Nomor : 02/Pokja/Kk.11.01/6/V/2021
Manasik Haji KUA Kec. Cilacap Selatan Kab. Cilacap Prov. Jawa Tengah
1
- Unit Kerja Pengadaan : yang selanjutnya disingkat UKPBJ adalah Unit Kerja
Barang Jasa (UKPBJ) Pengadaan Barang/Jasa di Kementerian/Lembaga
yang menjadi pusat keunggulan Pengadaan
Barang/Jasa;
- Pokja Pemilihan : adalah sumber daya manusia yang ditetapkan oleh
pimpinan UKPBJ untuk mengelola pemilihan
Penyedia;
- Pejabat Pembuat : yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
Komitmen (PPK) diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil
keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja
Negara/daerah;
- Pelaku Usaha : adalah setiap orang perorangan atau badan usaha,
baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan
badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara
Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-
sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan
usaha dalam berbagai bidang ekonomi;
- Pelaku usaha orang : yang selanjutnya disebut pelaku usaha Papua adalah
asli Papua calon penyedia yang merupakan/dimiliki orang asli
Papua dan berdomisili/berkedudukan di Provinsi
Papua dan Provinsi Papua Barat;
- Penyedia : adalah Pelaku Usaha yang menyediakan barang/jasa
berdasarkan kontrak;
- Subpenyedia : adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja
dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak).
- Penyedia Jasa Spesialis : Penyedia Jasa yang memberikan layanan usaha
pekerjaan konstruksi yang bersifat spesialis yang
mampu mengerjakan bagian tertentu dari bangunan
konstruksi atau bentuk fisik lain..
- Aparat Pengawasan : adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui
Intern Pemerintah audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan
(APIP) pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas
dan fungsi Pemerintah.
- Surat Penunjukan : yang selanjutnya disingkat SPPBJ adalah Surat
Penyedia Barang/jasa Penunjukan Penyedia Barang/Jasa kepada penyedia
(SPPBJ) barang/jasa untuk melaksanakan pekerjaan.
- Tingkat Komponen : yang selanjutnya disingkat TKDN adalah besarnya
Dalam Negeri (TKDN) komponen dalam negeri pada barang, jasa, dan
gabungan antara barang dengan jasa.
- Surat Jaminan : adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan oleh
penerbit penjaminan.
- Daftar Kuantitas dan : adalah daftar kuantitas/keluaran yang telah diisi
Harga/Daftar harga satuan kuantitas/keluaran dan jumlah biaya
Keluaran dan Harga keseluruhannya yang merupakan bagian dari
penawaran.
- Pekerjaan Utama : adalah jenis pekerjaan yang secara langsung
menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu
konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemilihan.
2
- Mata Pembayaran : adalah mata pembayaran yang pokok dan penting
Utama yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan
puluh per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan,
dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai
bobotnya terbesar.
- Harga Satuan : yang selanjutnya disingkat HSP adalah harga satu
Pekerjaan (HSP) jenis pekerjaan tertentu per satu satuan tertentu.
- Harga Satuan Dasar : yang selanjutnya disingkat HSD adalah harga satuan
(HSD) komponen dari harga satuan pekerjaan (HSP) per satu
satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari);
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per ton);
c. Peralatan (per jam, per hari).
- Metode Pelaksanaan : adalah metode yang menggambarkan penguasaan
Pekerjaan penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal
sampai akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan
utama dan uraian/cara kerja dari masing-masing
jenis kegiatan pekerjaan utama yang dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis.
- Personel Manajerial : adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang
ditempatkan sesuai penugasan pada organisasi
pelaksanaan pekerjaan.
- Bagian Pekerjaan : adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama atau
yang disubkontrakkan pekerjaan spesialis yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pemilihan, yang
pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia
barang/jasa dan disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
- Masa Pelaksanaan : adalah jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan
Pekerjaan (Jangka dihitung berdasarkan SPMK sampai dengan serah
Waktu Pelaksanaan terima pertama pekerjaan.
Pekerjaan)
- Keselamatan : adalah segala kegiatan keteknikan untuk mendukung
Konstruksi Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan
standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan
keberlanjutan yang menjamin keselamatan keteknikan
konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja,
keselamatan publik dan lingkungan.
- Sistem Manajemen : yang selanjutnya disingkat SMKK adalah bagian
Keselamatan dari sistem manajemen pekerjaan konstruksi dalam
Konstruksi (SMKK) rangka menjamin terwujudnya Keselamatan
Konstruksi.
4
BAB II. PENGUMUMAN PEMILIHAN DENGAN PASCAKUALIFIKASI
Pokja Pemilihan Tender Pembangunan Gedung Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Kec.
Cilacap Selatan Kankemenag Kab. Cilacap pada UKPBJ Kementerian Agama RI akan
melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan
konstruksi sebagai berikut :
1. Paket Pekerjaan
Nama paket : Pembangunan Gedung Balai Nikah dan Manasik Haji KUA
pekerjaan Kec. Cilacap Selatan : 1 Lokasi
Lingkup pekerjaan : Jasa Pelaksana Konstruksi Klasifikasi Bangunan Gedung
Nilai total HPS : Rp. 1.124.600.000,-
Terbilang : Satu miliar seratus dua puluh empat juta enam ratus ribu
rupiah
Sumber pendanaan : SBSN Tahun Anggaran 2021
2. Persyaratan Peserta
Paket ini terbuka untuk Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan :
a. Memiliki surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang diterbitkan oleh Pemerintah
Republik Indonesia melalui OSS yang sudah berlaku efektif.
b. Sertifikat Badan Usaha Klasifikasi Bangunan Gedung dengan Sub-klasifikasi Jasa
Pelaksana Untuk Konstruksi Bangunan Gedung Komersial (BG004) yang masih
berlaku.
Persyaratan lain dapat dilihat pada aplikasi SPSE, dengan terlebih dahulu melakukan
registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
3. Pelaksanaan Pemilihan
Pemilihan dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem
Pengadaan secara elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website
www.lpse.kemenag.go.id
A. UMUM
3. Peserta Tender 3.1. Tender ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta
yang berbentuk badan usaha tunggal atau KSO yang
memenuhi kualifikasi.
3.2. Peserta pada paket pekerjaan konstruksi dengan nilai
HPS sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) disyaratkan hanya untuk pelaksana
konstruksi dengan kualifikasi Usaha Kecil.
3.3. Dalam hal paket pekerjaan konstruksi yang
diperuntukkan bagi percepatan pembangunan
kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
dengan nilai HPS paling sedikit bernilai diatas
Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan paling
banyak Rp2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta
rupiah) pelaksanaan tender dilakukan melalui tender
terbatas yang diperuntukkan kepada pelaku usaha papua
kualifikasi Usaha Kecil.
3.4. Peserta pada paket pekerjaan konstruksi dengan nilai
HPS diatas Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah) disyaratkan hanya untuk pelaksana
konstruksi dengan kualifikasi Usaha Menengah.
3.5. Peserta pada paket pekerjaan konstruksi dengan nilai
HPS diatas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah) disyaratkan hanya untuk pelaksana
konstruksi dengan kualifikasi Usaha Besar Non-BUMN.
3.6. Peserta pada paket pekerjaan konstruksi dengan nilai
HPS diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) disyaratkan hanya untuk pelaksana konstruksi
dengan kualifikasi Usaha Besar.
3.7. Tender sebagaimana dimaksud pada 3.2 dapat
dikerjakan oleh penyedia jasa dengan kualifikasi Usaha
Menengah apabila:
a. Pekerjaan yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
risiko sedang dan/atau teknologi madya; atau
b. Tender gagal karena tidak ada penyedia jasa dengan
kualifikasi Usaha Kecil yang memasukan dokumen
kualifikasi dan/atau dokumen penawaran;
6
3.8. Tender sebagaimana dimaksud pada 3.4 dapat
disyaratkan hanya untuk penyedia jasa dengan
kualifikasi usaha besar non-BUMN apabila :
a. Pekerjaan yang akan dilaksanakan memiliki tingkat
risiko besar dan/atau teknologi tinggi; atau
b. Tender gagal karena tidak ada penyedia jasa dengan
kualifikasi Usaha Menengah yang memasukan
dokumen kualifikasi dan/atau dokumen
penawaran.
3.9. Pokja Pemilihan melakukan tender dengan
pascakualifikasi apabila Tender terbatas sebagaimana
dimaksud pada 3.3 dinyatakan gagal disebabkan :
a. tidak ada pelaku usaha Papua kualifikasi kecil yang
memenuhi syarat kualifikasi; atau
b. tidak ada pelaku usaha Papua kualifikasi kecil yang
menyampaikan dokumen penawaran setelah ada
pemberian waktu perpanjangan.
3.10. Dalam hal peserta melakukan KSO, maka KSO dilakukan
sebelum memasukkan Dokumen Penawaran.
3.11. Dalam hal peserta melakukan KSO, maka peserta harus
memiliki Perjanjian Kerja Sama Operasi yang :
a. Mencantumkan nama KSO sesuai dengan dokumen
isian kualifikasi;
b. mencantumkan nama perusahaan leadfirm KSO dan
anggota KSO;
c. mencantumkan pembagian modal (sharing) dari
setiap perusahaan;
d. mencantumkan nama individu dari leadfirm KSO
sebagai pihak yang mewakili KSO; dan
e. ditandatangani oleh setiap perusahaan yang
tergabung dalam KSO.
3.12. Badan usaha yang mewakili KSO dalam proses
pengadaan pekerjaan konstruksi adalah leadfirm yang
telah dicantumkan dalam perjanjian Kerja sama Operasi.
3.13. KSO harus terdiri atas perusahaan nasional.
3.14. KSO dapat dilakukan antar pelaku usaha yang :
a. memiliki usaha dengan kualifikasi yang setingkat,
kecuali untuk usaha berkualifikasi kecil; atau
b. memiliki usaha berkualifikasi besar atau
berkualifikasi menengah dengan usaha
berkualifikasi 1 (satu) tingkat di bawahnya.
3.15. Leadfirm kerjasama operasi harus memiliki kualifikasi
setingkat atau lebih tinggi dari badan usaha anggota
kerjasama operasi dengan porsi modal paling banyak
70% (tujuh puluh persen).
3.16. Dalam hal paket pekerjaan konstruksi yang
diperuntukkan bagi percepatan pembangunan
kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua
Barat, maka :
a. Untuk HPS paling sedikit bernilai diatas
Rp2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta
rupiah) dan/atau merupakan kelanjutan tender
terbatas gagal, pelaksanaan tender diikuti oleh
Pelaku Usaha dengan kewajiban melakukan
pemberdayaan kepada Pelaku Usaha Papua dalam
bentuk Kerja Sama Operasi (KSO) dan/atau
subkontrak, kecuali apabila peserta adalah Pelaku
Usaha Papua;
b. Pelaku Usaha dilarang melakukan KSO dan/atau
subkontrak dengan Pelaku Usaha Papua yang tidak
aktif; dan
c. dalam hal Pelaku Usaha melakukan KSO, maka KSO
dipimpin oleh Pelaku Usaha Papua sepanjang ada
Pelaku Usaha Papua yang memenuhi kualifikasi
7
3.17. Jumlah anggota KSO dapat dilakukan dengan batasan
paling banyak 3 (tiga) perusahaan dalam 1 (satu)
kerjasama operasi.
3.18. Peserta KSO dilarang untuk mengubah Perjanjian Kerja
Sama Operasi selama proses tender.
3.19. Penyedia jasa yang akan melakukan KSO untuk
memenuhi jenis pekerjaan yang ditenderkan dapat terdiri
atas penyedia jasa konstruksi umum (general), spesialis,
mekanikal/ elektrikal, dan/atau keterampilan tertentu.
3.20. Perjanjian KSO yang berakhir sebelum penyelesaian
pekerjaan, maka tanggung jawab penyelesaian
pekerjaan dibebankan pada perusahaan yang
menjadi leadfirm KSO atau mengacu pada ketentuan
yang tercantum dalam perjanjian KSO.
4. Pelanggaran 4.1. Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini
terhadap berkewajiban untuk mematuhi aturan pengadaan
Aturan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut:
Pengadaan a. menyampaikan dokumen atau keterangan
palsu/tidak benar untuk memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam Dokumen Pemilihan;
b. berusaha mempengaruhi Pokja Pemilihan dalam
bentuk dn cara apapun, untuk memenuhi keinginan
peserta yang bertentangan dengan Dokumen
Pemilihan dan/atau peraturan perundang-
undangan;
c. terindikasi melakukan persekongkolan dengan
peserta lain untuk mengatur harga penawaran;
d. terindikasi melakukan KKN dalam pemilihan
Penyedia; atau
e. mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat
diterima oleh Pokja Pemilihan.
4.2. Peserta yang terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud pada angka 4.1 dikenakan sanksi sebagai
berikut:
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses
pemilihan atau pembatalan penetapan pemenang;
dan/atau
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam.
4.3. Pengenaan Sanksi dilaporkan oleh Pokja Pemilihan
kepada PA/KPA.
4.4. Pengenaan Sanksi Daftar Hitam oleh PA/KPA atas usulan
Pokja Pemilihan.
4.5. Peserta dilarang melibatkan pegawai Kementerian/
Lembaga/Perangkat Daerah sebagai pimpinan dan/atau
pengurus badan usaha dan/atau tenaga kerja kecuali
cuti diluar tanggungan negara.
8
5.2. Pertentangan kepentingan sebagaimana dimaksud
pada angka 5.1 antara lain meliputi:
a. Direksi, Dewan Komisaris, atau tenaga tetap suatu
Badan Usaha merangkap sebagai Direksi, Dewan
Komisaris, atau tenaga tetap pada Badan Usaha
lain yang mengikuti tender yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan
perancang/pengawas bertindak sebagai pelaksana
Pekerjaan Konstruksi yang didesain/diawasinya;
c. PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan baik
langsung maupun tidak langsung mengendalikan
atau menjalankan badan usaha peserta;
d. Beberapa badan usaha yang mengikuti Tender
yang sama, dikendalikan baik langsung maupun
tidak langsung oleh pihak yang sama, dan/atau
kepemilikan sahamnya lebih dari 50% (lima puluh
persen) dikuasai oleh pemegang saham yang sama
5.3. Pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
dilarang menjadi peserta kecuali cuti diluar
tanggungan Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
5.4. Peserta yang terbukti melanggar ketentuan
pertentangan kepentingan, maka digugurkan sebagai
peserta.
6. Peserta Sanksi daftar hitam dikenakan kepada peserta
Pemilihan/ pemilihan/Penyedia apabila :
Penyedia a. peserta pemilihan menyampaikan dokumen atau
Yang keterangan palsu/tidak benar untuk memenuhi persyaratan
Dikenakan yang ditentukan dalam Dokumen Pemilihan;
Sanksi Daftar b. peserta pemilihan terindikasi melakukan persekongkolan
Hitam dengan peserta lain untuk mengatur harga penawaran.
c. peserta pemilihan terindikasi melakukan Korupsi, Kolusi,
dan/atau Nepotisme (KKN) dalam pemilihan Penyedia;
d. peserta pemilihan yang mengundurkan diri dengan alasan
yang tidak dapat diterima Pokja Pemilihan;
e. peserta pemilihan dengan harga penawaran dibawah nilai
nominal 80% (delapan puluh persen) HPS yang tidak
bersedia menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan menjadi
sebesar 5% (lima persen) HPS;
f. Peserta yang tidak dapat membuktikan Sertifikat Kompetensi
Kerja sesuai yang disyaratkan untuk personel manajerial
yang diusulkan dalam dokumen penawaran saat rapat
persiapan penunjukan penyedia;
g. pemenang Pemilihan yang telah menerima Surat
Penunjukan Penyedia Barang Jasa (SPPBJ) mengundurkan
diri sebelum penandatanganan Kontrak dengan alasan yang
tidak dapat diterima oleh PPK;
h. Penyedia yang tidak melaksanakan kontrak, tidak
menyelesaikan pekerjaan, atau dilakukan pemutusan
kontrak secara sepihak oleh PPK yang disebabkan oleh
kesalahan Penyedia Barang/Jasa; atau
i. Penyedia tidak melaksanakan kewajiban dalam masa
pemeliharaan sebagaimana mestinya.
9
7.3. Dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dimungkinkan
menggunakan bahan baku, tenaga ahli, dan perangkat
lunak yang berasal dari luar negeri (impor) dengan
ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus benar-
benar mencerminkan bagian atau komponen yang
telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian
atau komponen yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum diproduksi di
dalam negeri dan/atau spesifikasi teknis bahan baku
yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi
persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan
lainnya sedapat mungkin dilakukan di dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan
yang ada di dalam negeri, seperti jasa asuransi,
angkutan, ekspedisi, perbankan, dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-
mata untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian
yang belum dapat diperoleh di Indonesia, disusun
berdasarkan keperluan yang nyata, dan diusahakan
secara terencana untuk semaksimal mungkin
terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga
ahli asing tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang
diimpor yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis,
jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen
Penawaran.
10
9. Satu Penawaran 9.1. Setiap peserta, baik tunggal maupun sebagai anggota
Tiap Peserta KSO hanya boleh memasukkan satu penawaran untuk
satu paket pekerjaan.
B. DOKUMEN PEMILIHAN
10. Isi Dokumen 10.1. Dokumen Pemilihan terdiri atas Dokumen Tender dan
Pemilihan Dokumen Kualifikasi.
11
f. Rancangan Kontrak (sudah dilengkapi isiannya oleh
PPK):
1) Surat Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
g. Spesifikasi Teknis dan/atau Gambar;
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain:
1) SPPBJ;
2) SPMK;
3) Jaminan Pelaksanaan;
4) Jaminan Uang Muka (apabila diberikan uang
muka);
5) Jaminan Pemeliharaan;
6) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN
(apabila diberikan preferensi harga);
7) Formulir Daftar Barang yang diimpor. (apabila
ada barang yang diimpor).
12
12.9. Kumpulan tanya jawab pada saat pemberian penjelasan
dalam aplikasi SPSE merupakan Berita Acara Pemberian
Penjelasan (BAPP).
12.10. Jika dilaksanakan peninjauan lapangan dapat dibuat
Berita Acara Pemberian Penjelasan Lanjutan dan
diunggah melalui aplikasi SPSE.
12.11. Berita Acara Pemberian Penjelasan Lapangan menjadi
bagian dari Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP).
13. Perubahan 13.1. Apabila pada saat pemberian penjelasan terdapat hal-
Dokumen hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu
Pemilihan ditampung, maka Pokja Pemilihan menuangkan ke dalam
Adendum Dokumen Pemilihan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pemilihan.
13.2. Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis,
gambar, dan/atau nilai total HPS, harus mendapatkan
persetujuan PPK sebelum dituangkan dalam Adendum
Dokumen Pemilihan.
13.3. Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut
tidak dituangkan dalam Adendum Dokumen Pemilihan,
maka ketentuan baru atau perubahan tersebut dianggap
tidak ada dan ketentuan yang berlaku adalah Dokumen
Pemilihan awal.
13.4. Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir
waktu pemasukan penawaran, Pokja Pemilihan dapat
menetapkan Adendum Dokumen Pemilihan,
berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi
substansi Dokumen Pemilihan.
13.5. Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pemilihan.
13.6. Pokja Pemilihan mengumumkan Adendum Dokumen
Pemilihan dengan cara mengunggah (upload) adendum
Dokumen Pemilihan melalui aplikasi SPSE paling lambat
3 (tiga) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan
penawaran. Apabila Pokja Pemilihan akan mengunggah
(upload) Adendum Dokumen Pemilihan kurang dari 3
(tiga) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan
penawaran, maka Pokja Pemilihan wajib mengundurkan
batas akhir pemasukan penawaran.
13.7. Peserta dapat mengunduh (download) Adendum
Dokumen Pemilihan yang diunggah (upload) Pokja
Pemilihan pada aplikasi SPSE (apabila ada).
13
16. Bahasa 16.1. Semua Dokumen Penawaran dan Kualifikasi harus
Dokumen menggunakan Bahasa Indonesia.
16.2. Dokumen penunjang yang terkait dengan Dokumen
Penawaran dan Kualifikasi dapat menggunakan Bahasa
Indonesia atau Bahasa Inggris.
16.3. Dokumen penunjang yang berbahasa Inggris perlu
disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia. Dalam hal
terjadi perbedaan penafsiran, maka yang berlaku adalah
penjelasan dalam Bahasa Indonesia.
17. Dokumen 17.1. Dokumen Penawaran paling kurang terdiri atas:
Penawaran a. Penawaran Administrasi;
b. Penawaran Teknis; dan
c. Penawaran Harga.
17.2. Dokumen Penawaran meliputi:
a. Dokumen Penawaran Administrasi terdiri atas:
1) Surat Penawaran (sebagaimana tercantum dalam
SPSE);
2) Jaminan Penawaran asli; (apabila disyaratkan)
3) Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi (apabila
peserta berbentuk KSO);
b. Dokumen Penawaran Teknis terdiri atas:
1) Metode pelaksanaan pekerjaan untuk pekerjaan
kompleks dan/atau pekerjaan yang
diperuntukkan bagi kualifikasi usaha besar;
2) Daftar isian peralatan utama beserta:
(a) bukti kepemilikan peralatan (contoh STNK,
BPKB, invoice) untuk peralatan dengan
status milik sendiri;
(b) bukti pembayaran Sewa Beli (contoh invoice
uang muka, angsuran) untuk peralatan
dengan status sewa beli; dan/atau
(c) surat perjanjian sewa untuk peralatan
dengan status sewa;
3) Daftar isian personel manajerial beserta daftar
riwayat pengalaman kerja atau referensi kerja
dari pengguna jasa;
4) Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) yang
terdiri atas :
a. elemen SMKK, dan
b. Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi
5) Daftar isian bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan, dan/atau nominasi
subpenyedia jasa spesialis, dan/atau nominasi
subpenyedia kecil provinsi setempat (apabila
disyaratkan); dan
6) Dokumen lain yang disyaratkan (apabila ada).
c. Dokumen Penawaran Harga terdiri atas :
1) Penawaran harga, tercantum dalam Surat
Penawaran;
2) Daftar Kuantitas dan Harga (untuk bagian
kontrak Harga Satuan) serta Daftar Keluaran
dan Harga (untuk bagian kontrak Lumsum);
3) Khusus apabila ada evaluasi kewajaran harga di
bawah 80% HPS (akan dipenuhi pada saat acara
klarifikasi kewajaran harga) yaitu:
(a) Analisa Harga Satuan Pekerjaan (untuk
bagian pekerjaan harga satuan).
(b) Rincian Keluaran dan Harga (untuk bagian
pekerjaan lumsum)
(c) Analisa Harga Satuan Pekerjaan (untuk
bagian pekerjaan harga satuan) dan Rincian
Keluaran dan Harga (untuk bagian pekerjaan
lumsum) bukan merupakan bagian dari
dokumen kontrak.
14
d. Dokumen lain :
1) Formulir rekapitulasi perhitungan TKDN
(apabila memenuhi syarat untuk diberikan
preferensi harga);
2) Daftar barang yang diimpor (Apabila ada)
17.3. Pokja Pemilihan menetapkan persyaratan teknis
sebagaimana dimaksud pada ketentuan 17.2.b dalam LDP
dengan ketentuan :
a. Metode pelaksanaan pekerjaan, disyaratkan hanya
untuk pekerjaan kompleks dan/atau pekerjaan yang
diperuntukkan bagi kualifikasi usaha besar;
b. Peralatan utama :
1) Yang dimaksud dengan peralatan utama adalah
peralatan yang mendukung langsung dan sesuai
kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan utama
(major item); dan
2) Kepemilikan peralatan utama adalah milik
sendiri, sewa beli, dan/atau sewa kepada pihak
lain dengan perjanjian Sewa bersyarat (bukan
surat dukungan).
c. Personel manajerial :
1) Untuk pekerjaan kualifikasi usaha kecil personel
manajerial yang disyaratkan meliputi jabatan
Pelaksana dan Petugas Keselamatan Konstruksi/
Ahli K3 Konstruksi;
2) Untuk pekerjaan kualifikasi usaha menengah dan
besar personel manajerial yang disyaratkan
meliputi jabatan: Manajer Pelaksanaan/Proyek,
Manajer Teknik, Manajer Keuangan, dan Ahli K3
Konstruksi;
3) Personel manajerial sebagaimana dimaksud pada
angka 1) dan angka 2) di atas :
(a) Hanya mensyaratkan 1 (satu) orang untuk
masing-masing jabatan;
(b) Untuk pekerjaan kualifikasi usaha besar,
maka Manajer Teknik yang disyaratkan dapat
lebih dari 1 (satu) orang, disesuaikan dengan
kebutuhan.
