seeing) hanya sanggup
dilakukan dan dimiliki manusia saja dengan sistem kognisinya yang yang
canggih.

15
Vulues : Persepsi adalah Nilai.
Nilai merupakan sesuatu yang dapat diperoleh dari cabang filsafat, yaitu aksiologi
atau filsafat nilai (Wikipedi a, 2014). Nilai pada aksiologi berdasarkan landasan,
alasan dan keinginan dalam bertindak, berperilaku, atau mencapai sesuatu yang
disadari atau tidak.
Assumptionts : Persepsi adalah Asumsi.
Banyak orang yakin bahwa persepsi itu berbeda dengan asumsi, yang benar
bahwa keduanya berjalin bersamaan oleh karena itu, dapat dilihat bahwa asumsi
adalah bagian dari persepsi manusia juga.
Attitudes : Persepsi adalah Sikap.
Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
merupakan pelaksana motif tertentu.

2. Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu :


- Biologis
- Sosiopsikologis
- Fungsional, yakni latar belakang kebutuhan, pengalaman masa lalu orang
yang memberi respon terhadap stimulus.

3. Skema proses terjadinya persepsi, yaitu :

16
a. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman
atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat
indera manusia.
b. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis,
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris.
c. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,
merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang
diterima reseptor.
d. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu
berupa tanggapan dan perilaku

4. Beberapa syarat terjadinya persepsi, yaitu :


- Adanya objek. Objek berperan sebagai stimulus, sedangkan pancaindra
berperan sebagai reseptor.
- Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi.
- Adanya pancaindra sebagai reseptor penerima stimulus.
- Saraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak (pusat sarat
atau pusat kesadaran). Kemudian, dari otak dibawa melalui saraf motorik
sebagai alat untuk mengadakan respons.

5. Salah satu contoh derealisasi, yaitu :


- Seorang wisatawan sedang menikmati keindahan pemandangan alam yang
sangat menakjubkan sehingga ia merasakan seolah-olah sedang bermimpi.

17

Anda mungkin juga menyukai