Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN

FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN


Mata Kuliah : Konsep dasar keperawatan
Dosen Pengampu : Dr. Eni Sumarliyah, MKes.

Disusun oleh :
Dyah Mutia Prameswari (20210660034)
Marta Athila Rizky (20210660026)
Putri Rahma Setianti (20210660027)

D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2021

FALSAFAH KEPERAWATAN
Falsafah keperawatan adalah kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi
pedomandalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat.
Falsafah keperawatan merupakan sebuah pandangan dasar tentang hakikat seorang manusia dan
esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam pelaksanaan praktek keperawatan.
Hakikat manusia yang dimaksud ialah manusia sebagai makhluk hidup biologis, psikologis,
sosial dan spiritual, sedangkan esensinya ialah falsafah keperawatan yang terdiri dari : pertama
memandang bahwa pasien sebagai manusia holistik yang harus dipenuhi segala kebutuhannya
baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spritual yang diberikan secara komprehensif dan
tidak bisa dilakukan hanya secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya, kedua : bentuk
pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan tetap memperhatikan aspek
kemanusian, ketiga : setiap falsafah dan Teori Keperawatan dalam Integrasi Keilmuan.
Dalam falsafah keperawatan pasien di pandang sebagai Mahluk Holistic yang harus dipenuhi
segala kebutuhannya,baik kebutuhan biologis, psikolois, sosial dan spiritual yangdiberikan
secara komprehensif. Kegiatan yang dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti
menghargai dan menghormati manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi
keadilan bagi sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan
ras, jemis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, alira politik, dan status sosial ekonomi.
Falsafah keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah sebenarnya dapat
diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan alam semesta, dalam hal ini
pengetahuan keperawatan, sehingga falsafah keperawatan adalah keyakinan dasar tentang
pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan
perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada respons mereka terhadap
situasi.
Falsafa keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang ada, serta keingotahuan
tentang gambaran sesuatu yang lebih berbeda pada alasan logis dibandingkan dengan metode
empiris.
Falsafah keperawatan menurut Roy (Me Quiston, 1995) ada 8, empat berdasarkan falsafah
prinsip humanisme dan empat berdasarkan falsafah prinsip veritivity.
falsafah humanisme/ kemanusiaan" mengenali manusian dari sisi subyektif dan pengalamannya
sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai". Sehingga ia berpendapat bahwa seorang
individu :
1. saling berbagi dalam kemampuan untuk berfikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui
masalah yang dihadapi dalam mencari solusi
2. Bertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi
3. Memiliki holism intrinsic/ holistik (satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang
meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual)
4. Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki
hubungan dengan orang lain.
Veritivity berarti kebenaran/ kejujuran yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa
ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang
mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip
veritivity adalah sebagai berikut ini. Individu dipandang dalam konteks :
1. Tujuan eksistensi manusia
2. Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
3. Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum
4. Nilai dan arti kehidupan
PARADIGMA KEPERAWATAN
Paradigma (kerangka berpikir) adalah seperangkat kepercayaan atau keyakinan yang menuntun
seseorang dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
Paradigma keperawatan menurut Masterman, 1970 adalah pandangan fundamental tentang
persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.
Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai
fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi
sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional.
Paradigma memiliki fungsi yaitu Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang
melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan kperawatan, praktik
dan organisasi profesi, membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan
kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita.
Peran serta Masyarakat Kesehatan Masyarakat
Tiga komponen dasar ilmu Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Konsep keperawatan dikarakteristikan oleh 4 konsep pokok yaitu:
1. Manusia
2. Kesehatan
3. Keperawatan
4. Lingkungan
Paradigma keperawatan menurut Asumsi Orlando :
Asumsi Orlando terhadap metaparadigma keperawatan hampir seluruhnya terkandung dalam
teorinya. Sama dengan teori-teori keperawatan pendahulunya asumsinya tidak spesifik, namun
demikian Schmieding (1993) medapatkan dari tulisan Orlando mengenai empat area yang
ditekuninya :
1. Perawat
Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan sebagai
fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional yaitu membantu mengenali dan menemukan
kebutuhan pasien yang bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui
kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses
keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan
perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien.
2. Manusia
Manusia bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang dalam situasi
tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan pertolongan, dan akan
mengalami distress jika mereka tidak dapat melakukannya. Hal ini dijadikan dasar pernyataan
bahwa perawat profesional harus berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat menolong
dirinya dalam memenuhi kebutuhannya.
3. Sehat
Orlando tidak medefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas dari ketidaknyamanan
fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera berkontribusi terhadap sehat. Perasaan
adekuat dan sejahtera dalam memenuhi kebutuhannya berkontribusi terhadap sehat.
4. Lingkungan
Orlando berasumsi bahwa lingkungan merupakan situasi keperawatan yang terjadi ketika
perawat dan pasien berinteraksi, dan keduanya mempersepsikan, berfikit, dan merasakan dan
bertindak dalam situasi yang bersifat segera. Pasien dapat mengalami distress terhadap
lingkungan therapeutik dalam mencapai tujuannya, perawat perlu mengobservasi perilaku pasien
untuk mengetahui tanda-tanda distress.