4) Hanya mensyaratkan 1 (satu) sertifikat
kompetensi kerja (SKA/SKTK) untuk setiap
personel yang disyaratkan;
5) Pekerjaan :
(a) kualifikasi Usaha Kecil tidak mensyaratkan
SKA, kecuali SKA Ahli K3 Konstruksi; dan
(b) kualifikasi Usaha Menengah dan Usaha Besar
tidak mensyaratkan SKTK;
6) Untuk pekerjaan yang memiliki tingkat risiko
keselamatan konstruksi kecil, sedang, dan besar
diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
(a) risiko keselamatan konstruksi kecil,
mensyaratkan Petugas Keselamatan
Konstruksi;
(b) risiko keselamatan konstruksi sedang,
mensyaratkan Ahli Muda K3 Konstruksi
dengan pengalaman 3 (tiga) tahun atau Ahli
Madya K3 Konstruksi;
(c) risiko keselamatan konstruksi besar,
mensyaratkan Ahli Madya K3 Konstruksi
dengan pengalaman 3 (tiga) tahun atau Ahli
Utama K3 Konstruksi.
d. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan :
1) dalam hal nilai pagu anggaran di atas
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
rupiah), menetapkan jenis pekerjaan yang wajib
disubkontrakkan;
2) Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah :
(a) sebagian pekerjaan utama kepada penyedia
jasa spesialis (apabila telah tersedia penyedia
jasa spesialis), dan
15
(b) sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama kepada sub penyedia jasa Usaha Kecil;
3) Pekerjaan spesialis adalah pekerjaan konstruksi
dengan klasifikasi usaha selain klasifikasi usaha
bangunan gedung dan klasifikasi usaha bangunan
sipil.
e. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK):
1) Menetapkan uraian pekerjaan dan identifikasi
bahaya.
18. Harga 18.1. Total Harga penawaran ditulis dalam angka dan huruf,
Penawaran dengan ketentuan :
a. Apabila ada perbedaan penulisan antara angka dan
huruf maka yang diakui adalah tulisan huruf;
b. Apabila nilai yang tertulis dalam angka jelas
sedangkan nilai dalam huruf tidak jelas dan/atau
tidak bermakna dan/atau salah maka yang diakui
adalah yang tertulis dalam angka;
c. Apabila nilai yang tertulis dalam angka dan yang
tertulis dalam huruf tidak jelas dan/atau tidak
bermakna dan/atau salah maka penawaran
dinyatakan gugur
18.2. Peserta harga satuan dan harga total untuk tiap mata
pembayaran/pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
18.3. Biaya overhead (biaya umum) dan keuntungan
termasuk untuk penyelenggaraan biaya pengawasan dan
staf lapangan/tenaga ahli lapangan, administrasi kantor
lapangan, konstruksi dan fasilitas sementara,
transportasi, konsumsi, keamanan, kontrol kualitas dan
pengujian, serta semua pajak, bea, retribusi, tenaga
kerja, praktik/magang, dan pungutan lain yang sah serta
yang harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan
paket Pekerjaan Konstruksi ini telah diperhitungkan
dalam total harga penawaran.
16
19. Mata Uang 19.1. Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata
Penawaran uang sebagaimana tercantum dalam LDP.
dan Cara 19.2. Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai
Pembayaran dengan cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan
diuraikan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak/Syarat-
Syarat Khusus Kontrak.
20. Masa Berlaku 20.1. Masa berlaku penawaran sesuai dengan ketentuan
Penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.
dan Jangka
Waktu 20.2. Apabila evaluasi penawaran belum selesai dilaksanakan,
Pelaksanaan sebelum akhir masa berlakunya penawaran, Pokja
Pemilihan meminta kepada seluruh peserta secara tertulis
untuk memperpanjang masa berlakunya surat penawaran
dan/atau Jaminan Penawaran dalam jangka waktu
tertentu dan diperhitungkan paling kurang sampai
perkiraan tanggal penandatanganan kontrak.
17
22. Pakta 22.1. Pakta Integritas berisi pernyataan :
Integritas a. tidak akan melakukan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN)
b. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan,
dan profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai
ketentuan peraturan perundangundangan.
c. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam pakta
integritas ini, bersedia menerima sanksi administratif,
menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, digugat
secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana
22.2. Dengan mendaftar sebagai peserta tender melalui aplikasi SPSE,
maka peserta tunggal/atas nama sendiri ataupun peserta ber-
KSO (leadfirm dan anggota KSO), telah menyetujui dan
menandatangani Pakta Integritas.
23. Jaminan 23.1. Dalam hal HPS di atas Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh
Penawaran miliar rupiah), Jaminan Penawaran asli disampaikan sebagai
Asli bagian dari dokumen administrasi.
23.2. Besaran nilai nominal, masa berlaku, dan pencairan Jaminan
Penawaran sebagaimana ketentuan jaminan penawaran yang
tercantum dalam LDP.
18
D. PENYAMPAIAN DATA KUALIFIKASI DAN DOKUMEN PENAWARAN
24. Persiapan Data 24.1. Dokumen Penawaran disampaikan oleh peserta terdiri
Kualifikasi dan atas 1 (satu) Dokumen Penawaran yang telah
Dokumen disandikan/dienkripsi dan terdiri atas:
Penawaran a. Penawaran administrasi;
b. Penawaran teknis; dan
c. Penawaran harga.
21
28.7. Apabila penawaran yang masuk hanya 1 (satu), maka
tender dilanjutkan dengan evaluasi administrasi, teknis,
dan kualifikasi, serta apabila memenuhi persyaratan,
maka dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis
dan harga.
28.8. Pokja Pemilihan tidak boleh menggugurkan penawaran
pada waktu pembukaan penawaran, kecuali untuk
Dokumen Penawaran yang sudah dipastikan tidak dapat
dibuka berdasarkan keterangan LPSE.
28
(5). Dalam hal Peserta bukan Pelaku Usaha
Papua mengikuti tender pekerjaan
konstruksi yang diperuntukkan bagi
percepatan pembangunan kesejahteraan
di Provinsi Papua dan Provinsi Papua
Barat dengan nilai pagu anggaran di atas
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima
miliar rupiah), maka peserta selain
mengikuti ketentuan pada angka (4)
juga wajib mengikuti ketentuan pada
angka (1) atau (2)
(6). Penyedia tidak mensubkontrakkan
seluruh pekerjaan utama;
(7). Peserta tidak mensubkontrakkan seluruh
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama
(8). Penyedia Usaha Kecil tidak
mensubkontrakkan pekerjaan yang
diperoleh.
29
f) Dokumen lain yang disyaratkan (harus
dengan persetujuan pejabat pimpinan tinggi
madya untuk K/L atau Pejabat pimpinan
tinggi pratama untuk PD) sebagaimana
tercantum dalam LDP, dengan ketentuan:
(1) Kriteria evaluasi diuraikan secara rinci
dan terukur;
(2) Persyaratan harus mempertimbangkan
persaingan usaha yang sehat dan jangka
waktu pemenuhan persyaratan.
31
(d) Apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai
pemenang tender, harus bersedia untuk
menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5%
(lima persen) dari nilai total HPS; dan
(e) Apabila peserta yang bersangkutan tidak
bersedia menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan
menjadi sebesar 5% (lima persen) HPS,
penawarannya digugurkan serta dikenakan
sanksi Daftar Hitam.
c. Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan
produksi dalam negeri (apabila memenuhi
persyaratan diberlakukannya preferensi harga)
dengan ketentuan perhitungan Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) yang disampaikan oleh peserta
berdasarkan penilaian sendiri (self assessment),
dengan ketentuan :
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam
negeri diberlakukan pada Pengadaan
Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi
hanya berlaku untuk Pengadaan Barang/Jasa
bernilai diatas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah);
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih
besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima
persen).
Apabila peserta tidak menyampaikan formulir
perhitungan TKDN maka peserta dianggap tidak
menginginkan diberlakukan preferensi harga
bagi penawarannya dan tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN
merujuk pada ketentuan yang ditetapkan oleh
Menteri yang membidangi urusan perindustrian
dengan tetap berpedoman pada tata nilai
Pengadaan Barang/Jasa.
3) Rumus penghitungan sebagai berikut :
= (1 − )
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP = TKDN x Preferensi Tertinggi.
KP adalah koefisien preferensi
Preferensi Tertinggi adalah preferensi harga
maksimum yaitu 7,5% untuk pekerjaan
konstruksi dan 25% untuk barang/jasa
HP = Harga Penawaran setelah koreksi aritmatik.
4) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran
dengan HEA yang sama, penawar dengan TKDN
terbesar adalah sebagai pemenang;
5) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah
Harga Penawaran dan hanya digunakan oleh
Pokja Pemilihan untuk keperluan perhitungan
HEA guna menetapkan peringkat pemenang
tender.
d. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak
wajar akibat terjadinya persaingan usaha tidak sehat
dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/
persekongkolan) sebagaimana ketentuan peraturan
dan perundang- undangan, maka tender dinyatakan
gagal dan peserta yang terlibat dikenakan sanksi
Daftar Hitam;
e. Apabila dalam evaluasi harga terdapat hal- hal yang
kurang jelas atau meragukan, Pokja Pemilihan dapat
melakukan klarifikasi dengan peserta. Dalam
klarifikasi, peserta tidak diperkenankan mengubah
substansi penawaran. Hasil verifikasi lapangan
dan/atau klarifikasi dapat menggugurkan
penawaran;
32
f. Apabila dalam evaluasi kewajaran harga (apabila
ada) dalam hal klarifikasi, peserta tidak hadir
dan/atau tidak bersedia dilakukan klarifikasi
sehingga tahapan- tahapan Evaluasi Kewajaran
Harga tidak dapat dilaksanakan, maka penawaran
digugurkan;
g. Undangan klarifikasi evaluasi kewajaran harga
(apabila ada) disampaikan tertulis secara elektronik
dan/atau non elektronik kepada data kontak
penyedia yang terdapat pada daftar isian kualifikasi;
h. Dalam hal peserta tidak hadir karena tidak dapat
mengakses data kontak (misal akun email atau no
telepon), tidak dapat dibuka/dihubungi, tidak sempat
mengakses atau alasan teknis apapun dari sisi peserta,
maka risiko sepenuhnya ada pada peserta;
i. Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah
koreksi aritmatik ada yang tidak memenuhi evaluasi
harga maka Pokja Pemilihan melakukan evaluasi
terhadap penawar terendah berikutnya (apabila
ada) dimulai dari evaluasi administrasi;
j. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang
lulus evaluasi harga, maka evaluasi dilanjutkan
dengan evaluasi kualifikasi; dan
k. Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi harga
maka tender dinyatakan gagal.
33
30.11. Selain ketentuan di atas, Peserta dinyatakan lulus
kualifikasi apabila memenuhi persyaratan kualifikasi
yang ditetapkan.
30.12. Pokja Pemilihan menetapkan persyaratan kualifikasi
sebagaimana dimaksud pada ketentuan 30.11 dalam LDK
yang terdiri atas :
a) Persyaratan kepemilikan izin usaha jasa kostruksi
(IUJK).
b) Persyaratan kepemilikan Sertifikat Badan Usaha (SBU),
dengan ketentuan :
1) Pekerjaan untuk usaha kualifikasi kecil
mensyaratkan paling banyak 1 SBU;
2) Pekerjaan untuk usaha kualifikasi menengah atau
besar mensyaratkan paling banyak 2 SBU.
c) Persyaratan Kemampuan Dasar, bagi Kualifikasi
Usaha Menengah dan Besar, dengan ketentuan :
1) Pengalaman pekerjaan yang digunakan adalah
pengalaman dalam kurun waktu 15 tahun
terakhir;
2) untuk kualifikasi Usaha Menengah, pengalaman
pekerjaan sesuai sub bidang klasifikasi/layanan
SBU yang disyaratkan;
3) untuk kualifikasi Usaha Besar, pengalaman
pekerjaan pada sub bidang klasifikasi/layanan dan
lingkup pekerjaan SBU yang disyaratkan;
4) Dalam hal mensyaratkan lebih dari satu SBU :
(a) Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Menengah,
pengalaman pekerjaan yang dapat dihitung
sebagai KD adalah pengalaman yang sesuai
dengan salah satu sub bidang klasifikasi SBU
yang disyaratkan; atau
(b) Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Besar,
pengalaman pekerjaan yang dapat dihitung
sebagai KD adalah pengalaman yang sesuai
dengan salah satu lingkup pekerjaan yang
disyaratkan
d) Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu, Sertifikat
Manajemen Lingkungan, serta Sertifikat Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, hanya disyaratkan untuk
Pekerjaan Konstruksi yang bersifat Kompleks/Berisiko
Tinggi dan/atau diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha
Besar
e) Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban
pelaporan perpajakan (SPT Tahunan);
f) Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta
perubahan perusahaan (apabila ada perubahan);
g) Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya
tidak menimbulkan pertentangan kepentingan pihak
yang terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan dan/atau yang bertindak untuk dan atas
nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani
sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus
Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan
mengambil cuti diluar tanggungan Negara;
h) Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu)
pekerjaan konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat)
tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak,
kecuali bagi pelaku usaha yang baru berdiri kurang
dari 3 (tiga) tahun;
i) Memenuhi Sisa Kemampuan Paket (SKP), untuk
pekerjaan Kualifikasi Usaha Kecil;
j) Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dengan nilai
paling kurang sama dengan 10% (sepuluh perseratus)
dari nilai total HPS, untuk pekerjaan Kualifikasi Usaha
Menengah dan Usaha Besar.
34
31. Pembuktian 31.1. Pembuktian kualifikasi dilakukan terhadap peserta yang
Kualifikasi memenuhi persyaratan kualifikasi.
31.2. Pokja pemilihan melaksanakan pembuktian kualifikasi
dengan ketentuan :
a. Sekurang-kurangnya 3 (tiga) peserta dengan penawaran
terendah yang memenuhi persyaratan penawaran dan
persyaratan kualifikasi;
b. dalam hal terdapat peserta pada huruf a yang tidak lulus
pembuktian kualifikasi, maka pokja mengundang
penawar terendah berikutnya yang memenuhi
persyaratan penawaran dan persyaratan kualifikasi
sehingga mendapatkan 3 (tiga) peserta yang lulus
pembuktian (apabila ada);
c. Dalam hal peserta yang memenuhi persyaratan
penawaran dan persyaratan kualifikasi kurang dari 3
(tiga), maka Pokja mengundang semua peserta yang
memenuhi persyaratan penawaran dan persyaratan
kualifikasi
31.3. Undangan pembuktian kualifikasi harus disampaikan
tertulis secara elektronik dan/atau non elektronik;
31.4. Dalam undangan pembuktian kualifikasi sudah
menyebutkan dokumen yang wajib dibawa oleh peserta
pada saat pembuktian kualifikasi.
31.5. Pembuktian kualifikasi tidak dilakukan jika peserta telah
terkualifikasi melalui SIKaP.
31.6. Pembuktian kualifikasi dilakukan diluar aplikasi SPSE
(offline) dengan memperhitungkan waktu yang
dibutuhkan untuk kehadiran penyedia dan penyiapan
dokumen yang akan dibuktikan.
31.7. Apabila peserta tidak dapat menghadiri pembuktian
kualifikasi dengan alasan yang dapat diterima, maka Pokja
Pemilihan memperpanjang waktu pembuktian kualifikasi
paling kurang 1 (satu) hari kerja.
31.8. Dalam hal peserta tidak hadir karena tidak dapat
mengakses data kontak (misal akun email atau no telepon),
tidak dapat dibuka/dihubungi, tidak sempat mengakses
atau alasan teknis apapun dari sisi peserta, maka risiko
sepenuhnya ada pada peserta;
31.9. Wakil peserta yang hadir pada saat pembuktian kualifikasi
adalah:
a. Direksi yang namanya ada dalam akta
pendirian/perubahan atau pihak yang sah menurut
akta pendirian/perubahan;
b. Penerima kuasa dari direksi yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam akta
pendirian/perubahan;
c. Pihak lain yang bukan direksi dapat menghadiri
pembuktian kualifikasi selama berstatus sebagai
tenaga kerja tetap (yang dibuktikan dengan bukti
lapor/potong pajak PPh Pasal 21 Form 1721 atau
Form 1721-A1) dan memperoleh kuasa dari Direksi
yang namanya ada dalam akta pendirian/
perubahan atau pihak yang sah menurut akta
pendirian/perusahaan
d. Kepala Cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen
otentik; atau
e. Pejabat yang menurut Perjanjian Kerja Sama
Operasi (KSO) berhak mewakili KSO.
35
31.10. Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan memverifikasi
kesesuaian data pada informasi Formulir elektronik isian
kualifikasi pada SPSE atau fasilitas lain yang disediakan
dengan dokumen asli, salinan dokumen yang sudah
dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dan
meminta salinan dokumen tersebut, dan/atau melalui
fasilitas elektronik yang disediakan oleh penerbit
dokumen. Pembuktian kualifikasi terhadap alamat
penyedia, peralatan, dan/atau sumber daya manusia serta
persyaratan kualifikasi lainnya dapat dilakukan dengan
klarifikasi / verifikasi lapangan apabila dibutuhkan.
31.11. Pembuktian kualifikasi untuk memeriksa/ meneliti
keabsahan pengalaman pekerjaan sejenis, dievaluasi
dengan cara melihat dokumen kontrak asli dan Berita
Acara Serah Terima Pekerjaan dari pekerjaan yang telah
diselesaikan sebelumnya.
31.12. Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi
dan/atau telah diberikan kesempatan namun tetap tidak
dapat menghadiri pembuktian kualifikasi sesuai dengan
31.7, maka peserta dinyatakan gugur dan Jaminan
Penawaran (apabila disyaratkan) dicairkan ke Kas Negara.
31.13. Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan
pemalsuan data, maka peserta digugurkan, dikenakan
sanksi Daftar Hitam, Jaminan Penawaran (apabila
disyaratkan) dicairkan ke Kas Negara.
31.14. Dalam hal tidak ada peserta yang lulus pembuktian
kualifikasi, maka tender dinyatakan gagal.
32. Penawaran Tidak diberlakukan e-reverse auction untuk pekerjaan
Harga Secara konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP.
Berulang (e-
reverse auction)
33. Klarifikasi dan 33.1. Dalam hal hanya 1 (satu) peserta yang memenuhi
Negosiasi persyaratan administrasi, teknis, dan kualifikasi, dilakukan :
Teknis dan a. klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga.
Harga b. pada saat acara klarifikasi, peserta menyampaikan
metode pelaksanaan dan analisa harga satuan/rincian
harga satuan keluaran.
33.2. Hal yang diklarifikasi adalah metode pelaksanaan pekerjaan
yang dapat mempengaruhi harga untuk dilakukan
negosiasi.
33.3. Klarifikasi dan negosiasi harga tidak harus mengakibatkan
turunnya harga penawaran.
33.4. Hasil klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dituangkan
dalam berita acara klarifikasi dan negosiasi teknis dan
harga.
F. PENETAPAN PEMENANG
34. Penetapan 34.1. Pokja Pemilihan menetapkan pemenang apabila isian
Pemenang yang disampaikan peserta pada formulir isian kualifikasi
benar dan masih berlaku/valid.
34.2. Dalam hal terdapat calon pemenang memiliki harga
penawaran yang sama maka :
a. Untuk segmentasi pemaketan usaha kecil, Pokja
Pemilihan memilih peserta yang mempunyai nilai
pengalaman sejenis lebih besar dan hal ini dicatat
dalam Berita Acara Hasil Pemilihan (BAHP)
b. Untuk segmentasi pemaketan usaha menengah dan
usaha besar, Pokja Pemilihan memilih peserta yang
mempunyai Kemampuan Dasar (KD) lebih besar dan
hal ini dicatat dalam Berita Acara Hasil Pemilihan
(BAHP)
36
34.3. Dalam hal peserta diketahui mengikuti beberapa paket
pekerjaan yang ditenderkan oleh beberapa Pokja Pemilihan
dalam waktu yang bersamaan dan telah ditetapkan menjadi
pemenang pada beberapa paket tersebut, dilakukan
perhitungan ulang sisa kemampuan menangani paket
(SKP) (untuk usaha kecil)/sisa kemampuan nyata (SKN)
(untuk usaha menengah dan besar)
34.4. Dalam hal peserta mengikuti tender beberapa paket
pekerjaan konstruksi dalam waktu penetapan pemenang
bersamaan :
a. Apabila menawarkan peralatan yang sama untuk
beberapa tender yang diikuti dan dalam evaluasi
memenuhi persyaratan pada masing-masing paket
pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) tender paket pekerjaan setelah
dilakukan klarifikasi untuk menentukan peralatan
tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk tender
lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan dinyatakan
gugur;
b. Apabila peserta menawarkan peralatan yang sama pada
paket pekerjaan lain/yang sedang berjalan, maka
hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang, apabila
setelah dilakukan klarifikasi peralatan tersebut tidak
terikat pada paket lain;
c. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang
pada 1 (satu) paket pekerjaan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b, dapat dikecualikan dengan syarat :
1) waktu penggunaan alat tidak tumpang tindih
(overlap);
2) ada peralatan cadangan yang diusulkan dalam
Dokumen Penawaran yang memenuhi syarat;
3) lokasi peralatan yang berdekatan dalam
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat digunakan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan,
dan/atau
4) kapasitas dan produktivitas peralatan secara teknis
dapat menyelesaikan lebih dari 1 (satu) paket pekerjaan;
d. apabila menawarkan personel yang sama untuk
beberapa tender yang diikuti, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket
pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi untuk
menentukan personil tersebut akan ditempatkan,
sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan
personel tidak ada dan dinyatakan gugur;
e. Apabila peserta menawarkan personel manajerial yang
sedang bekerja pada paket pekerjaan lain/yang sedang
berjalan, maka hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang, apabila setelah dilakukan klarifikasi
personel tersebut sudah tidak terikat pada paket lain.
f. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang
pada 1 (satu) paket pekerjaan konstruksi sebagaimana
dimaksud pada huruf d dan e, dikecualikan dengan
syarat :
1) Personel yang diusulkan penugasannya sebagai
Kepala Proyek/General Superintendent (GS) dengan
ketentuan maksimal 3 (tiga) paket bersamaan;
2) Jadwal penugasan personel tidak tumpang tindih
(overlap) dengan kegiatan lain berdasarkan jadwal
pelaksanaan pekerjaan atau jadwal penugasan; atau
3) Terdapat personel cadangan yang diusulkan dalam
Dokumen Penawaran yang memenuhi syarat.
37
34.5. Pokja Pemilihan membuat dan menandatangani Berita
Acara Hasil Pemilihan (BAHP) yang paling sedikit
memuat:
a. Tanggal dibuatnya Berita Acara Hasil Pemilihan;
b. Nama seluruh peserta;
c. Harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi
dari masing-masing peserta;
d. Metode evaluasi yang digunakan;
e. Kriteria dan unsur yang dievaluasi;
f. Rumus yang dipergunakan;
g. Hasil evaluasi dan jumlah peserta yang lulus dan
tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi;
h. Berita acara-berita acara yang berkaitan dengan
proses pemilihan;
i. Dokumen penawaran dan data kualifikasi pemenang
serta pemenang cadangan;
j. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu hal
Ikhwal pelaksanaan tender, seperti surat
sanggah/sanggah banding beserta jawabannya
(apabila ada); dan
k. Pernyataan bahwa tender gagal apabila tidak ada
penawaran yang memenuhi syarat (apabila tender
gagal).
34.6. Dalam hal nilai pagu anggaran paling banyak
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) maka
penetapan pemenang dilakukan oleh Pokja Pemilihan.
34.7. Dalam hal nilai pagu anggaran paling sedikit di atas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) maka
penetapan pemenang dilakukan oleh Pengguna Anggaran
(PA).
34.8. Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan
pemenang dan akan mengakibatkan Surat Penawaran
dan/atau Jaminan Penawaran (apabila disyaratkan) habis
masa berlakunya, maka dilakukan konfirmasi kepada
semua peserta yang lulus evaluasi penawaran dan
evaluasi kualifikasi untuk memperpanjang masa berlaku
surat penawaran dan/atau Jaminan Penawaran (apabila
disyaratkan) secara tertulis sampai dengan perkiraan
jadwal penandatanganan kontrak.
34.9. 34.8. Dalam hal peserta yang lulus evaluasi penawaran
dan evaluasi kualifikasi tidak bersedia memperpanjang
surat penawaran dan/atau Jaminan Penawaran (apabila
disyaratkan) dianggap mengundurkan diri dan tidak
dikenakan sanksi.
