Anda di halaman 1dari 14

6

Organisasi Sosial sebagai Modal Sosial


dalam Pemberdayaan Masyarakat Lokal
Social Organization as Social Capital
in Local Community Empowerment

Enni Hardiati dan Sri Yuni Murtiwidayanti


Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahtraan Sosial (B2P3KS).
Jl Kesejahteraan Sosial No 1 Sonosewu, Yogyakarta. Telpon (0274) 377265.
HP +6281363315453. E-mail: enni.hardiati@gmail.com dan yunimurti@rocketmail.com
Diterima 4 Februari 2015, direvisi 29 Juli 2015, disetujui 4 November 2015.

Abstract

The research is to reveal social activities done by social organization of Nagari Barung-Barung Belantai, Koto
XI Tarusan District, Pesisir Selatan Regency, Sumatera Barat Province, to empower local community. The research used
qualitative-descriptive apprach, implemented through depth interview, direct observation, documentary analysis, and focus
group discussion, with 30 respondents as data resources. The goal of the research is to know the role of social organization
as social capital on empowering local community with social welfare through seeing the information, knowledge, attention
degree, and community partisipation in social organizations.

Keywords: social organization; social capital; local community empowerment

Abstrak

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengungkap kegiatan sosial yang dilakukan masyarakat Nagari Barung-
Barung Belantai, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, dalam memberdayakan
masyarakat lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data melalui wawancara
mendalam, pengamatan langsung dan analisis dokumen, serta diskusi dengan fihak terkait, sebanyak 30 orang responden
sebagai sumber data. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran organisasi sosial lokal sebagai modal sosial
dalam memberdayakan msayarakat lokal yang berkesejahteraan sosial, dengan melihat perolehan sumber informasi,tingkat
pengetahuan, tingkat perhatian, dan partipasi masyarakat terhadap kegiatan organisasi sosial lokal.

Kata kunci: organisasi sosial; modal sosial; keberdayaan masyarakat lokal

A. Pendahuluan 2003) Organisasi sosial lokal sebagai tempat


Organisasi sosial termasuk organisasi sosial berkumpulnya anggota masyarakat, didirikan
lokal merupakan sumber dan potensi kesejah- secara gotong royong dan kekeluargaan untuk
teraan sosial yang ada di daerah. Organisasi kepentingan bersama. Ini merupakan modal so-
sosial lokal menjadi mitra pemerintah sekali- sial yang terkoordinasi dengan baik. Sekalipun
gus menjadi kekuatan masyarakat dalam me- kadang terjadi kekurangan baik secara kepen-
nangani masalah kesejahteraan sosial. Orang gurusan, pendanaan maupun tingkat pendidikan
berhubungan melalui serangkaian jaringan yang rendah pada pengurusnya, organisasi sosial
sosial dan cenderung memiliki kesamaan nilai lokal menjadi wadah partisipasi masyarakat
dengan anggota lain dalam jaringan tersebut, dalam bidang usaha kesejahteraan sosial. Ke-
dapat dipandang sebagai modal sosial. Selain hadiran organisasi sosial lokal terutama dalam
memberikan manfaat langsung, modal sosial usaha kesejahteraan sosial tidak sedikit peran
juga dapat dimanfaatkan dalam menyelesaikan yang nyata dirasakan oleh warga masyarakat.
masalah (John Field dalam Modal Sosial tahun Sekalipun dalam tujuan yang tertulis di organi-

423
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 423 - 436

sasi sosial lokal terkadang tidak sesuai dengan sasi Sosial Lokal yang selama ini dianggap stra-
kondisi setempat, tetapi untuk sebuah elemen tegis sebagai institusi yang memiliki potensi dan
pengikat persatuan, keutuhan dan tempat ber- peran besar dalam mewujudkan kesejahteraan
labuhnya nilai-nilai budaya lokal yang masih sosial. Dalam konteks ini penelitian dilakukan
kental organisasi sosial cukup efektif. untuk mengetahui perolehan sumber informasi,
Organisasi sosial lokal adalah organisisi tingkat pengetahuan, tingkat perhatian serta par-
sosial non formal yang dibentuk dari oleh dan tisipasi masyarakat dalam kegiatan organisasi
untuk masyarakat dalam komunitatas tertentu sosial lokal dalam pemberdayaan masyarakat
yang mempunyai kesamaan kebutuhan dan untuk melakukan usaha kesejahteraan sosial.
kepentingan (Anwar Sitepu: 2000, 12). Kesem- Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian
patan masyrakat untuk ikut serta dalam kegiatan ini adalah bagaimana peran organisasi sosial
usaha kesejahteraan sosial secara konstitusi lokal dalam memberdayakan masyarakat untuk
diamanatkan olehUndang-undang Nomor 11 melakukan usaha kesejahteraan sosial.
Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial pasal
1 dan 2 mengamanatkan, bahwa Undang-undang B. Metode Penelitian
kesejahteraan sosial memberikan kesempatan Lokasi penelitian di Nagari Barung-barung
seluas-luasnya agar masyarakat melakukan Belantai, Kecamatan Koto IX Tarusan, Kabu-
usaha kesejahteraan sosial. paten Pesisir Selatan Propinsi Sumtera Barat.
Peran masyarakat dalam mengupayakan ke- Lokasi ini dipilih karena adanya beberapa organi-
sejahteraan sosial diaktualisasikan dalam berba- sasi sosial lokal yang aktif di daerah tersebut.
gai bentuk organisasi sosial. Organisasi sosial Penelitian ini menggunakan pendekatan deskrip-
yang menjadi objek penelitian adalah organisasi tif kualitatif, analisis data dilakukan dengan
lokal. Walaupun secara terminologi kegiatannya teknik deskriptif kualitatif, melalui proses re-
tidak termasuk ranah kesejahteraan sosial, tetapi duksi data, penyajian data. Analisis dan penari-
secara substansial merupakan wilayah kerja ke- kan kesimpulan atas data untuk mengetahui
sejahteraan sosial bahkan menyentuh akar-akar tentang sumber informasi, tingkat pengetahuan
atau unsur untuk tumbuh kembangnya tingkat dan perhatian serta untuk mengetahui partisipasi
kesejahteraan sosial masyarakat. Organisasi mastarakat terhadap keberadaan dan kegiatan
sosial lokal mudah diterima masyarakat, karena yang dilakukan organisasi sosial lokal.
masyarakat itu sendiri yang membentuk, dan sa- Sumber data adalah anggota masyarakat
ngat diwarnai oleh budaya dan kebutuhan warga Nagari Barung-barung Belantai yang terdiri dari
setempat. Misalnya perkumpulan tenaga tani, kepala keluarga (anggota masyarakat biasa), to-
Bundo Kandung, PKK, Perkumpulan Wiridan, koh masyarakat, tokoh agama, ibu rumah tangga
dan arisan. Perkumpulan yang sengaja dibentuk dan pemuda. Pemilihan responden secara acak
untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Namun dipilih 30 orang yang mendapat pertanyaan
dalam kenyataan diakui bahwa kiprah organisasi yang mereka jawab berkaitan sumber informasi,
sosial lokal sejauh ini belum memadai untuk tingkat pengetahuan dan perhatian serta partisi-
mengatasi masalah sosial. Kehadirannya belum pasi masyarakat pada organisasi sosial lokal, 30
mampu memberikan konstribusi yang lebih be- responden tersebut adalah masyarakat umum
sar dalam mengatasi permasalahan sosial yang yaitu kepala keluarga, ibu rumah tangga dan
dialami warganya, dan kurang mandiri dari segi remaja. Untuk menambah informasi dipilih dela-
finansial. pan narasumber yang terdiri tokoh masyarakat,
Organisasi sosial lokal ini perlu diteliti untuk tokoh agama, bundo kandung, dan remaja.
mengetahui bagaimana perannya sebagai modal Teknik pengumpulan data melalui wawancara
sosial dalam pemberdayaan masyarakat. Organi- dengan 30 responden, diskusi kelompok dengan