KONSEP SEHAT DAN SAKIT


Berdasarkan konsep sehat sakit tersebut, maka paradigma keperaatan dalam Konsep sehat sakit
memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan selama rentang sehat
sakit, akan melihat terlebih dahulu status keseatan dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah
statusnya dalam keadan setengah sakit, sakit, atau sakit kronis, sehngga akan dikethui tingkatan
asuhan keperawatanyang diberikan serta tujuan yang ingin diharapkan dalam meningkatkan
status kesehatan.
Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat. Sehat merupakan suatu keadaan/
kondisi seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit, baik secara fisik maupun
jiwa.Sakit adalah istilah untuk keadaan buruk pada pikiran, tubuh, dan hal lain seperti jiwa. Sakit
adalah perasaan umum saat seseorang merasa sakit atau tidak enak badan (keadaan seseorang
selain dari sehat).
Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/ kondisi seluruh badan
serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. konsep “sehat”, menurut World Health Organization
(WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik,
mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Sehat bukan
sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum
tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun
sosial
• Rentang Sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan normal, sehat sekali dan sejahtera. Dikatan sehat bukan
berarti bebas dari penyakit, akan tetapi jua meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang
meliputi aspe fisik, emosi, sosia dan spiritual.
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan:
1. Perkembangan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempunyai arti bahwa
perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan
dan perkembangan.
2. Sosial Kultural
Sosial kultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan status kesehatan seseorang karena
akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam
perilaku keehatan.
3. Pengalaman Masa Lalu
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi perobahan status kesehatan hal ni dapat diketahui
jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk
sehingga berdampak besar pada status kesehatan selanjutnya.
4. Harapan Seseorang Tentang Dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam meningkatkan perubahan status
kesehatan ke arah ang optimal.
5. Keturunan
Keturunan juga mempengaruhi terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi
perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik, walaupun tidak terlalu besar
tetapi akan mempengaruhi respon terhadap berbagai penyakit.
6. Lingkungan
Lingkungan yang dimakasud adalah lingkingan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri,
tempat pembuangan ai limbah atau kooran serta rumah yang kurang memenuhi persyaraan
kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status
kesehatan.
7. Pelayanan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan.

• Rentang Sakit
Rentang sakit merupakan rangkaian dalam onep sehat sakit. Entang ini dimulai dari keadaan
setengah sakit, sakit, sakit kronis dan kematian. Sakit pada dasarnya merupakan keadaan
terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau
sebagian, serta terganggunya proses penyeuaian diri manusia.
Tahap proses sakit :
1. Tahap Gejala
Tahap ini merpakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditanda adanya
perasaan tidak nyaman terhadap dirinya sendiri karena timbulnya suatu gejala yang dapat
meliputi gejala fisik.
2. Tahap Asumsi Terhadap Sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang dialaminya dan akan
merasakan keragu-raguan pada kelainan atau gangguan yang dirasakan pada tubuh.
3. Tahap Kompak dengan Pelayanan Kesehatan
Tahap ini seseorang telah melakukan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta
nasehat dari profesi kesehatan seperti dokter, perawat atau lainnya yang dilakukan atas inisiatif
dirinya sendiri.
4. Tahap Ketergantungan
Tahap ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami suatu penyakit yang tentunya akan
mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi seseorang sudah mulai ketergantungan dalam
pengobatan akan tetapi tidak semua orang mempunyai tingkat ketergantungan yang sama
melainkan berbeda berdasarkan tingkat kebutuhannya.
5. Tahap Penyembuhan
Tahap ini merupkan tahap terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi, di
mana seseorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan
kembali berperan seperti sebelum sakit.

Dampak Sakit :
1. Terjadi perubahan peran di keluarga
2. Terjadi gangguan psikologis
3. Masalah keuangan
4. Kesepian akibat perpisahan
5. Terjadnya perubaha kebiasaan sosial
6. Terganggunya privasi seseorang
7. Otonomi
8. Terjadi perubahan gaya hidup

Perilaku Pada Orang yang sakit :


1. Adanya perasaan ketakutan
Perilaku ini dapat terjadi pada semua orangdengan ditandai adanya perasaan takut sebagai
dampak dari sakit.
2. Menarik diri
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Tingkat kecemasan yang
dialamiseseorang pun akan berbeda. Untuk mengurangi kecemasan, maka seseorang akan
berperilaku menarik diri seperti diam jika tidak diberi pertanyaan.hal tersebut sebagai bentuk
upaya menghindari cemas.
3. Egosentris
Perilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang ditunjukan dengan banyak mempersoalkan diri
sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan orang lainatau memikirkan orang lain. Perilaku ini
juga ditunjukkan dengan selalu ingin bercerita tentang penyakitnya.
4. Sensitif teradap persoalan kecil
Pada orang sakit perubahan perilaku ini biasaanya selalu ditimbulkan dengan selalu
mempersoalkan hal-hal yang kecil sebagai dampak terganggunya psikologis seperti selalu
mengomel jika keadaan tersebut tidak sesuain dengan dirinya.
5. Reaksi emosional tinggi
Perilaku ini dapt ditunjukan dari sseorang yang mengalami sakit dengan mudah menangis, marah
serta tuntutan perhatian yang lebih dari sekitarnya.
6. Perubahan persepsi
Terjadi perubahan persepsi selama sakit ini dapat ditunjukkan dengan timbulnya persepsi bahwa
dokter dan perawat adalah orang yang dapt membantu menyembuhkannya sehingga menaruh
harapan sanga besar pada dokter dan perawat tersebut.
7. Berkurangnya minat
Perubahan perilaku yang ditunjukkan pada seseorang yang mengalami sakit adalah berkurangnya
minat karena terjadi stres (ketegangan) yang diakibatkan penyakit yang dirasakan serta
menurunnya kemampuan dalam melakuka aktifitas sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
https://bayuhernandez06.wordpress.com/materi-kuliah/falsafah-dan-paradigma-
keperawatan/
https://uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/konsep-sehat-dan-sakit
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/F.A.%20SAPUTRI%20KDK2T2%20(1).pdf
https://nanopdf.com/download/perawatan-kesehatan-masyarakat_pdf

Anda mungkin juga menyukai