35. Pengumuman Pokja Pemilihan mengumumkan pemenang, pemenang cadangan
Pemenang 1 dan 2 (apabila ada) melalui aplikasi SPSE.
36. Sanggah dari 36.1. Sanggahan dari Peserta yang memasukkan penawaran
Peserta Tender yang namanya tertera dalam surat penawaran dan/atau
tertera dalam akta pendirian perusahaan.
38
d. rekayasa / persekongkolan tertentu sehingga
menghalangi terjadinya persaingan usaha yang sehat;
dan/atau
e. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja Pemilihan,
pimpinan UKPBJ, PPK, dan/atau pejabat yang
berwenang lainnya.
36.4. Sanggahan disampaikan dalam waktu 5 (lima) hari kerja
setelah pengumuman pemenang.
36.5. Pokja Pemilihan wajib memberikan jawaban secara
elektronik atas semua sanggahan paling lambat 3 (tiga)
hari kerja setelah akhir masa sanggah.
36.6. Apabila sanggahan dinyatakan benar dan secara
substansial mempengaruhi hasil evaluasi, maka Pokja
Pemilihan menyatakan tender gagal.
36.7. Sanggahan dianggap sebagai pengaduan, dalam hal :
a. sanggahan disampaikan tidak melalui aplikasi SPSE
(offline), kecuali keadaan kahar atau gangguan teknis;
b. sanggahan ditujukan bukan kepada Pokja Pemilihan;
atau
c. sanggahan disampaikan diluar masa sanggah.
36.8. Sanggahan yang dianggap sebagai pengaduan tetap harus
diproses sebagaimana penanganan pengaduan.
37. Sanggah 37.1. Peserta dapat mengajukan sanggah banding apabila
Banding dari tidak setuju atas jawaban sanggah.
Peserta Tender
37.2. Penyanggah menyampaikan sanggah banding secara
tertulis kepada KPA sebagaimana tercantum dalam LDP.
39
37.10. Penerbit Jaminan Sanggah Banding :
a. Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sampai
dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah), diterbitkan oleh;
1. Bank Umum;
2. Perusahaan Penjaminan;
3. Perusahaan Asuransi;
4. Lembaga khusus yang menjalankan usaha di bidang
pembiayaan, penjaminan, dan asuransi untuk
mendorong ekspor Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan di
bidang Lembaga pembiayaan ekspor Indonesia; atau
5. Konsorsium perusahaan asuransi umum/
konsorsium Lembaga penjaminan/ konsorsium
perusahaan penjaminan yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship ).
huruf a.2 sampai dengan a.5 telah ditetapkan /
mendapatkan rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK)
b. Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah),
diterbitkan oleh :
1) Bank Umum;
2) Konsorsium perusahaan asuransi umum/
konsorsium Lembaga penjaminan/ konsorsium
perusahaan penjaminan yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship ).
huruf b.2 telah ditetapkan / mendapatkan rekomendasi
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
37.11. Pokja pemilihan mengklarifikasi atas kebenaran Jaminan
Sanggah Banding asli kepada penerbit jaminan dan KPA
tidak akan menindaklanjuti Sanggah Banding sebelum
mendapatkan hasil klarifikasi Pokja Pemilihan
37.12. KPA menyampaikan jawaban Sanggah Banding, dengan
tembusan kepada UKPBJ paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah menerima klarifikasi dari Pokja
Pemilihan. Dalam hal KPA tidak memberikan jawaban
Sanggah Banding, maka KPA dianggap menerima
Sanggah Banding.
37.13. Apabila Sanggah Banding dinyatakan benar/diterima,
UKPBJ memerintahkan Pokja Pemilihan menyatakan
tender gagal.
37.14. Apabila Sanggah Banding dinyatakan salah/tidak
diterima, maka:
a. Pokja Pemilihan melanjutkan proses pemilihan dengan
menyampaikan hasil pemilihan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen;
b. Pokja Pemilihan mencairkan Jaminan Sanggah Banding
dan disetorkan ke Kas Negara/Kas Daerah sebagaimana
tercantum dalam LDP
37.15. Sanggah Banding menghentikan proses Tender.
37.16. Sanggah Banding yang disampaikan bukan kepada KPA,
atau disampaikan diluar masa sanggah banding, dianggap
sebagai pengaduan dan diproses sebagaimana
penanganan pengaduan.
40
G. TENDER GAGAL DAN TINDAK LANJUT TENDER GAGAL
39. Tender Gagal 39.1 Pokja Pemilihan menyatakan tender gagal, Apabila :
a. terdapat kesalahan yang substansial dalam proses
evaluasi;
b. tidak ada peserta yang menyampaikan Dokumen
Penawaran setelah ada pemberian waktu perpanjangan;
c. tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran;
d. dalam Dokumen Pemilihan ditemukan kesalahan atau
Dokumen Pemilihan tidak sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Perundang-undangan terkait
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
e. seluruh peserta terlibat Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(KKN);
f. seluruh peserta terlibat persaingan usaha tidak sehat;
g. seluruh penawaran harga terkoreksi di atas HPS; atau
h. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2,
setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir
dalam klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi.
39.2 PA/KPA menyatakan Tender gagal, apabila KKN melibatkan
Pokja Pemilihan/PPK/Peserta.
39.3 Setelah tender dinyatakan gagal, diumumkan kepada
seluruh peserta melalui aplikasi SPSE.
40. Tindak Lanjut 40.1 Setelah pengumuman adanya tender gagal, Pokja Pemilihan
Tender Gagal atau Pokja Pemilihan pengganti (apabila diganti) meneliti
dan menganalisis penyebab terjadinya tender gagal,
menentukan pilihan langkah selanjutnya, yaitu antara lain
melakukan :
a. evaluasi ulang terhadap Dokumen Penawaran yang
telah masuk;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran hanya
untuk peserta yang memasukkan penawaran;
c. tender ulang; atau
d. penghentian proses tender.
40.2 PA/KPA, PPK, dan/atau Pokja Pemilihan dilarang
memberikan ganti rugi kepada peserta tender apabila
penawarannya ditolak atau tender dinyatakan gagal.
40.3 Pokja pemilihan melakukan evaluasi penawaran ulang
apabila terdapat kesalahan dalam evaluasi.
40.4 Pokja pemilihan mengundang peserta untuk menyampaikan
penawaran ulang, apabila ditemukan kesalahan dalam
Dokumen Pemilihan atau tidak sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Perundang-undangan terkait Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, dengan terlebih dahulu
melakukan perbaikan Dokumen Pemilihan.
40.5 Khusus untuk tender gagal yang disebabkan karena
kesalahan dalam Dokumen Pemilihan berupa adanya
persyaratan yang diskriminatif atau apabila
penyelesaiannya tidak dapat dilakukan sesuai ketentuan
40.4, maka dilakukan dengan cara Tender Ulang.
40.6 Pokja pemilihan melakukan tender ulang apabila :
a. tidak ada peserta yang menyampaikan Dokumen
Penawaran setelah ada pemberian waktu perpanjangan;
b. tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran;
c. seluruh peserta terlibat Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(KKN);
d. seluruh peserta terlibat persaingan usaha tidak sehat
e. seluruh penawaran harga di atas HPS; dan/atau
f. KKN melibatkan Pokja Pemilihan/PPK
41
40.7 Dalam hal tender ulang yang disebabkan oleh KKN yang
melibatkan Pokja Pemilihan/PPK, tender ulang dilakukan
oleh Pokja Pemilihan/PPK yang baru.
40.8 Pokja pemilihan melakukan penghentian proses pemilihan
apabila berdasarkan hasil peninjauan dan komunikasi
dengan PA/KPA/PPK, kebutuhan masih dapat ditunda dan
tidak cukup waktu lagi untuk melaksanakan proses
pemilihan dan/atau pelaksanaan pekerjaan.
40.9 Dalam hal Tender ulang gagal, Pokja Pemilihan melakukan
Penunjukan Langsung dengan kriteria :
a. persetujuan PA/KPA;
b. kebutuhan tidak dapat ditunda; dan
c. tidak cukup waktu untuk melaksanakan Tender.
H. PENUNJUKAN PEMENANG
42
e. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan, maka
pengambilan keputusan diserahkan kepada PA/KPA
paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah tidak tercapai
kesepakatan;
f. PA/KPA dapat memutuskan:
i. menyetujui penolakan Pejabat Pembuat Komitmen,
PA/KPA memerintahkan Pokja Pemilihan untuk
melakukan evaluasi ulang, pemasukan penawaran
ulang atau tender ulang; atau
ii. menyetujui hasil pemilihan penyedia, PA/KPA
memerintahkan Pejabat Pembuat Komitmen untuk
menerbitkan SPPBJ paling lambat 5 (lima) hari kerja.
iii. Putusan PA/KPA bersifat final.
iv. Dalam hal PA/KPA yang bertindak sebagai Pejabat
Pembuat Komitmen tidak menyetujui hasil pemilihan
penyedia, PA/KPA menyampaikan penolakan
tersebut kepada Pokja Pemilihan disertai alasan dan
bukti dan memerintahkan Pokja Pemilihan untuk
melakukan evaluasi ulang, pemasukan penawaran
ulang atau tender ulang paling lambat 6 (enam) hari
kerja setelah hasil pemilihan penyedia diterima.
41.8 Sebelum menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ), Pejabat Pembuat Komitmen dan
pemenang melaksanakan Rapat Persiapan Penunjukan
Penyedia;
41.9 PPK mengundang Pemenang melaksanakan Rapat
Persiapan Penunjukan Penyedia setelah Berita Acara Hasil
Pemilihan (BAHP) diterima oleh PPK;
41.10 Rapat persiapan penunjukan Penyedia dilaksanakan
untuk memastikan Penyedia memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. Keberlakuan data isian kualifikasi;
b. bukti sertifikat kompetensi personel manajerial;
c. pembuktian sertifikat kompetensi sebagaimana
dimaksud pada huruf b dilaksanakan tanpa
menghadirkan personel yang bersangkutan;
d. perubahan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
dikarenakan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
ditetapkan sebelumnya akan melewati batas tahun
anggaran;
e. melakukan sertifikasi bagi operator, teknisi atau
analis yang belum bersertifikat pada saat pelaksanaan
pekerjaan; dan
f. pelaksanaan alih pengalaman/keahlian bidang
konstruksi melalui sistem kerja praktik/magang,
paling sedikit pembahasan terkait jumlah peserta,
durasi pelaksanaan, dan jenis keahlian
41.11 Dalam hal perubahan jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana pasal 41.10 huruf d di atas
disepakati untuk mempersingkat waktu pelaksanaan
akibat keterlambatan proses tender tanpa mengubah
substansi dokumen pemilihan maka SPPBJ diterbitkan
dengan waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah
disepakati;
41.12 Dalam hal perubahan jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan sebagiamana pasal 41.10 huruf d di atas
disepakati untuk tidak diubah dan melewati batas tahun
anggaran, maka penandatanganan kontrak dilakukan
setelah mendapat persetujuan kontrak tahun jamak;
41.13 Dalam hal Pemenang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada 40.10 di atas, maka PPK
melaksanakan rapat persiapan penunjukan penyedia
bersama Pemenang Cadangan 1 (apabila ada).
41.14 Dalam hal pemenang cadangan 1 tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada 41.10 di atas,
maka PPK melaksanakan rapat persiapan penunjukan
penyedia bersama pemenang cadangan 2 (apabila ada)
43
41.15 Dalam hal tidak ada pemenang dan pemenang cadangan
yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada
41.10 di atas, maka PPK tidak menerbitkan SPPBJ dan
melaporkan kepada UKPBJ.
41.16 Pejabat Pembuat Komitmen menerbitkan SPPBJ
berdasarkan hasil rapat persiapan penunjukan penyedia.
41.17 Pejabat Pembuat Komitmen menginputkan data SPPBJ dan
mengunggah hasil pemindaian SPPBJ yang telah
diterbitkan pada aplikasi SPSE dan mengirimkan SPPBJ
tersebut melalui aplikasi SPSE kepada Penyedia yang
ditunjuk.
41.18 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan
tersebut, dengan ketentuan:
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan
masa penawarannya masih berlaku dengan alasan
yang dapat diterima secara obyektif oleh Pokja
Pemilihan, maka peserta yang bersangkutan tidak
dikenakan sanksi apapun;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan
masa penawarannya masih berlaku dengan alasan
yang tidak dapat diterima secara obyektif oleh Pokja
Pemilihan, maka peserta dikenakan sanksi Daftar
Hitam dan Jaminan Penawaran (apabila disyaratkan)
dicairkan dan disetorkan ke Kas Negara; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk
karena masa penawarannya sudah tidak berlaku, maka
peserta yang bersangkutan tidak dikenakan sanksi
apapun.
41.19 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri,
maka dilakukan kembali proses sebagaimana dimaksud
pada 41.13.
41.20 Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ.
41.21 PPK dan Penyedia wajib melaksanakan Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak setelah diterbitkan SPPBJ.
41.22 Dalam Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak, paling
sedikit dibahas hal-hal sebagai berikut:
a. Dokumen Kontrak dan kelengkapan;
b. Kelengkapan Rencana Keselamatan Konstruksi;
c. Rencana penandatanganan Kontrak;
d. Rencana pemberdayaan tenaga kerja praktik/magang
(bila ada);
e. Jaminan Uang Muka (ketentuan, bentuk, isi, waktu
penyerahan);
f. Jaminan Pelaksanaan (ketentuan, bentuk, isi, waktu
penyerahan);
g. Asuransi;
h. Hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada saat
evaluasi penawaran; dan/atau
i. Hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada
saat rapat persiapan penunjukan penyedia.
41.23 Dalam Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak,
Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia mengisi
substansi rancangan kontrak dengan informasi yang
diperoleh dari dokumen penawaran penyedia dan
perubahannya yang dinyatakan dalam berita acara hasil
pemilihan dengan tidak mengubah substansi yang
ditetapkan dalam dokumen pemilihan.
41.24 Dalam Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak, PPK
meminta Penyedia untuk menandatangani Pakta
Komitmen Keselamatan Konstruksi (apabila Pakta
Komitmen Keselamatan Konstruksi belum ditandatangani
pimpinan tertinggi perusahaan Penyedia).
41.25 Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak dinyatakan
gagal oleh PPK, dalam hal :
44
a. Penyedia tidak menyepakati dengan alasan yang
objektif dan dapat diterima oleh PPK, maka Penyedia
tidak dikenakan sanksi apapun; dan
b. Penyedia tidak menyepakati dengan alasan yang tidak
objektif dan tidak dapat diterima oleh PPK, maka
diberikan sanksi daftar hitam dan pencairan jaminan
penawaran.
41.26 Dalam hal Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak
dinyatakan gagal sebagaimana dimaksud pada 41.25,
maka SPPBJ dan penandatanganan kontrak dibatalkan,
selanjutnya PPK melaksanakan rapat persiapan
penunjukan penyedia bersama pemenang cadangan 1
(apabila ada);
41.27 Dalam hal Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak
dinyatakan gagal sebagaimana dimaksud pada 41.26,
maka SPPBJ dan penandatanganan kontrak dibatalkan,
selanjutnya PPK melaksanakan rapat persiapan
penunjukan penyedia bersama pemenang cadangan 2
(apabila ada);
41.28 Pejabat Pembuat Komitmen menginputkan data kontrak
dan mengunggah hasil pemindaian dokumen kontrak
yang telah ditandatangani pada aplikasi SPSE.
42. Kerahasiaan 42.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia dan
Proses dilaksanakan oleh Pokja Pemilihan secara independen.
42.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian, evaluasi,
klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon pemenang tidak
boleh diberitahukan kepada peserta, atau orang lain yang
tidak berkepentingan sampai keputusan pemenang
diumumkan.
42.3 Setiap usaha peserta tender mencampuri proses evaluasi
Dokumen Penawaran atau keputusan pemenang akan
mengakibatkan ditolaknya penawaran yang
bersangkutan.
42.4 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita
Acara Hasil Pemilihan (BAHP) oleh Pokja Pemilihan
bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman
pemenang.
I. JAMINAN PELAKSANAAN
43. Jaminan 43.1. Jaminan Pelaksanaan diberikan Penyedia sebelum
Pelaksanaan penandatanganan Kontrak.
43.2. Jaminan Pelaksanaan dikembalikan kepada Penyedia
setelah:
a. penyerahan seluruh pekerjaan;
b. penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima
persen) dari harga Kontrak; atau
c. pembayaran termin terakhir/bulan terakhir/sekaligus
telah dikurangi uang retensi sebesar 5% (lima persen)
dari harga Kontrak (apabila diperlukan).
43.3. Jaminan Pelaksanaan diserahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen, memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Paket pekerjaan dengan nilai HPS sampai dengan
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dapat
diterbitkan oleh:
1) Bank Umum;
2) Perusahaan Penjaminan;
3) Perusahaan Asuransi;
4) Lembaga khusus yang menjalankan usaha di bidang
pembiayaan, penjaminan, dan asuransi untuk
mendorong ekspor Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan di
bidang Lembaga pembiayaan ekspor Indonesia; atau
5) Konsorsium perusahaan asuransi umum / Lembaga
penjaminan / perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship)
45
huruf a.2 sampai dengan a.5 telah ditetapkan/
mendapatkan rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
b. Paket pekerjaan dengan nilai HPS di atas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
diterbitkan oleh:
1) Bank Umum; atau
2) Konsorsium perusahaan asuransi umum/Lembaga
penjaminan / perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship).
huruf b.2 telah ditetapkan/ mendapatkan
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
c. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah terima
pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak (PHO);
d. Nama Penyedia sama dengan nama yang tercantum
dalam surat Jaminan Pelaksanaan;
e. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari
yang disyaratkan;
f. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan dalam
angka dan huruf;
g. Nama Pejabat Pembuat Komitmen yang menerima
Jaminan Pelaksanaan sama dengan nama Pejabat
Pembuat Komitmen yang menandatangan kontrak;
h. Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket
pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
i. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa
syarat (unconditional) sebesar nilai jaminan dalam
jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja setelah surat pernyataan wanprestasi dari Pejabat
Pembuat Komitmen diterima oleh penerbit Jaminan;
j. Jaminan Pelaksanaan atas nama KSO ditulis atas nama
KSO atau masing-masing anggota KSO (apabila
masing-masing mengajukan Jaminan Pelaksanaan
secara terpisah); dan
k. Memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak
penjamin.
43.4. Pejabat Pembuat Komitmen mengkonfirmasi dan
mengklarifikasi secara tertulis substansi dan
keabsahan/keaslian Jaminan Pelaksanaan kepada penerbit
jaminan apabila ada hal yang meragukan.
J. PENANDATANGANAN KONTRAK
46
44.3. Penandatanganan kontrak dilakukan setelah diterbitkan
SPPBJ, dan setelah penyedia menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, dengan ketentuan :
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran
terkoreksi antara 80% (delapan puluh persen) sampai
dengan 100% (seratus persen) nilai total HPS adalah
sebesar 5% (lima persen) dari nilai Kontrak; atau
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh
persen) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima persen) dari
nilai total HPS.
44.4. Pejabat Pembuat Komitmen dan penyedia tidak
diperkenankan mengubah substansi Dokumen Pemilihan
sampai dengan penandatanganan Kontrak, kecuali
mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.
44.5. Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia yang memenuhi
ketentuan Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak
mengisi substansi rancangan kontrak dengan informasi yang
diperoleh dari dokumen penawaran penyedia dan
perubahannya yang dinyatakan berita acara hasil pemilihan
dengan tidak mengubah substansi yang ditetapkan dalam
dokumen pemilihan.
44.6. Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia yang memenuhi
ketentuan Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak wajib
memeriksa konsep Kontrak meliputi substansi, bahasa,
redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan paraf
pada setiap lembar Dokumen Kontrak.
44.7. Menetapkan urutan hierarki kontrak sebagai berikut :
a. adendum Kontrak (apabila ada);
b. Surat Perjanjian;
c. Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga (Daftar
Kuantitas/Keluaran dan Harga hasil negosiasi apabila ada
negosiasi);
d. Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga (Daftar
Kuantitas/Keluaran dan Harga Terkoreksi apabila ada
koreksi aritmatik);
e. Surat Penawaran
f. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
g. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
h. spesifikasi teknis; dan
i. gambar-gambar.
dengan maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan antara
bagian satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan
hierarki hokum.
44.8. Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:
a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri atas:
1) kontrak asli pertama untuk Pejabat Pembuat Komitmen
dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh
penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi materai
pada bagian yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
b. rangkap kontrak lainnya (apabila diperlukan) tanpa
dibubuhi meterai.
44.9. Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama
penyedia adalah direktur utama/pimpinan perusahaan atau
yang namanya tercantum dalam Akta Pendirian/Anggaran
Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
44.10. Pejabat Pembuat Komitmen menginputkan data kontrak dan
mengunggah hasil pemindaian dokumen kontrak yang telah
ditandatangani pada aplikasi SPSE.
47
BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
C. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan : 150 (seratus lima puluh)
Pelaksanaan hari kalender sejak SPMK
Pekerjaan
D. Sumber Dana 1. Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan : SBSN Tahun
Anggaran 2021 melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Nomor : SP DIPA-025.03.2.417415/2021 Tanggal 23
November 2020.
2. Pagu Anggaran: Rp.1.125.000.000,00 (Satu miliar seratus dua
puluh lima juta rupiah)
3. Harga Perkiraan Sendiri : Rp.1.124.600.000,00 (Satu miliar
seratus dua puluh empat juta enam ratus ribu rupiah)
48
2. Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk
pelaksanaan pekerjaan, yaitu :
No Jenis Kapasitas Jumlah
1. Beton Molen 0,25 m3 Minimal 1 unit
2. Pompa Air 4” Minimal 1 unit
3. Alat Pemotong besi 16 mm Minimal 1 unit
4. Mesin Gerinda 220 V, Ø 4” Minimal 1 unit
5. Alat Potong Keramik 60 cm Minimal 1 unit
6. Concrete vibrator 4 m x 38 mm Minimal 1 unit
7. Concrete Pump Truck 40 m3/jam Minimal 1 unit
8. kendaraan angkut (dump truck) 3 ton / 5 m3 Minimal 1 unit
Keterangan :
- Kepemilikan peralatan utama adalah milik sendiri, sewa beli,
dan/atau milik pihak lain dengan perjanjian sewa bersyarat
(melampirkan data dukung bukti kepemilikan)
- Untuk peralatan sewa, selain menyampaikan surat perjanjian sewa
harus disertai dengan bukti kepemilikan/penguasaan terhadap
peralatan dari pemberi sewa
Keterangan :
- Sertifikat Kompetensi Kerja dibuktikan saat rapat persiapan
penunjukan penyedia;
4. Bagian pekerjaan yang di subkontrakkan : Tidak ada
49
8 Pekerjaan penutup atap - Terjatuh
- Kejatuhan benda
9 Pekerjaan Langit-langit - Terjatuh
- Kejatuhan benda
- Tergores
10 Pekerjaan Sanitasi - Kejatuhan benda
- Tergores
11 Pekerjaan pintu dan - Kecelakaan akibat terkena alat kerja
jendela aluminium - Kecelakaan akibat tertusuk ujung
alumunium
12 Pekerjaan penutup lantai - Kecelakaan akibat terkena alat kerja
dan dinding - Tangan iritasi terkena adukan
- Tertusuk pecahan/ ujung keramik
13 Pekerjaan pengecatan - Kecelakaan akibat terkena alat kerja
- Kecelakaan akibat menghirup cat
- Tangan iritasi terkena cat
14 Pekerjaan elektrikal - Kecelakaan akibat terkena alat kerja
- Terkena aliran listrik (stroom)
15 Pekerjaan Lain-lain - Menginjak benda tajam
- Terkena gergaji
- Terkena palu
- Kejatuhan benda
- Terpeleset
16 Pekerjaan Pencegahan - Terpapar Covid-19 (batuk, panas,
Penyebaran Covid sesak nafan, pilek, dll)
Keterangan :
- Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) di isi dengan uraian
pekerjaan, manajemen resiko yang meliputi :
Penjelasan manajemen resiko meliputi mengidentifikasi .
penjelasan rencana Tindakan meliputi sasaran khusus dan
program khusus
- dukungan keselamatan konstruksi
- operasi keselamatan konstruksi
- evaluasi kinerja keselamatan konstruksi
- Pakta komitmen yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi
perusahaan penyedia jasa
G. Mata Uang Mata uang yang digunakan : Rupiah
50
L. Sanggah Banding 1. Sanggah Banding disampaikan di luar aplikasi SPSE
(offline) ditujukan kepada :
KPA : Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap
51
BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
Persyaratan Persyaratan Kualifikasi :
Kualifikasi
1. Peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) maka
Jumlah anggota KSO dapat dilakukan dengan batasan paling
banyak 3 (tiga) perusahaan dalam 1 (satu) kerjasama operasi;
52
BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
CONTOH
SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA OPERASI (KSO)
Sehubungan dengan tender pekerjaan maka kami:
[nama perusahaan peserta 1]
[nama perusahaan peserta 2]
[nama perusahaan peserta 3]
[dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti tender dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama dalam
bentuk Kerja Sama Operasi (KSO).