424
Organisasi Sosial sebagai Modal Sosial dalam Pemberdayaan .... (Enni Hardiati dan Sri Yuni Murtiwidayanti)

narasumber, pengamatan langsung dan studi satu dengan yang lain. Kondisi ini merupakan
dokumentasi modal sosial untuk mempertemukan mereka
pada satu ide dalam organisasi sosial lokal,
C. Peran Organisasi Sosial dalam Pember- dengan perantau masih terikat hubungan batin
dayaan Masyarakat Lokal karena hampir setiap dua tahun sekali perantau
1. Kondisi Geografis: Kabupaten Pesisir pulang biasanya pada waktu liburan sekolah
Selatan merupakan satu di antara sembilan belas atau Idul Fitri. Kecintaan dan keterikatan warga
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Barat. Nagari Barung-barung Belantai yang menjadi
Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari 11 Keca- perantau terhadap tanah kelahirannya cukup
matan, 2 Perwakilan Kecamatan dan 36 Nagari. tinggi. Meskipun secara geografis mereka terse-
Dari 36 Nagari ini di dalamnya terdapat 185 desa, bar di seluruh Indonesia, tetapi secara batiniah
dengan luas wilayah 5.549.89 kilometer.Nagari mereka punya ikatan begitu kuat terhadap tanah
Barung-barung Belantai adalah salah satu Nagari kelahirannya. Perantau di kota tempat perantauan
yang berada di salah satu Kecamatan Kabupaten membentuk perkumpulan ikatan perantau yang
Pesisir Selatan yaitu Kecamatan Koto XI Tarusan tersebar di berbagai daerah, sebagai bentuk parti-
yang semuanya ada 9 Nagari. Nagari Barung- sipasinya terhadap pembangunan kampung hala-
barung Belantai terdiri dari empat kelurahan, man. Perantau ini selalu minta dikirim proposal
yaitu Pasar, Koto Panjang, Talawi dan Koto untuk mengetahi kebutuhan pembangunan di
Pulai. Diberi nama Barung-barung Belantai, arti- kampung halaman misalnya untuk membangun
nya nagari tersebut pada jaman dahulu banyak masjid TPA. Contoh ikatan perantau yang berasal
warung-warungnya (semacam toko kecil) yang dari Nagari Barung-barung Belantai berada di
diberi tegel warna-warni. Dimana lantai tegel Yogyakarta membentuk organisasi sebagai ika-
tersebut pada jaman tahun 1940 masih sangat tan, yang diberi nama Minang Sepakat.
jarang. 2. Kondisi Demografis: Komposisi Pen-
Kondisi wilayah Nagari Barung-barung duduk Menurut Jenis Kelamin, menurut data
Belantai di sekililingnya perbukitan. Bukit- Kantor Statistik (BPS) Kabupaten Pesisir Selatan
bukit itu dijadikan perkebunan oleh penduduk tahun 2010 diketahui bahwa penduduk Nagari
nagari tersebut, yaitu menjadi kebun rambutan, Barung-barung Belantai berjumlah 7456 jiwa,
gambir, durian dan pisang. Tanaman gambir terdiri dari 3136 (42,06 persen) laki-laki dan
penuh di seluruh bukit di sela-sela pohon durian 4320 (57,94 persen) perempuan. Kondisi ini
dan rambutan. Dari keseluruhan lahan yang ada menunjukkan bahwa jumlah penduduk perem-
sekitar 60 persen lahan datar digunakan untuk pe- puan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-
mukiman dan persawahan. Letak Nagari Barung laki. Dominasi penduduk pada kaum wanita
barung Belantai berada di antara perbukitan dan terjadi karena kebiasaan kaum laki-laki Suku
di tengah perkampungan dialiri sungai Batang Minang yang suka merantau. Laki-laki Minang
Tarusan yang cukup besar. yang sudah beranjak dewasa rata-rata lepas
Kabupaten Pesisir selatan memiliki ba- SMA, mereka cenderung meninggalkan kam-
tas wilayah: sebelah utara berbatasan dengan pung halaman, baik untuk kuliah, bekerja atau
wilayah Kota Padang dan sebelah timur ber- berdagang. Sekalipun nagari didominasi kaum
batasan dengan wilayah Solok Selatan dan perempuan, tetapi perekonomian dan pemba-
Provinsi Jambi serta sebelah selatan berbatasan ngunan nagari tetap berkembang karena kaum
dengan Provinsi Bengkulu dan sebelah barat perempuan yang ada cukup produktif. Ibu-ibu
berbatasan dengan Samudra Indonesia. Kondisi dan remaja putrinya punya pekerjaan yang
kehidupan masyarakatnya masih kental tingkat menghasilkan, baik sebagai buruh tani, pengrajin
kekerabatan dan masih tinggi tingkat kepedulian sulaman, pedagang, maupun guru.