Kami menyetujui dan memutuskan bahwa:
1. Secara bersama-sama:
a. Membentuk KSO dengan nama KSO adalah
b. Menunjuk [nama perusahaan dari anggota KSO
ini] sebagai perusahaan utama (leadfirm KSO) untuk KSO dan mewakili serta
bertindak untuk dan atas nama KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik
secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan
dokumen kontrak.
2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam KSO adalah:
[nama perusahaan peserta 1]sebesar %( persen)
[nama perusahaan peserta 2]sebesar %( persen)
[nama perusahaan peserta 3]sebesar %( persen)
[dst.]
3. Masing-masing peserta anggota KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing tersebut
pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari KSO.
4. Pembagian sharing dalam KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penawaran
maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu
dari Pejabat Pembuat Komitmen dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-
masing anggota KSO.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan diatas, masing-masing anggota KSO akan
melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian ini,
termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda terima, daftar
peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain- lain.
6. Dalam pelaksanaan Tender sebagaimana disebutkan dalam perjanjian ini, kami
menyatakan dan menyetujui pakta integritas:
a. Tidak akan melakukan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
b. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk
memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c. Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam huruf a, dan b maka bersedia
dikenakan sanksi administratif, dikenakan sanksi Daftar Hitam, digugat secara perdata
dan/atau dilaporkan secara pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7. Wewenang menandatangani untuk dan atas nama KSO diberikan kepada
_______[nama individu dari perusahaan leadfirm KSO] dalam kedudukannya
sebagai direktur utama/direktur pelaksana_________ [nama perusahaan dari
leadfirm KSO] berdasarkan perjanjian ini.
8. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
9. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila tender tidak
dimenangkan oleh perusahaan KSO.
10. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ( ) yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
DENGAN KESEPAKATAN INI, semua anggota KSO membubuhkan tanda tangan di
pada hari tanggal bulan , tahun
( ) ( ) ( ) [dst.]
Catatan:
Apabila ditetapkan sebagai pemenang tender maka Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi ini harus dinotariatkan
53
B. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK – (apabila disyaratkan)
CONTOH
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No.
sejumlah uang Rp
(terbilang ) sebagai Jaminan Penawaran dalam
mengajukan penawaran untuk tender (semua kata pelelangan direplace dengan tender)
pekerjaan dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama : [peserta tender]
Alamat :
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
1. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
2. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya tender;
3. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80%
HPS;
4. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
5. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
54
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada
pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
[Bank]
Materai Rp6000,00
55
C. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN –
(apabila disyaratkan)
CONTOH
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya tender;
b. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
c. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
d. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
e. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ( ) hari kalender dan efektif mulai
tanggal [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]
4. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan penagihan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi
akibat TERJAMIN cidera janji/wanprestasi.
5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
Dikeluarkan di
pada tanggal
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
( ) ( )
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ...........[penerbit
jaminan]
56
D. BENTUK JAMINAN SANGGAHAN BANDING DARI BANK
CONTOH
sejumlah uang Rp
(terbilang ) sebagai Jaminan Sanggahan Banding dalam
mengajukan sanggahan banding untuk tender pekerjaan
dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama : [peserta tender]
Alamat :
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata Sanggahan Banding yang diajukan tidak benar.
[Bank]
Materai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk [Nama dan Jabatan]
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]
57
E. BENTUK JAMINAN SANGGAHAN BANDING DARI ASURANSI/PERUSAHAAN
PENJAMINAN
CONTOH
[Kop Bank Penerbit Jaminan]
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
_ _
[Nama &Jabatan] [Nama &Jabatan]
58
F. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS
60
G. DATA PERALATAN
CONTOH
Merk
Kepemilikan
No Jenis dan Lokasi Kapasitas Jumlah
/status
Tipe
1
2
dst
61
H. DATA PERSONEL MANAJERIAL
CONTOH
Pengalaman
Tingkat Jabatan dalam pekerjaan
Kerja
No Nama Pendidikan/ yang akan dilaksanakan
Profesional
Ijazah
(Tahun)
1 1. SD, tahun...... Pelaksana
2. SMP, tahun.....
3. SMA, tahun.....
4. dst......
dst
Keterangan:
*) Riwayat pendidikan bukan hal yang menggugurkan.
**) Pengalaman kerja yang dihitung adalah pengalaman sesuai dengan keterampilan/keahlian yang
disyaratkan, bukan berdasarkan jabatan yang disyaratkan.
***) Pengalaman kerja yang dinilai adalah pengalaman kerja setelah personel lulus pendidikan minimal
sesuai persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Kompetensi Kerja yang disyaratkan
62
CONTOH
5. Riwayat Pendidikan (Lembaga pendidikan, tempat dan tahun tamat belajar) : __________
6. Pengalaman Kerja
1) Tahun ____
a. Nama Kegiatan : __________
b. Lokasi Kegiatan : __________
c. Pengguna Jasa : __________
d. Nama Perusahaan : __________
e. Uraian Tugas : __________
f. Waktu Pelaksanaan : __________
g. Posisi Penugasan : __________
2) Dst..
Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung jawab.
Jika terdapat pengungkapan keterangan yang tidak benar secara sengaja atau sepatutnya
diduga maka saya siap untuk digugurkan sebagai personel manajerial atau dikeluarkan jika
sudah diperkerjakan.
____________,_____20__
(__________)
[nama jelas]
Mengetahui:
__________[nama Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi]
(__________)
[nama jelas wakil sah]
63
I. BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN (APABILA DISYARATKAN)
CONTOH
1. Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan (Disyaratkan untuk paket pekerjaan dengan pagu
anggaran di atas Rp25.000.000.000,00 sampai dengan Rp50.000.000.000,00)
No. Jenis Pekerjaan yang Nama dan alamat sub penyedia Pelaku
disubkontrakkan Usaha Papua Provinsi Setempat
1. ...... ......
2. ...... ......
Dst. Dst. Dst.
64
J. BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
CONTOH
BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
65
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
A.1 Komitmen Keselamatan Konstruksi
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan
format di bawah ini:
[Nama Penyedia ]
[tanda tangan],
[nama lengkap ]
66
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan KSO]
67
B. Perencanaan keselamatan konstruksi
Keterangan:
1. PPK mengisi kolom 1, 2 dan 3.
2. PPK mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” berdasarkan tahapan pekerjaan.
3. Kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” yang diisi oleh PPK berdasarkan tahapan pekerjaan, dimana
penyedia jasa dapat menambahkan uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya dari yang sudah dicantumkan oleh
PPK berdasarkan analisis Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi.
4. Kolom 12, 13, 14, 15, dan 16, diisi berdasarkan kondisi pengendalian di lapangan atas dasar penilaian Ahli K3
Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, apabila dinilai tidak ada yang diisikan, maka dapat ditulis
"tidak ada" atau "n/a".
SASARAN PROGRAM
Pengendalian
Risiko (Sesuai
NO Kolom Tabel 6 TOLOK URAIAN SUMBER JANGKA BENTUK INDIKATOR PENANGGUNG
URAIAN
UKUR KEGIATAN DAYA PELAKSANAAN MONITORING PENCAPAIAN JAWAB
IBPRP)
68
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
69
K. BENTUK SURAT PERJANJIAN SEWA PERALATAN
CONTOH
ANTARA
PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia peralatan]
DAN
PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/ penerima peralatan]
Pada hari ini …… tanggal ... bulan….. tahun ….., yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia
peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/ penerima
peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Untuk selanjutnya disebut sebagai PERALATAN. Perjanjian Sewa antara PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA ini dilangsungkan dan diterima berdasarkan kesepakatan yang
termuat secara tertulis dalam pasal- pasal berikut:
Pasal 1
PENERIMAAN PERALATAN
PIHAK KEDUA akan menerima hak guna dari apa yang disewanya dari PIHAK PERTAMA
dalam kondisi baik.
Pasal 2
NEGOSIASI HARGA SEWA PERALATAN
Harga Sewa Peralatan tersebut di atas akan diperoleh dari hasil negosiasi antara kedua
belah pihak yang akan disepakati bersama setelah PIHAK KEDUA dinyatakan sebagai
Pemenang dalam Paket Pekerjaan ……………[diisi nama paket]
70
Pasal 3
JANGKA WAKTU SEWA PERALATAN
Jangka waktu sewa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA adalah selama
berjalannya Paket Pekerjaan ……[diisi nama paket] terhitung setelah PIHAK KEDUA
dinyatakan sebagai pemenang dan telah keluar Surat Perintah Kerja dari Pemberi Tugas.
Pasal 4
TANDA TERIMA PEMBAYARAN
1) Setiap kali PIHAK KEDUA melakukan pembayaran biaya sewa, akan diberikan
kepadanya kwitansi tanda terima dari PIHAK PERTAMA.
2) Kwitansi tanda terima sebagai bukti pembayaran yang sah adalah kwitansi yang
dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA
Pasal 5
PEMBATALAN
1) Dengan tidak dilakukannya pembayaran biaya sewa oleh PIHAK KEDUA berturut-
turut sesuai dengan pasal dalam surat perjanjian ini maka tanpa memerlukan teguran
terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA, telah cukup bukti bahwa PIHAK KEDUA dalam
keadaan lalai atau wanprestasi.
2) Keadaan lalai atau wanprestasi tersebut mengakibatkan perjanjian sewa ini batal
dengan sendirinya tanpa diperlukan putusan dari pengadilan negeri yang berarti kedua
belah pihak telah menyetujui untuk melepaskan segala ketentuan yang telah termuat
dalam pasal 1266 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata.
3) Selanjutnya PIHAK KEDUA memberi kuasa penuh kepada PIHAK PERTAMA yang atas
kuasanya dengan hak substitusi untuk mengambil PERALATAN milik PIHAK PERTAMA,
baik yang berada di tempat PIHAK KEDUA atau tempat pihak lain yang mendapati hak
daripadanya.
4) Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi apabila PIHAK
KEDUA tidak memenangkan tender Paket Pekerjaan ……………[diisi nama paket].
Pasal 6
TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA
1) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan alat yang disewa dalam keadaan siap operasi
dan akan memobilisasi ke Lokasi Pekerjaan sesuai petunjuk dari PIHAK KEDUA.
2) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan operator yang berpengalaman, helper dan
mekanik sesuai dengan kebutuhan.
3) PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK KEDUA tidak dibenarkan
memindahkan atau mengoperasikan PERALATAN tersebut di tempat lain, selain dari
yang tertulis dalam surat perjanjian ini kecuali dalam keadaan kahar seperti:
kebakaran, gempa bumi, dan lainnya.
Pasal 7
TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA
1) PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan alat yang disewanya.
2) PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memindahkan atau mengalihkan tanggung jawab
terhadap PERALATAN kepada pihak lain dalam bentuk dan cara apapun, baik sebagian
maupun seluruhnya.
Pasal 8
LAIN-LAIN
Hal- hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat oleh kedua belah pihak.
Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materi secukupnya yang
berkekuatan hukum yang sama dan mulai berlaku sejak ditandatangani oleh kedua pihak
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
PT. ……… [diisi nama perusahaan PT. ……… [diisi nama perusahaan
Lessor/ penyedia peralatan] Lessee/ penerima peralatan]
71
L. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM
NEGERI (TKDN) [apabila diberikan preferensi harga]
Kolom (2)
Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya material langsung (bahan baku), peralatan
(barang jadi), tenaga kerja dan konsultan, alat kerja/fasilitas kerja, dan jasa umum yang
berasal dari dalam negeri.
72
Kolom (3)
Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku), Peralatan
(Barang Jadi), tenaga kerja dan konsultan, Alat/Fasilitas Kerja, dan jasa umum yang berasal dari
luar negeri.
Kolom (4)
Total biaya KDN dan KLN
Kolom (5)
Total Biaya KDN (9A)
% TKDN Gabungan = X 100%
Barang & Jasa (9D)
Total Biaya Gabungan Barang & Jasa (9C)
73
M. BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR
NAMA NEGARA
NO SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH HARGA
BARANG/URAIAN ASAL
TOTAL HARGA
1
Diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor
74
N. ISIAN DATA KUALIFIKASI
Isian Data Kualifikasi bagi Peserta tunggal/atas nama sendiri atau Peserta sebagai Leadfirm KSO
berbentuk Isian Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE
Isian Data Kualifikasi bagi anggota KSO disampaikan dalam formulir isian kualifikasi untuk
anggota KSO
75
FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI UNTUK ANGGOTA KSO
76
A. Data Administrasi
D. Izin Usaha
77
F. Sertifikat Lainnya (apabila disyaratkan)
G. Data Keuangan
2. Pajak
Tingkat Pengalaman
Sertifikat No Bukti Setor
Pendidikan/ Kerja Kompetensi Pajak PPh Pasal
No Nama Jabatan
nomor dan profesional
Kerja 1721/1721-A1
tahun Ijazah (tahun)
1 2 4 5 6 7 8
78
Pemberi Tugas / Pejabat
Tanggal Selesai
Pembuat
Ringkasan Kontrak Pekerjaan/PHO
Nama Paket Komitmen/Pejabat Berdasarkan
No. Lingkup Lokasi Pembuat Komitmen
Pekerjaan
Pekerjaan
Alamat/ No / BA Serah
Nama Nilai Kontrak
Telepon Tanggal Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan (Wajib diisi untuk menghitung SKP
dan/atau SKN)
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen/Pejabat Kontrak Total Progres
Nama Klasifikasi/Sub Pembuat
No. Paket Klasifikasi Lokasi Komitmen
Pekerjaan Pekerjaan
Nama Alamat/ No / Nilai No / Total Nilai
Telepon Tanggal Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L. Kualifikasi Keuangan
Nomor : ____ __
Tanggal : ____ __
Nama Auditor : ____ __
Kekayaan Bersih : ____ __
Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya
sampaikan tidak benar dan/atau ada pemalsuan, maka badan usaha yang saya wakili
bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar
Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PT/CV/Firma
____ __ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
79
BAB VII. PETUNJUK PENGISIAN DATA KUALIFIKASI
I. Petunjuk Pengisian Untuk Peserta Tunggal/atas nama sendiri dan leadfirm KSO
mengikuti petunjuk dan penggunaan aplikasi SPSE (User Guide)
A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang
dapat dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax, dan email kantor cabang yang
dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
80
H. Data Pengalaman Perusahaan
Diisi dengan nama paket pekerjaan, subklasifikasi pekerjaan yang disyaratkan,
ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan
alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen/ Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan/PHO
berdasarkan kontrak, dan tanggal berita acara serah terima, untuk masing-masing
paket pekerjaan selama 15 (lima belas) tahun terakhir. Data ini digunakan untuk
menghitung Kemampuan Dasar (KD) (untuk segmentasi pemaketan usaha
Menengah atau usaha Besar).
81
BAB VIII. TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sesuai yang
tercantum dalam Lembar Data Kualifikasi.
B. Tata cara penilaian untuk setiap persyaratan kualifikasi :
1. Pokja pemilihan melihat kesesuaian antara persyaratan pada LDK dengan
Formulir Isian Kualifikasi yang telah diisi oleh peserta pada SPSE
2. Persyaratan Izin Usaha Jasa Konstruksi, Sertifikat Badan Usaha, Sertifikat lainnya
(apabila disyaratkan) dengan ketentuan :
a. Pokja memeriksa masa berlaku izin/sertifikat dengan ketentuan:
1) Izin/sertifikat yang habis masa berlakunya sebelum batas akhir
pemasukan Dokumen Penawaran tidak dapat diterima dan penyedia
dinyatakan gugur;
2) Dalam hal masa berlaku izin/sertifikat habis setelah batas akhir
pemasukan Dokumen Penawaran, maka Peserta harus menyampaikan
izin/sertifikat yang sudah diperpanjang kepada Pejabat Pembuat
Komitmen sebelum penandatanganan kontrak;
3) Dalam hal IUJK diterbitkan oleh lembaga online single submission
(OSS), ijin badan usaha harus sudah berlaku efektif pada saat rapat
persiapan penunjukkan penyedia;
4) Khusus untuk SBU, tidak perlu mengevaluasi registrasi tahunan,
melainkan cukup memperhatikan masa berlaku SBU.
b. Pokja Pemilihan dapat memeriksa kesesuaian izin/sertifikat dengan
menghubungi penerbit dokumen, dan/atau mengecek melalui layanan
daring (online) milik penerbit dokumen yang tersedia.
3. Persyaratan Kemampuan Dasar (KD) (apabila disyaratkan), dengan ketentuan:
a. Perhitungan Kemampuan Dasar (KD)
KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada pekerjaan sesuai yang
disyaratkan dalam 15 (lima belas) tahun terakhir.
b. Pengalaman yang dapat dinilai adalah pengalaman pekerjaan yang
diserahterimakan dalam 15 (lima belas) tahun terakhir, dihitung
berdasarkan tahun anggaran diumumkannya tender pekerjaan konstruksi
(contoh: tender diumumkan 31 Juli tahun 2021, maka pengalaman yang
dapat dinilai adalah pengalaman yang diserahterimakan mulai 01 Januari
tahun 2006).
c. dalam hal KSO, yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang
mewakili/leadfirm KSO;
d. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
e. pengalaman perusahaan dinilai dari pengalaman tertinggi pada pekerjaan
sesuai yang disyaratkan dalam 15 (lima belas) tahun terakhir, nilai kontrak
dan status peserta pada saat menyelesaikan kontrak pekerjaan tersebut:
1) sebagai anggota KSO/leadfirm KSO mendapat bobot nilai sesuai dengan
porsi/sharing kemitraan;
2) sebagai sub penyedia jasa mendapat nilai sebesar nilai pekerjaan yang
disubkontrakkan kepada penyedia jasa tersebut.
f. dalam hal Nilai pengalaman pekerjaan tidak mencukupi, Pokja Pemilihan
melakukan konversi menjadi nilai pekerjaan sekarang (present value)
menggunakan perhitungan sebagai berikut:
83
11. Persyaratan Sisa Kemampuan Nyata (SKN) (apabila disyaratkan), dengan
ketentuan:
a. Peserta wajib menyampaikan laporan keuangan saat pemasukan dokumen
kualifikasi. Dalam hal ber-KSO, laporan keuangan disampaikan oleh seluruh
anggota KSO, dengan ketentuan :
1. untuk Usaha Menengah, laporan keuangan yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik; atau
2. untuk Usaha Besar, laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik yang di registrasi sesuai ketentuan peraturan perundangan
b. Rumusan Sisa Kemampuan Nyata (SKN)
SKN = KN - Σnilai kontrak paket pekerjaan yang sedang dikerjakan
KN = fp x MK
MK = fl x KB
KN = Kemampuan Nyata
fp = Faktor perputaran modal (untuk usaha menengah dan besar,
fp = 7)
MK = Modal kerja
fl = Faktor likuiditas (untuk usaha menengah dan besar, fl = 0,6)
KB = Kekayaan Bersih/total ekuitas yang dilihat dari neraca
keuangan tahun terakhir
c. Σnilai kontrak paket pekerjaan adalah jumlah nilai kontrak dikurangi
prestasi pekerjaan yang sudah terbayar, diambil dari isian Data Pekerjaan
yang Sedang Dilaksanakan dalam Formulir Isian Kualifikasi .
d. SKN harus sama atau lebih besar dari 10% (sepuluh persen) nilai total HPS.
e. Apabila ditemukan bukti peserta tidak mengisi daftar pekerjaan yang sedang
dikerjakan walaupun sebenarnya ada pekerjaan yang sedang dikerjakan,
maka apabila pekerjaan tersebut menyebabkan SKN peserta tidak memenuhi,
maka dinyatakan gugur, dikenakan sanksi daftar hitam, dan pencairan
jaminan penawaran (apabila ada).
C. Pokja Pemilihan memeriksa membandingkan/mengevaluasi/ membuktikan antara
persyaratan pada Dokumen Kualifikasi dengan data isian peserta dalam hal:
1. kelengkapan Dokumen Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
D. dalam hal peserta melakukan KSO :
1) Data kualifikasi untuk peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi
disampaikan oleh pejabat yang menurut perjanjian Kerja Sama Operasi berhak
mewakili KSO (leadfirm);
2) peserta wajib menyampaikan perjanjian Kerja Sama Operasi sesuai ketentuan;
3) Formulir Isian Kualifikasi untuk KSO yang tidak dibubuhi materai tidak
digugurkan, peserta diminta untuk melakukan pemeteraian kemudian sesuai
UU Bea Meterai.
E. Peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi dan persyaratan penawaran
dilanjutkan dengan pembuktian kualifikasi.
F. Pada tahap Pembuktian Kualifikasi:
1. Pokja memeriksa legalitas wakil peserta yang hadir pada saat pembuktian
kualifikasi dengan cara:
a. Meminta identitas diri (KTP/SIM/Passport);
b. Membandingkan identitas wakil peserta dengan Akta Pendirian/Perubahan
Terakhir untuk memastikan bahwa wakil peserta adalah Direksi yang
namanya tertuang dalam Akta;
c. Apabila Akta Pendirian/Perubahan Perusahaan tidak memuat nama direksi
(Misalnya perusahaan TBK atau BUMN/BUMD), maka pokja meminta
surat pengangkatan sebagai direksi sesuai ketentuan yang tercantum dalam
Akta Pendirian/Perubahan (Misalnya diangkat oleh RUPS, maka meminta
surat keputusan RUPS);
d. Apabila yang hadir bukan Direksi, maka Pokja meminta Bukti
lapor/potong Pajak SPT PPh Pasal 21 Form 1721 atau 1721-A1 yang
memuat identitas wakil peserta sebagai karyawan tetap pada perusahaan
yang diwakili serta meminta Surat Kuasa yang ditandatangani oleh Direksi
yang Namanya ada di dalam akta atau pihak lain yang berdasarkan Akta
Pendirian/Perubahan berhak untuk mewakili perusahaan.
84
2. Pokja membandingkan kesesuaian antara Ijin Usaha Jasa Konstruksi, Sertifikat
Badan Usaha, Sertifikat Lain (Apabila dipersyaratkan), NPWP, Bukti Pajak
Tahun Terakhir, Bukti Setor pajak, dan Akta Pendirian/Perubahan Terakhir,
serta laporan keuangan, dengan yang disampaikan dalam data kualifikasi,
dengan ketentuan:
a. Apabila ditemukan ketidaksesuaian data, maka dinyatakan gugur;
b. Apabila ditemukan pemalsuan berdasarkan hasil klarifikasi kepada
penerbit dokumen, maka peserta selain dinyatakan gugur juga dikenakan
sanksi daftar hitam;
85
BAB IX. RANCANGAN KONTRAK
I. SURAT PERJANJIAN
CONTOH 1 - PENYEDIA TUNGGAL
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja Konstruksi
Gabungan Lumsum dan Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan
ditandatangani di ........... pada hari .......... tanggal ….... bulan ................. tahun
.............. [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan
Pemenang Nomor.…… tanggal ……., Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
Nomor ……. tanggal ……., [jika kontrak tahun jamak ditambahkan surat persetujuan
pejabat yang berwenang, misal: “dan Surat Menteri Keuangan (untuk sumber dana APBN)
Nomor ..... tanggal..... perihal .....”], antara:
yang bertindak untuk dan atas nama*) Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ……. c.q. Satuan Kerja …….
berdasarkan Surat Keputusan ……. Nomor ……. tanggal ……. Tentang ……. [SK
pengangkatan PA/KPA/PPK] selanjutnya disebut “Pengguna Jasa”, dengan:
yang bertindak untuk dan atas nama ………….. [nama badan usaha] selanjutnya disebut
“Penyedia”.
(a) telah dilakukan proses pemilihan Penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen
Pemilihan;
99
(b) Pengguna Jasa telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam Kontrak ini
melalui Surat Penunjukan Penyediaan Barang/Jasa (SPPBJ) untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi ............ [diisi nama paket pekerjaan]
sebagaimana diterangkan dalam dokumen Kontrak ini selanjutnya disebut
“Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada Pengguna Jasa, memiliki keahlian
profesional, tenaga kerja konstruksi, dan sumber daya teknis, serta telah
menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) Pengguna Jasa dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) Pengguna Jasa dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan
dengan penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, Pengguna Jasa dan Penyedia dengan ini bersepakat dan
menyetujui untuk membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi
............. [diisi nama paket pekerjaan] dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut.
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN
(1) Harga Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam
Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga adalah sebesar Rp. ……….. (………..
ditulis dalam huruf ……..) dengan kode akun kegiatan ……….;
(2) Kontrak ini dibiayai dari ……….. [diisi sumber pembiayaannya];
(3) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor : .............
atas nama Penyedia : ............... .
[Catatan : untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
100
personel manajerial, dan peralatan utama), lampiran B (Rencana Keselamatan
Konstruksi), spesifikasi teknis, gambar-gambar, dan dokumen lainnya seperti:
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa, Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan,
jaminan-jaminan, Berita Acara Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak,
Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak.
(2) Jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam
dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagai berikut:
a. adendum kontrak (apabila ada);
b. Surat Perjanjian;
c. Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga (Daftar Kuantitas/Keluaran dan
Harga hasil negosiasi apabila ada negosiasi)
d. Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga (Daftar Kuantitas/Keluaran dan
Harga Terkoreksi apabila ada koreksi aritmatik)
e. Surat Penawaran;
f. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
g. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
h. spesifikasi teknis; dan
i. gambar-gambar.
Pasal 5
MASA KONTRAK
(1) Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan Kontrak sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan;
(2) Masa Pelaksanaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak, dihitung
sejak Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK sampai dengan Tanggal
Penyerahan Pertama Pekerjaan selama ………. (… dalam huruf …) hari
kalender;
(3) Masa Pemeliharaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dihitung
sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan Tanggal
Penyerahan Akhir Pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender.
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli [tanda tangan dan cap (jika salinan asli
ini untuk PPK maka rekatkan meterai ini untuk Penyedia maka rekatkan
Rp 6.000,00)] meterai Rp 6.000,00 )]
101
CONTOH 2 - PENYEDIA KSO
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja Konstruksi
Gabungan Lumsum dan Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan
ditandatangani di ........... pada hari .......... tanggal ….... bulan ................. tahun
.............. [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan
Pemenang Nomor.…… tanggal ……., Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
Nomor ……. tanggal ……., [jika kontrak tahun jamak ditambahkan surat persetujuan
pejabat yang berwenang, misal: “dan Surat Menteri Keuangan (untuk sumber dana APBN)
Nomor ..... tanggal ..... perihal .....”], antara:
yang bertindak untuk dan atas nama*) Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ……. c.q. Satuan Kerja …….
berdasarkan Surat Keputusan ……. Nomor ……. tanggal ……. tentang
……. [SK pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “Pengguna Jasa”, dengan :
yang bertindak untuk dan atas nama ..................... [nama badan usaha KSO] sebagai badan
usaha Kerja Sama Operasi (KSO) yang beranggotakan sebagai berikut:
(a) telah dilakukan proses pemilihan Penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen
Pemilihan;
102
(b) Pengguna Jasa telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam Kontrak ini
melalui Surat Penunjukan Penyediaan Barang/ Jasa (SPPBJ) untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi ............ [diisi nama paket pekerjaan]
sebagaimana diterangkan dalam dokumen Kontrak ini selanjutnya disebut
“Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada Pengguna Jasa, memiliki keahlian
profesional, tenaga kerja konstruksi, dan sumber daya teknis, serta telah
menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) Pengguna Jasa dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) Pengguna Jasa dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan
dengan Penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, Pengguna Jasa dan Penyedia dengan ini bersepakat dan
menyetujui untuk membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi
............. [diisi nama paket pekerjaan] dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut.
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri dari:
1. ................
2. ................
3. dst.
[Catatan: ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan tersebut
sesuai dengan dokumen identifikasi kebutuhan dalam Renstra]
Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN
(1) Harga Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum dalam
Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga adalah sebesar Rp. ……….. (………..
ditulis dalam huruf ……..) dengan kode akun kegiatan ……….;
(2) Kontrak ini dibiayai dari ……….. [diisi sumber pembiayaannya];
(3) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor : .............
atas nama Penyedia : ............... .
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Kelengkapan dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian
yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini terdiri dari adendum Surat Perjanjian
(apabila ada), Surat Perjanjian, Surat Penawaran, Daftar Kuantitas/Keluaran
dan Harga, Syarat-Syarat Umum Kontrak, Syarat-Syarat Khusus Kontrak beserta
lampirannya berupa lampiran A (daftar harga satuan timpang, subpenyedia,
personel manajerial, dan peralatan utama), lampiran B (Rencana Keselamatan
Konstruksi), spesifikasi teknis, gambar-gambar, dan dokumen lainnya seperti:
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa, Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan,
jaminan-jaminan, Berita Acara Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak,
Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak.
103
(2) Jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam
dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagai berikut:
a. adendum kontrak (apabila ada);
b. Surat Perjanjian;
c. Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga (Daftar Kuantitas/Keluaran dan
Harga hasil negosiasi apabila ada negosiasi)
d. Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga (Daftar Kuantitas/Keluaran dan
Harga Terkoreksi apabila ada koreksi aritmatik)
e. Surat Penawaran;
f. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
g. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
h. spesifikasi teknis; dan
i. gambar-gambar.
Pasal 5
MASA KONTRAK
(1) Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan Kontrak sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan;
(2) Masa Pelaksanaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak, dihitung
sejak Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK sampai dengan Tanggal
Penyerahan Pertama Pekerjaan selama ………. (… dalam huruf …) hari
kalender;
(3) Masa Pemeliharaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dihitung
sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan Tanggal
Penyerahan Akhir Pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender.
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli [tanda tangan dan cap (jika salinan asli
ini untuk PPK maka rekatkan meterai ini untuk Penyedia maka rekatkan
Rp 6.000,00)] meterai Rp 6.000,00)]
104
II. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
KETENTUAN UMUM
1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak selanjutnya disebut SSUK harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang
dimaksudkan sebagai berikut.
1.1 Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang
selanjutnya disingkat APIP adalah aparat
yang melakukan pengawasan melalui audit,
reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi Pemerintah.
1.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan
adalah bagian pekerjaan utama atau bagian
pekerjaan bukan utama yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam Dokumen
Pemilihan yang pelaksanaannya diserahkan
kepada Penyedia lain (subpenyedia) dan
disetujui terlebih dahulu oleh Pengguna
Jasa.
1.3 Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga adalah
daftar kuantitas/keluaran yang telah diisi
harga satuan kuantitas/keluaran sesuai
ketentuan pemberlakuannya dan jumlah
biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran.
1.4 Direksi Lapangan adalah tenaga/tim
pendukung yang dibentuk/ditetapkan oleh
PPK, terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih,
untuk mengelola administrasi Kontrak dan
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
1.5 Harga Kontrak adalah total harga
pelaksanaan pekerjaan yang tercantum
dalam Kontrak.
1.6 Harga Perkiraan Sendiri yang selanjutnya
disingkat HPS adalah perkiraan harga
barang/jasa yang ditetapkan oleh PPK.
1.7 Harga Satuan Pekerjaan yang selanjutnya
disingkat HSP adalah harga satu jenis
pekerjaan tertentu per satu satuan tertentu.
1.8 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah
kerangka waktu yang sudah terinci
berdasarkan Masa Pelaksanaan, setelah
dilaksanakan pemeriksaan lapangan
bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.9 Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang
terjadi di luar kehendak para pihak dalam
Kontrak dan tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak
dapat dipenuhi.
1.10 Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan
keruntuhan bangunan dan/atau tidak
berfungsinya bangunan setelah penyerahan
akhir hasil Jasa Konstruksi.
1.11 Kerja Sama Operasi yang selanjutnya
disingkat KSO adalah kerja sama usaha antar
Penyedia yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas berdasarkan perjanjian
tertulis.
105
1.12 Kontrak Kerja Konstruksi selanjutnya disebut
Kontrak adalah keseluruhan dokumen yang
mengatur hubungan hukum antara PPK
dengan Penyedia dalam pelaksanaan jasa
konsultansi konstruksi atau pekerjaan
konstruksi.
1.13 Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga
Satuan adalah Kontrak yang merupakan
gabungan lumsum dan harga satuan dalam
1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan.
1.14 Kuasa Pengguna Anggaran pada
pelaksanaan APBN yang selanjutnya
disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab Penggunaan Anggaran pada
Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
1.15 Kuasa Pengguna Anggaran pada
pelaksanaan APBD yang selanjutnya disebut
KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian kewenangan PA
dalam melaksanakan sebagian tugas dan
fungsi perangkat daerah.
1.16 Masa Kontrak adalah jangka waktu
berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan Kontrak sampai
dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan.
1.17 Masa Pelaksanaan adalah jangka waktu
untuk melaksanakan seluruh pekerjaan
terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan Tanggal Penyerahan Pertama
Pekerjaan.
1.18 Masa Pemeliharaan adalah jangka waktu
untuk melaksanakan kewajiban
pemeliharaan oleh Penyedia, terhitung sejak
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan
sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan.
1.19 Mata Pembayaran Utama adalah mata
pembayaran yang pokok dan penting yang
nilai bobot kumulatifnya minimal 80%
(delapan puluh persen) dari seluruh nilai
pekerjaan, dihitung mulai dari mata
pembayaran yang nilai bobotnya terbesar.
1.20 Metode Pelaksanaan Pekerjaan adalah
metode yang menggambarkan penguasaan
penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari
awal sampai akhir meliputi tahapan/urutan
pekerjaan utama dan uraian/cara kerja dari
masing-masing jenis kegiatan pekerjaan
utama yang dapat dipertanggungjawabkan
secara teknis.
1.21 Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang
selanjutnya disingkat PPHP adalah tim yang
bertugas memeriksa administrasi hasil
pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa.
1.22 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disingkat PPK adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil
keputusan dan/atau melakukan tindakan
yang dapat mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja Negara.
106
1.23 Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau
sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan,
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran,
dan pembangunan kembali suatu bangunan.
1.24 Pekerjaan Utama adalah rangkaian kegiatan
dalam suatu penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi yang memiliki pengaruh terbesar
dalam mengakibatkan terjadinya keterlambatan
penyelesaian pekerjaan konstruksi dan secara
langsung menunjang terwujudnya dan
berfungsinya suatu konstruksi sesuai
peruntukannya sebagaimana tercantum dalam
Rancangan kontrak.
1.25 Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan
atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama- sama
melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan
usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
1.26 Pengawas Pekerjaan adalah tim
pendukung/badan usaha yang
ditunjuk/ditetapkan oleh Pengguna Jasa yang
bertugas untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
1.27 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat
PA adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian
Negara/Lembaga.
1.28 Pengguna Jasa adalah pemilik atau pemberi
pekerjaan yang menggunakan layanan Jasa
Konstruksi yang dapat berupa Pengguna
Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, atau
Pejabat Pembuat Komitmen.
1.29 Penyedia adalah Pelaku Usaha yang
menyediakan barang/jasa berdasarkan Kontrak.
1.30 Personel Manajerial adalah tenaga ahli atau
tenaga teknis yang ditempatkan sesuai
penugasan pada organisasi pelaksanaan
pekerjaan.
1.31 Sanksi Daftar Hitam adalah sanksi yang
diberikan kepada Peserta pemilihan/Penyedia
berupa larangan mengikuti Pengadaan
Barang/Jasa di seluruh Kementerian/Lembaga
dalam jangka waktu tertentu.
1.32 Subpenyedia adalah Penyedia yang mengadakan
perjanjian kerja tertulis dengan Penyedia
penanggung jawab Kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak).
1.33 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan
adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan oleh
Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/
Perusahaan Asuransi/lembaga keuangan khusus
yang menjalankan usaha di bidang pembiayaan,
penjaminan, dan asuransi untuk mendorong
ekspor Indonesia/Konsorsium Perusahaan
Asuransi Umum/Konsorsium Lembaga
Penjaminan / Konsorsium Perusahaan
Penjaminan sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan.
107
1.34 Surat Perintah Mulai Kerja yang selanjutnya
disingkat SPMK adalah surat yang
diterbitkan oleh PPK kepada Penyedia untuk
memulai melaksanakan pekerjaan.
1.35 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada SPMK yang diterbitkan oleh
PPK untuk memulai melaksanakan
pekerjaan.
1.36 Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan
adalah tanggal serah terima pertama
pekerjaan selesai (Provisional Hand
Over/PHO) dinyatakan dalam Berita Acara
Serah Terima Pertama Pekerjaan yang
diterbitkan oleh PPK.
1.37 Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan adalah
tanggal serah terima akhir pekerjaan selesai
(Final Hand Over/FHO) dinyatakan dalam
Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan
yang diterbitkan oleh PPK.
1.38 Tenaga Kerja Konstruksi adalah tenaga kerja
yang bekerja di sektor konstruksi yang
meliputi ahli, teknisi atau analis, dan
operator.
2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam
Dokumen Kontrak lain yang lebih tinggi
berdasarkan urutan hierarki dalam Surat Perjanjian.
3. Bahasa dan Hukum 3.1 Bahasa Kontrak harus dalam bahasa
Indonesia.
3.2 Dalam hal Kontrak dilakukan dengan pihak
asing harus dibuat dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris. Dalam hal terjadi
perselisihan dengan pihak asing digunakan
Kontrak dalam bahasa Indonesia.
3.3 Hukum yang digunakan adalah hukum yang
berlaku di Indonesia.
4. Korespondensi 4.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat,
e-mail dan/atau faksimili dengan alamat
tujuan para pihak yang tercantum dalam
SSKK.
4.2 Semua pemberitahuan, permohonan, atau
persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus
dibuat secara tertulis dalam Bahasa
Indonesia, dan dianggap telah diberitahukan
jika telah disampaikan secara langsung
kepada Wakil Sah Para Pihak dalam SSKK,
atau jika disampaikan melalui surat tercatat
dan/atau faksimili ditujukan ke alamat yang
tercantum dalam SSKK.
5. Wakil Sah Para Pihak 5.1 Setiap tindakan yang disyaratkan atau
diperbolehkan untuk dilakukan, dan setiap
dokumen yang disyaratkan atau
diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan
Kontrak ini oleh PPK atau Penyedia hanya
dapat dilakukan atau dibuat oleh Wakil Sah
Para Pihak atau pejabat yang disebutkan
dalam SSKK.
108
5.2 Kewenangan Wakil Sah Para Pihak diatur
dalam Surat Keputusan dari Para Pihak dan
harus disampaikan kepada masing-masing
pihak.
5.3 Direksi Lapangan yang ditunjuk menjadi
Wakil Sah PPK memiliki tugas :
a. melaksanakan pendelegasian sesuai
dengan pelimpahan dari PPK;
b. mengelola administrasi kontrak; dan
c. mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
6. Larangan Korupsi, 6.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa
Kolusi dan Nepotisme pemerintah, para pihak dilarang untuk :
(KKN), Penyalahgunaan a. menawarkan, menerima atau
Wewenang serta menjanjikan untuk memberi atau
Penipuan menerima hadiah atau imbalan berupa
apa saja atau melakukan tindakan
lainnya untuk mempengaruhi siapapun
yang diketahui atau patut dapat diduga
berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak
sehat; dan/atau
c. membuat dan/atau menyampaikan
secara tidak benar dokumen dan/atau
keterangan lain yang disyaratkan untuk
penyusunan dan pelaksanaan Kontrak
ini.
6.2 Penyedia menjamin bahwa yang
bersangkutan termasuk semua anggota KSO
(apabila berbentuk KSO) dan
subpenyedianya (jika ada) tidak pernah dan
tidak akan melakukan tindakan yang
dilarang pada pasal 6.1 di atas.
6.3 Penyedia yang menurut penilaian PPK
terbukti melakukan larangan-larangan di
atas dapat dikenakan sanksi-sanksi
administratif oleh PPK sebagai berikut:
a. pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan
dalam SSKK;
c. sisa uang muka harus dilunasi oleh
Penyedia atau Jaminan Uang Muka
dicairkan dan disetorkan sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK; dan
d. pengenaan Sanksi Daftar Hitam.
[catatan: pengenaan Sanksi Daftar
Hitam ditetapkan oleh PA/KPA atas
usulan PPK.
PA/KPA menyampaikan dokumen
penetapan Sanksi Daftar Hitam kepada:
1) Penyedia yang dikenakan Sanksi
Daftar Hitam; dan
2) unit kerja yang melaksanakan
fungsi layanan pengadaan secara
elektronik, untuk ditayangkan
dalam Daftar Hitam Nasional]
109
6.4 Pengenaan sanksi administratif di atas
dilaporkan oleh PPK kepada PA/KPA.
6.5 PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan
dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
110
14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya,
Pengawas Pekerjaan bertindak profesional.
Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas
Pekerjaan yang berasal dari Personel PPK
dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.
15. Tugas dan Wewenang 15.1 Semua gambar dan rencana kerja yang
Pengawas Pekerjaan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
sesuai Kontrak, untuk pekerjaan permanen
maupun pekerjaan sementara harus
mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan.
15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini
diperlukan terlebih dahulu ada pekerjaan
sementara yang tidak tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga di dalam Kontrak
maka Penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan
pekerjaan sementara tersebut untuk
mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan
(no objection) untuk dilaksanakan dari
Pengawas Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana
pekerjaan sementara ini tidak melepaskan
Penyedia dari tanggung jawabnya sesuai
Kontrak.
15.3 Pengawas Pekerjaan melaksanakan tugas
dan wewenang paling sedikit meliputi:
a. mengevaluasi dan menyetujui rencana
mutu pekerjaan konstruksi Penyedia Jasa
pelaksana konstruksi;
b. memberikan ijin dimulainya setiap
tahapan pekerjaan;
c. memeriksa dan menyetujui kemajuan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak;
d. memeriksa dan menilai mutu dan
keselamatan konstruksi terhadap hasil
akhir pekerjaan;
e. menghentikan setiap pekerjaan yang
tidak memenuhi persyaratan;
f. bertanggungjawab terhadap hasil
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi sesuai
tugas dan tanggungjawabnya;
g. memberikan laporan secara periodik
kepada PPK sesuai dengan ketentuan
dalam Kontrak.
15.4 Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan
semua perintah Pengawas Pekerjaan yang
sesuai dengan kewenangan Pengawas
Pekerjaan dalam Kontrak ini.
16. Penemuan-penemuan Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan
kepada pihak yang berwenang semua penemuan
benda/barang yang mempunyai nilai sejarah atau
penemuan kekayaan di lokasi pekerjaan yang
menurut peraturan perundang-undangan dikuasai
oleh negara.
17. Akses ke Lokasi Kerja 17.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin
akses PPK, Wakil Sah PPK, Pengawas
Pekerjaan dan/atau pihak yang mendapat
izin dari PPK ke lokasi kerja dan lokasi
lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau
akan dilaksanakan
111
17.2 Penyedia harus dianggap telah menerima
kelayakan dan ketersediaan jalur akses
menuju lapangan. Penyedia harus berupaya
menjaga setiap jalan atau jembatan dari
kerusakan akibat penggunaan/lalu lintas
Penyedia atau akibat personel Penyedia.
Kecuali ditentukan lain maka:
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan yang mungkin diperlukan
akibat penggunaan jalur akses;
b. Penyedia harus menyediakan rambu
atau petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin
disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk;
c. biaya karena ketidaklayakan atau tidak
tersedianya jalur akses untuk digunakan
oleh Penyedia, harus ditanggung
Penyedia; dan
d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim
yang mungkin timbul akibat
penggunaan jalur akses.
17.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul selain penggunaan jalur
akses tersebut.
PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK
18. Masa Pelaksanaan Kontrak ini berlaku efektif sejak penandatanganan
Kontrak Surat Perjanjian oleh Para Pihak sampai dengan
Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan dan hak dan
kewajiban Para Pihak yang terdapat dalam Kontrak
sudah terpenuhi.
B.1 Pelaksanaan Pekerjaan
19. Penyerahan Lokasi Kerja 19.1 Sebelum penyerahan lokasi kerja dilakukan
peninjauan lapangan bersama oleh para
pihak.
19.2 PPK berkewajiban untuk menyerahkan
lokasi kerja sesuai dengan kebutuhan
Penyedia yang tercantum dalam rencana
kerja yang telah disepakati oleh para pihak
dalam Rapat Persiapan Penandatanganan
Kontrak, untuk melaksanakan pekerjaan
tanpa ada hambatan kepada Penyedia
sebelum SPMK diterbitkan.
19.3 Hasil peninjauan dan penyerahan
dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan
Lokasi Kerja.
19.4 Jika dalam peninjauan lapangan bersama
ditemukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka
perubahan tersebut harus dituangkan dalam
adendum Kontrak.
19.5 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi
kerja sesuai kebutuhan Penyedia yang
tercantum dalam rencana kerja (sesuai pasal
19.2) untuk melaksanakan pekerjaan dan
terbukti merupakan suatu hambatan, maka
kondisi ini ditetapkan sebagai Peristiwa
Kompensasi.
112
20. Surat Perintah Mulai 20.1 PPK menerbitkan SPMK paling lambat 14
Kerja (SPMK) (empat belas) hari kerja sejak tanggal
penandatanganan Kontrak atau 14 (empat
belas) hari kerja sejak penyerahan lokasi
kerja pertama kali.
20.2 Dalam SPMK dicantumkan seluruh lingkup
pekerjaan dan Tanggal Mulai Kerja.
21. Rencana Mutu 21.1 Penyedia berkewajiban untuk
Pekerjaan Konstruksi mempresentasikan dan menyerahkan RMPK
(RMPK) sebagai penjaminan dan pengendalian mutu
pelaksanaan pekerjaan pada rapat persiapan
pelaksanaan Kontrak, kemudian dibahas dan
disetujui oleh PPK.
21.2 RMPK disusun paling sedikit berisi:
a. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan
( Method Statement );
b. Rencana Pemeriksaan dan Pengujian/
Inspection and Test Plan (ITP);
c. Pengendalian Sub penyedia dan
Pemasok.
21.3 Penyedia wajib menerapkan dan
mengendalikan pelaksanaan RMPK secara
konsisten untuk mencapai mutu yang
dipersyaratkan pada pelaksanaan pekerjaan
ini.
21.4 RMPK dapat direvisi sesuai dengan kondisi
pekerjaan.
21.5 Penyedia berkewajiban untuk
memutakhirkan RMPK jika terjadi Adendum
Kontrak dan/atau Peristiwa Kompensasi.
21.6 Pemutakhiran RMPK harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan
dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa
pekerjaan, termasuk perubahan terhadap
urutan pekerjaan. Pemutakhiran RMPK
harus mendapatkan persetujuan PPK.
21.7 Persetujuan PPK terhadap RMPK tidak
mengubah kewajiban kontraktual Penyedia.
22. Rencana Keselamatan 22.1 Penyedia berkewajiban untuk
Konstruksi (RKK) mempresentasikan dan menyerahkan RKK
pada saat rapat persiapan pelaksanaan
Kontrak, kemudian pelaksanaan RKK
dibahas dan disetujui oleh PPK.
22.2 Para Pihak wajib menerapkan dan
mengendalikan pelaksanaan RKK secara
konsisten.
22.3 RKK menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk
memutakhirkan RKK sesuai dengan kondisi
pekerjaan, jika terjadi perubahan maka
dituangkan dalam adendum Kontrak.
22.5 Pemutakhiran RKK harus mendapat
persetujuan PPK.
22.6 Persetujuan PPK terhadap pelaksanaan RKK
tidak mengubah kewajiban kontraktual
Penyedia.
113
23. Rapat Persiapan 23.1 Paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak
Pelaksanaan Kontrak diterbitkannya SPMK dan sebelum
pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan
Penyedia, unsur perancangan, dan unsur
pengawasan, harus sudah
menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
23.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak
meliputi:
a. RMPK;
b. pelaksanaan RKK;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan
pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang
diikuti uraian tentang metode kerja
yang memperhatikan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material,
mobilisasi peralatan dan Tenaga Kerja
Konstruksi;
g. penyusunan rencana
pengukuran/pemeriksaan bersama; dan
h. hal-hal lain yang dianggap perlu.
23.3 Hasil rapat persiapan pelaksanaan Kontrak
dituangkan dalam Berita Acara Rapat
Persiapan Pelaksanaan Kontrak.
24. Mobilisasi 24.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai
dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari kalender sejak diterbitkan SPMK, atau
sesuai kebutuhan dan rencana kerja.
24.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan peralatan-peralatan
terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan, termasuk
instalasi alat;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor,
rumah, gedung laboratorium, bengkel,
gudang, dan sebagainya; dan/atau
c. mendatangkan Tenaga Kerja Konstruksi.