425
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 423 - 436

Komposisi Penduduk Menurut Umur: Kon- kepala dukuh, agar tidak ada yang putus sekolah,
disi penduduk Nagari Barung-barung Belantai hasilnya anak usia sekolah wajib belajar, banyak
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu usia yang sudah tamat sampai SMA. Kepedulian
produktif 15 tahun sampai 59 tahun, sedangkan pemerintah Nagari akan wajib belajar sembilan
usia nonproduktif adalah 0-14 tahun dan 60 tahun tahun didukung oleh persatuan perantau dengan
ke atas. Dari data yang diperoleh penduduk yang membantu beasiswa bagi anak berprestasi, anak
usia produktif 16-56 tahun (50.22 persen), se- yatim, pembangunan sekolah dan renovasi seko-
dangkan yang tidak produktif 8-15 tahun (19.44 lah. Semua ini dengan tujuan agar potensi SDM
persen) dan 56 tahun keatas (13.77 persen), be- ke depan lebih berkualitas, dari segi harkat hidup
rarti mayoritas penduduk berusia produktif, yang manusia pada umumnya.
konsekuensinya harus ada lapangan pekerjaan Komposisi Penduduk Menurut Perkerjaan:
agar mereka tidak menganggur. Kenyataannya di Penduduk Nagari Barung-barung Belantai se-
lapangan, Nagari Barung-barung Belantai cukup bagian besar bekerja sebagai petani, buruh tani
tersedia lapangan pekerjaan yang bervariasi, 2.523 jiwa (77,60 persen) petani dan buruh
antara lain sebagai buruh tani, buruh perke- tani termasuk petani gambir, karena sebagian
bunan gambir, petani buah-buahan dan usaha, besar bukit-bukit di pinggir kampung dipenuhi
perikanan darat. Kesediaan lapangan pekerjaan tanaman gambir. Mereka sebagian besar bermata
antara lain bagi warga yang lanjut usia diatas pencaharian sebagai buruh gambir selain me-
60 tahun, baik laki-laki dan perempuan masih nanam, menyiangi dan memetik juga memasak
rajin membantu ke sawah. Anak-anak gadis getah gambir sampai menjadi gambir. Gambir
remaja sepulang sekolah ikut menjadi buruh yang setelah dijemur + 1 minggu siap dijual,
upah menyulam. Hampir semua remaja putri usia bahkan sebagian besar 90 persen dari hasilnya
12 tahun sampai dengan 16 tahun, mengambil dieskpor ke India, Jepang dan Korea untuk ba-
bahan sulaman pada induk semangnya, untuk han penyamak kulit dan bahan baku obat-obatan
dibawa pulang dan disulam di rumah, setelah industri farmasi.
+ 5 hari disetorkan kembali dan menerima upah Nagari Barung-barung Belantai adalah peng-
+ 1 potong 75.000 satu potong bahan sulaman hasil gambir nomor satu di Indonesia. Nomor 2
rata-rata dikerjakan selama lima hari. Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera
Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan: Barat. Peternak 271 jiwa (9,04 persen), pengrajin
Tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA seder- 190 (5,80 persen) pengrajin ini bisa pengrajin
ajad 1.802 (26,09 persen) dan sarjana 933 (13,41 kerajinan bambu, kulit (sepatu) dan bordir,
persen), kecenderungan tingkat pendidikan pen- PNS 127 jiwa (3,91 persen), pedagang 84 (2,60
duduk tinggi. Apabila dilihat yang sekolah dasar persen), buruh swasta 42 (1,30 persen), montir 18
tamat atau tidak tamat 2.726 (36,68 persen) dan (0,55 persen), bidan 3 (0,15 persen), dan dokter 2
buta huruf 1341 (18,03 persen) tetapi yang tidak (0,10 persen). Di Nagari Barung-barung Belantai
tamat/tamat SD dan buta huruf adalah warga bekerja sebagai petani atau juga buruh tani masih
usisa lansia, sedang sarjana dan SMA hampir 98 merupakan pekerjaan utama, karena terkadang
persen adalah usia produktif. Hasil wawancara warga yang menjadi petani di desa sendiri. Pada
dengan aparat nagari, sejak 10 tahun terakhir wa- waktu musim tanam atau musim panen, petani
jib belajar sembilan tahun betul-betul dijalankan akan menjadi buruh tani di desa tetangga, bahkan
dan selalu diadakan cheking dan inventarisasi tidak sedikit seorang PNS mempunyai pekerjaan
terus menerus terhadap anak usia wajib belajar sampingan sebagai petani palawija dan buah-
agar mereka terus dapat mengenyam pendidikan. buahan seperti semangka dan bengkoang karena
Anak usia wajib belajar terus menerus dipantau kedua jenis buah ini dapat dipetik sepanjang
aparat pemerintah melalui kepala kampung atau tahun. Kondisi ini dimungkinkan karena Nagari

426
Organisasi Sosial sebagai Modal Sosial dalam Pemberdayaan .... (Enni Hardiati dan Sri Yuni Murtiwidayanti)

Barung-barung Belantai tidak pernah kemarau, keamanan ketertiban masyarakat. Penataan


curah hujan cukup tinggi hampir sepanjang ta- organisasi sosial lokal oleh pemerintah antara
hun. Profesi lain seperti PNS, pedagang, buruh lain pada tugas dan fungsi yang diberikan oleh
swasta, montir, penjahit jumlahnya merata dan pemerintah daerah.
mereka rata-rata punya usaha pertanian untuk Kerapatan Adat Nagari (KAN), Kerapatan
tambahan pendapatan keluarga. Adat Nagari selanjutnya disingkat dengan KAN.
3. Gambaran Empirik Organisasi Sosial Organisasi ini menitikberatkan pada kegiatan
Lokal: Nagari Barung barung Belantai tumbuh adat. Kegiatan adat di Nagari Barung-barung
beberapa organisasi lokal dengan aneka ragam Belantai di Sumatera Barat pada umumnya selalu
kegiatan yang intinya memberikan pelayanan berkaitan dengan syiar agama Islam, karena 100
sosial kepada masyarakat dengan prinsip filan- persen penduduk Nagari itu beragama Islam.
trofidan tidak berstruktur formal. Di antara or- Semua kegiatan yang dilakukanan bersumber
ganisasi sosial lokal tersebut terdapat organisasi dari Al-Qur’an, selain mengatur adat istiadat,
yang sudah cukup mapan dan memberikan pe- juga mengatur kehidupan beragama, kehidupan
layanan sosial secara berkesinambungan, seperti bermasyarakat dalam masyarakat. Fungsi KAN
Kerapatan Adat Nagari, Lembaga Keagamaan, juga tempat mengadu warga masyarakat yang
Lembaga Pemberdayaan Nagari dan Bundo menghadapi berbagai masalah, mereka dengan
Kandung, tetapi juga ada yang kegiatannya tem- leluasa menyampaikan uneg-unegnya atau
porer seperti menggalang bantuan masyarakat masalah tanpa rasa tertekan (seperti menghadapi
untuk korban bencana atau membangun masjid orang tua), baik masalah keluarga maupun
dan mushola. masalah antar warga.
Organisasi sosial lokal baik yang bersifat KAN mempunyai struktur kepengurusan
permanen atau temporer, yang tumbuh di tengah yang sangat sederhana yaitu ketua, sekretaris,
masyarakat Nagari Barung-Barung Belantai bendahara dan beberapa anggota. Ketua dipilih
adalah atas prakarsa masyarakat sendiri untuk secara pungutan suara dari wakil adat. Tiap suku
memenuhi kebutuhan akan pelayanan sosial dari, mengirimkan wakil + 20 KK untuk pungutan
oleh dan untuk masyarakat dengan mengaktuali- suara, suku yang ada di Nagari Barung-barung
sasikan potensi dan modal sosial masyarakat. Belantai ada empat yaitu, Chaniago, Jambak,
Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masa- Melayu dan Tanjung. Tiap suku bertempat pada
yarakat, warga Nagari Barung-Barung belantai wilayah sendiri-sendiri yaitu satu jalan lorong
Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir desa untuk Suku Chaniago, jalan desa satu lagi
Selatan, Sumatera Barat melakukan berbagai ditempati Suku Jambak. Jadi tiap suku mem-
kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. Semua punyai wilayah masing-masing. Sejak jaman
kegiatan diatur dalam lembaga kemasyaraka- dahulu sampai sekarang masih sangat dipatuhi
tan atau organisasi sosial lokal yang ada di tidak boleh terjadi perkawinan dalam satu suku
masyarakat Sumatera Barat yang lebih dikenal misalnya Chaniago tidak boleh kawin dengan
dengan lembaga adat, pranata sosial yang ke- Chaniago. Perkawinan harus dengan suku lain,
beradaannya terjadi bersamaan dengan terben- karena di dalam satu suku hubungan darah cukup
tuknya desa tersebut. dekat jadi tidak boleh terjadi perkawinan.
Seiring dengan perjalanan waktu lembaga Anggota KAN yang terdiri dari tokoh
adat ini kembali dalam arti lebih tertata dan masyarakat, tokoh adat, tokoh agama atau alim
berkembang sesuai kebutuhan masyarakat. ulama,dan guru. Menurut salah satu informan
Keberadaannya diatur oleh pemerintah daerah anggota KAN (dia sebagai tokoh adat), menga-
karena kondisi lembaga tersebut telah mampu takan bahwa pada masyarakat Nagari Barung-
membantu pemerintah dalam menciptakan barung Belantai seluruhnya suku Minangkabau.