24.3 Mobilisasi peralatan dan Tenaga Kerja
Konstruksi dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan.
25. Pengukuran / 25.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK
Pemeriksaan Bersama dan Pengawas Pekerjaan bersama-sama
dengan Penyedia melakukan pengukuran
dan pemeriksaan detail terhadap kondisi
lokasi pekerjaan untuk setiap rencana mata
pembayaran, Tenaga Kerja Konstruksi, dan
Peralatan Utama (Mutual Check 0%).
25.2 Pada tahapan pengukuran/pemeriksaan
bersama, PA/KPA telah membentuk Panitia
Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
114
25.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan
dalam Berita Acara. Apabila dalam
pengukuran/pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka
harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
25.4 Tenaga Kerja Konstruksi dan/atau Peralatan
Utama yang sesuai dengan persyaratan
Kontrak dapat segera dimobilisasi.
25.5 Tindak lanjut hasil pemeriksaan bersama
Tenaga Kerja Konstruksi dan/atau Peralatan
Utama mengikuti ketentuan pasal 65 dan 66.
26. Penggunaan Produksi 26.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia
Dalam Negeri berkewajiban mengutamakan material/
bahan produksi dalam negeri dan tenaga
kerja Indonesia untuk pekerjaan yang
dilaksanakan di Indonesia sesuai dengan
yang disampaikan pada saat penawaran.
26.2 Dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi,
bahan baku, Tenaga Kerja Konstruksi, dan
perangkat lunak yang digunakan mengacu
kepada dokumen:
a. formulir rekapitulasi perhitungan
Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN), untuk Penyedia yang
mendapat preferensi harga; dan
b. daftar barang yang diimpor, untuk
barang yang diimpor.
26.3 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan
ditemukan ketidaksesuaian dengan
dokumen pada pasal 26.2, maka akan
dikenakan sanksi sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
B.2 Pengendalian Waktu
27. Masa Pelaksanaan 27.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal,
Penyedia berkewajiban untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai
Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan RMPK, serta menyelesaikan
pekerjaan paling lambat selama Masa
Pelaksanaan yang dinyatakan dalam SSKK.
27.2 Apabila Penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai Masa
Pelaksanaan karena di luar pengendaliannya
yang dapat dibuktikan demikian, dan
Penyedia telah melaporkan kejadian tersebut
kepada PPK, dengan disertai bukti-bukti
yang dapat disetujui PPK, maka PPK dapat
memberlakukan Peristiwa Kompensasi dan
melakukan penjadwalan kembali
pelaksanaan tugas Penyedia dengan
membuat adendum Kontrak.
27.3 Jika pekerjaan tidak selesai sesuai Masa
Pelaksanaan bukan akibat Keadaan Kahar
atau Peristiwa Kompensasi atau karena
kesalahan atau kelalaian Penyedia maka
Penyedia dikenakan denda.
115
27.4 Apabila diberlakukan serah terima sebagian
pekerjaan (secara parsial), Masa
Pelaksanaan dibuat berdasarkan bagian
pekerjaan tersebut sesuai dengan SSKK.
27.5 Bagian pekerjaan pada pasal 27.4 adalah
bagian pekerjaan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan.
28. Penundaan Oleh Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara
Pegawas Pekerjaan tertulis Penyedia untuk menunda pelaksanaan
pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus
segera ditembuskan kepada PPK.
29. Rapat Pemantauan 29.1 Pengawas Pekerjaan atau Penyedia dapat
menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri
rapat tersebut. Rapat pemantauan
diselenggarakan untuk membahas
perkembangan pekerjaan dan perencanaan
atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.
29.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan
oleh Pengawas Pekerjaan dalam berita acara
rapat, dan rekamannya diserahkan kepada
PPK dan pihak-pihak yang menghadiri rapat.
29.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu
diputuskan, Pengawas Pekerjaan dapat
memutuskan baik dalam rapat atau setelah
rapat melalui pernyataan tertulis kepada
semua pihak yang menghadiri rapat.
30. Peringatan Dini 30.1 Penyedia berkewajiban untuk
memperingatkan sedini mungkin Pengawas
Pekerjaan atas peristiwa atau kondisi
tertentu yang dapat mempengaruhi mutu
pekerjaan, menaikkan Harga Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia
untuk menyampaikan secara tertulis
perkiraan dampak peristiwa atau kondisi
tersebut di atas terhadap Harga Kontrak dan
Masa Pelaksanaan. Pernyataan perkiraan ini
harus sesegera mungkin disampaikan oleh
Penyedia.
30.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama
dengan Pengawas Pekerjaan untuk
mencegah atau mengurangi dampak
peristiwa atau kondisi tersebut.
B.3 Penyelesaian Kontrak
31. Serah Terima Pekerjaan 31.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
persen), sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Kontrak, Penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis
kepada PPK untuk serah terima pertama
pekerjaan.
31.2 PPK memerintahkan Pengawas Pekerjaan
untuk melakukan pemeriksaan terhadap
hasil pekerjaan.
116
31.3 Pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaian
hasil pekerjaan terhadap kriteria/spesifikasi
yang tercantum dalam Kontrak.
31.4 Hasil pemeriksaan dari Pengawas Pekerjaan
disampaikan kepada PPK, apabila dalam
pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak dan/atau cacat hasil pekerjaan, PPK
memerintahkan Penyedia untuk
memperbaiki dan/atau melengkapi
kekurangan pekerjaan.
31.5 Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan
telah sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak maka PPK dan
Penyedia menandatangani Berita Acara
Serah Terima Pertama Pekerjaan.
31.6 Pembayaran dilakukan sebesar 95%
(sembilan puluh lima persen) dari Harga
Kontrak, sedangkan yang 5% (lima persen)
merupakan retensi selama masa
pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan
sebesar 100% (seratus persen) dari Harga
Kontrak dan Penyedia harus menyerahkan
Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima
persen) dari Harga Kontrak.
31.7 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan
selama Masa Pemeliharaan sehingga kondisi
tetap seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan.
31.8 Masa Pemeliharaan paling singkat untuk
pekerjaan permanen selama 6 (enam) bulan,
sedangkan untuk pekerjaan semi permanen
selama 3 (tiga) bulan dan dapat melampaui
Tahun Anggaran. Lamanya Masa
Pemeliharaan ditetapkan dalam SSKK.
31.9 Setelah Masa Pemeliharaan berakhir,
Penyedia mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir
pekerjaan.
31.10 Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan,
Penyedia telah melaksanakan semua
kewajibannya selama Masa Pemeliharaan
dengan baik dan telah sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Kontrak
maka PPK dan Penyedia menandatangani
Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan.
31.11 PPK wajib melakukan pembayaran sisa
Harga Kontrak yang belum dibayar atau
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
31.12 Apabila Penyedia tidak melaksanakan
kewajiban pemeliharaan sebagaimana
mestinya, maka Kontrak dapat diputuskan
sepihak oleh PPK dan Penyedia dikenakan
sanksi sebagaimana diatur dalam pasal 41.4.
31.13 Setelah penandatanganan Berita Acara Serah
Terima Akhir Pekerjaan, PPK menyerahkan
hasil pekerjaan kepada PA/KPA.
117
31.14 PA/KPA meminta PPHP untuk melakukan
pemeriksaan administratif terhadap hasil
pekerjaan yang diserahterimakan.
31.15 PPHP melakukan pemeriksaan administratif
proses pengadaan barang/jasa sejak
perencanaan pengadaan sampai dengan
serah terima hasil pekerjaan, meliputi
dokumen program/penganggaran, surat
penetapan PPK, dokumen perencanaan
pengadaan, RUP/SIRUP, dokumen persiapan
pengadaan, dokumen pemilihan Penyedia,
dokumen Kontrak dan perubahannya serta
pengendaliannya, dan dokumen serah
terima hasil pekerjaan.
31.16 Apabila hasil pemeriksaan administrasi
ditemukan ketidaksesuaian/kekurangan,
PPHP melalui PA/KPA memerintahkan PPK
untuk memperbaiki dan/atau melengkapi
kekurangan dokumen administratif.
31.17 Hasil pemeriksaan administratif dituangkan
dalam Berita Acara.
31.18 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan
perbagian pekerjaan (secara parsial) yang
ketentuannya ditetapkan dalam SSKK.
31.19 Bagian pekerjaan yang dapat dilakukan
serah terima pekerjaan sebagian atau secara
parsial yaitu:
a. bagian pekerjaan yang tidak tergantung
satu sama lain; dan
b. bagian pekerjaan yang fungsinya tidak
terkait satu sama lain dalam pencapaian
kinerja pekerjaan.
31.20 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan
secara parsial, maka cara pembayaran,
ketentuan denda dan kewajiban
pemeliharaan tersebut di atas disesuaikan.
31.21 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan
setelah serah terima pertama pekerjaan
untuk bagian pekerjaan (PHO parsial)
tersebut dilaksanakan sampai Masa
Pemeliharaan bagian pekerjaan tersebut
berakhir sebagaimana yang tercantum
dalam SSKK.
31.22 Serah terima pertama pekerjaan untuk
bagian pekerjaan (PHO parsial) dituangkan
dalam Berita Acara.
32. Pengambilalihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan
dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan
surat keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.
33. Pedoman Pengoperasian 33.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk
dan Perawatan / kepada PPK tentang pedoman pengoperasian
Pemeliharaan dan perawatan/pemeliharaan sesuai dengan
SSKK.
33.2 Apabila Penyedia tidak memberikan
pedoman pengoperasian dan perawatan/
pemeliharaan, PPK berhak menahan uang
retensi atau Jaminan Pemeliharaan.
118
B.4 Adendum
34. Perubahan Kontrak 34.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui
adendum Kontrak.
34.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan
apabila disetujui oleh para pihak, yang
diakibatkan beberapa hal berikut meliputi:
a. perubahan pekerjaan;
b. perubahan Harga Kontrak;
c. perubahan jadwal pelaksanaan
pekerjaan dan/atau Masa Pelaksanaan;
d. perubahan Kontrak yang disebabkan
masalah administrasi.
34.3 Untuk kepentingan perubahan Kontrak, PPK
dapat meminta pertimbangan dari Pengawas
Pekerjaan dan Panitia Peneliti Pelaksanaan
Kontrak.
35. Perubahan Pekerjaan 35.1 Dalam hal terdapat perbedaan antara
kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis
yang ditentukan dalam dokumen Kontrak,
PPK bersama Penyedia dapat melakukan
perubahan pekerjaan, yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume
yang tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis
kegiatan/pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan/atau
gambar pekerjaan; dan/atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
35.2 Dalam hal tidak terjadi perubahan kondisi
lapangan seperti yang dimaksud pada pasal
35.1 namun ada perintah perubahan dari
PPK, PPK bersama Penyedia dapat
menyepakati perubahan pekerjaan yang
meliputi:
a. menambah dan/atau mengurangi jenis
kegiatan/pekerjaan;
b. mengubah spesifikasi teknis dan/atau
gambar pekerjaan; dan/atau
c. mengubah jadwal pelaksanaan
pekerjaan
35.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh
PPK secara tertulis kepada Penyedia
kemudian dilanjutkan dengan negosiasi
teknis dan harga dengan tetap mengacu
pada ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak awal.
35.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam
Berita Acara sebagai dasar penyusunan
adendum Kontrak.
35.5 Dalam hal perubahan pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada pasal 35.1 dan
35.2 mengakibatkan penambahan Harga
Kontrak, perubahan Kontrak dilaksanakan
dengan ketentuan penambahan Harga
Kontrak akhir tidak melebihi 10% (sepuluh
persen) dari harga yang tercantum dalam
Kontrak awal dan tersedianya anggaran.
35.6 Ketentuan pasal 35.1 huruf a tidak berlaku
untuk bagian pekerjaan lumsum.
119
36. Perubahan Harga 36.1 Perubahan Harga Kontrak dapat diakibatkan
oleh :
a. perubahan pekerjaan;
b. penyesuaian harga; dan/atau
c. Peristiwa Kompensasi.
36.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama
yang akan dilaksanakan berubah akibat
perubahan pekerjaan lebih dari 10%
(sepuluh persen) dari kuantitas awal, maka
pembayaran volume selanjutnya dengan
menggunakan harga satuan yang
disesuaikan dengan negosiasi.
36.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran
terdapat harga satuan timpang, maka harga
satuan timpang tersebut hanya berlaku
untuk kuantitas pekerjaan yang tercantum
dalam Dokumen Pemilihan. Untuk kuantitas
pekerjaan tambahan digunakan harga
satuan berdasarkan hasil negosiasi.
36.4 Apabila ada daftar mata pembayaran yang
masuk kategori harga satuan timpang, maka
dicantumkan dalam Lampiran A SSKK.
36.5 Apabila terdapat perubahan pekerjaan,
maka penentuan harga baru dilakukan
dengan negosiasi.
36.6 Ketentuan penggunaan rumusan
penyesuaian harga adalah sebagai berikut :
a) harga yang tercantum dalam Kontrak
dapat berubah akibat adanya
penyesuaian harga sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b) penyesuaian harga diberlakukan pada
Kontrak Tahun Jamak dengan yang
masa pelaksanaannya lebih dari 18
(delapan belas) bulan;
c) penyesuaian harga satuan diberlakukan
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan pekerjaan;
d) penyesuaian harga satuan berlaku bagi
seluruh kegiatan/mata pembayaran,
kecuali komponen keuntungan, biaya
tidak langsung (overhead cost) dan
harga satuan timpang sebagaimana
tercantum dalam penawaran;
e) penyesuaian harga satuan diberlakukan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang
tercantum dalam Kontrak
awal/adendum Kontrak;
f) penyesuaian harga satuan bagi
komponen pekerjaan yang berasal dari
luar negeri, menggunakan indeks
penyesuaian harga dari negara asal
barang tersebut;
120
g) jenis pekerjaan baru dengan harga
satuan baru sebagai akibat adanya
adendum Kontrak dapat diberikan
penyesuaian harga mulai bulan ke-13
(tiga belas) sejak adendum Kontrak
tersebut ditandatangani;
h) indeks yang digunakan dalam
pelaksanaan Kontrak terlambat
disebabkan oleh kesalahan Penyedia
adalah indeks terendah antara jadwal
Kontrak dan realisasi pekerjaan;
i) jenis pekerjaan yang lebih cepat
pelaksanaannya diberlakukan
penyesuaian harga berdasarkan indeks
harga pada saat pelaksanaan.
36.7 Ketentuan lebih lanjut terkait penyesuaian
harga diatur dalam SSKK.
36.8 Ketentuan ganti rugi akibat Peristiwa
Kompensasi mengacu pada pasal Peristiwa
Kompensasi.
36.9 Ketentuan pasal 36.1 huruf b tidak berlaku
untuk bagian pekerjaan lumsum.
36.10 Ketentuan pasal 36.2 dan 36.3 hanya
berlaku untuk bagian pekerjaan harga
satuan.
37. Perubahan Jadwal 37.1 Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan dapat diakibatkan oleh:
dan/atau Masa a. perubahan pekerjaan;
Pelaksanaan b. perpanjangan Masa Pelaksanaan;
dan/atau
c. Peristiwa Kompensasi.
37.2 Perpanjangan Masa Pelaksanaan dapat
diberikan oleh PPK atas pertimbangan yang
layak dan wajar untuk hal-hal sebagai
berikut:
a. perubahan pekerjaan;
b. Peristiwa Kompensasi; dan/atau
c. Keadaan Kahar.
37.3 Masa Pelaksanaan dapat diperpanjang
paling kurang sama dengan waktu
terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar
atau waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan akibat dari
ketentuan pada pasal 37.2 huruf a atau b
37.4 PPK dapat menyetujui perpanjangan Masa
Pelaksanaan atas Kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang
diajukan oleh Penyedia dalam jangka waktu
sesuai pertimbangan yang wajar setelah
Penyedia meminta perpanjangan. Jika
Penyedia lalai untuk memberikan peringatan
dini atas keterlambatan atau tidak dapat
bekerja sama untuk mencegah
keterlambatan sesegera mungkin, maka
keterlambatan seperti ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk memperpanjang
Masa Pelaksanaan.
121
37.5 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan dan Panitia Peneliti Pelaksanaan
Kontrak harus telah menetapkan ada
tidaknya perpanjangan dan untuk berapa
lama,
37.6 Persetujuan perubahan jadwal pelaksanaan
dan/atau perpanjangan Masa Pelaksanaan
dituangkan dalam Adendum Kontrak.
37.7 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga
penyelesaian pekerjaan akan melampaui
Masa Pelaksanaan maka Penyedia berhak
untuk meminta perpanjangan Masa
Pelaksanaan berdasarkan data penunjang.
PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan memperpanjang Masa
Pelaksanaan secara tertulis. Perpanjangan
Masa Pelaksanaan harus dilakukan melalui
adendum Kontrak.
B.5 Keadaan Kahar
38. Keadaan Kahar 38.1 Contoh Keadaan Kahar tidak terbatas pada:
bencana alam, bencana non alam, bencana
sosial, pemogokan, kebakaran, kondisi cuaca
ekstrem, dan gangguan industri lainnya.
38.2 Tidak termasuk Keadaan Kahar adalah hal-
hal merugikan yang disebabkan oleh
perbuatan atau kelalaian para pihak.
38.3 Dalam hal terjadi keadaan kahar, PPK atau
Penyedia memberitahukan tentang
terjadinya Keadaan Kahar kepada salah satu
pihak secara tertulis dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak
menyadari atau seharusnya menyadari atas
kejadian atau terjadinya Keadaan Kahar,
dengan menyertakan bukti serta hasil
identifikasi kewajiban dan kinerja
pelaksanaan yang terhambat dan/atau akan
terhambat akibat Keadaan Kahar tersebut.
38.4 Bukti Keadaan Kahar dapat berupa :
a. pernyataan yang diterbitkan oleh
pihak/instansi yang berwenang sesuai
ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan/atau
b. foto/video dokumentasi Keadaan Kahar
yang telah diverifikasi kebenarannya.
38.5 PPK meminta Pengawas Pekerjaan untuk
melakukan penelitian terhadap
penyampaian pemberitahuan Keadaan
Kahar dan bukti sebagaimana dimaksud
pada pasal 38.4.
38.6 Dalam Keadaan Kahar, kegagalan salah satu
Pihak untuk memenuhi kewajibannya yang
ditentukan dalam Kontrak bukan
merupakan cidera janji atau wanprestasi
apabila telah dilakukan sesuai pada pasal
38.3. Kewajiban yang dimaksud adalah
hanya kewajiban dan kinerja pelaksanaan
terhadap pekerjaan/bagian pekerjaan yang
terdampak dan/atau akan terdampak akibat
dari Keadaan Kahar.
122
38.7 Dalam hal terjadi Keadaan Kahar,
pelaksanaan Kontrak dapat dihentikan.
Penghentian Kontrak karena Keadaan Kahar
dapat bersifat
a. sementara hingga Keadaan Kahar
berakhir; atau
b. permanen apabila akibat Keadaan Kahar
tidak memungkinkan dilanjutkan/
diselesaikannya pekerjaan.
38.8 Penghentian Kontrak karena Keadaan Kahar
dilakukan secara tertulis oleh PPK dengan
disertai alasan penghentian pekerjaan.
38.9 Dalam hal pelaksanaan Kontrak dilanjutkan,
para pihak dapat melakukan perubahan
Kontrak. Masa Pelaksanaan dapat
diperpanjang sekurang-kurangnya sama
dengan jangka waktu terhentinya Kontrak
akibat Keadaan Kahar. Perpanjangan Masa
Pelaksanaan dapat melewati Tahun
Anggaran.
38.10 Selama masa Keadaan Kahar, jika PPK
memerintahkan secara tertulis kepada
Penyedia untuk sedapat mungkin
meneruskan pekerjaan, maka Penyedia
berhak untuk menerima pembayaran
sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan
mendapat penggantian biaya yang wajar
sesuai dengan kondisi yang telah
dikeluarkan untuk bekerja dalam Keadaan
Kahar. Penggantian biaya ini harus diatur
dalam suatu adendum Kontrak.
38.11 Dalam hal pelaksanaan Kontrak dihentikan,
para pihak menyelesaikan hak dan
kewajiban sesuai Kontrak. Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan hasil pekerjaan yang
telah dicapai setelah dilakukan
pengukuran/pemeriksaan bersama atau
berdasarkan hasil audit.
B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak
39. Penghentian Kontrak Penghentian Kontrak dapat dilakukan karena terjadi
Keadaan Kahar sebagaimana dimaksud pada pasal
38.
40. Pemutusan Kontrak 40.1 Pemutusan Kontrak dapat dilakukan oleh
PPK atau Penyedia.
40.2 Pemutusan kontrak dilakukan sekurang-
kurangnya 14 (empat belas) hari kalender
setelah PPK/Penyedia menyampaikan
pemberitahuan rencana Pemutusan Kontrak
secara tertulis kepada Penyedia/PPK.
40.3 Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak
oleh salah satu pihak maka PPK membayar
kepada Penyedia sesuai dengan pencapaian
prestasi pekerjaan yang telah diterima oleh
PPK dikurangi denda yang harus dibayar
Penyedia (apabila ada), serta Penyedia
menyerahkan semua hasil pelaksanaan
kepada PPK dan selanjutnya menjadi hak
milik PPK.
123
41. Pemutusan Kontrak oleh 41.1 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267
PPK Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PPK
dapat melakukan pemutusan Kontrak
apabila:
a. Penyedia terbukti melakukan KKN,
kecurangan dan/atau pemalsuan dalam
proses pengadaan yang diputuskan oleh
Instansi yang berwenang;
b. pengaduan tentang penyimpangan
prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
dinyatakan benar oleh Instansi yang
berwenang;
c. Penyedia berada dalam keadaan pailit;
d. Penyedia terbukti dikenakan Sanksi
Daftar Hitam sebelum
penandatanganan Kontrak;
e. Penyedia gagal memperbaiki kinerja
setelah mendapat Surat Peringatan
Kontrak Kritis berturut-turut sebanyak
3 (tiga) kali;
f. Penyedia tidak mempertahankan
berlakunya Jaminan Pelaksanaan;
g. Penyedia lalai/cidera janji dalam
melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan;
h. berdasarkan penelitian PPK, Penyedia
tidak akan mampu menyelesaikan
keseluruhan pekerjaan walaupun
diberikan kesempatan sampai dengan
50 (lima puluh) hari kalender sejak
masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan untuk menyelesaikan
pekerjaan;
i. setelah diberikan kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender
sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan, Penyedia tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan;
j. Penyedia menghentikan pekerjaan
selama 28 (dua puluh delapan) hari
kalender dan penghentian ini tidak
tercantum dalam jadwal pelaksanaan
pekerjaan serta tanpa persetujuan
pengawas pekerjaan; atau
k. Penyedia mengalihkan seluruh kontrak
bukan dikarenakan pergantian nama
Penyedia.
41.2 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan
pada Masa Pelaksanaan karena kesalahan
Penyedia, maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. sisa uang muka harus dilunasi oleh
Penyedia atau Jaminan Uang Muka
dicairkan (apabila diberikan);
c. Penyedia membayar denda (apabila
ada); dan
d. Penyedia dikenakan Sanksi Daftar Hitam
124
41.3 Pencairan jaminan sebagaimana dimaksud
pada pasal 41.2 di atas, dicairkan dan
disetorkan sesuai ketentuan dalam SSKK.
41.4 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan
pada Masa Pemeliharaan karena kesalahan
Penyedia, maka:
a. PPK berhak untuk tidak membayar
retensi atau Jaminan Pemeliharaan
dicairkan untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dikenakan sanksi Daftar
Hitam.
41.5 Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan
uang retensi atau uang pencairan Jaminan
Pemeliharaan untuk membiayai
pembiayaan/pemeliharaan maka PPK wajib
menyetorkan sebagaimana ditetapkan dalam
SSKK.
41.6 Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak
secara sepihak oleh PPK karena kesalahan
Penyedia, maka Pokja Pemilihan dapat
menunjuk pemenang cadangan berikutnya
pada paket pekerjaan yang sama atau
Penyedia yang mampu dan memenuhi
syarat.
42. Pemutusan Kontrak oleh Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Penyedia Undang-Undang Hukum Perdata, Penyedia dapat
melakukan pemutusan Kontrak apabila:
a. setelah mendapatkan persetujuan PPK,
Pengawas Pekerjaan memerintahkan Penyedia
untuk menunda pelaksanaan pekerjaan atau
kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut
tidak ditarik selama 28 (dua puluh delapan)
hari kalender;
b. PPK tidak menerbitkan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) untuk pembayaran tagihan
angsuran sesuai dengan yang disepakati
sebagaimana tercantum dalam SSKK.