427
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 423 - 436

Pengurus KAN mempunyai tugas pokok yang gitar dan rebab atau siter. Kesenian randai biasa
sama, yaitu memberdayakan masyarakat pada dilaksanakan di halaman kantor nagari halaman
bidang masing-masing, sehingga hubungan antar masjid pada saat terang bulan. Kesenian randai
anggota KAN sangat sinergis. KAN berfungsi biasanya dimainkan pada acara berkhatik adat,
seperti halnya LKMD, sebagai penentu pada Idul Fitri dan acara syukuran menjelang panen.
pemilihan wali Nagari dan sebagai badan tempat Kesenian randai biasanya dilakukan pada saat
bermusyawarah warga Nagari. bulan purnama. Karena tidak memerlukan lampu
Kegiatan rutin yang dilaksanakan KAN pada penerang.
tiap-tiap tahun meliputi: Kegiatan Pembinaan Kesenian ini dilakukan dengan membentuk
Adat dan membina potensi budaya yang ditandai lingkaran semua pemain yang terlibat misalnya
dalam bentuk kegiatan adat, yang selalu diwar- raja, permesuri, prajurit ikut berdiri melingkar,
nai dengan kegiatan keagamaan atau kegiatan pada saat salah satu harus melakukan adegan
adat bersamaan dengan keagamaan. Misalnya dia maju di tengah-tengah lingkaran kemudian
peringatan Maulid Nabi dan Kenduri Tamat secara bergantian dengan yang lain sampai cerita
Puasa (semacam syukuran setelah selesai, tamat selesai. Adegan itu diiringi musik dan yang men-
menjalankan puasa satu bulan) Halal Bi Halal galunkan lagu-lagu selingan dinyanyikan oleh
atau berkumpulnya seluruh warga di masjid pemain yang berdiri di lingkaran dan sedang
untuk saling memaafkan atau Nuzulul Qur’an tidak melakoni adegan.
(peringatan turunnya kitab suci Al Qur’an,) dan Lembaga Keagamaan Nagari: Lembaga
kenduri dalam rangka hari raya Idul Adha. ini dipimpin oleh seorang alim ulama dan
Pelantikan Wali Nagari: Mengadakan penghulu adat. Kegiatan lembaga keagamaan
pelantikan pemangku adat pada tiap-tiap suku, Nagari bidang keagamaan dalam hal ini agama
setelah pemangku adat selesai masa jabatan Islam. Kegiatannya adalah sebagai berikut.
terus dipilih warga suku yang bersangkutan dan Membina dan mengatur penyelenggaraan Masje-
dilantik oleh KAN. Acara ini disebut Berkhatik lis Ta’lim, yaitu pengajian rutin pada waktu
Adat, masa jabatan pemangku adat tidak tentu hari-hari besar agama Islam. Majelis Ta’lim
dapat 20 tahun atau 40 tahun bahkan sampai (kelompok pengajian) di Nagari Barung-barung
orang tersebut merasa tidak mampu atau me- Belantai ada 4 kelompok untuk tiap 4 jorong
ninggal dunia. dengan anggota semuanya + 120 orang. Satu na-
Mengadakan Lomba Wirid dan Pidato: gari terdiri dari 4 jorong/kampung jorong-jorong
Sebagai wujud pelestarian budaya Minangkabau, kelurahan. Mengurus kesejahteraan guru-guru
dengan memilih warga yang pandai pidato de- mengaji di seluruh wilayah Nagari Barung-
ngan bahasa Minang dan berbagai pantun-pantun barung Belantai ada 60 orang guru ngaji untuk
yang harus disampaikan, sebelum menyampai- 36 mushola. Kesejahteraan guru ngaji untuk
kan maksud yang sesungguhnya. Pidato adat gaji tempat tinggal dan kesejahteraan lainnya
hampir sulit ditemui pada generasi mudanya, seperti halnya untuk biaya kesehatan, diurus oleh
dan pemilihan yang pandai wirid semacam lembaga keagamaan Nagari dan dipantau terus
menyampaikan ceramah agama untuk mencari oleh Wali Nagari.
kader yang pandai ceramah agama dan pandai Membina TPA (Tempat Pendidikan Al
pidato dengan bahasa adat. Qur’an) ada delapan kelompok dan anggotanya
Membina Kesenian Randai: Randai meru- 425 anak-anak dan TPA ini juga mengadakan
pakan kesenian turun temurun yang melibatkan didikan subuh. Untuk wilayah Sumatera Barat
kaum tua, muda. Isi kesenian randai yaitu nada, dihimbau oleh gubernur melalui Bupati dan
tari, nyanyi dan bunyi-bunyian berbagai alat Walikota untuk menggiatkan didikan subuh.
musik minang seperti talempong/bonang, suling, TPA dan anggotanya pada hari minggu pagi