43. Berakhirnya Kontrak Kontrak berakhir apabila pekerjaan telah selesai dan
hak dan kewajiban para pihak yang terdapat dalam
Kontrak sudah terpenuhi.
44. Keterlambatan 44.1 Apabila Penyedia terlambat melaksanakan
Pelaksanaan Pekerjaan pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus
dan Kontrak Kritis memberikan peringatan secara tertulis atau
memberlakukan ketentuan kontrak kritis.
44.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik
pelaksanaan 0% - 70% dari Kontrak),
selisih keterlambatan antara realisasi
fisik pelaksanaan dengan rencana lebih
besar 10%
b. Dalam periode II (rencana fisik
pelaksanaan 70% - 100% dari Kontrak),
selisih keterlambatan antara realisasi
fisik pelaksanaan dengan rencana lebih
besar 5%;
125
c. Dalam periode II (rencana fisik
pelaksanaan 70% - 100% dari Kontrak),
selisih keterlambatan antara realisasi
fisik pelaksanaan dengan rencana
pelaksanaan kurang dari 5% dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan.
44.3 Penanganan kontrak kritis dilakukan dengan
rapat pembuktian (show cause
meeting/SCM)
a. Pada saat Kontrak dinyatakan kritis,
Pengawas Pekerjaan memberikan
peringatan secara tertulis kepada
Penyedia dan selanjutnya
menyelenggarakan Rapat Pembuktian
(SCM) Tahap I.
b. Dalam SCM Tahap I, PPK, Pengawas
Pekerjaan dan Penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik
yang harus dicapai oleh Penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba
pertama) yang dituangkan dalam Berita
Acara SCM Tahap I.
c. Apabila Penyedia gagal pada uji coba
pertama, maka PPK menerbitkan Surat
Peringatan Kontrak Kritis I dan harus
diselenggarakan SCM Tahap II yang
membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba
kedua) yang dituangkan dalam Berita
Acara SCM Tahap II.
d. Apabila Penyedia gagal pada uji coba
kedua, maka PPK menerbitkan Surat
Peringatan Kontrak Kritis II dan harus
diselenggarakan SCM Tahap III yang
membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba
ketiga) yang dituangkan dalam Berita
Acara SCM Tahap III.
e. Apabila Penyedia gagal pada uji coba
ketiga, maka PPK menerbitkan Surat
Peringatan Kontrak Kritis III dan PPK
dapat melakukan pemutusan Kontrak
secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 dan
1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
f. Apabila uji coba berhasil, namun pada
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya
Kontrak dinyatakan kritis lagi maka
berlaku ketentuan SCM dari awal.
45. Pemberian Kesempatan 45.1 Dalam hal diperkirakan Penyedia gagal
menyelesaikan pekerjaan sampai Masa
Pelaksanaan berakhir, namun PPK menilai
bahwa Penyedia mampu menyelesaikan
pekerjaan, PPK dapat memberikan
kesempatan kepada Penyedia untuk
menyelesaikan pekerjaan.
45.2 Pemberian kesempatan kepada Penyedia
untuk menyelesaikan pekerjaan dimuat
dalam adendum Kontrak yang didalamnya
mengatur :
126
a. waktu pemberian kesempatan
penyelesaian pekerjaan;
b. pengenaan sanksi denda keterlambatan
kepada Penyedia;
c. perpanjangan masa berlaku Jaminan
Pelaksanaan; dan
d. sumber dana untuk membiayai
penyelesaian sisa pekerjaan yang akan
dilanjutkan ke Tahun Anggaran
berikutnya dari DIPA Tahun Anggaran
berikutnya, apabila pemberian
kesempatan melampaui Tahun
Anggaran.
45.3 Pemberian kesempatan kepada Penyedia
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50
(lima puluh) hari kalender, sejak Masa
Pelaksanaan berakhir.
45.4 Pemberian kesempatan kepada Penyedia
untuk menyelesaikan pekerjaan dapat
melampaui Tahun Anggaran.
46. Peninggalan Semua bahan, perlengkapan, peralatan, hasil
pekerjaan sementara yang masih berada di lokasi
kerja setelah pemutusan Kontrak akibat kelalaian
atau kesalahan Penyedia, dapat dimanfaatkan
sepenuhnya oleh PPK tanpa kewajiban
perawatan/pemeliharaan. Pengambilan kembali
semua peninggalan tersebut oleh Penyedia hanya
dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan PPK.
HAK DAN KEWAJIBAN PENYEDIA
47. Hak dan Kewajiban Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban
Penyedia yang harus dilaksanakan oleh Penyedia dalam
melaksanakan Kontrak, meliputi :
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga dan ketentuan
yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
b. meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana
dan prasarana dari PPK untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara
periodik kepada PPK;
d. melaksanakan, menyelesaikan dan
menyerahkan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari
lapangan, dan segala pekerjaan permanen
maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
f. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan PPK;
127
g. mengambil langkah-langkah yang memadai
dalam rangka memberi perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja
maupun masyarakat dan lingkungan sekitar
yang berhubungan dengan pemindahan bahan
baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi
dan proses produksi;
h. melaksanakan semua perintah Pengawas
Pekerjaan yang sesuai dengan kewenangan
Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini;
i. hak dan kewajiban lain yang timbul akibat
lingkup pekerjaan ditentukan di SSKK.
48. Penggunaan Dokumen- Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan
Dokumen Kontrak dan menginformasikan dokumen Kontrak atau
Informasi dokumen lainnya yang berhubungan dengan
Kontrak untuk kepentingan pihak lain, misalnya
spesifikasi teknis dan/atau gambar-gambar, serta
informasi lain yang berkaitan dengan Kontrak,
kecuali dengan izin tertulis dari PPK sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
49. Hak Kekayaan Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan
Intelektual atau klaim dari pihak ketiga yang disebabkan
penggunaan atau atas pelanggaran Hak Kekayaan
Intelektual oleh Penyedia.
50. Penanggungan Risiko 50.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas
PPK beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab,
kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses
pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian
berat PPK) sehubungan dengan klaim yang
timbul dari hal-hal berikut terhitung sejak
Tanggal Mulai Kerja sampai dengan Tanggal
Penyerahan Akhir Pekerjaan :
a. kehilangan atau kerusakan peralatan
dan harta benda Penyedia, Subpenyedia
(jika ada), dan tenaga kerja konstruksi;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian tenaga
kerja konstruksi;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda,
dan cidera tubuh, sakit atau kematian
pihak ketiga.
50.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan, semua risiko kehilangan atau
kerusakan hasil pekerjaan ini, bahan dan
perlengkapan merupakan risiko Penyedia,
kecuali kerugian atau kerusakan tersebut
diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian
PPK.
50.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh
Penyedia tidak membatasi kewajiban
penanggungan dalam pasal ini.
50.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap hasil
pekerjaan atau bahan yang menyatu dengan
hasil pekerjaan sejak Tanggal Mulai Kerja
sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan harus diganti atau diperbaiki oleh
Penyedia atas tanggungannya sendiri jika
kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi
akibat tindakan atau kelalaian Penyedia.
128
51. Perlindungan Tenaga 51.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban
Kerja atas biaya sendiri untuk mengikutsertakan
Tenaga Kerja Konstruksinya pada program
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
51.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan
memerintahkan Tenaga Kerja Konstruksinya
untuk mematuhi peraturan keselamatan
kerja. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan,
Penyedia beserta Tenaga Kerja Konstruksinya
dianggap telah membaca dan memahami
peraturan keselamatan kerja tersebut.
51.3 Penyedia berkewajiban untuk menyediakan
kepada setiap Tenaga Kerja Konstruksinya
(termasuk Tenaga Kerja Konstruksi
Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
51.4 Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia
untuk melaporkan kecelakaan berdasarkan
hukum yang berlaku, Penyedia wajib
melaporkan kepada PPK mengenai setiap
kecelakaan yang timbul sehubungan dengan
pelaksanaan Kontrak ini dalam waktu 24
(dua puluh empat) jam setelah kejadian.
52. Pemeliharaan Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-
Lingkungan langkah yang memadai untuk melindungi
lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat
kerja dan membatasi gangguan lingkungan
terhadap pihak ketiga dan harta bendanya
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai pengelolaan lingkungan
hidup.
53. Asuransi 53.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak
SPMK sampai dengan Tanggal Penyerahan
Akhir Pekerjaan untuk barang yang
mempunyai risiko tinggi terjadinya
kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan
atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan akibat kecelakaan, kehilangan,
serta risiko lain yang tidak dapat diduga.
53.2 Penyedia wajib menyediakan asuransi bagi
pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di
lokasi kerja.
53.3 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan
dalam penawaran dan termasuk dalam
Harga Kontrak.
54. Tindakan Penyedia yang 54.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan
Mensyaratkan lebih dahulu persetujuan tertulis PPK
Persetujuan PPK atau sebelum melakukan tindakan-tindakan
Pengawas Pekerjaan berikut:
a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
dalam Lampiran A SSKK;
b. menunjuk Personel Manajerial yang
namanya tidak tercantum dalam
Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan RMPK
dan RKK;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
129
54.2 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan
lebih dahulu persetujuan tertulis Pengawas
Pekerjaan sebelum melakukan tindakan-
tindakan berikut:
a. melaksanakan setiap tahapan pekerjaan
berdasarkan rencana kerja dan metode
kerja;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis
asuransi;
c. mengubah Personel Manajerial
dan/atau Peralatan Utama;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
55. Laporan Hasil Pekerjaan 55.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama
pelaksanaan kontrak untuk menetapkan
volume pekerjaan atau kegiatan yang telah
dilaksanakan guna pembayaran hasil
pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil
pekerjaan.
55.2 Untuk kepentingan pengendalian dan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh
aktivitas kegiatan pekerjaan dilokasi
pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai
bahan laporan harian pekerjaan yang berisi
rencana dan realisasi pekerjaan harian.
55.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada
di lokasi pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja konstruksi
untuk tiap macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir
dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran
pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan
dengan pelaksanaan pekerjaan.
55.4 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan
fisik pekerjaan dalam periode satu minggu,
serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.
55.5 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman
laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan
fisik pekerjaan dalam periode satu bulan,
serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.
55.6 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, PPK dan Penyedia
membuat foto-foto dokumentasi dan video
pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan
sesuai kebutuhan.
55.7 Laporan hasil pekerjaan dibuat oleh
Penyedia, diperiksa oleh Pengawas
Pekerjaan, dan disetujui oleh PPK/ pihak
PPK.
130
56. Kepemilikan Dokumen Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain,
laporan, dan dokumen-dokumen lain serta piranti
lunak yang dipersiapkan oleh Penyedia berdasarkan
Kontrak ini sepenuhnya merupakan hak milik PPK.
Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau
penghentian atau akhir Masa Kontrak berkewajiban
untuk menyerahkan semua dokumen dan piranti
lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada
PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah
salinan tiap dokumen dan piranti lunak tersebut.
Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan
dokumen dan piranti lunak tersebut di atas di
kemudian hari diatur dalam SSKK.
57. Kerjasama Antara 57.1 Penyedia hanya boleh melakukan
Penyedia dan subkontrak sebagian pekerjaan utama
Subpenyedia kepada Penyedia Spesialis dan/atau
pekerjaan bukan pekerjaan utama kepada
Penyedia Usaha Kecil.
57.2 Penyedia tetap bertanggung jawab atas
bagian pekerjaan yang disubkontrakkan
tersebut.
57.3 Subpenyedia dilarang mengalihkan atau
mensubkontrakkan pekerjaan.
57.4 Apabila Penyedia yang ditunjuk merupakan
Penyedia Usaha Kecil, maka pekerjaan
tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh
Penyedia yang ditunjuk dan dilarang
dialihkan atau disubkontrakkan kepada
pihak lain.
57.5 Penyedia Usaha Non Kecil yang melakukan
kerjasama dengan Subpenyedia hanya boleh
melaksanakan sesuai dengan daftar bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan (apabila
ada) yang dituangkan dalam Lampiran A
SSKK.
57.6 Lampiran A SSKK (Daftar Pekerjaan yang
Disubkontrakkan dan Subpenyedia) tidak
boleh diubah kecuali atas persetujuan
tertulis dari PPK dan dituangkan dalam
adendum Kontrak.
57.7 Pelaksanaan Kerjasama Antara Penyedia dan
Subpenyedia diawasi oleh Pengawas
Pekerjaan dan Penyedia melaporkan secara
periodik kepada PPK.
57.8 Apabila Penyedia melanggar ketentuan
sebagaimana diatur pada pasal 57.4 atau
57.5 maka akan dikenakan denda senilai
pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut.
58. Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dan
menggunakan lokasi kerja termasuk jalan akses
bersama-sama dengan Penyedia Lain (jika ada) dan
pihak-pihak lainnya yang berkepentingan atas
lokasi kerja. Jika dipandang perlu, PPK dapat
memberikan jadwal kerja Penyedia Lain di lokasi
kerja.
131
59. Alih Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi
Pengalaman/Keahlian dengan nilai pagu anggaran di atas
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah),
Penyedia diwajibkan memberikan alih
pengalaman/keahlian bidang konstruksi melalui
sistem kerja praktik/magang sesuai dengan jumlah
yang disepakati pada saat Rapat Persiapan
Penunjukan Penyedia.
60. Pembayaran Denda Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi
finansial berupa denda sebagai akibat wanprestasi
atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban
Penyedia dalam Kontrak ini. PPK mengenakan denda
dengan memotong angsuran pembayaran prestasi
pekerjaan Penyedia. Pembayaran denda tidak
mengurangi tanggung jawab kontraktual Penyedia.
61. Jaminan 61.1 Jaminan yang digunakan dalam pelaksanaan
Kontrak ini dapat berupa bank garansi atau
surety bond. Jaminan bersifat tidak
bersyarat, mudah dicairkan, dan harus
dicairkan oleh penerbit jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
surat perintah pencairan dari PPK atau pihak
yang diberi kuasa oleh PPK diterima.
61.2 Penerbit jaminan selain Bank Umum harus
telah ditetapkan/mendapat rekomendasi
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
61.3 Penggunaan Jaminan Pelaksanaan, Jaminan
Uang Muka dan Jaminan Pemeliharaan
sebagai berikut:
a. paket pekerjaan sampai dengan
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dapat diterbitkan oleh:
1) Bank Umum;
2) Perusahaan Asuransi;
3) Perusahaan Penjaminan;
4) lembaga keuangan khusus yang
menjalankan usaha di bidang
pembiayaan, penjaminan, dan
asuransi untuk mendorong ekspor
Indonesia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di
bidang lembaga pembiayaan ekspor
Indonesia; atau
5) Konsorsium Perusahaan Asuransi
Umum/Konsorsium Lembaga
Penjaminan/Konsorsium
Perusahaan Penjaminan yang
mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship ).
b. paket pekerjaan di atas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dapat diterbitkan oleh:
1) Bank Umum; atau
2) Konsorsium Perusahaan Asuransi
Umum / Konsorsium Lembaga
Penjaminan/ Konsorsium Perusahaan
Penjaminan yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship ).
132
61.4 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK
setelah diterbitkannya Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum
dilakukan Penandatanganan Kontrak
dengan besar:
a. 5% (lima persen) dari Harga Kontrak;
atau
b. 5% (lima persen) dari nilai total HPS
untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi di bawah 80%
(delapan puluh persen) nilai total HPS.
61.5 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan
paling kurang sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan
(Provisional Hand Over/PHO).
61.6 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah
pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
persen) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau menahan uang retensi
sebesar 5% (lima persen) dari Harga
Kontrak;
61.7 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK
dalam rangka pengambilan uang muka
yang besarannya paling kurang sama
dengan besarnya uang muka yang diterima
Penyedia.
61.8 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi
secara proporsional sesuai dengan sisa uang
muka yang diterima.
61.9 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka
paling kurang sejak tanggal persetujuan
pemberian uang muka sampai dengan
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan
(PHO).
61.10 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK
setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%
(seratus persen).
61.11 Pengembalian Jaminan Pemeliharaan
dilakukan paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah Masa Pemeliharaan selesai
dan pekerjaan diterima dengan baik sesuai
dengan ketentuan Kontrak.
61.12 Masa berlaku Jaminan Pemeliharaan paling
kurang sejak Tanggal Penyerahan Pertama
Pekerjaan sampai dengan Tanggal
Penyerahan Akhir Pekerjaan (Final Hand
Over/FHO).
133
c. menerima hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal
penyerahan pekerjaan dan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak.
d. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang
tercantum dalam Kontrak yang telah ditetapkan
kepada Penyedia;
e. memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak; dan
f. menilai kinerja Penyedia.
63. Fasilitas PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada) yang
tercantum dalam SSKK untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan ini.
64. Peristiwa Kompensasi 64.1 Peristiwa Kompensasi dapat diberikan
kepada Penyedia yaitu:
a. PPK mengubah jadwal pekerjaan yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada
Penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai
jadwal yang dibutuhkan;
d. Penyedia belum bisa masuk ke lokasi
sesuai jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak
Penyedia untuk melakukan pengujian
tambahan yang setelah dilaksanakan
pengujian ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan
pelaksanaan pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi
kondisi tertentu yang tidak dapat diduga
sebelumnya dan disebabkan/tidak
disebabkan oleh PPK; atau
h. ketentuan lain dalam SSKK.
64.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan
pengeluaran tambahan dan/atau
keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka
PPK berkewajiban untuk membayar ganti
rugi dan/atau memberikan perpanjangan
Masa Pelaksanaan.
64.3 Ganti rugi akibat Peristiwa Kompensasi
hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan
data penunjang dan perhitungan
kompensasi yang diajukan oleh Penyedia
kepada PPK, dapat dibuktikan kerugian
nyata.
64.4 Perpanjangan Masa Pelaksanaan hanya
dapat diberikan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi
yang diajukan oleh Penyedia kepada PPK,
dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu
akibat Peristiwa Kompensasi.
134
64.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi
dan/atau perpanjangan Masa Pelaksanaan
jika Penyedia gagal atau lalai untuk
memberikan peringatan dini dalam
mengantisipasi atau mengatasi dampak
Peristiwa Kompensasi.
TENAGA KERJA KONSTRUKSI DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA
65. Tenaga Kerja Konstruksi 65.1 Setiap Tenaga Kerja Konstruksi yang bekerja
pada pekerjaan ini wajib memiliki sertifikat
kompetensi kerja.
65.2 Tenaga Kerja Konstruksi selain Personel
Manajerial yang bekerja/akan bekerja pada
pekerjaan ini dan belum memiliki sertifikat
kompetensi kerja, maka Penyedia wajib
memastikan dipenuhinya persyaratan
sertifikat kompetensi kerja sepanjang Masa
Pelaksanaan.
66. Personel Manajerial 66.1 Personel Manajerial yang ditempatkan dan
dan/atau Peralatan diperkerjakan harus sesuai dengan yang
Utama tercantum dalam Lampiran A SSKK.
66.2 Peralatan Utama yang ditempatkan dan
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
adalah peralatan yang laik dan harus sesuai
dengan yang tercantum dalam Lampiran A
SSKK.
66.3 Penggantian Personel Manajerial dan/atau
Peralatan Utama tidak boleh dilakukan
kecuali atas persetujuan tertulis dari PPK dan
dituangkan dalam adendum Kontrak.
66.4 Jika penggantian Personel Manajerial
dan/atau Peralatan Utama perlu dilakukan,
maka Penyedia berkewajiban untuk
menyediakan pengganti dengan kualifikasi
yang setara atau lebih baik dari tenaga kerja
konstruksi dan/atau peralatan yang
digantikan tanpa biaya tambahan apapun.
66.5 PPK dapat menyetujui
penempatan/penggantian Personel
Manajerial dan/atau Peralatan Utama
menurut kualifikasi yang dibutuhkan setelah
mendapat rekomendasi dari Pengawas
Pekerjaan.
66.6 Jika PPK menilai bahwa Personel Manajerial:
1) tidak mampu atau tidak dapat
melakukan pekerjaan dengan baik;
2) berkelakuan tidak baik; dan/atau
3) mengabaikan pekerjaan yang menjadi
tugasnya;
maka Penyedia berkewajiban untuk
menyediakan pengganti dan menjamin
Personel Manajerial tersebut meninggalkan
lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari
kalender sejak diminta oleh PPK
66.7 Personel Manajerial berkewajiban untuk
menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Jika
diperlukan oleh PPK, Personel Manajerial
dapat sewaktu-waktu disyaratkan untuk
menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah
sumpah.
135
66.8 Apabila ada penambahan Personel
Manajerial dan/atau Peralatan Utama maka
penambahan tersebut harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari PPK dan
dituangkan dalam Lampiran A SSKK.
PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA
67. Harga Kontrak 67.1 PPK membayar kepada Penyedia atas
pelaksanaan pekerjaan dalam Kontrak
sebesar Harga Kontrak.
67.2 Harga Kontrak telah memperhitungkan
meliputi :
a. beban pajak;
b. keuntungan dan biaya overhead (biaya
umum);
c. biaya pelaksanaan pekerjaan; dan
d. biaya penyelenggaraan keamanan dan
kesehatan kerja serta keselamatan
konstruksi.
67.3 Harga Kontrak bagian pekerjaan harga
satuan sesuai dengan rincian yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga dan Harga Kontrak bagian pekerjaan
lumsum sesuai dengan Daftar Keluaran dan
Harga.
68. Pembayaran 68.1 Uang Muka
a. Uang muka dibayar untuk membiayai
mobilisasi peralatan/tenaga kerja
konstruksi, pembayaran uang tanda jadi
kepada pemasok bahan/material
dan/atau untuk persiapan teknis lain.
b. Untuk usaha kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 30% (tiga puluh
persen) dari Harga Kontrak.
c. Untuk usaha non kecil, uang muka
dapat diberikan paling tinggi 20% (dua
puluh persen) dari Harga Kontrak.
d. Untuk Kontrak Tahun Jamak, uang
muka dapat diberikan paling tinggi 15%
(lima belas persen) dari Harga Kontrak.
e. Besaran uang muka ditentukan dalam
SSKK dan dibayar setelah Penyedia
menyerahkan Jaminan Uang Muka
paling sedikit sebesar uang muka yang
diterima.
f. Dalam hal diberikan uang muka, maka
Penyedia harus mengajukan
permohonan pengambilan uang muka
secara tertulis kepada PPK disertai
dengan rencana penggunaan uang
muka untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai Kontrak dan rencana
pengembaliannya.
g. PPK harus mengajukan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) kepada
Pejabat Penandatanganan Surat Perintah
Membayar (PPSPM) untuk permohonan
tersebut pada huruf f, paling lambat 7
(tujuh) hari kerja setelah Jaminan Uang
Muka diterima.
136
j. Pengembalian uang muka harus
diperhitungkan berangsur-angsur
secara proporsional pada setiap
pembayaran prestasi pekerjaan dan
paling lambat harus lunas pada saat
pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus persen).
68.2 Prestasi pekerjaan
Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang
disepakati dilakukan oleh PPK, dengan
ketentuan:
a. Penyedia telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
b. pembayaran dilakukan tidak boleh
melebihi kemajuan hasil pekerjaan yang
telah dicapai dan diterima oleh PPK;
c. pembayaran dilakukan terhadap
pekerjaan yang sudah terpasang;
d. pembayaran dilakukan dengan sistem
termin yang ketentuan lebih lanjut
diatur dalam SSKK;
e. pembayaran harus memperhitungkan:
1) angsuran uang muka;
2) peralatan dan/atau bahan yang
menjadi bagian permanen dari hasil
pekerjaan yang akan
diserahterimakan (material on site)
yang sudah dibayar sebelumnya;
3) denda (apabila ada);
4) pajak; dan/atau
5) uang retensi.
f. untuk Kontrak yang mempunyai
subkontrak, permintaan pembayaran
harus dilengkapi bukti pembayaran
kepada seluruh Subpenyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan. Pembayaran
kepada Subpenyedia dilakukan sesuai
prestasi pekerjaan yang selesai
dilaksanakan oleh Subpenyedia tanpa
harus menunggu pembayaran terlebih
dahulu dari PPK;
g. pembayaran terakhir hanya dilakukan
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
persen) dan Berita Acara Serah Terima
Pertama Pekerjaan ditandatangani oleh
PPK dan Penyedia;
h. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari
kerja setelah pengajuan permintaan
pembayaran dari Penyedia diterima
harus sudah mengajukan Surat
Permintaan Pembayaran kepada Pejabat
Penandatanganan Surat Perintah
Membayar (PPSPM);
i. apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan
menjadi alasan untuk menunda
pembayaran. PPK dapat meminta
Penyedia untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang
menjadi perselisihan.