428
Organisasi Sosial sebagai Modal Sosial dalam Pemberdayaan .... (Enni Hardiati dan Sri Yuni Murtiwidayanti)

setelah waktu sholat subuh selesai. Anak didik Sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah
belajar berbagai kegiatan yaitu menghafal doa, nagari dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
menyanyi lagu-lagu bersyair keagamaan, bahasa Lembaga ini juga mengatur antara lain: Mus-
arab dan berlatih pidato dilakukan sampai jam renbang (Musyawarah Rencana Pembangunan)
07.00 pagi, melatih anak menjalankan ibadah yaitu musyawarah untuk membuat rencana
sejak dini. pembangunan kampung Nagari Barung barung
Menyelenggarakan Safari Romadhan: Pada Belantai. Musrembang nagari, dari beberapa
bulan puasa diadakan tarawih dan pengajian perencanaan pembangunan kampung menjadi
keliling nagari Barung-barung Belantai berpin- perencanaan pembangunan nagari. Sejumlah
dah dari satu masjid ke masjid lain. Anggota informan mengatakan bahwa ikatan kekerabatan
safari ramadhan yaitu wali Nagari anggota masyarakat Minangkabau sangat kuat. Mereka
KAN (tokoh dan alim ulama) serta Koramil dan selalu merasa dilibatkan setiap kegiatan nagari,
Polsek. Disamping pengajian juga menghimbau dari perencanaan sampai evaluasi sehingga
untuk menjaga Kamtibmas (Keamanan dan Ke- warga merasa bahwa kegiatan-kegiatan itu milik
tertiban Masyarakat) dan menyampaikan hal mereka bukan hanya milik pemerintah nagari.
yang dirasa penting untuk kepentingan warga, Gotong royong, (Goro) kegiatan ini dikenal
sekalian untuk meninjau keadaan bangunan dengan kegiatan kebersihan kampung, kerja
masjid yang ada di seluruh pelosok nagari. bakti untuk perbaikan mushola, sekolah, dan
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat pasar. Perencanaan dan pelaksanaan diserahkan
Nagari: Lembaga Pemberdayaan Masyarakat warga sepenuhnya.
(LPM) fungsinya membantu pemerintah nagari Bundo Kandung: Kegiatan Bundo Kandung
Barung-barung Belantai untuk mengurus warga hampir sama dengan kegiatan PKK di daerah
masyarakat dalam menggali sumber daya lokal lain. Organisasi ini beranggotakan ibu-ibu dan
dan pemecahan masalah dalam pemenuhan ke- bertujuan meningkatkan kesejahteraan keluarga
butuhan pokok. Disagari juga berfungsi sebagai dengan berbagai kegiatan. Mengaktifkan penga-
mediator antara masyarakat sebagai pengusaha jian ibu-ibu, dan memberantas buta huruf latin
kecil dengan pengusaha yang berada di luar dan Arab. Penyuluhan pola asuh anak, sosialisasi
daerah. Lembaga pemberdayaan masyarakat adat istiadat dan penyuluhan tentang antisipasi
nagari juga membantu permodalan masyarakat kekerasan dalam rumah tangga, penyuluhan
pengusaha kecil melalui BPR lokal atau bank rumah sehat. Kegiatan pendidikan dan latihan
pemerintah,juga membantu warganya dengan keterampilan meliputi: melatih masak bahan
mencari terobosan-terobosan dalam mengem- lokal, melatih produksi makanan kecil, mem-
bangkan usaha. bina PAUD, membina KB dan posyandu (baik
Kegiatan LPM adalah membina, membantu, untuk balita maupun lansia), menggalang taman
dan mengatur pengolahan lahan, misalnya pela- bacaan, mengelola koperasi simpan pinjam dan
dangan dan produksi gambir, penjualan buah sembako, kaderisasi pengrajin border sulaman
dan penanaman kembali bibit durian. Nagari bayangan pada remaja putri, juga kerajinan kulit
Barung-barung Belantai termasuk penghasil untuk tas dan sepatu untuk remaja baik laki-laki
buah durian terbesar yang berkualitas baik dan maupun perempuan. Membina pemanfaatan
enak di Sumatera Barat. Mengatur penggalian pekarangan kosong dengan membagi bibit buah
pasir untuk bahan tambang, menggiatkan in- rambutan, pete, durian, menggiatkan tanaman
dustri kecil berupa makanan kecil, menggiatkan dalam pot, dan mengisi pekarangan kosong tepi
usaha bordir sulaman bayangan, menata tata sungai dengan pembuatan kolam ikan air tawar,
ruang letak rumah dengan kandang ternak sapi penanaman tanaman bumbu seperti jahe, kunyit,
agar tidak mengganggu lingkungan merupakan dan sere.
tugas LPM.

429
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 423 - 436

4. Peran Organisasi Sosial dalam Pem- keberadaan organisasi sosial lokal maka warga
berdayaan Masyarakat Lokal: Orgnisasi sosial dibalik bukit atau disebarang sungai tidak semua
lokal merupakan organisasi sosial non-formal akan mengetahui.
yang di bentuk oleh dari dan untuk masyarakat Sumber informasi tentang keberadaan or-
dalam komunitas tertentu yang mempunyai kesa- ganisasi sosial lokal yang diperoleh responden
maan kebutuhan dan kepentingan (Anwar Sitepu; cukup bervariasi, yaitu yang informasi diperoleh
2000, 12). Seperti teori yang dikemukakan Paul langsung dari pemerintah Nagari untuk Kerapa-
B Horton (dalam Sugiyanto, 2002: 25) bahwa tan Adat Nagari 24 responden (80 persen) untuk
lembaga selalu merupakan sistem gagasan dan informasi tentang Lembaga Keagamaan Nagari
perilaku yang terorganisir yang ikut serta dalam 15 responden (50 persen) informasi responden
perilaku itu. Secara teoriitik, lembaga sosial tentang organisasi sosial lokal Bundo Kandung
dibentuk seperti lembaga keluarga, pendidikan, dari pengurus nagari 25 responden atau (83
agama, ekonomi dan pemerintahan. persen) ini berarti informasi yang disebaroleh
Lembaga ini dibentuk untuk memenuhi ke- aparat Nagari cukup bagus sehingga masyarakat
butuhan hidup bersama bagi anggota masyarakat tahu tentang kegiatan dan kiprah dari organi-
yang menjadi anggota lembaga itu.Organisi sasi sosial lokal secara langsung dari sumber
sosial lokal dalam perkembangan selanjutnya yang benar dan resmi. Selebihnya masyarakat
sesuai dengan kebutuhan masyarakat kemudian mendapat informasi dari pengurus oraganisasi
muncul istilah institusi lokal yang menurut Es- sosial lokal dan dari sesama warga masyasrakat,
man dan Uphoof (dalam Sugiyanto, 2002: 58), sumber informasi yang diperoleh dari sesama
institusi lokal merupakan asosiasi komunitas warga hanya kecil rata-rata 5,17 persen. Hal
setempat yang bertanggunga jawab atas psoses ini terjadi pada warga yang rumahnya jauh dari
kegiatan pembangunan setermpat, seperti ke- kantor wali Nagari dan jarang-jarang menghadiri
lompok pengajian, koperasi, arisan, dan ronda. acara-acara yang diadakan oleh kantor pemerin-
Organisasi lokal ini seharusnya sangat akrab de- tahan Nagari.
ngan warga masyarakat keseluruhan, tetapi ada Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang
juga anggota masyarakat yang tidak tahu akan Organisasi Sosial Lokal: Tingkat pengetahuan
kehadiran organisasi sosial lokal tersebut, teru- masyarakat tentang organisasi sosial lokal yang
tama apabila wilayah organisasi sosial tersebut ada di Nagari Barung-barung Belantai ada se-
berbukit-bukit dan terlewati sungai yang cukup bagian warganya yang tidak mengetahui dan
lebar sehingga desa seperti terbelah, akibatnya ada sebagian warga yang mengetahui organisasi
mereka yang tinggal dekat dengan kantor Nagari sosial lokal yang ada. Letak tempat tinggal yang
tentu akan jelas organisasi sosial lokal apasaja jauh dari kantor nagari kurang peduli apa yang
yang dimiliki oleh nagari, lain halnya dengan terjadi di kampungnya, atau bekerja di kota lain
yang tinggal dibalik bukit, kalau tidak ada dapat digambarkan dalam tabel 2.
semacam sosialisasi dari aparat nagari tentang

Tabel 1
Sumber Informasi Tentang Keberadaan Organisasi Sosial Lokal

430
Organisasi Sosial sebagai Modal Sosial dalam Pemberdayaan .... (Enni Hardiati dan Sri Yuni Murtiwidayanti)

Data tabel 2 menunjukkan hampir semua semua kegiatan keagamaan mendapat bantuan
sumber data mengetahui adanya organisasi baik materi maupun nonmateri dari lembaga
sosial yang ada di kampung tempat tinggalnya. keagamaan ini. Semua yang diberikan oleh
Untuk kerapatan Adat Nagari (KAN) sebesar lembaga KAN ini kepada masyarakat melalui
30,10 persen responden mengetahui adanya majelis taklim yang sebenarnya berasal dari
lembaga KAN tersebut, bahkan terasa lembaga swadaya masyarakat.
KAN milik mereka. Lembaga KAN ini tum- Dari data pada tabel 2 terungkap Bundo
buh dari inisiatif warga masyarakat terhadap Kandung meskipun secara organisatoris meru-
kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga pakan arahan pemerintah, Bundo Kandung
tempat masyarakat mengadu berbagai masalah. sebenarnya adalah PKK di tempat lain. Kegia-
Lembaga tersebut sangat eksis dengan berba- tannya yang dilakukan Bundo Kandung secara
gai kegiatan yang didukung penuh oleh warga substantive juga berakar dari permasalahan lokal
masyarakat, sehingga hampir seluruh warga dan tidak lepas dari konteks budaya setempat.
masyarakat mengetahui dan mengenal organi- Ibu-ibu hampir semua mengenal organisasi ini
sasi sosial yang mereka bentuk. Demikian pula dan sangat solid dalam membantu ibu-ibu me-
dengan lembaga keagamaan, 27 responden atau nyelesaikan masalah baik tentang kebutuhan
90 persen sangat mengenal organisasi sosial ini pokok melalui koperasi maupun berbagai kete-
karena masyarakat penduduk Nagari Barung- rampilan yang dilakukan ibu-ibu, sebagai upaya
barung Belantai beragama Islam dan hampir menambah pendapatan keluarga .

Tabel 2
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Organisasi Sosial Lokal

Keberadaan LPM (Lembaga Pemberdayaan sponden yang tidak mempunyai usaha kurang
Masyarakat) diketahui oleh responden yang tahu kiprah dan kegiatan LPM. Tingkat Perhatian
mempunyai usaha misalnya warung, pedagang Masyarakat terhadap Organisasi Sosial Lokal
atau petani aktif yang sering mendapat bantuan dapat dilihat pada tabel 3.
permodalan dan penyuluhan tentang UEP. Re-

Tabel 3
Tingkat Perhatian Masyarakat terhadap Organisasi Sosial Lokal

431
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 423 - 436

Besar kecilnya tingkat perhatian masyarakat Partisipasi Masyarakat terhadap Kegiatan


terhadap organisasi sosial lokal yang tumbuh di Organisasi Sosial Lokal: Partisipasi Masyarakat
tengah-tengah mereka, tergantung dari besar ke- terhadap kegiatan Kerapatan Adat Nagari: Par-
cilnya inisiatif warga masyarakat itu sendiri atas tisipasi berasal dari bahasa latin participation
berdirinya organisasi sosial lokal tersebut. Or- yang berarti mengambil bagian atau ikut serta.
ganisasi sosial lokal yang mereka dirikan mampu Partisipasi akan diperoleh, apabila pimpinan
menjawab kebutuhan mereka dan berfunsi mengkomunikasikan program atau kegiatan
sebgai sarana, misalnya organisasi sosial lokal oraganisasi kepada warga masyarakat secara
yang mengurus masalah keagamaan, atau yang komunikatif, menarik dan jelas. Isi program
mengurus tentang pemberdayaan masyarakat, yang dikomunikasikan, sesuai dengan kebutu-
sebagai respon terhadap kebutuhan masyarakat han masyarakat. Menurut Keith Davis dalam
dan sebagai wadah tempat mereka menyatukan buku Human Relation at work yang dikutip RA
ide dan gagasan. Kesamaan kebutuhan terse- Santoso, partisipasi merupakan keterlibatan
but terlihat dari tingkat perhatian masyarakat mental dan pikiran dalam emosi, peran seseorang
terhadap organisasi sosial lokal, mereka akan dalam situasi kelompok yang mendorong untuk
merespon positif lahirnya organisasi itu karena memberikan sumbangan kepada kelompok.
merasa satu ide dan gagasan. Dengan demikian ada tiga unsur penting yang
Pengakuan responden yang kurang perhatian sangat menentukan yaitu partisipasi sesung-
terhadap kegiatan organisasi sosial, yaitu pada guhnya merupakan suatu keterlibatan mental
Lembaga Keagamaan Nagari 5 (17 persen), dan peranan, dari pada semata-mata hanya
LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) 3 keterlibatan secara jasmaniah, kemudian unsur
(10 persen) dan Bundo Kandung 3 (10 persen). kesediaan memberikan sumbangan pada usaka
presentasenya kecil dibandingkan yang sangat untuk mencapai tujuan kelompok. Disini terdapat
perhatian dan perhatian, alasan merekapun cu- rasa senang dan sukarela membantu kelompok
kup dimengerti, karena tidak ada waktu untuk dan adanya unsur tanggung jawab, unsur ini
mengikuti kegiatan yang bersifat rutin. Mereka merupakan segi yang menonjol dari pada rasa
banyak yang tahu keberadaan organisasi sosial menjadi anggota, di sini ada rasa sense of be-
tersebut tetapi tidak dapat mengikuti kegiatan longingness (R.A Susanto Sastroputro:13).
karena disibukkan bekerja untuk mencari nafkah Rasa memiliki terhadap organisasi sosial
dan tempat kerjanya jauh, sehingga tidak ada lokal yang mereka dirikan bersama, akan mudah
waktu berorganisasi atau mengikuti kegiatan menumbuhkan partisipasi masyarakat apalagi
organisasi sosial seperti warga lainnya. ditunjang adanya komunikasi yang intensif di-
Responden yang menaruh perhatian cukup antara sesama anggota dan pengurus, semua ini
besar terhadap organisasi sosial lokal cukup akan mendorong tumbuhnya prakasa, gagasan
tinggi, untuk Kerapatan Adat Nagari 15 (50 dan keaktifan anggota dalam kegiatan organisasi
persen), Lembaga Keagamaan Nagari 15 (50 sosial lokal tersebut. Kegiatan Kerapatan Adat
persen), LPM 21 (70 persen) dan Bundo Kan- Nagari yang mengundang masyarakat untuk
dung 21 (70 persen). Mereka merasa mendapat berpartisipasi antara lain: acara pembinaan adat,
keuntungan dengan mengikuti organisasi sosial acara pelantikan pemangku adat dan lomba wirid
lokal, karena sesuai dengan aspirasi mereka dan atau lomba menjadi dai, lomba pidato dan kes-
budaya lokal. Kegiatan adat, bordir bayangan enian daerah.
merupakan keterampilan yang diajarkan oleh Partisipasi Masyarakat terhadap Kegiatan
Bundo Kandung sudah turun temurun dan keg- Lembaga Keagamaan Nagari: Lembaga ini berg-
iatan secara umum lebih bervariatif sehingga erak dalam bidang keagamaan, yang dimaksud
masyarakat cukup responsif. adalah agama Islam karena mayoritas penduduk