137
68.3 Bahan dan/atau peralatan yang menjadi
bagian permanen dari hasil pekerjaan sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam
SSKK. Bahan dan/atau peralatan yang
menjadi bagian dari hasil pekerjaan
memenuhi ketentuan:
a. bahan dan/atau peralatan yang belum
dilakukan uji fungsi (commisioning),
serta merupakan bagian dari pekerjaan
utama harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
(1) berada di lokasi pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam
Kontrak dan perubahannya;
(2) memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) bersertifikat garansi dari
produsen/agen resmi yang ditunjuk
oleh produsen;
(4) disetujui oleh PPK sesuai dengan
capaian fisik yang diterima;
(5) dilarang dipindahkan dari area
lokasi pekerjaan dan/atau
dipindah-tangankan oleh pihak
manapun; dan
(6) keamanan penyimpanan dan risiko
kerusakan sebelum
diserahterimakan secara satu
kesatuan fungsi merupakan
tanggung jawab Penyedia.
b. sertifikat uji mutu dan sertifikat garansi
tidak diperlukan dalam hal peralatan
dan/atau bahan dibuat/dirakit oleh
Penyedia;
c. besaran yang akan dibayarkan dari
material on site (berkisar antara 50%
sampai dengan 70%);
d. ketentuan bahan dan/atau peralatan
yang menjadi bagian permanen dari
hasil pekerjaan hanya diberlakukan
untuk bagian pekerjaan harga satuan.
e. besaran nilai pembayaran dan jenis
material on site dicantumkan di dalam
SSKK.
68.4 Denda dan Ganti Rugi
a. Denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada Penyedia, antara lain:
denda keterlambatan dalam
penyelesaian pelaksanaan pekerjaan,
denda keterlambatan dalam perbaikan
Cacat Mutu, denda terkait pelanggaran
ketentuan subkontrak.
b. Ganti rugi merupakan sanksi finansial
yang dikenakan kepada PPK maupun
Penyedia karena terjadinya cidera
janji/wanprestasi. Besarnya sanksi
ganti rugi adalah sebesar nilai kerugian
yang ditimbulkan.
138
c. Besarnya denda keterlambatan yang
dikenakan kepada Penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan
adalah:
1) 1‰ (satu perseribu) dari harga
bagian Kontrak yang tercantum
dalam Kontrak (sebelum PPN); atau
2) 1‰ (satu perseribu) dari Harga
Kontrak (sebelum PPN);
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK.
d. Besarnya ganti rugi sebagai akibat
Peristiwa Kompensasi yang dibayar oleh
PPK atas keterlambatan pembayaran
adalah sebesar bunga dari nilai tagihan
yang terlambat dibayar, berdasarkan
tingkat suku bunga yang berlaku pada
saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, sepanjang telah diputuskan
oleh lembaga yang berwenang;
e. Pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran
prestasi pekerjaan.
f. Ganti rugi kepada Penyedia dapat
mengubah Harga Kontrak setelah
dituangkan dalam adendum kontrak.
g. Pembayaran ganti rugi dilakukan oleh
PPK, apabila Penyedia telah mengajukan
tagihan disertai perhitungan dan data-
data.
69. Hari Kerja 69.1 Orang hari standar atau satu hari orang
bekerja adalah 8 (delapan) jam, terdiri atas 7
(tujuh) jam kerja (efektif) dan 1 (satu) jam
istirahat.
69.2 Penyedia tidak diperkenankan melakukan
pekerjaan apapun di lokasi kerja pada waktu
yang secara ketentuan peraturan
perundang-undangan dinyatakan sebagai
hari libur atau di luar jam kerja normal,
kecuali:
a. dinyatakan lain di dalam Kontrak;
b. PPK memberikan izin; atau
c. pekerjaan tidak dapat ditunda, atau
untuk keselamatan/perlindungan
masyarakat, dimana Penyedia harus
segera memberitahukan urgensi
pekerjaan tersebut kepada Pengawas
Pekerjaan dan PPK.
69.3 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan
datanya disimpan oleh Penyedia. Daftar
pembayaran masing-masing pekerja dapat
diperiksa oleh PPK.
69.4 Untuk pekerjaan yang dilakukan di luar hari
kerja efektif dan jam kerja normal harus
mengikuti ketentuan Menteri yang
membidangi ketenagakerjaan.
69.5 Pelaksanaan pekerjaan di luar hari kerja
efektif dan/atau jam kerja normal harus
diawasi oleh Pengawas Pekerjaan.
139
70. Perhitungan Akhir 70.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan
terakhir dilakukan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus persen) dan berita acara serah
terima pertama pekerjaan telah
ditandatangani oleh kedua pihak.
70.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan,
Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
kepada Pengawas Pekerjaan rincian
perhitungan nilai tagihan terakhir yang
jatuh tempo. PPK berdasarkan hasil
penelitian tagihan oleh Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk menerbitkan SPP untuk
pembayaran tagihan angsuran terakhir
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung
sejak tagihan dan dokumen penunjang
dinyatakan lengkap dan diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.
71. Penangguhan 71.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran
setiap angsuran prestasi pekerjaan Penyedia
jika Penyedia gagal atau lalai memenuhi
kewajiban kontraktualnya, termasuk
penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
71.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada
Penyedia tentang penangguhan hak
pembayaran, disertai alasan-alasan yang
jelas mengenai penangguhan tersebut.
Penyedia diberi kesempatan untuk
memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.
71.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian Penyedia.
71.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan
pembayaran akibat keterlambatan
penyerahan pekerjaan dapat dilakukan
bersamaan dengan pengenaan denda kepada
Penyedia.
PENGAWASAN MUTU
72. Pengawasan dan PPK berwenang melakukan pengawasan dan
Pemeriksaan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia. PPK dapat
memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas
semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan
oleh Penyedia.
73. Penilaian Pekerjaan 73.1 PPK dalam Masa Pelaksanaan pekerjaan
Sementara oleh PPK dapat melakukan penilaian sementara atas
hasil pekerjaan yang dilakukan oleh
Penyedia.
73.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan
terhadap mutu dan kemajuan fisik
pekerjaan.
74. Pemeriksaan dan 74.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan
Pengujian Cacat Mutu memeriksa setiap hasil pekerjaan dan
memberitahukan Penyedia secara tertulis
atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PPK
atau Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan Penyedia untuk
menemukan dan mengungkapkan Cacat
Mutu, serta menguji hasil pekerjaan yang
dianggap oleh PPK atau Pengawas Pekerjaan
mengandung Cacat Mutu. Penyedia
bertanggung jawab atas perbaikan Cacat
Mutu selasa Masa Kontrak.
140
74.2 Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan
memerintahkan Penyedia untuk melakukan
pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum
dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan
hasil uji coba menunjukkan adanya cacat
mutu maka Penyedia berkewajiban untuk
menanggung biaya pengujian tersebut. Jika
tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka
uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi
75. Perbaikan Cacat Mutu 75.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan
menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada Penyedia segera setelah ditemukan
Cacat Mutu tersebut. Penyedia bertanggung
jawab atas Cacat Mutu selama Masa
Kontrak.
75.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu
tersebut, Penyedia berkewajiban untuk
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka
waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
75.3 Jika Penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditentukan maka
PPK, berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan, berhak untuk secara langsung
atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh
PPK melakukan perbaikan tersebut. Penyedia
segera setelah menerima klaim PPK secara
tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya
perbaikan tersebut. PPK dapat memperoleh
penggantian biaya dengan memotong
pembayaran atas tagihan Penyedia yang
jatuh tempo (jika ada) atau uang retensi atau
pencairan Jaminan Pemeliharaan atau jika
tidak ada maka biaya penggantian akan
diperhitungkan sebagai utang Penyedia
kepada PPK yang telah jatuh tempo.
75.4 PPK mengenakan denda keterlambatan
untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat
Mutu dan mengenakan Sanksi Daftar Hitam
kepada Penyedia jika tidak melaksanakan
perbaikan cacat mutu. Besaran denda
keterlambatan dan jangka waktu perbaikan
akibat Cacat Mutu ini ditentukan dalam
SSKK.
76. Kegagalan Bangunan 76.1 Apabila terjadi Kegagalan Bangunan maka
PPK dan/atau Penyedia terhitung sejak
Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan
bertanggung jawab atas Kegagalan
Bangunan sesuai dengan kesalahan masing-
masing selama Umur Konstruksi yang
tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari
10 (sepuluh) tahun, dan dalam SSKK agar
dicantumkan lama pertanggungan terhadap
Kegagalan Bangunan yang ditetapkan
apabila rencana Umur Konstruksi kurang
dari 10 (sepuluh) tahun.
141
76.2 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas
PPK beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab,
kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses
pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian
PPK) sehubungan dengan klaim kehilangan
atau kerusakan harta benda, dan cidera
tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang
timbul dari kegagalan bangunan.
76.3 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk
menyimpan dan memelihara semua
dokumen yang digunakan dan terkait
dengan pelaksanaan ini selama Umur
Konstruksi yang tercantum dalam SSKK
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
77. Penyelesaian 77.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya
Perselisihan/Sengketa sungguh-sungguh menyelesaikan secara
damai semua perselisihan yang timbul dari
atau berhubungan dengan Kontrak ini atau
interpretasinya selama atau setelah
pelaksanaan pekerjaan ini dengan prinsip
dasar musyawarah untuk mencapai
kemufakatan.
77.2 Dalam hal musyawarah para pihak
sebagaimana dimaksud pada pasal 77.1
tidak dapat mencapai suatu kemufakatan,
maka penyelesaian perselisihan atau
sengketa antara para pihak dalam Kontrak
dapat dilakukan melalui, alternatif
penyelesaian sengketa, dewan sengketa
(menggantikan mediasi/konsiliasi),
dan/atau arbitrase.
77.3 Penyelesaian perselisihan/sengketa yang
dipilih ditetapkan dalam SSKK.
78. Itikad Baik 78.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling
percaya yang disesuaikan dengan hak-hak
yang terdapat dalam Kontrak.
78.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan
perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan
kepentingan masing-masing pihak. Apabila
selama Kontrak, salah satu pihak merasa
dirugikan, maka diupayakan tindakan yang
terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
142
III. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
4.2 & 5.1 Wakil Sah Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:
Para Pihak
Untuk PPK:
Nama : .......... [diisi nama yang ditunjuk
menjadi Wakil Sah PPK]
Berdasarkan Surat Keputusan
PPK …… nomor .…. tanggal
……. [diisi nomor dan tanggal SK
pengangkatan Wakil Sah PPK]
Untuk Penyedia:
Nama : .......... [diisi nama yang ditunjuk
menjadi Wakil Sah Penyedia]
Berdasarkan Surat Keputusan
…… nomor .…. tanggal …….
[diisi nomor dan tanggal SK
pengangkatan Wakil Sah
Penyedia]
143
31.8 Masa Masa Pemeliharaan berlaku selama 180 (seratus
Pemeliharaan delapan puluh) hari kalender terhitung sejak
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO).
31.18 Serah Terima Dalam Kontrak ini diberlakukan serah terima
Sebagian pekerjaan sebagian atau secara parsial untuk bagian
Pekerjaan sebagai berikut:
1. ............
2. ............
3. Dst
Catatan:
Ketentuan di atas diisi apabila diberlakukan serah
terima sebagian pekerjaan (secara parsial) dan sudah
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan
33.1 Pedoman Gambar ”As built” dan/atau pedoman pengoperasian
Pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan harus diserahkan
dan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
Perawatan/ setelah Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan.
Pemeliharaan
36.7 Penyesuaian Penyesuaian harga tidak diberikan. dalam hal
Harga diberikan maka rumusannya sebagai berikut:
Hn = Ho
(a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan
dilaksanakan;
Ho = Harga Satuan pada saat harga
penawaran;
a = Koefisien tetap yang terdiri atas
keuntungan dan overhead, dalam
hal penawaran tidak mencantumkan
besaran komponen keuntungan dan
overhead maka a = 0,15
b, c, d = Koefisien komponen kontrak seperti
tenaga kerja, bahan, alat kerja, dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+....dst adalah
1,00
Bn, = Indeks harga komponen pada b u l a n
Cn, saat pekerjaan d i l a k s a n a k a n .
Dn
Bo, = Indeks harga komponen pada bulan
Co, penyampaian penawaran.
Do
144
Rumusan tersebut diatas memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a) Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja, alat
kerja, bahan bakar, dan sebagainya ditetapkan
seperti contoh sebagai berikut:
Koefisien Komponen
Pekerjaan a. b. c. d. a+b+c
+d
Timbunan 0,15 …. …. …. 1,00
Galian 0,15 …. …. …. 1,00
Galian 0,15 …. …. …. 1,00
Beton 0,15 …. …. …. 1,00
Beton 0,15 …. …. …. 1,00
bertulang
145
54.1.(d) Tindakan Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan
Penyedia yang persetujuan PPK adalah : Akan diatur lebih lanjut
Mensyaratkan pada saat rapat persiapan kontrak
Persetujuan [diisi selain yang sudah tercantum dalam SSUK,
PPK apabila ada]
54.2.(d) Tindakan Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan
Penyedia yang persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah : Akan
Mensyaratkan diatur lebih lanjut pada saat rapat persiapan kontrak
Persetujuan [diisi selain yang sudah tercantum dalam SSUK,
Pengawas apabila ada]
Pekerjaan
56 Kepemilikan Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan
Dokumen dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari
Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai
berikut : hanya dokumen yang tercantum dalam
kontrak
63 Fasilitas PPK akan memberikan fasilitas berupa : Fasilitas –
fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak
68.1.(e) Besaran Uang Uang muka diberikan paling tinggi sebesar 30%
Muka (tiga puluh perseratus) dari Harga Kontrak.
68.2.(d) Pembayaran Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan
Prestasi cara Termin, dengan ketentuan tahapan pembayaran
Pekerjaan sebagai berikut :
146
68.3.(d) Pembayaran Penentuan dan besaran pembayaran untuk bahan
Bahan dan/atau peralatan yang menjadi bagian permanen
dan/atau dari pekerjaan utama (material on site), ditetapkan
Peralatan sebagai berikut:
1. ....[diisi bahan/peralatan].... dibayar .......% dari
harga satuan pekerjaan;
2. ....[diisi bahan/peralatan].... dibayar .......% dari
harga satuan pekerjaan;
3. ..............dst.
68.4.(c) Denda akibat Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk
Keterlambatan setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu
perseribu) dari Nilai kontrak (sebelum PPN)
75.4 Perbaikan Denda keterlambatan akibat Cacat Mutu untuk setiap
Cacat Mutu hari keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka
waktu perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk perbaikan dan
ditetapkan oleh PPK.
76.1 Umur a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki Umur
Konstruksi dan Konstruksi selama 10 (sepuluh) tahun sejak
Pertanggungan Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan.
terhadap b. Pertanggungan terhadap Kegagalan Bangunan
Kegagalan ditetapkan selama 10 (sepuluh) tahun sejak
Bangunan Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan.
77.4 Penyelesaian Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
Perselisihan/Se maka para pihak sepakat menyelesaikan
ngketa perselisihan/sengketa melalui :
147
LAMPIRAN A SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
a. Pekerjaan Utama
No Bagian Pekerjaan Nama Alamat Kualifikasi Keterangan
yang Subpenyedia Subpenyedia Subpenyedia
Disubkontrakkan
1 ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
148
LAMPIRAN B SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
CONTOH
BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
150
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan
format di bawah ini:
[Nama Penyedia ]
[tanda tangan],
[nama lengkap ]
151
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan KSO]
152
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
PENILAIAN RISIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI SKALA PENETAPAN PENGENDALIAN
NO DAMPAK TINGKAT
PEKERJAAN BAHAYA KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS RISIKO K3
RISIKO
Keterangan:
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia
Dibuat oleh,
153
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Dibuat oleh,
154
BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Keterangan
Pokja Pemilihan menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
155
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau
dengan melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai
kesesuaian identifikasi bahaya dari setiap tahapan kegiatan yang sudah
ditetapkan oleh PPK;
b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-
rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung
diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau
pekerjaan yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih
dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan
tindakan pengendaliannya;
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja
lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga
kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai
kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk
kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja
yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.
156
f. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-
jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi
157
BAB XI. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA/DAFTAR KELUARAN DAN
HARGA
Keterangan
(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf
pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan
(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga
satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan
volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan dan harga satuan tidak boleh diubah.
158
c. Perbedaan angka dan huruf harga penawaran:
1) apabila ada perbedaan antara penulisan nilai harga penawaran
antara angka dan huruf maka nilai yang diakui adalah nilai dalam
tulisan huruf;
2) apabila penawaran dalam angka tertulis dengan jelas sedangkan
dalam huruf tidak jelas dan/atau tidak bermakna dan/atau salah,
maka nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan angka.
159
Daftar 1: Mata Pembayaran Umum
CONTOH
A. Bagian Pekerjaan Harga Satuan
Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Persentase/ Satuan
No. Uraian Ukuran Satuan Harga Total
Keluaran/output Keluaran/output Keluaran/output Harga
Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat
umum.
2. Total harga adalah semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas/Keluaran dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).
160
Daftar 2: Mata Pembayaran Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta
Keselamatan Konstruksi
Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Persentase/
No. Uraian Satuan Ukuran Satuan Harga Total
Keluaran/output Keluaran/output Keluaran/output Harga
Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
161
Daftar 3: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama:
Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Persentase/
No. Uraian Satuan Ukuran Satuan Harga Total
Keluaran/output Keluaran/output Keluaran/output Harga
Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Pada judul Daftar 3 cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang
menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di antara bagian-bagian
pekerjaan lain.
2. Total Harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas/Keluaran dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).
162
Daftar 4: Mata Pembayaran
Total Daftar 4
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Total Daftar 4
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
Keterangan:
1. Pada judul Daftar 4 cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang
sudah diuraikan dalam Mata Pembayaran Pekerjaan Utama jika terdapat lebih
dari satu jenis pekerjaan.
2. Total Harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas/Keluaran dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).
163
DAFTAR REKAPITULASI
CONTOH
164
BAB XII. BENTUK DOKUMEN LAIN
Kepada Yth.
di
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini
Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebesar Rp. ……….
(……….. Rupiah) [5% dari nilai kontrak untuk nilai penawaran/terkoreksi antara
80% sampai dengan 100% HPS atau 5% dari HPS untuk nilai penawaran/terkoreksi
dibawah 80% HPS] dengan masa berlaku selama …. (………………) hari kalender
[sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu pelaksanaan] dan
menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkannya SPPBJ.
Satuan Kerja
Pejabat Pembuat Komitmen
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP.
Tembusan Yth. :
1. [PA/KPA K/L]
2. [APIP K/L]
3. [Pokja Pemilihan]
......... dst
165
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor:
Paket Pekerjaan:
, 20
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP:
[tanda tangan]
[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]
166
C. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN
[Bank]
Materai Rp6000,00
1. Dengan ini
dinyatakan, bahwa kami: [nama],
[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
[nama penerbit jaminan], [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas
terikat pada _ [nama Pejabat Pembuat Komitmen],
[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp (terbilang
)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
No. tanggal untuk pelaksanaan tender
pekerjaan yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama (_ ) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal sampai dengan tanggal
a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
_
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]
sejumlah uang Rp
(terbilang ) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Uang Muka atas pekerjaan
berdasarkan Kontrak No. tanggal , apabila:
Nama : [nama penyedia]
Alamat :
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin lalai/tidak memenuhi kewajibannya dalam
melakukan pembayaran kembali kepada Penerima Jaminan atas uang muka yang
diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
170
Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
1. Dengan ini
dinyatakan, bahwa kami: [nama],
[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
[nama penerbit jaminan], [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas
terikat pada _ [nama Pejabat Pembuat Komitmen],
[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp (terbilang
)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No.
tanggal dari PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama (_ ) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal sampai dengan tanggal
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
_
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]
sejumlah uang Rp
(terbilang ) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pemeliharaan atas pekerjaan
berdasarkan Kontrak No. tanggal , apabila:
Nama : [nama penyedia]
Alamat :
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima
Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
172
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
1. Dengan ini
dinyatakan, bahwa kami: [nama],
[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
[nama penerbit jaminan], [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas
terikat pada _ [nama Pejabat Pembuat Komitmen],
[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp (terbilang
)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No.
tanggal dari PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama (_ ) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal sampai dengan tanggal
4. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
Dikeluarkan di
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
[Penerbit Jaminan]
pada tanggal
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
_ _
[Nama & Jabatan] [Nama & Jabatan]
175
BAB XIII. PETUNJUK EVALUASI KEWAJARAN HARGA
1. Pokja meminta kepada penyedia jasa untuk membuat analisa harga satuan semua Mata
Pembayaran Utama (jika dalam dokumen pengadaan tidak tercantum ketentuan untuk
menyampaikan analisa harga satuan) dengan format sebagai berikut:
VOLUME : ....................
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Ket
I. UPAH
II. BAHAN
III. PERALATAN
I. UPAH
1 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
2 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
II. BAHAN
1 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
2 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
III. PERALATAN
1 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
2 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
Ket:
a : Penawaran
b: Hasil Klarifikasi
*) hasil klarifikasi dan pembuktian
**) biaya keuntungan tidak diperhitungkan
3. Penyedia jasa diminta menjelaskan terhadap kuantitas/koefisien yang dimasukkan dalam analisa
harga satuan.
4. Apabila pada penjelasannya sudah diyakini dapat memenuhi persyaratan dan dapat memenuhi
spesifikasi teknis, maka kuantitas/koefisien tersebut dapat digunakan.
Jika tidak dapat diterima, maka Pokja dan penyedia jasa menelaah kuantitas/ koefisien agar dapat
diyakini bersama dapat memenuhi persyaratan dan dapat memenuhi spesifikasi teknis.
Kuantitas/koefisien yang diperoleh menjadi kuantitas/koefisien hasil klarifikasi.
5. Penyedia jasa harus dapat membuktikan harga satuan dasar upah, bahan dan peralatan yang
ditawarkan, dengan melampirkan data-data sebagai pembuktian. Hal ini dilakukan agar dapat
meyakini bahwa harga satuan dasar tersebut dapat direalisasikan.
Jika penyedia jasa tidak dapat membuktikan, maka dicari harga satuan dasar yang ada di pasaran.
6. Dari angka 3 dan 4 diatas diperoleh kuantitas/koefisien dan harga satuan dasar hasil klarifikasi
selanjutnya dapat dihitung harga satuan hasil klarifikasi untuk setiap mata pembayaran utama
tidak perlu dihitung dengan keuntungannya.
7. Kemudian dihitung untuk setiap harga satuan penawaran yang bukan Mata Pembayaran Utama
dengan mengurangi biaya keuntungan, sehingga diperoleh harga satuan penawaran yang bukan
Mata Pembayaran Utama tanpa keuntungan.
8. Harga yang diperoleh pada angka 5 dan 6, dimasukkan dalam tabel Daftar Kuantitas dan Harga
hasil klarifikasi sehingga didapat total harga sebenarnya tanpa keuntungan yang wajar/rill dapat
dilaksanakan.
9. Bandingkanlah total harga pada daftar kuantitas dan harga hasil klarifikasi dengan total harga
penawaran tanpa PPn.
10. Jika total harga hasil klarifikasi kurang atau sama dengan dari total harga penawaran, maka
harga dinyatakan wajar dan jaminan pelaksanaan dinaikkan sebesar 5% dari nilai total HPS.
Namun jika total harga hasil klarifikasi lebih dari total harga penawaran, maka harga dinyatakan
tidak wajar dan penawaran dinyatakan gugur.
177
BAB XIV. KETENTUAN LAIN-LAIN
Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan Pekerjaan Konstruksi harus
mematuhi ketentuan sebagai berikut:
a. pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi dengan nilai pagu anggaran di atas
Rp50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) mewajibkan Penyedia untuk
memberikan alih pengalaman/keahlian bidang konstruksi melalui sistem kerja
praktik/magang sesuai dengan jumlah yang disepakati dalam kontrak.
b. Penunjukan Langsung dapat dilakukan untuk:
1) untuk Pekerjaan Konstruksi yang merupakan satu kesatuan sistem konstruksi dan
satu kesatuan tanggung jawab atas risiko kegagalan bangunan yang secara
keseluruhan tidak dapat direncanakan/diperhitungkan sebelumnya;
2) pemilihan Penyedia pengganti yang mampu dan memenuhi syarat untuk kontrak
yang dilakukan pemutusan sepihak oleh PPK.
176