432
Organisasi Sosial sebagai Modal Sosial dalam Pemberdayaan .... (Enni Hardiati dan Sri Yuni Murtiwidayanti)

Tabel 4
Partisipasi Masyarakat terhadap Kegiatan Kerapatan Adat Nagari

di desa Barung-barung Belantai beragama Islam. pengembangan agama Islam dan tempat anak-
Kegiatan yang dikelola lembaga ini bersifat anak belajar beragama. Kondisinya kurang
pembinaan antara warga dengan pemerintah memadai untuk belajar dan mengajar. Akhirnya
Nagari, agar mereka dapat menjalankan agama Lembaga Keagamaan Nagari mengadakan
dengan benar dan hidup rukun dengan warga musyawarah yang ditujukan untuk perbaikan
masyarakat. tempat kegiatan belajar agama serta sarana pe-
Dalam kegiatan pembinaan pada TPA yang nunjang lainnya, di antaranya gaji guru mengaji.
dikelola oleh lembaga keagamaan nagari men- Hasil musyawarah diputuskan untuk menggalang
dapat sambutan yang cukup bagus dari masya- dana dari perantau mengingat dana yang asli
rakat. 20 responden berpartisipasi penuh adanya diperoleh dari warga masyarakat untuk kegiatan
pembinaan TPA yang kondisinya sangat mem- keagamaan sangat kecil .
prihatinkan, mengingat TPA sebagai tempat

Tabel 5
Partisipasi Masyarakat terhadap Kegiatan Lembaga Keagamaan Nagari

Ternyata bantuan dari perantau cukup untuk hanya bersifat insidentil pada waktu hari-hari
menggaji guru ngaji, pembelian kitab suci Al besar Islam saja. Menurut mereka secara dalam
Qur’an, pembelian bangku-bangku. Kiriman hal ajaran agama warga perlu dilakukan terus-
perantau ada yang rutin setiap bulan dan ada menerus agar dapat terwujud warga kampung
yang sekali satu tahun. Dana tersebut dikirim yang bertaqwa dan taat perintah agama.
melalui rekening bank pengurus kembaga Partisipasi Masyarakat terhadap LPM (Lem-
keagamaan Nagari. Pembinaan Majelis Taklim baga Pemberdayaan Masyarakat): Lembaga ini
dilakukan untuk mengatur pelaksanaan penga- membantu masyarakat Nagari Barung-barung
jian baik untuk ibu-ibu maupun bapak-bapak, Belantai dalam usaha pengembangan potensi dan
masyarakat cukup antusias dengan lembaga ini, sumber daya lokal, atau membantu masyarakat
25 responden (83 persen berpartisipasi penuh). dalam mengusahakan mengolah potensi lokal
Mereka memberi usulan agar pengajian di seperti usaha perkebunan dan penjualan gambir,
tiap-tiap dusun secara rutin diadakan dan tidak padi sawah, tanaman durian dan kerajinan sula-

433
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 423 - 436

Tabel 6.
Partisipasi Masyarakat terhadap Kegiatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

man bayangan. Lembaga ini membantu dalam desa dan pada saat menjelang hari-hari besar
usaha ekonomi produktif dan membantu pelak- seperti tanggal 17 Agustus hari kemerdekaan,
sanaan penyediaan sarana prasarana pengolahan menyambut ramadhan atau menjelang lomba
usaha ekonomi produktif. Kegiatan dilakukan desa. Masyarakat mudah diajak musyawarah, un-
melaui musyawarah baik dalam perencanaan, tuk tenaga atau untuk iuran biaya pembangunan,
pelaksanaan maupun evaluasi pembangunan masyarakat nagari Barung-barung Belantai tidak
sarana dan prasarana. pernah sulit untuk kebersamaan, karena tingkat
Perhatian dan kemauan masyarakat untuk kekerabatan masih cukup tinggi, terbukti dari apa
melakukan gotong royong sangat tinggi 30 (100 saja kegiatan yang direncanakan dan dilakukan
persen) seperti kebersihan pasar desa, masjid, oleh KAN (Kerapatan Adat Nagari) mereka
gotong royong, talud sungai yang melintasi cukup antusias dan penuh perhatian.

Tabel 7.
Partisipasi Masyarakat terhadap Kegiatan Organisasi Sosial Bundo Kandung

Kegiatan Goro lembaga pemberdayaan dan dimengerti pada organisasi sosial lokal
masyarakat juga mengadakan pembinaan be- sebagai pelayanan masyarakat di satu sisi dan
berapa usaha ekonomi produktif masyarakat masyarakat sebagai penerima layanan disisi lain.
seperti peladangan dan pengolahan gambir. Di dalam interaksinya keduanya antara pemberi
Lembaga ini mengadakan penyuluhan ten- pelayanan dan pihak yang dilayani sering terjadi
tang penanaman kembali tanaman gambir dan gap (kesenjangan) sehingga mengganggu proses
efisiensi pengolahan gambir menjadi bahan pelayanan dan eksistensi organisasi selanjutnya,
jadi untuk penyamakan dan pewarnaan kulit, baik terhadap benda atau jasa yang diberikan dari
meremajakan atau menanam buah durian pada organisasi sosial tersebut kepada masyarakat.
lahan kosong penduduk,karena pohon durian Kesenjangan dapat terjadi pada harapan si
yang ada termasuk tanaman tua. Mengatur galian penerima pelayanan tidak sesuai dengan yang
pasir dan menggiatkan usaha sulaman sebagai dijanjikan organisasi yang sudah direncanakan
upaya menambah pendapatan keluarga. Terda- sejak saat terbentuknya organisasi tersebut,
pat dua komponen pokok yang harus dipahami sehingga ketika harapan tersebut tidak sesuai

434
Organisasi Sosial sebagai Modal Sosial dalam Pemberdayaan .... (Enni Hardiati dan Sri Yuni Murtiwidayanti)

akan terjadi gap, tetapi tidak sampai pada tahap yang bisa dipasarkan seperti rempeyek, kue-kue
konflik meskipun cukup mengganggu. Organi- kering .
sasi sosial lokal apabila hasil kegiatannya tidak Organisasi Sosial Lokal Bundo Kandung
sesuai dengan tujuan dari organisasi itu sendiri sebagai komponen nagari mempunyai kekua-
dapat disebabkan oleh beberapa hal: Organisasi tan mengikat ibu-ibu, tidak saja pada kegiatan
sosial lokal tersebut tidak jelas arah visi dan keterampilan tetapi juga dalam kegiatan yang
misinya akibatnya tujuan akhir organsiasi sosial bernuansa budaya lokal seperti kesenian, tari dan
tidak terlihat jelas dan tidak dijabarkan dalam pelestarian uapacara adat. Semua jenis kegiatan
garis besar tugas yang diemban organisasi sosial yang diadakan oleh Bundo Kandung, kaum ibu
tersebut, sehingga strategi yang akan ditempuh sangat berminat dan tekun. Di Nagari Barung-
dalam langkah konkrit kerja organisasi tersebut barung Belantai organisasi sosial ini termasuk
jadi tidak jelas. sukses memberikan pengenalan ibu-ibu pada
Pengarahan, pengawasan, dan evaluasi. kegiatan yang sehat dan menguntungkan untuk
Fungsi ini kadang kurang diperhatikan sehingga pengembangan keterampilan wanita.
berjalannya organisasi sesuai naluri saja tanpa
perencanaan dan pembagian tugas yang matang. E. Penutup
Hubungan yang kurang baik dengan penerima Organisasi Sosial Lokal yang tumbuh dan
pelayanan. Hubungan baik antara oraganisi so- berkembang di tengah-tengah masyarakat
sial dengan anggota masyarakat yang dilayani Nagari Barung-barung Belantai telah dapat
terkadang kurang dipelihara, masing-masing berfungsi sebagai wadah untuk menyatukan ide
merasa sudah tidak bertanggung jawab bila tu- dan gagasan anggota masyarakat dalam rangka
gasnya sudah dapat diselesaikan. Melihat indika- memenuhi kebutuhannya organisasi sosial lokal.
tor keberhasilan organisasi, apabila pekerjaannya Organisasi telah dapat berfungsi sebagai sarana
berhasil memuaskan orang-orang yang dilayani untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam
tetapi kurang terpikirkan oleh pengurus organ- berbagai kondisi yang memerlukan mediator
isasi sosial tersebut. Organisasi akan kehilangan untuk menyelesaikannya. Organisasi sosial
hubungan baik bila masyarakat tidak terlayani lokal yang mereka bentuk, menjadi sarana usaha
dengan baik. Dari beberapa aspek kesenjangan kesejahteraan sosial tinggal mengarahkan pada
ini dapat terjadi di organisasi sosial lokal bila masing-masing masalah yang spesifik, sesuai
tidak diperhatikan fungsi-fungsi managemen. tujuan organisasi dibentuk. Misalnya, yang
Sekalipun organisasi sosial lokal sederhana mengatur masalah adat disebut kerapatan adat
apabila memberi pelayanan masyarakat, tetap nagari, yang mengatur masalah kegamaan pada
harus mempertimbangkan kepuasan pada pene- lembaga keagamaam nagara dan yang mengatur
rima pelayanan. Oleh sebab itu, harus tetap pemberdayaan masyarakat disebut lembaga
memperhatikan kaidah tentang sebuah organi- pemberdayaan masyrakat.
sasi yang baik sehingga mempunyai hasil yang Sumber informasi, tingkat pengetahuan ting-
berkualitas. kat perhatian dan tingkat partisipasi masyarakat
Dari hasil observasi terungkap ibu-ibu terhadap kegiatan organisasi sosial lokal seperi
Nagari Barung-barung Belantai memang rajin KAN, LKN, LPM dan Bundo Kandung cukup
mengadakan kegiatan atau aktif dalam kegiatan timggi dan positip hal ini sejalan dengan ke-
kewanitaan terutama yang menambah pengeta- inginan mereka. Kehadiran organisasi sosial
huan keterampilan. Antusiasme mereka cukup lokal yang mereka bentuk dari oleh dan untuk
tinggi terbukti dari segala kelompok umur remaja masyarakat ternyata mampu menjadi wadah ke-
sampai lansia menekuni kegiatan keterampilan giatan usaha kesejahteraan sosial, tetapi karena
seperti sulaman, bordir, dan pembuatan kue-kue banyak keterbatasan yang ada pada masyarakat

435
Jurnal PKS Vol 14 No 4 Desember 2015; 423 - 436

antara lain tingkat pendidikan yang rendah pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan So-
pengurusnya, sehingga pemahaman dan praktek sial (B3KS) Penelitian tentang Kegiatan Organisasi
Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta.
ilmu berorganisasi yang paling sederhana kadang Departemen Sosial RI (1985). Petunjuk Pelaksanaan
ada yang tidak mengetahui. Kemudian dana yang Pembinaan Organisasi Sosial. Jakarta.
terbatas dan pendamping tempat mereka bertanya Departemen Sosial RI (2006). Masalah Sosial di Indo-
tidak ada. Terkadang yang dikerjakan organisasi nesia, Jakarta.
kurang memuaskan anggota masyarakat Departemen Sosial RI (2005). Peranan Organisasi Sosial
dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta.
Potensi sosial masyarakat seperti tersebut David O. Sears,dkk (1985). Psikologi Sosial, Jakarta:
diatas, yaitu adanya organisasi sosial lokal se- Erlangga.
bagai patner pemerintah dalam mengusahakan Edi Suharto. (2000). Fungsi-Fungsi Pekerjaan Sosial.
kesejahteraan sosial masyarakat, sebenarnya Bandung: BDPTS.
telah mampu menjawab keinginan masyarakat Holil Soelaeman, (1985). Partisipasi Masyarakat, Band-
ung: STKS.
sebagai termpat mereka menyelesaikan masalah- Indrawijaya, Anwar Ibrahim. (1989).Perilaku Organisasi
nya. Namun adanya keterbatasan yang dimiliki Sosial. Bandung: Senar.
organisasi sosial lokal perlu pendanmpingan un- John Field, (2003). Modal Sosial, Yogyakarta:Kreasi
tuk menyelesaikan masalah mereka baik masalah Wacana.
keorganisasian maupun pendanaan. Kemampuan Kartasasmita, Ginanjar, 1993. Kemiskinan.Jakarta: Balai
Pustaka.
organisasi sosial lokal berarti pekerjaan Dinas Khatib Pahlawan Kayo RB. (2009). Karakteristik Organi-
Sosial setempat telah diringankan, artinya tanpa sasi Sosial. Padang:Bodiklat.
membentuk telah terbentuk organisasi sosial Koentjaraningrat. (1984). Masyarakat Desa di Indonesia,
lokal yang cukup eksis yang dibutuhkan kemu- Jakarta:Fakultas Ekonomi UI.
dian adalah memelihara dan memfasilitasi agar Soetomo. (2008). Masalah Sosial.Yogyakarta: UGM.
T. Sumarnonugroho, (1991). Sistem Intervensi Kesejahte-
organisisi itu tetap eksis di tengah masyarakat raan Sosial. Yogyakarta:Hanindito.
dan tinggal mengarahkan pada penggalangan Santosa S. Hanijoyo. (1974). Beberapa Catatan Tentang
sumber dan potensi yang ada, untuk mencegah Partisipasi Masyarakat. Jakarta:Departemen Pen-
dan mengatasi PMKS (Penyandang Masalah didikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan
Kesejahteraan Sosial) setempat. Pendidikan.
Santoso Sastroputro. (1986). Partisipasi, komunikasi,
persuasi, dan disiplin dalam pembangunan nasional.
Pustaka Acuan Bandung: Alumni.
Adi, Isbandi Rusminto (2001). Pemikiran-Pemikiran Sugiyanto. (2002). Lembaga Sosial. Jogyakarta: Global
dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Pustaka Utama
LEUI. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009. Tentang Kese-
Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial Pelaksanaan jahteraan Sosial.
Pembangunan Organisasi Sosial. Jakarta.

436

Anda mungkin juga menyukai